MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan kami
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Jejaring kebijakan dalam implementasi kebijakan”.. Kami menyadari
makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, kami menerima segala bentuk kritik dan saran
pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan pada makalah ini, kami
memohon maaf, kami berharap mendapat nilai yang baik dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Akhir kata kami sampaikan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang bersangkutan dalam penyusunan makalah atau tugas ini. Semoga sang pencipta
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita di dunia ini. Amin....
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
2.1 Konsep Jejaring Kebijakan..............................................................................................................3
A. Defenisi Jejaring Kebijakan.......................................................................................................3
B. Komponen Komponen Dalam Jejaring Kebijakan.....................................................................4
C. Manfaat Jejaring Kebijakan Dalam Implementasi Kebijakan....................................................5
2.2 Aktor Yang Terlibat Dalam Jejaring Kebijakan................................................................................6
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jejaring Kebijakan..................................................................7
2.4 Proses Implementasi Kebijakan Melalui Jejaring Kebijakan..........................................................10
BAB III PENUTUP...................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Actors (aktor).
2. Function (fungsi).
3. Structure (struktur).
4. Institutionalization (pelembagaan).
5. Rules Of Conduct (Aturan Bertindak).
6. Power Relations (Hubungan Kekuasaan).
7. Actor Strategies (Strategi Aktor).
1
sehingga ini menjadi salah satu hambatan untuk menjalankan kebijakan ini bagi
masyarakat itu sendiri. Ada beberapa model implementasi kebijakan yaitu model
implementasi Van Metter dan Van Horn, model implementasi Daniel Mazmanian
dan Paul Sabatier, Grindle, Elmore, Goggin, dan model implementasi George
C.Edward III.
1. Komunikasi
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi
Model implementasi George C.Edward III yang menyatakan ada empat
variabel yang menentukan keberhasilan implementasi kebijakan. Keberhasilan
implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor memahami apa yang
harus dilakukan. Setiap tujuan dan sasaran kebijakan harus disosialisasikan
kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi implementasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dikarenakan isu-isu kebijakan kompleks memerlukan waktu dan kesabaran
untuk mencapai kemajuan yang signifikan, mengatasi tantangan, dan
mencapai tujuan yang diinginkan.Penting untuk dicatat bahwa ciri-ciri
jejaring kebijakan dapat bervariasi tergantung pada konteks Spesifik dan
kebijakan yang sedang diperdebatkan. Namun, ciri-ciri di atas memberikan
gambaran umum tentang sifat dan karakteristik yang umumnya terkait
dengan jejaring kebijakan.
4
efektif membantu memastikan partisipasi yang merata, pengambilan keputusan
yang terkoordinasi, dan keberlanjutan jejaring kebijakan.
5
meningkatkan tingkat kepatuhan terhadap kebijakan tersebut. Selain itu, dengan
melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang memiliki pemahaman yang
lebih luas tentang konteks dan realitas di lapangan, kebijakan dapat dirancang dan
diimplementasikan dengan lebih efektif dan relevan.
6
lingkungan, hak asasi manusia, kesejahteraan sosial, gender, pendidikan,
dan berbagai bidang lainnya. Mereka menyediakan perspektif alternatif,
melakukan riset, dan memberikan suara kepada kelompok yang kurang
terwakili.
d. Sektor Swasta: Perusahaan, industri, dan asosiasi bisnis adalah pemangku
kepentingan dalam jejaring kebijakan. Mereka memberikan masukan dan
kepentingan sektor ekonomi dalam proses pengambilan keputusan
kebijakan yang dapat mempengaruhi kegiatan bisnis dan investasi. Sektor
swasta juga dapat berkontribusi pada implementasi kebijakan melalui
kemitraan dan program tanggung jawab sosial perusahaan.
e. Akademisi dan Peneliti: Komunitas akademisi dan peneliti memiliki peran
penting dalam jejaring kebijakan. Mereka menyediakan pengetahuan dan
penelitian yang mendalam tentang isu-isu kebijakan yang kompleks.
Akademisi dapat berpartisipasi dalam proses perumusan kebijakan,
memberikan saran berdasarkan penelitian mereka, dan melakukan evaluasi
dampak kebijakan.
f. Masyarakat Sipil: Masyarakat sipil, termasuk kelompok advokasi,
organisasi nirlaba, dan komunitas lokal, merupakan pemangku
kepentingan penting dalam jejaring kebijakan. Mereka mewakili suara
masyarakat, menyuarakan kepentingan dan aspirasi kelompok yang
beragam, serta berperan dalam memonitor implementasi kebijakan dan
memastikan akuntabilitas.
g. Individu: Individu sebagai anggota masyarakat juga dapat menjadi
pemangku kepentingan dalam jejaring kebijakan. Partisipasi individu
Dalam konsultasi publik, forum diskusi, pemilihan umum, dan gerakan sosial
memiliki peran penting dalam mempengaruhi kebijakan dan menciptakan
perubahan.Penting untuk diingat bahwa aktor-aktor ini dapat saling berinteraksi,
saling memengaruhi, dan membentuk jejaring kebijakan yang kompleks.
Keberhasilan jejaring kebijakan sering kali melibatkan kolaborasi antara berbagai
pemangku kepentingan ini untuk mencapai tujuan bersama dalam konteks
kebijakan yang kompleks.
7
politik, dan dinamika kekuasaan dapat mempengaruhi interaksi antara
pemangku kepentingan dalam jejaring kebijakan. Faktor-faktor seperti
perubahan pemerintahan, polarisasi politik, kebijakan partai politik,
dan tekanan politik dari kelompok tertentu dapat memengaruhi
dinamika dan arah kebijakan.
Ketersediaan Sumber Daya: Ketersediaan sumber daya, baik dalam
bentuk keuangan, teknis, manusia, atau infrastruktur, dapat
mempengaruhi kemampuan pemangku kepentingan untuk
berpartisipasi dalam jejaring kebijakan. Pemangku kepentingan
dengan sumber daya yang cukup lebih mungkin terlibat secara aktif
dan berkontribusi dalam proses pembuatan kebijakan.
Karakteristik Isu Kebijakan: Karakteristik isu kebijakan, seperti
kompleksitas, kontroversialitas, urgensi, dan dampak sosial-ekonomi,
juga mempengaruhi jejaring kebijakan. Isu-isu yang kompleks dan
kontroversial sering kali membutuhkan kolaborasi dan kerjasama yang
lebih intens antara pemangku kepentingan. Selain itu, urgensi isu dan
potensi dampaknya juga dapat mempengaruhi tingkat keterlibatan dan
upaya yang dilakukan oleh pemangku kepentingan dalam jejaring
kebijakan.
Kapasitas dan Keterampilan: Kapasitas dan keterampilan pemangku
kepentingan dalam memahami, menganalisis, dan berpartisipasi dalam
proses kebijakan juga mempengaruhi jejaring kebijakan. Pemangku
kepentingan yang memiliki pengetahuan, keterampilan analitis, dan
kemampuan berkomunikasi yang baik lebih mungkin berperan aktif
dan efektif dalam jejaring kebijakan.
Norma dan Nilai: Norma dan nilai yang dianut oleh pemangku
kepentingan juga berperan penting dalam membentuk jejaring
kebijakan. Perbedaan norma dan nilai dapat mempengaruhi persepsi,
preferensi, dan pandangan mereka terhadap isu kebijakan tertentu.
Konflik nilai-nilai yang mendasari kebijakan dapat menjadi hambatan
dalam pembentukan dan konsolidasi jejaring kebijakan yang efektif.
Faktor Eksternal: Faktor-faktor eksternal seperti perubahan sosial,
perkembangan teknologi, tren global, dan tekanan internasional juga
dapat mempengaruhi jejaring kebijakan. Misalnya, perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan akses yang
lebih mudah terhadap informasi dan komunikasi antara pemangku
kepentingan, mempengaruhi cara mereka berinteraksi dalam jejaring
kebijakan.
Keberlanjutan dan Koordinasi: Keberlanjutan dan koordinasi adalah
faktor penting dalam menjaga kelangsungan dan efektivitas jejaring
kebijakan. Kesepakatan dan mekanisme koordinasi yang jelas, serta
8
komitmen yang kuat dari pemangku kepentingan, diperlukan untuk
mempertahankan jejaring kebijakan yang aktif dan berkelanjutan.
9
pembuatan kebijakan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan peluang
baru atau menimbulkan tantangan yang memerlukan respons kebijakan
yang sesuai. Contohnya, perkembangan teknologi digital dan internet telah
mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk ekonomi, politik, dan
budaya. Pemerintah harus merespons dengan kebijakan yang mengatur
privasi data, keamanan siber, Dan perubahan dalam cara berinteraksi dan
berbisnis.
10
Koordinasi dan Kolaborasi: Komunikasi dan koordinasi antara anggota
jejaring kebijakan sangat penting untuk memastikan implementasi yang
efektif. Pertemuan reguler, forum diskusi, dan mekanisme kolaboratif
lainnya digunakan untuk memfasilitasi pertukaran informasi, pemecahan
masalah, dan tindakan koordinatif.
Alokasi Sumber Daya: Implementasi kebijakan memerlukan alokasi
sumber daya yang memadai. Pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan
sektor swasta harus berkolaborasi dalam mengidentifikasi dan
memobilisasi sumber daya yang diperlukan, seperti anggaran, tenaga kerja,
infrastruktur, dan dukungan teknis.
Monitoring dan Evaluasi: Jejaring kebijakan perlu memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan serta dampak yang dihasilkan.
Indikator kinerja ditetapkan untuk mengukur keberhasilan implementasi
kebijakan. Evaluasi berkala membantu dalam mengidentifikasi kelemahan,
melakukan perbaikan, dan membuat perubahan kebijakan jika diperlukan.
Responsif Terhadap Perubahan: Jejaring kebijakan harus bersifat responsif
terhadap perubahan lingkungan dan perubahan kebutuhan. Ketika kondisi
berubah, perubahan kebijakan atau penyesuaian strategi dapat diperlukan.
Jejaring kebijakan yang adaptif mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut dan tetap efektif dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami ambil adalah jejaring kebijakan merujuk pada
koneksi, kolaborasi, dan interaksi antara berbagai pemangku kepentingan
(stakeholder) yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan kebijakan.
Melalui kolaborasi dan interaksi yang berkelanjutan, pemangku kepentingan dapat
mengeksplorasi solusi baru, mengadaptasi pendekatan yang ada, dan
menghasilkan kebijakan yang lebih inovatif dan efektif. Hal ini dikarenakan isu-
isu kebijakan kompleks memerlukan waktu dan kesabaran untuk mencapai
kemajuan yang signifikan, mengatasi tantangan, dan mencapai tujuan yang
diinginkan.Penting untuk dicatat bahwa ciri-ciri jejaring kebijakan dapat
bervariasi tergantung pada konteks Spesifik dan kebijakan yang sedang
diperdebatkan.
12