Anda di halaman 1dari 17

HALAMAN JUDU L

MAKALAH

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA DI SEKOLAH

“INQUIRY LEARNING”

Dosen Pengampu : Rahman Haryadi, M,PD.

Disusun Oleh : Savina Putri Mailan (212210057)

Pitriani Natalia (212210058)

Kelas : B Pagi/3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FALKUTAS PENDIDIKAN MIPA DAN TEKNOLOGI

IKIP PGRI PONTIANAK

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Inquiry Lerning ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Pendidikan yang berjudul Inquiry Learning ini. Dan kami
juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Makalah Strategi Pembelajaran Inquiry ini sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Inquiry
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Pontianak, 29 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A.Latar belakang .......................................................................................................... 4
B.Rumusan masalah ..................................................................................................... 5
C. Tujuan ....................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
A.Definisi Inquiry Learning ......................................................................................... 6
B.Jenis-jenis Inquiry Learning .................................................................................... 7
1. Open Inquiry (inquiry terbuka) ........................................................................... 7
2. Guided Inquiry (inquiry terbimbing) .................................................................. 7
C. Ciri–ciri Inquiry Learning ...................................................................................... 7
D. Prinsip-prinsip Inquiry Learning ........................................................................ 8
E. Macam-macam pembelajaran inquiry learning ................................................ 9
F. Manfaat model pembelajaran inquiry learning................................................... 10
G. Langkah-langkah Inquiry Learning ............................................................. 10
H. Kelebihan Inquiry Learning .......................................................................... 12
I. Kekurangan Inquiry Learning .......................................................................... 12
J. Bagaimana Cara Menerapkan Inquiry-Based Learning? .............................. 13
K. Contoh Pembelajaran atau Penerapan Metode Inquiry Learning ............ 14
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 15
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Metode Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat prosedural yaitu berisi tahapan
tertentu.Suatu yang yang terpenting bagi seorang guru bukan hanya menyampaikan
informasi dan bahan ajar kepada siswa, melainkan guru harus berusaha
menciptakan agar siswa dapat memahami secara keseluruhan isi dari materi
pelajaran yang disampaikan.Agar proses belajar-mengajar menjadi berhasil, untuk
itu seorang guru harus mampu mempersiapkan bahan-bahan untuk kegiatan belajar-mengajar
di kelas serta merancang model-model pembelajaran yang sesuai agar siswa tidak
bosan dan akan lebih menyenanginya. Banyak kejadian di lapangan siswa yang
merasa bosan terhadap salah satu mata pelajaran dikarenakan metode yang
digunakan oleh guru tidak mampu membuat siswa mengerti materi bahkan akan
timbul persepsi yang negatif. Misalkan pada pelajaran IPS, siswa merasa jenuh
dengan cara guru menerangkan materi karena siswa tidak diberi kesempatan bebas
untuk mengeluarkan pendapat, tetapi hanya mendengarkan saja penjelasan dari
guru sehingga siswa merasa jenuh.

Dengan bekal kemampuan dan keterampilan dalam merancang model-model


pembelajaran tentunya guru memahami dan menguasai materi serta mampu
menentukan jenis model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
digunakan dalam kegitan belajar-mengajar di kelas.Salah satu model pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam kegitan belajar- mengajar IPS SD Kelas 3 adalah Model
Pembelajaran Inqury. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk belajar sendiri
dan menemukan sendiri pengetahuan. Proses pembelajarannya lebih berpusat
kepada siswa
B.Rumusan masalah

1. Apakah pengertian dari model pembelajaran inquiry learning ?


2. Apakah jenis-jenis dari model pembelajaran inquiry learning ?
3. Apa sajakah ciri-ciri model pembelajaran inquiry learning ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam model inquiry learning ?
5. Apa saja macam-macam dalam model inquiry learning ?
6. Apa saja manfaat model inquiry learning ?
7. Apa sajakah langkah-langkah dalam model inquiry learning ?
8. Apa sajakah kelebihan model pembelajaran inquiry learning ?
9. Apa sajakah kekurangan model pembelajaran inquiry learning ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran inquiry


2. Untuk mengetahui tujuan dari Jenis-jenis pembelajaran inquiry
3. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran inquiry
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam model inquiry
5. Untuk mengetahui macam-macam pembelajaran inquiry
6. Untuk mengetahui manfaat model inquiry
7. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam model inquiry
8. Untuk mengetahui kelebihan pembelajaran inquiry
9. Untuk mengetahui kekurangan model pembelajaran inquiry
BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A.Definisi Inquiry Learning


Ada beragam model pembelajaran yang bisa diterapkan pada peserta didik.
Cara penyampaian bervariasi yang bisa menyesuaikan tujuan dan manfaat yang
ingin dicapai.

Adapun pembelajaran yang cukup diminati, yakni inquiry


learning. Pembelajaran ini terbilang unik dan memiliki karakteristik dibandingkan
model pembelajaran lainnya.

Inquiry learning adalah metode belajar yang pada prinsipnya mengajak peserta
didik untuk aktif bertanya dan bereksperimen secara mandiri selama proses belajar.
Dalam model pembelajaran inquiry, peserta didik mencari materi pembelajaran
secara mandiri. Peserta didik mencari tahu materi dengan mengajukan pertanyaan
dan melakukan riset atau penelitian secara mandiri.

Inquiry learning melingkupi dua kata, inquiry dan learning. Inquiry artinya
meminta keterangan atau penyelidikan. Sementara learning artinya pembelajaran.
Dengan begitu inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada rasa ingin tahu dari siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis apa
yang akan ia pelajari.

Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan belajar yang


menekankan pada pengembangan keterampilan penyelidikan dan kebiasaan
berpikir yang memungkinkan peserta didik untuk melanjutkan pencarian
pengetahuan.

Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam penyelidikan


sebuah masalah. Sementara bagi pengajar, inquiry based-learning adalah
seraingkaian proses yang menggerakkan siswa dalam menemukan jawaban atas
rasa keingintahuannya melalui pemikiran kritis.
Dalam kata lain, siswa dituntut untuk berpikir kritis, logis, melakukan
identifikasi masalah dan menemukan sendiri jawabannya dengan melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan. Hal ini dapat meningkatkan atau mengembangkan
kemampuan yang mereka miliki sebelumnya.

Penting untuk diingat bahwa pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry based-


learning) bukanlah teknik atau praktik saja, tetapi sebuah proses yang memiliki
potensi untuk meningkatkan keterlibatan intelektual dan pemahaman mendalam
para peserta didik.

B.Jenis-jenis Inquiry Learning


Model pembelajaran inquiry memiliki beberapa jenis yang disesuaikan dengan
peran pengajar atau tutor. Dalam pembelajaran ini pengajar mengambil peran dalam
proses penyelidikan. Mulai dari menentukan tema hingga evaluasi. Adapun jenis-
jenis inquiry learning adalah sebagai berikut:
1. Open Inquiry (inquiry terbuka)
Jenis pembelajaran ini pengajar menempatkan diri sebagai fasilitator selama
proses pembelajaran. Pengajar bisa memberikan masukan dan ikut terlibat
membantu peserta didik jika diminta. Dalam proses pembelajaran, peserta didik
mendapat kebebasan mengeksplor penyelidikannya. Terdapat inisiatifnya sendiri
dari peserta didik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi dan
menemukan jawabannya sendiri.
2. Guided Inquiry (inquiry terbimbing)
Berbeda dengan open inquiry, peran pengajar pada guided inquiry dimulai dari
menentukan tema dan topik penyelidikan yang akan dibahas. Selain itu pengajar
juga turut mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diselidiki peserta
didik. Dalam hal ini pengajar ikut terlibat dalam membimbing dari awal proses
hingga akhir.

C. Ciri–ciri Inquiry Learning

Ciri-ciri yang bisa dipahami, diantaranya:

 Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk


mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan
untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

 Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi
pembelajaran inquiry menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan
tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran
biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu
kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama
dalam melakukan inquiry.
 Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inquiry siswa tak hanya


dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran
belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal.
Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala
ia bisa menguasai materi pelajaran. Strategi pembelajaran inquiry merupakan
bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student
centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang
peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
D. Prinsip-prinsip Inquiry Learning
Dalam pelaksanaanya, strategi pembelajaran inquiry harus berpegang pada
prinsip-prinsip yang telah ditentukan sehingga pembelajaran akan berjalan lancar
dan sesuai tujuan. Adapun prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inquiry:
1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inquiry adalah pengembangan kemampuan ber-
pikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi ke-pada hasil
belajar juga berorientasi pada proses belajar.
2. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa
dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau
pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru
sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada
dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.Karena itu, kemampuan
guru untuk bertanya dalam setiap langkah inquiry sangat diperlukan.
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah
proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi
seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak
secara maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada
siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukannya.

E. Macam-macam pembelajaran inquiry learning


1. inquiry induksi
Inquiry induksi adalah model inquiry yang menetapkan masalahnya ditentukan
sendiri oleh siswa sesuai dengan bahan /materi ajar yang akan dipelajari
2. Induksi Deduksi
Induksi Deduksi Adalah inquiry yang permasalahannya berasal dari guru. Siswa
dalam inquiry deduktif diminta untuk menentukan teori konsep yang digunakan
dalam proses pemecahan masalah.
F. Manfaat model pembelajaran inquiry learning
Inquiry based learning adalah pembelajaran yang mampu mendatangkan
kemanfaatan bagi peserta didiknya. Adapun beberapa manfaat penerapan model
pembelajaran inquiry learning yaitu sebagai berikut:
1. Mampu mengembangkan keterampilan bertanya, penelitian, dan komunikasi
2. Meningkatkan kolaborasi dan kerjasama antar peserta didik atau kelompok
untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal
3. Mampu memecahkan masalah, membuat solusi, dan mengatasi pertanyaan dan
masalah kehidupan nyata. Dapat mengembangkan bakat, mengembangkan
keterampilan berpikir kritis atau critical thinking skills dan meningkatkan
keberhasilan belajar.
4. Meningkatkan partisipasi dalam penciptaan dan perbaikan ilmu pengetahuan
dalam belajar
G. Langkah-langkah Inquiry Learning
Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas, maka langkah-
langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan model inquiry
adalah:
3. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa
siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan Mengajak siswa
untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang
sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa
untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah,
tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan
dengan lancar.
4. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan
yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-
teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada
jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari
jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui
proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai
upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
5. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan
sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan
berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan
logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh
kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian,
setiap individu yang kurang mempunyai wawasanakan sulit mengembangkan
hipotesis yang rasional dan logis.
6. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inquiry,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru
dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi
kemacetan berinquiry adalah manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok
permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidak
gairahan dalam belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini,
maka guru hendaknya secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa
untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada
seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berpikir.
7. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
8. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya
data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus pada
masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang
akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

H. Kelebihan Inquiry Learning

1. Dapat membentuk dan mengembangkan (self-concept) pada diri siswa, sehingga


siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide pokok dengan lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap
objektif, jujur dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
5. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. ‘
9. Dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.
10. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

I. Kekurangan Inquiry Learning

1. Kesulitan pengontrolan kegiatan dan keberhasilan peserta didik


2. Model pembelajaran inquiry sulit dilaksanakan karena terbentur dengan kebiasaan
peserta didik dalam belajar
3. Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang sehingga
sering pendidik sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta menguasai
materi pelajaran, maka model pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan oleh
setiap pendidik.

J. Bagaimana Cara Menerapkan Inquiry-Based Learning?

Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memulai IBL. Berikut
adalah 5 langkah dari Inquiry-Based Learning.

1. Eksplorasi
Pertama, Siswa melakukan kegiatan eksplorasi untuk menemukan sesuatu yang
berdasarkan pada pemahaman awal yang mereka miliki. Mereka sadar dengan
permasalahan yang ditemukan dan dapat mendefinisikan masalah yang menjadi
pokok penyelidikan.
2. Belajar Mandiri
Kemudian, setelah melakukan tahapan eksplorasi, siswa akan menemukan
konsep baru yang harus mereka pelajari dan pahami secara mandiri. Mereka belajar
secara mandiri berdasarkan perkembangan pemahaman dari hasil tahapan
eksplorasi.
3. Ulasan
Selanjutnya, siswa mempresentasikan dan menjelaskan hasil temuan yang
mereka dapatkan dari proses belajar mandiri kepada guru.
4. Konsolidasi
Setelah itu, siswa bersama-sama dengan anggota kelompoknya melakukan
konsolidasi terhadap penemuan mereka. Konsolidasi dapat mereka lakukan dengan
diskusi kelompok maupun presentasi.
5. Bimbingan Guru
Terakhir, siswa merefleksikan pembelajaran individu dan kelompok dengan
guru. Di tahap ini, penguatan konsep oleh guru yang memberikan bimbingan pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Seorang guru dapat memulai pelajaran
dengan memutar video atau berbagi dokumen pembelajaran. Setelah itu, berikan
siswa pertanyaan terkait dengan materi yang guru berikan secara individu ataupun
kelompok. Hal ini dapat membantu membangkitkan rasa ingin tahu dan
merangsang pemikiran siswa saat kelas di mulai.

K. Contoh Pembelajaran atau Penerapan Metode Inquiry Learning

A. Materi Banjir
Contoh penerapan pembelajaran inquiry bagi anak SMP, mengamati masalah dari
banjir.
 Identifikasi Masalah: Guru akan menyajikan topik tentang banjir kepada siswa,
serta meminta siswa untuk memilih masalah yang mereka ingin diteliti secara lebih
lanjut.
 Merumuskan Masalah: Siswa akan memformulasikan pertanyaan dari penelitian
mereka, seperti “Apa penyebab dari banjir?”, “Bagaimana cara untuk mencegah
banjir?”, dan yang lain-lain.
 Menyusun Hipotesis: Siswa akan melakukan pencarian informasi dengan melewati
berbagai macam media, serta membuat jawaban sementara semacam penyebab
banjir yaitu hutan gundul, sampah di aliran sungai, dan sebagainya.
 Eksplorasi: Siswa akan melakukan proses analisis serta pengumpulan data,
mengenai banjir yang sering terjadi di berbagai daerah. Meminta pendapat dari para
ahli, melihat langsung lokasi dari banjir, serta aktivitas eksplorasi yang lainnya.
 Validasi Hipotesis: Siswa akan menguji penemuan dengan hipotesis dari mereka.
Apa saja yang sudah mereka temukan di lapangan, serta apakah sudah sesuai
dengan hipotesis. Misalnya banjir juga bisa disebabkan oleh adanya kiriman dari
daerah lain, tidak adanya waduk untuk penampung air, dan lain sebagainya.
 Presentasi Hasil: Siswa akan menyajikan hasil dari penelitian mereka kepada kelas,
memaparkan hasil dari analisis serta sintesis informasi dan hipotesis yang telah
diterima ataupun ditolak.
BAB III PENUTUP

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model inquiry merupakan model pembelaiaran yang penyajiannya


memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau
tanpa bantuan guru. Model inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Tujuan model inqury antara lain : Mengembangkan sikap, keterampilan,


kepercayaan siswa dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu secara
tepat (objektif), Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap,
cermat. dan nalar (kritis. analitis, dan logis), Membina dan mengembangkan sikap
ingin tahu lebih jauh (curiousity), Mengungkap aspek pengetahuan
(kognitif) maupun sikap (afektif).

Langkah-langkah dalam model inquiry sebagai berikut : Observasi,


Mengajukan pertanyaan, Mengajukan dugaan, Mengumpulkan data dan
Merumuskan kesimpulan.

B. Saran
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, model pembelajaran inquiry adalah
model pembelajaran yang menuntut keaktifan peserta didik dalam menganalisis
suatu permasalahan, sehingga peran guru dalam mengajukan pertanyaan juga
sangat berperan penting. Sehingga disarankan kepada para pendidik agar
menyiapakan dengan sedemikian rupa pertanyaan-pertanyaan yang efektif sebelum
menerapkan model pembelajaran ini di kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Pappas, Christopher. 2014. Instructional Design Models and Theories: Inquiry-


based Learning Model [online]. Link:
https://elearningindustry.com/inquiry-based-learning-model (Accessed: 4
July 2022)

Pappas, Christopher. 2019. 6 Tips To Use Inquiry-Based Learning In Modern


Online Training Experiences [online].
Link:https://elearningindustry.com/tips-use-inquiry-based-learning-
modern-online-training-experiences (Accessed: 4 July 2022)

Shank, Patti. 2018. How Well Do We Learn From Experiential Or Inquiry


Learning Approaches? [online]. Link:
https://elearningindustry.com/experiential-inquiry-learning-how-well-learn
(Accessed: 4 July 2022)
Abidin, Yunus. (2018). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung: PT Refika Aditama
Anam, Khoirul. (2017). Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Metode dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Priansa, Donni. J. (2017). Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran
(Inovatif, Kreatif, dan Prestatif Dalam Memahami Peserta Didik).
Bandung: CV Pustaka Setia.
Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suherti, Euis & Rohimah, Siti Maryam. (2016). Bahan Ajar Mata Kuliah
Pembelajaran Terpadu. Bandung: Universitas pasundan.
Wardoyo, S. M. (2015). Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi
Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. Bandung: Alfabeta.
Wisudawati, Asih. W., dan Eka Sulistyowati. (2017). Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Rawamangun-Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Anda mungkin juga menyukai