Anda di halaman 1dari 7

10 Upacara Adat di Indonesia Beserta Maknanya

1. Tedak Siten di Jawa

sumber: liputan6.com
Tedak Sinten adalah upacara adat di Indonesia yang berasal dari kebudayaan Jawa.

Upacara ini memiliki arti menapakkan kaki ke bumi dan dilakukan oleh bayi berusia 7 bulan yang sedang
belajar berjalan dan duduk.

Makna dari Tedak Sinten adalah agar sang anak bisa menjadi mandiri di masa dewasa kelak.

2. Sisingaan di Jawa Barat

sumber: infobudaya.net
Upacara adat di Indonesia berikutnya adalah Sisingaan yang berasal dari Jawa Barat.

Tradisi ini sudah ada sejak zaman Belanda dan merupakan bentuk perlawanan pada para penjajah.

Kini, Sisingaan digunakan untuk memeriahkan acara sunatan atau khitanan anak lelaki.


3. Metatah di Bali

sumber: welcometomodachi.blogspot.com
Metatah atau Mepandes merupakan upacara adat di Indonesia dari Bali yang cukup terkenal di
Indonesia.

Tradisi ini memiliki arti potong gigi atau mengikir 6 gigi rahang atas, 4 gigi seri, dan 2 gigi taring.

Umumnya, anak laki-laki dan perempuan Bali akan melakukan tradisi Metatah ketika sudah beranjak
dewasa.

Tujuan dari upacara adat ini adalah agar anak laki-laki dan perempuan dapat terhindar dari hal negatif
atau Sad Ripu.

4. Pacoa Jara di Nusa Tenggara Barat

sumber: ermanbina0512.wordpress.com
Upacara adat Pacoa Jara di Nusa Tenggara Barat memiliki arti Pacuan Kuda.
Tradisi Pacoa Jara terjadi saat panen tiba dan memiliki tujuan yakni ucapan syukur terhadap panen yang
ada.

Ciri khas dari upacara ini adalah joki kudanya yang masih berumur 6 hingga 12 tahun.

5. Peusijuek di Aceh

sumber: sumberpost.com
Di Aceh, kamu dapat menemukan sebuah upacara adat di Indonesia bernama Peusijuek.

Peusijuek memiliki makna sebagai ucapan syukur terhadap rezeki yang Tuhan berikan pada rakyat Aceh.

Umumnya tradisi ini terjadi pada acara pernikahan, rumah baru, naik haji, hingga kelahiran anak.

6. Ngaben di Bali

sumber: kasresetda.bulelengkap.go.id
Salah satu upacara adat paling terkenal di Indonesia adalah Ngaben yang berasal dari Bali.

Ngaben merupakan tradisi orang Bali untuk menghormati orang-orang yang meninggal.

Orang-orang yang melakukan upacara adat ini akan membakar jenazah kemudian menghanyutkan
abunya ke laut atau sungai.

7. Ma’nene di Sulawesi Selatan

sumber: pacebotours.com
Ma’nene merupakan tradisi masyarakat Toraja untuk menghormati para leluhur mereka.

Tradisi ini dilaksanakan dengan cara membawa jenazah leluhur mereka, mendadani, juga mengganti
pakaian mereka.

Kemudian jenazah tersebut dibawa pulang ke rumah.

Umumnya upacara Ma’nene terjadi setiap setahun tiga kali, setelah panen besar terjadi.

8. Ikipalin di Papua
sumber: diana2988.wordpress.com
Suku Dani di Lembah Papua memiliki upacara adat yang cukup ekstrem di Indonesia.

Untuk mengungkapkan kesedihan mereka pada anggota keluarga yang meninggal, mereka akan
memotong jarinya.

Hal ini bermakna agar malapetaka yang terjadi pada jenazah tidak terulang kembali.
9. Tatung di Kalimantan Barat

sumber: indonesimagz.id
Sama seperti Debus di Banten, masyarakat Kalimantan Barat juga memiliki tradisi ekstrem bernama
Tatung.

Tatung yang bermakna roh dewa umumnya terjadi ketika perayaan Cap Go Meh di Singkawang.

Konon, kamu harus melakukan puasa makan daging setiap tanggal 1 selama 15 bulan penanggalan China
untuk dapat melakukan Tatung.

10. Rambu Solo di Sulawesi Selatan

sumber: indonesiakaya.com
Tradisi kematian lainnya yang masyarakat Toraja lakukan adalah Rambu Solo.

Rambu Solo merupakan adat istiadat orang Toraja yang terjadi ketika ada seorang anggota keluarga yang
meninggal.
Anggota keluarga yang dekat dengan orang yang meninggal harus merawat jenazah dengan memberikan
mereka makanan, minuman, rokok, sirih, dan hal-hal lainnya.
Upacara adat ini memiliki makna yakni untuk mencegah kemalangan terjadi pada jenazah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai