Anda di halaman 1dari 18

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS MANAJEMEN PERUBAHAN PADA BADAN PERENCANAAN


PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

MAKALAH PERENCANAAN STRATEGIK SEKTOR PUBLIK

MEGAWATI
1206212962

DEPOK

DESEMBER 2015
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 2


1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 2

BAB II KERANGKA TEORI ....................................................................... 4


2.1 Perubahan Organisasi ..................................................................... 4
2.2 Managemen Perubahan .................................................................. 7

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................. 8


3.1 Profil Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.................... 8
3.2 Jenis Perubahan Pada Bappenas.................................................. 10
3.3 Managemen Perubahan Pada Bappenas..................................... 12
3.4 Penyeseuaian Perubahan dengan Unsur Organisasi..................... 14

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 15


4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 15
4.2 Rekomendasi .................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Organisasi merupakan sebuah sistem terbuka yang memiliki unsur-unsur
diantaranya pemimpin, sumber daya manusia, peralatan, lingkungan dan budaya
organisasi. Setiap organisasi baik yang berskala besar, mengengah dan organisasi
yang berskala kecil tidak luput dari interaksi yang melibatkan lingkungan sebagai
sarana pengembangan bagi organisasi. Tekanan dan perubahan lingkungan
organisasi menuntut organisasi untuk turut ikut melakukan perubahan. Perubahan
dalam organisasi merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, tantangan
penyebab perubahan yang berasal dari lingkungan internal misalnya saja volume
kegiatan yang semakin banyak, tingkat pengetahuan, tingkat keterampilan, sikap,
serta perilaku para pegawai. Sedangkan tantangan penyebab perubahan yang
berasal dari lingkungan eksternal misalnya saja peraturan baru, perubahan
kebijaksanaan dari organisasi tingkat yang lebih tinggi dan perubahan gaya hidup
masyarakat.1
Perubahan yang dilakukan oleh organisasi pada dasarnya bertujuan untuk
meningkatkan efektifitas organisasi melalui perbaikan kemampuan organisasi
dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan serta perubahan perilaku
anggota organisasi, lebih lanjut perubahan organisasi juga berkaitan dengan
strategi, sistem, teknologi, penataan fisik, dan sumberdaya manusia.2 Perubahan
organisasi sebenarnya juga merupakan upaya adaptasi terhadap perubahan
lingkungan karena organisasi harus menyesuaikan diri agar dapat bertahan
terhadap kompleksitas dan turbulensi lingkungan. Perubahan organisasi ini tidak
hanya dapat dilakukan pada organisasi sektor private tetapi juga pada organisasi
sektor publik.
Organisasi sektor publik saat ini dihadapai dengan tantangan untuk
mampu menunjukan keberadaannya dalam mengahadapi persaingan global yang
semakin tajam. Tuntutan masyarakat akan peningkatan kualitas pembangunan dan
kualitas pelayanan juga membuat organisasi sektor sektor publik harus melakukan

1
Jose Andrew Ramos. Restrukturisasi Organisasi Administrasi Perpajakan Modern: Studi
Kasus di KPP Pratama Jakarta Cengkareng. FISIP, Universitas Indonesia. 2008. Hal 23.
2
Robbins. Organizational Behaviour. United States: Pearson Education. 2013.

2
berbagai perubahan. Lingkungan pada organisasi sektor publik bahkan lebih
dinamis jika dibandingkan dengan sektor private, hal ini disebabkan lingkungan
organisasi sektor publik dipengaruhi oleh iklim politik, ekonomi, sosial, dan
pertahanan keamanan pada suatu negara yang kemudian berpengaruh pada proses
perubahan. Perubahan yang sedemikian cepat dalam sektor ekonomi dan politik di
Indonesia saat ini telah melahirkan berbagai tuntutan baru dalam pelaksanaan
pemerintahan dan perencanaan pembangunan, hal ini kemudian berdampak pada
perubahan yang terjadi pada organisasi sektor publik yang bergerak dibidang
perencanaan pembangunan nasional yaitu Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas).
Pada masa orde baru Bappenas memiliki peran krusial dalam melakukan
perencanaan pembangunan nasional dan melakukan koordinasi perencanaan
pembangunan dengan seluruh instrasi pemerintah baik dipusat maupun didaerah.
Setiap tahunnya Bappenas tercatat melakukan penilaian atas paling sedikit 3.500
proyek pembangunan termasuk membuat prioritas dan memantau pelaksanaannya.
Bappenas juga memiliki peran untuk mengelola anggaran pembangunan di tingkat
nasional. Peranan Bappenas juga diperluas melalui tanggungjawab untuk
mengelola program antarsektoral seperti program Impres Desa Tertinggal (IDT)
dan Program Gizi Anak Sekolah (PMT-AS)3. Kondisi Bappenas pada masa orde
baru ini nyatanya mengalami persegeran di masa reformasi seperti sekarang,
penyebabnya adalah tuntutan akan demokrasi dan adanya perubahan paradigma
pemerintahan Indonesia dari sentralisasi menjadi desentralisasi.
Penerapan desentralisasi membuat tanggung jawab Bappenas tidak
sebanyak pada masa orde baru, namun desentralisasi membuat Bappenas
memiliki tantangan untuk menyeimbangkan antara pembangunan nasional dan
pembangunan regional/daerah melalui koordinasi dengan badan perencanaan
daerah. Selama lima tahun terakhir, Bappenas juga menghadapi tantangan lain
yang harus dihadapi yaitu terkait dengan perencanaan pembangunan nasional
diantaranya: (1) proses pemulihan ekonomi dunia yang berjalan lambat; (2)
percepatan pembangunan infrastruktur strategis nasional; (3) peningkatan fasilitasi
kerja sama pemerintah-swasta dan meningkatkan infrastruktur, terutama di
3
Bima H Wibisana. Peran, Fungsi dan Struktur Bappenas Dalam Era Pasca Orde Baru.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 1999. Hal 6.

3
kawasan timur Indonesia; (4) peningkatan efektivitas pengelolaan keuangan
pemerintah serta (5) peningkatan ketahanan pangan dan energi nasional.4
Selain tantangan eksternal, Bappenas juga memilik tantangan internal
misalnya saja peningkatan kualitas kelembagaan melalui reformasi birokrasi.
Reformasi birokrasi merupakah salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
good governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap
sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek
kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur 5.
Selama ini upaya reformasi telah dilakukan Bappenas sejak tahun 2008, sehingga
banyak terjadi perubahan kelembagaan yang telah dilakukan selama lima tahun
terakhir, sehingga pertanyaan penulisan yang diajukan adalah “Bagaimana Proses
Manajemen Perubahan yang Terjadi di Lingkungan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional?”

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Perubahan Organisasi
Perubahan organisasi adalah sebuah proses dimana sebuah organisasi
berubah dari keadaan saat ini atau sebelumnya ke keadaan yang diinginkan
dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitasnya. 6 Perubahan organisasi sering
dikaitkan dengan perkembangan organisasi untuk menyelesaikan masalah dan
tantangan organisasi. Masalah yang banyak terjadi dalam organisasi diantaranya
mencakup kompetisi, kemajuan teknologi, merger, ekspansum, pemeligaraan,
kualitas produk atau peningatan efisiensi karyawan, pembuatan usaha baru,
inovasi, kepemimpinan baru dan pendekatan baru manajemen7 Perubahan yang
terjadi dalam organisasi disebabkan oleh beberapa faktor pendorong yang menurut
Hughes dkk faktor pendorong terjadinya perubahan adalah perkembangan
4
Admin. Bappenas: Ada Lima Tantangan Pembangunan Nasional 2014.
http://www.kalimantan-news.com/berita.php?idb=18973. Diakses 18 Desember 2015
5
Admin. Reformasi Birokrasi. http://pemerintah.net/reformasi-birokrasi/. Diakses 18
Desember 2015
6
Jones, G R. Organizational Theory, Design and Change. New Jersey: Pearson Education.
2007.
7
Madsen, S.R, Miller, D & John, C.R. Readiness for Organizational Change: Do
Organizational Commitment and Social Relationships in the Workplace Make a
Difference. Human Resource Development Quarterly. 2005. Hal 213

4
teknologi yang terus meningkat, semakin intensifnya persaingan global, semakin
banyaknya tuntutan dari pelanggan, profil demografis negara berubah, privatisasi
bisnis milik masyarakat berlanjut dan stakeholders minta lebih banyak nilai. 8
Perubahan yang dapat dilakukan oleh organisasi juga beragam jenisnya, anatara
lain:9
 Restrukturisasi atau biasa disebut penataan (rightsizing): berfokus pada
upaya-upaya penghapusan atau penciptaan, penyusutan atau pelebaran,
dan pemindahan departemen atau divisi organisasi, selain itu ciri lainnya
adalah berkaitan dengan rencana strategis dan memengaruhi seluruh fungsi
organisasi. Perubahan dengan restrukturisasi sering kali ditemui pada
banyak organisasi, perubahan in dilakukan ketika struktur organisasi
dianggap tidak efektif, efisien dan tidak sejalan dengan tujuan organisasi.
Proses restrukturisasi tidak hanya perubahan terhadap elemen-elemen
struktur, melainkan juga pada desain /model organisasi itu sendiri.
Terdapat tiga cara yang bisa dilakukan organisasi ketika melakukan
restrukturisasi yaitu (1) Unifikasi, yaitu menggabungkan beberapa unit
kerja; (2) Deorganisasi yaitu menghapus satuan organisasi; dan (3)
Revitalisasi yaitu memberdayakan organisasi.
 Rekayasa Ulang: Konsep rekayasa ulang mengkonduksikan pencapaian
tujuan dengan cara memaksimalkan keuntungan dari sumberdaya yang ada
sehingga rekayasa ulang disebut juga manajemen proses, inovasi proses,
atau merancang ulang proses yang mana menyangkut menyusun ulang
atau merancang ulang tugas, kerja, dan proses demi peningkatan atau
perbaikan biaya, kualitas, layanan, dan kecepatan. Sejalan dengan hal
tersebut Kotter juga mendefinisikan rekayasa ulang sebagai perubahan
pada sistem-sistem kerja organisasi (misalnya sistem produksi, pasokan
input, pemasaran, komunikasi, dan lain-lain). Tujuannya adalah
membangun keterkaitan yang lebih efektif dan efisien di antara sistem-
sistem tersebut.

8
Hughes, RL, Ginnett, RC, & Curphy, GJ.Leadership: Enhancing the Lessons of
Experience (6th ed.). New York: McGraw-Hill Irwin. New York: McGraw-Hill Irwi.
2009.
9
John P. Kotter. Leading Change. Harvard Business School Press. 1997. Hal 3-4

5
 Penyusunan strategi kembali (turn around): Perubahan dengan jenis ini
dilakukan dengan menyusun kembali strategi yang dianggap sudah tidak
sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi. Hal ini bisa berlaku pada
level strategi korporasi atau strategi bisnis. Dengan kata lain strategi dalam
perubahan ini mengalami penyusunan ulang.
 Akuisisi (acquisition): merupakan pengambilalihan suatu perusahaan oleh
perusahaan lain. Dalam hal ini, bisnis yang dikelola oleh perusahaan yang
diakuisisi biasanya diintegrasikan pada perusahaan yang mengakuisisi.
Jadi, di sini perlu perubahan organisasi, baik pada sisi perusahaan yang
diakuisisi maupun perusahaan yang mengakuisisi. Bentuk lain akuisisi
adalah merger, yaitu penggabungan dua perusahaan (biasanya bergerak
pada bisnis yang sama) untuk mendapat keuntungan tertentu.
 Perampingan (downsizing): perubahan dilakukan sebagai upaya untuk
mengurangi ukuran organisasi sedemikian rupa sehingga dapat lebih
efisien. Hal ini bisa dilakukan dengan menutup unit-unit yang dianggap
tidak esensial atau tidak menguntungkan, atau mengurangi jumlah
pegawai pada unit-unit tertentu yang dianggap kelebihan pegawai.
Penyebab perlunya perampingan biasanya terjadinya kerugian atau
menurunnya laba perusahaan secara signifikan atau tekanan dari
perubahan ekonomi yang menyebabkan suatu bidang industri mengalami
kemerosotan dana kegiatan-kegiatan perusahaan tidak berjalan dengan
semestinya.
 Program-program kualitas (quality programs): biasanya dilakukan untuk
memperbaiki mutu produk atau jasa yang dihasilkan suatu organisasi,
perubahan organisasi difokuskan pada pencapaian standar kualitas tertentu
yang diinginkan.
 Pembaharuan kultur organisasi (organizational culture’s renewal):
Perubahan atau pembaruan kultur organisasi merupakan upaya-upaya
untuk mengubah nilai-nilai atau norma-norma di dalam organsiasi. Ini
dilakukan ketika budaya organisasi dipandang sudah tidak cocok dengan
berbagai tujuan dan sasaran organisasi, sehingga perlunya dikembangkan
suatu budaya baru.

6
2.2 Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah sebuah perdekatan managemen untuk
mengubah individu, kelompok, organisasi dan masyarakat dari kondisi yang ada
sekarang menuju kondisi yang diinginkan dimasa depan. Manajemen perubahan
memungkinkan melibatkan perubahan dalam proses bisnis baru atau
pengadopsian teknologi baru. Keberhasilan manajemen perubahan ditentukan oleg
kerjasama pihak-pihak yang terlibat. Hal ini bertujuan untuk menyediakan
kerangka kerja tentang bagaimana mengelola orang-orang ketika perubahan
diimplementasikan. Manajemen perubahan adalah cara yang efektif untuk
menggabungkan perubahan organisasi dengan perubahan individu. Dalam
praktiknya terkadang beberapa pihak menganggap manajemen perubahan sebagai
ancapan terhadap posisi yang ditempati saat ini sehingga sering muncul resistensi
ketika manajemen perubahan dilaksanakan dalam suatu organisasi.10
Konsep mengenai managemen perubahan organisasi juga membagi model
perubahan menjadi dua bentuk yaitu perubahan yang terencana dan perubahan
yang tidak direncanakan. Perubahan terencana adalah perubahan yang dilakukan
sebelum terjadinya perubahan lingkungan (proaktif) dan memang sengaja
dilakukan oleh organisasi. Perubahan terencana juga merupakan bentuk antisipasi
terhadap tantangan organisasi dimasa yang akan datang, sedangkan perubahan
yang tidak terencana adalah perubahan yang terjadi secara spontan dan tanpa
dibantu oleh agen perubahan. Untuk menjalan kan perubahan yang direncanakan
organisasi dapat melakukan tahapan-tahapan sepertinya yang diungkapkan oleh
Kurt Lewin bahwa terdapat tiga tahap untuk melakukan perubahan yakni
Unfreezing, Changing, dan Refreezing.
 Unfreezing yaitu tahap dimana organisasi memiliki kesadaran untuk
melakukan perubahan dan mulai membahas tentang persiapan untuk
berubah baik secara individu maupun dalam kelompok.
 Changing yaitu suatu langkah nyata untuk memperkuat kekuatan
pendorong (driving force) dan upaya memperlemah kekuatan penolak
(resistences). Tahap ini adalah tahap saat perubahan dilakukan. Tahap ini
10
Gerard Blokdijk. Change Managemen 100 Success Secrets. Emereo Publishing. 2008.
Hal 27.

7
menimbulkan pergeseran perilaku organisasi, departemen, atau individu ke
sebuah tingkatan baru melalui intervensi terhadap sistem untuk
mengembangkan perilaku baru, nilai-nilai, dan sikap melalui perubahan
struktur organisasi dan proses.
 Refreezing yaitu tahap yang menekankan adanya proses pembekuan, yaitu
mendukung perubahan untuk tetap dipeliharan dan dijaga
keseimbangannya.

BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Profil Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang sekarang
dikenal menyatu dan melaksanakan tugas bersama dengan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN) merupakan sebuah
Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Presiden. Bappenas dan Kementerian PPN sebenarnya
memiliki tugas dan fungsi yang berbeda, Kementerian PPN mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan
nasional untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara sedangkan tugas Bappenas secara umum adalah melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Secara rinci Bappenas memiliki tugas
dan fungsi sebagai berikut11
 Pengambilan Kebijakan berupa penyusunan rencana pembangunan
nasional, penyusunan alokasi pendanaan. Bappenas juga bertugas
melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
nasional serta menangani permasalan mendesak dan berskala besar sesuai
dengan tugas presiden.
 Koordinasi saat perumusan kebijakan perencanaan pembangunan,
pencarian sumber pendanaan, pengalokasian dana dengan lembaga

11
Bappenas. Tugas Pokok dan Fungsi. http://www.bappenas.go.id/profil-
bappenas/tupoksi/?&kid=1450686102. Diakses 17 Desember 2015.

8
pemerintah lainnya baik kementerian maupun lembaga non kementerian
setya pemerintah daerah.
 Think-Tank yaitu pengkajian kebijakan dibidang perencanaan
pembangunan, memfasilitasi pembinaan perencanaan instansi lain baik
dipusat maupun daerah dan kerjasama dengan perguruan tinggi serta
organisasi profesi.
 Pengelolaan dibidang administrasi berupa dokumen perencanaan, laporan
pelaksanaan pembangunan, laporan hasil evaluasi dan pembinaan layanan
administrasi umum.
Pada periode 2011-2014 Badan perencanaan pembangunan Nasional
memiliki visi “Mewujudkan Kementerian PPN/Bappenas yang andal, kredibel
dan proaktif untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara”. Untuk mencapai
visi tersebut Bappenas kemudian menurunkannya menjadi beberapa misi
diantaranya (1) Menyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas dalam
rangka mensinergiskan dengan unsur-unsur pemerintahan lainnya, kemudian
mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan menggunakan sumber daya secara
efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan; (2) Melakukan pemantauan dan
evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan nasional, kajian dan evaluasi
kebijakan yang berkualitas terhadap permasalahan pembangunan, sebagai
masukan bagi proses perencanaan berikutnya dan atau untuk perumusan kebijakan
pembangunan di berbagai bidang; (3) Melakukan koordinasi yang efektif dalam
pelaksanaan tugas-tugas Kementerian PPN/Bappenas12.
Untuk menjalankan misi dan mencapai visi dan tujuan yang direncanakan,
Bappenas memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Kepala Bappenas,
Sekretariat Utama, Inspektorat Utama, dan 8 deputi yaitu: Deputi Bidang
Ekonomi; Deputi Bidang Pengembangan Regional; Deputi Bidang Kemaritiman
dan Sumber Daya Alam; Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan;
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan; Deputi
Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan; Deputi Bidang Pendanaan
Pembangunan; Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian
Pembangunan.

12
Ibid

9
3.2 Jenis Perubahan yang Dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas)
Semenjak masa orde baru hingga reformasi seperti sekarang, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merupakan organisasi yang
memiliki dinamika cukup menarik karena berbagai perubahan yang selama ini
dilakukan. Seperti yang diungkapkan oleh Kotter bahwa jenis-jenis perubahan
diantaranya restrukturisasi, rekayasa ulang, penyususan strategi kembali, akuisisi,
perampingan, program kualitas dan perbaharuan kultur organisasi. Bermacam-
macam jenis perubahan ini beberapa diantaranya memang pernah dilakukan oleh
Bappenas dalam melakukan perubahan yaitu restrukturisasi, rekayasa ulang,
perampingan, program kualitas dan perbaharuan budaya organisasi.
Saat masa pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono kedudukan
Bappenas berada dibawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, namun saat masa pemerintahan Jokowi terjadi reposisi secara
vertikal. Saat ini Bappenas memiliki kedudukan langsung dibawah presiden
sehingga posisi Bappenas kini berada di posisi yang setara dengan Kementerian
Sekretaris Negara. Perubahan kedudukan dilakukan sejalan dengan upaya
peningkatan kualitas pembangunan nasional, dengan harapan bahwa ketika
Bappenas berada langsung dibawah koordinasi presiden maka peran Bappenas
akan lebih kuat dalam menyusun rencana pembangunan yang bermanfaat bagi
lintas sektor. Perubahan kedudukan juga membuat Bappenas akan lebih fokus
untuk menjalankan dan menyelaraskan visi-misi dan program presiden dengan
perencanaan nasioal agar tercipta konsistensi pada setiap rencana pembangunan.
Perubahan yang dilakukan Bappenas ini termasuk jenis perubahan restrukturisasi
karena ada proses penataan ulang struktur yang berkaitan dengan rencana strategis
dan dapat memengaruhi seluruh fungsi organisasi.
Wacana perubahan kedudukan menjadi dibawah presiden langsung
sebenarnya telah menjadi isu lama di lingkungan Bappenas namun implementasi
perubahan baru bisa dilakukan belum lama ini, perubahan ini juga didukung oleh
tupoksi Bappenas sebagai think tank presiden. Selama ini perencanaan
pembangunan hanya identik dengan pembangunan di bidang ekonomi, padahal
badan perencanaan tidak hanya menyusun kebijakan perekonomian saja

10
melainkan diberbagai bidang lainnya seperti politik dan sosial. Melalui perubahan
yang terjadi saat ini dapat dilihat bahwa telah terjadi perubahan pada sistem-
sistem kerja organisasi Bappenas, dibuktikan dari adanya perubahan tugas dan
wewenang selama lima tahun terakhir ini. Selain menjadi pembisik kebijakan
presiden, Bappenas juga bertugas mengawal kebijakan kementerian. Bappenas
berwenang memberi masukan sesuai dengan bidang kementerian masing-masing,
diawal periode masa pemerintahan Jokowi Bappenas ditugasi memperkuat tiga
sektor utama, yakni pangan, maritim, dan energi13.
Berdasarkan hal tersebut Bappenas juga melakukan perubahan
nomenklatur beberapa Deputinya seperti Deputi Bidang Sumber Daya Manusia
dan Kebudayaan diganti menjadi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan
Kebudayaan, lalu ada Deputi Bidang Kemiskinan Ketenagakerjaan dan Usaha
Kecil Menengah berubah menjadi Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumberdaya
Alam Kependudukan dan Ketenagakerjaan.Perubahan ini menunjukan bahwa
telah terjadi reenginering atau rekayasa ulang terhadap manajemen proses di
lingkungan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Perubahan selanjutnya yang dilakukan Bappenas terkait dengan
lingkungan internal organisasi. Bappenas melakukan penghapusan salah satu
Deputinya pada tahun 2014 yaitu Deputi Sarana dan Prasarana Infrastruktur
berdasarkan surat Kementerian PAN RB bernomor B/1435/M.PAN-RB/4 yang
berisi Rancangan Peraturan Presiden tentang Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Penghapusan terhadap Deputi ini merupakan upaya perampingan organisasi
sehingga saat ini Bappenas tercatat memiliki 8 Deputi yang sebelumnya adalah 9
Deputi. Berkat perampingan ini selain berkurangnya jumlah deputi, jumlah
jabatan eselon juga berkurang dari 50 menjadi 46. Berdasarkan hal tersebut jenis
perubahan yang dilakukan Bappenas salah satunya adalah downsizing dimana
perubahan merupakan upaya untuk mengurangi besaran organisasi sedemikian
rupa sehingga dapat lebih efisien, Bappenas juga beralasan melakukan

13
Admin. Bappenas Jadi Otak Kebijakan Jokowi.
http://www.polmarkindonesia.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=6558Diakses 18 Desember 2015.

11
perampingan agar tidak terjadi overlaping dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya.
Perubahan selanjutnya adalah terkait program kualitas dan perbaharuan
kultur organisasi. Untuk meningkatkan kinerja dan menciptakan budaya yang
mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang baik, Bappenas mulai
melakukan reformasi birokrasi sejak diterbitkannya Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) Nomor
PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi dan
PERMENPAN Nomor PER/04/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Pengajuan
Dokumen usulan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian
/Lembaga/Pemerintah Daerah.14 Beberapa perubahan juga tercermin dari
dilakukannya reformasi birokrasi misalnya saja pembenahan dan peningkatan di
bidang kelembagaan, sarana dan prasana, sumber daya manusia, dan
ketatalaksanaan termasuk penataan program, kegiatan, dan anggaran.
3.3 Manajemen Perubahan yang Dilakukan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
Manajemen perubahan pada organisasi sektor publik memiliki kaitan erat
dengan pelaksanaan reformasi birokrasi. Bappenas sebagai lembaga yang telah
menjalankan reformasi birokrasi memiliki beberapa program yang mendukung
pelaksanaan reformasi birokrasi yang salah satunya adalah terkait manajemen
perubahan. Program manajemen perubahan yang dilakukan oleh Bappenas
bertujuan untuk meningkatkan pola pikir individu dan budaya organisasi di
lingkungan Kementerian PPN/Bappenas. Sasaran yang ingin dicapai oleh
Bappenas terhadap adanya manajemen perubahan adalah (a) meningkatnya
komitmen pimpinan dan pegawai dalam melakukan reformasi birokrasi, (b)
terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja birokrasi, serta (c) menurunnya
risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap
perubahan dalam birokrasi.
Menurut Lewin untuk melakukan perubahan organisasi dapat melakukan
tahap tahap yang direncanakan, tahap ini ternyata memang dilakukan oleh
Bappenas ketika melakukan perubahan. Tahap pertama adalah refreeze yaitu
14
Bappenas. Laporan Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi
Kementerian PPN/Bappenas Tahun 2012. rb.bappenas.go.id. Diakses 18 Desember 2015.

12
ketika organisasi merasa sudah siap dan melakukan persiapan untuk berubah.
Pada tahap ini Bappenas memang melakukan beberapa persiapan, misalnya saja
dengan menentukan agen perubahan yaitu pihak yang mempelopori perubahan
dalam organisasi. Agen perubahan disini bisa pemimpin organisasi maupun
kelompok tertentu dalam organisasi. Bappenas membentuk tim manajemen
perubahan strategis melalui SK Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama
Bappenas No. 89/M.PPN/HK/11/2013 tentang Pembentukan Tim Manajemen
Perubahan Strategis. Setelah terbentuk tim yang nantinya akan mengelola
perubahan secara menyeluruh di lingkungan Bappenas, tim ini kemudian
menyusin strategi managemen perubahan dan strategi komunikasi.
Untuk memastikan bahwa organisasi telah siap untuk berubah Bappenas
juga menentukan role model agen perubahan agar menghasilkan agen perubahan
yang terlatih dan mampu memberikan contoh kepada anggota lainnya. Agen
perubahan ini didapat melalui proses pengembangan budaya inovatif yaitu
pemberian penghargaan kepada individu yang berprestasi karena kinerjanya yang
sangat baik, individu inilah yang kemudian dijadikan sebagai role model agen
perubahan di Bappenas.
Selain menentukan role model agen perubahan Bappenas juga melakukan
sosialisasi sebelum perubahan dilakukan misalnya saja dengan mengadakan
pertemuan-pertemuan seperti coffee morning, rapat mingguan, rapat pimpinan
terbatas dengan tujuan membangun komunikasi dan partisipasi guna terbangunnya
kesamaan persepsi dan komitmen. Tahap kedua adalah change atau implementasi
perubahan. Beberapa perubahan telah dijelaskan pada bagian sebelumnya seperti
restrukturisasi dan penataan ulang, selain itu upaya peningkatan akuntabilitas,
transparansi, dan kinerja SMD juga dilakukan melalui reformasi birokrasi. Tahap
selanjutnya adalah pemeliharaan terhadap perubahan, hal ini dilakukan oleh
Bappenas dengan mempertahankan dan meningkatkan upaya reformasi setiap
tahunnya. Pemeliharaan perubahan sebenarnya bukan hanya masalah pembekuan
tata laksana dan mangemen yang baru saja tetapi juga pada upaya untuk
mempengaruhi seluruh SDM di organisasin agar dapat menerima, mendukung dan
menyesuaikan diri dengan perubahan yang sedang, akan dan telah dilakukan.

13
3.4 Penyesuaian Perubahan yang Terjadi dengan Unsur Organisasi oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Perubahan yang terjadi selama lima tahun terakhir di lingkungan Bappenas
pastinya mempengaruhi unsur organisasi lainnya sehingga Bappenas melakukan
beberapa penyesuaian. Dari segi visi-misi tidak ada penyesuaian terhadap
perubahan yang dilakukan, visi dan misi Bappenas tetap berfokus pada pembuatan
rencana pembangunan yang andal, kredibel dan proaktif. Dari segi rencana
strategi jangka panjang terdapat perubahan sejalan dengan penambahan fungsi
Bappenas dalam proses penganggaran, perubahan lain juga terlihat ketika
Bappenas menyesuaikan strategi organisasi dengan visi misi Presiden yang
menjabat saat ini. Penambahan strategi dibidang kemaritiman ini kemudian
berdampak pada perubahan strukur organisasi Bappenas seperti yang terlihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Perubahan Struktur Organisasi Bappenas
Berdasarkan Perpres 82 Tahun 2007 Berdasarkan Perpres 66 Tahun 2015
(sebelum perubahan) (sesudah Perubahan)
Kepala Kepala
Sekretariat Utama Sekretariat Utama
Deputi Bidang Ekonomi Deputi Bidang Ekonomi
Deputi Bidang Pengembangan Regional Deputi Bidang Pengembangan Regional
dan Otonomi Daerah
Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Deputi Bidang Kemaritiman dan
Lingkungan Hidup Sumber Daya Alam
Deputi Bidang Kemiskinan, Deputi Bidang Kependudukan dan
Ketenagakerjaan dan Usaha Kecil Ketenagakerjaan
Menengah
Deputi Bidang Politik, Hukum, Deputi Bidang Pembangunan Manusia,
Pertahanan dan Keamanan Pertahanan dan Keamanan
Deputi Bidang Pendanaan Deputi Bidang Pendanaan
Pembangunan Pembangunan
Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi
Pembangunan dan Pengendalian Pembangunan
Deputi Sarana dan Prasarana Inspektorat Utama
Inspektorat Utama
Sumber: Perpres 82 Tahun 2007 dan Perpres 66 Tahun 2015
Perubahan struktur sebenarnya tidak hanya dikarenakan adanya strategi
baru Bappenas tetapi juga penambahan tugas terkait penambahan wewenang
untuk memeriksa program dan proyek serta alokasi anggarannya yang
dicantumkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Penambahan

14
wewenang juga berdampak pada alokasi anggaran Bappenas yang bertambah.
Bappenas akan mendapat alokasi anggaran tambahan sebesar Rp1 triliun untuk
melaksanakan studi perencanaan seperti studi kelayakan, desain rekayasa teknis,
dan persiapan kelengkapan dokumen-dokumen proyek pemerintah.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa proses
perubahan yang terjadi di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
didukung oleh penerapan manajemen perubahan. Hasil analisis juga menunjukan
bahwa jenis perubahan yang terjadi diantaranya restrukturisasi terhadap
kedudukan Bappenas, rekayasa ulang terhadap strategi dan peranan Bappenas,
perampingan (downsizing) sebagai upaya pencegahan overlaping tupoksi dan
program kualitas dan perbaharuan budaya organisasi melalui penerapan reformasi
birokrasi. Perubahan terencana yang dilakukan Bappenas juga mengikuti tahap-
tahap dalam perubahan, pertama Bappenas menyiapkan perubahan dengan
membentuk Tim Managemen perubahan strategik dan melakukan sosialisasi
perubahan. Upaya pemeliharaan perubahan juga ditunjukan dengan konsistensi
Bappenas dalam melakukan reformasi birokrasi dan penyesuaian terhadap
perubahan dengan merubah strategi, struktur dan alokasi penganggaran.
4.2 Rekomendasi
Hasil analisis menunjukan bahwa mananejemen perubahan di lingkungan
organisasi Bappenas memang sudah baik, meskipun demikian upaya peningkatan
kualitas manajemen perubahan perlu ditingkatkan dan dipertahankan misalnya
saja dengan menggunakan jasa konsultan manajemen perubahan dari luar
organisasi agar ketika terjadi resistensi terhadap perubahan tidak ada subjektifitas
dan bias terhadap pihak yang bermasalah. Perubahan yang dilakukan oleh
Bappenas juga harus tetap sejalan dengan misi pembangunan nasional terutama
terkait kinerja SDM yang harus ditingkatkan seiring dengan penambahan
wewenang dan fungsi Bappenas.

15
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Blokdijk, Gerard. (2008). Change Managemen 100 Success Secrets. Emereo
Publishing.
Hughes, RL, Ginnett, RC, & Curphy, GJ. (2009). Leadership: Enhancing the
Lessons of Experience 6th ed.. New York: McGraw-Hill Irwin
Jones, G R. (2007). Organizational Theory, Design and Change. New Jersey:
Pearson Education.
Kotter, John P. (1997). Leading Change. Harvard Business School Press.
Madsen, S.R, Miller, D & John, C.R. (2005). Readiness for Organizational
Change: Do Organizational Commitment and Social Relationships in the
Workplace Make a Difference. Human Resource Development Quarterly.
Robbins, Stephen. (2013). Organizational Behaviour. United States: Pearson
Education.
Wibisana, Bima H. (1999). Peran, Fungsi, dan Struktur Bappenas Dalam Era
Pasca Orde Baru. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik
Indonesia.

Jurnal, Dokumen, dan Artikel Online


Admin. Bappenas Jadi Otak Kebijakan Jokowi.
http://www.polmarkindonesia.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=6558Diakses 18 Desember 2015.
Admin. Bappenas: Ada Lima Tantangan Pembangunan Nasional 2014.
http://www.kalimantan-news.com/berita.php?idb=18973. Diakses 18
Desember 2015
Admin. Reformasi Birokrasi. http://pemerintah.net/reformasi-birokrasi/. Diakses
18 Desember 2015
Bappenas. Laporan Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi
Kementerian PPN/Bappenas Tahun 2012. rb.bappenas.go.id. Diakses 18
Desember 2015.
Bappenas. Tugas Pokok dan Fungsi. http://www.bappenas.go.id/profil
bappenas/tupoksi/?&kid=1450686102. Diakses 17 Desember 2015.

16
Ramos, Jose Andrew. (2008). Restrukturisasi Organisasi Administrasi Perpajakan
Modern: Studi Kasus di KPP Pratama Jakarta Cengkareng. FISIP,
Universitas Indonesia.

Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2007 tentang Badan Perencanaan


Pembangunan Nasional
Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015 tentang Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional

17

Anda mungkin juga menyukai