Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PERUBAHAN

“Perubahan Budaya Kerja Pada Perusahaan Samsung”

Dosen Pengampu: Nuri Aslami, M.Si

Disusun Oleh:
Rizka Salsabila (0506202198)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
Budaya Organisasi Samsung & Karakteristiknya

Budaya perusahaan Samsung berfokus pada pencapaian inovasi teknologi tingkat tinggi yang
melibatkan strategi pengembangan sumber daya manusia. Budaya perusahaan ini merupakan
bagian dari desain organisasi yang menekankan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
karyawan untuk melakukan inovasi produk teknologi perusahaan, seperti smartphone dan laptop.
Dalam hal ini, karakteristik budaya organisasi mendukung pernyataan misi dan visi perusahaan
Samsung, yang berfokus pada produk unggulan yang meningkatkan kehidupan dan masyarakat.
Dengan demikian, budaya perusahaan mewujudkan tujuan strategis jangka panjang untuk menjaga
posisi kompetitif perusahaan sebagai salah satu perusahaan dominan di pasar multinasional untuk
semikonduktor, elektronik konsumen, dan teknologi terkait. Berdasarkan nilai inti perusahaan,
berikut adalah karakteristik utama budaya organisasi Samsung:

1. Pengembangan kesempatan bagi seluruh karyawan


2. Gairah untuk keunggulan
3. Perubahan konstan
4. Landasan etis untuk integritas
5. Penekanan pada kemakmuran untuk semua

Transformasi Budaya Samsung Grup

Fase 1 Budaya Hierarki (Hierarchy Culture)

Ketua Samsung bermula melihat bahwa belakangan ini terjadinya pelambatan dalam
Inovasi yang dilakukan oleh para karyawannya. Beliau melihat dari segi struktur organisasi yang
menganut budaya Hierarki (hierarchy Culture) yang menekankan konsep lingkungan kerja yang
formal dan terstruktur dengan kendali perusahaan sepenuhnya dipegang oleh para pejabat tinggi
perusahaan, sebab dinilai memiliki pengalaman dan kemampuan yang layak untuk dijadikan
panutan. Yang artinya ide berasal dari pendiri perusahaan saja. Namun, berbanding terbalik dengan
hasilnya karena kurangnya inovasi dan pendekatan desain samsung hanya dari perangkat kerasnya
saja, hal ini menjadi motif untuk perubahan organisasi yang mana perlu adanya perubahan
organisasi yang fleksibel dan dinamis untuk menciptakan Inspirasi dan Inovasi.

Fase 2 Budaya Andhokrasi (Andhocracy Culture)

Pada tahun 1996 perusahaan menyimpulkan bahwa untuk dapat menjadi perusahaan dengan
brand teratas, samsung membutuhkan para ahli desain yang berasal dari internal perusahaan atau
karyawan samsung sendiri. Disini mereka menerapkan Andhokrasi (Andhocracy Culture). Budaya
kerja ini menekankan konsep kebebasan bagi karyawan untuk menciptakan sesuatu yang baru
sehingga mereka menjadi lebih fleksibel dalam bekerja dan nantinya akan mampu bertahan di
tengah ketatnya persaingan. Budaya ini berjalan dengan baik yang membuat Inovasi terjadi dimana-
mana, namun masih belom menyasar apa kemauan konsumen. Meskipun demikian budaya ini telah
membangkitkan Samsung Grup dari keterbatasn Inovasi. Samsung Grup kemudian ingin
meningkatkan persaingan kompetensi antar karyawan untuk menciptakan kualitas produk yang
bermutu.

Fase 3 Budaya Pasar (Market Culture)

Setelah sukses dalam menerapkan organisasi yang fleksibel dan mampu bertahan,
selanjutnya samsung menerapkan budaya Pasar (Market Culture) yang menggunakan persaingan
kompetensi internal yang artinya mereka mengembangkan keahlian dalam perusahaan (keahlian
para karyawan samsung) akan menciptakan sekelompok perancang yang nantinya memiliki
pandangan secara menyeluruh serta dapat mengembangkan potensi serta kapasitas mereka.
Berbagai program mereka kembangkan untuk meningkatkan potensi SDM agar dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pengembangan sistem untuk perangkat keras
maupun perangkat lunak yang terus didorong untuk menjadi yang terbaik dan melakukan perbaikan
terus-menerus.

Fase 4 Budaya Kualitas

Dengan adanya persaingan, para karyawan termotivasi untuk bersikap kompetitif dan fokus
dalam mencapai tingkat produktivitas tertentu. Dengan adanya perubahan dari internal ini, Samsung
kembali mentransformasikan budaya perusahaan menjadi budaya Kualitas, dimana fokus utama
dalam penerapan budaya ini adalah kepuasan pelanggan. Strategi yang digunakan samsung adalah
menvisualisasikan masa depan, dan membingkai masalah. Menghubungkan masa lalu dengan masa
kini untuk menciptakan suatu proyek masa depan. Sehingga pada akhirnya Samsung menjadi
perusahan yang besar dengan segudang Inovasi dan selalu melihat perubahan perilaku konsumen
untuk membantu permasalahan para konsumen.

Perbaikan kualitas terhadap produk :

Tidak hanya berfokus pada perangkat keras, tetapi juga perangkat lunak. Awalnya Samsung
lebih menekankan untuk memproduksi perangkat keras dan memilih tidak mengembangkan
perangkat lunak, namun sekarang samsung juga mengembangkan perangkat lunak seperti musik,
film, video games karena Samsung menilai mempunya profit margin yang lebih besar dan siklus
hidup yang lebih lama terlebih mengkombinasikan keduanya agar sejalan dengan keinginan
konsumen.

Perbaikan kualitas terhadap karyawan :

Pada fase 3 dalam perubahan organisasi yang dilakukan Samsung untuk mengembangkan
keahlian dalam perusahaan (keahlian para karyawan samsung) akan menciptakan sekelompok
perancang yang nantinya memiliki pandangan secara menyeluruh serta dapat mengembangkan
potensi serta kapasitas mereka. Berbagai program mereka kembangkan untuk meningkatkan
potensi SDM agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pengembangan sistem
untuk perangkat keras maupun perangkat lunak yang terus didorong untuk menjadi yang terbaik
dan melakukan perbaikan terus-menerus. Perbaikan ini tidak lepas dari peran pimpinan sebagai
motivator karyawan untuk menghasilkan kualitas produk yang lebih baik. Karyawan dituntut untuk
lebih aktif, kreatif, inovatif dan mandiri untuk membuat perusahaan lebih aware mengenai
perkembangan teknologi seperti AI, Robotic, dan Internet Of Things. Sehingga diharapkan menjadi
market leader di kemudian hari menyaingi para kompetitornya.

Keuntungan & Tantangan Budaya Perusahaan Samsung

Keuntungan : Dari perspektif operasi bisnis dan manajemen strategis, budaya organisasi
Samsung memiliki keunggulan dalam mendukung tujuan strategis jangka panjang yang
melibatkan inovasi teknologi, yang menjadi faktor daya saing perusahaan di pasar elektronik
konsumen, semikonduktor, dan komunikasi seluler. Keunggulan lain dari budaya perusahaan
adalah pengaruhnya terhadap pengembangan karir dan program manajemen sumber daya manusia
terkait, yang secara langsung mempengaruhi kinerja keuangan konglomerasi teknologi tersebut.
Keunggulan budaya organisasi ini mendukung pemaksimalan keuntungan dari kekuatan bisnis
yang teridentifikasi dalam analisis SWOT Samsung .

Tantangan: Budaya organisasi Samsung menghadirkan tantangan manajemen strategis


dalam mencapai tujuan berbasis budaya. Sebagai contoh, aspek etika budaya perusahaan
memerlukan pemantauan dan pengendalian yang efektif untuk menentukan kekurangan sumber
daya manusia dalam hal ini. Selain itu, Samsung menghadapi tantangan untuk memastikan
kemakmuran bagi semua dan kesempatan bagi semua karyawan. Dalam mempertahankan budaya
organisasinya, konglomerasi teknologi mungkin menghadapi hambatan untuk mengembangkan
lingkungan kerja di mana semua tujuan pengembangan karir karyawan dipertimbangkan secara
adil.

Anda mungkin juga menyukai