STAKEHOLDER RELATION
“KONSEP DASAR DAN PEMETAAN STAKEHOLDER RELATON”
OLEH:
5B PUBLIC RELATION
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya yang telah senantiasa melimpah dalam perjalanan hidup
kami. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah menjadi suri tauladan dalam menjalani kehidupan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Latar Belakang................................................................................................ 1
Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
Tujuan Penulisan Makalah .............................................................................. 2
BAB II
Pembahasan .................................................................................................. 4
BAB III
Penutup ......................................................................................................... 17
Kesimpulan ..................................................................................................... 17
Saran .............................................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
1
modern. Selain itu, makalah ini juga akan mengilustrasikan cara-cara praktis dalam
melakukan pemetaan stakeholder yang efektif dan bagaimana hal ini dapat
berkontribusi pada keberhasilan jangka panjang organisasi.
2
relations yang efektif. Kami juga akan menyajikan solusi dan strategi untuk
mengatasi tantangan tersebut.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2) Karyawan (Employees)
Karyawan perusahaan adalah salah satu kelompok utama stakeholder
yang bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Mereka memiliki
kepentingan terhadap stabilitas pekerjaan, upah yang adil, dan
lingkungan kerja yang aman.
3) Pelanggan (Customers)
Pelanggan adalah individu atau organisasi yang menggunakan produk
atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Mereka memiliki
kepentingan dalam kualitas, harga, dan ketersediaan produk atau
layanan tersebut.
4) Pemasok (Suppliers)
Pemasok menyediakan bahan baku atau produk kepada perusahaan dan
memiliki kepentingan dalam kelangsungan bisnis pelanggan mereka.
Mereka ingin agar perusahaan tetap beroperasi dan berkelanjutan.
5) Komunitas Lokal (Local Community)
Komunitas lokal di sekitar lokasi operasi perusahaan memiliki
kepentingan dalam dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi perusahaan
terhadap wilayah tersebut.
6) Pemerintah (Government)
Pemerintah memiliki kepentingan dalam mengatur dan mengawasi
aktivitas perusahaan, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan
peraturan yang berlaku.
7) Masyarakat Sipil (Civil Society)
Kelompok masyarakat sipil, seperti organisasi non-pemerintah (NGO),
sering kali menjadi stakeholder yang berperan dalam memantau dan
memengaruhi praktek bisnis perusahaan dalam hal-hal seperti hak asasi
manusia, lingkungan, dan etika bisnis.
8) Pers Media (Media)
Media massa memiliki peran dalam menyampaikan informasi tentang
perusahaan kepada masyarakat luas. Mereka dapat memengaruhi citra
perusahaan dan opini publik.
9) Pesaing (Competitors)
Pesaing juga dapat dianggap sebagai stakeholder karena persaingan
bisnis mereka memiliki dampak langsung pada strategi dan kinerja
perusahaan.
10) Lembaga Keuangan (Financial Institutions)
Lembaga keuangan seperti bank dan investor institusional juga
merupakan stakeholder karena mereka menyediakan modal dan kredit
kepada perusahaan.
5
Penting untuk diingat bahwa stakeholder dapat memiliki kepentingan yang
berbeda dan terkadang konflik. Manajemen yang efektif melibatkan
identifikasi, pemahaman, dan manajemen hubungan dengan stakeholder ini
untuk mencapai keseimbangan antara berbagai kepentingan yang ada dalam
konteks organisasi atau proyek tertentu.
2.1.3 Pengertian Pemetaan Stakholder
Menurut WHO (2007) dalam Lembaga Administrasi Negara (2017 : 113)
menyebutkan bahwa pemetaan stakeholder adalah teknik yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai kepentingan dari pihak-pihak
kunci, kelompok, atau institusi yang dapat mempengaruhi kesuksesan dari
sebuah kegiatan.
Freeman dan Reed (1983) Menurut R. Edward Freeman dan David Reed,
yang dikenal sebagai kontributor utama dalam teori stakeholder, pemetaan
stakeholder adalah "proses mengidentifikasi kelompok individu atau organisasi
yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh upaya organisasi, serta
mengukur dan mengklasifikasikan kepentingan, kekuatan, dan posisi relatif
dari kelompok-kelompok ini dalam hubungan dengan organisasi."
Bryson (2004) Dalam bukunya yang berjudul "Strategic Planning for Public
and Nonprofit Organizations," John M. Bryson menggambarkan pemetaan
stakeholder sebagai "proses mengidentifikasi semua individu atau kelompok
yang memiliki kepentingan dalam keputusan, aktivitas, atau hasil organisasi
dan menilai kemampuan mereka untuk memengaruhi atau mempengaruhi
pelaksanaan strategis."
Mendelow (1991) David Mendelow mengusulkan model matriks yang
mendefinisikan empat kategori stakeholder berdasarkan tingkat kepentingan
dan pengaruh mereka. Menurut Mendelow, pemetaan stakeholder adalah
"proses mengklasifikasikan stakeholder ke dalam salah satu dari empat
kategori: minimal usaha (minimal effort), menjaga senyap (keep informed),
membuat pekerjaan lebih baik (keep satisfied), dan memenuhi tuntutan (key
players)."
Pemetaan stakeholder relations, atau pemetaan hubungan dengan
stakeholder, adalah proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
memahami hubungan antara suatu organisasi atau entitas dengan berbagai
pihak yang memiliki kepentingan atau stake dalam kegiatan, proyek, atau
operasi organisasi tersebut. Pemetaan ini bertujuan untuk membantu organisasi
dalam memahami dinamika dan ekspektasi stakeholder, serta untuk mengelola
dan memperkuat hubungan tersebut. Pemetaan hubungan dengan stakeholder
adalah langkah penting dalam manajemen stakeholder yang efektif.
6
Pemetaan hubungan dengan stakeholder mencakup beberapa aspek, termasuk:
1) Identifikasi Stakeholder
Langkah awal dalam pemetaan hubungan dengan stakeholder adalah
mengidentifikasi siapa saja yang memiliki kepentingan atau stake dalam
organisasi atau aktivitas tertentu. Ini mencakup individu, kelompok,
organisasi, atau entitas lain yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi
oleh organisasi.
2) Analisis Kepentingan dan Pengaruh
Setelah stakeholder diidentifikasi, dilakukan analisis untuk memahami
tingkat kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder terhadap
organisasi. Ini membantu dalam mengenali stakeholder yang memiliki
peran kunci dalam memengaruhi keberhasilan atau kegagalan organisasi.
3) Prioritisasi Stakeholder
Tidak semua stakeholder memiliki kepentingan dan pengaruh yang sama.
Oleh karena itu, organisasi perlu memprioritaskan stakeholder berdasarkan
tingkat pentingannya dalam mencapai tujuan organisasi.
4) Komunikasi dan Keterlibatan
Pemetaan hubungan dengan stakeholder juga melibatkan perencanaan
strategi komunikasi dan keterlibatan. Ini mencakup bagaimana organisasi
berkomunikasi dengan stakeholder, jenis informasi yang harus
disampaikan, dan sejauh mana mereka harus terlibat dalam proses
pengambilan keputusan.
5) Pengelolaan Hubungan
Setelah pemetaan dilakukan, organisasi harus mengelola hubungan dengan
stakeholder secara proaktif. Ini termasuk menjaga komunikasi terbuka,
merespons masukan dan kekhawatiran stakeholder, serta memastikan
bahwa kebijakan dan tindakan organisasi mencerminkan kepentingan yang
ada.
7
2.2 Peran Pemetaan Stakeholder
8
5) Meningkatkan Reputasi dan Citra
Dengan memenuhi kepentingan stakeholder dan berinteraksi dengan
mereka secara positif, perusahaan dapat meningkatkan reputasi dan citra
perusahaan di mata pemangku kepentingan.
Reputasi yang baik dapat berdampak positif pada hubungan dengan
pelanggan, investasi, dan kemampuan perusahaan untuk menarik bakat.
6) Kepatuhan Regulasi
Dalam banyak kasus, pemetaan stakeholder membantu perusahaan dalam
memahami persyaratan dan regulasi yang berlaku dan diawasi oleh pihak
berwenang.
Hal ini membantu perusahaan untuk tetap mematuhi peraturan dan
mencegah potensi konsekuensi hukum.
1) Identifikasi Stakeholder
Identifikasi stakeholder adalah langkah awal dalam proses pemetaan.
Organisasi harus mencari tahu siapa saja yang memiliki kepentingan dalam
aktivitas atau proyek tertentu.
Stakeholder dapat mencakup individu, kelompok, organisasi, pemerintah,
dan lainnya yang dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh organisasi.
9
2) Pengumpulan Informasi
Setelah stakeholder diidentifikasi, langkah berikutnya adalah
mengumpulkan informasi tentang mereka. Ini bisa dilakukan melalui
berbagai sumber, termasuk dokumen internal dan eksternal, wawancara,
survei, dan analisis data.
Informasi yang dikumpulkan mencakup karakteristik stakeholder,
kepentingan mereka, sejarah interaksi dengan organisasi, dan sebagainya.
10
Proses ini berkelanjutan dan memerlukan evaluasi berkala untuk
memastikan bahwa hubungan dengan stakeholder tetap baik dan memenuhi
kepentingan mereka.
Pemetaan stakeholder adalah alat yang penting dalam manajemen hubungan
pemangku kepentingan yang efektif. Ini membantu organisasi untuk
berinteraksi dengan pihak-pihak yang memiliki peran signifikan dalam
kesuksesan atau kegagalan mereka, mengelola risiko, dan memastikan bahwa
kebijakan dan tindakan organisasi mencerminkan berbagai kepentingan yang
ada.
11
5) Inovasi Produk dan Layanan
Dengan berinteraksi dengan berbagai pihak yang memiliki perspektif yang
berbeda, perusahaan dapat mendapatkan wawasan yang dapat digunakan
untuk mengembangkan produk atau layanan baru yang lebih inovatif dan
sesuai dengan kebutuhan pasar.
6) Reputasi yang Lebih Baik
Mengelola hubungan dengan stakeholder dengan baik dapat meningkatkan
citra dan reputasi perusahaan di mata pemangku kepentingan. Reputasi yang
baik dapat berkontribusi pada kepercayaan pelanggan dan pemegang saham.
7) Pengelolaan Konflik yang Lebih Efisien
Dalam situasi konflik, pemahaman yang baik tentang stakeholder dan
masalah yang terkait dapat membantu perusahaan untuk mengelola konflik
dengan lebih efisien dan mencari solusi yang memuaskan semua pihak
terlibat.
8) Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan yang berfokus pada pemetaan dan manajemen stakeholder yang
efektif dapat menjadi lebih kompetitif karena mereka dapat merespons
dengan lebih cepat terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis dan
mendapatkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.
9) Kemitraan dan Kolaborasi
Dalam beberapa kasus, pemetaan stakeholder dapat membuka peluang
untuk kemitraan atau kolaborasi dengan pihak-pihak yang memiliki
kepentingan serupa atau saling melengkapi.
10) Keberlanjutan
Manajemen yang berkelanjutan sering kali melibatkan pemenuhan berbagai
kepentingan, termasuk yang bersifat ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Pemetaan stakeholder membantu perusahaan dalam mencapai tujuan
keberlanjutan.
12
2.4 Tantangan Dan Hambatan Yang Dihadapi Oleh Organisasi Dalam
Menjalankan Praktik Stakeholder Relations Yang Efektif, Dan Cara
Mengatasi Tantangan Yang Ada
2.4.1 Tantangan Dan Hambatan Yang Dihadapi Oleh Organisasi Dalam
Menjalankan Praktik Stakeholder Relations Yang Efektif
Menjalankan praktik stakeholder relations yang efektif dapat
menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, terutama ketika organisasi
berupaya memahami, berinteraksi, dan memenuhi kepentingan berbagai
pemangku kepentingan. Beberapa tantangan dan hambatan yang sering
dihadapi oleh organisasi dalam praktik stakeholder relations yang efektif
meliputi:
1) Kompleksitas Stakeholder
Organisasi seringkali memiliki banyak stakeholder dengan kepentingan
yang beragam. Memahami kebutuhan dan keinginan berbagai pihak ini bisa
menjadi tugas yang sangat kompleks.
2) Perspektif Berbeda
Pemangku kepentingan mungkin memiliki pandangan dan perspektif yang
berbeda tentang masalah yang sama. Menggabungkan berbagai sudut
pandang ini bisa menjadi tantangan dalam mencapai kesepakatan atau
konsensus.
3) Sumber Daya Terbatas
Mengelola hubungan dengan pemangku kepentingan memerlukan waktu,
tenaga, dan sumber daya finansial. Organisasi terkadang memiliki
keterbatasan sumber daya untuk mengatasi semua pemangku kepentingan
dengan baik.
4) Konflik Kepentingan
Terkadang, kepentingan berbagai stakeholder bisa bertentangan satu sama
lain, yang dapat menyebabkan konflik. Mengatasi konflik ini dan
menemukan solusi yang memuaskan semua pihak bisa menjadi hambatan.
5) Ketidakpastian Lingkungan Eksternal
Lingkungan bisnis dan organisasi seringkali tidak stabil dan berubah dengan
cepat. Perubahan dalam regulasi, tren pasar, dan faktor-faktor eksternal
lainnya dapat memengaruhi dinamika hubungan stakeholder.
13
7) Ketidakpuasan Stakeholder
Tidak semua pemangku kepentingan akan selalu puas dengan tindakan atau
kebijakan yang diambil oleh organisasi. Ketidakpuasan ini dapat mengarah
pada kritik, protes, atau tindakan hukum yang merugikan reputasi
perusahaan.
8) Kurangnya Keterlibatan Stakeholder
Kadang-kadang, pemangku kepentingan yang penting mungkin merasa
kurang terlibat dalam proses pengambilan keputusan atau merasa bahwa
pandangan mereka diabaikan oleh organisasi.
9) Ketidaksesuaian Budaya dan Nilai
Organisasi yang beroperasi di berbagai pasar global dapat menghadapi
kesulitan dalam memahami dan mematuhi budaya dan nilai-nilai lokal yang
berbeda.
10) Perubahan Pemimpin Organisasi
Perubahan kepemimpinan dalam organisasi dapat membawa perubahan
prioritas dan pendekatan dalam manajemen hubungan stakeholder.
14
2.4.2 Cara Mengatasi Tantangan Yang Ada Dalam Organisasi Yang
Menerapkan Sistem Stakeholder Relation
Mengatasi tantangan yang ada dalam organisasi yang menerapkan sistem
stakeholder relations memerlukan pendekatan yang proaktif dan strategis.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi tantangan tersebut:
1) Pemahaman yang Mendalam tentang Stakeholder
Salah satu langkah pertama adalah memahami dengan mendalam siapa saja
pemangku kepentingan organisasi, apa kepentingan mereka, dan bagaimana
mereka dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh organisasi. Ini
memerlukan analisis yang komprehensif.
2) Komunikasi Terbuka
Pertahankan komunikasi terbuka dan transparan dengan pemangku
kepentingan. Beri mereka akses ke informasi yang relevan tentang aktivitas,
kebijakan, dan perkembangan organisasi.
3) Rencana Manajemen Konflik
Siapkan rencana untuk mengatasi konflik yang mungkin timbul antara
pemangku kepentingan. Ini termasuk strategi mediasi, negosiasi, dan
penyelesaian konflik yang adil.
4) Keterlibatan Pemangku Kepentingan
Aktif melibatkan pemangku kepentingan dalam proses pengambilan
keputusan yang memengaruhi mereka. Ini dapat menciptakan rasa
kepemilikan dan keterlibatan yang lebih besar dalam hasil organisasi.
6) Komitmen Pimpinan
Dukungan dan komitmen dari pimpinan organisasi sangat penting. Pastikan
bahwa pimpinan memprioritaskan praktik stakeholder relations dan
mengintegrasikannya ke dalam budaya organisasi.
7) Tim Khusus Stakeholder Relations
Bisa membentuk tim khusus atau unit dalam organisasi yang bertanggung
jawab atas manajemen hubungan stakeholder. Mereka dapat
mengoordinasikan upaya dan memastikan bahwa komunikasi dan interaksi
dengan stakeholder berjalan lancar.
15
8) Pengembangan Keterampilan dan Pelatihan
Berikan pelatihan kepada karyawan dan anggota tim yang berinteraksi
dengan pemangku kepentingan. Ini dapat meningkatkan kemampuan
mereka dalam berkomunikasi dan bernegosiasi dengan baik.
9) Penggunaan Teknologi
Manfaatkan teknologi, seperti perangkat lunak manajemen hubungan
pelanggan (CRM) atau perangkat lunak manajemen hubungan stakeholder
(SRM), untuk melacak dan mengelola interaksi dengan stakeholder.
10) Evaluasi Dampak Sosial dan Lingkungan
Untuk organisasi yang berfokus pada tanggung jawab sosial dan
lingkungan, lakukan evaluasi dampak secara berkala dan laporkan hasilnya
kepada pemangku kepentingan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah ini membahas konsep dasar dari manajemen hubungan dengan
pemangku kepentingan (stakeholder relations) serta proses pemetaan stakeholder.
Konsep ini penting dalam konteks bisnis dan organisasi karena membantu dalam
memahami, mengelola, dan berinteraksi dengan berbagai pihak yang memiliki
kepentingan dalam aktivitas atau proyek. Dalam makalah ini, kami telah
menjelaskan konsep dasar stakeholder relations, termasuk definisi, pentingnya, dan
peranannya dalam manajemen organisasi.
17
memberikan dampak yang positif pada berbagai pemangku kepentingan yang
mereka layani.
3.2 Saran
Perbaikan dalam sistem stakeholder adalah proses berkelanjutan, dan
perusahaan harus selalu terbuka untuk memperbaiki dan menyesuaikan strategi
mereka sesuai dengan perubahan dalam lingkungan bisnis dan kebutuhan
stakeholder. Dengan cara ini, perusahaan dapat membangun hubungan yang kuat
dan saling menguntungkan dengan semua pihak yang terlibat.
18
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal dan Buku:
Asfira Rachmad Rinata, Mina Sariniati, “Strategi Marketing Public Relations Jawa
Timur Park Group dalam Menjalin Good Relations dengan Stakeholders”, Jurnal
Komunikasi Nusantara, Vol. 2 No. 2(2020): hlm 20
Riska Andrilla, “Penerapan Stakeholder Relationship Management Plus (Srm+)
Dalam Pengelolaan Community Development Di Area Operasional Total E&P
Indonesie”, Journal llmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 3 (2014): hlm 333
Uljanatunnisa, Dian Hapsari, “Ekspektasi Stakeholder Terhadap Konten dan
Perilaku Public relations Dalam Bermedia Sosial”, Expose Jurnal Ilmu
Komunikasi, Vol 2, No 2 (2019): hlm 176
Harrison, J. S., & Wicks, A. C. (2013). Stakeholder Theory, Value, and Firm
Performance. Business Ethics Quarterly, 23(1), 97-124.
Syifa Edyana Fithri, M. Subur Drajat, “Strategi Public Relations Perusahaan dalam
Membangun Stakeholders Relations”, Prosiding Hubungan Masyarakat,
doi.org/10.29313/.v6i2.24664 407: hlm 407
Mesti Woro Mahatmi, Maria Mediatrix Sebatubun, “Strategi Komunikasi
Stakeholders Dengan Pendekatan Data Alumni Menggunakan Data Mining”,
Precious: Public Relations Journal, Volume 2 Nomor 1 – Oktober (2021): Hlm 26
Mitchell, R. K., Agle, B. R., & Wood, D. J. (1997). Toward a Theory of Stakeholder
Identification and Salience: Defining the Principle of Who and What Really Counts.
Academy of Management Review, 22(4), 853-886.
19
Website:
https://gramedia.com/literasi/stakeholder/
https://www.academia.edu/39693797/Stakeholder_Relations_2012
https://www.kemhan.go.id/itjen/wp-content/uploads/2017/03/bn336-
2012lamp.pdf
https://www.prindonesia.co/detail/1985/Mengapa-Stakeholder-Mapping-Penting
https://www.humasindonesia.id/berita/empat-metode-stakeholder-mapping--418
20