DISUSUN OLEH :
Ramadhani
20129097
20 BB 06
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan
hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW
beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Ibu Dra. Reinita, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kajian Pembelajaran
PKN SD.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh
karena itu saran dan kritik dari pembaca sangatlah kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
DAFTARISI............................................................................................................. 3
A. Latar Belakang............................................................................................... 4
B. RumusanMasalah ........................................................................................... 4
C. TujuanPembahasan ........................................................................................5
BABII PEMBAHASAN…....................................................................................... 6
A. Kesimpulan. ..................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................... 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Maka dari itu penggunaan model pembelajaran VCT yang dipadukan dengan
muatan nilai karakter merupakan strategi yang tepat dalam pembelajaran PPKn, hal
inidikarenakandapatmemudahkansiswadalammencaridanmenentukansuatunilai
– nilai karakter pada diri mereka sendiri dalam mengahadapi suatu persoalan melalui
proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam pada diri siswa. Hal lainnya
juga bisa memberikan penanaman konsep nilai yang baik saat dipadukan dengan nilai
karakter dalam menghadapi suatu hambatan tertentu dengan melibatkan adanya
tindakan-tindakan yang terdapat pada diri siswa yang nantinya menjadi identitas nilai
maupun norma pada diri siswa.
B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendekatan dalam Pembelajaran Tematik
Terpadu?
4
2. Bagaimana model VCT games?
3. Bagaimana Model Pembelajaran BerbasisProyek?
C. TujuanPenelitian
1. Untuk mengetahui pengertian Pendekatan dalam PembelajaranTematik
Terpadu
2. Untuk mengetahui ruang lingkup model VCTgames
3. Untuk mengetahui Model Pembelajaran BerbasisProyek
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
(integrated curriculum approach). Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan
dalampembelajaransuatuprosesuntukmengaitkandanmemadukanmateriajardalam
suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan
anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan socialkeluarga.
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran untuk mengadakan
hubunganyangeratdanserasiantaraberbagaiaspekyangmempengaruhipesertadidik
dalam proses belajar. Oleh karena itu pendekatan tematik sering juga disebut
pendekatan terpadu (integrated). Pendekatan tematik dalam pembelajaran dianggap
perlu sebab ia memiliki korelasi yang yang sangat tinggi sebab dalam dunia nyata,
menunjukkan adanya keterpaduan dan bahwa peserta didik ternyata lebih baik bial
belajar menghubung-hubungkan berbagai fakat yangada.
Pendekatan tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menyatukan
berbagai rangkaian pengalaman belajar, sehingga terjadi saling berhubungan antara
satu dengan yang lainnya, dan berpusat pada sebuah pokok persoalan. Pendekatan ini
dadasari oleh psikologi Gestalt yang menyatakan bahwa keseluruhan/keterpaduan itu
lebih berarti daripada bagian-bagiannya. Hal tersebut disebabkan adanya sinergistik
efek ((efek keterpaduan) yang ditimbulkan sebagai hasil keterpaduan tersebut.
Jadi, Pembelajaran tematik terpadu pada dasarnya adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.
Pelaksanaan pendekatan tematik secara optimal perlu ditunjang oleh kondisi sekolah,
sebagai berikut:
1. Pendidik mesti berpartisipasi dalam sebuah tim serta mempunyai tnggung
jawab untuk menyukseskan tujuanitu.
2. Pendidik harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan program
pembelajaran tematis pada jadwal yang telahditentukan.
3. Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pendekatan tematik harus
tersedia, baik di lingkungan sekolah maupun pinjaman dariluar.
4. Pelaksanaan pendekatan tematik harus ada dalam struktur sekolah, sehingga
pendidik dapat menggunakan bebagai sarana sekolah yangdiperlukan.
Pembelajaran dengan pendekatan tematik sangat menuntut kreatifitas guru dalam
memilih dan mengembangkan tema pembelajran, serta menyorotinya dari barbagai
aspek. Demikian halnya dalam mengembangkan ilustrasi dan contoh-contoh yang
menarik dalam pembelajaran. Jika pendekatan tematik yang dilakukan oleh seorang
7
guru, maka guru harus memiliki pemahaman yang luas tentang tema yang pilih dalam
kaitannya denganberbagai mata pelajaran. Sedangkan pembelajaran yang dilakukan
oleh beberapa orang guru menuntut kekom-pakan dalma membentuk pemahaman,
kompetensi, dan pribadi peserta didik. Tema yang dipilih hendaknya diangat dari
lingkungan kehidupan peserta didik, agar pembelajaran menjadi hidup, dan tidak
menjemukan.
B. MODEL VCTGAMES
1. Pengertian Model PembelajaranVCT
Dengan klarifikasi nilai, siswa tidak disuruh menghafal dan tidak disuapi
dengan nilai-nilai yang sudah dipilihkan pihak lain, melainkan dibantu untuk
menemukan, menganalisis, memilih, mengembangkan, mengambil sikap dan
mengamalkan nilai-nilai dalam hidupnya sendiri. VCT adalah sebuah model
pembelajaranyang biasa digunakan khususnya untuk pendidikan nilai/ afektif.
VCT tidak menempatkan nilai moral pada status tertentu dalam rentangan
nilai. Semua nilai termasuk moral dipandang sebagai personal dan
relative.Fokusnya adalah membantu siswa berkenalan dengan nilai-nilai yang
dimilikinya dan bukannya menyuruh mereka melihat nilai-nilai yang dimilikinya
itu dengan cara baru.
8
VCT adalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat memenuhi tujuan
pancapaian pendidikan nilai.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Sanjaya (dalam Tukiran dkk, 2015: 87-88)
mengemukakan bahwa “VCT merupakan teknik pengajaran untuk membantu
siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam
menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah adadan
tertanam dalam dirisiswa”.
PendapatlainmenurutHall(dalamAdisusilo,2013:144)jugamengemukakan
bahwa “VCT merupakan cara atau proses di mana pendidik membantu peserta
didik menemukan sendiri nilai-nilai yang melatarbelakangi sikap, tingkah laku,
perbuatan serta pilihan-pilihan yangdibuatnya”.
9
d. Melatih siswa dalam menerima – menilai nilai dirinya dan posisi nilai orang
lain, menerima serta mengambil keputusan terhadap sesuatu persoalan yang
berhubungan dengan pergaulan dan kehidupansehari-hari
3. Prinsip-prinsispVCT
Menurut Tukiran, dkk (2015:89) terdapat lima prinsip-prinsip dalam VCT, yaitu:
10
a. Penanaman nilai dan pengubahan sikap dipengaruhi banyak faktor, antara
lain: faktor potensi diri dan faktorlingkungan
b. Sikap dan perubahan sikap dipengaruhi oleh stimulus yang diterima siswa
dan kekuatan nilai yang telah tertanam atau dimiliki pada dirisiswa.
c. Nilai, moral dan norma dipengaruhi oleh faktor perkembangan, sehingga
guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan moral dari setiap
siswa.
d. Pengubahan sikap dan nilai memerlukan keterampilan mengklarifikasi nilai/
sikap secara rasional, sehingga dalam diri siswa muncul kesadaran diri bukan
karena rasa kewajiban bersikap tertentu atau berbuattertentu.
e. Pengubahan nilai memerlukan keterbukaan, karena itu pembelajaran PKn
melalui VCT menuntut keterbukaan antara guru dengansiswa
Karakteristik dalam model pembelajaran VCT yakni: (1) siswa terlibat secara
aktif dalam mengembangkan pemahaman dan pengenalannya terhadap nilai-nilai
pribadi, mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan keputusan pribadi, (2)
mendorong siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dan
mengembangkan ketrampilan siswa dalam melakukan proses menilai, dan (3)
menggali dan mempertegas nilai-nilai yang dimiliki oleh siswa.
11
Model pembelajaran VCT sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran
tematik guna tercapainya tujuan pembentukan atau penanaman nilai dan sikap
pada diri siswa karena mampu memberikan pengalaman belajar dalam berbagai
kehidupan.
a. Daftar, terdiri dari daftar baik buruk, daftar tingkat urutan, daftar skala sikap,
daftar gejala kontinum, daftar gejala sikap pelakonan.
b. Analisis, terdiri dari percontohan, teknik liputan, tanya jawab nilai, analisis
nilai, inquirynilai.
12
Dalampraktikpembelajaran,VCTdikembangkanmelaluiprosesdialogantara
guru dan siswa. Proses tersebut hendaknya berlangsung dalam suasana santai dan
terbuka, sehingga setiap siswa dapat mengungkapkan secara bebasperasaannya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam menerapkan model
pembelajaram VCT yaitu :
a. Hindari penyampaian pesan melalui proses pemberian nasihat, yaitu
memberikan pesan-pesan moral yang menurut guru dianggapbaik.
c. Usahakan dialog dilaksanakan secara bebas dan terbuka, sehingga siswa akan
mengungkapkan perasaannya secara jujur dan apaadanya.
f. Jangan mengorek alasan siswa lebih dalam, karena hal itu akan membuat
siswa menjaditerpojok.
g. Tidak monoton dan tidak mendominasi seluruh waktu pesera didik agar
peserta didik tidakbosan.
h. Meratadalampenyampaianagarperbedaankemampuandanpotensidirisiswa
yang beranekaragamlebih dapatterlayani.
13
d. Meningkatkankemampuansiswauntukdapatmenyatakansikap:setuju,tidak
setuju, menolak atau menerima pendapat oranglain.
e. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengambilkeputusan
f. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mempunyai pendirian tertentu,
menginternalisasikan dan bertingkah laku sesuai dengan nilai yang telah
dipilih dan diyakini.
b. Tingkat 2 :menghargai
c. Tingkat 3 : berbuat
14
1) Kemauan dan kemampuan untuk mencobamelaksanakannya
15
a. Mampu membina dan menanamkan nilai dan moral pada ranah internalside.
b. Mampumengklarifikasi/menggali dan mengungkapkan isi pesan materi yang
disampaikan selanjutnya akan memudahkan bagi guru untuk menyampaikan
makna/pesan nilai/moral.
c. Mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral diri siswa, melihat
nilai yang ada pada orang lain dan memahami nilai moral yang ada dalam
kehidupannyata.
d. Mampu mengundang, melibatkan, membina, mengembangkan potensi diri
siswa terutama mengembangkan potensisikap.
e. Mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari berbagaikehidupan.
f. Mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi dan memadukan berbagai
nilai moral dalam sistem nilai dan moral yang ada pada diriseseorang.
g. Memberi gambaran nilai moral yang patut diterima dan menuntun serta
memotivasi untuk hidup layak dan bermoraltinggi.
16
Berdasarkan kelemahan model pembelajaran Value Clarification Technique
(VCT) di atas, Tukiran dkk (2015:92) mengemukakan beberapa cara dalam
mengatasi kelemahan VCT sebagai berikut:
17
nilai dan konsep yang sesuai dengan materi. Ketujuh, penyimpulan yang dapat
berupa bagan intisari materi.
c) menentukan kesamaanpengertian
a) pilihan/posisiperorangan
b) pilihan/posisikelompok
c) mengklasifikasi pihan/posisitersebut
a) meminta argumensisa/kelompok/kelas
18
4)mengkaji kemungkinan dari kegiatan
a) kesimpulansiswa/kelompok/kelas
a) kegiatanperbaikan/remedial/pengayaan
19
atau tema yang menggunakan lintas mata pelajaran atau lintas materi. Dari
The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) Principles and
Standards for School Mathematics (2000) menjelaskan bahwa bahwa
pembelajaran berbasis proyek mempunyai ciri-ciri bahwa siswa dapat
memilih topik dan / atau proyek presentasi/produk, menghasilkan produk
akhir misal presentasi, rekomendasi untuk memecahkan masalah yang
terkait dengan dunia nyata, melibatkan berbagai disiplin ilmu, bervariasi
dalamdurasiwaktu,menampilkangurudalamperanfasilitator.Padamateri
pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 untuk Matematika SMP/MTs
yang diterbitkan oleh BPSDMPK dan PMP tahun 2013 menjelaskanbahwa
pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek
merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Melalui
pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,
secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama
sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
pesertadidik.
20
Siswa mendesain proses penyelesaian permasalahan atau tantangan
yang diajukan dengan menggunakanpenyelidikan;
siswa mempelajari dan menerapkan keterampilan sertapengetahuan
yang dimilikinya dalam berbagai konteks ketika mengerjakan
proyek;
siswa bekerja dalam tim kooperatif demikian juga pada saat
mendiskusikannya denganguru;
S mempraktekkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk
kehidupan dewasa mereka dan karir (bagaimana mengalokasikan
waktu, menjadi individu yang bertanggungjawab, keterampilan
pribadi, belajar melaluipengalaman);
siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan;
produk akhir siswa dalam megerjakan proyekdievaluasi
21
a) PenentuanPertanyaanMendasar(StartWiththeEssentialQuestion).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan
yang dapat memberi penugasan kepada siswa dalam melakukan
suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata yang
relevan untuk siswa. dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam.
b) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa.
Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas
proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan
aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan
esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang
mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diaksesuntuk
membantu penyelesaianproyek.
c) Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Guru dan siswa secara
kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikanproyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline(alokasi
waktu) untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline(batas
waktu akhir) penyelesaian proyek,(3) membawa peserta didik agar
merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik
ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan
proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan
(alasan) tentang pemilihan suatucara.
d) Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and
the Progress of the Project) Guru bertanggungjawab untuk
melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan
proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa pada
setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi
aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat
sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang
penting.
e) Menguji Hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk
membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan
dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing siswa,memberi
22
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa,
membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f) Memgevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir
pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupunkelompok.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran adalah cara kerja yang mempunyai sistem untuk
memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan mebelajarkan siswa guna
membantu guru dalam mecapai tujuan yang telah ditetapkan.
Model pembelajaran VCT merupakan suatu model pembelajaran dengan
teknik yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuannya
dalam menemukan, mencari, dan menentukan nilai-nilai yang
melatarbelakangi sikap, tingkah laku, perbuatan serta pilihan-pilihan yang
dibuatnya dalam menghadapi suatupersoalan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kelompok kami buat, kami juga menyadari
bahwa dalam penulisan terdapat banyak kesalahan, untuk itu kritik dan saran
dari pembaca sangat diperlukan agar dapat lebih baik lagi dalam penulisan
berikutnya. Atas perhatian pembaca semua, kami ucapkan terima kasih.
24
DAFTAR RUJUKAN
Adisusilo, Sutarjo. 2013. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruksi dan VCT Sebagai
Rosdakarya.
Kosasih, Djahiri. 1985. Strategi Pengajaran Afektif Nilai-Moral VCT dan Games
Alfabeta.
Toyibin, Aziz, dkk. 1992. Pendidikan Pancasila II. Jakarta: Departemen Pendidikan
25
LAPORAN DISKUSI
A. Penambahan Materi
Ramadani
pada pendidikan karakter yang saling terkait diantaranya: Disiplin pada diri,
kebranian, sikap kejujuran, adanya kepedulian. Maka dari itu penggunaan model
pengetahuan siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Astiti dkk (2017) bahwa
pembelajaran VCT adalah bagian pembelajaran khusus dan dapat diterapkan pada
nilai.MakadariitupenggunaanmodelpembelajaranVCTyangdipadukandengan
muatan nilai karakter merupakan strategi yang tepat dalam pembelajaran PPKn,
hal ini dikarenakan dapat memudahkan siswa dalam mencari dan menentukan
suatu nilai – nilai karakter pada diri mereka sendiri dalam mengahadapi suatu
persoalanmelaluiprosesmenganalisisnilaiyangsudahadadantertanampadadiri
siswa. Hal lainnya juga bisa memberikan penanaman konsep nilai yang baik saat
yang nantinya menjadi identitas nilai maupun norma pada diri siswa.
B. Sesi TanyaJawab
1. Dina mulyani(20129025)
26
Mengapa Pola pembelajaran VCT dianggap paling unggul untuk pembelajaran
efektif sehingga sangat cocok untuk mata pelajaran PKN? Jelaskan dan sertakan
contoh.
dan moral; kedua, mampu mengklarifikasi dan mengungkapkan isi pesan materi
yang disampaikan; ketiga mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral
diri siswa dan nilai moral dalam kehidupan nyata; keempat, mampu mengundang,
dalam diri seseorang; ketujuh, menuntun dan memotivasi untuk hidup layak dan
bermoraltinggi.
2. Pelia Septina(20129186)
dipengaruhi banyak faktor, yaitu faktor potensi diri, kepekaan emosi, intelektual
dan faktor lingkungan, norma nilai masyarakat, sistem dan pendidikan nilai
27
lingkungan bermain, sikap dan perubahan sikup dipengaruhi oleh stimulus yang
diterima siswa dan kekuatan nilai yang telah tertanam dalam diri siswa.
Adakah hambatan dalam penerapan model VCT games dalam pembelajaran PKN
terutama pada tingkat kelas rendah Sekolah Dasar? Serta bagaimana solusi yang
Pendekatan VCT dilakukan secara langsung oleh guru, yang artinya guru yang
sudah ada tertanam dalam diri siswa. Akibatnya, sering terjadi benturan atau
konflik dalam diri siswa. Karena ketidakcocokan antar nilai lama yang sudah ada
sebagai berikut.
28
d) Memerlukan kreativitas guru dalam menggunakan media yang tersedia
(VCT)di atas ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan tersebut. Terkait hal
kreativitasguru.
kontekstual, antara lain dengan mangambil topik yang sedang terjadi dan
ada disekitar peserta didik, menyesuaikan dengan hari besar nasional, atau
29
30