Anda di halaman 1dari 17

Usulan Proposal Program Inovasi Mahasiswa

Penerapan Project Based Learning Inovasi Pendidikan Pengembangan Soft skill Siswa
di Lamongan
Tema : Inovasi Pendidikan

Diusulkan Oleh :
Novan Candra Yustianto (20211221148)
Gemilang Akbar Kusuma
Adimas Setiawan (20201110015)

Universitas Muhammadiyah Surabaya


2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
RINGKASAN..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1. Latar Belakang.....................................................................................................
2. Rumusan Masalah................................................................................................
3. Tujuan..................................................................................................................
4. Luaran Yang Diharapkan.....................................................................................
5. Kegunaan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
1. Konsep Project Based Learning...........................................................................
2. Landasan Project Based Learning........................................................................
3. Integrasi Project Based Learning Dengan Kompetensi Soft Skill.......................
4. Penilaian Project Based Learning Terkait Dengan Soft Skill.............................
BAB III METODE PELAKSANAAN...........................................................................
1. Langkah-Langkah Dalam Project Based Learning.............................................
BAB IV JADWAL KEGIATAN DAN ANGGARAN..................................................
1. Jadwal Kegiatan..................................................................................................
2. Anggaran Kegiatan.............................................................................................
PENUTUP......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................................
RINGKASAN
Isu-isu tentang soft skill di bidang pendidikan, khususnya di bidang teknologi kejuruan
pendidikan ini tidak pernah ada habisnya untuk dibicarakan. Berbagai upaya umtuk
menumbuhkan soft skill peserta didik dalam praksis pendidikan berkelanjutan, mulai dari
pelatihan hingga pendidikan berbasis peningkatan nilai-nilai soft skill peserta didik
SMA/SMK/MA di Lamongan. Salah satu pendekatan dalam praksis pendidikan adalah melalui
Pembelajaran Berbasis Proyek. Pendekatan ini berfokus pada pemikiran dan peningkatan
teknologi dalam pembelajaran, pemikiran kreatif, pemecahan masalah, dan interaksi antar
peserta didik dan untuk menciptakan daan menggunakan pengetahuan baru. Melalui
pembelajaran ini, peserta didik akan bekerja dalam tim atau kelompok, menemukan
keterampilan untuk merencanakan, mengatur, bernegosisasi dan membangun solusi dari
permasalahan tugas yang harus dilakukan. Pembelajaran ini dibangun diatas prinsip-prinsip
pembelajaran konstruktivis seharusnya mendorong nilai-nilai yang dibangun dalam soft skill
seperti problem solving, kreativitas, inovasi, kerja sama tim, keterampilan komunikasi dan
presentasi.
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Soft skills merupakan jalinan atribut personalitas baik intra personalitas maupun inter
personalitas. Intra personalitas merupakan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam
mengatur dirinya sendiri, seperti manajemen waktu, stress, perubahan, karakter, transformasi,
berikir kreatif, memiliki acuan positif, dan teknik belajar cepat (Coates, 2006). Sementara Inter
personalitas merupakan keterampilan berhubungan atau berinteraksi dengan lingkungan
kelompok masyarakatnya dan lingkungan kerjanya serta interaksi dengan individu manusia
sehingga mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal, kemampuan memotivasi,
kemampuan memimpin, kemampuan negosiasi, presentasi, komunikasi, menjalin relasi, dan
kemampuan bicara di muka umum (Coates, 2006). Keunggulan dari kedua karakteristik
personal ini akan membedakan seseorang dengan orang lain ketika berinteraksi dalam
lingkungannya.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat membantu peserta didik SMA/SMK/MA
di Lamongan agar memiliki kreativitas berpikir, pemecahan masalah, dan interaksi serta
membantu dalam penyelidikan yang mengarah pada penyelesaian masalah nyata adalah
Project Based Learning (PBL) atau pembelajaran yang berbasis proyek yang dapat
memotivasi, proses, dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik SMA/SMK/MA di
Lamongan dengan menggunakan masalah-masalah yang berkaitan dengan mata pelajaran
tertentu di situasi yang nyata.
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana penerapan PBL pada peserta didik SMA/SMK/MA di Lamongan?
2) Bagaimana mengembangkan pembelajaran PBL ini di Lamongan?
3) Bagaimana dampak pembelajaran PBL pada peserta didik SMA/SMK/MA di Lamongan?
3. Tujuan
A. Dapat mengetahui penerapan PBL pada peserta didik SMA/SMK/MA di Lamongan.
B. Dapat mengetahui pengembangan pembelajaran PBL di Lamongan.
C. Dapat mengetahui dampak pembelajaran PBL pada peserta didik SMA/SMK/MA di
Lamongan.
4. Luaran Yang Diharapkan
Pembelajaran berbasis proyek ini merupakan suatu pendekatan pendidikan yang efektif
berfokus pada kreativitas berpikir, pemecahan masalah, dan interaksi antara siswa dengan
kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan baru. Project based
learning merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan paham
pembelajaran konstruktivis yang menuntuk peserta didik SMA/SMK/MA di Lamongan
menyusun sendiri pengetahuannya. Kontruktivis merupakan suatu teori belajar yang mendapat
dukungan luas yang bersandar pada ide atau gagasan peserta didik tersebut membangun
pengetahuannya sendiri dalam konteks pengalaman pribadi.
Penerapan pembelajaran berbasis proyek ini semoga dapat berpotensi besar membuat
berbagai pengalaman belajar yang menarik dan bermakna bagi para peserta didik
SMA/SMK/MA di Lamongan untuk memasuki dunia pekerjaan maupun melanjutkan
pendidikan ke jenjang berikutnya. Dengan adanya penerapan pembelajaran tersebut, peserta
didik bisa memiliki kompetensi yang sesuai dengan pribadinya menjadi lebih aktif dalam
belajar, banyak keterampilan yang berhasil dibangun dari proyek kelasnya, seperti membangun
kelompok, membuat keputusan kooperatif, pemecahan masalah kelompok dan pengelolaan
kelompok.
5. Kegunaan
A. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
B. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan permasalahan.
C. Meningkatkan kolaborasi untuk mengembangkan keterampilan komunikasi.
BAB II PEMBAHASAN
1. Konsep Project Based Learning
Project-based learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak
dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia, project based learning bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek.
Project-based learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang
menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Project-based
learning berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama dari suatu disiplin,
melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna
lainnya, memberi peluang peserta didik bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka
sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya peserta didik yang bernilai, dan realistik.
Berbeda dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan
praktik kelas yang berdurasi pendek, terisolasi, dan aktivitas pembelajaran berpusat pada guru,
maka model project-based learning lebih menekankan pada kegiatan belajar yang relatif
berdurasi panjang, holistik-interdisipliner, berpusat pada pelajar, dan terintegrasi dengan
praktik dan isu-isu dunia nyata. Dalam project-based learning mahasiswa belajar dalam situasi
problem yang nyata, yang dapat melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen dan
mengorganisir proyek-proyek dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu
pendekatan pendidikan yang efektif yang berfokus pada kreativitas berpikir, pemecahan
masalah, dan interaksi antara siswa dengan kawan sebaya mereka untuk menciptakan dan
menggunakan pengetahuan baru. Khususnya ini dilakukan dalam konteks pembelajaran aktif,
dialog ilmiah dengan supervisor yang aktif sebagai peneliti (Berenfeld, 1996; Marchaim 2001;
dan Asan, 2005).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, project-based learning merupakan strategi
pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan paham pembelajaran konstruktivis yang
menuntut peserta didik menyusun sendiri pengetahuannya. Konstruktivisme adalah teori
belajar yang mendapat dukungan luas yang bersandar pada ide bahwa mahasiswa membangun
pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri (Wilson, 1996). Pendekatan
project-based learning dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penciptaan lingkungan
belajar yang dapat mendorong mahasiswa mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara
personal. Buck Institute for Education (1999) menyebutkan bahwa project-based
learningmemiliki karakteristik, yaitu: (a) Peserta didik sebagai pembuat keputusan, dan
membuat kerangka kerja, (b) terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan
sebelumnya, (c) Peseta didik sebagai perancang proses untuk mencapai hasil, (d) Peserta didik
bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan, (e)
melakukan evaluasi secara kontinu, (f) Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang
mereka kerjakan, (g) hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya, (h) kelas memiliki
atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
Project-based learning memiliki potensi yang besar untuk membuat pengalaman belajar
yang menarik dan bermakna bagi peserta didik untuk memasuki jenjang baru maupun dunia
kerja. Menurut Gaer (1998) di dalam project-based learning yang diterapkan untuk
mengembangkan kompetensi setelah peserta didik bekerja di perusahaan maupun melanjutkan
ke jenjang lebih tinggi, peserta didik menjadi lebih aktif di dalam belajar, dan banyak
keterampilan yang berhasil dibangun dari proyek di dalam kelasnya, seperti keterampilan
membangun tim, membuat keputusan kooperatif, pemecahan masalah kelompok, dan
pengelolaan tim. Keterampilan-keterampilan tersebut besar nilainya ketika sudah memasuki
lingkungan kerja. dan merupakan keterampilan yang sukar diajarkan melalui pembelajaran
tradisional.
2. Landasan Project Based Learning
Kecenderungan abad sekarang ini, ditandai oleh peningkatan kompleksitas peralatan
teknologi, dan munculnya gerakan restrukturisasi korporatif yang menekankan kombinasi
kualitas teknologi dan manusia, menyebabkan dunia kerja akan memerlukan orang yang dapat
mengambil inisiatif, berpikir kritis, kreatif, dan cakap memecahkan masalah. Hubungan
“manusia-mesin” bukan lagi merupakan hubungan mekanistik akan tetapi merupakan interaksi
komunikatif yang menuntut kecakapan berpikir tingkat tinggi. Kecenderungan-kecenderungan
tersebut mulai direspons oleh dunia pendidikan di Indonesia, yang semenjak tahun 2000
menerapkan empat pendekatan pendidikan, yakni (1) pendidikan berorientasi kecakapan hidup
(life skills), (2) kurikulum dan pembelajaran berbasis kompetensi, (3) pembelajaran berbasis
produksi, dan (4) pendidikan berbasis luas (broad-based education). Orientasi baru pendidikan
itu berkehendak menjadikan lembaga pendidikan sebagai lembaga pendidikan kecakapan
hidup, dengan pendidikan yang bertujuan mencapai kompetensi (selanjutnya disebut
pembelajaran berbasis kompetensi), dengan proses pembelajaran yang otentik dan kontekstual
yang dapat menghasilkan produk bernilai dan bermakna bagi peserta didik, dan pemberian
layanan pendidikan berbasis luas melalui berbagai jalur dan jenjang pendidikan yang fleksibel.
Pendidikan berorientasi kecakapan hidup, pembelajaran berbasis kompetensi,
danproses pembelajaran yang diharapkan menghasilkan produk yang bernilai, menuntut
lingkungan belajar yang kaya dan nyata (rich and natural environment), yang dapat
memberikan pengalaman belajar dimensi- dimensi kompetensi secara integratif. Lingkungan
belajar yang dimaksud ditandai oleh:
a. Situasi belajar, lingkungan, isi dan tugas-tugas yang relevan, realistik, otentik, dan
menyajikan kompleksitas alami “dunia nyata”.
b. Sumber-sumber data primer digunakan agar menjamin keotentikan dan kompleksitas
dunia nyata.
c. Mengembangkan kecakapan hidup dan bukan reproduksi pengetahuan.
d. Pengembangan kecakapan ini berada di dalam konteks individual dan melalui
negosiasi sosial, kolaborasi, dan pengalaman.
e. Kompetensi sebelumnya, keyakinan, dan sikap dipertimbangkan sebagai prasyarat.
f. Keterampilan pemecahan masalah, berpikir tingkat tinggi, dan pemahaman
mendalam ditekankan.
3. Integrasi Project Based Learning Dengan Kompetensi Soft Skill
Terkait dengan model pengembangan strategi project based learning dalam upaya
menumbuhkan sikap kemandirian terhadap belajar peserta didik SMA/SMK/MA di Lamongan,
dan kemampuan pemecahan masalah yang dipresntasikan sebagai kecakapan akademik
umumnya memiliki skor mean per test yaitu sebesar 65,5 dan mean skor post test nya adalah
sebesar 80,50. Perbedaan nilai skor ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yaitu
terkait kecakapan akademik (soft skill) yang meliputi kemandirian belajar, motivasi belajar
mahasiswa, dan kemampuan pemecahan masalah menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Hasil ini sekaligus menegaskan bahwa antara project-based learning dengan soft
skills dapat saling terkait, karena variabel yang hendak diprediksikan dalam project-based
learning dapat diwakili oleh sebagian dari nilai-nilai atau aspek yang terkandung dalam soft
skills.
Soft skills merupakan terminasi sosiologis dalam Emotional Intelligence Quotient(EQ)
seseorang, yang merupakan kemampuan bagaimana orang-orang berhubungan antara yang satu
dengan yang lainnya, seperti berkomunikasi, mendengarkan, memberi umpan balik, bekerja
sama dalam sebuah tim, menyelesaikan masalah, berkontribusi dalam rapat, dan mengatasi
konflik. Kemampuan mahasiswa mengintegrasikan soft skills dalam dirinya ditandai dengan
kemampuan bekerja sama, mengambil inisiatif, keberanian mengambil keputusan, dan
kegigihan. menyebutkan bahwa soft skills adalah seluruh aspek dari generic skills yang juga
termasuk elemen-elemen kognitif yang berhubungan dengan non-academic skills.
Ditambahkan pula bahwa berdasarkan hasil penelitian, tujuh soft skills yang diidentifikasi dan
penting dikembangkan pada mahasiswa di pendidikan tinggi, meliputi; keterampilan
berkomunikasi (communicative skills), keterampilan berpikir dan menyelesaikan masalah
(thinking skills and problem solving skills), kekuatan kerja tim (team work force), belajar
sepanjang hayat dan pengelolaan informasi (life-long learning and information management),
keterampilan wirausaha (entrepreneur skill), etika, moral dan profesionalisme (ethics, moral
and professionalism), dan keterampilan kepemimpinan (leadership skills).Integrasi kompetensi
soft skill melalui strategi project-based learning dapat dilakukan dengan menyatukan program-
program seperti: komunikasi lisan (oralcommunications), kerjasama (collaboration),
keterampilan kelompok (team skills), keterampilan presentase (presentation skills),
keterampilan berpikir kritis dan analisis (analiytical and critical thinking skills). Noll & Wilkins
(2005) menyatakan bahwa soft skills dapat diintegrasikan dalam kurikulum yang mencakup
kecakapan menulis, kecakapan bekerja dalam tim, kecakapan presentasi, mengelola proyek,
dan mengembangkan hubungan interpersonal.
Project-based learning sebagai salah satu strategi pembelajaran yang berusaha
memberikan kemandirian bagi mahasiswa dalam bekerja sama, membentuk tim proyek
merumuskan ide dan gagasan secara berkelompok dan melaporkan gagasan proyek melalui
presentase kelompok merupakan sinergi yang akan menghipotesiskan bahwa aspek-aspek yang
terkait dengan soft skills seperti: kemampuan menyelesaikan masalah, kerja sama,
kepemimpinan, kemampuan merencanakan dan tanggung jawab tim dapat diwujudkan.
Kuncinya adalah dengan memahami makna dan skenario yang dikonstruksikan oleh strategi
project-based learning baik oleh guru dan tenaga pengajar lainnya maupun oleh peserta didik
(SMA/SMK/MA di Lamongan).
4. Penilaian Dalam Project Based Learning Terkait Dengan Soft Skill
Salah satu bentuk penilaian dalam project-based learning adalah dengan menggunakan
rubrik penilaian. Menurut Stevens & Levi (2005), rubrik merupakan alat penskoran yang dapat
mengukur secara spesifik tugas-tugas pembelajar dan bermanfaat dalam menjelaskan deskripsi
tugas, memberikan informasi bobot penilaian, memperoleh umpan balik yang cepat dan akurat,
serta penilaian lebih objektif dan konsisten. Rubrik dalam penilaiannya melihat empat bagian
dasar yang akan mengukur suatu tugas, yaitu 1) deskripsi tugas, 2) skala, 3) dimensi rubrik,
dan 4) deskripsi dari dimensi tugas. Dalam penelitian ini rubrik penilaian penelitian didesain
dengan mengacu pada keempat syarattersebut (Steven & Levi, 2005).
BAB III METODE PELAKSANAAN
1. Langkah-Langkah Dalam Project Based Learning
Kegiatan workshop project-based learning bagi tutor menurut Rosenfeld (2001) terdiri
dari:(1) membuat pertanyaan yang akan dijadikan proyek, (2) memilih pertanyaan utama atau
menentukan proyek, (3) membaca dan mencari materi yang relevan dengan masalah, (4)
merancang masalah, (5) merancang/metode yang tepat dalam memecahkan masalah, (6)
menulis proyek proposal, (7) implementasi dan membuat dokumen tugas, (8) analisis data dan
membuat simpulan, (9) membuat laporan final, (10) mempresentasikan proyek final. Langkah
yang lebih singkat untuk setting peserta didik SMA/SMK/MA menurut Gabriella (2000) dan
Thomas (2000) adalah: Pertama, mempersiapkan formulasi problem (memilih tema proyek,
membuat pertanyaan, membuat list, membuat definisi, memilih dan memutuskan proyek,
memformulasi problem dan hipotesis). Ini adalah tahapan standar pengantar pembelajaran di
mana informasi dan jadwal dibuat peserta didik tersebut berusaha memahami satu sama lain
dengan memperkenalkan diri dan mengumpulkan harapannya di dalam keseluruhan aktivitas
proyek. Kedua, integrasi, ini merupakan langkah proses yang terdiri dari sejumlah aktivitas
berkenaan dengan persiapan dan langkah penting pengerjaan suatu proyek.
a) Merancang dan menyiapkan perlengkapan proyek, menentukan metode, tempat, dan
gejala-gejala.
b) Pembentukan kelompok dan pemilihan proyek, peserta didik diharapkan untuk
memecahkan permasalahan yang telah dipilih secara jujur dalam kelompok kecil.
c) Pengumpulan informasi, mempresentasikan secara ringkas dan diskusi proyek
individual yang mendukung pengumpulan berbagai pandangan atas proyek tersebut.
d) Langkah kerja proyek, merupakan bagian penting dari kerja kelompok. Adapun hal-hal
yang dilihat berkaitan dengan bagaimana motivasi peserta didik SMA/SMK/MA di
Lamongan dalam mengikuti Project Based Learning, cara peserta didik dalam
melakukan problem solving, proses kolaborasi antar peserta didik dan guru serta
kemandirian dalam menyelesaikan suatu proyek tersebut.
Langkah ketiga adalah Evaluasi (interpretasi dan membuat perbandingan,
menyimpulkan & membuat laporan proyek). Hal-hal yang disiapkan dalam Project Based
Learning adalah: kurikulum, perlengkapan proyek, lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan
interaksi aspek-aspek tersebut. Pola ini menunjukkan bentuk aktivitas dalam melakukan
penilaian terhadap peserta didik. Feedback membantu guru maupun tenaga pengajar dalam
menafsirkan penguasaan peserta didik SMA/SMK/MA di Lamongan terhadap proyek yang
telah dikerjakannya.
a) Tahap Persiapan
Adalah tahapan standar pengantar pembelajaran dimana informasi dan jadwal dibuat. Peserta
didik berusaha memahami satu sama lain dengan memperkenalkan diri dan mengumpulkan
harapannya dalam keseluruhan aktivitas proyek.
b) Proses PBL
Tahapan utama pembelajaran terdiri dari sejumlah aktivitas berkenaan dengan persiapan dan
langkah penting pengerjaan suatu proyek. Tahap ini meliputi : pembentukan kelompok dan
pemilihan proyek, pengumpulan informasi, dan langkah kerja proyek.
c) Tahap Evaluasi
Pola ini menunjukkan bentuk aktivitas dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik
SMA/SMK/MA di Lamongan. Feedback membantu guru dan tenaga pengajar lainnya dalam
menafsirkan penguasaan peserta didik tersebut terhadap proyek yang dikerjakan.
BAB IV JADWAL KEGIATAN
1. Jadwal Kegiatan
Untuk jadwal bisa disusun oleh peserta didik sendiri dan dibantu oleh pendamping (wali kelas
maupun guru mata pelajaran terkait penugasan proyek) agar proyek yang akan dikerjakan bisa
selesai tepat waktu. Adapun timeline pengerjaan project based learning.
Jadwal Rencana Aktivitas
1 – 3 Juni Bapak/Ibu guru memberikan tugas
4 – 8 Juni Peserta didik SMA/SMK/MA di Lamongan
memahami kerangka proyek dan memulai
dengan perencanaan.
9 – 11 Juni Sesi diskusi / tanya jawab
(Misalnya pengerjaan proyek)
12 – 19 Juni  Mempelajari peran bioteknologi
dalam kehidupan dan cara untuk
membuatnya (misalnya Tape).
 Mempelajari mekanisme fermentasi
pada tape.
 Studi literatur di berbagai sumber,
baik buku pelajaran, website, jurnal
dan lain-lain.
20 – 29 Juni Bapak/Ibu guru mengawasi pelaksanaan
dalam pembuatan proyek tersebut.
30 – 6 Juli  Membuat tape berdasarkan buku
panduan yang telah diperoleh.
 Mencatan atau mendokumentasikan
setiap proses yang dilakukan saat
pembuatan tape.
 Menguji tape yang dihasilkan
dengan cara mencicipi.
 Membuat laporan hasil pembuatan
tape.
7 Juli  Membahas ulasan secara umum
kepada guru terkait mata pelajaran.
 Mempresentasikan hasil penelitian
pembuatan tape.
 Menyerahkan laporan hasil
pembuatan tape.
8 – 12 Juli Bapak/Ibu guru melakukan penilaian.

13 – 15 Juli Bapak/Ibu guru menginput nilai peserta


didik.
2. Anggaran Kegiatan
Untuk anggaran pelaksanaan kegiatan Project Based Learning ini telah disusun bahwa ada
beberapa pengeluaran yang semestinya, seperti :
a) Persediaan internet layanan project based learning Rp. 2.500.000
b) Biaya pembuatan aplikasi/pemrograman Rp. 1.000.000
c) Jasa editing aplikasi Rp. 800.000
d) Biaya tambahan Rp. 2.000.000

PENUTUP
Belajar di era sekarang khususnya bidang pendidikan, selain memberikan teori-teori
yang cukup, terkait dengan kecakapan teknikal, juga dituntut memiliki kemampuan personal
yang baik. Kemampuan personal seperti soft skills merupakan kemampuan yang mutlak
dipenuhi individu pembelajar sebelum dan ketika akan memasuki dunia kerja. Diperlukan
pendekatan strategi pembelajaran yang dapat mensinergikan kecakapan akademik seperti
pemahaman teori dan soft skills (pemecahan masalah, kemandirian, kerja sama tim,
kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, dan kemampuan berkomunikasi menyampaikan ide
dan gagasan melalui presentasi kelompok proyek). Salah satu strategi pembelajaran yang
ditawarkan adalah pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Project-based
learning menekankan pendidikan yang memberi peluang pada sistem pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik/mahasiswa, secara kolaboratif dan mengintegrasikan masalah-
masalah nyata dan praktis, pengajarannya efektif dalam membangun pengetahuan dan
kreativitas.

DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, M. 2000. Demokratisasi Belajar pada Lembaga Pendidikan dalam Masyarakat
Indonesia Transisional: Suatu Analisis Epistimologi Keindonesiaan. Makalah disajikan dalam
Seminar dan Diskusi Panel Nasional Teknologi Pembelajaran V. IPTPI Cabang Malang:
Malang.
Purnawan,Yudi. 2007. Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis Proyek.
http://www.yudipurnawan.wordpress.com.
Waras Kamdi. 2007. Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk Peningkatan
Mutu Pembelajaran.
Munandar, Utami. 1999. Kreativitas dan keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi kreatif
& Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Nurulwati. (2000). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model
Pembelajaran. http://tricepti4042.blogspot.com.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

LAMPIRAN
Nama Lengkap : Novan Candra Yustianto
NIM : 20211221148
Program Studi : S1 Manajemen
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Alamat Rumah : Desa Sungelebak, Kecamatan Karanggeneng, Kabupaten
Lamongan
No. Telepon : 089508748026
Daerah Asal : Lamongan Jawa Timur

Dosen Pembimbing : Muhammad Alhakim Danurwindo


NIP/NIDN : 0703019303

Anggaran Kegiatan : Rp. 6.300.000

Surabaya, 23 Mei 2022


Mengetahui
Dosen Pembimbing Ketua Pengusul

Menyetujui
Dekan

Nama Lengkap : Adimas Setiawan


NIM : 20201110015
Program Studi : S1 Bahasa Dan Sastra Indonesia
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
No. Hp : 085604472210

Nama Lengkap : Gemilang Akbar Kusuma


NIM :
Program Studi : S1 Teknik Mesin
Fakultas : Fakultas Teknik
No. Hp :

Anda mungkin juga menyukai