Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

STAKEHOLDER RELATION
“KONSEP DASAR DAN PEMETAAN STAKEHOLDER RELATON”

OLEH:

BIMA DWI KENCANA


12140311568

5B PUBLIC RELATION

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya yang telah senantiasa melimpah dalam perjalanan hidup
kami. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah menjadi suri tauladan dalam menjalani kehidupan ini.

Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa te rima kasih


yang tak terhingga kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan,
inspirasi, dan bantuan dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai
bagian dari tugas akademik yang kami kerjakan, yang tidak akan berhasil tanpa
kerja keras, dukungan, dan bimbingan dari banyak pihak.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang


telah memberikan panduan, arahan, dan masukan yang berharga selama proses
penulisan makalah ini. Bimbingan Anda telah membantu kami dalam merumuskan
gagasan, menganalisis konsep, dan menyusun makalah ini secara sistematis.

Selain itu, kami juga ingin menyampaikan apresiasi kepada teman-teman


sekelas yang selalu berbagi ide, diskusi, dan wawasan yang mendalam selama
perkuliahan. Kehadiran dan kontribusi Anda telah memperkaya pemahaman kami
tentang topik yang kami bahas dalam makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai sumber referensi,
buku, artikel jurnal, dan penelitian terkait yang telah kami gunakan sebagai bahan
acuan dalam penyusunan makalah ini. Informasi dan pengetahuan dari berbagai
sumber tersebut telah memperkaya konten makalah kami.
Akhir kata, makalah ini kami dedikasikan untuk semua pihak yang telah
mendukung dan memberikan inspirasi kepada kami. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan dan manfaat yang berguna bagi pembaca. Kami sadar bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, masukan dan kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa depan.
Terima kasih.

Pekanbaru,18 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i

Daftar Isi ....................................................................................................... ii


BAB I
Pendahuluan ................................................................................................. 1

Latar Belakang................................................................................................ 1
Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
Tujuan Penulisan Makalah .............................................................................. 2

BAB II
Pembahasan .................................................................................................. 4

Pengertian Stakeholder dan Pemetaan Stakeholder.......................................... 4


Peran Pemetaan Stakeholder ........................................................................... 8
Implikasi Praktis Dari Penerapan Konsep Dasar Stakeholder Relations
Dan Pemetaan Stakeholder Dalam Konteks Pengelolaan Bisnis Dan
Organisasi ....................................................................................................... 11
Tantangan Dan Hambatan Yang Dihadapi Oleh Organisasi Dalam
Menjalankan Praktik Stakeholder Relations Yang Efektif, Dan Cara
Mengatasi Tantangan Yang Ada ...................................................................... 13

BAB III
Penutup ......................................................................................................... 17

Kesimpulan ..................................................................................................... 17
Saran .............................................................................................................. 18

Daftar Pustaka .............................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Dalam era globalisasi dan dinamika bisnis yang terus berkembang,


perusahaan dan organisasi modern menghadapi berbagai tantangan kompleks.
Perubahan lingkungan bisnis yang cepat, perkembangan teknologi informasi, serta
pergeseran nilai dan ekspektasi masyarakat telah menciptakan lingkungan yang
semakin kompleks dan beragam. Dalam konteks ini, konsep stakeholder relations
(hubungan pemangku kepentingan) muncul sebagai salah satu aspek kunci dalam
manajemen bisnis yang sukses.

Stakeholder relations bukanlah sekadar sebuah istilah, tetapi merupakan


pendekatan yang mendasar dalam mengelola perusahaan atau organisasi. Konsep
ini berkaitan dengan bagaimana suatu entitas dapat berinteraksi, berkomunikasi,
dan berkolaborasi dengan berbagai kelompok pemangku kepentingan yang
memiliki kepentingan terhadap operasi dan dampak organisasi tersebut. Pemangku
kepentingan ini dapat mencakup pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok,
pemerintah, masyarakat lokal, dan berbagai pihak lain yang terlibat dalam
ekosistem organisasi.

Pentingnya konsep stakeholder relations tak dapat diragukan lagi.


Hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan dapat memengaruhi reputasi
perusahaan, kinerja finansial, dan keberlanjutan jangka panjang. Pada saat yang
sama, ketidakpedulian atau ketidakmampuan mengelola hubungan dengan
pemangku kepentingan dapat berdampak negatif, menciptakan risiko reputasi,
konflik, dan ketidakstabilan organisasi.

Dalam konteks yang semakin kompleks ini, pemahaman yang mendalam


tentang konsep dasar stakeholder relations dan kemampuan untuk memetakan dan
mengelola hubungan dengan pemangku kepentingan menjadi sangat penting.
Pemetaan stakeholder yang tepat dapat membantu organisasi untuk
mengidentifikasi dan memprioritaskan kelompok pemangku kepentingan,
mengukur ekspektasi mereka, serta mengelola komunikasi dan interaksi dengan
lebih efektif.
Makalah ini bertujuan untuk membahas konsep dasar stakeholder relations
dan pentingnya pemetaan stakeholder dalam konteks bisnis dan manajemen
organisasi. Melalui pemahaman yang mendalam tentang konsep ini, diharapkan
pembaca akan dapat mengenali peran krusial stakeholder relations dalam
menghadapi tantangan kompleks yang dihadapi oleh perusahaan dan organisasi

1
modern. Selain itu, makalah ini juga akan mengilustrasikan cara-cara praktis dalam
melakukan pemetaan stakeholder yang efektif dan bagaimana hal ini dapat
berkontribusi pada keberhasilan jangka panjang organisasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud stakeholder dan pemetaan stakeholder?


2. Apa peran penting pemetaan stakeholder dalam manajemen hubungan
pemangku kepentingan, dan bagaimana proses pemetaan stakeholder dapat
dijelaskan secara rinci?
3. Apa implikasi praktis dari penerapan konsep dasar stakeholder relations dan
pemetaan stakeholder dalam konteks pengelolaan bisnis dan organisasi?
4. Apa tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi oleh organisasi dalam
menjalankan praktik stakeholder relations yang efektif, dan bagaimana cara
mengatasi tantangan tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1. Menguraikan Konsep Dasar Stakeholder Relations


Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang konsep dasar stakeholder relations, mencakup
definisi, perkembangan sejarah, dan relevansinya dalam dunia bisnis dan
manajemen organisasi.
2. Menggali Peran Penting Pemetaan Stakeholder
Makalah ini akan membahas peran penting dari pemetaan
stakeholder dalam manajemen hubungan pemangku kepentingan. Kami
akan menjelaskan bagaimana pemetaan stakeholder dapat membantu
perusahaan atau organisasi untuk mengidentifikasi, memprioritaskan, dan
berkomunikasi dengan berbagai kelompok pemangku kepentingan.
3. Mengkaji Implikasi Praktis
Kami akan mengeksplorasi implikasi praktis dari penerapan konsep
dasar stakeholder relations dan pemetaan stakeholder dalam dunia bisnis.
Ini termasuk cara-cara praktis dalam melakukan pemetaan stakeholder yang
efektif dan bagaimana praktik ini dapat meningkatkan keberlanjutan dan
kinerja organisasi.
4. Menganalisis Tantangan dan Solusi
Makalah ini akan menganalisis tantangan dan hambatan yang
mungkin dihadapi oleh organisasi dalam menjalankan praktik stakeholder

2
relations yang efektif. Kami juga akan menyajikan solusi dan strategi untuk
mengatasi tantangan tersebut.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stakeholder dan Pemetaan Stakeholder

2.1.1 Pengertian Stakeholder Menurut Para Ahli


Menurut Freeman, seorang profesor manajemen terkemuka, dalam
(Freeman & McVea, 2005) “pemangku kepentingan" (stakeholder) adalah
individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam atau dapat
memengaruhi aktivitas atau tujuan suatu organisasi. Dalam pandangan
Freeman, pemangku kepentingan dapat mencakup pemegang saham, karyawan,
pelanggan, pemasok, komunitas lokal, dan pihak lain yang terlibat dalam
organisasi.
Menurut Hadi (2011: 93) stakeholders adalah semua pihak, internal maupun
eksternal, yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian, stakeholders
merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti : pemerintah, perusahaan
pesaing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional, lembaga diluar
perusahaan (LSM dan sejenisnya), lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja
perusahaan, kaum minoritas dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat
mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan.
Gray et al. (1994) dalam Asmara (2016) menyatakan: “ Kelangsungan hidup
perusahaan tergantung pada stakeholders, dan dukungan tersebut harus dicari,
sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut.
Semakin powerfull stakeholder, semakin besar usaha perusahaan untuk
beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai media komunikasi antara
perusahaan dengan stakeholdernya”.
2.1.2 Pengertian Stakeholder Secara Umum
Stakeholder adalah istilah yang digunakan dalam dunia bisnis, organisasi,
dan manajemen untuk merujuk kepada individu, kelompok, atau entitas lain
yang memiliki kepentingan atau stake dalam suatu proyek, perusahaan, atau
kegiatan tertentu. Mereka adalah pihak-pihak yang dapat dipengaruhi oleh atau
memiliki pengaruh terhadap keputusan, tindakan, atau hasil dari suatu inisiatif
atau entitas bisnis. Pengertian stakeholder secara umum meliputi:
1) Pemegang Saham (Shareholders)
Para pemegang saham adalah pemilik perusahaan dan memiliki
kepentingan finansial dalam kesuksesan perusahaan. Mereka biasanya
mendapatkan dividen dan/atau kenaikan nilai saham sebagai imbalan
atas investasi mereka.

4
2) Karyawan (Employees)
Karyawan perusahaan adalah salah satu kelompok utama stakeholder
yang bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Mereka memiliki
kepentingan terhadap stabilitas pekerjaan, upah yang adil, dan
lingkungan kerja yang aman.
3) Pelanggan (Customers)
Pelanggan adalah individu atau organisasi yang menggunakan produk
atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Mereka memiliki
kepentingan dalam kualitas, harga, dan ketersediaan produk atau
layanan tersebut.
4) Pemasok (Suppliers)
Pemasok menyediakan bahan baku atau produk kepada perusahaan dan
memiliki kepentingan dalam kelangsungan bisnis pelanggan mereka.
Mereka ingin agar perusahaan tetap beroperasi dan berkelanjutan.
5) Komunitas Lokal (Local Community)
Komunitas lokal di sekitar lokasi operasi perusahaan memiliki
kepentingan dalam dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi perusahaan
terhadap wilayah tersebut.
6) Pemerintah (Government)
Pemerintah memiliki kepentingan dalam mengatur dan mengawasi
aktivitas perusahaan, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan
peraturan yang berlaku.
7) Masyarakat Sipil (Civil Society)
Kelompok masyarakat sipil, seperti organisasi non-pemerintah (NGO),
sering kali menjadi stakeholder yang berperan dalam memantau dan
memengaruhi praktek bisnis perusahaan dalam hal-hal seperti hak asasi
manusia, lingkungan, dan etika bisnis.
8) Pers Media (Media)
Media massa memiliki peran dalam menyampaikan informasi tentang
perusahaan kepada masyarakat luas. Mereka dapat memengaruhi citra
perusahaan dan opini publik.
9) Pesaing (Competitors)
Pesaing juga dapat dianggap sebagai stakeholder karena persaingan
bisnis mereka memiliki dampak langsung pada strategi dan kinerja
perusahaan.
10) Lembaga Keuangan (Financial Institutions)
Lembaga keuangan seperti bank dan investor institusional juga
merupakan stakeholder karena mereka menyediakan modal dan kredit
kepada perusahaan.

5
Penting untuk diingat bahwa stakeholder dapat memiliki kepentingan yang
berbeda dan terkadang konflik. Manajemen yang efektif melibatkan
identifikasi, pemahaman, dan manajemen hubungan dengan stakeholder ini
untuk mencapai keseimbangan antara berbagai kepentingan yang ada dalam
konteks organisasi atau proyek tertentu.
2.1.3 Pengertian Pemetaan Stakholder
Menurut WHO (2007) dalam Lembaga Administrasi Negara (2017 : 113)
menyebutkan bahwa pemetaan stakeholder adalah teknik yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai kepentingan dari pihak-pihak
kunci, kelompok, atau institusi yang dapat mempengaruhi kesuksesan dari
sebuah kegiatan.
Freeman dan Reed (1983) Menurut R. Edward Freeman dan David Reed,
yang dikenal sebagai kontributor utama dalam teori stakeholder, pemetaan
stakeholder adalah "proses mengidentifikasi kelompok individu atau organisasi
yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh upaya organisasi, serta
mengukur dan mengklasifikasikan kepentingan, kekuatan, dan posisi relatif
dari kelompok-kelompok ini dalam hubungan dengan organisasi."
Bryson (2004) Dalam bukunya yang berjudul "Strategic Planning for Public
and Nonprofit Organizations," John M. Bryson menggambarkan pemetaan
stakeholder sebagai "proses mengidentifikasi semua individu atau kelompok
yang memiliki kepentingan dalam keputusan, aktivitas, atau hasil organisasi
dan menilai kemampuan mereka untuk memengaruhi atau mempengaruhi
pelaksanaan strategis."
Mendelow (1991) David Mendelow mengusulkan model matriks yang
mendefinisikan empat kategori stakeholder berdasarkan tingkat kepentingan
dan pengaruh mereka. Menurut Mendelow, pemetaan stakeholder adalah
"proses mengklasifikasikan stakeholder ke dalam salah satu dari empat
kategori: minimal usaha (minimal effort), menjaga senyap (keep informed),
membuat pekerjaan lebih baik (keep satisfied), dan memenuhi tuntutan (key
players)."
Pemetaan stakeholder relations, atau pemetaan hubungan dengan
stakeholder, adalah proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
memahami hubungan antara suatu organisasi atau entitas dengan berbagai
pihak yang memiliki kepentingan atau stake dalam kegiatan, proyek, atau
operasi organisasi tersebut. Pemetaan ini bertujuan untuk membantu organisasi
dalam memahami dinamika dan ekspektasi stakeholder, serta untuk mengelola
dan memperkuat hubungan tersebut. Pemetaan hubungan dengan stakeholder
adalah langkah penting dalam manajemen stakeholder yang efektif.

6
Pemetaan hubungan dengan stakeholder mencakup beberapa aspek, termasuk:

1) Identifikasi Stakeholder
Langkah awal dalam pemetaan hubungan dengan stakeholder adalah
mengidentifikasi siapa saja yang memiliki kepentingan atau stake dalam
organisasi atau aktivitas tertentu. Ini mencakup individu, kelompok,
organisasi, atau entitas lain yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi
oleh organisasi.
2) Analisis Kepentingan dan Pengaruh
Setelah stakeholder diidentifikasi, dilakukan analisis untuk memahami
tingkat kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder terhadap
organisasi. Ini membantu dalam mengenali stakeholder yang memiliki
peran kunci dalam memengaruhi keberhasilan atau kegagalan organisasi.
3) Prioritisasi Stakeholder
Tidak semua stakeholder memiliki kepentingan dan pengaruh yang sama.
Oleh karena itu, organisasi perlu memprioritaskan stakeholder berdasarkan
tingkat pentingannya dalam mencapai tujuan organisasi.
4) Komunikasi dan Keterlibatan
Pemetaan hubungan dengan stakeholder juga melibatkan perencanaan
strategi komunikasi dan keterlibatan. Ini mencakup bagaimana organisasi
berkomunikasi dengan stakeholder, jenis informasi yang harus
disampaikan, dan sejauh mana mereka harus terlibat dalam proses
pengambilan keputusan.
5) Pengelolaan Hubungan
Setelah pemetaan dilakukan, organisasi harus mengelola hubungan dengan
stakeholder secara proaktif. Ini termasuk menjaga komunikasi terbuka,
merespons masukan dan kekhawatiran stakeholder, serta memastikan
bahwa kebijakan dan tindakan organisasi mencerminkan kepentingan yang
ada.

Pemetaan hubungan dengan stakeholder membantu organisasi dalam


membangun hubungan yang baik dan berkelanjutan dengan pihak-pihak yang
memiliki peran signifikan dalam kesuksesan organisasi. Hal ini juga
membantu dalam menghindari potensi konflik atau ketegangan dengan
stakeholder yang dapat memengaruhi citra organisasi dan kinerjanya secara
keseluruhan.

7
2.2 Peran Pemetaan Stakeholder

2.2.1 Peran Penting Pemetaan Stakeholder dalam Suatu Perusahaan


Pemetaan stakeholder memiliki peran penting dalam suatu perusahaan
karena membantu perusahaan dalam memahami, mengelola, dan berinteraksi
dengan berbagai pihak yang memiliki kepentingan atau stake dalam operasi dan
aktivitas perusahaan. Berikut adalah beberapa peran penting dari pemetaan
stakeholder dalam suatu perusahaan:

1) Pemahaman Terhadap Kepentingan Stakeholder


Pemetaan stakeholder membantu perusahaan dalam memahami
kepentingan dan harapan berbagai pihak yang terlibat dalam bisnisnya. Ini
termasuk pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, komunitas
lokal, pemerintah, dan lainnya.
Dengan memahami kepentingan stakeholder, perusahaan dapat merancang
strategi dan kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
2) Pengelolaan Hubungan Pemangku Kepentingan
Pemetaan stakeholder membantu perusahaan dalam mengidentifikasi
stakeholder yang paling berpengaruh dan memiliki kepentingan tinggi
dalam bisnisnya.
Dengan mengetahui siapa yang paling penting, perusahaan dapat
mengalokasikan sumber daya dan upaya lebih besar untuk memelihara dan
memperkuat hubungan dengan mereka.
3) Mitigasi Risiko
Pemetaan stakeholder membantu perusahaan dalam mengidentifikasi
potensi konflik atau masalah yang dapat muncul karena perbedaan
kepentingan antara stakeholder.
Dengan mengetahui risiko ini, perusahaan dapat merancang strategi
mitigasi yang tepat untuk menghindari atau mengatasi konflik yang
mungkin timbul.
4) Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Informasi yang diperoleh dari pemetaan stakeholder dapat membantu
perusahaan dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan
berkelanjutan.
Perusahaan dapat mempertimbangkan pandangan, kekhawatiran, dan
kepentingan berbagai pihak sebelum membuat keputusan strategis atau
taktis.

8
5) Meningkatkan Reputasi dan Citra
Dengan memenuhi kepentingan stakeholder dan berinteraksi dengan
mereka secara positif, perusahaan dapat meningkatkan reputasi dan citra
perusahaan di mata pemangku kepentingan.
Reputasi yang baik dapat berdampak positif pada hubungan dengan
pelanggan, investasi, dan kemampuan perusahaan untuk menarik bakat.

6) Kepatuhan Regulasi
Dalam banyak kasus, pemetaan stakeholder membantu perusahaan dalam
memahami persyaratan dan regulasi yang berlaku dan diawasi oleh pihak
berwenang.
Hal ini membantu perusahaan untuk tetap mematuhi peraturan dan
mencegah potensi konsekuensi hukum.

7) Inovasi dan Pertumbuhan


Dengan berinteraksi dengan stakeholder, perusahaan dapat memperoleh
wawasan dan ide-ide baru yang dapat mendukung inovasi dan pertumbuhan
bisnis.
Keterlibatan stakeholder juga dapat membuka peluang kolaborasi dan
kemitraan yang menguntungkan.

Pemetaan stakeholder bukan hanya alat yang penting dalam manajemen,


tetapi juga suatu pendekatan yang membantu perusahaan untuk menjalankan
bisnisnya dengan lebih etis, berkelanjutan, dan tanggap terhadap lingkungan
eksternalnya. Dengan memperhatikan kepentingan stakeholder, perusahaan
dapat mencapai keberhasilan jangka panjang yang lebih besar.

2.2.2 Proses Pemetaan Stakeholder Secara Rinci


Proses pemetaan stakeholder adalah langkah-langkah yang harus diikuti
oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menganalisis,
dan memahami berbagai pihak yang memiliki kepentingan atau stake dalam
operasi, proyek, atau aktivitasnya. Berikut adalah proses pemetaan stakeholder
secara rinci:

1) Identifikasi Stakeholder
Identifikasi stakeholder adalah langkah awal dalam proses pemetaan.
Organisasi harus mencari tahu siapa saja yang memiliki kepentingan dalam
aktivitas atau proyek tertentu.
Stakeholder dapat mencakup individu, kelompok, organisasi, pemerintah,
dan lainnya yang dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh organisasi.

9
2) Pengumpulan Informasi
Setelah stakeholder diidentifikasi, langkah berikutnya adalah
mengumpulkan informasi tentang mereka. Ini bisa dilakukan melalui
berbagai sumber, termasuk dokumen internal dan eksternal, wawancara,
survei, dan analisis data.
Informasi yang dikumpulkan mencakup karakteristik stakeholder,
kepentingan mereka, sejarah interaksi dengan organisasi, dan sebagainya.

3) Analisis Kepentingan dan Pengaruh


Selanjutnya, perlu dilakukan analisis terhadap tingkat kepentingan dan
pengaruh masing-masing stakeholder. Ini membantu dalam memahami
sejauh mana stakeholder tersebut dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh
organisasi.
Kepentingan merujuk pada sejauh mana stakeholder tersebut terpengaruh
oleh aktivitas organisasi, sedangkan pengaruh merujuk pada sejauh mana
mereka dapat memengaruhi organisasi.
4) Prioritisasi Stakeholder
Tidak semua stakeholder memiliki kepentingan dan pengaruh yang sama.
Oleh karena itu, organisasi perlu memprioritaskan stakeholder berdasarkan
tingkat pentingannya.
Stakeholder yang memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh tinggi akan
menjadi fokus utama dalam manajemen hubungan pemangku kepentingan.
5) Klasifikasi Stakeholder
Stakeholder dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik tertentu,
seperti internal (karyawan) versus eksternal (pelanggan, pemasok), tingkat
kepentingan, tingkat pengaruh, dan lain-lain.
Klasifikasi ini membantu organisasi dalam merancang strategi yang sesuai
untuk berinteraksi dengan berbagai kelompok stakeholder.
6) Perencanaan Strategi dan Keterlibatan
Berdasarkan hasil pemetaan, organisasi merancang strategi komunikasi dan
keterlibatan dengan berbagai stakeholder.
Ini mencakup bagaimana organisasi akan berkomunikasi dengan mereka,
jenis informasi yang akan disampaikan, dan sejauh mana mereka akan
terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
7) Implementasi dan Evaluasi
Setelah strategi dikembangkan, organisasi melaksanakan tindakan yang
sesuai untuk berinteraksi dengan stakeholder.

10
Proses ini berkelanjutan dan memerlukan evaluasi berkala untuk
memastikan bahwa hubungan dengan stakeholder tetap baik dan memenuhi
kepentingan mereka.
Pemetaan stakeholder adalah alat yang penting dalam manajemen hubungan
pemangku kepentingan yang efektif. Ini membantu organisasi untuk
berinteraksi dengan pihak-pihak yang memiliki peran signifikan dalam
kesuksesan atau kegagalan mereka, mengelola risiko, dan memastikan bahwa
kebijakan dan tindakan organisasi mencerminkan berbagai kepentingan yang
ada.

2.3 Implikasi Praktis Dari Penerapan Konsep Dasar Stakeholder Relations


Dan Pemetaan Stakeholder Dalam Konteks Pengelolaan Bisnis Dan
Organisasi
Penerapan konsep dasar stakeholder relations dan pemetaan stakeholder
dalam pengelolaan bisnis dan organisasi memiliki banyak implikasi praktis yang
penting. Dalam konteks bisnis dan organisasi, pemahaman yang baik tentang
stakeholder dan hubungan dengan mereka dapat membawa manfaat berikut:

1) Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik


Dengan pemetaan stakeholder yang tepat, perusahaan dapat membuat
keputusan yang lebih baik dan lebih informan. Mereka dapat
mempertimbangkan kepentingan dan masukan dari berbagai pihak sebelum
mengambil tindakan atau mengimplementasikan kebijakan.
2) Meningkatkan Hubungan Pelanggan
Dalam bisnis, pelanggan adalah salah satu stakeholder utama. Memahami
kebutuhan, preferensi, dan kekhawatiran pelanggan dapat membantu
perusahaan dalam mengembangkan produk atau layanan yang lebih sesuai
dengan permintaan pasar.
3) Manajemen Risiko yang Lebih Efektif
Pemetaan stakeholder membantu dalam mengidentifikasi risiko yang
mungkin timbul akibat konflik atau ketidakpuasan dengan pihak-pihak yang
memiliki kepentingan dalam bisnis atau organisasi. Ini memungkinkan
perusahaan untuk merancang strategi mitigasi risiko yang lebih baik.
4) Kepatuhan Regulasi dan Etika Bisnis
Memahami pandangan stakeholder terkait dengan etika bisnis dan peraturan
yang berlaku membantu perusahaan untuk mematuhi hukum dan regulasi
dengan lebih baik. Ini juga dapat membantu dalam menjaga reputasi yang
baik.

11
5) Inovasi Produk dan Layanan
Dengan berinteraksi dengan berbagai pihak yang memiliki perspektif yang
berbeda, perusahaan dapat mendapatkan wawasan yang dapat digunakan
untuk mengembangkan produk atau layanan baru yang lebih inovatif dan
sesuai dengan kebutuhan pasar.
6) Reputasi yang Lebih Baik
Mengelola hubungan dengan stakeholder dengan baik dapat meningkatkan
citra dan reputasi perusahaan di mata pemangku kepentingan. Reputasi yang
baik dapat berkontribusi pada kepercayaan pelanggan dan pemegang saham.
7) Pengelolaan Konflik yang Lebih Efisien
Dalam situasi konflik, pemahaman yang baik tentang stakeholder dan
masalah yang terkait dapat membantu perusahaan untuk mengelola konflik
dengan lebih efisien dan mencari solusi yang memuaskan semua pihak
terlibat.
8) Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan yang berfokus pada pemetaan dan manajemen stakeholder yang
efektif dapat menjadi lebih kompetitif karena mereka dapat merespons
dengan lebih cepat terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis dan
mendapatkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.
9) Kemitraan dan Kolaborasi
Dalam beberapa kasus, pemetaan stakeholder dapat membuka peluang
untuk kemitraan atau kolaborasi dengan pihak-pihak yang memiliki
kepentingan serupa atau saling melengkapi.

10) Keberlanjutan
Manajemen yang berkelanjutan sering kali melibatkan pemenuhan berbagai
kepentingan, termasuk yang bersifat ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Pemetaan stakeholder membantu perusahaan dalam mencapai tujuan
keberlanjutan.

Penerapan konsep dasar stakeholder relations dan pemetaan stakeholder


adalah praktik yang bijak dalam pengelolaan bisnis dan organisasi. Ini membantu
perusahaan untuk tetap relevan, tanggap, dan berkelanjutan dalam lingkungan yang
berubah dengan cepat. Selain itu, membantu perusahaan untuk membangun
hubungan yang lebih kuat dengan pemangku kepentingan yang dapat mendukung
pertumbuhan dan keberhasilan jangka panjang.

12
2.4 Tantangan Dan Hambatan Yang Dihadapi Oleh Organisasi Dalam
Menjalankan Praktik Stakeholder Relations Yang Efektif, Dan Cara
Mengatasi Tantangan Yang Ada
2.4.1 Tantangan Dan Hambatan Yang Dihadapi Oleh Organisasi Dalam
Menjalankan Praktik Stakeholder Relations Yang Efektif
Menjalankan praktik stakeholder relations yang efektif dapat
menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, terutama ketika organisasi
berupaya memahami, berinteraksi, dan memenuhi kepentingan berbagai
pemangku kepentingan. Beberapa tantangan dan hambatan yang sering
dihadapi oleh organisasi dalam praktik stakeholder relations yang efektif
meliputi:
1) Kompleksitas Stakeholder
Organisasi seringkali memiliki banyak stakeholder dengan kepentingan
yang beragam. Memahami kebutuhan dan keinginan berbagai pihak ini bisa
menjadi tugas yang sangat kompleks.
2) Perspektif Berbeda
Pemangku kepentingan mungkin memiliki pandangan dan perspektif yang
berbeda tentang masalah yang sama. Menggabungkan berbagai sudut
pandang ini bisa menjadi tantangan dalam mencapai kesepakatan atau
konsensus.
3) Sumber Daya Terbatas
Mengelola hubungan dengan pemangku kepentingan memerlukan waktu,
tenaga, dan sumber daya finansial. Organisasi terkadang memiliki
keterbatasan sumber daya untuk mengatasi semua pemangku kepentingan
dengan baik.
4) Konflik Kepentingan
Terkadang, kepentingan berbagai stakeholder bisa bertentangan satu sama
lain, yang dapat menyebabkan konflik. Mengatasi konflik ini dan
menemukan solusi yang memuaskan semua pihak bisa menjadi hambatan.
5) Ketidakpastian Lingkungan Eksternal
Lingkungan bisnis dan organisasi seringkali tidak stabil dan berubah dengan
cepat. Perubahan dalam regulasi, tren pasar, dan faktor-faktor eksternal
lainnya dapat memengaruhi dinamika hubungan stakeholder.

6) Ketidakjelasan Pemangku Kepentingan


Dalam beberapa situasi, pemangku kepentingan mungkin tidak selalu jelas
atau mudah diidentifikasi. Organisasi perlu melakukan analisis yang lebih
mendalam untuk mengidentifikasi pemangku kepentingan yang relevan.

13
7) Ketidakpuasan Stakeholder
Tidak semua pemangku kepentingan akan selalu puas dengan tindakan atau
kebijakan yang diambil oleh organisasi. Ketidakpuasan ini dapat mengarah
pada kritik, protes, atau tindakan hukum yang merugikan reputasi
perusahaan.
8) Kurangnya Keterlibatan Stakeholder
Kadang-kadang, pemangku kepentingan yang penting mungkin merasa
kurang terlibat dalam proses pengambilan keputusan atau merasa bahwa
pandangan mereka diabaikan oleh organisasi.
9) Ketidaksesuaian Budaya dan Nilai
Organisasi yang beroperasi di berbagai pasar global dapat menghadapi
kesulitan dalam memahami dan mematuhi budaya dan nilai-nilai lokal yang
berbeda.
10) Perubahan Pemimpin Organisasi
Perubahan kepemimpinan dalam organisasi dapat membawa perubahan
prioritas dan pendekatan dalam manajemen hubungan stakeholder.

11) Teknologi dan Privasi Data


Berkembangnya teknologi dan isu privasi data telah memperkenalkan
tantangan baru dalam berinteraksi dengan pemangku kepentingan, terutama
dalam hal mengelola dan melindungi data pribadi mereka.

12) Isu Lingkungan dan Sosial


Isu-isu seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan masalah lingkungan
lainnya semakin menjadi fokus pemangku kepentingan dan dapat
memerlukan tanggapan yang cepat dan efektif dari organisasi.
Untuk mengatasi tantangan dan hambatan ini, organisasi perlu memiliki
pendekatan yang proaktif, fleksibel, dan berkelanjutan dalam manajemen
stakeholder. Hal ini melibatkan komunikasi yang terbuka, keterlibatan
pemangku kepentingan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
dalam lingkungan eksternal dan dalam kebutuhan stakeholder. Selain itu,
organisasi perlu memprioritaskan praktik etika dan tanggung jawab sosial
dalam hubungan mereka dengan stakeholder untuk membangun kepercayaan
dan menjaga reputasi yang baik.

14
2.4.2 Cara Mengatasi Tantangan Yang Ada Dalam Organisasi Yang
Menerapkan Sistem Stakeholder Relation
Mengatasi tantangan yang ada dalam organisasi yang menerapkan sistem
stakeholder relations memerlukan pendekatan yang proaktif dan strategis.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi tantangan tersebut:
1) Pemahaman yang Mendalam tentang Stakeholder
Salah satu langkah pertama adalah memahami dengan mendalam siapa saja
pemangku kepentingan organisasi, apa kepentingan mereka, dan bagaimana
mereka dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh organisasi. Ini
memerlukan analisis yang komprehensif.
2) Komunikasi Terbuka
Pertahankan komunikasi terbuka dan transparan dengan pemangku
kepentingan. Beri mereka akses ke informasi yang relevan tentang aktivitas,
kebijakan, dan perkembangan organisasi.
3) Rencana Manajemen Konflik
Siapkan rencana untuk mengatasi konflik yang mungkin timbul antara
pemangku kepentingan. Ini termasuk strategi mediasi, negosiasi, dan
penyelesaian konflik yang adil.
4) Keterlibatan Pemangku Kepentingan
Aktif melibatkan pemangku kepentingan dalam proses pengambilan
keputusan yang memengaruhi mereka. Ini dapat menciptakan rasa
kepemilikan dan keterlibatan yang lebih besar dalam hasil organisasi.

5) Pemantauan dan Evaluasi


Terus pantau hubungan dengan stakeholder dan efektivitas strategi
stakeholder relations. Lakukan evaluasi rutin untuk memastikan bahwa
upaya tersebut mencapai tujuan yang diinginkan.

6) Komitmen Pimpinan
Dukungan dan komitmen dari pimpinan organisasi sangat penting. Pastikan
bahwa pimpinan memprioritaskan praktik stakeholder relations dan
mengintegrasikannya ke dalam budaya organisasi.
7) Tim Khusus Stakeholder Relations
Bisa membentuk tim khusus atau unit dalam organisasi yang bertanggung
jawab atas manajemen hubungan stakeholder. Mereka dapat
mengoordinasikan upaya dan memastikan bahwa komunikasi dan interaksi
dengan stakeholder berjalan lancar.

15
8) Pengembangan Keterampilan dan Pelatihan
Berikan pelatihan kepada karyawan dan anggota tim yang berinteraksi
dengan pemangku kepentingan. Ini dapat meningkatkan kemampuan
mereka dalam berkomunikasi dan bernegosiasi dengan baik.
9) Penggunaan Teknologi
Manfaatkan teknologi, seperti perangkat lunak manajemen hubungan
pelanggan (CRM) atau perangkat lunak manajemen hubungan stakeholder
(SRM), untuk melacak dan mengelola interaksi dengan stakeholder.
10) Evaluasi Dampak Sosial dan Lingkungan
Untuk organisasi yang berfokus pada tanggung jawab sosial dan
lingkungan, lakukan evaluasi dampak secara berkala dan laporkan hasilnya
kepada pemangku kepentingan.

11) Komitmen pada Etika dan Keberlanjutan


Pastikan bahwa organisasi mematuhi prinsip etika bisnis yang tinggi dan
menerapkan praktik keberlanjutan yang mendukung kepentingan pemangku
kepentingan dan lingkungan.

12) Siklus Umpan Balik Berkelanjutan


Buat siklus umpan balik yang berkelanjutan dengan pemangku kepentingan
untuk memperbarui pemahaman tentang kepentingan dan perubahan dalam
dinamika stakeholder.

Mengatasi tantangan dalam sistem stakeholder relations adalah komitmen


jangka panjang yang memerlukan pendekatan holistik terhadap hubungan
dengan pemangku kepentingan. Ini melibatkan kolaborasi, komunikasi yang
baik, dan keterbukaan untuk membangun hubungan yang kuat dan saling
menguntungkan. Selain itu, organisasi perlu fleksibel dan dapat beradaptasi
dengan perubahan lingkungan eksternal yang memengaruhi kepentingan
stakeholder mereka.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Makalah ini membahas konsep dasar dari manajemen hubungan dengan
pemangku kepentingan (stakeholder relations) serta proses pemetaan stakeholder.
Konsep ini penting dalam konteks bisnis dan organisasi karena membantu dalam
memahami, mengelola, dan berinteraksi dengan berbagai pihak yang memiliki
kepentingan dalam aktivitas atau proyek. Dalam makalah ini, kami telah
menjelaskan konsep dasar stakeholder relations, termasuk definisi, pentingnya, dan
peranannya dalam manajemen organisasi.

Pemetaan stakeholder, sebagai bagian integral dari manajemen hubungan


pemangku kepentingan, juga dibahas secara rinci. Pemetaan ini mencakup
identifikasi stakeholder, analisis kepentingan dan pengaruh, prioritisasi stakeholder,
komunikasi dan keterlibatan, serta pengelolaan hubungan secara berkelanjutan.
Pemahaman yang mendalam tentang pemetaan stakeholder memberikan dasar yang
kuat bagi organisasi untuk mengambil keputusan yang lebih baik, mengelola risiko,
dan membangun hubungan yang kuat dengan berbagai pihak yang memiliki
kepentingan dalam kesuksesan mereka.
Dalam rangka mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul dalam
praktik stakeholder relations, organisasi perlu mengadopsi pendekatan proaktif,
transparan, dan etis. Hal ini melibatkan komunikasi yang terbuka, keterlibatan
pemangku kepentingan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
dalam lingkungan eksternal. Selain itu, penting untuk selalu memprioritaskan
praktik yang mendukung etika bisnis yang tinggi dan tanggung jawab sosial yang
dapat membangun kepercayaan dan menjaga reputasi organisasi.
Dalam konteks bisnis dan organisasi yang semakin kompleks dan beragam,
konsep dasar dan pemetaan stakeholder relations adalah alat yang sangat berharga
dalam mencapai keberlanjutan, pertumbuhan, dan keberhasilan jangka panjang.
Dengan memahami, mengelola, dan berinteraksi dengan pemangku kepentingan
dengan bijak, organisasi dapat membangun hubungan yang kuat, mengatasi
tantangan, dan mencapai tujuan mereka dengan lebih efektif.
Dalam mengakhiri makalah ini, mari kita ingatkan bahwa konsep dasar
dan pemetaan stakeholder relations bukan hanya teori, tetapi suatu pendekatan
yang dapat membantu organisasi untuk tetap relevan, berkelanjutan, dan sukses
dalam lingkungan yang selalu berubah. Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip
ini secara bijak, organisasi dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih efektif dan

17
memberikan dampak yang positif pada berbagai pemangku kepentingan yang
mereka layani.

3.2 Saran
Perbaikan dalam sistem stakeholder adalah proses berkelanjutan, dan
perusahaan harus selalu terbuka untuk memperbaiki dan menyesuaikan strategi
mereka sesuai dengan perubahan dalam lingkungan bisnis dan kebutuhan
stakeholder. Dengan cara ini, perusahaan dapat membangun hubungan yang kuat
dan saling menguntungkan dengan semua pihak yang terlibat.

18
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal dan Buku:

Freeman, R. Edward. (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach.


Journal of Business Ethics, 4(4), 253-271.
Desi Dwi Prianti, “Stakeholder Relations Strategy In Acquisition Or Merger”,
Jurnal Ilmiah Komunikasi “MAKNA”, Vol 1, No 1 (2010): hlm 1
Dr. Juha Kettunen and Dr. Manodip Ray Chaudhuri, “Keterampilan Yang
Berkelanjutan Dalam Hubungan Stakeholder: Menciptakan Peta Stakeholder”,
Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 17 - No. 1 (April 2017): hlm 27

Asfira Rachmad Rinata, Mina Sariniati, “Strategi Marketing Public Relations Jawa
Timur Park Group dalam Menjalin Good Relations dengan Stakeholders”, Jurnal
Komunikasi Nusantara, Vol. 2 No. 2(2020): hlm 20
Riska Andrilla, “Penerapan Stakeholder Relationship Management Plus (Srm+)
Dalam Pengelolaan Community Development Di Area Operasional Total E&P
Indonesie”, Journal llmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 3 (2014): hlm 333
Uljanatunnisa, Dian Hapsari, “Ekspektasi Stakeholder Terhadap Konten dan
Perilaku Public relations Dalam Bermedia Sosial”, Expose Jurnal Ilmu
Komunikasi, Vol 2, No 2 (2019): hlm 176

Harrison, J. S., & Wicks, A. C. (2013). Stakeholder Theory, Value, and Firm
Performance. Business Ethics Quarterly, 23(1), 97-124.
Syifa Edyana Fithri, M. Subur Drajat, “Strategi Public Relations Perusahaan dalam
Membangun Stakeholders Relations”, Prosiding Hubungan Masyarakat,
doi.org/10.29313/.v6i2.24664 407: hlm 407
Mesti Woro Mahatmi, Maria Mediatrix Sebatubun, “Strategi Komunikasi
Stakeholders Dengan Pendekatan Data Alumni Menggunakan Data Mining”,
Precious: Public Relations Journal, Volume 2 Nomor 1 – Oktober (2021): Hlm 26

Mitchell, R. K., Agle, B. R., & Wood, D. J. (1997). Toward a Theory of Stakeholder
Identification and Salience: Defining the Principle of Who and What Really Counts.
Academy of Management Review, 22(4), 853-886.

19
Website:
https://gramedia.com/literasi/stakeholder/
https://www.academia.edu/39693797/Stakeholder_Relations_2012
https://www.kemhan.go.id/itjen/wp-content/uploads/2017/03/bn336-
2012lamp.pdf
https://www.prindonesia.co/detail/1985/Mengapa-Stakeholder-Mapping-Penting
https://www.humasindonesia.id/berita/empat-metode-stakeholder-mapping--418

20

Anda mungkin juga menyukai