1. Jelaskan definisi mengenai “Sistem Produksi” dalam suatu proses produksi yang
anda ketahui dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami ! Berikan contoh dari
sistem produksi tersebut ! Jelaskan perbedaan dari “Manajemen Produksi“ dan
”Manajemen Operasi“ dan masing masing contoh untuk membedakannya !
Pengertian : Sistem Produksi adalah satu rangkaian operasi yang mengolah bahan
mentah (raw material), bahan setengah jadi (intermediate product), komponen atau
rakitan (subassembly) untuk menghasilkan output bernilai tambah (value added
product) atau produk akhir (finished good) dengan mempergunakan sumber daya
(resource) dari elemen teknologi (mesin, peralatan, fasilitas produksi dan energi) dan
elemen organisasi (tenaga kerja, manajemen, informasi dan modal). Sistem ini adalah
sistem integral yang didalamnya terdapat fungsional perusahaan dan juga komponen
yang sifatnya structural. Sistem Produksi meliputi kegiatan perancangan (design),
pengadaan (procure), pembuatan (produce), penyimpanan (store), pengiriman (deliver)
dan pelayanan (service).
Contoh : Manajemen produksi → perusahaan meubel dan tas yang serta pada
perusahaan tambang minyak bumi dengan proses analitiknya untuk memaksimalkan
produksi minyak dan gas bumi dengan semua teknologi dan asetnya. Manajemen
Operasi → Perusahaan jasa perawatan sumur migas mengatur pemanfaatan
sumber daya perusahaan yang optimal, yaitu sumber daya harus dimanfaatkan
sebanyak mungkin termasuk sumber daya manusia dan kualitasnya, dengan
meminimalkan kehilangan, pemborosan, dan yang kurang dimanfaatkan.
2. Jelaskan perbedaan dari proses produksi “Job Shop”,”Flow Shop” dan
“Project”! Berikan masing – masing satu contoh untuk memperjelas perbedaan
tersebut !
Perbedaan : Flow Shop adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya
dengan aliran atau urutan proses sama atau serupa. Aliran proses keseluruhan produk
adalah tetap. Pengaturan sumber daya mengikuti aliran proses dari produk (by product
layout). Flow Shop ada dua jenis yaitu Continuous Flow Shop dan Intermittent Flow
Shop. Pada Continuous Flow Shop, material berpindah (masuk dan/atau keluar) pada
satu proses terus berkelanjutan selama proses tanpa menunggu proses tuntas selesai,
Job Shop adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan aliran
atau urutan proses yang beragam. Urutan proses satu produk dapat menjadi aliran balik
produk yang lain. Pengaturan sumber daya mengikuti kemiripan fungsional proses (by
process layout). Material berpindah sesuai dengan kebutuhan proses berikutnya.
Project adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan aliran
atau urutan proses yang unik sesuai rancangan order pesanan. Urutan proses sangat
tergantung dari jaringan dependensi aktivitas proses produksinya. Sumber daya lebih
banyak dipindahkan menuju material dibandingkan material dipindahkan ke sumber
daya. Pengaturan sumber daya mengikuti lokasi material yang diproses (fixed site
layout). Material konstruksi utama cenderung tidak banyak berpindah.
.
3. Berikan penjelasan mengenai input dan output dari MRP serta apa saja
persyaratan yang harus dipenuhi dalam implementasi MRP !
Input daripada sistem MRP adalah Master Production Schedule (MPS) atau Jadwal
Produksi Induk, Inventory Status File (Berkas Status Persediaan) dan Bill of Materials
(BOM) atau Daftar Material sedangkan Outputnya adalah Order Release Requirement
(Kebutuhan Material yang akan dipesan), Order Scheduling (Jadwal Pemesanan
Material) dan Planned Order (Rencana Pesan di masa yang akan datang).
4.
Inventory Status File (Berkas status Persediaan) : Inventory Status File ini berkaitan
dengan hasil perhitungan persediaan dan kebutuhan bersih untuk setiap periode
perencanaan. Setiap inventory atau persediaan harus memberikan informasi status yang
jelas dan terbaru mengenai jumlah persediaan yang ada saat ini, jadwal penerimaan
material ataupun rencana pembelian yang akan diserahkan ke pemasok. Informasi ini
juga harus meliputi Jumlah Lot (Lot sizes), Lead Time (tenggang waktu), Safety Stock
Level dan juga jumlah material yang rusak/cacat.
Bill of Materials (BOM) : BOM adalah sebuah daftar yang berisikan jumlah masing-
masing bahan baku, bahan pendukung dan sub-assy (semi produk) yang dibutuhkan
untuk membuat suatu produk jadi.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Master Production Schedule (MPS),
Rough Cut Capacity Planning (RCCP), Material Requirement Planning (MRP) dan
Capacity Requirement Planning (CRP) dalam suatu Sistem Produksi yang anda
ketahui !
Master Production Schedule atau Jadwal Induk Produksi adalah perencanaan
produksi jangka pendek pada suatu perusahaan yang berisi tentang rencana menyeluruh
serta perinciannya dalam menghasilkan produk akhir (produk jadi). Dalam Jadwal
Induk Produksi juga memuat prioritas model produk yang akan diproduksi, jadwal
pembelian bahan-bahan produksi, jadwal pelaksanaan proses produksi dan jadwal kerja
karyawan serta jadwal operasional mesin. Jadwal Induk Produksi ini juga bermanfaat
dalam merencanakan kapasitas produksi dan kebutuhan material untuk aktivitas
produksi.
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) menentukan apakah sumber daya yang
direncanakan cukup untuk melaksanakan MPS. RCCP lebih terperinci daripada RRP
karena RCCP bertujuan menghitung beban untuk semua item yang dijadwalkan dan
dalam periode waktu yang aktual. Jika proses RCCP mengindikasikan bahwa MPS
layak dilaksanakan maka MPS akan diteruskan ke proses MRP guna menentukan bahan
baku atau material, komponen dan subassemblies yang dibutuhkan.
Proses penentuan jumlah tenaga kerja dan mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
kegiatan produksi. Suatu perincian penentuan kapasitas yang diperlukan MRP oleh
pemesanan sekarang dalan proses verifikasi yang mendasari dalam membuat suatu
akhir penerimaan terhadap pengendali jadwal produksi
- Customer order
- Product design
- Manufacturing engineering
- Inventory control
- Industrial engineering
- Supplies reveiving
- Production
- Warehousing
- Shipping to customer
Dalam gambar diatas jelas terlihat bahan penyusunan penjadwalan operasi dimulai dari
penentuan besarnya volume permintaan barang / jasa yang diminta oleh konsumen yang
kemudian dilanjutkan dengan :
- Rencana pengaturan tenaga kerja
- Rencana pengaturan mesin / peralatan
- Rencana pengaturan material
Selanjutnya begitu jadwal disusun maka akan dioperasionalisasikan dalam bentuk
pelaksanaan. Dalam kenyataannya tidak selalu pelaksanaan sesuai dengan rencana.
Apabila timbul perbedaan antara pelaksanaan dan rencana maka perlu dilakukan
tindakan koreksi terhadap :
- Jadwal yang telah dibuat, ada kemungkinan rencana yang dibuat terlalu optimis
sehingga sulit untuk dilaksanakan atau kemungkinan lain terjadi perubahan volume
permintaan yang cukup berarti. Apabila hal ini terjadi maka perlu adanya perubahan
rencana yang lebih realistis.