Anda di halaman 1dari 29

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


2. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
3. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL
4. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
5. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)

Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Ilmu Sosial

Budaya Dasar (ISBD)

Dosen Pengampu:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : IMRA’ATUN SHALEHAH

NIM : C1M020060

Prodi/Kelas : AGROEKOTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2021
DAFTAR ISI

Daftar isi

A. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


1. Pengertian ISBD
2. Konsep ISBD
3. Tujuan ISBD
B. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA FAKTOR-
FAKTOR PENYEBABNYA
1. Pengertian Perubahan Sosial dan Budaya
2. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Budaya
3. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Budaya
4. Dampak Perubahan Sosial dan Budaya
5. Faktor Pendukung Proses Perubahan
C. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG INTERAKSI
SOSIAL
1. Teori-Teori Kebudayaan
2. Teori-Teori Interaksi Sosial
D. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN
KEMUNCULAN BUDAYA
1. Konsep Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
2. Tingkat Kebutuhan Maslow
E. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,
GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)
1. Solidaritas Mekanis-Organis
2. Gemeinschaft-Gessellschaft /Paguyuban-Patembayan

DAFTAR PUSTAKA

1
A. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA TUJUAN ILMU SOSIAL BUDAYA
DASAR
1. Pengertian ISBD

Ilmu budaya merupakan suatu ilmu pengetahuan yang menjelaskan tentang


aspek-aspek paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai mahkluk berbudaya,
dan masalah-masalah yang menyertainya yang disebut sebagai humanities. Istilah
“humanities” ini berasal dari bahasa latin yaitu hhumnus yang artinya “manusia,
berbudaya dan halus”. Dengan mempelajari humanities ini diandaikan seseorang akan
bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Humanities berkaitan
dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.

Pengetahuan budaya (the humanities) bertujuan untuk memahami dan mencari


arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Pengetahuan budaya dibatasi sebagai
pengetahuan yang mencakup keahlian seni filsafat. Keahlian ini dibagi menjadi
berbagai bidang keahlianlain misalnya seni tari, seni rupa, seni musik dan sebagainya.

Secara umum, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) adalah ilmu pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum yang
berkaitan dengan konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji berbagai contoh
permasalahan maupun kebudayaan. ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan,
dan budaya sekaligus memberi dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu
sesuai yang terintegrasi.

Ilmu sosial dan budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Pengetahuan
budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai makhluk berbudaya (homo
humanus). Sedangkan ilmu sosial dan budaya dasar ini mengkaji mengenai pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah sosial manusia dan kebudayaannya.

2. Konsep ISBD

1. Manusia dan tanggung jawab


Tanggung jawab merupakan ciri manusia yang beradab (berbudaya). Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik yang

2
disengaja maupun tidak. Tanggung jawab juga diartikan sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab dapat dibedakan menurut keadaan
manusia atau hubungan yang dibuatnya, yaitu bebagai berikut:
1) Tanggung jawab terhadap diri sendiri, kesaadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian
sebagai manusia pribadi.
2) Tanggung jawab terhadap keluarga, tiap anggota wajib memiliki tanggung
jawab kepada keluarganya karena tanggung jawab ini menyangkut nama
baik keluarga. Akan tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan,
keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3) Tanggung jawab terhadap maasyarakat, manusia tidak bisa hidup tanpa
bantuan manusia lain sesuai dengan kedudukannya sebagai makhlik sosial.
Oleh sebab itu manusia sebagai anggota masyarakat tentu memiliki tanggung
jawab kepada anggota masyarakat lain agar dapat melangsungkan hidupnya
dalam masyarakat tersebut.
4) Tanggung jawab terhadap bangsa/negara, manusia tidak dapat berbuat
semaunya sendiri karena dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terkait dengan norma-norma yang dibuat oleh negara. Jika manusia
berbuat salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
5) Tanggung jawab terhadap Tuhan, Tuhan menciptakan manusia di bumu ini
bukanlah tanpa alasan, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia
memiliki tanggung jawab langsung terhadap Tuhan.
2. Manusia dan pengabdian
Pengabdian merupakan perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, maupun
tenaga sebagai wujud kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan
dilakukan dengan keikhlasan. Pengabdian dapat juga diartikan sebagai pilihan
hidup seseorang apakah ingin kepada orang tua, kepada agama dan Tuhan, ataupun
kepada bangsa dan negara dimana pengabdian dibutuhkan pengorbanan dan
kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari
apa yang diabadikannya.
Menurut WJS. Poerwodarminto pengabdian adalah hal-hal yang berhubungan
dengan mengabdi. Mengabdi adalah suatu penyerahan diri kepada “suatu: yang

3
dianggap lebih yang dilakukan dengan ikhlas, dan bahkan diikuti pengorbanan.
Pengabdian diartikan sebagai perilaku berbakti atau memperhamba diri kepada
tugas yang (dianggap) mulia. Berikut macam-macam pengabdian:
1) Pengabdian terhadap Tuhan YME, yaitu penyerahan diri secara penuh
terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawab yang ikuti oleh
pengorbanan.
2) Pengabdian kepada Masyarakat, manusia hidup dan dibesarkan dalam
masyarakat, oleh sebab itu pengabdian dan pengobanan sebagai perwujudan
tanggung jawab terhadap masyarakat.
3) Pengabdian kepada Raja, yaitu, suatu penyerahan diri kepada raja yang
melindunginya.
4) Pengabdian kepada Negara, yaitu pengabdian yang timbul karena seseorang
merasa ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian negara dan demi
persatuan dan kesatuan bangsa.
5) Pengabdian kepada Harta, yaitu seseorang yang menganggap harta yang
menghidupinya hingga ia rela berkorban demi mempertahankan hartanya.
3. Manusia dan pandangan hidup
Setiap manusia memiliki pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat
atau pertimbangan yang dijadikan sebagai pedoman, pegangan, arahan. Adapun
beberapa pengartian pandangan hidup berdasarkan sumbernya, yaitu:
1) Bersumber dari agama : kebenaran mutlak, berdasar wahyu
2) Bersumber dari abstraksi nilai (ideologi) : kebenaran hanya berlaku untuk
kelompok tertentu; ideologi mengandung dua halyaitu unsur filsafat dan
pembenaran intelektual norma-norma.
3) Bersumber dari pemikiran orang : kebenaran sangat relatif

Macam-macam pandangan hidup, yaitu liberalisme (kebebasan), sosialisme,


komunisme, religius, sosio-religius. Unsur-unsur dari pandangan hidup yaitu cita-
cita, kebajikan, keyakinan/kepercayaan. Cita-cita merupakan keinginan yang ada
dalam hati seseorang yang diwujudkan dengan perjuangan/usaha. Kebajikan
merupakan suatu yang mendatangkan kebaikan, keselamatan, keuntungan,
kemakmuran, dan kebahagiaan yang bersumber dati rasa (berkehendak baik=
kebajikan, berkehendak tidak baik= kesengsaraan/tidak bahagia). Keyakinan diukur

4
dengan kemampuan akal, jasmasi, dan kepercayaan kepada Tuhan, memiliki tiga
aliran yaitu aliran naturalisme= hidup dihubungkan dengan kekuatan tertinnggi
(alam), aliran intelektualisme= dasar adalah logika akal, dan aliran gabungan.

4. Manusia dan keindahan


Keindahan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, temoat, objek ataupun
gagasan yang dapat memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, dan
kepuadan. Ada beberapa pengertian keindahan, yaitu :
a) Leo Tolsoay : “Sesuatu yang menyenangkan bagi yang melihat”
b) Sulzer : “Yang indah itu hanyalah yang baik”
c) Alexander Baumgarten : “Keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur,
terdiri atas bagian-bagian yang arat hubungannya anrtara sama lain, juga
dengan keseluruhan”
d) Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles, keindahan sebagai sesuatu
yang baik dan menyenangkan.
e) Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik dalam hubungan
dalam segala sesuatu yang diserapnya.
f) Keindahan dalam arti terbatas, yaitu bersangkutan dengan benda-benda yang
dapat diserap dengan penglihatan yang berupa keindahan bentuk dan warna.
Keindahan identik dengan kebenaran, keduanya memiliki nilai yang sama yaitu
abadi dan mempunyai daya tarik yang belalu bertambah dan tidak mengandung
kebenaran yang tidak indah. Sifat-sifat umum keindahan, yaitu inity (kesatuan),
balance (keseimbangan), contrast (kebalikan). Perasaan keindahan mempunyai
watak yang tetap atau statis dan mempunyai ekspresi dinamis (dipengaruhi keadaan
lingkungan).
5. Manusia dan kegelisahan
Kegelisahan berasal dari perasaan maupun pemikiran yang bermanifestasi fisik.
Kegelisahan merupakan suatu rasa yang terdapat di dalam hati yang terasa maupun
tidak terasa tentram, tidak tenang, dan selalu merasa khawatir dan cemas. Ada
beberapa macam-macam kegelisahan yang dapat menimpa mausia menurut Sigmun
Freud antara lain:
1) Kecemasan objektif, ini dikarenakan adanya suatu pengalaman yang tidak
mengenakkan yang terjadi pada seseorang.

5
2) Kecemasan neoritis, yaitu kecemasan yang dikarenakan penyesuaian diri
dengan lingkungan, kecemasan yang timbul karena takut akan bayangannya
sendiri sehingga dapat menekan dan menguasai ego.
3) Kecemasan moril, yaitu kecemasan yang paling gampang dimiliki oleh
manusia seperti iri, benci, dendam dan sebagainya.

Keterasingan yaitu dimana seseorang yang merasa tersisihkan dan dijauhi oleh
orang-orang disekitarnya, hal ini juga membuat seseorang merasa takut dan cemas.
Kesepian dan ketarasingan memiliki arti yang hampir sama namun berbeda.
Kesepian terasa hidupnya sunyi dan lengang, tidak memiliki teman. Yang
membedakannya yaitu kesepian terjadi karena ada kemungkinan seseorang yang
lebih memilih atau lebih suka hidup sendiri dan tidak mau diganggu oleh orang
sekitar. Ketidakpastian yaitu dimana manusia tidak tahu jalan mana yang akan ia
lalui. Ia akan berjalan tanpa arah dan selalu ragu akan apa yang ia pilih, hal itu lah
yang membuat pikirannya menjadi kacau dan tidak berkonsentrasi. Ketidakpastian
dapat disebabkan oleh obsesi, phobia, kompulasi, histeria, delusi, halusinasi, dan
keadaan emosi.

6. Manusia dan cinta kasih


Seseorang yang memiliki cinta yang mendalam terhadap sesuatu maka ia akan
mengungkapkan kasih sanyangnya dengan perilaku. Unsur-unsur dalam cinta yaitu:
1) Pengasuhan: seorang ibu yag mengasuh anaknya dari kecil dengan tulus.
2) Tanggung jawab: suatu tindakan yang benar-benar dilakukan dengan
sukarela.
3) Perhatian: suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi
orang lain agar mau membuka diri.
4) Pengenalan: keinginan mengetahui rahasia orang lain.

Apabila terdapat satu kesatuan terhadap unsur-unsur tersebut maka akan tercipta
keserasian, kseimbangan dan kadamaian. Adapun macam-macam cinta antara lain :
Agaphe (Yunani) yaitu antara manusia dengan Tuhan; Philia yaitu antara orang tua
dengan anak; Eros (bisa dinalar)/Amor (tidak bisa dinalar) yaitu antar lawan jenis;
Agaphe+Philia yaitu antar sesama manusia, antar manusia dan lingkungan.

6
7. Manusia dan penderitaan
Setiap manusia pasti mengalami yang namanya penderitaan. Mulai dari
penderitaan yang ringan hingga penderitaan yang berat yang bahkan bisa membuat
seseorang frustasi dan putus asa dalam menjalani hidupnya.
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta
dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau
merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa
penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin.
Sebab-sebab timbulnya penderitaan :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan, atau azab dari Tuhan
8. Manusia dan harapan
Harapan berasal dari kata harap. Artinya supaya sesuatu yang terjadi atau
sesuatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna
sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan
karunia dari Allah SWT yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Setiap orang
mempunyai berbagai cara untuk memenuhi harapannya atau keinginannya, baik
dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yang dilarang oleh norma-norma
agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan
pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang diharapannya, misalnya : faktor
lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat,
kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental. Dari semua itu dapat
berakibat buruk pada diri sendiri.

Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis
harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah
memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang
akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-
tanda rasional tidak akan terjadi.

Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya
dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal-hal
sebagai berikut :

7
1. Harapan apa yang baik
2. Bagaimana cara mencapai harapan itu
3. Bagaiman bila harapan tidak tercapai

3. Tujuan ISBD

1) Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang


keanekaragaman dan kesederajatan manusia inividu dan makhluk sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.
2) Menumbuhkan sifat kritis, peka, dan arif dalam memahami keragaman
kesederajatan manusia atas landasan nilai etika, estetika, dan moral dalam
kehidupan bermasyarakat.
3) Memberi landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada
mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan
maklhukk sosial yang beradap dalam mempraktikkan pengetahuan akademik
dan keahliannya.
4) Mahasiswa perlu mengenal perilaku dirinya sendiri dan orang lain sebgai bekal
pergaulan hidup.
5) Mahasiswa harus lebih mengetahui tentang budaya manusia.
6) Meningkatkan kesadarn terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi.
7) Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah
kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap masalah
tersebut.

8
B. PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA: PENGERTIAN SERTA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

1. Pengertian Perubahan Sosial dan Budaya

Perubahan soasial merupakan suatu hal yag tidak bisa dihindarkan dari kehidupan
bermasyarakat. Ini disebabkan karena manusia merupakan makhluk sosial, berbudi, dan
selalu merasa tidak puas. Perubahan sosial adalah hal yang bisa dilihat dan rasakan di
kehidupan sehari-hari kita. Perubahan sosial budaya tidak hanya melihat pada satu
orang saja, melainkan lebih menyangkut seluruh masyarakat. Berikit beberapa
pengertian perubahan sosial budaya menurut para ahli:
1) Max Weber, perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam
masyarakat sebagai akubat dari adanya ketidaksesuaian unsur-unsur
didalamnya.
2) Selo Soemarjan, perubahan sosial merupakan perubahan di lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat tersebut.
3) William Kornblum, perubahan sosial budaya merupakan perubahan suatu
budaya secara bertahap dalam jangka waktu yang lama.
4) J.L Gillin dan J.P Gillin, perubahan sosial merupakan variasi dari cara-cara atau
mode hidup yang telah diterima, bisa karena perubahan kondisi geografis,
komposisi penduduk atau ideologi, dalam kebudayaan materil, maupun
disebabkan oleh difusi atau penemuan-penemuan baru dalam kelompok.
5) Kingsley Davis, perubahan budaya adalah perubahan yang mencakup segenap
cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena adanya interaksi yang
bersifat komunikatif.
Secara umum terdapat empat proses yang menyebabkan perubahan itu terjadi
yaitu akulturasu, asimilasi, difusi, dan akomodasi. Adapun ciri-ciri dari perubahan
sosial sebagai berikut:
a) Berkelanjutan, artinya masyarakat di manapun akan mengalami perubahan,
bisa secara cepat maupun lambat.

9
b) Imitatif, misalnya terjadi perubahan pada suatu kelompok masyarakat, hal
tersebut bisa saja diikuti ileh kelompok lain. Hal ini karena masing-masing
kelompok akan mempengaruhi, mereka tidak dapat mengisolir diri dari
perubahan-perubahan yang ada.
c) Disorganisasi sementara, merupakan sebuah keadaan yang kacau yang mana
diakibatkan dari adaptasi bagian-bagian masyarakat terhadap perubahan
sosial yang terjadi.
d) Hubungan kausalitas (timbal balik), perubahan sosial tidak terbatas pada
bidang material atau immaterial saja, atau bisa terjadi pada keduanya karena
kedua bidang tersebut memiliki satu hubingan kausalitas (timbal balik).
2. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan
1) Perubahan Evolusi dan revolusi
Perubahan evolusi merupakan perubahan-perubahan sosial yang terjadi
dalam proses yang lambat dan dalam waktu yang cukup lama tanpa ada
kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Biasanya perubahan ini
terjadi karena adanya dorongan dari masyarakat untuk menyesuaikan diri
terhadap kebutuhan hidup terhadap perkembangan masyarakat pada waktu
tertentu. Sedangkan perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung
cepat dan tidak ada kehendak atau direncanakan sebelumnya, biasanya terjadi
karena sudah direncanakan sebelumnya atau tidak sama sekali.
2) Perubahan yang Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki disebut juga dengan perubahan yang
direncanakan, perubahan ini terjadi karena adanya perkiraan atau perencanaan
oleh pihak-pihak yang menghendaki perubahan tersebut. Sedangkan perubahan
yang tidak dikehendaki disebut juga dengan perubahan yang tidak direncanakan,
perubahan ini berlangsung di luar kehendak dan pengawasan masyarakat, dan
biasanya dapat menimbulkan pertentangan yang merugikan kehidupan
masyarakat yang bersangkutan.
3) Perubahan Kecil dan Besar
Perubahan kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsur struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.

10
Sedangkan perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur struktur
sosial yang memberi pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
3. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya
1) Perubahan dari dalam Masyarakat
- Perubahan Penduduk yaitu perubahan yang dikarenakan bertambah dan
berkurangnya jumlah penduduk. Pertanbahan penduduk akan menyebabkan
perubahan pada tempat tinggal.
- Pemberontakan atau revolusi akan menyebabkan perubahan sosial budaya,
contohnya pemberontakan G30S/PKI tahun 1965 yang membawa perubahan
terutama dalam sistem politik Indonesia sehingga dilarangnya ajaran komunis
di Indonesia.
- Peranan nilai yang diubah, misalnya sosialisasi program keluarga berencana
mampu untuk menghambat pertambahan penduduk.
- Peranan tokoh kharismatik dapat membawa pengaruh dalam perubahan
kehidupan masyarakat.
- Penemuan baru, dengan adanya penemuan baru dalam kehidupan masyarakat
baik berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi dapat mempengaruhi dan
membawa perubahan dalam masyarakat.
2) Perubahan dari luar Masyarakat
- Pengaruh lingkungan alam: ini juga berpengaruh terhadap perubahan sosial
budaya, contohnya tanah yang subur dapat berguna bagi lahan pertanian
sehingga masyarakat di daerah tersebut memiliki usaha sebagai petani.
- Kebudayaan masyarakat lain: contohnya kontak kebudayaan bangsa Indonesia
dengan bangsa Barat (Eropa) dapat memberi pengaruh positif seperti transfer
ilmu pengatahuan dan teknologi, dapat juga memberi dampak negatif
contohnya pola hidup yang kebarat-baratan (western).
- Peperangan: peperangan dapat membawa pengaruh negatif terhadap sebuah
aspek kehidupan masyarakat.
3) Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
- Timbunan kebudayaan dan penemuan baru
- Perubahan jumlah penduduk
- Pertentangan atau konflik

11
- Terjadinya pemberontakan atau revolusi
- Sistem terbuka lapisan masyarakat
- Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
- Sistem pendidikan formal yang maju
- Orientasi ke masa depan
- Akulturasi
- Asimilasi
4) Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
- Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
- Sikap masyarakat yang tradisional
- Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
- Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat
- Rasa takut dengan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
- Hubungan yang bersifat ideoligis
- Adat atau kebiasaan
- Prasangka terhadap hal-hal yang baru dan menilai bahwa itu buruk, susah, dan
tidak mungkin diperbaiki
4. Dampak Perubahan Sosial Budaya
Faktor-faktor perubahan sosial budaya secara langsung maupun tudak langsung
dapat membawa dampak positif dan negatif.
1) Dampak positif: perubahan dapat terjadi apabila masyarakat dengan
kebudayaan dapat menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Keadaan
masyarakkat yang mampu dalam menyesuaikan diri disebut adjusment,
sedangkan bentuk penyesuaian masyarakat dengan gerak perubahan disebut
integrasi.
2) Dampak negatif: ini dapat terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya
tidak mampu menyesuaikan siri dengan gerakan perubahan. Ketidak mampuan
dalam menyesuaikan diri dengan terubahan maladjusment yang dapat
menimbulkan disintegrasi.
5. Faktor Pendukung Proses Perubahan
1) Kontak dengan budaya lain: hal ini menyengkut preses diffusion (difusi) yang
merupakan proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu ke

12
individu lain. Proses tersebur membuat manusia mampu untuk menghimpun
penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Proses difusi dapat
menyebabkan lancarnya perubahan, karena mampu memperkaya dan
menambah unsur kebudayaan yang seringkali memerlukan perubahan dalam
setiap lembaga-lembaga kemasyarakatan yang lama dengan yang baru.
2) Sistem pendidikan formal yang maju: pendidikan dapat mengajarkan kepada
individu untuk dapat berfikir secara objektikarena hal ini dapat membantu
setiap manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan dapat
memenuhi kebutuhan zaman atau tidak.
3) Sikap yang menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untul maju: hal ini
dapat menjadi pendorong bagi terjadinya penemuan-penemuan baru.
4) Sikap toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang penyimpang (deviation).
5) Sistem yang terbuka pada lapisan masyarakat: dapat menimbulkan terdapatnya
gerak sosial vertical yang luas atau berarti memberi kesempatan kepada para
individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri.
6) Adanya penduduk yang heterogen: terdapatnya penduduk yang memiliki latar
belakang kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda akan mudah menyulut
terjadinya konflik yang dapat menjadi pendorong perubahan sosial dalam
masyarakat.
7) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu: hal
tersebut dapat mengakibatkan revolusi dalam kehidupan masyarakat.
8) Adanya orientasi ke masa depan: pemikiran-pemikiran yang mengutamakan
masa yang akan datang akan berdampak mulai terjadinya perubahan-perubahan
dalam sistem sosial yang ada.

13
C. TEORI-TEORI KEBUDAYAAN DAN TEORI-TEORI TENTANG

INTERAKSI SOSIAL

1. Teori-Teori Kebudayaan

Teori kebudayaan adalah usaha konseptual untuk memahami bagaimana manusia


menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya dengan penggarapan
lingkungan alam dan memelihara keseimbangannya dengan dunia supranatural. Teori
kebudayaan dapat digunakan untuk keperluan praktis, memperlancar pembangunan
masyarakat. Keragaman teori kebudayaan dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu:
(a) Perspektif perkembangan sejarah yang melihat bahwa keragaman itu muncul
karena aspek-aspek tertentu dari kebudayaan dianggap belum cukup memperoleh
elaborasi.
(b) Perspekif konseptual yang melihat bahwa keragaman muncul karena pemecahan
permasalahan konseptual terjadi menurut pandangan yang berbeda-beda. Dalam
memahami kebudayaan kita tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip dasarnya. de
Saussure merumuskan setidaknya ada tiga prinsip dasar yang penting
dalammemahami kebudayaan, yaitu: Tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang
menandai (signifiant, signifier, penanda) dan yang ditandai (signifié, signified,
petanda). Penanda adalah citra bunyi sedangkan petanda adalah gagasan atau
konsep. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya konsep bunyi terdiri atas tiga
komponen (1) artikulasi kedua bibir, (2) pelepasan udara yang keluar secara
mendadak, dan (3) pita suara yang tidak bergetar.

Gagasan penting yang berhubungan dengan tanda menurut Saussure adalah tidak
adanya acuan ke realitas obyektif. Tanda tidak mempunyai nomenclature. Untuk
memahami makna maka terdapat dua cara, yaitu, pertama, makna tanda ditentukan oleh
pertalian antara satu tanda dengan semua tanda lainnya yang digunakan dan cara kedua
karena merupakan unsur dari batin manusia, atau terekam sebagai kode dalam ingatan
manusia, menentukan bagaimana unsur-unsur realitas obyektif diberikan signifikasi
ataukebermaknaan sesuai dengan konsep yang terekam.

Berikut beberapa teori-teori kebudayaan:

1) Budaya sebagai sistem adaptif

14
Suatu perkembangan penting dalam teori kultural berasal dari aliran yang
meninjau kebudayaan dari sudut pandang evolusionari. Penerapan satu model
evolusionari seleksi-alam atas dasar biologis terhadap bangunan kultural telah
mempuat para ahli-ahli antropologi bertanya-tanyadengan kearifan yang semakin
tinggi tentang cara bagaimana komuniti manusia mengembangkan pola-pola
kultural tertentu. Sejumlah besar penerbitan, populer dan teknis, telah membahas
tentang pentingnya dan tentang saling berkaitan antara komponen biologis dan
komponen kultural dalam tingkah laku manusia. Dari kesemuanya dapat ditarik
kesimpulan : pertama, setiap pemikiran bahwa apabila kita menguliti lapisan
konvensi kultural maka pada akhirnya kita akan menemuka Primal man dan
keadaan manusia yang bugil di dasarnya, merupakan pemikiran yang steril dan
berbahaya. Kedua, baik determinisme ekologis maupun determinisme kultural yang
ekstrem sekarang dapat didukung oleh kepercayaan dan ideologi, tetapi tidak oleh
ilmu pengetahuan yang arif bijaksana. Dari sudut pandang kultural, perkembangan
penting telah muncul dari pendekatan evolusionari/ekologis terhadap budaya
sebagai sistem adaptif.
2) Teori-teori idealisional mengenai budaya
Berlaawanan dengan ahli teori adaptasi tentang budaya, yang beranekaragan
adalah sejumlah ahli teori yang melihat budaya sebagai sistem ideasional. Ada tiga
cara yang khas dalam mendekat budaya sebagai sistem gagasan (ide), yaitu:
1. Budaya sebagai sistem kognitif
2. Budaya sebagai sistem struktural
3. Budaya sebagai sistem simbolik
3) Budaya dan sistem sosiokultural
Sistem sosiokultural mewakili realisasi sosial atau aturan-aturan tentang “pola-
untuk-hidup” yang ideasional dalam lingkungan tertentu. Satu cara teknologi mata
pencarian hidup adalah juga merupakan bagian dari satu “sistem sosiokultural”,
tetapi tidak secara tegas dikatakan sebagai bagian dari satu “sistem kultural”. Apa
yang dibicarakan oleh para ahli adaptasi kultural adalah dalam datu pengertian
“sistem-sosiokultural-dalam-lingkungan”. Sistem inilah yang adaptif dan
maladaptif, dan tergantung dalam beberapa hal pada seleksi alam. Pola-pola
ideasional untuk hidup, pola-pola makna, dan sistem pengetahuan dan kepercayaan

15
yang dimiliki bersama oleh subsistem sangat penting dari :cara-hidup-dalam-
lingkungan”.
4) Budaya sebagai sistem ideasional: paradoks dan masalah
Ahli-ahli teori antropologi modern ini memiliki bersama satu premis penting
yang membedakan mereka dari pendahulu mereka. Seperti yang dikatakan oleh
Singer (76), dua tradisi yag sejajar, yaitu antropologi kulturalAmerika dan
antropologi sosial Inggris, masing-masing mengeluarkan sejenis imprealisme
intelektual. Bagi antropologi kultural Amerika, pola-pola sosial adalah salah satu
aspek dari budaya. Sedangkan bagi antropologo sosial Inggris, khususnya
Radcliffe-Brown, pola-pola kultural dipandang terkristaal dalam struktur sosial,
dalam bentuk “cara bertinngkag laku dan berpikir yang melembaga dan baku, yang
bentuk normalnya diakui secara sosial dalam aturan yang nyata dan tidak nyata,
menjadi pedoman bagi anggota-anggita suatu masyarakat”.
2. Teori Teori Interaksi Sosial

interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain,
individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat
hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.
Aspek-Aspek Interaksi Sosial
Louis (Toneka, 2000) mengemukakan interaksi sosial dapat berlangsung apabila
memiliki beberapa aspek berikut : a) adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa
lampau, kini dan akan datang, yang menentukan sifat dan aksi yang sedang
berlangsung; b) adanya jumlah perilaku lebih dari seseorang; c) adanya tujuan tertentu,
tujuan ini harus sama dengan yang dipikirkan oleh pengamat.
Soekanto (2002) mengemukakan aspek interaksi sosial yaitu :
a. Aspek kontak sosial, merupakan peristiwa terjadinya hubungan sosial antara individu
satu dengan lain. Kontak yang terjadi tidak hanya fisik tapi juga secara simbolik seperti
senyum, jabat tangan. Kontak sosial dapat positif atau negatif. Yang negatif mengarah
pada suatu pertentangan sedangkan kontak sosial positif mengarah pada kerja sama.
b. Aspek komunikasi. Komunikasi adalah menyampaikan informasi, ide, konsepsi,
pengetahuan dan perbuatan kepada sesamanya secara timbal balik sebagai penyampai
atau komunikator maupun penerima atau komunikan. Tujuan utama komunikasi adalah

16
menciptakan pengertian bersama dengan maksud untuk mempengaruhi pikiran atau
tingkah laku seseorang menuju ke arah positif. Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa aspek-aspek interaksi sosial yang digunakan sebagai skala interaksi
sosial yaitu kontak sosial dan komunikasi, dengan alasan kedua aspek sudah mencakup
unsur-unsur dalam interaksi sosial serta dianggap dapat mewakili teori-teori yang lain.
Pembahasan terkait dengan interaksi sosial sudah dijelaskan oleh beberapa ahli
sosiologi pada era abad ke-19 dan awal 20. Di antaranya ialah George Herbert Mead
dan Erving Goffman. Keduanya menjelaskan interaksi sosial sebagai suatu bentuk
aktivitas individu yang dapat menjadi faktor pembentuk kepribadian dari setiap orang.
Kedua sosiolog itu juga merumuskan teori tentang interaksi sosial, yakni
Interaksionisme Simbolik dan Dramaturgi.
1. Teori Interaksionisme Simbolik
Teori Interaksionisme Simbolik dikemukakan oleh George Herbert Mead.
Menurut pendapat Mead, interaksi sosial terjadi karena penggunaan simbol-simbol
yang memiliki makna. Simbol tersebut menciptakan makna yang dapat memicu
adanya interaksi sosial antar individu. Contoh interaksionisme simbolik dalam
aktivitas sehari-hari yaitu ketika kita sedang melakukan aktivitas berbelanja di mana
terdapat pelayan yang menawarkan berbagai produk. Oleh karena itu dalam hal ini
kita akan menempatkan diri sebagai seorang konsumen. Interaksionisme simbolik
pada contoh ini memberikan makna atas suatu peran dan juga aktivitas pada setiap
individu.
2. Teori Dramaturgi
Teori Dramaturgi dikonsepsikan oleh Erving Goffman. Menurut Goffman,
interaksi sosial seperti suatu pertunjukan seni. Sebab, dalam interaksi sosial ada dua
jenis kehidupan, yaitu backstage (belakang panggung) dan juga frontstage (depan
panggung). Teori Goffman menggambarkan kehidupan manusia yang memiliki
perbedaan pola interaksi yang tergantung pada situasi dan kondisi. Dalam kehidupan
sehari-hari, dramaturgi dalam interaksi sosial terlihat seperti dalam kehidupan
seorang Ayah. Saat bekerja, seorang ayah mungkin akan menjadi seorang bos yang
akan bersikap tegas kepada bawahannya di perusahaan. Sebaliknya, saat di rumah
dan menjadi figur ayah, sosok itu mungkin akan lebih ramah dan bersahabat kepada
anak-anaknya.

17
Jenis-Jenis Interaksi Sosial Ada beragam jenis interaksi sosial yang dipelajari
dalam sosiologi. Secara umum, jenis interaksi sosial bisa terbagi menjadi tiga, yakni
hubungan orang per-orang, relasi individu dan kelompok, serta hubungan antar-
kelompok. Pembagian jadi 3 jenis ini didasari atas subyek yang terlibat dalam interaksi.
Sementara mengutip situs Lumen Learning, terdapat setidaknya 5 jenis interaksi sosial,
yaitu sebagai berikut.

1) Komunikasi Non-Verbal, proses komunikasi ini dilakukan tanpa adanya aktivitas


verbal antar individu. Jenis interaksi sosial seperti ini banyak ditemukan dewasa ini
seperti dalam aktivitas media sosial. Selain itu, jenis komunikasi ini dapat
disampaikan pula melalui pakaian dan gaya kita. Sehingga dalam hal ini berkaitan
dengan teori interaksionisme simbolik.
2) Pertukaran Sosial, interaksi sosial ini melakukan aktivitas pertukaran yang
mengarah pada hubungan antar individu. Munculnya pertukaran didasarkan pada
kepentingan satu sama lain dengan membentuk suatu hubungan.
3) Kerja sama, suatu kegiatan kerja atau melakukan sesuatu secara bersamaan antara
dua orang individu atau lebih. Kerja sama bisa terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu
dipaksakan, sukarela, dan tidak disengaja.
4) Konflik, konflik dianggap sebagai hal yang normal yang ada dalam suatu interaksi
sosial. Hal tersebut dapat terjadi akibat adanya kepentingan pribadi atau perebutan
suatu kendali atas sumber daya yang langka.
5) Kompetisi, kompetisi memicu terjadinya interaksi sosial satu sama lain dalam suatu
kelompok, yakni antar-individu, ataupun antarkelompok.

18
D. HIRARKHI KEBUTUHAN MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN

KEMUNCULAN BUDAYA

1. Konsep Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan


observasi terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, didapati kesimpulan
bahwa beberapa kebutuhanlebih di utamakan daripada kebutuhan yang lain. Contohnya
jika merasa haus, maka ia akan cenderung untuk memuaskan dahaganya. Individu dapat
hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu, tetapi tanpa air individu akan hidup
selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan
akan makanan. Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut dengan Maslow sebagai
kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang
menggambarkan tingkat kebutuhan.
Maslow telah mengemukakan suatu teori tentang motivasi manusia yang
membedakan antara kebutuhan-kebutuhan dasar (basic needs) dan metakebutuhan-
metakebutuhan (metaneeds). Dia mengembangkan teori motivasi yang menekankan
pada pertumbuhan diri, yang disebut aktualisasi diri (self actualization). Sebagai bapak
spiritual dari psikologi humanistik, Maslow mengembangkan teori motivasi atau teori
kepribadian dengan bertumpu pada sejumlah anggapan dasar mengenai manusia dan
tingkah laku yang khas ajaran psikologi humanistik, yakni:
- Pertama; menurut Maslow, teori motivasi yang komprehensif akan terbentuk hanya
apabila manusia dipandang atau dipelajari sebagai suatu kesatuan utuh, bukan
sebagai jumlah dari bagian-bagian
- Kedua; menurut Maslow, selama ini belum pernah ada teori dalam psikologi yang
disusun berdasarkan studi atas individu-individu yang sehat secara psikologis.
Tetapi, yang ada adalah teori-teori yang disusun berdasarkan studi atas individu-
individu yang mengalami gangguan.
- Ketiga; menurut Maslow, psikologi selama ini terlalu menekankan sisi negatif
manusia, dan juga mengabaikan aspek-aspek positif dari keberadaan manusia.
- Keempat; menurut Maslow, di dalam diri manusia terdapat satu ciri umum, yakni
potensi kreatif. Potensi kreatif menurut Maslow adalah ciri yang inheren dan
mendorong manusia untuk tumbuh atau berubah. Sama halnya dengan Rogers,

19
penekanan Maslow pada pertumbuhan dan perubahan manusia bertitik tolak dari
konsep penjadian. Konsep ini berasal dari salah satu aliran filsafat modern
eksistensialisme.

2. Tingkat Kebutuhan Maslow

Sebagaimana teori kebutuhan Maslow dalam humanistiknya menjadikan


kebutuhan aktualisasi diri sebagai kebutuhan puncak. Dilansir dari buku Perilaku
Organisasi (2008) karya Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, dijelaskan lima
hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis (Phisiological needs)
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar dari hierarki Maslow.
Kebutuhan ini disebut juga sebagai kebutuhan primer, seperti makan, minum, pakaian,
dan tempat tinggal. Manusia akan memenuhi kebutuhan fisiologis terlebih dahulu
sebelum ia beranjak ke kebutuhan berikutnya. Sebab, kebutuhan fisiologis merupakan
kebutuhan yang paling kuat dan mendesak pemenuhannya.
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang tidak terpisahkan pada diri setiap
manusia. Kebutuhan ini bersifat homeostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur
fisik) seperti makan, minum, gula, garam, protein serta kebutuhan istirahat dan seks.
Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolute (kelaparan dan kehausan)
semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya
untuk memenuhi kebutuhan ini. Bisa terjadi kebutuhan fisiologis harus dipuaskan oleh
pemuas yang seharusnya (misalnya orang yang kehausan harus minum atau dia mati);
tetapi ada juga kebutuhan yang dapat dipuaskan dengan pemuas yang lain (misalnya
orang minum atau merokok untuk menghilangkan rasa lapar). Bahkan bisa terjadi
pemuas fisiologis itu dipakai untuk memuaskan kebutuhan jenjang yang lebih tinggi
2. Kebutuhan Keamanan (Safety/security needs)
Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan yang menempati posisi kedua dari
hierarki Maslow. Kebutuhan rasa aman ini meliputi kebutuhan keamanan dan
perlindungan dari bahaya fisik dan emosi. Kebutuhan ini didapatkan setelah kebutuhan
fisiologis terpenuhi. Kebutuhan rasa aman dipenuhi untuk mendukung pemenuhan
kebutuhan lain agar bisa terus berjalan dengan baik.

20
Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah kebutuhan
mempertahankan kehidupan. Kebutuhan fisiologis adalah pertahanan hidup jangka
pendek, sedang keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang. Kebutuhan
keamanan sudah muncul sejak bayi, dalam bentuk menangis dan berteriak ketakutan
karena perlakuan yang kasar atau karena perlakuan yang dirasa sebagai sumber bahaya.
Anak akan merasa lebih aman berada dalam suasana keluarga yang teratur, terencana,
terorganisir dan disiplin, karena suasana keluarga semacam itu mengurangi
kemungkinan adanya perubahan dadakan, kekacauan yang tidak terbayangkan
sebelumnya.
Kebutuhan ini sangat penting bagi setiap orang, baik anak, remaja maupun dewasa.
Pada anak, kebutuhan akan rasa aman ini tampak sangat jelas sebab mereka suka
mereaksi secara langsung terhadap sesuatu yang mengancam dirinya. Pada orang
dewasa, kebutuhan ini memotivasinya untuk mencari kerja, menjadi peserta asuransi,
atau menabung uang. Orang dewasa yang sehat mentalnya, ditandai dengan perasaan
aman, bebas dari rasa takut dan cemas. Sementara yang tidak sehat ditandai dengan
perasaan seolah-olah selalu dalam keadaan terancam bencana besar
3. Kebutuhan Kasih Sayang (social needs)
Sesudah kebutuhan fisiologis dan keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau
menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Orang
sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan dan kehilangan
sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup.
Maslow menolak pandangan Freud bahwa cinta adalah sublimasi dari insting seks.
Menurutnya, cinta tidak sinonim dengan seks, cinta adalah hubungan sehat antara
sepasang manusia yang melibatkan perasaaan saling menghargai, menghormati dan
mempercayai. Bagi Maslow, cinta dan seks adalah dua hal yang sama sekali berbeda.
Selanjutnya Maslow menekankan bahwa yang dibutuhkan oleh setiap orang adalah cinta
yang matang, yakni cinta yang dibangun oleh dua orang atau lebih yang didalamnya
terdapat sikap saling percaya dan saling menghargai. Kebutuhan ini dapat diekspresikan
dalam berbagai cara, seperti: persahabatan, percintaan, atau pergaulan yang lebih luas.
Melalui kebutuhan ini, seseorang mencari pengakuan, dan curahan kasih sayang dari
orang lain, baik orang tua, saudara, guru, pimpinan, teman, atau orang dewasa lainnya.

21
Kebutuhan akan kasih sayang atau mencintai dan dicintai dapat dipuaskan melalui
hubungan yang akrab dengan orang lain.
4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs)
Kebutuhan penghargaan atau disebut juga kebutuhan harga diri merupakan hak
untuk memperoleh dan kewajiban untuk meraih atau mempertahankan pengakuan dari
orang lain. Kebutuhan penghargaan merupakan kebutuhan yang menempati posisi
keempat dari hierarki Maslow. Dalam buku Perilaku Organisasi (2018) karya Timotius
Duha, dijelaskan bahwa kebutuhan penghargaan meliputi faktor-faktor internal seperti
harga diri, otonomi, dan prestasi serta faktor-faktor eksternal seperti status, pengakuan,
dan perhatian. Pengakuan akan diperoleh seseorang apabila telah sukses dalam
memenuhi kebutuhan sosialnya. Kebutuhan ini bisa menjadi sangat ambisius apabila
yang memenuhi kebutuhan ini adalah seseorang yang sering mencari status.
Manakala kebutuhan dimiliki dan mencintai telah relatif terpuaskan, kekuatan
motivasinya melemah, diganti motivasi harga diri. Ada dua jenis harga diri:
a) Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan kekuatan, penguasaan,
kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian dan kebebasan. Orang
membutuhkan pengetahuan tentang dirinya sendiri bahwa dirinya berharga,
mampu menguasai tugas dan tantangan hidup.
b) Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from other): kebutuhan prestise,
penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi orang penting,
kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa
dirinya dikenal baik dan dinilai baik oleh orang lain.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri (self-actualization needs)
Sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi muncullah kebutuhan meta atau kebutuhan
aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya
memakai (secara maksimal) seluruh bakat kemampuan- potensinya. Aktualisasi diri
adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment),
untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat
melakukannya dan untuk menjadi kreatif serta bebas mencapai puncak prestasi
potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia
yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang orang lain bahkan
tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu

22
E. SOLIDARITAS SOSIAL KOTA DAN DESA (MEKANIS-ORGANIS,

GEMEINSCHAFT-GESSELSCHAFT, PAGUYUBAN-PATEMBAYAN)

1. Silodaritas Mekanis-Organis

Dalam sosiologi, solidaritas mekanik dan solidaritas organik adalah dua jenis
solidaritas sosial yang dirumuskan oleh Emile Durkheim. Menurut Durkheim, tipe
solidaritas akan berkorelasi dengan tipe masyarakat, baik masyarakat mekanis maupun
organis. Kedua jenis solidaritas ini dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologis dan
demografis, jenis norma keberadaan, dan intensitas serta isi kolektif hati nurani.

Dalam masyarakat yang menunjukkan solidaritas mekanis, kohesi dan


integrasinya berasal dari homogenitas individu, orang merasa terhubung melalui
pekerjaan serupa, pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan gaya hidup. Solidaritas
mekanis biasanya beroperasi dalam masyarakat tradisional dan berskala kecil (misalnya,
suku). Solidaritas mekanik merupakan ciri masyarakat yang masih sederhana dan belum
mengenal pembagian kerja. Dalam masyarakat yang lebih sederhana ini, solidaritas
biasanya didasarkan pada ikatan kekerabatan dari jaringan keluarga.

Dalam solidaritas mekanis yang di utamakan adalah persamaan perilaku dan


sikap. Seluruh masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif, yaitu suatu kesadaran yang
memiliki tiga karakteristik yaitu mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan
kelompok, ada di luar warga, dan bersifat memaksa. Sanksi bagi yang melanggar
kesadaran bersama akan di kenai hukuman yang bersifat represif (hukuman pidana).

Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang telah mengenal


pembagian kerja. Solidaritas organik adalah kohesi sosial berdasarkan saling
ketergantungan yang muncul antara orang-orang dari spesialisasi pekerjaan dan saling
melengkapi sebagai hasil dari masyarakat yang lebih maju (yaitu, modern dan industri ).
Meskipun individu melakukan tugas yang berbeda dan sering memiliki nilai dan minat
yang berbeda, tatanan dan solidaritas masyarakat sangat bergantung pada
ketergantungan mereka satu sama lain untuk melakukan tugas yang ditentukan. Dengan
demikian, solidaritas sosial dipertahankan dalam masyarakat yang lebih kompleks
melalui saling ketergantungan bagian-bagian komponennya.

23
Pada solidaritas organik ini, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat
bukan lagi kesadaran kolektif, melainkan kesepakatan yang terjalin di antara berbagai
profesi. Hukum yang menonjol bukan hukum pidana, melainkan ikatan hukum perdata.
Sanksi bagi pelanggaran kesepakatan bersama bersifat restitutif, yang artinya si
pelanggar harus membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan untuk
mengembalikan keseimbangan yang telah ia langgar.

2. Gemeinschaft-Gessellschaft /Paguyuban-Patembayan

Gemeinschaft dalam bahasa Inggris disebut communal society atau masyarakat


komunal. Dalam bahasa Indonesia disebut paguyuban. Gemeinschaft adalah asosiasi
sosial di mana individu-individu cenderung ke arah komunitas sosial daripada keinginan
dan kebutuhan individu mereka.

Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama, anggotanya diikat oleh hubungan


batin yang murni, bersifat alami dan kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan rasa
persatuan yang telah dikodratkan. Biasanya paguyuban lahir dari dalam diri individu
masing-masing yang ditandai dengan rasa solidaritas dan identitas yang sama.
Keinginan untuk berhubungan didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan tindakan.
Kesamaan individu merupakan faktor penguat hubungan sosial, yang kemudian
diperkuat dengan hubungan emosional serta interaksi antar individu.

Di pedesaan, masyarakat tani yang melambangkan Gemeinschaft, hubungan


pribadi didefinisikan dan diatur berdasarkan aturan sosial tradisional. Orang-orang
memiliki hubungan tatap muka yang sederhana dan langsung satu sama lain yang
ditentukan oleh Wesenwille (kehendak alami), sebagai emosi alami dan spontan serta
ekspresi sentimen.

Gemeinschaft dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

1. Gemeinschaft of blood (Gemeinschaft ikatan darah) adalah ikatan-ikatan


kekerabatan.
2. Gemeinschaft by place (Gemeinschaft ikatan tempat) adalah ikatan berlandaskan
kedekatan letak tempat tinggal atau kesamaan lokasi serta tempat kerja yang
mendorong orang untuk berhubungan secara intim satu sama lain dan mengacu
pada kehidupan bersama di daerah pedesaan.

24
3. Gemeinschaft of mind (Gemeinschaft ikatan ideoligo/pemikiran) adalah hubungan
persahabatan yang disebabkan karena persamaan keahlian atau pekerjaan serta
pandangan yang mendorong untuk saling berhubungan secara teratur.

Gesellschaft dalam bahasa Inggris disebut associational society atau masyarakat


asosiasi dan dalam bahasa Indonesia disebut patembayan. Gesellschaft adalah
masyarakat sipil di mana kebutuhan individu mendapatkan prioritas penting daripada
asosiasi sosial.

Patembayan merupakan konsep yang merujuk pada hubungan anggota


masyarakat yang memiliki ikatan yang lemah. Kadangkala individu tidak saling
mengenal, nilai, norma dan sikap menjadi kurang berperan dengan baik. Patembayan
merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya mempunyai hubungan yang
sifatnya sementara dan disatukan oleh pemikiran yang sama.

Gesselschaft ditentukan oleh Kurwille (kehendak rasional) dan dilambangkan


oleh msayarakat kosmopolitan modern dengan birokrasi pemerintah dan organisasi
industri besar. Dalam Gesellschaft, kepentingan pribadi yang rasional dan tindakan
penghitungan melemahkan ikatan tradisional keluarga, kekerabatan dan agama. Dengan
kata lain, Gemeinschaft menembus struktur Gesellschaft.

Dalam patembayan, hubungan manusia lebih bersifat impersonal dan tidak


langsung, dibangun secara rasional untuk kepentingan efisiensi atau pertimbangan
ekonomi dan politik lainnya. Gesellschaft adalah karakteristik tipe ideal kehidupan
perkotaan modern. Seringkali dikonseptualisasikan sebagai masyarakat korporat atau
massa masyarakat yang didasarkan pada hubungan atau peran dan terdiri dari kelompok
asosiasi.

Gesellschaft ditandai oleh individualisme, mobilitas, impersonalitas, pengejaran


kepentingan diri sendiri dan penekanan pada kemajuan daripada tradisi. Nilai-nilai
bersama dan keterlibatan pribadi secara total menjadi prioritas sekunder. Singkatnya,
Gesellschaft adalah logika pasar, di mana hubungan bersifat kontraktual, impersonal
dan sementara (temporer).

25
Ada sedikit kesamaan dan hubungan sosial sering tumbuh dari tugas-tugas
segera seperti membeli produk. Kebanyakan, hasil industrialisasi, urbanisasi, revolusi
teknologi, pembagian tenaga kerja dan pertumbuhan populasi, Gesellschaft telah
menggantikan masyarakat tradisi dengan masyarakat kontrak. Dalam masyarakat,
keterikatan pribadi maupun hak dan kewajiban tradisional tidak penting. Hubungan
antara laki-laki ditentukan oleh tawar menawar dan didefinisikan dalam perjanjian
tertulis.

Perbedaan paguyuban dan patembayan

- Paguyuban
1. Ikatan sosial bersifat personal.
2. Tipikal masyarakat rural.
3. Tipikal masyarakat trasisional.
4. Tradisi masih kuat.
5. Tipikal masyarakat petani.
6. Hubungan sosial bersifat tradisional.
7. Sistem dari suatu kekeluargaan dan kekerabatan masih kuat, dan lainya.
- Patembayan
1. Ikatan sosial bersifat impersonal.
2. Masyarakat urban.
3. Masyarakat modern.
4. Tradisi melemah.
5. Tipikal masyarakat industri.
6. Hubungan sosial bersifat kontraktual.
7. Sistem dari kekeluargaan dan kekerabatan melemah, dan lainya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Aangsanusi1993.(2013). Manusia dan Pandangan Hidup. Diakses pada 6 Juni 2021,


darihttps://www.google.com/amp/s/sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/ma
nusia-dan-pandangan-hidup/amp/

Alvi Utama, Syahrian.(2013). Manusia dan Kegelisahan. Diakses pada 6 Juni 2021,
darihttps://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/syahrian/manusia
-dan-kegelisahan_5529b553f17e61f01bd623ed

Braindilog Sosiologi Indonesia.(2020). Solidaritas Sosial Pada masyarakat Pedesaan.


Diakses pada 6 Juni 2021, dari
http://www.braindilogsociology.or.id/2020/08/solidaritas-sosial-pada-
masyarakat.html?m=1

Haldian.(2019). Perbedaan Paguyuban dan Patembayan yang Dapat Kita Ketahui.


Diakses pada 8 Juni 2021, dari https://lintasusaha.com/perbedaan-paguyuban-dan-
patembayan/#:~:text=Paguyuban%20merupakan%20kumpulan%20dari
%20individu,dalam%20jangka%20waktu%20yang%20terbatas.

Ibnu Azzulfa, Muhammad.(2021). Jenis-jenis Interaksi Sosial & Teorinya menurut


para Ahli Sosiologi. Diakses pada 7 Juni 2021, dari https://tirto.id/jenis-jenis-
interaksi-sosial-teorinya-menurut-para-ahli-sosiologi-f8SZ

Kompas.(2019). Pengertia dan Perbedaaab Gemeinschaft dan Gesselschaft. Diakses


pada 7 Jumi 2021, dari
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2019/12/23/2000004
69/pengertian-dan-perbedaan-gemeinschaft-dan-gesellschaft

Kompasiana.(2021). Konsep Solidaritas Mekanik dan Organik dalam Masyarakat.


Diakses pada 7 Juni 2021, dari
https://www.kompasiana.com/amp/gunawan25/5f5a0215d541df16b13dbfa2/kons
ep-solidaritas-mekanik-dan-organik-dalam-masyarakat

Rochmawati, Arva.(2011). Konsep Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Diakses pada 5 Juni
2021, dari https://id.scribd.com/doc/76548936/Konsep-Ilmu-Sosial-Budaya-Dasar

27
Sari, Elisa & Dwianti, Rina.(2018). Pendekatan Hierarki Abraham Maslow Pada
aprestasi Kerja Karyawan P.T Madubaru (PG Madukismo) P.T Madubaru (PG
Madukismo) Yogyakarta. Jurnal Perilaku dan Strategi Bisnis, 6(1), 58-77.

Syukri Albani Nasution, Muhammad, dkk.(2015). Ilmu Sosial dan Budaya


Dasar/Muhammad Syukri Albani Nasution. –Ed. Ke-1, -Cet. 1. Jakarta: Rajawali
Pers.

28

Anda mungkin juga menyukai