Anda di halaman 1dari 69

MANAJEMEN DANA BANK

STUDI KASUS BANK KALSEL DAN BANK KALSEL


SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Sains Terapan
pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah

Oleh :

QUTWENDRA ELVA HIBTIYANTI


A04150020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2019
MANAJEMEN DANA BANK
STUDI KASUS BANK KALSEL DAN BANK KALSEL
SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Sains Terapan
pada Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah

Oleh :

QUTWENDRA ELVA HIBTIYANTI


A04150020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2019
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan dari Politeknik Negeri Banjarmasin.
Tugas Skripsi ini belum pernah dipergunakan atau dipublikasikan untuk keperluan
lain oleh siapapun juga. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan
sebagaimana mestinya sesuai ketentuan yang berlaku.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar, maka
saya bersedia menerima saksi yang ditetapkan oleh Politeknik Negeri Banjarmasin.

Banjarmasin,……………………..

Yang membuat pernyataan,

Qutwendra Elva Hibtiyanti


A04150020
MOTTO

“Jika tanganmu pendek untuk membalas kebaikan seseorang.

Maka panjangkan lisanmu untuk selalu mendoakannya”

-Habib Ali Al Jufri-


PERSEMBAHAN

Dengan rahmat Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Puji Syukur dan terima kasih sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih kepada Ibu Muhibah yang telah melahirkan anak tunggalnya
ke dunia ini. Terima kasih kepada Bapak Badra Quthnie Akbar yang menjadi tulang
punggung untuk keluarga. Terima kasih untuk semua kasih sayang yang diberikan
selama ini.

Terima kasih kepada Ibu Manik Mutiara Sadewa M.Buss (Acc), CA, SAS
selaku dosen pembimbing yang sudah dengan sangat sabar memberikan arahan
apabila saya sudah mulai kehilangan arah dalam pengerjaan skripsi ini.

Tidak lupa kepada seluruh Dosen ALKS yang memberikan ilmu yang
sangat bermanfaat untuk para mahasiswa sebagai bekal dikehidupan yang akan
datang.
ABSTRAK

Qutwendra Elva Hibtiyanti (A04150020). Manajemen Dana Bank Kalsel


Syariah. Skripsi, Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah,
Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin, 2019.

Manajemen dana dikatakan penting karena bank sebagai intermediary institution,


complicit of interest antara likuiditas dan rentabilitas. prinsip kehati-hatian dan
loanable fund. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, bertujuan
untuk menjawab masalah pokok dalam manajemen dana pada Bank Kalsel. Hasil
dari penelitian ini adalah mengetahui tentang cara penetapan jumlah dana
oprasional, kebijakan pengumpulan dana bank, sarana pengumpulan dana serta
sistem pengawasan pengumpulan dana Bank Kalsel pada periode tahun 2013
sampai tahun 2017.

Kata Kunci : Manajemen, Dana, Bank


ABSTRACT

Qutwendra Elva Hibtiyanti (A04150020). Sharia Bank Fund Management of


Bank Kalsel. Undergraduate Thesis, Accounting for Islamic Financial
Institutions, Accounting Departement Banjarmasin State Polytechnic, 2019.

Bank fund management is important because of banks as intermediary institution,


complicit of interest between likuidity and rentability, prudent banking and
loanable fund. This research was using a descriptive qualitative method. This
research aim to answer the basic issues of fund managemet at Bank Kalsel. The
result of this study is to get a know how funding applications, the withdrawal and
fund-raising policy, fund raising facilities and collection and withdrawals
surveillance systems Bank Kalsel from the year 2013 to 2017.

Keywords : Management, Fund, Bank


KATA PENGANTAR

ِ‫الر ِح ِيم‬
َّ ‫من‬
ِِ ‫الر ْح‬
َّ ِ‫للا‬
ِ ‫س ِِم‬
ْ ‫ِب‬
Assalamualaikum Wr. Wb

Kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam
tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad serta
sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Alhamdulillah Penulis dapat
menyelesaikan tugas dalam pembuatan Skripsi ini.

Dari persiapan sampai dengan selesainya Skripsi ini, penulis banyak


menerima bantuan berupa bimbingan dan arahan, baik secara moril maupun
materiil dari berbagai pihak. Dengan tulus dan rendah hati penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua Orang Tua, yang sepenuh hati memberikan dukungan serta ketulusan
doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Joni Riadi, S.ST, MT, Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.
3. Ibu Andriani, SE, MM, M.Sc, Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin.
4. Bapak H. Mairijani, M.Ag, Kaprodi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
5. Ibu Manik Mutiara Sadewa, M.Buss(Acc), CA, SAS selaku Dosen
Pembimbing
6. Bapak/Ibu Dosen Pengajar dan Staff Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Banjarmasin yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada
penulis.
7. Rekan-rekan seperjuangan ALKS angkatan 2015 yang penulis sayangi dan
saling memberikan semangat satu sama lain sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
8. Lena, Lala, Noneng, Hasta, Andi, Dina, Nadia dan Fitri yang memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis.
9. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materiil, yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah membalas semua
amal baik kalian dengan balasan yang berlipat ganda.

Penulis akhirnya berdoa semoga apa yang mereka berikan kepada kami
mendapatkan rahmat Allah SWT dan penulis berharap semoga yang tertulis dalam
skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kepada para pembaca dan
khususnya pada kami sendiri.
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .............................................................................................. i


Halaman Judul.................................................................................................. ii
Halaman Persetujuan Skripsi ........................................................................... iii
Halaman Pernyataan Keaslian.......................................................................... iv
Halaman Motto................................................................................................. v
Halaman Persembahan ..................................................................................... vi
Abstrak ............................................................................................................. vii
Abstact.............................................................................................................. viii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Daftar Isi........................................................................................................... xi
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Permasalahan .............................................................................. 3
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
E. Kegunaan Penelitian ................................................................... 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
A. Landasan Teori ........................................................................... 5
1. Dana Bank .............................................................................. 5
2. Manajemen Dana Bank .......................................................... 22
B. Hasil Penelitian Terdahulu.......................................................... 23

BAB III : METODE PENELITIAN ................................................................ 25


A. Jenis Penelitian ........................................................................... 25
B. Variabel Penelitian ...................................................................... 25
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 25
D. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 26
E. Teknik Analisis Data .................................................................. 26

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 27


A. Hasil Penelitian ......................................................................... 27
1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................ 27
2. Visi dan Misi Bank Kalsel .................................................. 28
3. Budaya Perusahaan ............................................................. 28
4. Makna Logo Bank Kalsel ................................................... 30
5. Kegiatan Usaha ................................................................... 30
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 37
1. Jumlah dan Cara Menetapkan Dana yang Dibutuhkan
untuk Mendukung Kegiatan Operasional Bank ................ 37
2. Kebijakan Pengumpulan Dana Bank ................................. 41

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 45


A. Simpulan ................................................................................... 45
B. Saran ......................................................................................... 46

Daftar Pustaka .................................................................................................. 47


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 24

Tabel 4.1 Modal Bank Kalsel 2013-2017 .................................................... 38

Tabel 4.2 KPMM Bank Kalsel 2013-2017 .................................................. 38

Tabel 4.3 Area Operasional Bank Kalsel 2013-2017................................... 39

Tabel 4.4 Perkembangan Likuiditas Bank Kalsel 2013-2017...................... 40

Tabel 4.5 Perkembangan Aset Bank Kalsel 2013-2017............................... 40


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Bimbingan Skripsi ....................................................... I

Lampiran 2. Denah Bank Kalsel ................................................................... II

Lampiran 3. Tanda Terima Lembar Penilaian .............................................. IV

Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup ............................................................... V


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
mengarahkan, menempatkan dan pengawasan terhadap kegiatan organisasi
untuk mencapai tujuan. Manajemen dalam suatu badan usaha, baik industri,
niaga dan jasa, tidak terkecuali jasa perbankan, didorong oleh motif
mendapatkan keuntungan (profit). Untuk mendapatkan keuntungan yang
besar, manajemen harus diselenggarakan dengan efisien (Sari)
Begitu juga dengan lembaga keuangan yang merupakan organisasi yang
mencari keuntungan, bank membutuhkan manajemen yang handal dan
memahami konsep perbankan, sebab hal ini akan mempengaruhi kinerja
perbankan dan kepercayaan masyarakat. Pada dasarnya bank berfungsi sebagai
agen perantara pemilik dengan modal (nasabah) yang menitipkan uangnya
dengan para pengelola usaha atau masyarakat yang membutuhkan dana untuk
memenuhi kebutuhan mereka baik kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan
produktif. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat ini, bank
menggunakan prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan permodalan atau
dengan prinsip peminjaman untuk pembiayaan.
Secara umum, manajemen dana bank adalah proses pengelolaan
penghimpunan dana-dana masyarakat kedalam bank dan pengalokasian dana-
dana tersebut bagi kepentingan bank dan masyarakat pada umumnya untuk
mencapai tingkat rentabilitas yang memadai sesuai dengan batas ketentuan
peraturan yang berlaku. Pentingnya manajemen dana dikarenakan beberapa
hal, diantaranya (a) bank sebagai financial intermediary institution merupakan
menstransfer dana-dana dari unit surplus kepada unit deficit dengan metode
pembiayaan tidak langsung (indirect financing modal), (b) manajemen dana
bank selalu dihadapkan pada complicit of interest antara likuiditas dan
rentabilitas, (c) prinsip kehati-hatian (prudent banking) sangat penting dalam

1
2

manajemen dana bank khususnya dalam menetapkan struktur pendanaan yang


sehat, dalam arti bagaimana bank mendapatkan pinjaman dari para deposan
dan kreditur yang lain setiap saat diperlukan, serta memadukan penggunaan
sumber dana pinjaman sedemikian rupa, sehingga terjamin keamanan
likuiditas keuntungan dan profitabilitas bank, (d) jumlah dana bank yang layak
dioperasikan bank (loanable fund) (Ikit, 2017)
Bank Kalsel sebagai salah satu bank yang turut membantu pembangunan
perekonomian daerah dan sudah memiliki beberapa cabang dan cabang
pembantu. Kunci penting keberhasilan bank daerah untuk bisa tumbuh dan
berkembang secara berkesinambungan adalah dengan menjadi market leader
(pemimpin pasar). Bank Kalsel dalam ceruk bisnis perbankan saat ini masih
jauh dari posisi pemimpin pasar. Oleh karena itu perlu upaya dan kerja keras
dalam melakukan pembenahan guna memperkuat posisi daya saing. Salah satu
faktor penting dalam manajemen dana adalah reputasi bisnis bank, yang terdiri
dari kinerja keuangan, katalisasi, integritas, dan kredibilitas para manajemen
bank. Untuk mewujudkan reputasi bisnis bank yang baik, upaya yang
dilakukan Bank Kalsel adalah meningkatkan semua aspek ketahanan
organisasi bisnis khususnya yang mendukung kemampuan intermediasi.
Meningkatkan kehati-hatian dalam ekspansi bisnis dan meningkatkan
konsolidasi serta kepatuhan pada prinsip tata kelola yang baik sampai pada
level prosedur operasional bank. Ditambah dengan penguatan SDM sebagai
prioritas terus dilakukan sembari menguatkan struktur, infrastukrur dan
suprastruktur bisnis dan segala pendukungnya. Unit Usaha Syariah Bank
Kalsel adalah bagian yang tak terpisahkan dari Bank Kalsel, keseluruhan yang
bergerak dalam operasional perbankan berdasarkan prinsip syariah. UUS Bank
Kalsel tentu juga membutuhkan manajemen yang profesional dalam mengelola
manajemen dana bank. Terbukti pada tahun 2017, pendapatan operasional
berdasarkan prinsip syariah mengalami pertumbuhan 49,20% dibanding tahun
2016 menjadi Rp 100.45 Miliar, sehingga Bank Kalsel bisa mencapai tingkat
rentabilitas yang memadai.
3

Berdasarkan uraian tentang pentingnya manajemen dana dalam suatu


organisasi, khususnya manajemen dana bank. Maka penulis ingin mengetahui,
menelaah, dan membahas lebih lanjut mengenai manajemen dana bank pada
Bank Kalsel dalam bentuk Skripsi dengan judul “Manajemen Dana Bank :
Studi Kasus pada Bank Kalsel dan Bank Kalsel Syariah”.
B. Permasalahan
Manajemen dana bank adalah suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian terhadap penghimpuan dana yang ada di bank. Dana bank berasal
dari dua sumber, yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Sumber internal
adalah dana yang bersumber dari dalam bank, seperti setoran modal/penjualan
saham, pemupukan cadangan, laba yang ditahan, dan lain-lain, dana ini bersifat
tetap. Dan dana dari sumber eksternal adalah dana yang bersumber dari luar bank
atau pihak ketiga, seperti deposito, giro, call money, dan lain-lain. Dana ini
sifatnya sementara atau harus dikembalikan.
Masalah pokok manajemen dana menurut Melayu S.P Hasibuan ada empat,
yaitu (a) berapa dan bagaimana menetapkan jumlah dana yang dibutuhkan untuk
mendukung kegiatan operasional bank, (b) bagaimana kebijaksanaan penarikan
dan pengumpulan dana yang dibutuhkan, (c) bagaimana menetapkan macam-
macam sarana pengumpulan dana bank, dan (d) Bagaimana sistem pengawasan
penarikan dan pengumpulan dana dilakukan.

Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah


tentang manajemen dana pada Bank Kalsel yang bersumber dari dana sendiri
dan dana dari masyarakat pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Selain
itu, secara spesifik penelitian ini juga memberikan informasi mengenai produk
pendanaan pada Bank Kalsel Syariah dan Metode Pengawasan Pengumpulan
Dana Bank Kalsel Syariah.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana menetapkan jumlah dana yang dibutuhkan untuk mendukung
kegiatan operasional Bank Kalsel?
4

2. Bagaimana pengumpulan dana yang diterapkan oleh Bank Kalsel?


D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui cara penetapan dana yang dibutuhkan untuk mendukung
kegiatan operasional Bank Kalsel
2. Mengetahui kebijaksanaan penarikan dan pengumoulan dana yang
dibutuhkan oleh Bank Kalsel
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia ilmu
pengetahuan, khususnya mengenai manajemen dana lembaga keuangan
bank sehingga dapat memantapkan teori dengan praktik di lapangan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat manambah wawasan dan memperluas pengetahuan mengenai
manajemen dana dalam perbankan.
b. Bagi PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan
Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan masukan untuk mendukung
pengembangan usaha perusahaan dan sebagai masukan yang dapat
dipertimbangkan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam
menjalankan manajemen dana.
c. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dan pengembangan
ilmu mengenai manajemen dana lembaga keuangan bank.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dana Bank
a. Pengertian Dana Bank
Dana merupakan uang tunai yang dimiliki dan dikuasai oleh bank
syariah. Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki Bank ataupun aktiva
lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat
diuangkan.(Kasmir:2007)
Bank merupakan lembaga keuangan yang aktivitasnya berkaitan
dengan masalah dana, tanpa dana bank tidak dapat berbuat sesuatu. Jenis
perbankan di Indonesia terdiri dari Bank Konvensional dan (Bank
Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat) dan Bank Syariah
(Bank Umum Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah). Aktivitas
bank sebagai lembaga penghubung antara orang kelebihan dana
(surplus) dengan orang yang kekurangan dana (defisit unit).
b. Fungsi Dana Bank
Fungsi dana bagi bank diantaranya adalah :
a. sebagai sumber dana biaya kegiatan operasionalnya
b. untuk memenuhi ketentuan dari bank Indonesia
c. sumber dana untuk investasi primer dan sekunder bank
d. sebagai penyangga kerugian bank
e. sebagai tolak ukur besar kecilnya suatu bank
f. untuk memperbesar solidaritas masyarakat terhadap yang
bersangkutan
g. untuk memperbesar daya saing bank yang bersangkutan
h. untuk memperbanyak pembukaan kantor cabang.
c. Sumber Dana Bank
Sumber dana bank berasal dari usaha-usaha bank dalam
penghimpunan dana dari masyarakat. Dana yang terhimpun merupakan

5
6

amanah yang harus dijaga keamanan dan kemaslahatannya, artinya dana


yang didapat harus dikelola secara professional sehingga menghasilkan
keuntungan maksimal (Purbadin, 2018)

Dana bank berasal dari dua sumber, yaitu sumber internal dan
sumber eksternal. Sumber internal adalah dana yang bersumber dari
dalam bank, seperti setoran modal/penjualan saham, pemupukan
cadangan, laba yang ditahan, dan lain-lain, dana ini sifatnya tetap. Dan
dana dari sumber eksternal adalah dana yang bersumber dari luar bank
atau pihak ketiga, seperti deposito, giro, call money, dan lain-lain. Dana
ini sifatnya sementara atau harus dikembalikan. Adapun sumber-sumber
dana bank adalah sebagai berikut:

a. Dana dari modal sendiri (sering disebut juga sebagai dana dari
pihak pertama,yaitu dana dari modal bank sediri yang berasal dari
para pemegang saham)
b. Dana pinjaman dari pihak luar (sering disebut dengan dana dari
pihak ke II)
c. Dana dari masyarakat (sering disebut denga dana dari pihak ke III)

1) Dana dari modal sendiri


Dana dari modal sendiri adalah dana yang berasal dari para
pemegang saham Bank, yaitu pemilik bank. Modal merupakan salah
satu bagin terpenting yang harus dimiliki oleh bank. Dengan adanya
modal, bank dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas operasionalnya
(menghimpun, menyalurkan dan memberikan jasa). Tanpa modal
(aktiva tetap dan aktiva lancer) aktivitas bank sangatlah terbatas. Modal
adalah sebagai sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu
perusahaan. Sedangkan menurut PSAK modal adalah residual atas
aktiva perusahaan setelah dikurangi seua kewajiban. Sementara itu
pendapat dari Brenton C. Leavitt, staf Dewan Gubernur Federal
Reserve, menekankan ada 4 fungsi dari modal perbankan yaitu:
7

a. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan pada saat bank


dalam keadaan insovable dan likuidasi
b. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga
kepercayaan masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi
c. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang
diperlukan guna menawarkan pelayanan bank
d. Sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi aktiva
yang tidak tepat.

Dalam neraca bank, dana sendiri itu tertera dalam rekening Modal dan
cadangan yang tercantum pada sisi pasiva. Dana sendiri tediri dari:

a) Setoran modal dari pemegang saham


Modal disetor merupakan dana awal yang disetorkan pleh
pemilik pada awal saat bank didirikan. Setiap bank yang akan
didirikan harus memiliki sejumlah modal tertentu sebagai modal
pendirian. Modal tersebut pada umumnya digunakan untuk
pengadaan aktiva tetap, seperti pembelian gedung kantor, inventaris
kantor, komputer, dan kendaraan. Disamping itu, sebagian dari
modal tersebut digunakan untuk biaya pendirian dan promosi untuk
menarik minat masyarakat kepada bank yangakan didirikan.
b) Cadangan-cadangan bank
Maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada tahun lalu
yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini
sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan
datang Cadangan sangat diperlukan oleh bank terutama untuk
antisipasi apabila terdapat kerugian di masa yang akan datang.
Menurut Kuncoro dan Suharjo (2002: 152) Cadangan, yaitu
sebagian dari laba yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal
dan lainnya yang akan digunakan untuk menutup timbul nya risiko
dikemudian hari. Cadangan tersebut dapat ditingkatkan dengan
8

meningkatkan laba bank setiap tahunnya. Besarnya cadangan akan


berpengaruh pada besar nya modal bank.
c) Laba bank yang belum dibagi
Merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun
yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal
untuk sementara waktu. Sisa laba merupakan akumulasi dari
keuntungan yang diperoleh oleh bank setiap tahun. Sisa laba
merupakan laba yang menjadi milik pemegang saham, akan tetapi
dalam rangka meningkatkan modal bank, makadalam rapat umum
pemegang saham, diputuskan laba tersebut tidak dibag, akan tetapi
digunakan untuk menambah modal bank.
Sisa laba terdiri dari:
a) Laba/rugi tahun lalu, merupakan akumulasi laba/rugi tahun-
tahun lalu.
b) Laba/rugi tahun berjalan, merupakan laba/rugi yang diperoleh
pada tahun berjalan.
2) Dana yang berasal dari masyarakat
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan
operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank dan merupakan
ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari
sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah
jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian dana dari
sumber dana ini paling dominan, asal dapat memberikan bunga dan
fasilitas menarik lainnya menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit.
Akan tetapi, pencarian sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal
jika dibanding dari dana sendiri. Dana-dana dari masyarakat yang
disimpan dalam bank adalah merupakan sumber dana terbesar yang
paling diandalkan bank dan terdiri dari 3 jenis, yaitu:
a) Giro (Demand Deposits)
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan
9

cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara


pemindahanbukuan. Dalam pelaksanaan tata usaha giro dilakukan
melalui suatu Rekening Koran. Perkembangan rekening giro pada
bank tidak hanya melulu berdasarkan kepentingan bank semata-
semata, tapi juga kepentingan masyaakat modern. Karena gira
merupakan uang giral yang juga digunakan sebagai alat
pembayaran, yaitu melalui penggunaan cek. Salah satu segi yang
amat penting dalam peningkatan jumlah pemegang giro adalah
kepercayaan masyarakaat terhadap bank tersebut dan pelayanan
yang menyenangkan nasabah.Melalui pelayanan yang baik dan
menyenangkan serta tempat nasabah yang nyaman, banyak
pemegang rekening baru akan berdatangan setelah mendengar cerita
temantemannya tentang pelayanan yang ramah dan memuaskan.
b) Deposito (Time Deposits)
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang
bersangkutan.Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap
pada bank karena para pemegangnya tertaraik dengan tawaran
bunga yang diajukan bank. Disamping keyakinan para deposen
bahwa pada saat jatuh tempo, bila dia tidak ingin memperpanjang,
dana tersebut tersedia kembali. Saat ini ada 2 macam deposito
berjangka yaitu:
 Deposito berjangka Inpres, yaitu deposito berjangka yang
disimpan pada Bank Umum milik Negara dan bank
pembangunan milik Negara.
 Deposito berjangka lainnya, yaitu di luar inpres di atas. Yang
termasuk dalam kategori ini yaitu deposito pada bank umum
swasta nasional dan sebagainya.
10

c) Tabungan (Saving)
Tabungan merupakan simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
3) Dana yang bersumber dari lembaga lainnya
Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank
mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua
di atas. Pencarian dari sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya
hanya sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh sumber ini
digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi
tertentu.

Sumber dana ini antara lain dapat diperoleh dari:

a) Kredit likuiditas dari Bank Indonesia


b) Pinjaman antarbank (call money)
c) Pinjaman dari bank-bank luar negeri
d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

d. Penentuan Dana yang Dibutuhkan untuk Mendukung Kegiatan


Operasional Bank

Penentuan besarnya dana bank untuk menentukan besarnya dana bank


secara absolut sulit, tetapi besarnya dana bank dapat ditentukan
berdasarkan hal-hal berikut :

1) Ketentuan Pemerintah
Pemerintah selalu menetapkan besarnya dana (modal) sendiri setiap
bank negaranya masing-masing. Penentuan tersebut berdasarkan
UU, Keppres, atau surat edaran Bank Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 tanggal 27
Desember 2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor
Berdasarkan Modal Inti Bank.
11

2) Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)


KPMM atau CAR adalah kebutuhan modal minimum bank dihitung
berdasarkan aktiva tertimbang menurut resiko.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2016
Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
3) Area Operasional Bank
Kebutuhan dana bank akan semakin besar jika area operasionalnya
semakin luas meliputi nasional dan bahkan internasional.
4) Produk Jasa Bank
Kebutuhan besarnya dana bank dipengaruhi oleh banyaknya produk
jasa yang akan dilayaninya. Apabila produk jasa bank banyak, maka
dana bank yang dibutuhkan semakin besar, begitu juga sebaliknya.
5) Tujuan Bank
Dana bank akan dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai bank
bersangkutan. Semakin banyak laba yang ingin diperoleh maka
semakin besar dana bank yang dibutuhkan.
6) Pimpinan Bank
Kebutuhan modal bank juga dipengaruhi oleh kecakapan dan
profesionalisme pimpinan bank.
7) Kebutuhan Likuiditas yang dimiliki
Jika alat-alat likuid yang dimiliki sangat terbatas, ada kemungkinan
untuk memenuhi likuiditas itu diambil dari modal bank
bersangkutan.
8) Tingkat Kualitas dari Aset
Semakin banyak aset yang produktif (kredit lancar dan earning
assets) maka kebutuhan akan modal semakin mudah dipenuhi.
9) Struktur dari Tabungan
Apabila biaya tabungan semakin banyak, akan semakin sulit untuk
memenuhinya.
12

10) Tingkat Kualitas dan Sistem Operasional Bank


Semakin baik operasional bank, semakin efisien serta produktif
bank bersangkutan.
11) Tingkat Kualitas Pemilik Bank
Jika pemilik bank selalu menginginkan agar banknya semakin kuat
dan besar, kebutuhan modal akan semakin terpenuhi karena laba
yang diperoleh diinvestasikan kembali.
e. Kebijakan Pengumpulan Dana Bank
Kebijakan pengumpulan dana bank harus ditetapkan dengan baik
dan benar supaya efektif dan efisien untuk memperoleh kebutuhan dana
tersebut. Kebijakan pengumpulan dana berasal dari sumber internal dan
sumber ekternal.
1) Kebijakan pengumpulan dana berasal dari sumber internal
a) Penjualan saham portofolio
Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual saham portofolio
yang masih ada diatas nilai nominal saham untuk memperoleh
agio saham. Portofolio saham adalah kumpulan aset investasi
berupa saham, baik yang dimiliki perorangan atau perusahaan.
b) Peningkatan nilai saham
Kebijakan ini dilakukan dengan cara meningkatkan nilai saham
dari nilai nominalnya berdasarkan keputusan rapat umum
pemegang saham (RUPS).
c) Penerbitan saham baru
Kebijakan penerbitan saham baru dapat dilakukan untuk
pengumpulan dana bank yang dibutuhkan.
d) Reinvestasi laba
Kebijakan ini dilakukan dengan cara menahan sebagian laba
untuk diinvestasikan kembali menjadi modal bank
bersangkutan.
2) Kebijakan pengumpulan dana berasal dari sumber eksternal
a) Kebijakan eceran
13

Jika sumber dana akan ditarik dari semua lapisan ekonomi


masyarakat. Cara ini dilakukan dengan menerima tabungan
awal yang relatif kecil sehingga memberi kesempatan kepada
semua lapisan ekonomi dari yang lemah sampai ke konglomerat
untuk menabungkan uangnya di bank tersebut.
b) Kebijakan distribusi
Kebijakan ini diartikan apabila sumber dana yang akan ditarik
berasal dari golongan ekonomi menengah keatas.
c) Kebijakan suku bunga
Kebijakan suku bunga dilakukan dengan cara apabila semakin
besar tabungan maka semakin tinggi suku bunganya.
d) Kebijakan waktu
Kebijakan waktu dilakukan dengan cara semakin lama waktu
tabungan maka semakin besar suku bunganya.
e) Kebijakan pemberian hadiah
Dilakukan untuk menarik pemilik uang menabung dengan cara
memberikan hadiah.
f) Kebijakan pencarian tabungan
Kebijakan ini dilakukan dengan cara bank memberikan
kemudahan pencairan tabungan melalui antara lain fasilitas
ATM, sedangkan untuk deposito berjangka dapat dicairkan
sebelum jangka jatuh tempo walau dikenakan denda penalti
terhadap bunga yang telah diterima nasabah.
g) Kebijakan kombinasi
Diartikan apabila pengumpulan dana bank dilakukan dengan
cara mengkombinasikan kebijakan yang ada diatas.

f. Sistem pengawasan pengumpulan dana bank

Pada dasarnya pengaturan dan pengawasan bank dimaksudkan


untuk meningkatkan keyakinan dari setiap orang yang mempunyai
kepentingan dengan bank, bahwa bank-bank dari segi finansial
14

tergolong sehat, dan tidak terkandung segi-segi yang merupakan


ancaman terhadap kepentingan masyarakat yang menyimpan dananya
di bank. Berikut dijelaskan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah.
1) Dewan komisaris
Peraturan perundang-undangan memberikan tanggung
jawab yang jelas dan tegas terhadap tanggung jawab Dewan
Komisaris. Mengingat kedudukan Dewan Komisaris sebagai organ
perseroan, tanggung jawab ini bertujuan untuk menjamin agar
Dewan Komisaris melakukan fungsi pengawasan dengan baik,
kehati-hatian, dan bertanggung jawab. Kesalahan maupun kelalaian
Dewan Komisaris yang menyebabkan kerugian bagi perseroan
harus dipertanggung jawabkan oleh Dewan Komisaris bahkan
sampai pertanggungjawaban pribadi.Untuk itu PBI-2009 mengatur
tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris Jumlah anggota dewan
Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak sama
dengan jumlah anggota Direksi, terdiri dari Komisaris dan
Komisaris Independen. Jumlah Komisaris Independen Paling
kurang 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah anggota dewan
Komisaris. Semua Anggota dewan Komisaris harus memenuhi
persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit
and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). Selain
itu, Anggota dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan
sebagai anggota dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif
pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan dan
tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota dewan
Komisaris dan/atau anggota Direksi.
Selanjutnya, mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
pada perbankan sebagaimana diatur dalam PBI-2009, antara lain:
15

1. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan atas


terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha
BUS pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi
2. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, serta
memberikan nasihat kepada Direksi.
3. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris wajib
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis
BUS dan Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional BUS, kecuali pengambilan
keputusan untuk pemberian pembiayaan kepada Direksi
sepanjang kewenangan Dewan Komisaris tersebut ditetapkan
dalam Anggaran Dasar BUS atau dalam Rapat Umum
Pemegang Saham.
4. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah
menindaklanjuti temuan audit dan/atau rekomendasi dari hasil
pengawasan Bank Indonesia, auditor intern, Dewan Pengawas
Syariah dan/atau auditor ekstern.
5. Dewan Komisaris wajib memberitahukan secara tertulis kepada
Bank Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak
ditemukannya, baik itu pelanggaran peraturan perundang-
undangan di bidang keuangan dan perbankan maupun suatu
kondisi yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BUS.
6. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk
Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi,
dan Komite Audit. Pengangkatan anggota komite ditetapkan
oleh Direksi berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris.
7. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa komite yang telah
dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif dan wajib
memiliki pedoman dan tata tertib kerja. Pedoman dan tata tertib
16

kerja komite harus dievaluasi dan dilakukan pengkinian secara


berkala, dan pedoman dan tata tertib kerja ini sifatnya mengikat
bagi setiap anggota Dewan Komisaris. Dalam pedoman dan tata
tertib ini harus mencantumkan waktu kerja dan pengaturan
rapat.
8. Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.
Minimal rapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan dan
wajib dihadiri paling kurang oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota Dewan Komisaris.
9. Rapat Dewan Komisaris wajib dipimpin oleh Komisaris Utama.
Jika Komisaris Utama berhalangan hadir maka rapat Dewan
Komisaris dapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan
Komisaris. Seluruh keputusan Dewan Komisaris yang
dituangkan dalam risalah rapat merupakan keputusan bersama
seluruh anggota Dewan Komisaris dan hasil rapat Dewan
Komisaris wajib dituangkan dalam risalah rapat dan
didokumentasikan dengan baik. Jika terjadi perbedaan pendapat
(dissenting opinions) atas hasil keputusan rapat Dewan
Komisaris, maka perbedaan pendapat tersebut wajib
dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasannya.
2) Dewan direksi
Dewan direksi memiliki fungsi utama dalam manajemen,
yakni menetapkan tujuan dan prinsip-prinsip yang akan dijadikan
sebagai acuan lembaga keuangan. Kewajiban dan tanggung jawab
otoritas pengambilan keputusan untuk masing-masing level
manajemen harus ditentukan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing anggota dewan direksi. Dewan direksi juga
memiliki kewajiban untuk menjaga transparansi dalam
menjalankan operasional perusahaan yang mengacu pada standar
operasional Lembaga Keuangan Syariah yang ditentukan oleh
17

Basel Committee on Banking Supervision (BCBS), Accounting and


Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI),
Islamic Financial Service Board (IFSB), ataupun atas otoritas
pengawas. Dewan direksi tidak akan mampu menjalankan tanggung
jawabnya secara efektif tanpa didukung oleh sistem control internal
yang bagus, prosedur akuntansi yang relevan, audit internal dan
eksternal yang efektif, manajemen risiko yang efisien, memiliki
aturan cheks and balances, serta adanya perangkat regulasi dan
prosedur yang komprehensif. Dewan direksi tidak mungkin akan
bisa melakukan semua tugas tersebut secara efektif, jika mereka
hanya mengedepankan self interest dan mengabaikan kepentingan
para stakeholder yang meliputi para pemegang saham, depositor,
pegawai ataupun pihak lain yang berkepentingan. Dengan
demikian, kehadiran otoritas pengawas dan auditor eksternal adalah
sebuah keniscayaan guna mendorong dan memastikan dewan
direksi untuk menjalankan tugas-tugas sebagaimana yang telah
ditentukan.
Selain itu, dewan direksi harus memiliki profesionalitas,
kompetensi, dan integritas moral yang sangat diperlukan untuk
mengelola bank. Kualifikasi ini sangat diperlukan bagi bank syariah,
dikarenakan keberadaan bank syariah yang dibangun berdasarkan
nilai-nilai moral kemanusiaan, bersifat altruistik dan tidak
mementingkan selfinterest. Dengan kata lain, dewan direksi tidak
boleh menerima keuntungan terselubung untuk kepentingan pribadi
mereka. Mereka tidak diperkenankan memanipulasi harga saham,
atau mendapatkan keuntungan lainnya terkait dengan pengetahuan
mereka atas usaha bank. Hal ini sangat penting untuk dilakukan
secara jujur dan sehat untuk mencegah terjadinya moral hazard
dalam manajemen bank.
Untuk itu, Bank Indonesia secara spesifik mengatur tugas dan
tanggung jawab dewan direksi dalam PBI 2009, antara lain:
18

1. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengelolaan


BUS berdasarkan prinsip kehati-hatian dan Prinsip Syariah.
2. Direksi wajib mengelola BUS sesuai dengan kewenangan dan
tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
BUS dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Direksi wajib melaksanakan GCG dalam setiap kegiatan usaha
BUS pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, Direksi
wajib menindaklanjuti temuan audit dan/atau rekomendasi dari
hasil pengawasan Bank Indonesia, auditor intern, Dewan
Pengawas Syariah dan/atau auditor ekstern.
4. Dalam rangka melaksanakan GCG, Direksi wajib memiliki
fungsi paling kurang: a. Audit Intern; b. Manajemen Risiko dan
Komite Manajemen Risiko; dan c. Kepatuhan.
5. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang
Saham.
6. Direksi harus mengungkapkan kepada pegawai kebijakan BUS
yang bersifat strategis di bidang kepegawaian.
7. Anggota Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada
pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi
Direksi.
8. Direksi hanya dapat menggunakan jasa konsultan, penasihat,
atau yang dapat dipersamakan dengan itu sepanjang memenuhi
persyaratan sebagai berikut: a. proyek bersifat khusus yang
sangat diperlukan untuk kegiatan usaha BUS; b. didasari oleh
kontrak yang jelas, yang sekurang-kurangnya mencakup tujuan,
ruang lingkup kerja, tanggung jawab, jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan dan biaya; dan c. konsultan merupakan pihak
independen yang profesional dan memiliki kualifikasi yang
cukup untuk melaksanakan proyek secara efektif dan efisien.
19

9. Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat,


relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris dan Dewan
Pengawas Syariah.
10. Setiap anggota Direksi wajib memiliki kejelasan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan bidang tugasnya.
11. Direksi wajib memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang
bersifat mengikat bagi setiap anggota Direksi. Pedoman dan tata
tertib kerja paling kurang mencantumkan: a. waktu kerja; dan b.
pengaturan rapat.
12. Setiap keputusan Direksi bersifat mengikat dan menjadi
tanggung jawab seluruh anggota Direksi.
13. Setiap kebijakan dan keputusan strategis wajib diputuskan
melalui rapat Direksi. Hasil rapat Direksi wajib dituangkan
dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik. Dalam
hal terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinions) atas hasil
keputusan rapat Direksi, maka perbedaan pendapat tersebut
wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta
alasannya.
3) Dewan Pengawas Syariah
Secara umum pengawasan Bank Syariah dilakukan oleh Bank
Indonesia sebagai otoritas Pembina dan pengawas bank. Namun
secara khusus dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah yang ada
pada tiap bank yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip
syariah
Dewan Pengawas Syariah merupakan badan independen
yang bertugas melakukan pengarahan (directing), pemberian
konsultasi (consulting), melakukan evaluasi (evaluating), dan
pengawasan (supervising) terhadap kegiatan bank syariah dalam
rangka memastikan bahwa kegiatan usaha bank syariah tersebut
mematuhi (compliance) terhadap prinsip syariah sebagaimana telah
ditentukan oleh fatwa dan syariah islam. Dewan Pengawas Syariah
20

merupakan keunikan tersendiri yang dimiliki oleh lembaga


keuangan syariah. Organisasi ini terdiri dari cendekiawan Syariah
yang bertugas mengawasi dan memantau kegiatan lembaga
keuangan untuk memastikan bahwa lembaga tersebut patuh terhadap
prinsip syariah. Adanya Dewan Pengawas Syariah ini merupakan
salah satu hal pokok yang membedakan antara bank konvensional
dengan bank syariah. Tugas utama DPS adalah mengawasi
pelaksanaan operasional bank dan produk-produknya supaya tidak
menyimpang dari aturan syariah. Menurut Standar AAOIFI, dewan
syariah setidaknya harus terdiri atas tiga anggota cendekiawan
syariah29 yang diangkat berdasarkan rapat umum pemegang saham
(RUPS) dan dalam keadaan tidak merangkap jabatan sebagai
konsultan di seluruh Bank Umum Syariah dan/atau Unit Usaha
Syariah. Hal ini perlu dilakukan karena DPS sebagai badan
independen dapat terlepas dari konflik kepentingan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, diatur dalam pasal 46 PBI-
2009. Berikut Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas
Syariah:
1. Dewan Pengawas Syariah wajib melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.
2. Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah adalah
memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi
kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
3. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas
Syariah meliputi: menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip
Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan
Bank, mengawasi proses pengembangan produk baru Bank agar
sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama
Indonesia, meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional –
Majelis Ulama Indonesia untuk produk baru Bank yang belum
ada fatwanya, melakukan review secara berkala atas pemenuhan
21

Prinsip Syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan


penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank, dan Meminta data
dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja
Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Apabila dalam
pelaksanaan produk baru yang telah ditawarkan ternyata tidak
memenuhi prinsip syariah, maka dalam hal ini Dewan Pengawas
Syariah tidak memiliki wewenang untuk menghentikan produk
tersebut karena ini merupakan otoritas Bank Indonesia sebagai
Bank Sentral yang menghentikan produk yang dimaksud.
4. Dewan Pengawas Syariah wajib menyampaikan Laporan Hasil
Pengawasan Dewan Pengawas Syariah secara semesteran yang
disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat 2 (dua)
bulan setelah periode semester dimaksud berakhir. Dalam
laporannya dibuat pernyataan bahwa bank yang diawasinya
telah berjalan sesuai dengan ketentuan syariah. Pernyataan ini
kemudian dimuat dalam laporan keuangan bank.
5. Dari segi kinerja bisa jadi tugas Dewan Pengawas Syariah lebih
berat dari dewan komisaris. Hal ini bisa dilihat dari jumlah rapat
yang wajib dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah
dibandingkan oleh Dewan Komisaris. Dalam Pasal 49 ayat 1
PBI-2009 disebutkan rapat Dewan Pengawas Syariah wajib
diselenggarakan paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
bulan. Sedangkan bagi dewan komisaris wajib diselenggarakan
paling kurang 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan (Kulsum, 2018).
2. Manajemen Dana Bank
a. Pengertian Manajemen Dana
Manajemen menurut Malayu Hasibuan (2009) adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Dalam Islam, manajemen terdiri dari beberapa prinsip yang harus ada
di dalamnya, yaitu prinsip keadilan, amanah dan tanggung jawab.
22

Demikian juga manajemen dalam Perbankan Islam, sebab lembaga


keuangan merupakan lembaga yang dibangun atas dasar kepercayaan,
sehingga manajemen yang baik sangat diperlukan, termasuk di
dalamnya manajemen dana. Dalam mencapai tujuan bank
membutuhkan sarana manajemen yang di antaranya adalah manusia,
mesin, metode, pasar dan uang.
Manajemen dana bank adalah proses pengelolaan penghimpunan
dana-dana masyarakat ke dalam bank dan pengalokasian dana-dana
tersebut bagi kepentingan bank dan masyarakat pada umumnya untuk
mencapai tinngkat rentabilitas yang memadai sesuai dengan batas
ketentuan peraturan yang berlaku.
b. Tujuan Manajemen Dana
Tujuan dari manajemen bank menurut Veithzal Rivai dan Arviyan
Arifin(2010) di antaranya :
a. memperoleh keuntungan yang maksimal
b. menyediakan aktiva lancar dan kas yang mencukupi
c. menyediakan cadangan apabila kas tidak menutupi
d. memenuhi kebutuhan masyarakat untuk melakukan pembiayaan
e. mengelola kegiatan bank secara hati-hati dikarenakan berkaitan
dengan dana pihak ketiga dan kepercayaan masyarakat.
c. Faktor-Faktor Penting dalam Manajemen Dana
Faktor-faktor penting dalam manajemen dana di antaranya adalah :
a. Reputasi bisnis bank (kinerja keuangan, kapabilitas, integritas, dan
kredibilitas para manajemen bank)
b. Tingkat bagi hasil yang kompetitif
c. Kemampuan distribusi jasa bank
d. Kelengkapan produk dan jasa yang ditawarkan
e. Keberhasilan promosi bank
f. Pelayanan yang lebih cepat dan fleksibel
g. Pengelolaan dana bank yang hati-hati, dan
23

h. Persaingan dari bank lain dari segala hal seperti harga, produk dan
pelayanan (Beby Praseliana, 2012)
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang membahas tentang manajemen dana bank selama ini telah cukup
banyak dilakukan oleh peneliti sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek Nurma Beby (2014) Wening(2018)

Judul Manajemen Dana Analisis Manajemen Analisa Manajemen


Bank Syariah Dana Dana Bank Syariah
Dalam Konsep
Pemasaran
Konvensional

Institusi yang Diteliti Beberapa Bank PT Bank Rakyat Beberapa bank


Syariah Indonesia Tbk Syariah

Periode Analisis 2010-2012 2018

Rumusan Masalah Bagaimana proses Apakah manajemen Bagaimana


penghimpunan dana dana PT Bank manajemen dana
bank syariah serta Rakyat Indonesia bank syariah
kendala yang sudah efektif pada ditinjau dalam
dihadapi? tahun 2010 sampai konsep pemasaran
dengan 2012? konvensional?

Tujuan Penelitian Mengetahui proses Menganalisis Menganalisis


penghimpunan dana manajemen dana PT manajemen dana
bank syariah serta Bank Rakyat bank syariah
kendala yang Indonesia sudah ditinjau dalam
dihadapi efektif pada tahun konsep pemasaran
2010 sampai dengan konvensional
2012
Metode Penelitian Penelitian deskriptif Penelitian kuantitatif Penelitian deskriptif
kualitatif kualitatif

Hasil Penelitian Masih banyak Pengelolaan Dalam pengelolaan


permasalahan yang manajemen dana dana diperbankan
dihadapi perbankan efektif pada Bank syariah masih sangat
syariah, sekurang- Rakyat Indonesia membutuhkan tata
kurangnya terdapat tahun 2010 sampai kelola yang optimal
enam masalah dengan tahun 2012 sehingga
di tolak ditinjau dari kepercayaan
24

Rasio manajemen masyarakat mampu


dana. terus dikembangkan
selain menjadi
strategi bersaing
terhadap bank-bank
konvensional
sehingga mampu
menampung semua
lapisan nasabah
tanpa kecuali dari
yang terbesar sampai
yang terkecil semua
mendapatkan
kesempatan
pembiayaan tanpa
terkecuali nasabah
muslim maupun non
muslim.

Penelitian yang penulis lakukan secara umum memiiliki kesamaan dengan


penelitian-penelitian terdahulu dalam hal metode analisis yang digunakan, yaitu
deskriptif kualitatif.

Sementara itu, penelitian penulis memiliki perbedaan dengan penelitian-


penelitian tersebut dalam hal subyek penelitian dan metode analisis. Penulis
hanya membahas Bank Kalsel dan periode analisisnya dari awal 2013 hingga
akhir 2017.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya, sehingga
memberi gambaran yang jelas tentang situasi-situasi di lapangan apa adanya.

B. Variabel Penelitian
Dana Bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank
dalam kegiatan operasionalnya.
Manajemen dana bank adalah proses pengelolaan penghimpunan dana-
dana masyarakat kedalam bank dan pengalokasian dana-dana tersebut bagi
kepentingan bank dan masyarakat oada umumnya untuk mencapai tinngkat
rentabilitas yang memadai sesuai dengan batas ketentuan peraturan yang
berlaku.
Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini yaitu terkait masalah
pokok dalam manajemen dana pada bank.

C. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif, yang
bersumber dari laporan tahunan Bank Kalsel terkait masalah pokok dalam
manajemen dana bank, produk pengumpulan dana Ban Kalsel Syariah serta
metode pengawasan Pengumpulan Dana Bank Kalsel Syariah.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu laporan tahunan Bank Kalsel tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.

25
26

D. Metode Pengumpulan Data


1. Dokumentasi
Penulis menggunakan teknik ini dengan cara mengumpulkan data-
data catatan yang dimiliki Bank Kalsel melalui laporan tahunan tahun 2013
sampai dengan tahun 2017 untuk mendapatkan informasi tentang
manajemen dana Bank Kalsel.
2. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan data untuk mengumpulkan dan memperoleh
informasi dengan cara mencari, membaca serta menelaah buku-buku
serta jurnal yang berhubungan dengan penelitian.

E. Teknik Analisa Data


Analisa data yang digunakan adalah secara kualitatif, yaitu
penggambaran dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipisahkan-
pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan (Widodo, 2017).
Proses analisis data meliputi kegiatan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber yang diperoleh. Dalam penelitian ini, penulis menelaah data
dan informasi yang diperoleh melalui laporan tahunan Bank Kalsel untuk
menjawab empat masalah pokok dalam manajemen dana. Selanjutnya laporan
tahunan Bank Kalsel juga digunakan untuk mengolah informasi mengenai
produk pendaaan Bank Kalsel Syariah serta metode pengawasan pengupulann
danna Bank Kalsel Syariah. Kemudian penulis akan membuat catatan dan
kesimpulan atas hasil penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada kurun
waktu 1997-1998 merupakan pukulan yang sangat berat bagi sistem
perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut banyak lembaga-lembaga
keuangan, termasuk perbankan mengalami kesulitan keuangan. Seiring
dengan diberlakukannya dual banking system oleh Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, maka untuk menjawab tantangan
tersebut, Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan telah melakukan
perubahan dengan Perda Nomor 16 Tahun 2003 yang memuat pembentukan
operasional unit usaha syariah.
Pada tanggal 13 Agustus 2004 Bank Kalsel Syariah hadir dalam
rangka memberikan alternatif pelayanan perbankan syariah kepada
masyarakat Kalimantan Selatan yang mayoritas beragama Islam. Sejak saat
itu Bank Kalsel mendirikan unit usaha Syariah sekaligus Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin yang saat ini berkantor di Jalan S. Parman RT. 03
Banjarmasin Telepon (0511) 3352349 faximile (0511) 3352457. Kemudian
pada tanggal 4 Desember 2005 dilanjutkan pembukaan Kantor Cabang
Syariah Kandangan yang berkantor di Jalan P. Antasari No. 108-109
Kandangan Telepon (0517) 22286, faximile (0517) 23768, dan hingga saat
ini pembukaan jaringan kantor unit Usaha Syariah telah tersebar hampir
diseluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam
mengawasi, menilai dan memastikan operasional bank agar tetap konsisten
dalam penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
berdasarkan prinsip syariah serta dalam pengembangan produk baru bank
agar sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama

27
28

Indonesia, Bank Kalsel Syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah yang


melakukan pengawasan terhadap kegiatan bank.
2. Visi dan Misi Bank Kalsel
Visi :

"Menjadi bank yang unggul di daerah dan berperan dalam mendorong


pertumbuhan ekonomi"
Misi :
Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan adalah :
a. Penyedia layanan jasa perbankan yang berkualitas.
b. Penggerak pendorong ekonomi daerah.
c. Pemegang/menyimpan dana kas daerah.
d. Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
e. Turut membina lembaga perkreditan atau Bank Perkreditan Rakyat milik
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah
3. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan Bank Kalsel disingkat dengan Budaya Pasti Prima yaitu:

1) Pelayanan prima
 Berempati dan melayani sepenuh hati
 Bersikap sopan dan santun
 Cepat tanggap memenuhi kebutuhan stakeholder
2) Antusias
 Motivasi tinggi
 Kerja keras dan cerdas
 Pantang menyerah
3) Kehati-hatian
 Sadar risiko
 Patuh
4) Profesional
 Kompeten
29

 Berorientasi pada proses dan hasil optimal yang berkualitas


 Inovatif dan kreatif
 Visioner
5) Integritas
 Jujur, adil dan ikhlas
 Jiwa kepemimpinan
 Disiplin dan konsisten
 Komitmen dan dedikasi
6) Kerjasama
 Komunikasi
 Menghargai
 Peduli
 Partisipasi
4. Makna Logo Bank Kalsel
Gambar 1
Logo Bank Kalsel

Sumber : Bank Kalsel

a. Warna dan Tipe Huruf


1) Warna huruf biru melambangkan keamanan dan kepercayaan
2) Warna huruf putih melambangkan kejujuran dan ketulusan
3) Warna huruf hijau melambangkan kedamaian
30

4) Tipe huruf melambangkan keramahan dan modernitas


b. Ukuran dan susunan gradasi membesar melengkung keatas berarti tumbuh
dan berkembang
c. Bentuk logogram stilasi dari berlian berarti berharga, indah, didamba
banyak orang, presentasi dari Kalimantan Selatan.
d. Tagline Bank Kalsel, yaitu Untuk Banua Yang Lebih Baik.
Sesuai dengan visi dan misi Bank Kalsel untuk menjadi bank yang unggul
dan berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya di
wilayah Kalimantan Selatan. Bank Kalsel selalu berusaha
mengoptimalkan kinerja dan ikut berperan dalam pembangunan daerah.
Strategi dan program kerja yang dilakukan telah berhasil meningkatkan
positioning Bank Kalsel di dunia perbankan. Untuk mencapai BPD
Transformasi yang dinamis dan profesional. Bank kalsel terus berupaya
untuk meningkatlan kinerja dan memaksimalkan potensi sumber daya
manusia yang dimiliki untuk tercapainya visi dan misi.
5. Kegiatan Usaha
1. Produk/Jasa Bank Kalsel Syariah
Produk/Jasa BSM dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) produk/ jasa
sebagai berikut:
a. Produk Pendanaan
1) Giro iB Al-Amanah
Merupakan simpanan dana pihak ketiga pada Bank Kalsel
Syariah dengan prinsip Wadiah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro,
sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan
pemindahbukuan.
2) Tabungan iB Al-Barakah
Merupakan simpanan dana pihak ketiga pada Bank Kalsel
Syariah yang dapat ditarik setiap saat dan terhadapnya diberikan
bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati.
3) Tabungan iB Pelajar
31

Merupakan simpanan yang dikhususkan bagi para pelajar baik


SD, SLTP, dan SLTA yang dikelola berdasarkan akad
Mudharabah dengan nisbah bagi hasil dan dapat ditarik setiap
saat.
4) Tabungan iB Simpel
Merupakan simpanan yang dikhususkan bagi para pelajar baik
SD, SLTP, dan SLTA yang dikelola berdasarkan akad
Mudharabah dengan nisbah bagi hasil dan dapat ditarik setiap
saat.
5) Tabungan iB Haji Ar-Rahman
Merupakan tabungan untuk memenuhi syarat dan jumlah
ongkos naik haji (biaya penyelenggaraan ibadah haji) yang
dikelola berdasarkan akad Mudharabah Muthlaqah.
6) TabunganKu iB
Merupakan simpanan dana pihak ketiga pada Bank Kalsel
Syariah dengan menggunakan akad Wadiah yang dapat ditarik
setiap saat.
7) Deposito iB Mudharabah
Merupakan simpanan berjangka berupa investasi sesuai syariah
dengan prinsip akad Mudharabah Muthlaqah dengan nisbah
bagi hasil khusus dengan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan.

b. Produk Pembiayaan
1) Pembiayaan Murabahah
Merupakan pembiayaan kepada nasabah dengan prinsip jual
beli suatu barang dengan harga perolehan barang ditambah
margin yang disepakati oleh Bank dan Nasabah, dimana penjual
(Bank) menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan
kepada pembeli (Nasabah).
32

a) Murabahah Konsumtif
Murabahah konsumtif dalah jual beli barang keperluan
rumah tangga yang bersifat konsumtif, seperti pembelian
rumah, kendaraan untuk pribadi, alat rumah tangga,
elektronik dan sebagainya dengan jangka waktu minimal 3
(tiga) bulan maksimal 10 (sepuluh) tahun.
b) Murabahah Investasi
Murabahah investasi adalah jual beli barang modal dan
atau investasi dalam rangka menunjang kegiatan usaha
seperti pembelian alat berat, mesin, kendaraan angkutan,
rumah toko dan sebagainya, dengan jangka waktu minimal
3 (tiga) bulan maksimal 8 (delapan) tahun.
c) Murabahah Modal Kerja
Murabahah Modal Kerja yaitu jual beli barang yang akan
diperdagangkan kembali seperti jual beli barang kepada
koperasi/BMT, jual barang konveksi untuk diperdagangkan
dan sebagainya, dengan jangka waktu minimal 3 (tiga)
bulan maksimal 24 (dua puluh empat) bulan.
2) Kerja Sama Usaha
a) Mudharabah
Merupakan pembiayaan penanaman dana (modal) kepada
nasabah untuk melakukan kegiatan usaha sesuai syariah
dengan prinsip bagi hasil usaha antara kedua belah pihak
dengan nisbah yang disepakati dengan jangka waktu
maksimal 5 (lima) tahun.
b) Musyarakah
Merupakan transaksi penanaman dana dari dua atau lebih
pemilik dana untuk menjalankan usaha tertentu sesuai
syariah dengan pembagian hasil usaha antara Bank dan
Nasabah berdasarkan nisbah yang telah disepakati dengan
jangka waktu maksimal 5 (lima) tahun.
33

3) Jajirah iB Ar-Rahman (Pembiayaan Perjalanan Haji dan


Umrah iB Ar-Rahman)
Merupakan pembiayaan penyediaan dana untuk
pelaksanaan Ibadah Umrah kepada nasabah melalui Biro
Perjalanan/Travel yang telah bekerjasama maupun yang
belum bekerjasama dengan Bank Kalsel. Pembiayaan ini
ditujukan Bagi Nasabah yang ingin menunaikan ibadah
Umrah dengan akad Ijarah dan Kafalah.
4) Qardh Beragunan Emas iB Ar-Rahman
Merupakan produk pembiayaan bagi nasabah untuk
memperoleh dana tunai secara mudah dan cepat dengan
menggunakan akad Al-Qardh, yang disertai dengan
penyerahan jaminan berupa emas melalui akad Rahn. Emas
yang dapat dijaminkan dapat berupa Perhiasan, koin
maupun emas batangan.
5) Kepemilikan Emas iB Ar-Rahman
Merupakan produk pembiayaan bagi nasabah yang
menginginkan kepemilikan emas dengan cara mudah, dapat
dicicil, dan aman tersimpan di Bank. Akad yang digunakan
adalah akad murabahah dengan margin keuntungan bank
sesuai kesepakatan.
6) Pembiayaan Hunian Ar-Rahman
Merupakan pembiayaan Konsumtif untuk kepemilikan
Properti yaitu Rumah Tapak, Rumah Susun, dan Rumah
Toko atau Rumah Kantor dengan menggunakan akad
Murabahah, Istishna, MMQ dan IMBT.
c. Layanan
1) Jasa
a) SKB dan SDB
34

(1) Surat Keterangan Bank


Merupakan surat pernyataan yang dikeluarkan oleh
Bank Kalsel Syariah sebagai referensi nasabah Bank
Kalsel Syariah untuk keperluan tertentu bahwa
nasabah telah tercatat pada Bank Kalsel Syariah.
(2) Surat Dukungan Bank
Merupakan surat pernyataan yang dikeluarkan Bank
Kalsel Syariah untuk mendukung nasabah dalam
pelaksanaan proyek jika berdasarkan penilaian Bank
Kalsel Syariah proyek tersebut layak.
b) Garansi Bank iB
Merupakan jaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak
ketiga penerima jaminan atas pemenuhan kewajiban
tertentu nasabah bank selaku pihak yang dijamin kepada
pihak ketiga dimaksud. Garansi bank iB diberikan dengan
akad “kafalah” yaitu Transaksi penjaminan yang diberikan
oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga atau yang
tertanggung (makful lahu) untuk memenuhi kewajiban
pihak kedua (Makful ‘anhu/ashil). Garansi Bank iB dalam
implementasinya terdiri dari :
(1) Jaminan Lelang Pekerjaan iB, adalah Garansi Bank
yang diberikan dengan akad Kafalah dalam rangka
mengikuti lelang pekerjaan.
(2) Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan iB, adalah Garansi
Bank yang diberikan dengan akad Kafalah dalam
rangka pelaksanaan pekerjaan.
(3) Jaminan Uang Muka Pekerjaan iB, adalah Garansi
Bank yang diberikan dengan akad Kafalah dalam
rangka mendapatkan uang muka.
35

(4) Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan iB, adalah Garansi


Bank yang diberikan dengan akad Kafalah dalam
rangka pemeliharaan pekerjaan.
(5) Jaminan Pembelian Barang Modal iB, adalah Garansi
Bank yang diberikan dengan akad Kafalah dalam
rangka pembelian barang modal.
c) Kiriman Uang iB
Kiriman Uang iB diberikan dengan akad “Wakalah” yaitu
pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak (muwakkil) kepada
pihak lain (wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
Kiriman Uang iB dalam implementasinya terdiri dari :
(1) Kliring iB
Kliring iB adalah kiriman uang yang dilakukan antara
kantor cabang syariah dengan kantor cabang atau BPD
lain dengan menggunakan akad wakalah yang
diteruskan dengan menggunakan sarana kliring Bank
Indonesia
(2) BI-RTGS iB
BI-RTGS iB adalah kiriman uang yang dilakukan
antara kantor cabang syariah dengan kantor cabang atas
BPD lain dengan menggunakan akad wakalah yang
diteruskan dengan menggunakan sarana BI-RTGS
d) Sharf ib Ar-Rahman
Jual beli mata uang rupiah dengan mata uang asing atau
sebaliknya yang dilakukan oleh Bank Kalsel Syariah
dengan nasabah.
2) Transaksi
a) SMS Banking
Layanan jasa SMS Banking diberikan untuk nasabah Bank
Kalsel yang memiliki Tabungan iB guna mempermudah
36

transaksi yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun


selama 24 jam nonstop.
Layanan ini dilakukan melalui telpon seluler (Handphone)
yang dapat digunakan pada saat apapun dan tidak perlu ke
Kantor Bank Kalsel. Layanan ini dapat memberikan
kemudahan dan kecepatan bagi nasabah dalam melakukan
transaksi financial dan Non Financial.
Fasilitas ini melayani transaksi finansial berupa transfer
hanya untuk Kantor intern Bank Kalsel.
Demi memberikan pelayanan terbaik, Bank Kalsel untuk
sementara tidak membebankan biaya pemakaian fasilitas
SMS Banking kepada nasabah namun nasabah tetap
dikenakan biaya SMS dan konfirmasi dari Bank Kalsel
Syariah melalui telpon seluler sesuai penggunaan yang besar
biaya ditetapkan oleh masing-masing operator.
b) M-ATM Bersama
Layanan jasa M-ATM Bersama diberikan untuk nasabah
Bank Kalsel yang memiliki Tabungan iB guna
mempermudah transaksi yang dilakukan di telpon seluler
(handphone) yang teknis transaksi merupakan
pengembangan dari ATM Bersama. Fasilitas ini diberikan
untuk melayani transaksi financial berupa transfer ke bank
lain.
c) BPD Net-Online
Layanan BPD Net Online bekerjasama dengan Bank BPD
seluruh Indonesia yang memiliki jaringan ATM Bersama.
BPD Net Online ini adalah merupakan pengembangan dari
layanan ATM Bersama, dimana transaksi yang biasa
dilakukan di mesin ATM, kini dapat dilakukan counter
Teller pada Kantor Bank Kalsel
37

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


Masalah-masalah pokok manajemen dana yang penulis teliti yaitu, cara
menetapkan dana yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasiobal
bank, dan kebijakan pengumpulan dana bank.
1. Jumlah dan Cara Menetapkan Dana yang Dibutuhkan untuk
Mendukung Kegiatan Operasional Bank
a. Ketentuan Pemerintah
Berdasarkan ketentuan kelompok kegiatan usaha Bank, Bank Kalsel
masuk pada BUKU II dengan modal inti minimal Rp 1 Triliun.
Adapun total modal Bank Kalsel tahun 2013-2017 ditunjukkan dalam
tabel 4.1.
Tabel 4.1 Modal Bank Kalsel 2013-2017
(dalam jutaan)
Keteranga 2013 2014 2015 2016 2017
n
Total 1.019.31 1.340.67 1.512.92 1.694.74 1.572.25
modal 2 4 5 4 5

Sumber: Laporan Tahunan Bank Kalsel


Tabel di atas menunjukkan bahwa modal Bank Kalsel setiap tahunnya
sudah melebihi batas minimal.
b. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
KPMM atau CAR adalah kebutuhan modal minimum bank dihitung
berdasarkan aktiva tertimbang menurut resiko.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2016 Tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum
38

Tabel 4.2 KPMM sesuai risiko Bank Kalsel 2013-2017


(dalam jutaan)
Keterangan 2013 2014 2015 2016 2017

KPMM 534.282,65 670.159,34 739.000,02 791.379 712.242


sesuai
risiko
Sumber: Laporan Tahunan Bank Kalsel
Tabel di atas menunjukkan bahwa KPMM Bank Kalsel sudah sesuai
dengan peraturan OJK tentang KPMM Bank.
c. Area Operasional Bank
Adapun area operasional Bank Kalsel tahun 2013-2017 ditunjukkan
dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3 Area Operasional Bank Kalsel

No Tahun Rata-Rata
Jaringan Kantor
2013 2014 2015 2016 2017

1 Kantor Pusat 1 1 1 1 1 0.00%

2 Kantor Cabang

- Kantor Cabang 1 1 1 1 1 0.00%


Utama
- Kantor Cabang 14 14 14 14 14 0.00%
Konvensional
- Kantor Cabang 2 2 2 2 2 0.00%
Syariah
3 Kantor Cabang
Pembantu

- Kantor Cabang 9 9 9 9 9 0.00%


Pembantu
Konvensional
- Kantor Cabang 1 2 2 2 2 25.0%
Pembantu Syariah
4 Kantor Unit/Kedai

- BPD Unit 17 20 23 25 25 10.34%

- Kedai Syariah 5 6 7 7 7 9.17%

5 Kantor Kas

- Kantor Kas 12 13 19 18 24 20.64%


Konvensional
39

- Kantor Kas 2 3 3 3 3 12.50%


Syariah
6 Kas Mobil 14 15 15 18 21 10.95%

7 Anjungan Tunai
Mandiri (ATM)

- ATM 113 138 169 190 210 16.89%


Konvensional
- ATM Syariah 10 13 15 15 20 19.68%

- ATM Mobile 1 3 5 5 5 66.67%

- ADM - - 1 1 1 0.00%

8 Payment Point 14 20 20 37 48 39.40%

9 Unit Layanan 39 42 46 48 48 5.39%


Syariah

Sumber: Laporan Tahunan Bank Kalsel

Tabel di atas menunjukkan pertambahan area operasional Bank


Kalsel sejak tahun 2013-2017 di antaranya adalah Kantor Cabang, baik
Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang Konvensional dan Kantor
Cabang Syariah tidak ada penambahan sejak tahun 2013 sampai tahun
2017. Kantor Cabang Pembantu, untuk Kantor Cabang Pembantu
Konvensional tidak ada penambahan, sedangkan Kantor Cabang
Pembantu Syariah pada tahun 2014 bertambah 1 kantor. Kantor
Unit/Kedai, untuk BPD Unit tahun 2014 dan 2015 bertambah 3 kantor,
kemudian tahun 2016 bertambah 2 kantor, dan tidak ada penambahan
tahun 2017. Sedangkan Kedai Syariah tahun 2014-2015 bertambah 1
kantor, dan tidak ada penambahan lagi sampai 2017.

Kantor Kas Konvensional tahun 2014 dan 2015 masing-masing


bertambah 1 dan 6 kantor, lalu tahun 2016 berkurang 1 kantor, hingga
2017 bertambah 6 kantor. Sedangkan Kantor Kas Syariah hanya
bertambah 1 kantor pada tahun 2015, dan tidak ada penambahan lagi
sampai tahun 2017. Kas Mobil selalu mengalami pertambahan setiap
tahunnya. ATM konvensional mengalami pertambahan yang cukup
banyak, sejak tahun 2014-2015 bertambah 10 ATM, lalu pada tahun
40

2016-2017 bertambah 20 ATM. Sedangkan ATM Syariah hanya


bertambah 10 dari 2013-2017. ATM Mobile sampai tahun 2017 hanya
berjumlah 5, dan untuk ADM baru ada sejak tahun 2015. Payment Point
sendiri setiap tahunnya selalu bertambah antara 10 sampai 17 setiap
tahun, sedangkan Unit Layanan Syariah hanya bertambah 9 unit sejak
tahun 2013-2017.
Bank Kalsel sejak tahun 2013-2017 memperluas beberapa area
operasionalnya, sehingga kebutuhan dana bank juga semakin besar.

d. Kebutuhan Likuiditas yang dimiliki


Berikut perkembangan likuiditas Bank Kalsel menurut Ikhtisar
Keuangan tahun 2013-2017.
Tabel 4.4 Perkembangan Likuiditas Bank Kalsel
Tahun Rata-rata
Data
Keuangan % Tumbuh
2013 2014 2015 2016 2017
Likuiditas

- LDR 85.38% 91.44% 100.55% 106.53% 103.89% 15.20%

Sumber : Laporan Tahunan Bank Kalsel 2013-2017


Dalam penelitian Harun disampaikan bahwa Peraturan Bank Indonesia
tentang LDR/Loan To Deposit Ratio yaitu antara rasio 80% sampai
dengan 110%. Semakin tinggi LDR maka laba semakin meningkat,
artinya bank mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif (Harun,
2016). LDR Bank Kalsel sejak tahun 2013 sampai dengan 2017 masih
berada dibatas aman LDR suatu bank.
e. Tingkat Kualitas dari Aset
Berikut perkembangan aset Bank Kalsel menurut Ikhtisar Keuangan
tahun 2013-2017
41

Tabel 4.5 Perkembangan Aset

(dalam jutaan)
Tahun Rata-rata
Data
%
Keuangan 2013 2014 2015 2016 2017 Nominal
Tumbuh
Aset 9,480,128 10,826,829 10,993,041 11,894,896 11,907,551 6.02% 11,024,815
Sumber : Laporan Tahunan Bank Kalsel 2013-2017

Jumlah aset Bank Kalsel di posisi akhir tahun 2017 menunjukkan


peningkatan dari Rp11,89 triliun di tahun 2016 menjadi Rp11,91 triliun
di tahun 2017, naik sebesar Rp12,66 miliar atau 0,11%. Peningkatan
aset ini diiringi oleh peningkatan aset lancar dimana aset lancar
memberikan kontribusi terbesar, yaitu 97,25% dan aset tidak lancar
sebesar 2,75%.
Semakin banyak aset yang produktif (kredit lancar dan carning assets)
maka kebutuhan akan modal semakin mudah dipenuhi.

2. Kebijakan Pengumpulan Dana Bank

Bank Kalsel dalam upaya menyerap dana masyarakat murni sesuai


dengan arah kebijakan Program Regional Champion. Menurut Siaran Pers
Bank Indonesia dengan judul “Kembangkan Perekonomian Daerah, BI
inisiasi Program BPD sebagai Regional Champion”, inisiatif BPD ini
merupakan salah satu dari pelaksanaan Revisi Arsitektur Perbankan
Indonesia (API) yang ditujukan untuk memperkuat struktur perbankan
nasional sebagai bagian menjaga kestabilan sistem keuangan Indonesia.
Kebijakan BRC terdiri atas 3 Pilar Utama yaitu (1) menjaga dan
meningkatkan ketahanan perbankan (2) peran sebagai agent of regional
development dan (3) peningkatan kemampuan melayani masyarakat
khususnya di daerah.
Lebih jauh mengenai kebijakan Pilar BPD Regional Champion dalam
pengumpulan dana masyarakat adalah sebagai berikut :
42

 Untuk mewujudkan Pilar 1, ketahanan kelembagaan yang kuat, BPD


berkomitmen untuk meningkatkan permodalan, meningkatkan efisiensi
guna mencapai tingkat profitabilitas yang memadai didukung sehingga
dapat memberikan kredit dengan suku bunga yang kompetitif kepada
masyarakat.
 Dalam perannya sebagai Agent of Regional Development yang
merupakan Pilar ke-2 BPD menargetkan porsi yang lebih besar untuk
kredit pada sektor-sektor produktif dan meningkatkan fungsi
intermediasi khususnya UMKM melalui kerjasama dengan BPR baik
melalui linkage program maupun menjadi APEX bank.
 Sebagai bentuk peningkatan kemampuan melayani kebutuhan
masyarakat sebagai Pilar ke-3, BPD akan memiliki program standarisasi
dan peningkatan kualitas SDM yang ditunjang perluasan jaringan kantor
untuk mendukung terwujudnya sistem keuangan yang inklusif (financial
inclusion) dengan meningkatkan akses seluas luas.
Dalam pengumpulan dana bank, model bisnis yang digunakan Bank Kalsel
adalah dengan pendekatan customer centric, strategi pemasaran dirancang
berdasarkan pemahaman atas apa kebutuhan atau keinginan para nasabah
Bank Kalsel (voice of customer). Pemahaman tersebut kemudian
diterjemahkan menjadi produk atau layanan yang dibutuhkan,
dikomunikasikan melalui program pemasaran dan media yang fokus pada
masing-masing target segmen nasabah yang dituju, dan akhirnya dijual atau
didistribusikan melalui jalur distribusi yang sesuai bagi masing-masing
target segmen tersebut. Produk pendanaaan pada Bank Kalsel Syariah yaitu
Giro iB Al-Amanah, Tabungan iB Al-Barakah, Tabungan iB Pelajar,
Tabungan iB Simpel, Tabungan iB Haji Ar-Rahman, TabunganKu iB,
Deposito iB Mudharabah.
Sistem pengawasan pengumpulan dana Bank Kalsel yang dilakukan oleh
pengawasn internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah dewan
komisaris. Adapun uraian pokok tugas, wewenang dan tanggung jawab
Dewan Komisaris Bank Kalsel di antaranya adalah sebagai berikut :
43

1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya


pengurusan Bank oleh Direksi termasuk pengawasan terhadap
pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (RBB), ketentuan Anggaran Dasar
dan Keputusan RUPS, peraturan perundang-undangan, untuk
kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud dan tujuan bisnis Bank.
2. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut
Anggaran Dasar, perundang-undangan, ketentuan Bank Indonesia,
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau keputusan RUPS,
diantaranya adalah:
a. Mengawasi dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam
menjalankan kegiatan bisnis Bank (kebijakan kepengurusan oleh
Direksi).
b. Mengawasi efektivitas penerapan GCG pada setiap tingkatan dan
jenjang organisasi Bank.
c. Mengawasi pelaksanaan manajemen risiko.
d. Memantau dan mengevaluasi kinerja Direksi.
e. Memantau kepatuhan Bank terhadap peraturan Bank Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan, dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan pihak-pihak
lainnya.
f. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan Rencana
Bisnis.
g. Mengkaji pembangunan dan pemanfaatan teknologi informasi.
h. Mengusulkan Auditor Eksternal untuk disahkan dalam RUPS dan
memantau pelaksanaan penugasan Auditor Eksternal.
3. Menyusun pembagian tugas diantara anggota Dewan Komisaris sesuai
dengan keahlian dan pengalaman masing-masing anggota Dewan
Komisaris.
4. Menyusun program kerja dan target kinerja Dewan Komisaris tiap
tahun serta mekanisme review terhadap kinerja Dewan Komisaris.
44

5. Menyusun mekanisme penyampaian informasi dari Dewan Komisaris


kepada stakeholder.
6. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris
kepada RUPS.

Dewan Komisaris juga memiliki komite-komite penunjang yang


telah memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mendukung kinerja Dewan
Komisaris. Komite-komite tersebut telah memiliki pedoman kerja yang
jelas, sehingga pelaksanaan tugasnya bisa terarah dan efektif. Komite-
komite yang berada di bawah Dewan Komisaris adalah Komite Audit,
Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Pemantau Risiko serta Komite
Tata Kelola Terintegrasi.
Komite Audit merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang
berfungsi untuk melakukan pengawasan atas efektivitas sistem
pengendalian internal, internal audit, proses pelaporan keuangan, sehingga
Bank dapat dikelola berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
pertangungjawaban, independensi, dan kewajaran. Komite Audit memiliki
tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pengawasan atas efektivitas
sistem pengendalian internal, manajemen risiko, internal audit, proses
pelaporan keuangan. Komite Nominasi dan Remunerasi melaksanakan
fungsi dan tugas Dewan Komisaris terkait dengan nominasi dan remunerasi
anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris. Komite Pemantau Risiko
mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris terkait dengan pengawasan risiko.
Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan Bank
Kalsel dilakukan dengan melaksanakan audit eksternal yang dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP). Akuntan publik selaku Auditor Eksternal
mempunyai tugas menilai hasil laporan yang sudah disusun oleh manajemen
perusahaan dengan obyektif dan tanpa rakayasa.
Secara umum pengawasan Bank Kalsel dilakukan oleh Bank
Indonesia sebagai otoritas Pembina dan pengawas bank, dan untuk Bank
45

Kalsel Syariah khusus diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah. Menurut


Laporan Pelaksanaan dan Kesesuaian Produk dan Jasa dengan Fatwa
Dewan Syariah Nasional, berkenaan dengan pengawasan DPS terhadap
kesesuaian produk dan jasa pada Bank Kalsel Syariah dengan fatwa Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia menyatakan bahwa produk dan
jasa yang ada pada Bank Kalsel Syariah sampai dengan Desember 2017
telah mendapat ijin dari Bank Indonesia dan sesuai dengan fatwa-fatwa dari
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Produk dan Jasa Bank Kalsel dan Bank Kalsel Syariah berpengaruh
terhadap besarnya kebutuhan dana bank. Dalam kisaran tahun 2013 sampai
dengan 2017 tidak terjadi pertambahan produk maupun jasa bank yang
banyak, sehingga dana bank yang dibutuhkan untuk produk dan jasa pada
Bank Kalsel atau Bank Kalsel Syariah tidak banyak mengalami perubahan,
dapat dilihat dari struktur modal Bank Kalsel tahun 2013 – 2017 pada tabel
4.1 .
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan serta hasil yang
diperoleh seperti yang telah dideskripsikan pada bab-bab sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bank Kalsel dalam menetapkan dana yang dibutuhkan untuk mendukung
kegiatan operasional bank tahun 2013-2017 ditentukan berdasarkan
Ketentuan Pemerintah, Kewajiban Penyediaan Bank Minimum (KPMM),
area operasional bank, kebutuhan likuiditas yang dimiliki, dan tingkat
kualitas dari aset.
2. Kebijakan pengumpulan dana bank baik Bank Kalsel maupun Bank Kalsel
Syariah sesuai dengan arah kebijakan Program Regional Champion yang
terdiri atas 3 Pilar Utama yaitu (1) menjaga dan meningkatkan ketahanan
perbankan (2) peran sebagai agent of regional development dan (3)
peningkatan kemampuan melayani masyarakat khususnya di daerah.
Dalam pengumpulan dana bank, model bisnis yang digunakan Bank Kalsel
adalah dengan pendekatan customer centric, strategi pemasaran dirancang
berdasarkan pemahaman atas apa kebutuhan atau keinginan para nasabah
Bank Kalsel (voice of customer).
3. Berbeda dengan Bank Kalsel, Bank Kalsel Syariah menyiapkan unit
khusus dalam proses internal control nya.. Dalam mengawasi, menilai dan
memastikan operasional bank agar tetap konsisten dalam penghimpunan
dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa berdasarkan prinsip syariah
serta dalam pengembangan produk baru bank agar sesuai dengan fatwa
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia, Bank Kalsel Syariah
memiliki Dewan Pengawas Syariah yang melakukan pengawasan terhadap
kegiatan bank.

46
47

B. Saran
Bank Kalsel terus meningkatkan dan menjalankan kegiatan manajemen
dana yang baik dan sesuai ketentuan peraturan OJK, fatwa DSN ataupun
peraturan internal bank sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Beby Praseliana, H. E. (2012). Analisis Manajemen Dana Pada Pt.Bank Rakyat


Indonesia. 1-7.
Defiyani, A. (2011). Manajemen Dana Bank.
Harun, U. (2016). Pengaruh Ratio-Ratio Keuangan CAR, LDR, NIM, BOPO, NPL
Terhadap RO. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.1, 67-82.
Ikit. (2017). Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Gava Media.
Kulsum, U. (2018). Otoritas Pengawasan Perbankan Syariah Di Indonesia . Jurnal
Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 3, Nomor 2, 1-12.
Purbadin, W. (2018). Analisa Manajemen Dana Bank Syariah Dalam Konsep
Pemasaran Konvensional . Jurnal Hukum Islam, Ekonomi dan Bisnis , 1-17.
Sari, N. (n.d.). MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH . 1-21.
Sunaryo, F. (2007). Akuntansi Penerimaan Dana dan Pengelolaan Dana Pada PT
Bank Rakyat Indonesia.
Syukron, A. (2012). Pengaturan dan Pengawasan pada Bank Syariah . Jurnal
Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 2, No. 1 , 1-20.
Widodo, D. (2017). Metodologi Penelitian Populer dan Praktis. Depok: PT
Rajagrafindo Persada.

48
I
II
III
IV
Denah Perusahaan

Nama Instansi/Perusahaan : Bank Kalsel

Alamat : Jl. Lambung Mangkurat No. 7 Kecamatan


Banjarmasin Tengah, Kertak Baru Ilir, Banjarmasin
Timur, Kalimantan Selatan

Telp : (0511) 3350725

Koordinat : -3.325589,114.590068

Sumber : Google Maps

V
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Qutwendra Elva Hibtiyanti
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Tempat dan Tanggal Lahir Barabai, 14 Agustus 1997
4. Alamat Komplek Meranti Blok 9
5 Nim A04150020
6 Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syarah
7 Alamat E-mail A04150020@Akuntansipoliban.ac.id
8 Nomor Telepon/HP 081258447177
9 Nama Ayah Badra Quthnie Akbar

B. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah Kota Th.Lulus
SD SDN Barabai Utara Barabai 2003-2009
SLTP MTsN Barabai Barabai 2009-2012
SLTA SMAN 1 Barabai Barabai 2012-2015

C. Organisasi yang Pernah Diikuti


No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1 Himpunan Mahasiswa Akuntansi Anggota Divisi 2015-2016
2 Himpunan Mahasiswa Akuntansi Sekretaris Umum 2016-2017

D. Prestasi/Penghargaan yang Pernah Diraih


No Nama Prestasi/Penghargaan Pihak Penyelenggara Tahun
1
2

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Tertanda,

Qutwendra Elva Hibtiyanti

VI

Anda mungkin juga menyukai