Anda di halaman 1dari 18

TUGAS ISBD

KELAS : AKUNTANSI (F)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


 ADELLA MAHADIKA PUTRI (1212210245)
 DEVI PUTRI MALONDA (1212210237)
 DHINI PUTRI WARDANI
 FEBRIKA NUR LENI
 INTAN AYU CAMELLIA
 JIMMY HARIS (1212210236)
 M. BAGAS

MATA KULIAH : ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


DOSEN : HARIWIJAYA S., IR, MM

UNIVERSITAS PANCASILA
2012

A. Hakikat Manusia Sebagai Objek dan Subjek Lingkungan


Pada hakikatnya, tidak ada manusia yang tidak berdiri sebagai subjek. Ketika
masing-masing berdiri sebagai subjek, maka ia berhak untuk memiliki penilaian
pribadi tentang suatu objek. Penilaian ini murni subjektif, oleh karenanya tidak bisa
dipaksakan untuk diterapkan kepada orang lain atau diaplikasikan tanpa melihat
pandangan orang lain. Jika ingin diaplikasikan, hal yang paling mungkin untuk
dilakukan pertama kali adalah melalui proses perundingan untuk menghasilkan
solusi yang tidak merugikan kedua belah pihak.

Subjek yang berperan sebagai pengelola dalam pemanfaatan sumber daya


alam, menjaga lingkungan tetap lestari, harus diperhatikan tatanan/tata cara
lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelola
karena manusia memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain.
Manusia dapat merombak, memperbaiki, dan mengondisikan lingkungan seperti
yang dikehendakinya, seperti:

1. Manusia mampu berfikir serta meramalkan kemungkinan keadaan yang akan


datang

2. Manusia dapat memiliki ilmu dan teknologi

3. Manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang baik

Manusia adalah suatu pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat


dari sistem alam semesta. Pandangan ini berisikan pemikiran, bahwa segala
kebijakan yang diambil mengenai lingkungan hidup harus dinilai berdasarkan
manusia dan kepentinganya. Karena pusat pemikiran adalah manusia, maka
kebijakan terhadap alam harus diarahkan untuk mengabdi pada kepentingan
manusia.

Alam dilihat hanya sebagai objek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan
dan kepentingan manusia. Dengan demikian alam dilihat tidak mempunyai nilai
dalam dirinya sendiri. Alam dipandang dan diperlakuakan hanya sebagai alat bagi
pencapaian tujuan manusia.
Dalam relasi antara manusia dengan alam, terdapat dua subjek yang saling
bertentangan, yakni para eksploitator yang berhadapan dengan para konservator
dan protektor alam. Masing-masing subjek memiliki penilaian yang berbeda tentang
alam sebagai objek mereka. Yang satu menilai alam sebagai sumber keuntungan
yang harus dimanfaatkan secara maksimal, sementara yang satunya lagi menilai
alam sebagai mitra hidup yang harus dilestarikan. Jika beranjak dari pernyataan
awal, maka seharusnya tidak ada satu pandangan pun dari kedua subjek ini yang
harus direalisasikan, karena keduanya berdiri pada taraf yang sama. Merealisasikan
nilai yang satu, berarti mengabaikan nilai yang lain yang berarti mengabaikan
keberadaan subjek yang lainnya.

Namun dalam praktiknya, ternyata yang terealisasi hanyalah pandangan dari


para eksploitator. Hampir tidak ada sudut pandang dari para konservator dan
protektor alam yang terakomodir dalam permasalahan dengan alam. Hal ini terlihat
jelas misalnya pada: penerbitan izin-izin baru untuk ekspansi perkebunan sawit,
aktivitas penambangan di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, reklamasi pantai untuk
kebutuhan lahan di daerah Mamuju, serta praktik-praktik penambangan batu bara
liar di daerah Kalimantan.

Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada


awalmya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah
manusia berusaha menyesuaikan diri. Manusia telah berusaha pula mengubah
lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan sejahtera. Dari sinilah lahir peradaban
istilah toynbee sebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar
lingkungan mendukung hidupanya. Lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari
ekosistem atau sistem ekologi.

1. Pengertian ekologi.

Ekologi terdiri atas rumah tangga, dan logos yang berarti firman atau ilmu. Jadi
secara harfiah ekologi adalah ilmu kerumah tanggaan. Kita mengenal beberapa
definisi untuk ekologi, misalnya:

 Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik


manusia dengan lingkungannya.
 Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan
kepadatan makhluk hidup.

 Ekologi ialah Biologi Lingkungan.

Bertolak dari definisi ”Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara manusia dengan lingkungannya” maka kita dapat mengambil sudut pandang
ekologi untuk membahas kajian manusia dan lingkungan oleh segi kepentingan
manusia, yaitu oleh manusia untuk manusia.

2. Lingkungan hidup manusia.

Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan sosial-
budayanya. Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem
yakni, suatu unit atu satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan
lingkungannya. Dalam ekosisten terdapat komponen abiotik pada umumnya
merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup
diantaranya:

 Tanah.
 Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer.
 Air.
 Cahaya .
 Suhu atau temperature.

Sedangkan komponen biotik di antaranya adalah:

 Produsen.
 Konsumen.
 Pengurai .

Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor Selain itu di dalam


lingkungan terdapat faktor-faktor berikut ini:

 Rantai makanan

 Habitat
 Populasi

 Komunikasi

 Biosfer
B. Hakikat manusia sebagai subjek atau objek

Sebagai subjek yang mempunyai potensi-potensi lahir batin, manusia melakukan


prakarsa, rasa dan karsa, bahkan juga karya dan prestasi karena dorongan-
dorongan yang amat kompleks. Dorongan-dorongan tersebut dapat terjadi karena
faktor-faktor objektif (kebutuhan), dapat pula karena faktor-faktor subjektif (cinta,
pengabdian). Bahkan dapat juga karena alasa-alasan moral (tanggung jawab),
kewajiban, harga diri dan nilai-nilai. Dengan demikian, memahami manusia haruslah
dalam persoalan yang berkaitan erat dengan dunia manusia, yakni kebudayaan
manusia secara keseluruhan. Ilmu yang mempelajari hakikat manusia disebut
antropologia metafisika, yang berkesimpulan bahwa hakikat manusia integritas
antara kesadaran-kesadaran:

1. Manusia sebagai makhluk individu

Kesadaran manusia akan diri sendiri merupakan perwujudan individualitas


manusia. Kesadaran diri sendiri yang dimulai dengan kesadaran adanya pribadi di
antara segala realitas adalah pangkal segala kesadaran terhadap segala sesuatu.
Dengan bahasa filsafat dinyatakan self-existensi adalah sumber pengertian manusia
akan segala sesuatu. Self-existensi ini mencakup pengertian yang amat luas,
terutama meliputi: kesadaran adanya diri di antara semua realita, self-respect, self-
narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan
pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar
bagi self-realisasi. Makin manusia sadar akan diri sendiri sesungguhnya makin sadar
akan kesemestaan, karena posisi manusia adalah bagian yang tak tepisahkan dari
semesta. Antar hubungan dan antar aksi pribadi itu pula yang melahirkan
konsekuensi-konsekuensi seperti hak (asasi) dan kewajiban, norma-norma moral,
nilai-nilai sosial, bahkan juga nilai-nilai supranatural berfungsi untuk manusia.
Dengan demikian kesadaran manusia sebagai pribadi merupakan kesadaran yang
paling dalam, sumber kesadaran subjek yang melahirkan kesadaran lain.

2. Manusia sebagai makhluk sosial


Self-existensi, kesadaran diri sendiri membuka kesadaran atas segala sesuatu
sebagai realita di samping realita subjek. Meskipun diri kita sebagai pribadi adalah
subjek yang menyadari, namun diri kita bukanlah pusat dari segala realita. Sebab,
kedudukan setiap pribadi mempunyai martabat kemanusiaan (human dignity) yang
sederajat, maka wajarlah bahwa kita menghormati setiap pribadi. Untuk dihormati
adalah hak kita dan setiap orang. Sebaliknya untuk menghormati setiap pribadi
adalah kewajiban kita dan setiap pribadi lain. Perwujudan manusia sebagai makhluk
sosial (sosial being) terutama nampak dalam kenyataan bahwa tak pernah ada
manusia yang mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Orang lain dimaksud paling
sedikit ialah orang tuanya, keluarga sendiri. Realita ini menunjukkan bahwa manusia
hidup dalam interdependensi, antar hubungan dan anteraksi. Di dalam kehidupan
manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga satu kesatuan hidup, warga
masyarakat, warga negara dan sebaginya. Manusia tidak hanya interdependensi
dalam hal materiil-ekonomis saja, melainkan lebih mengandung makna psikologis,
yakni dorongan cinta dan dicintai, di mana kebahagiaan terutama terletak dalam
kepuasan jiwa ini. Jadi esensi manusia sebagai makhluk sosial ialah adanya
kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya dalam kehidupan bersama dan
bagaimana tanggung jawab dan kewajibannya dalam kebersamaan itu. Adanya
kesadaran interdependensi dan saling membutuhkan serta dorongan-dorongan
untuk mengabdi sesamanya adalah asas sosialitas itu.

3. Manusia sebagai makhluk susila (moral being)

Pribadi manusia yang hidup bersama itu melakukan hubungan dan interaksi
baik langung maupun tidak. Di dalam proses interaksi itu tiap pribadi membawa
identitas dan kepribadian masing-masing. Oleh karena itu keadaan yang heterogen
(beraneka ragam) akan menimbulkan konsekuensi tindakan masing-masing pribadi.
Keadaan interdependensi (saling bergantung satu sama lain), kebutuhan lahir batin
yang tiada batasnya akan berlangsung terus menerus secara kontinue. Dan demi
ketertiban, kesejahteraan manusia, maka di dalam masyarakat ada nilai-nilai,
norma-norma. Kesadaran susila (sense of morality) tak dapat dipisahkan dengan
realitas sosial, justru adanya nilai-nilai, efektivitas nilai-nilai, berfungsinya nilai-nilai
hanyalah di dalam kehidupan sosial. Artinya kesusilaan atau moralitas adalah fungsi
sosial. Tiap hubungan sosial mengandung hubungan moral.
Manusia adalah subjek sekaligus juga sebagai objek pendidikan.

Manusia dewasa yang berkebudayaan adalah subjek pendidikan dalam arti


yang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan. Mereka berkewajiban
secara moral atas perkembangan pribadi anak-anak mereka, generasi penerus
mereka. Manusia dewasa yang berkebudayaan, trutama yang berprofesi keguruan
(pendidikan) bertanggung jawab formal untuk melaksanakan misi pendidikan sesuai
dengan tujuan dan nilai-nilai yang dikehendaki masyarakat bangsa itu.
Perwujudan kepribadian seseorang nampak dalam keseluruhan pribadi manusia
dalam interaksinya dengan lingkungan hidupnya. Proses pendidikan yang
berlangsung secara pluralitas (subjek dengan lingkungan alamiah, sosial dan
kultural) amat ditentukan oleh aspek manusianya. Sebab kedudukan manusia
sebagai subjek di dalam masyarakat, bahkan dalam alam semesta, memberikan
konsekuensi tanggung jawab yang besar bagi manusia. Manusia mengemban
amanat untuk membina masyarakat, memelihara alam lingkungan hidup bersama.
Bahkan terutama bertanggung jawab atas martabat kemanusiaannya (human
dignity).

Jadi manusia sebagai makhluk individu berperan aktif bahkan wajib dalam
menyelenggarakan pendidikan baik secara formal atau non formal. Sebagai makhluk
sosial dia sudah semestinya memiliki rasa kebersamaan dan kerjasama dalam hal
memajukan pendidikan untuk generasi mereka, baik dalam lingkup kependidikan
ataupun dalam lingkup masyarakat. Dari interaksi dan peran tanggung jawab itu pula
manusia sudah semestinya menimbulkan moralitas agar kebersamaan itu langgeng
dalam melestarikan jati dirinya sebagai makhluk yang beradab.
C. Lingkungan biofisik dan biososial

Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan
abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen
biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan
komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya
matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen
berlangsung seimbang.

Lingkungan biososial adalah interaksi antara manusia dengan manusia


ataupun manusia dengan bukan manusia, misalnya interaksi antar individu dalam
suatu kelompok, interaksi antara manusia dengan tumbuhan dan hewan.
D. Pengaruh timbal balik antara kondisi lingkungan alam dan
kondisi sosial budaya

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa lingkungan alam sangat
berpengaruh sekali terhadap lingkungan sosial budaya, yang mana lingkungan
tempat kita tinggal akan membentuk watak serta budaya kita begitu juga sebaliknya
kebudayaan pada suatu tempat juga akan berpengaruh kepada lingkungan alam.
Misalnya : orang yang tinggal di tepi laut memiliki sifat yang keras dan suara yang
keras, karena dipengaruhi oleh keadaan laut yang bising. Manusia sedikit demi
sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya. Komunitas biologis
di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di
kota-kota, dibandingkan dengan di hutan rimba di mana penduduknya masih sedikit
dan primitif. Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik
secara positif ataupun negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia
mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik
karena dapat dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk
menyokong kehidupannya.

Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki kemampuan


berfikir dan penalaran yang tinggi. Disamping itu manusia memiliki budaya, pranata
sosial dan pengetahuan serta teknologi yang makin berkembang. Peranan manusia
dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Peranan
manusia yang bersifat negatif adalah peranan yang merugikan lingkungan. Kerugian
ini secara langsung atau pun tidak langsung timbul akibat kegiatan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, peranan manusia yang bersifat positif adalah
peranan yang berakibat menguntungkan lingkungan karena dapat menjaga dan
melestarikan daya dukung lingkungan.

Peranan Manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan antara lain


sebagai berikut:
1. Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan Sumber Daya Alam
makin menciut (depletion)
2. Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota
3. Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem
binaan yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi
4. Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah
hingga menimbulkan longsor.
5. Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang
menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat
menurunnya kualitas lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan
dampak negatif pada lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri.

Peranan Manusia yang menguntungkan lingkungan antara lain:

1. Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana


terutama SDA yang tidak dapat diperbaharui.
2. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian
keaneka jenis flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir.
3. Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan
pencemar yang terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai
ambang batasnya.
4. Melakukan sistem pertanian secara tumpang sari atau multi kultur untuk
menjaga kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat
sengkedan guna mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan
tanah yang mengandung humus.
5. Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi
lingkungan dan keanekaan jenis makhluk hidup.
E. Pengertian demografi

Demografi didefinisikan dalam berbagai arti menurut beberapa ahli. Diantaranya :

Menurut Multilingual Demographic Dictionary, Demography is the scientific study


of human populations in primarily with the respect to their size, their structure
(composition) and their development (change). Yang jika diartikan dalam bahasa
Indonesia, kurang lebih artinya sebagai berikut : Demografi adalah ilmu yang
mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur
(komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya)

Sedangkan menurut Philip M Hauser dan Duddley Duncan (1959) mengusulkan


definisi demografi adalah “Demography is the study of the size, territorial distribution
and composition of population, changes there in and the components of such
changes which maybe identified as natality, territorial movements (migration) and
social mobility (changes of states). Yang dalam terjemahan Indonesia diartikan
kurang lebih sebagai berikut “ Demografi mempelajari jumlah, persebaran, territorial,
dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab
perubahan itu yang biasanya timbul dari natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status).

Dari kedua definisi diatas, disimpulkan (dapat disimpulkan) bahwa demografi


mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk
meliputi jumlah persebaran dan komposisi penduduk. Struktur penduduk ini selalu
berubah-ubah karena disebabkan oleh proses demografi yakni kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas) dan juga adanya migrasi penduduk.

Pertambahan dan pertumbuhan penduduk Indonesia

Variable utama demografi :

1. Kelahiran

2. Kematian
3. Migrasi

Ketiga Variabel ini akan mempengaruhi keadaan dan komposisi penduduk ( umur
dan jenis kelamin).

Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di
suatu daerah atau negara dalam kurun waktu tertentu.

a) Laju pertumbuhan penduduk


Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu bertambah. Tingkat pertumbuhan
penduduk di Indonesia masih tergolong tinggi.
Pertumbuhan penduduk di suatu daerah/Negara disebabkan oleh faktor-faktor :

1. Angka kelahiran

2. Angka kematian

3. Migrasi masuk (imigrasi) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat


tujuan (area of destination)

4. Migrasi keluar (emigrasi) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu


daerah asal (area of origin)

b) Permasalahan penduduk di Indonesia


Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar
antara lain :

1. Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa-sangat jarang di


Kalimantan dan Irian

2. Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih
sangat besar

3. Angkatan kerja sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tersedia


tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun
4. Distribusi Kegiatan Ekonomi masih merata, masih terkonsentrasi di Jakarta
dan kota-kota besar dipulau Jawa

5. Pembangunan Infrastruktur masih tertinggal, belum mendapat perhatian


serius

6. Indeks kesehatan masih rendah, angka kematian ibu dan angka kematian
bayi masih tinggi

c) Pengendalian Jumlah Penduduk


Pengendalian jumlah penduduk adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengatasi
pertumbuhan penduduk dengan mengurangi angka kelahiran. Hal ini dapat
mengurangi ledakan pertumbuhan penduduk yang dapat menimbulkan masalah di
masa datang. Karena kita ketahui bahwa kepadatan penduduk dapat menimbulkan
masalh kemanusiaan dan lingkungan alam tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan
manusia sehingga menimbulkan kelaparan.
Karena itulah dinegara kita diterapkan program KB( Keluarga Berencana ) karena
dinilai berhasil untuk menekan tingkat pertumbuhan penduduk.

d) Penurunan Jumlah Penduduk


Berkurangnya jumlah penduduk menyebabkan turunnya jumlah populasi pada
sebuah daerah. Hal ini terjadi karena adanya perpindahan atau emigrasi
dikarenakan manusia ingin mencari lahan baru untuk memenuhi hidupnya. Penyakit,
kelaparan dan perperangan juga suatu faktor yang dapat mengurangi jumlah
penduduk
F. Analisis dampak lingkungan dan resiko lingkungan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai


dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat
perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap
lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah
aspek Abiotik, Biotik, dan Kultural. Dasar hukum AMDAL adalah Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang "Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup".

DAMPAK YANG DITIMBULKAN

Perlunya dilakukan studi AMDAL sebelum usaha dilakukan mengingat kegiatan-


kegiatan pada umumnya akan mengubah lingkungan hidup. Oleh karena itu, adapun
komponen-komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta
dilestarikan fungsinya, antara lain:

 Hutan lindung, hutan konservasi dan cagar biosfer


 Sumber daya manusia
 Keanekaragaman hayati
 Kualitas udara
 Warisan alam dan warisan budaya
 Kenyamanan lingkungan hidup
 Nila-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup

Dampak negatif yang mungkin akan timbul jika tidak dilakukan AMDAL
secara baik dan benar adalah sebagai berikut :
1. Terhadap tanah dan kehutanan
a. Menjadi tidak subur, gersang atau tandus sehingga sangat merugikan sector
pertanian.
b. Berkurang jumlahnya
c. Punahnya keanekaragaman hayati

2. Terhadap air
a. Mengubah warna yang semula bening dan jernih menjadi kuning dan hitam.
b. Berubah rasanya
c. Berbau busuk dan menyengat

3. Terhadap udara
a. Udara disekitar lokasi menjadi berdebu
b. Dapat menimbulkan radiasi-radiasi
c. Dapat menimbulkan suhu udara menjadi panas

4. Terhadap manusia
a. Menimbulkan berbagai penyakit (untuk karyawan maupun masyarakat
sekitar lokasi)
b. Berubahnya budaya dan prilaku masyarakat sekitar
c. Rusaknya dat istiadat masyarakat setempat

Dampak seperti diatas perlu di carikan alternatif penyelesaiannya. Adapun


alternatif penyelesaiannya adalah sebagai berikut :

1. Terhadap tanah
a. Melakukan reboisasi
b. Melakukan pengurukan atau penimbunan terhadap berbagaipenggalian

2. Terhadap air
a. Memasang filter air
b. Membuat saluran
3. Terhadap udara
a. Memasang filter udara
b. Memasang alat kedap suara

4. Terhadap karyawan
a. Menggunakan peralatan pengaman (masker,baju kerja yang aman)
b. Diberikan asuransi jiwa

5. Terhadap masyarakat sekitar


a. Menyediakan tempat kesehatan
b. Memindahkan masyarakatketempat yang aman

Tujuan dan sasaran AMDAL

Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan
hidup. Dengan melalui AMDAL diharapkan usaha atau kegiatan pembangunan
dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien,
meminimumkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positip terhadap
lingkungan hidup. Secara umum yang bertanggung jawab terhadap koordinasi
proses pelaksanaan AMDAL adalah BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan).

Analisis Resiko Lingkungan

Analisis Resiko Lingkungan (ARl) adalah proses memperkirakan resiko pada


organisme, sistem, atau populasi dengan segala ketidakpastian yang menyertainya,
setelah terpapar oleh agen tertentu, dengan memperhatikan karakteristik agen dan
sasaran yang spesifik. Menekankan proses keseimbangan antara biaya yang
dikeluarkan untuk mengurangi resiko lingkungan dengan keuntungan yang diperoleh
dari berkurangnya resiko lingkungan tersebut. Jadi intinya Analisis resiko lingkungan
adalah proses prediksi kemungkinan dampak negatif yang terjadi terhadap
lingkungan sebagai akibat dari kegiatan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

 http://setia45.blogspot.com/2011/06/manusia-dan-lingkungan.html
 http://www.scribd.com/doc/57913943/Manusia-Dan-Lingkungan-Fisik
 http://wirasaputra.wordpress.com/2012/01/06/lingkungan/
 http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2122336-hakikat-

manusia/#ixzz2DlX2f5a2

Anda mungkin juga menyukai