Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MAGANG INDUSTRI BAHAN-BAHAN


KEBERSIHAN PEMBERSIH TOILET
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Magang Industri Yang Diampu
Oleh Dahlia Rosma Indah, M. Si.

DISUSUN OLEH :

NAMA : ISYA ANJANI

NIM : 17231001

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS TEKNIK DAN TERAPAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

MATARAM

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pemakalah panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada
pemakalah sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang direncanakan.

Makalah yang berisi materi “Magang Industri Bahan-Bahan Kebersihan


Pembersih Toilet” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Magang Industri. Pada
kesempatan ini pemakalah menyampaikan terima kasih kepada dosen pengampu
Dahlia Rosma Indah, M. Si. yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran
kepada pemakalah.

Pemakalah telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian


makalah ini. Namun, pemakalah menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi
isi maupun tata bahasanya. Untuk itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini. Semoga isi
makalah ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan
pendidikan. Terima kasih.

Mataram, 10 Mei 2020

PEMAKALAH
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Peran Kimia Dalam Pembersih Toilet.………….…........................................ 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang baik.
Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat,
tidak berbau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi
kebersihan diri sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci tangan, dan memakai
pakaian yang bersih.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja,
dan tempat awam. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap
tingkap dan perabot rumah, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan
masak dan peralatan makan, membersihkan bilik mandi dan jamban, serta
membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulaikan dengan menjaga
kebersihan halaman dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak juga perubahan
yang terjadi baik dalam aspek budaya, sosial, ekonomi maupun teknologi.
Sehingga perubahan yang ada kini juga merubah pola fikir dan kebiasaan
masyarakat pada umumnya. Saat ini kesadaran masyarakat dalam menjaga
kebersihan kamar mandi semakin tinggi. Hal ini terjadi karena masyarakat sadar
bahwa banyak penyakit yang dapat ditimbulkan akibat toilet yang kotor, seperti
diare, infeksi saluran pernapasan, tifus, dan infeksi saluran kencing.
Salah satu cara masyarakat dalam menjaga toilet agar selalu bersih yaitu
dengan membersihkannya menggunakan cairan pembersih toilet. Cairan
pembersih toilet ini banyak mengandung zat-zat kimia yang berguna
membersihkan kotoran-kotoran yang di dalam toilet. Saat ini telah banyak
produk cairan pembersih toilet yang menawarkan varian produk yang sama,
membuat persaingan semakin ketat. Sehingga setiap perusahaan melakukan
kegiatan pemasarannya dengan sangat serius agar dapat memenangkan persaing
tersebut. Beragam produk baru muncul dengan inovasi-inovasi terbaiknya yang
sedang bersaing ketat saat ini. Untuk itu dimakalah ini pemakalah akan
membahas peran kimia dalam pembersih toilet.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Peran Kimia Dalam Pembersih Toilet?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Peran Kimia Dalam Pembersih Toilet.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Kimia Dalam Pembersih Toilet


Di dalam pembersih toilet terdapat bahan kimia yaitu HCl. Asam klorida
merupakan larutan jernih, tidak berwarna dari Asam klorida (HCl) dalam air.
Asam ini sangat korosif, merupakan asam mineral kuat yang banyak
kegunaannya dalam industri. HCl adalah bahan kimia yang cukup keras dan
berbau tajam. Jika terpapar lama, akan membuat mual dan mata perih. HCl dapat
merontokkan kerak dan kotoran yang ada di toilet.

Asam klorida atau asam muriatik adalah sistem kimia anorganik


yang tidak berwarna dengan rumus HCl. Asam hidroklorat memiliki aroma tajam
yang khas. Ini diklasifikasikan sebagai sangat asam dan dapat menyerang kulit
pada rentang komposisi yang luas, karena hidrogen klorida sepenuhnya
berdisosiasi dalam larutan berair. Asam klorida adalah sistem asam berbasis klor
yang paling sederhana yang mengandung air. Ini adalah solusi hidrogen
klorida dan air, dan berbagai spesies kimia lainnya, termasuk ion hidronium dan
klorida. Ini adalah komponen asam lambung yang diproduksi secara alami yang
diproduksi dalam sistem pencernaan sebagian besar spesies hewan, termasuk
manusia.

Asam klorida adalah pereaksi kimia penting dan bahan kimia industri,
yang digunakan dalam produksi polivinil klorida untuk plastik. Di rumah tangga,
asam hidroklorat encer sering digunakan sebagai agen kerak. Dalam industri
makanan, asam klorida digunakan sebagai aditif makanan dan dalam
produksi gelatin. Asam klorida juga digunakan dalam pemrosesan kulit .

Asam klorida ditemukan oleh alkemis Jabir ibn Hayyan sekitar tahun 800


Masehi. Secara historis disebut acidum salis dan roh garam karena dihasilkan
dari garam batu dan "vitriol hijau" ( Besi(II) sulfat ) (oleh Basilius
Valentinus pada abad ke-15) dan kemudian dari bahan kimia yang
serupa. Garam biasa dan asam sulfat (oleh Johann Rudolph Glauber pada abad
ke-17). Asam klorida bebas pertama kali dideskripsikan secara formal pada abad
ke-16 oleh Libavius. Kemudian, itu digunakan oleh ahli kimia
seperti Glauber, Priestley, dan Davy dalam penelitian ilmiah mereka. Kecuali
bertekanan atau didinginkan, asam klorida akan berubah menjadi gas jika ada
sekitar 60% air. Asam klorida juga dikenal sebagai hidronium klorida, berbeda
dengan induk anhidratnya yang dikenal sebagai hidrogen klorida, atau HCl
kering.

Asam klorida (HCl) adalah senyawa kimia bersifat asam kuat, yang terdiri
dari ikatan kimia antara atom hidrogen dan atom klorin. Asam klorida (HCl)
adalah larutan dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan
merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini digunakan
secara luas dalam industri.

Semasa Revolusi Industri di Eropa, permintaan atas senyawa-


senyawa alkalin meningkat. Proses industri baru yang mengijinkan
produksi natrium karbonat (soda abu) dalam skala besar berhasil dikembangkan
oleh Nicolas Leblanc. Dalam proses Leblanc, natrium klorida diubah menjadi
natrium karbonat menggunakan asam sulfat, batu kapur, dan batubara. Proses ini
melepaskan hidrogen klorida sebagai produk samping.

Sebelum diberlakukannya Undang-Undang Alkali tahun 1863 oleh


Britania, HCl yang berlebih dilepaskan ke udara bebas. Setelah berlakunya
undang-undang ini, produsen soda abu diwajibkan untuk melarutkan gas ini ke
dalam air dan menghasilkan asam klorida dalam skala industri. Pada abad ke-20,
proses Leblanc digantikan oleh proses Solvay yang tidak menghasilkan asam
klorida sebagai produk sampingan. Setelah tahun 2000, asam klorida kebanyakan
dihasilkan dari pelarutan produk samping hidrogen klorida dari produksi industri
senyawa organik.
Sejak tahun 1988, asam klorida telah dimasukkan ke dalam Tabel
II Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Pemberantasan Peredaran
Gelap Narkotika dan Psikotropika karena ia dapat digunakan dalam
produksi heroin, kokaina, dan metamfetamina. Konvensi ini disahkan di
Indonesia oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997.

Asam klorida memiliki beberapa nama lain, antara lain hydrochloric acid,
muriatic acid, hydrogen chloride atau hidrogen klorida. Asam klorida umumnya
dibuat dari larutan garam NaCl yang dielektrolisa. Elektrolisa NaCl
menghasilkan larutan NaOH (soda api), gas Cl2 (gas klorin), dan gas
H2 (gas hidrogen).  Gas Cl2 dan H2 selanjutnya disatukan untuk sintesa gas HCl.
Sintesa gas HCl adalah reaksi eksotermik yang menghasilkan panas tinggi. Gas
HCl yang terbentuk selanjutnya dimasukkan ke dalam air murni, dan larut
sebagai larutan asam klorida.

HCl juga dihasilkan dari proses pembuatan senyawa sodium sulfat


(Na2SO4). Sodium sulfat dibuat menggunakan bahan aram (NaCl) dan larutan
asam sulfat pekat (H2SO4). Kristal garam bereaksi dengan larutan H2SO4,
menghasilkan kristal Na2SO4 dan gas HCl. Selanjutnya gas HCl disuling dan
masuk ke air tawar untuk menjadi larutan HCl. Karena sifatnya dalam suhu
normal berfase gas, maka larutan HCl pekat selalu mengeluarkan asap berupa
gas HCl. Makin tinggi konsentrasinya, makin banyak asap yang keluar ketika
larutan ini terbuka di udara bebas.

Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38% HCl (pekat).


Konsentrasi yang lebih besar daripada 40% dimungkinkan secara kimiawi,
namun laju penguapan sangatlah tinggi, sehingga penyimpanan dan
penanganannya harus dilakukan dengan ekstra hati-hati, misalnya dalam suhu
dan tekanan rendah. Konsentrasi HCl yang paling optimal untuk transportasi
dengan meminimalisasi kehilangan produk karena penguapan adalah 30%
sampai dengan 34%. Konsentrasi yang lebih tinggi memerlukan penambahan
tekanan dan pendinginan untuk mengurangi kehilangan akibat penguapan. Di
Amerika Serikat, larutan antara 20% hingga 32% dijual sebagai asam muriatat.
Kandungan asam klorida pada kebanyakan cairan pembersih umumnya berkisar
antara 10% sampai dengan 12%. Cairan pembersih tersebut harus diencerkan
terlebih dahulu sebelum digunakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam industri bahan-bahan kebersihan salah satunya adalah pembersih
toilet, dalam pembersih toilet ini mengandung asam klorida (HCl) yang berguna
untuk merontokkan kerak maupun kotoran di dalam toilet. Asam klorida
diproduksi dalam bentuk larutan 38% HCl (pekat). Konsentrasi yang lebih besar
daripada 40% dimungkinkan secara kimiawi, namun laju penguapan sangatlah
tinggi, sehingga penyimpanan dan penanganannya harus dilakukan dengan ekstra
hati-hati, misalnya dalam suhu dan tekanan rendah. Kandungan asam klorida pada
kebanyakan cairan pembersih umumnya berkisar antara 10% sampai dengan
12%. Cairan pembersih tersebut harus diencerkan terlebih dahulu sebelum
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Hendlyana, Yeni, dkk. 2012. Pengelolaan Sanitasi Toilet Umum dan Analisis
Kandungan Candidi Albicans Pada Air Bak Toilet Umum di Beberapa Pasar
Tradisional Kota Medan. FKM USU Medan

http://labkima.blogspot.com/2012/10/pembuatan-asam-klorida-2-n.html

http://makalahskripsimakalah.blogspot.com/2012/11/pembuatan-larutan-kimia.html

Anda mungkin juga menyukai