Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SEQUENCED”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu

Dosen Pengampu:

Ardi Cahyadireja, M.Pd

Oleh

Kelompok 5:

1. Ai Nurlela
2. Nursaidah
3. Sheli Halida

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA MUTIARA SUKABUMI
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanyalah bagi Allah Swt. yang mana dalam
kesempatan ini penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced” ini dalam keadaan yang selalu baik.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ardi Cahyadireja, M.Pd.
sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu, yang telah
memberikan pengarahan dalam menyusun makalah ini.
Pembuatan makalah ini pun tidak terlepas dari beberapa sumber dan semua
pihak yang senantiasa mendukung dan membantu. Penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara moril
maupun material. Begitupun dengan segala isi pembahasannya semoga dapat
bermanfaat bagi pembelajaran kita semua.
Sukabumi, 20 Maret 2019

Penyusun

i|Sequenced Type Learning


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Makalah............................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tipe Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced................. 4
B. Karakteristik Tipe Sequenced.......................................................... 5
C. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Sequenced.................................... 6
D. Penggunaan Tipe Sequenced............................................................ 7
E. Implementasi Pembelajaran Tipe Sequenced di SD......................... 9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.......................................................................................... 20
B. Saran................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22

ii | S e q u e n c e d T y p e Learning
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran yang dilakukan di sekolah memang dapat bervariasi. Seiring
perkembangan teknologi menjadikan metode dalam mengajar pun
berkembang secara signifikan. Menurut perkembangan pendidikan saat ini,
terdapat beberapa perubahan dalam komponen pendidikan. Salah satunya
adalah tipe dan metode pembelajaran. Model/tipe pembelajaran dahulu
dengan sekarang terlihat berbeda. Secara garis besar saja, orientasi
pendidikan pada zaman dahulu berbeda dengan zaman sekarang.
Pendidikan zaman dulu menekankan pada pembentukan intelektual yang
sangat kuat, meski pun dengan metode yang kolot, tetapi hasil / outcome
pendidikannya berhasil dengan keunggulan dan kelemahannya tersendiri.
Lain dengan orientasi pendidikan zaman milenial ini, intelektual tidak terlalu
diandalkan karena ternyata kebutuhan akan pendidikan nilai dan moral lebih
urgent dibanding hanya menghasilkan.
Pembelajaran terpadu kini digunakan dalam pendidikan, sebagai langkah
pasti dalam meningkatkan kapasitas seluruh elemen pendidikan menjadi lebih
baik. Terdapat kurang lebih sepuluh tipe dalam tipe pembelajaran terpadu
yang ada sejak diterapkannya. Kesepuluh tipe itu di antaranya: tipe penggalan
(fragmented), keterhubungan (connected), sarang (nested), urutan/rangkain
(sequenced), bagian (shared), jaring laba-laba (webbed), galur (threaded),
keterpaduan (integrated), celupan (immersed) dan jaringan (networked).
Fogarty mengemukakan bahwa kesepuluh tipe tersebut dikelompokkan ke
dalam tiga kelompok yaitu tipe pembelajaran terpadu satu disiplin ilmu;
fragmented, connected, nested. Tipe pembelajaran terpadu antaa beberapa
disiplin ilmu; sequenced, shared, webbed, threaded, integrated. Serta tipe
pembelajaran terpadu berdasarkan dan antar pelajar; immersed dan
networked.
Tipe sequenced seperti yang tercantum di atas, adalah termasuk tipe
pembelajaran terpadu antar beberapa disiplin ilmu. Dimana tipe ini diterapkan

1|Sequenced Type Learning


tidak sebagai satu mata pelajaran saja, melainkan melibatkan beberapa mata
pelajaran dengan latar belakang yang serupa. Untuk kemudian diambil
instisarinya dan disajikan ke dalam bentuk pembelajaran terpadu yang dapat
diterapkan.
Tipe sequenced digunakan ketika ada beberapa materi yang tidak dapat
disajikan begitu saja, maksudnya dengan penggunaan pembelajaran terpadu
tipe ini, dapat menyajikan materi dengan mengaitkan topik-topik yang serupa
sehingga dapat mudah dipahami oleh peserta didik dalam proses belajarnya
dan guru secara intens memberikan pemahaman dengan latar belakang
disiplin ilmu yang tidak hanya satu.
Selain itu juga, tipe ini menjadi pilihan praktis ketika terdapat beberapa
materi yang kapasitas penyampaiannya butuh waktu lama, dengan mengolah
dan merumuskan topik-topik yang akan dibahas maka tipe inilah yang dapat
digunakan untuk mengemas pembelajaran seperti itu. Memaksimalkan
sumber daya dan juga mengefektifkan waktu pembelajaran yang terkadang
tidak sepenuhnya materi-materi itu dapat tersampaikan.
Meskipun begitu, tipe ini tidaklah sembarang dapat digunakan, guru harus
cermat dan kreatif dalam memilah dan memilih topik pembahasan untuk
dikemas dalam pembelajaran terpadu tipe sequenced ini. Memahami apa itu
pembelajaran terpadu tipe sequenced dan karakteristiknya, dapat
memanfaatkan kelebihan dan meminimalisir kelemahan yang ada. Sehingga
dalam praktiknya, pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas seputar pembelajaran
terpadu tipe sequenced dimana tipe ini merupakan tipe yang
mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu yang diseleksi dan disajikan dengan
beraturan. Guru harus dapat membaca cermat baik dari segi pemilihan materi
dan memahami situasi anak yang akan menerima pembelajaran tipe ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan poin-poin
yang akan dibahas dalam makalah ini, di antaranya:

2|Sequenced Type Learning


1. Apa pengertian tipe pembelajaran terpadu tipe sequenced?
2. Apa saja karakteristik tipe sequenced?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan tipe sequenced?
4. Bagaimana penggunaan tipe sequenced?
5. Bagaimana implementasi pembelajaran tipe sequenced di SD?
C. Tujuan Makalah
Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar dapat memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Pembelajaran Terpadu. Kemudian sebagai bahan
bacaan dan referensi dalam memahami beberapa hal di antaranya:
1. Definisi pembelajaran tipe sequenced
2. Karakteristik tipe sequenced
3. Kelebihan dan kekurangan tipe sequenced
4. Penggunaan pembelajaran tipe sequenced
5. Implementasi pembelajaran tipe sequenced

3|Sequenced Type Learning


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu Tipe Sequenced
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang
bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran
terpadu, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
sudah mereka pahami.
Sequenced dalam bahasa inggris diterjemahkan berarti diurutkan. Maka
tipe pembelajaran ini merupakan salah satu pembelajaran terpadu yang mana
pada pelaksanaannya, materi-materi disajikan secara runtut. Namun tetap
memiliki keterkaitan sehingga dalam memahaminya tidak hanya pada satu
jenis pelajaran saja.
Fogarty (dalam Margiono, 2018: 42) menyatakan sebagai pencetus tipe
sequenced bahwa tipe ini merupakan pengurutan beberapa topik dari suatu
mata pelajaran. Ketika pembelajaran, materi disajikan secara berurutan
dengan materi pada mata pelajaran lain yang memiliki kesamaan konsep.
Kurniawan (dalam Margiono, 2018: 41) mengungkapkan bahwa
pembelajaran terpadu tipe terurut (sequenced) merupakan upaya mengatur
dan mengurutkan kembali materi yang memuat ide yang sama dari dua mata
pelajaran. Terjadi penyatuan materi dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran
yang lain sehingga menghasilkan struktur baru. Meskipun begitu,
pembahasan materi masih mempertahankan mata pelajaran utama.
Aminuddin (dalam Hernawan & Resmini: 1.5) menyebutkan bahwa
fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh
siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-
bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya. Pembelajaran tipe
sequenced merupakan tipe pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang
berbeda secara paralel.

4|Sequenced Type Learning


Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya; topik pembahasannya secara
paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan kisah sejarah
perjuangan bangsa, karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada periode
tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik
tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam/pertemuan yang
sama.
B. Karakteristik Tipe Sequenced

pola sequenced

1. Tipe pembelajaran antar bidang studi.


Fogarty (dalam Margiono, 2018: 43) menjelaskan bahwa
pembelajaran tipe ini menggunakan dua bidang disiplin yang saling
berkaitan. Tipe ini mengaitkan dua bidang studi sehingga dikatakan
tipe pembelajaran antar bidang studi.
2. Topik atau unit pada satu bidang studi disusun dan diurutkan
bertepatan dengan unit bidang studi lain.
Daryanto (dalam Margiono, 2018: 43) menyatakan bahwa
pembelajaran tipe urutan, materi pelajarannya dipadukan antar
disiplin ilmu yang berbeda. Guru menata kembali urutan
pembelajaran dalam dua bidang studi untuk diajarkan secara paralel.
3. Ide atau konsep yang sama pada satu bidang studi diajarkan juga pada
bidang studi lain.
Ketika mengajar guru dapat menyinggung pembahasan dari
mata pelajaran lain guna menguatkan materi dan memperluas
pemahaman siswa. Meskipun begitu, guru tetap memprioritaskan
mata pelajaran utama.

5|Sequenced Type Learning


4. Menggunakan skala prioritas dalam mengurutkan materi yang
memiliki kesamaan ide/konsep.
Ide atau konsep pembelajaran yang ada dapat dipilih dan
diurutkan dimulai dari topik yang satu dan yang lain. Guru memilah
dan memilih materi yang memiliki konsep yang serupa untuk
diurutkan. Kemudian ditentukan skala prioritasnya sehingga materi
berkesinambungan.
Terdapat beberapa karakteristik pembelajaran tipe sequenced yang tidak
jauh berbeda dengan karakteristik pembelajaran terpadu secara keseluruhan,
di antaranya adalah:
1. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah memahami konsep karena adanya
mata pelajaran yang saling berkaitan.
2. Konsep dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu proses
pembelajaran.
3. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk
mengurutkan konsep-konsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa.
C. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Sequenced
1. Kelebihan Tipe Sequenced
a. Pembelajaran tipe ini memberikan penguatan kepada siswa terhadap
materi yang disampaikan (Daryanto dalam Margiono, 2018: 48-49).
b. Siswa memiliki keuntungan untuk memusatkan perhatiannya pada
pembelajaran dan gagasan yang didapat diperkuat secara alami (Fogarty
dalam Margiono, 2018: 48-49).
c. Melalui penataan ulang urutan topik, bab, dan unit; guru dapat
menetapkan prioritas kurikuler, ini lebih baik daripada harus mengikuti
urutan yang ditetapkan oleh redaksi buku teks. Dengan cara ini, guru
dapat membuat keputusan penting mengenai isi materi pelajaran yang
akan diajarkan.
d. Dari sudut pandang siswa, pengurutan yang disengaja pada topik yang
berhubungan antar disiplin ilmu dapat membantu siswa memahami

6|Sequenced Type Learning


pelajaran mereka baik pada subjek maupun konten. Pengintegrasian
dapat membantu transfer ilmu.
e. Ketika siswa melihat guru pada area konten yang berbeda, ruangan
yang berbeda, periode yang berbeda, membuat pokok-pokok yang
sama, maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat
pembelajaran yang lebih bermakna.
2. Kekurangan Tipe Sequenced (Fogarty dalam Margiono, 2018: 49-50).
a. Penggunaan tipe sequenced memerlukan kompromi untuk membentuk
tipe. Guru harus mengalah pada otonomi dalam membuat urutan
kurikulum karena guru bermitra dengan yang lain, artinya guru tidak
boleh menang sendiri atau mementingkan diri sendiri namun guru harus
banyak berdiskusi karena dalam penggunaan tipe ini melibatkan dua
atau lebih guru yang bermitra.
b. Untuk urutan yang sesuai dengan kejadian- kejadian yang terakhir
membutuhkan kerjasama yang berkelanjutan dan fleksibilitas yang
tinggi dari semua orang yang terlibat dalam pemilihan konsep.
c. Jika usaha dalam menghubungkan dua area subjek berhasil, maka dua
guru dapat mencoba mengurutkan lebih banyak unit untuk pengajaran
paralel. Begitupun sebaliknya.
D. Penggunaan Tipe Sequenced
Tipe sequenced berguna pada tahap awal proses integrasi, menggunakan
dua bidang disiplin yang mudah dikaitkan satu sama lain. Guru harus bekerja
dengan seorang mitra, mulai dari membuat daftar isi kurikuler secara terpisah.
Kemudian, tim mencoba menyulap potongan-potongan konten yang terpisah
menjadi "cocok" atau urutan beberapa hal bersinggungan.
Guru mencoba menyamakan konten yang berbeda untuk membuat lebih
masuk akal bagi para siswa yang belajar kedua bidang disiplin ilmu tersebut.
Dalam tipe ini, kedua disiplin ilmu tetap murni. Penekanan khusus masih
dalam domain materi pelajaran, tetapi siswa mendapatkan manfaat dari
konten yang terkait. Adapun beberapa langkah utama yang dapat dilakukan

7|Sequenced Type Learning


dalam menggunakan pembelajaran tipe sequenced (Margiono, 2018: 44-45)
di antaranya adalah:
1. Menganalisis isi kurikulum
Melihat topik-topik yang ada dalam suatu disiplin ilmu
2. Memilih dua mata pelajaran yang akan disampaikan dengan tipe
sequenced
Guru mulai mencari topik-topik dari dua mata pelajaran yang
memiliki kesamaan konsep.
3. Mengurutkan kembali urutan perubahan masing-masing mata pelajaran
Pengurutan ini dilakukan dengan mensejajarkan konsep yang akan
diajarkan dalam suatu waktu.
4. Mendesain konsep dari dua mata pelajaran secara logis dan efisien untuk
diajarkan.
Setelah membuat penataan dan pemetaan konsep materi yang bisa
diajarkan secara berurutan, guru perlu mendesain konsep pembelajaran
dengan logis. Kemudian memungkinkan materi diajarkan dengan periode
waktu tertentu. Berikut ini contoh peta konsep pembelajaran terpadu tipe
sequenced yang dikemukakan Fogarty (dalam Margiono, 2018: 46):
Social Studies Language Artc
1. Medieval times 1. Robin Hood
2. American revolution 2. The midnight ride of Paul Revere
3. The slave who bought his
3. Civil war
freedom
4. Women’s suffrage
4. Nellie bly
movement
5. World war II 5. The diary og Anne Frank
6. Depression 6. Newspaper
7. Best Deducate 7. Persuasive writing
8. Region Report 8. Research Paper
9. Insutrial Revolution 9. Debate
10. West 10. Poetry
E. Implementasi Pembelajaran Tipe Sequenced di SD
Pemilihan model dan tipe tergantung kreativitas guru, sifat bidang studi,
serta sarana dan alat peraga yang tersedia. Untuk tipe ini, mata pelajaran

8|Sequenced Type Learning


disusun menurut topik, dan saat pembelajaran satu topik dalam mata pelajaran
membawa ke topik pembelajaran lainnya. Misalnya dalam makalah ini yang
diambil untuk pembelajaran di SD yaitu PKn dengan IPS.

PKN IPS

Bidang studi Bidang Studi

urutan urutan

1. Makna persatuan 1. Keberagaman


dalam keberagaman budaya
2. Sikap 2. Keberagaman
menghargai/toleransi suku/etnis
dalam keberagaman
suku/etnis

Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD

9|Sequenced Type Learning


Kelas/Semester : 4 /1
Tema : 1. Indahnya Kebersamaan
Sub Tema : 1. Keberagaman Budaya Bangsaku
Pembelajaran ke : 2
Fokus Pembelajaran : PPKn, IPS
Alokasi Waktu : ..........................................
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangga
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar
PPKn
3.4 Memahami berbagai bentuk keberagaman suku, bangsa, sosial, dan
budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.
4.4 Bekerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku, bangsa,
sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

Indikator:
3.4.1 Mempresentasikan keberagaman suku bangsa, sosial dan budaya di
Indonesia.
4.4.1 Menjelaskan makna persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.

IPS
3.2 Memahami keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di
provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia.
4.2 Menceritakan keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di
provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia.

Indikator:

10 | S e q u e n c e d T y p e Learning
3.2.1 Mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, dan agama dari temanteman
di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia
4.2.1 Mengomunikasikan secara lisan dan tulisan keragaman budaya, etnis,
dan agama dari temanteman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia.

C. Tujuan
1. Setelah mencari informasi, siswa mampu mempresentasi keberagaman
Indonesia.
2. Setelah berdiskusi, siswa mampu menemukan menjelaskan makna
pesatuan dan kesatuan dalam keberagaman.
3. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu
mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap
paragraf dari teks tersebut dengan mandiri.
4. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu
menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari
teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat.

D. Materi
1. Keberagaman suku, bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia
2. Keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di provinsi setempat

E. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran : Terpadu tipe Sequenced
Pendekatan Pembelajaran : Scientific
Metode Pembelajaran : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi, dan
Ceramah

F. Langkah – Langkah Pembelajaran

11 | S e q u e n c e d T y p e Learning
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Siswa menjawab salam dari guru
Kegiatan 2. Siswa berdoa dipimpin oleh ketua kelas
Pendahulua 3. Guru mengecek kehadiran siswa
n 4. Pada awal pembelajaran, guru mengingatkan
siswa kembali cerita tentang pawai budaya.
5. Guru menunjukkan gambar tentang pawai
budaya.
Kegiatan 1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
Inti 2. Satu kelompok terdiri dari lima siswa.
3. Siswa duduk secara berkelompok.
4. Siswa membaca dan mengamati gambar yang
ada di buku siswa.
5. Secara berkelompok siswa mengidentifikasi
keberagaman yang ada. Hal-hal yang
diidentifikasi ada pada tabel yang disiapkan
di buku siswa.
6. Siswa bisa mencari informasi dari berbagai
sumber untuk melengkapi informasinya.
7. Setiap kelompok akan menukar hasil
pekerjaannya dengan kelompok lain.
8. Guru menambahkan dan menguatkan jika ada
hal-hal yang belum jelas.
9. Guru menguatkan bahwa masyarakat
Indonesia sangat beragam suku bangsa,
budaya, dan sosial.
10. Guru menanyakan kepada siswa, apakah
mereka hidup berdampingan dengan baik?
11. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab.
12. Siswa membaca teks “Sigap Membantu
Sesama”.
13. Secara individu siswa membaca teks yang
ada di buku siswa dengan membaca dalam
hati.
14. Bersama dengan kelompoknya siswa
menjawab yang ada di buku siswa.
15. Siswa diajak berdiskusi tentang
“Keragaman Budaya Indonesia”.
16. Guru mengajukan pertanyaan Siapa di
antara kalian yang berasal dari suku
Sunda, Suku Jawa, Suku Minang, dan
seterusnya.

12 | S e q u e n c e d T y p e Learning
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
17. Siswa secara berpasangan diminta untuk
saling menginformasikan tentang asal suku
mereka kepada teman di sebelahnya.
18. Guru melakukan penilaian terhadap satu
kelompok saat mereka berdiskusi.
19. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa
mereka akan mendapatkan beragam informasi
tentang keragaman budaya Indonesia dari
teks bacaan yang akan dipelajari.
20. Siswa kemudian diminta untuk menuliskan
nomor urut di sebelah kiri pada setiap
paragraf.
21. Siswa dalam kelompok diminta
berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
tentang isi dari paragraf satu.
22. Setiap kelompok kemudian diminta untuk
membacakan hasil diskusi mereka di depan
kelompok yang lain. Siswa dari kelompok
lain diminta untuk memberikan masukan.
23. Setelah semua kelompok selesai
mengomunikasikan hasil diskusi, guru
memberikan penguatan tentang strategi dalam
menemukan isi cerita yang biasa dinamakan
gagasan pokok/gagasan utama/ide utama/ide
pokok/pokok pikiran, dari suatu paragraf.
24. Siswa masih dalam kelompok diminta untuk
menemukan gagasan pokok dan gagasan
pendukung paragraf kedua.
25. Setiap kelompok kemudian
mengomunikasikan hasilnya kepada
kelompok lainnya. Guru dan siswa dari
kelompok lain dapat saling memberikan
masukan untuk mendapatkan jawaban yang
tepat.
26. Siswa kembali diingatkan pada kegiatan di
awal pembelajaran tentang keragaman suku
dari teman-teman di kelas.
27. Usai kegiatan wawancara, siswa kembali
ke tempat duduk masing-masing untuk
mendapatkan pengarahan pada tugas
berikutnya.
28. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya sikap saling menghargai dalam

13 | S e q u e n c e d T y p e Learning
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
keragaman budaya, suku,dan agama, serta
menjadikan keragaman tersebut sebagai
identitas bangsa Indonesia.
29. Siswa menjawab pertanyaan dan mengisi
tabel tentang sikap saling menghargai yang
terdapat di buku secara mandiri.
30. Siswa akan saling berbagi jawaban tentang
pengalaman melaksanakan sikap saling
menghargai dan contoh sikap tidak
menghargai secara berpasangan bersama
teman di sebelahnya.
31. Siswa menempel jawabannya pada dinding
kelas.
32. Satu siswa dalam kelompok akan berdiri di
depan pekerjaannya untuk berpresentasi
kepada siswa lain yang mengunjungi.
Sementara, siswa yang lain akan berkunjung
ke pekerjaan kelompok lain dengan aba-aba
tepuk tangan.
33. Guru memastikan bahwa semua siswa
tenang dan berdiskusi berjalan dengan baik.
Siswa yang mengunjungi hasil pekerjaan
siswa lain bisa memberikan pertanyaan
ataupun saran.
34. Ketika diskusi sudah selesai, setiap siswa
akan duduk di tempat masing-masing untuk
mendiskusikan kembali hasil pekerjaannya.
35. Guru dan siswa mendiskusikan jawaban
dari setiap pertanyaan satu persatu.
Kegiatan 1. Guru menyimpulkan pembelajaran.
Penutup 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan memberikan pendapat.
3. Guru memotivasi siswa untuk menguatkan
nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Guru menanyakan contoh-contoh sikap
persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Siswa menjawab secara bergantian.
6. Siswa melakukan perenungan dengan
menjawab pertanyaan yang terdapat dalam
buku siswa.
7. Guru dapat menambahkan pertanyaan

14 | S e q u e n c e d T y p e Learning
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
perenungan berdasarkan panduan yang
terdapat pada lampiran buku guru.
8. Ketua kelas memimpin doa akhir
pembelajaran

G. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
PPKn
Presentasi Keberagaman di Indonesia
Sangat Baik Perlu
Baik Cukup Pendampingan
Kriteria (4) (3) (2)
(1)
Mencari Menemukan Menemukan Menemukan Menemukan
Informasi semua hal yang sebagian besar sebagian sebagian kecil
diharapkan informasi yang informasi yang informasi yang
dengan mencari diharapkan diharapkan diharapkan
dari berbagai dengan mencari dengan mencari dengan mencari
sumber. dari berbagai dari berbagai dari berbagai
sumber. sumber. sumber.
Mengolah Menuliskan Menuliskan Menuliskan Menuliskan
seluruh
Informasi informasi sebagian besar sebagian sebagian kecil
ke dalam tabel informasi ke informasi ke informasi ke
dalam tabel dalam tabel
dengan benar. dengan benar. dalam tabel dengan benar.
dengan benar.

Menyajikan Menyajikan Menyajikan Menyajikan Menyajikan


semua informasi
Informasi informasi sebagian besar sebagian dengan
informasi informasi
dengan dengan dengan tidak sistematis
sistematis sistematis sistematis sehingga sulit
sehingga sehingga cukup
mudah mudah sehingga
dipahami. dipahami. kurang dipahami.
bisa dipahami.

Penilaian (penskoran) : Total nilai siswa x 10


Total nilai maksimal

15 | S e q u e n c e d T y p e Learning
a. Diskusi
Pada saat diskusi keberagamaan.
1. Catatan Anekdot untuk mencatat sikap (santun dan peduli)

Sangat Baik Perlu


Baik Cukup Pendampingan
Kriteria (4) (3) (2)
(1)
Mendengark
an Selalu Mendengarkan Masih perlu Sering
diingatkan diingatkan
mendengarkan teman yang untuk untuk
berbicara, mendengarka
teman yang namun n mendengarkan
sedang
berbicara. sesekali masih teman yang teman yang
perlu sedang sedang
diingatkan. berbicara. berbicara,
namun tidak
mengindahkan.
Komunikasi Merespon Sering
non Merespon dan dengan merespon Membutuhkan
verbal
(kontak menerapkan tepat terhadap kurang tepat bantuan dalam
mata, bahasa komunikasi non komunikasi terhadap memahami
tubuh, non verbal
postur, verbal dengan yang komunikasi bentuk
ekspresi non verbal
wajah, tepat. ditunjukkan yang komunikasi
suara). teman. ditunjukkan non verbal yang
teman. ditunjukkan
teman.
Partisipasi Isi pembicaraan Berbicara dan Berbicara dan Jarang berbicara
(menyampai
kan menginspirasi menerangkan menerangkan selama
ide, perasaan, teman. Selalu secara rinci, secara rinci, proses diksusi
merespon namun
pikiran) mendukung sesuai terkadang berlangsung.
merespon
dan memimpin dengan topik. kurang
lainnya saat sesuai dengan
diskusi. topik.

Penilaian (penskoran) : Total nilai siswa x 10


Total nilai maksimal

16 | S e q u e n c e d T y p e Learning
IPS
Tugas siswa menemukan dan menuliskan informasi tentang keragaman budaya,
serta mengomunikasikannya dinilai menggunakan rubrik.

Perlu
Sangat Baik Baik Cukup Pendampinga
Kriteria (4) (3) (2) n
(1)

Informasi Menuliska
tentang n Menuliskan Menuliskan Belum dapat
informasi
keragaman tentang sebagian besar sebagian kecil menuliskan
keragama informasi informasi informasi
budaya, etnis, n tentang tentang tentang
budaya,
dan agama. etnis, keragaman keragaman keragaman
dan agama budaya, etnis, budaya, etnis, budaya, etnis,
teman-teman dan agama dan agama dan agama
di kelas teman-teman teman-teman teman-teman
berdasarka
n di kelas di kelas di kelas
hasil berdasarkan
wawancara berdasarkan berdasarkan hasil
hasil
dengan wawancara hasil
lengkap. cukup lengkap wawancara wawancara.
kurang
lengkap.

Mengomunika Mengomunika Mengomunika


Komunikasi sikan sikan sikan Belum dapat
secara mengomunikas
lisan tentang lisan secara lisan secara lisan ikan
keragaman tentang sebagian besar sebagian kecil secara lisan
keragama
budaya, etnis, n keragaman keragaman tentang
budaya,
dan agama. etnis, budaya, etnis, budaya, etnis, keragaman
dan agama dan agama dan agama budaya, etnis,
teman-teman teman-teman teman-teman dan agama
berdasarka
n berdasarkan berdasarkan teman-teman

17 | S e q u e n c e d T y p e Learning
hasil hasil hasil berdasarkan
wawancara wawancara wawancara hasil
cukup
dengan sistematis. kurang wawancara.
sistematis. sistematis.
Sikap Menunjuk Perlu
kerjasama. kan Menunjukkan Menunjukkan dimotivasi
sikap sikap sikap
kerjasama kerjasama kerjasama untuk dapat
dengan semua dengan semua hanya dengan bekerjasama.
teman beberapa
secara teman namun teman.
belum
konsisten. konsisten.
Menunjuk Perlu
Santun kan Menunjukkan Menunjukkan dimotivasi
sikap
dan saling santun sikap santun sikap santun untuk bersikap
dan santun dan
menghargai. dan saling dan saling saling saling
mengharg
ai menghargai menghargai menghargai
dengan semua dengan semua hanya dengan dengan semua
teman beberapa
secara teman namun teman. teman.
belum
konsisten. konsisten.

Penilaian (penskoran) : Total nilai siswa x 10


Total nilai maksimal

2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Penilaian Kinerja.
2) Penilaian Produk.

b. Penilaian Hasil Belajar


 Pilihan ganda.
 Isian singkat.
 Esai atau uraian.

18 | S e q u e n c e d T y p e Learning
H. Media, Alat, dan Sumber Belajar
 Diri anak, Lingkungan keluarga, danLingkungan sekolah.
 Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 4 dan Buku SiswaTema 1Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
 Buku Pengembangan Diri Anak.

19 | S e q u e n c e d T y p e Learning
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa tipe
sequenced dapat digunakan saat terdapat topik-topik yang relevan dari dua
disiplin ilmu yang berbeda dan topik-topik yang relevan ini diajarkan secara
paralel. Pembelajaran dengan menggunakan tipe sequenced dapat
memudahkan siswa membuat hubungan (connections) dan membuat
pembelajaran menjadi bermakna.
Tipe ini memiliki karakteristik seperti halnya pembelajaran terpadu
lainnya, berpusat pada anak, pembelajaran disajikan dalam satu waktu dan
yang membedakan adalah pemilihan materi yang sebelumnya harus
dipersiapkan oleh guru dengan bekerjasama dengan guru lain agar dapat
merumuskan konsep setiap mata pelajaran satu dengan yang lain menjadi
berurutan. Sehingga guru dengan mudah menyampaikannya dan siswa dapat
menerima pembelajaran tersebut dengan bermakna.
Kekurangan dan kelebihan tipe ini secara umum dirasakan oleh guru
ketika harus merumuskan konsep pembelajaran dengan melibatkan beberapa
topik yang berkaitan antar disiplin ilmu. Begitupun dengan siswa yang jika
konsepnya gagal disampaikan dengan runtut, maka akan kesulitan memahami
pembelajaran yang disampaikan.
Implementasi pembelajaran tipe ini memang tidak semua dapat
diterapkan ke dalam semua mata pelajaran, semua jenjang pendidikan. Tetapi
penggunaaan ini tergantung daripada kerjasama antar guru, dan
menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Bagi SD pun
tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan tipe ini. Guru pun harus lebih
teliti dalam memilah dan memilih konsep pembelajaran.
Contoh pengimplementasian pembelajaran tipe Sequenced adalah sub
tema tentang keberagaman yang terdapat dalam PKn dan juga IPS. Kedua
topik yang sama tersebut dapat diajarkan secara runtut dan terpadu juga

20 | S e q u e n c e d T y p e Learning
mudah menyampaikannya karena berkaitan langsung dengan keadaan siswa
baik di kelas, di lingkungannya maupun di masyarakat.
B. Saran
Adapun saran yang penulis dapat diberikan di antaranya adalah Guru
dapat menggunakan tipe sequenced dalam pembelajaran terpadu ketika
menemukan topik-topik yang relevan dengan bidang studi lain. Guru tidak
perlu mengajar topik-topik pelajaran berdasarkan urutan yang tertera di buku
teks, akan tetapi guru dapat mengatur ulang urutan topik yang akan diajarkan.
Kemudian Guru membutuhkan kerja sama dengan guru bidang studi lain
(partner) untuk membuat urutan konsep pembelajaran yang baru.

21 | S e q u e n c e d T y p e Learning
DAFTAR PUSTAKA
Hernawan, AH., Resmini, N. Konsep Dasar dan Tipe-tipe Pembelajaran
Terpadu. Modul Pembelajaran Terpadu.
Margiono, Y. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe
Sequenced untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Mengacu Kurikulum 2013.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sambeka, Yana. (2015). Tipe Sequenced. Artikel. Universitas Pendidikan
Indonesia: Researchgate.net.

22 | S e q u e n c e d T y p e Learning

Anda mungkin juga menyukai