Anda di halaman 1dari 40

KEBIJAKAN PUBLIK

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK


Pertemuan ke 3 ( Sesi 5 dan 6)

Dosen:
Dr. Mary Ismowati, M.Si.
Dr. Achmad Yahya, SE., MM.

Magister Ilmu Administrasi Pascasarjana


Institut STIAMI Jakarta - 2020
• Sampai awal tahun 1970 an implementasi dianggap hal yang tidak
penting, krn diasumsikan bahwa setelah dibuat suatu kebijakan maka
dapat dilaksanakan begitu saja.
• Pressman dan Wildavsky (1973) dalam penelitian “Implementation”
program-program penciptaan lapangan kerja di pemerintah California
tidak dilaksanakan seperti kebijakan.
• Penelitian tentang pemerintahan Johson (1963-1968) program-program
Great society tidak berhasil mencapai tujuan karena ada masalah
dalam cara pelaksanaan program.
• Penelitian di Inggris tahun 1970-an bahwa pemerintah ternyata tidak
berhasil dalam mewujudkan kebijakan.
Implementasi Kebijakan dipengaruhi :

Dipengaruhi oleh sifat-sifat masalah :


1. Keputusan kebijakan mencakup berbagai tingkat kesulitan teknis
selama pelaksanaannya
2. Keanekaragaman masalah yg menjadi target program dapat
membuat pelaksanaan program menjadi sulit
3. Besarnya kelompok sasaran
4. Tingkat perubahan perilaku kelompok sasaran yang diinginkan
Implementasi Kebijakan dipengaruhi :

Dipengaruhi juga oleh :


1. Perubahan kondisi sosial masyarakat
2. Perubahan kondisi ekonomi
3. Ketersediaan teknologi baru
4. Variasi-variasi dalam situasi politik
1. Pendekatan TOP DOWN :
Memandang proses kebijakan
sebagai suatu rangkaian perintah
dimulai dari keputusan-keputusan
pemerintah, pelaksanaan
(berhasil/gagal), penyebab
Pendekatan
Kajian
(berhasil/gagal)
Implementasi
Kebijakan 2.Pendekatan BOTTOM-UP : dimulai dari
semua publik dan aktor swasta yg terlibat
dalam pelaksanaan program krn dianggap
keberhasilan/kegagaglan dari program
tergantung pada komitmen dan
ketrampilan aktor tingkat bawah yang
terlibat langsung dari pelaksanaan program
tersebut
Tujuan Penting Kebijakan Publik
(Hoogerwerft, 1983)
1. Memelihara ketertiban umum (negara sebagai
Stabilisator)
2. Melancarkan perkembangan masyarakat
dalam berbagai hal ( negara sbg Stimulator)
3. Menyesuaikan berbagai kegiatan ( negara
sebagai Koordinator)
4. Memperuntukkan dan membagi berbagai
materi (negara sebagai Alokator)
• Kebijakan Publik menurut Edwards dan
Sharkansky (dalam Islamy, 1992) ada dalam
bentuk :
 Peraturan perundangan
 Pidato-pidato pejabat pemerintah
 Program-program, proyek-proyek dan tindakan-
tindakan yang dilakukan pemerintah

Kebijakaan publik dalam negara tersusun dalam strata


dimana kebijakan yang lebih rendah merupakan
penjabaran dari kebijakan yg lebih tinggi.
3 Level Kebijakan (Bromley, 1989)

1. Policy Level , diperankan oleh legislatif dan


yudikatif
2. Organizational level, diperankan oleh
eksekutif
3. Operational level , pada satuan pelaksana
dalam masyarakat, perusahaan
Definisi
Implementasi Kebijakan Publik
 Van Meter dan Van Horn (1975)
Implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yg dilakukan baik oleh
individu-individu, keluarga-keluarga atau pejabat-pejabat pemerintah atau
swasta yg diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yg telah digariskan
dalam keputusan kebijakan
 Edwards III (1980)
“policy implementation…is the stage of policy making between the
establishment of a policy,..and the consequences of the policy for the
people whom it’s affect “
 Merilee Grindle (1980)
Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya dg
mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah
ditentukan , yaitu melihat pada
*action program darï individual projects dan
*apakah tujuan program tersebt tercapai
Definisi
Implementasi Kebijakan Publik
• Chief J.O. Udoji (dalam Agustinus, 2012)
Pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yg penting bahkan
mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan.
Kebijakan akan hanya sekedar impian atau rencana bagus yg
tersimpan arsip kalau tidak diimplementasikan

• Lester dan Stewart (2000)


Implementasi sebagai suatu proses dan suatu hasil (output) .
Keberhasilan suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau
dilihat dari proses dan pencapain tujuan hasil akhir (output),
yaitu tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yg ingin diraih.
Model Implementasi Kebijakan Publik
1. Model Smith (1973)
1.Model Model Van Meter dan van Horn (1975)
2. Model Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier
(1983)
3. Model Hoodwood dan Gun
4. Model Goggin Bowman dan Lester
5. Model Merilee S. Grindle (1980)
6. Model Elmore dkk
7. Model George Edwards III (1980)
8. Model Nakamura and Smallwood
9. Model Jaringan
1. Model SMITH
Ada 4 variabel yg perlu diperhatikan dalam implementasi kebijakan
yg tidak berdiri sendiri tapi merupakan satu kesatuan yg saling
mempengaruhi dan berinteraksi secara timbal balik:
1. Kebijakan yg diidealkan (idealised policy) yaitu pola-pola
interaksi ideal yg telah mereka definisikan dalam kebijakan yg
berusaha untuk diinduksikan
2. Target group, yaitu orang-orang yg paling langsung dipengaruhi
oleh kebijakan dan yg harus mengadopsi pola-pola interaksi spt
yg diharapkan perumus kebijakan
3. Implementing Organization badan pelaksana atau unit birokrasi
pemerintah yg bertanggung jawab dalam implementasi
kebijakan
4. Environmental factor
MODEL SMITH
2. Model Van Meter dan van Horn (1975)
Model pendekatannya Top -Down
Ada 6 variabel yg mempengaruhi kinerja kebijakan publik
1. Ukuran dan tujuan kebijakan, kinerja implementasi kebijakan
dapat diukur tingkat keberhasilannya jika dan hanya jika
ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan
sosio kultur yg ada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran
kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal (bahkan terlalu
utopis) untuk dilaksanakan maka agak sulit direalisasikan.
2. Sumberdaya, yaitu sumberdaya : manusia,finansial dan waktu
3. Karakteristik agen pelaksana, misal jika implementasi
kebijakan yg berusaha merubah perilaku masyarakat secara
radikal maka diperlukan agen pelaksana yg berkarakter keras
dan ketat pada aturan serta sanksi hukum.
2. Model Van Meter dan van Horn (1975)
4. Sikap/kecenderungan (disposisi) para pelaksana.
sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan
sangat banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya
kinerja implementasi kebijakan publik

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana.


Koordinasi merupakan mekanisme yg ampuh dalam
implementasi kebijakan

6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik


sejauh mana lingkungan eksternal (ekonomi, sosial, budaya
dan politik) ikut mendorong keberhasilan kebijakan publik
3. Model Transactional Warwick (1979)
• Melihat keterkaitan antara perencanaan dengan implementasi
• 1. Tahap perencanaan diperlukan kemampuan yg meliputi
a. kemampuan staf perencana
b. Kemampuan organisasi
c. Kemampuan teknik analisis
d. mutu informasi yg dibutuhkan
2. Tahap Implementasi ada 2 faktor penentu keberhasilan
1. Faktor pendorong
a. comitment of political leaders
b. organizational capacity
c. the commitment of implementation
d. dukungan kelompok kepentingan
2. Faktor Penghambat : a. banyaknya pemain
b. terdapat loyalitas ganda
c. kerumitan pada proyek itu sendiri
d. jenjang pengambilan keputusan
e. waktu dan perubahan pemimpin
4. Model Gordon Chase (1979)
Hambatan utama dalam implementasi kebijakan ada 3
1. Masalah-masalah yang timbul karena kebutuhan operasional
yg melekat pada program itu sendiri

2. Masalah-masalah lain yang timbul dalam kaitannya dengan


sumberdaya yang dibutuhkan guna pelaksanaan program
tersebut

3. Masalah-masalah lain yang timbul karena keterkaitan dengan


organisasi atau birokrasi lainnya yg diperlukan dukungan,
bantuan dan persetujuannya guna pelaksanaan program
tersebut.
5.Model Merilee S. Grindle (1980)
Pendekatannya top-down
Keberhasilan implementasi kebijakan publik dapat diukur dari
proses pencapaian hasil akhir (outcomes), yg dapat dilihat dari 2
hal :
1. Dilihat dari prosesnya : apakah pelaksanaan sudah sesuai
dengan yg ditentukan (design)

2. Apakah tujuan tercapai, dilihat dari 2 dimensi


a. Impak atau efeknya pada masyarakat secara individu dan kelompok
b. Tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaaan kelompok
sasaran dan perubahan yang terjadi
5.Model Merilee S. Grindle (1980)
• Keberhasilan suatu implementasi kebijakan amat ditentukan
oleh tingkat implementability kebijakan itu sendiri yang terdiri
dari 2 faktor, yaitu : Content of Policy dan Context of policy
1. Content of Policy (Isi Kebijakan) adalah :
a.Interest affected (kepentingan-kepentingan yang terpengaruhi
oleh kebijakan)
b.Type of benefit ( tipe bermanfaat) harus terdapat beberapa
jenis manfaat yg menunjukkan dampak positif yg dihasilkan
dari implementasi kebijakan
c.Extent of change envision (derajat perubahan yg ingin
dicapai)
d. Site of decision making (kedudukan pembuat kebijakan)
e. Program implementer ( pelaksanan program) yg kompeten
f. Resources commited ( sumberdaya yg digunakan)
5.Model Merilee S. Grindle (1980)
2 Context of Policy adalah :

a.Power, Interest and strategy of actor involved (kekuasaan,


kepentingan-kepentingan , dan strategi dari aktor yang terlibat)
b.Institution and regime characteristic (karakteristik lembaga
dan penguasa)
c.Compliance and responsiveness ( tingkat kepatuhan dan daya
tanggap pelaksana)
6. Model Direct and a indirect impact on
implementation George Edwards III (1980)
• Pendekatannya top-down, ada 4 variabel yg sangat
menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan :

1. Komunikasi
2. Sumberdaya
3. Disposisi
4. Struktur birokrasi
6. Model Direct and a indirect impact on
implementation George Edwards III (1980)
1. KOMUNIKASI : implementasi yang baik akan efektif bila para
pembuat keputusan mempunyai pengetahuan apa yg akan
mereka kerjakan yg dapat berjalan bila komunikasi dilakukan
dengan baik.
Ada 3 indikator

A. Transmisi : penyaluran komunikasi yang baik akan dapat


menghasilkan suatu implementasi yang baik pula
B. Kejelasan komunikasi yg diterima oleh para pelaksana
haruslah jelas dan tidak membingungkan
(ambigu/mendua)
C. Konsistensi : perintah yang diberikan dalam pelaksanaan
suatu komunikasi haruslah konsisten dan jelas (untuk
diterapkan atau dijalankan)
6. Model Direct and a indirect impact on
implementation George Edwards III (1980)

2. SUMBERDAYA Ada beberapa elemen :


A. Staff : jumlah yg cukup, kompeten, dan memadai.
B. Informasi : pertama informasi yg berhubungan dengan cara
melaksanakan kebijakan, kedua data kepatuhan pelaksana
terhadap peraturan dan regulasi pemerintah yg telah ditetapkan
C. Wewewenang : pada umumnya kewenangan bersifat
formal agar perintah dapat dilaksanakan.
D. Fasilitas : fasilitas pendukung (sarana dan prasarana)
6. Model Direct and a indirect impact on
implementation George Edwards III (1980)
3. DISPOSISI / sikap dari pelaksana Adabeberapa elemen :
A. Pengangkatan Birokrat : haruslah orang-orang yang
memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan,
lebih khusus lagi pada kepentingan warga
B. Insentif : dengan cara menanbah keuntungan atau biaya
tertentu mungkin akan menjadi faktor pendorong yg
membuat pelaksana kebijakan melaksanakan perintah
dengan baik
6. Model Direct and a indirect impact on
implementation George Edwards III (1980)
4. STRUKTUR BIROKRASI
kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya kerjasama
banyak orang. , ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada
kebijakan , maka akan menyebabkan sumberdaya-
sumberdaya menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya
kebijakan.
Dua (2) karakteristik yg dapat mendongkrak kinerja struktur
birokrasi /organisasi kearah yg lebih baik adalah
1. SOP (Standar Operating Procedure) adalah kegiatan rutin yg
memungkinkan para pegawai ( pelaksana
kebijakan/admistratur/birokrat) bekerja sesuai standa yg
ditetapkan.
2. Fragmentasi : adalah upaya penyebaran tanggung jawab
kegiatan atau aktivitas diantara beberapa unit kerja
7. Model A framework for policy implementation analysis
(Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier , 1983)
• Ada 3 variabel yang mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan
formal pada seluruh proses implementasi
1. Mudah atau tidaknya masalah yang akan digarap (
Tractability of the problem )
A. kesukaran-kesukaran teknis
B. keberagaman perilaku yg diatur
C. persentase totalitas penduduk yg tercakup dalam kelompok sasaran
D. Tingkat dan ruang lingkup perubahan perilaku yg dikehendaki

2. Kemampuan kebijakan menstruktur proses implementasi


secara tepat (Ability to statute to structure) ; para pembuat
kebijakan mendayagunakan wewenang yg dimikinya
A. Kecermatan dan kejelasan penjenjangan tujuan-tujuan resmi yang
akan dicapai
7. Model A framework for policy implementation analysis
(Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier , 1983)
B. keterandalan teori kausalitas yg diperlukan
C. ketetapan alokasi sumberdaya
D.Keterpaduan hirarki di dalam lingkungan dan diantara lembag-
lembaga atau instansi-instansi pelaksana
E. aturan-aturan pembuat keputusan dari badan-badan pelaksana
F. kesepakatan para pejabat terhadap tujuan yg termaktub dalam
undang-undang
G. akses formal pihak-pihak luar

3. Variabel-variabel di luar UU yg mempengaruhi implementasi


A. Kondisi sosial-ekonomi dan teknologi
B. dukungan publik
C. sikap dan sumber-sumber yg dimiliki kelompok masyarakat
D.kesepakatan dan kemampuan kepemimpinan para pejabat
pelaksana
Memilih model Implementasi Kebijakan
• Kesesuaian implementasi dengan kebijakan itu
sendiri
• Keefektifan Implementasi Kebijakan
(Nugroho,2014: 686)
1. Kebijakan itu sendiri sudah tepat
2. Tepat pelaksanaannya
3. Tepat Target
4. Tepat Lingkungan
5. Tepat Proses
(Plus adanya dukungan politik, strategik dan
teknis)
PERFECT IMPLEMENTATION,
Hogwood dan Gunn (1984)
Sulit untuk mewujudkan Implementasi Kebijakan Publik yang
sempurna / Perfect Implementation karena :
1. Adanya hambatan kondisi eksternal
2. Waktu dan sumberdaya tidak tersedia secara memadai
3. Kebijakan tidak didasarkan pada landasan pemikiran (teoritis)
yang kuat tentang hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara
kebijakan dan hasil yang ingin dicapai
4. Hubungan sebab akibat antara kebijakan dan hasilnya jarang
bersifat langsung
5. Lembaga pelaksana jarang yang bisa mandiri
6. Jarang ada kesepakatan yang bersifat umum antara para aktor
tentang tujuan kebijakan dan cara mencapainya
7. Jarang ada suatu kondisi terjadinya komunikasi dan koordinasi
yang sempurna
6 Faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu proses implementasi
kebijakan
(Erwan (2012)
1. Kualitas kebijakan itu sendiri
2. Kecukupan input kebijakan terutama anggaran
3. Ketepatan instrument yang dipakai untuk mencapai tujuan kebijakan
kupan input kebijakan terutama anggaran
4. Kapasitas implementor baik struktur organisasi, dukungan SDM,
koordinasi, pengawasan, dan sebagainya
5. Karakteristik dan dukungan kelompok sasaran
6. Kondisi lingkungan geografi, sosial, ekonomi dan politik dimana
implementasi tersebut dilakukan
Kegagalan Implementasi Kebijakan
(Patton & Savicky : 1993)
1. Management Failure
2. Administrative failure
3. Design failure
4. Theory Failure
5. Derailed Failure ( tergelincir)

( Nugroho, 2015 : 775)


Kebijakan Publik dinilai Berhasil jika :
Nugroho (2014: 695)

1. Kriteria Efektivitas
2. kriteria Efisiensi
3. Kriteria Keunggulan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai