Anda di halaman 1dari 89

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PESANTREN

PADA PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PULAU


(Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Hikah Pulau)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral Comprehensive
Dalam Meraih Gelar Sarjana Akuntansi Strata Satu Pada Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

OLEH :

YALDI FAHRESZA
NIM : 11673102330

KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH


PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2022
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PESANTREN PADA PONDOK

PESANTREN AL-HIKMAH PULAU

(Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Hikah Pulau)

Oleh

YALDI FAHRESZA
NIM : 11673102330

ABSTRAK

Adapun penelitian ini dilakukan pada Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau


Bangkinang terhadap laporan keuangan pada periode Desember 2019. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah penyajian penyusunan
laporan keuangan pada Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau Bangkinang sesuai
dengan standar Pedoman Akuntansi Pondok Pesantren. Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, penelitian kualitatif ini merupakan
suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci, dan mendalam terhadap
suatu objek tertentu dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus serta penelitian
yang memberikan gambaran atau uraian dari hasil olahan data. berdasarkan hasil
pembahasan penelitian bahwa secara umum pelaksanaan penyajian laporan
keuangan Pondok Pesantren Pulau belum sepenuhnya sesuai dengan standar
Pedoman Akuntansi Pesantren. Hal ini ditunjukkan dengan penyajian laporan
keuangannya yang belum lengkap serta masih belum sepenuhnya sesuai dengan
prinsip-prinsip standar yang berlaku umum didalam akuntansi syariah.

Kata Kunci : Laporan Keuangan Pondok Pesantren, Pedoman Akuntansi


Pondok Pesantren.

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, yang mana penulis ucapkan kepada kehadirat

Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya kepada penulis. Sholawat serta

beriring salam tak lupa pula kita panjatkan kepada baginda umat Islam yakni Nabi

Muhammad SAW sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan

judul “ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PESANTREN PADA

PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH PULAU (STUDI KASUS PONDOK

PESANTREN AL-HIKMAH PULAU)”

Tujuan penelitian tugas akhir ini dilakukan sebagai persyaratan untuk

menyelesaikan syarat akademis untuk Studi Program Sarjana S1 pada Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi pada Universitas Islam Negri Sultan

Syarif Kasim Riau. Selama penulis melakukan penelitian ini tentunya tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa

hormat dan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Kepada Kedua Orang Tua yang peneliti sayangi dan cintai Ayahanda

Zulfahmi dan Ibunda Efrita Syam yang selalu mendoakan dan memberikan

dukungan pada peneliti.

2. Kepada Kakek H. Syarbaini dan Nenek Hj. Mariana (pihak Ibunda) serta

Kakek Ramli dan Nenek Maryam (pihak Ayahanda)

3. Bapak Prof. Dr. Khairunnas, M. Ag selaku Rektor UIN SUSKA RIAU

beserta staf.

4. Bapak Dr. Hj. Mahyarni, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU

ii
5. Bapak Dr. Kamaruddin, S. Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU

6. Bapak Dr. Mahmuzar, SH, M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU

7. Ibu Dr. Hj. Juliana, SE, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU

8. Ibu Faiza Mukhlis, SE. M.Si, Ak, CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi S1

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU

9. Bapak Dr. Mulya Sosiady, SE, MM, Ak selaku Dosen Konsultasi Proposal

sekaligus Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing penulis serta memberikan arahan untuk penulis selama

melakukan penelitian skripsi ini sampai selesai.

10. Ibu Harkaneri, SE, MSA, Ak.CA selaku Pembimbing Akademik (PA).

11. Bapak Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau, Bangkinang.

12. Bapak Zainal Zakaria, Lc, M. Pd kepala sekolah Pondok Pesantren Al-

Hikmah dan seluruh staf karyawannya

13. Bapak Dr. H. Muhammad Tawwaf, S.IP, M.Si selaku Kepala Perpustakaan

UIN SUSKA RIAU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk menambah wawasan di perpustakaan

14. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

SUSKA RIAU yang telah memberikan ilmu yang berharga kepada penulis

selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini

iii
15. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

SUSKA RIAU

16. Seluruh teman-teman seperjuangan Akuntansi A dari semester I-V serta

seluruh teman-teman seperjuangan satu konsentrasi Akuntansi Syariah A

yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu

17. Teruntuk teman seperjuangan selama penulis duduk dibangku perkuliahan,

yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada peneliti

terkhususnya untuk Siti Fatimah, Yuli Safitri, Delisa, M. Sucipto, dan A.

Baihaki Fadhli

18. Teruntuk teman terbaik Aswarudian, Irwan, Badu, Iis, Aan, Andre, Arul,

Khairul, Ilham, Ahmad, Olpy, Fauzan, Amelia, Mira, Delvi, Alfi dan Hadi

yang selalu memberikan support kepada penulis

19. Terimakasih juga untuk teman-teman di PT. Rahmat Indo Mulya

20. Seluruh kawan satu team KKN Desa Pulau Mudo Kecamatan Teluk

Meranti Kabupaten Pelalawan Agung, Hafiz, Wury, Cindy, Desy, Wirda,

Irna dan Fitri.

21. Teruntuk Erisya Hermira dan Fahri Rafly Mahersya selaku saudara

kandung peneliti yang selalu memberikan semangat, dukungan serta doa

untuk penulis

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan masukkan berupa ktitikkan ataupun saran dari berbagai pihak.

Semua masukan tersebut akan penulis jadikan pedoman untuk melakukan yang

iv
lebih baik lagi untuk kedepannya. Akhir kata, semoga skripsi yang penulis tulis

ini dapat memberikan dampak positif serta manfaat bagi pihak pembacanya.

Pekanbaru, 10 Desember 2021

Penulis

Yaldi Fahresza

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL...................................................................................................x

DAFRAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................10

1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................10

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................11

1.5 Sistematika Penulisan .......................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pondok Pesantren ..............................................................................13

2.1.1 Pengertian Pondok Pesantren...................................................13

2.1.2 Tujuan Pondok Pesantren ........................................................14

2.1.3 Fungsi Pondok Pesantren .........................................................15

2.1.4 Macam-Macam Pondok Pesantren ..........................................15

2.1.5 Unit Usaha Pondok Pesantren..................................................16

2.1.6 Makna Aset Menurut Entitas Pondok Pesantren .....................17

2.2 Akuntansi Dan Laporan Akuntansi ...................................................18

2.2.1 Pengertian Akuntansi ..............................................................18

vi
2.2.2 Pengertian Akuntansi Keuangan ..............................................20

2.2.3 Pengertian Akuntansi Syariah ..................................................20

2.2.4 Laporan Keuangan ...................................................................22

2.2.5 Tujuan Laporan Keuangan .......................................................23

2.3 Penyesuaian Laporan Keuangan .......................................................24

2.3.1 Tujuan Laporan Keuangan .......................................................24

2.3.2 Komponen Laporan Keuangan ................................................25

2.3.3 Konsistensi Penyajian ..............................................................25

2.3.4 Materialitas, Agregasi Dan Saling Hapus ................................26

2.3.5 Periode Pelaporan ....................................................................27

2.4 Akuntansi Aset ..................................................................................27

2.4.1 Pengertian Akuntansi Aset .......................................................27

2.4.2 Pengakuan Dan Pengukuran ....................................................28

2.4.3 Penyajian ..................................................................................28

2.4.4 Pengungkapan ..........................................................................28

2.5 Ilustrasi Laporan Keuangan ..............................................................29

2.5.1 Ilustrasi Laporan Posisi Keuangan ..........................................29

2.5.2 Ilustrasi Laporan Aktivitas .......................................................30

2.6 Landasan Hukum ..............................................................................31

2.6.1 Al-Baqarah 282 ........................................................................31

2.6.2 Al-Hadist ..................................................................................32

2.7 Penelitian Terdahulu .........................................................................35

vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian ...........................................................38

3.2 Jenis Metode Penelitian ....................................................................38

3.2.1 Jenis Dan Sumber Data ............................................................38

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data.......................................................39

3.2.3 Analisa Data .............................................................................41

BAB IV GAMBARAN UMUM

4.1 Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau ......................42

4.2 Visi Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Al-Hikmah

Pulau .................................................................................................43

4.2.1 Visi Pondok Pesantren .............................................................43

4.2.2 Misi Pondok Pesantren ............................................................43

4.2.3 Tujuan Pondok Pesantren ........................................................44

4.3 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Hikmah

Pulau .................................................................................................45

4.4 Tugas-Tugas Dari Struktur Organisasi Pondok

Pesantren Al-Hikmah Pulau..............................................................45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Laporan Keuangan Di Pondok Pesantren Al-

Hikmah Pulau Berdasarkan Pedoman Akuntansi

Pesantren ...........................................................................................49

5.1.1 Kebijakan Akuntansi................................................................49

5.2 Penyajian Laporan Keuangan ...........................................................52

viii
5.2.1 Laporan Posisi Keuangan ........................................................61

5.2.2 Laporan Aktivitas ....................................................................66

5.2.3 Laporan Arus Kas ....................................................................67

5.2.4 Catatan Atas Laporan Keuangan .............................................69

5.3 Perbandingan Laporan Keuangan Pondok Pesantren

Al-Hikmah Dengan Pedoman Akuntansi Pesantren .........................71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .......................................................................................73

6.2 Keterbatasan Penelitian.....................................................................74

6.3 Saran .................................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................76

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbedaan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional .............22

Tabel 2.1 Ilustrasi Laporan Posisi Keuangan Menurut Pedoman Akuntansi

Pesantren .............................................................................................29

Tabel 2.2 Ilustrasi Laporan Aktivitas Menurut Pedoman Akuntansi

Pesantren ............................................................................................30

Tabel 2.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu..........................................................35

Tabel 5.1 Buku Kas Umum Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau ......................53

Tabel 5.2 Laporan Posisi Keuangan Koreksi Pondok Pesantren Al-Hikmah

Pulau ....................................................................................................65

Tabel 5.3 Laporan Aktivitas Koreksi Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau .......67

Tabel 5.4 Laporan Arus Kas Koreksi Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau .......68

Tabel 5.5 Catatan Atas Laporan Keuangan Koreksi ...........................................70

Tabel 5.6 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan Pondok Pesantren

Al-Hikmah Dengan Pedoman Akuntansi Pesantren ...........................71

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau ..............45

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Keuangan Pondok Pesantren Al-Hikmah.........................79

Lampiran 2 Pedoman Wawancara .....................................................................91

Lampiran 3 Foto Dokumentasi ..........................................................................94

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pondok Pesantren memiliki peran yang penting dalam perkembangan

keberagamaan di Indonesia. Keberadaan pondok pesantren dan peran aktifnya

telah ada sejak dulu. Pondok pesantren telah banyak melahirkan para ilmuwan,

pejuang, pemimpin, birokrat, dan lainnya yang berkontribusi bagi kemajuan

Indonesia.

Pondok pesantren memiliki kedudukan dan fungsi yang khas dalam

pendidikan keagamaan di Indonesia. Peran Kyai di dalam pesantren merupakan

salah satu yang membedakan dengan proses atau institusi pendidikan di luar

pondok pesantren. Perkembangan kondisi sosial, budaya, ekonomi, politik, dan

faktor lingkungan eksternal lainnya, khususnya sejak Orde Baru memberikan

dampak terhadap peran dan kedudukan pondok pesantren.

Penguatan sistem akuntabilitas pondok pesantren menjadi perhatian seiring

dengan disahkannya beberapa peraturan perundang-undangan yang berdampak

terhadap pondok pesantren seperti UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Kondisi

ini akan meningkatkan keterkaitan pondok pesantren dan menimbulkan

akuntabilitas terhadap publik.

Bank Indonesia dan Ikatan Akuntansi Indonesia sebagai organisasi profesi

akuntan dan penyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia, bekerjasama

dalam penyusunan suatu panduan pelaporan keuangan bagi pondok pesantren

yaitu Pedoman Akuntansi Pesantren. Pedoman akuntansi ini mengacu pada

1
2

Standar Akuntansi Keungan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).

Dengan adanya pedoman ini diharapkan dapat memudahkan pondok pesantren

dalam penyusunan laporan keungannya, serta dapat memberikan nilai tambah bagi

kemajuan pondok pesantren (Pedoman Akuntansi Pesantren, 2018).

Pelaksana pendidikan di Indonesia merupakan salah satu upaya dalam usaha

mencerdaskan kehidupan bangsa. Indonesia menjadikan pendidikan sebagai upaya

strategis untuk meningkatkan mutu kebudayaan dan peradabannya sebagai dua hal

yang tak terpisahkan. Pendidikan tanpa orientasi budaya akan menjadi gersang

dari nilai-nilai luhur. Sebaliknya kebudayaan tanpa pendukung-pendukungnya

yang sadar dan terdidik pada akhirnya akan memudar sebagai sumber nilai

(Fathoni dkk, 2018).

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal

ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan sekolah-sekolah swasta baik yang

berskala nasional maupun internasional. Pendidikan merupakan hal yang penting

bagi kehidupan manusia yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Tanpa

pendidikan maka akan menimbulkan kegagalan individu atau kegagalan suatu

bangsa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan, karena pendidikanlah

yang dapat merubah nasib bangsa di Indonesia. Selain penyediaan sarana

pendidikandari pemerintah, organisasi nirlaba yang bergerak dalam dunia

pendidikan saat ini sangat penting peranannya. Situasi masyarakat Indonesia yang

kebanyakan tidak dapat merasakan pendidikan karena ekonomi yang tidak

mencukupi, maka dengan kehadiran organisasi nirlaba membantu masyarakat

untuk dapat menikmati dunia pendidikan (Ilham Munawar HF, 2018).


3

Organisasi sendiri merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam

kelompok-kelompok, yang bertujuan mencapai tujuan bersama. Organisasi adalah

sistem kerjasama antara dua orang atau lebih atau organisasi adalah setiap

bentukkerja sama untuk pencapaian tujuan bersama. Terdapat dua macam

organisasi yaitu organisasi bisnis dan organisasi nirlaba (Prakosa dan Harimurti,

2014).

Pelaksanaan pendidikan di Indonesia merupakan salah satu upaya dalam

usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Indonesia menjadikan pendidikan sebagai

upaya strategis untuk meningkatkan mutu kebudayaan dan peradabannya sebagai

dua hal yang tak terpisahkan. Pendidikan tanpa orientasi budaya akan menjadi

gersang dari nilai-nilai luhur. Sebaliknya kebudayaan tanpa pendukung

pendukungnya yang sadar dan terdidik pada akhirnya akan memudar sebagai

sumber nilai.

Pesantren merupakan sebuah lembaga yang memiliki potensi yang besar

dalam mengembangkan kerangka sistem pendidikan nasional. Pada umumnya,

pendidikan pesantren bertujuan menyebarkan ajaran-ajaran keagamaan sebagai

benteng moral dan mental dalam menghadapi kemajuan zaman termasuk

kemajuan ilmu dan teknologi. Dengan demikian, keseimbangan antara ilmu

agama dan ilmu non-keagamaan dimaksudkan agar dapat membentuk lulusan

yang siap dalam menerapkan nilai-nilai moral Islam dalam menghadapi

perubahan masyarakat.

Sebagai lembaga pendidikan, pesantren tentu saja memiliki tujuan yang

ingin dicapainya. Untuk mengidentifikasi tujuan pendidikan pesantren tersebut


4

diperlukan identifikasi terhadap pesantren itu sendiri. Seberapa jauh tujuan yang

ingin dicapai oleh pesantren tercermin dari seberapa lengkap elemen pesantren

yang dimiliki. Suatu pesantren dinilai memiliki kredibilitas jika terdapat elemen

pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, santri, dan kiai (Damopoli,

2011).

Pondok Pesantren merupakan pendidikan agama Islam yang muncul pada

abad ke-13. Beberapa abad kemudia muncul tempat untuk masyarakat yang ingin

mengkaji agama Islam yang disebut dengan tempat pengajian. Pengajian tersebut

menyediakan tempat menginap bagi masyarakat yang sedang mengkaji agama

islam, maka tempat pengajian tersebut disebut pesantren. Pesantren merupakan

satu-satunya lembaga pendidikan agama Islam yang bergengsi karena telah

memiliki struktur meskipun dalam bentuk yang masih sederhana. Pondok

pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama atau

pondok, dan kyai yang menjadi figur sentral, mesjid sebagai pusat kegiatan yang

menjiwainya serta pengajaran agama Islam dibaawah bimbingan Kyai yang

diikuti santri sebagai kegiatan utamanya (Afkarina, 2019).

Sebagai lembaga pendidikan, pesantren tentu saja memiliki tujuan yang

ingin dicapainya. Untuk mengidentifikasi tujuan pendidikan pesantren tersebut

diperlukan identifikasi terhadap pesantren itu sendiri. Seberapa jauh tujuan yang

ingin dicapai oleh pesantren tercermin dari seberapa lengkap elemen pesantren

yang dimiliki. Suatu pesantren dinilai memiliki kredibilitas jika terdapat elemen

pondok, mesjid, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, santri, dan Kyai (Fathoni

dkk, 2018).
5

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam dengan sistem asrama

atau pondok, yang mana kyai menjadi figur sentral, mesjid sebagai pusat kegiatan

yang menjiwainya, dan pengajaran agama islam dibawah bimbingan kyai yang

diikuti santri sebagai kegiatan utamanya.

Secara garis besar tujuan organisasi yang dikelola lembaga pendidikan dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu : memperoleh laba (bisnis), sedangkan yang lainnya

adalah tidak berorientasi laba. Baik itu lembaga pendidikan swasta maupun yang

didirikan oleh pemerintah seperti sekolah-sekolah negeri pada umumnya. Namun,

akuntansi tidak saja digunakan dalam praktek bisnis, tetapi juga berbagai

kehidupan. Pencatatan, penjurnalan, serta perhitungan anggaran juga termasuk

dalam sistem akuntansi (Wahyuningsih dkk, 2018).

Peraturan Mentri Agama Nomor 3 Tahun 1979 mengklasifikasikan pondok

pesantren menjadi:

a. Pondok pesantren tipe A yaitu pondok pesantren dengan para santri

belajar dan bertempat tinggal diantara lingkungan pondok pesantren

dengan pengajaran yang berlangsung secara tradisional.

b. Pondok pesantren tipe B yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan

pengajaran secara klasikal dan pengajaran oleh kyai bersifat aplikasi

diberikan pada waktu-waktu tertentu. Santri tinggal dilingkungan

pondok pesantren.

c. Pondok pesantren tipe C yaitu pondok pesantren hanya merupakan

asrama sedangkan para santrinya belajar di luar kyai hanya mengawasi

dan sebagai Pembina para santri tersebut.


6

d. Pondok pesantren tipe D yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan

sistem pondok pesantren dan sekaligus sistem sekolah atau madrasah.

MTS dan MA Pondok Pesantren Al-Hikmah adalah lembaga pendidikan di

bawah naungan yayasan Amanah Ilmi.

Kebutuhan Pondok Pesantren yang meningkat diimbangi dengan

meningkatnya pengeluaran Pondok Pesantren. Oleh karena itu, pendapatan yang

diterima harus mampu menutupi kebutuhan Pondok Pesantren.

Manajemen keuangan dalam tingkat Pondok Pesantren bisa diartikan

sebagai pengelolaan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan usaha-

usaha untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh pendidikan dan usaha-usaha

bagaimana menggunakan dana tersebut secara efektif dan efisien. Tingkat

kemandirian keuangan Pondok Pesantren bisa dilihat dari perbandingan tingkat

jumlah sumbangan yang didapatkan oleh Pondok Pesantren dengan tingkat

pendapatan yang dihasilkan oleh aset-aset yang dimiliki oleh Pondok Pesantren.

Jika sumber pendapatan yang dimiliki oleh Pondok Pesantren lebih banyak dari

pendapatan yang didapat pihak Pondok Pesantren dari mengelola aset-aset

dibandingkan dengan pendapatan yang berasal dari bantuan pihak luar, bisa

dikatakan bahwa Pondok Pesantren tersebut mampu secara mandiri membiayai

kebutuhannya.

Tingkat kemandirian keuangan Pondok Pesantren bisa dilihat dari

perbandingan tingkat jumlah sumbangan yang didapatkan oleh Pondok Pesantren

dengan tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh aset-aset yang dimiliki oleh

Pondok Pesantren. Jika sumber pendapatan yang dimiliki oleh Pondok Pesantren
7

lebih banyak dari pendapatan yang didapat pihak Pondok Pesantren dari

mengelola aset-aset dibandingkan dengan pendapatan yang berasal dari bantuan

pihak luar, bisa dikatakan bahwa Pondok Pesantren tersebut mampu secara

mandiri membiayai kebutuhannya (Priandhika, 2016).

IAI bersama BI pada tahun 2018 lalu mengeluarkan SAK ETAP mengenai

Akuntansi Pesantren yang melihat bagaimana proses perlakuan akuntansinya

terhadap penyajian laporan keuangan dimana tahapannya dimulai dari pengakuan

dan pengukuran, penyajian dan pengungkapan. Pedoman ini dibuat sebagai

bentuk keberpihakan IAI dan BI akan pemberdayaan ekonomi pondok pesantren

agar mampu penyusun Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Pedoman

Akuntansi Pesantren yang berlaku umum di Indonesia. Pedoman akuntansi

pesantren ini diterapkan hanya untuk pondok pesantren yang berbadan hokum

yayasan, dimana telah terdapat pemisahan kekayaan antara pondok pesantren

dengan pemilik yayasan. Pedoman akuntansi pesantren tidak diterapkan pada

badan usaha yang berbadan hukum yang dimiliki oleh pondok pesantren seperti

perseroan terbatas.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mempelajari tentang bagaimana

akuntansi pesantren pada beberapa pondok pesantren. Penelitian dari Ilham

Munawar HF (2018) yang meneliti mengenai “Implementasi PSAK 45 Dalam

Laporan Keuangan Pesantren (Studi Kasus Pesantren Sabilul Muhtadin

Banyuasin)”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bahwa laporan keuangan

dibuat oleh pesantren Sabilul Muhtadin belum menerapkan PSAK 45 dalam

menyusun laporan keuangannya. Pesantren Sabilul Muhtadin hanya menyedikan


8

laporan atas arus kas, tidak ada pengelompokan aset dan liabilitas, tidak

menyediakan laporan aktivitas, dan tidak terdapat catatan atas laporan keuangan.

Aren Riyan Riswaningtia (2019), melakukan penelitian dengan judul

“Evaluasi Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK ETAP) (Studi Kasus Pada Laporan Keuangan Swalayan 1 UD

Assyarif Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Kabupaten Situbondo). Dengan

hasil penelitian diketahui bahwa Swalayan 1 UD Assyarif hanya membuat 2

laporan keuangan yaitu neraca dan laba rugi, sehingga Swalayan 1 UD Assyarif

belum sepenuhnya mengimplementasikan SAK ETAP dalam penyajian laporan

keuangannya. Ketidaksesuaian implementasi SAK ETAP terletak pada aspek

pengakuan yang masih menggunakan cash basis dan belum menyajikan laporan

keuangan lengkap SAK ETAP. Penelitian ini menghasilkan rekomendasi laporan

keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP.

Nova Santi (2019), yang melakukan penelitian “Analisis Pelaporan

Keuangan Yayasan Pondok Pesantren Berdasarkan Pedoman Akuntansi Pesantren

(Studi Pada Az-Zahra Islamic Boarding School, Way Huwi, Jati Agung,

Kabupaten Lampung Selatan). Dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

laporan keuangan pondok pesantren Az-Zahra Islamic Boarding School

Kabupaten Lampung Selatan belum sesuai dengan Pedoman Akuntansi

Pesantren., hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya laporan keuangan yang

menunjukkan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas

laporan keuangan. Melainkan hanya laporan secara sederhana yaitu laporan

penerimaan dan pengeluaran kas dan laporan laba rugi.


9

Pentingnya pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk membantu

penyusunan laporan keuangan agar menghasilkan laporan keuangan yang

memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna laporan keuangan. Kemudian

Pedoman Akuntansi Pesantren memberikan gambaran kerangka dalam menyusun

laporan keuangan yang dihasilkan sesuai dan tidak beraneka ragam.

Dari observasi yang telah peneliti lakukan pada laporan keuangan Pondok

Pesantren Al-Hikmah Pulau, Bangkinang peneliti menemukan beberapa masalah

yang masih terdapat pada penyajian laporan keuangan Pondok Pesantren Al-

Hikmah, antara lain :

Pertama, Pondok Pesantren Al-Hikmah menyajikan laporan kas namun

laporan tersebut tidak sesuai dengan laporan arus kas berdasarkan Pedoman

Akuntansi Pesantren karena hanya berupa rincian dan pemasukan dan pengeluaran

kas setiap bulannya selama satu periode. Laporan arus kas yang seharusnya

berdasarkan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah laporan yang menunjukkan

penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang dikelompokkan

dalam aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan. Akibatnya tidak diketahui

kenaikan atau penurunan nilai aset neto.

Kedua, pada Pondok Pesantren Al-Hikmah menyajikan laporan arus kas

umum namun pencatatan setiap akun pada laporan keuangan tersebut belum

sesuai dengan pencatatan akun-akun pada laporan arus kas yang sesuai

berdasarkan Pedoman Akuntansi Pesantren yang diterbitkan pada tahun 2018.

Ketiga, pada Pondok Pesantren Al-Hikmah Sumber Daya Manusia (SDM)

yang menyusun laporan keuangan di Pondok Pesantren Al-Hikmah tidak


10

memahami tentang penyajian dan penyusunan laporan keuangan yang sesuai

berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum (SAK ETAP).

Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian penerapan akuntansi pesantren karena dengan adanya penerapan

akuntansi pesantren yang baik dan benar maka akan terjuwudnya pengelolaan

pelaporan keuangan pesantren yang sesuai dengan SAK ETAP yang dikeluarkan

IAI dan BI, dengan judul “Analisis Penerapan Akuntansi Pesantren Pada

Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau (Studi Kasus Pondok Pesantren

Al-Hikmah)”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah laporan keuangan yang ada di Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau

telah sesuai dengan Pedoman Akuntansi Pondok Pesantren?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kesesuain laporan keuangan yang ada di Pondok

Pesantren Al-Hikmah apakah telah sesuai dengan Pedoman Akuntansi Pondok

Pesantren.
11

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan semoga dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi penulis, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Akuntansi

(S.Ak) di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

2. Bagi pesantren, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

dasar dalam penyajian dan pelaporan keuangan sesuai dengan pedoman

Akuntansi Pesantren, sehingga membantu perkembangan pelaporan

keuangannya dan lembaga yang terkait.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan

kepada peneliti selanjutnya untuk memberikan kontribusi terhadap

pengembangan model yang lebih kompleks dari peneltian selanjutnya.

Selain itu penelitian yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas

syariah dapat membuka serta menambah pengetahuan dan cakrawala.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai pembahasan

permasalahan di atas maka penulis menyusun dan mengelompokkan sisitematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pokok permasalahan, batasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.
12

BAB II : TELAAH PUSTAKA

Bab ini terdiri dari teori-teori atau konsep yang sesuai dan melandasi penelitian

sehingga dapat mendukung penelitian yang akan dilakukan.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini memaparkan tentang gambaran umum perusahaan, yakni mengenai

sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan aktivitas

perusahaan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan hasil penelitian mengenai penerapan akuntansi terhadap

penyajian laporan sumber dan penggunaan dana kewajiban dan penyajian laporan

keuangan pada Pondok Pesantren Al-HikmahPulau.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran yang merupakan bagian akhir dari seluruh penulisan dan

penelitian ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pondok Pesantren

2.1.1 Pengertian Pondok Pesantren

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam dengan

sistem asrama atau pondok, yang mana kyai menjadi figur sentral, mesjid

sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama Islam

dibawah bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan umatnya.

Pondok pesantren dapat juga diartikan sebagai laboratorium kehidupan,

tempat para santri belajar hidup dan bermasyarakat dalam berbagai segi dan

aspeknya (Pedoman Akuntansi Pesantren, 2018).

Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam dimana

para santrinya tinggal dipondok yang dipimpin oleh kyai. Para santri

tersebut mempelajari, memehami dan mendalami, menghayati dan

mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pada pentingnya

moral keagamaan sebagai pedoman perilakunya dalam kehidupan sehari-

hari (Kompri, 2018).

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang tertua

di Indonesia tempat para santri mendalami dan sekaligus mengamalkan ilmu

agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bimbingan kyai atau

para ustadznya sebagai model (suri tauladan) sehingga pesantren bisa

13
14

dipandang sebagai “laboratorium sosial” bagi penerapan ajaran agama

Islam. (Hariadi, 2015)

Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan

pendidikan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Pondok pesantren adalah

gabungan dari pondok dan pesantren. Istilah pondok mungkin berasal dari

kata funduk, dari bahasa arab yang berarti rumah penginapan atau hotel.

Akan tetapi, didalam pesantren Indonesia khususnya pulau Jawa lebih mirip

dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan

sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk kamar yang merupakan asrama

bagi santri (Rini Setyaningsih, 2016).

Pesantren secara terminologi didefinisikan sebagai lembaga

pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami,

menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan

pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

Menurut Syukri Zarkasyi pesantren adalah lembaga pendidikan Islam

dengan sistem asrama dan didalamnya ada yang bertindak sebagai pendidik

dan sentral figurnya yaitu kyai, ajengan atau tuan guru, dan ada santri,

asrama, ruang belajar, dan masjid sebagai sentralnya. (Alwi, 2013)

2.1.2 Tujuan Pondok Pesantren

Menurut (Nova Santi, 2015), Tujuan pondok pesantren terbagi atas

tujuan secara umum dan secara khusus, antara lain :

a. Tujuan umum pesantren adalah membina warga negara agar

berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan


15

menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat dan

negara serta menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi

kehidupan.

b. Tujuan khusus pondok pesantren, sebagai berikut :

1. Mendidik para santri agar menjadi seorang muslim yang bertakwa

kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan,

keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga negara yang

menjungjung tinggi nilai-nilai pancasila.

2. Mendidik para santri untuk menjadi manusia muslim selaku kader-

kader ulama dan mubaligh yang berjiwa tabah, ikhlas, tangguh dan

dinamis.

2.1.3 Fungsi Pondok Pesantren

Pondok pesantren terdiri dari tiga fungsinya, antara lain :

a. Sebagai transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam

b. Pemeliharaan tradisi Islam

c. Reproduksi Ulama

2.1.4 Macam-Macam Pondok Pesantren

Pondok pesantren terdiri dari tiga macam, antara lain :

a. Pondok Pesantren Tradisional

Pondok pesantren ini semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis

oleh ulama abad ke-15 dengan menggunakan bahasa arab dan

masih tetap mempertahankan bentuk aslinya. Pola pengajarannya

yang menetapkan sistem holaqoh yang dilaksanakan disurau atau


16

masjid. Hakikat dari sistem pengajaran holaqoh adalah

penghafalan titik akhirnya dari segi metodologi cenderung

terciptanya santri yang menerima dan memiliki ilmu holaqoh.

Artinya, ilmu itu tidak berkembang kearah paripurna ilmu itu,

melainkan hanya terbatas pada apa yang diberikan oleh kyainya.

b. Pondok Pesantren Modern

Pondok pesantren ini merupakan pengembangan tipe pesantren

karena cenderung mengadopsi seluruh sistem belajar secara klasik

dan meninggalkan sistem belajar tradisional. Penerapan sistem

modern ini terutama tampak pada penggunaan kelas-kelas belajar

baik dalam bentuk madrasah maupun sekolah kurikulum yang

dipakai adalah kurikulum madrasah atau sekolah yang berlaku

secara nasional. Santrinya ada yang menetap ada yang tersebar

disekitar desa. Koordinator pelaksanaan proses belajar mengajar

adalah para kyai.

c. Pondok Pesantren Komprehensif

Pondok pesantren ini disebut komprehensif karena merupakan

sistem pendidikan dan pengajarannya merupakan gabungan antara

pondok pesantren tradisional dan pondok pesantren modern.

2.1.5 Unit Usaha Pondok Pesantren

a. Beberapa pondok pesantren memiliki unit usaha yang dikelola

secara mandiri yang masih merupakan bagian dari badan hukum


17

yayasan pondok pesantren. Unit usaha strategis tersebut termasuk

dalam entitas pelaporan pondok pesantren.

b. Unit usaha dari pondok pesantren juga dapat berdiri sendiri sebagai

badan hukum yang terpisah, seperti dalam bentuk koperasi,

perseroan terbatas, dan bentuk badan hukum lainnya. Unit usaha

tersebut tidak termasuk dalam cakupan entitas pelaporan pondok

pesantren. (Pedoman Akuntansi Pesantren, 2018)

2.1.6 Makna Aset Menurut Entitas Pondok Pesantren

Makna aset bagi komunitas pondok pesantren berbeda dengan makna

yang terkandung dalam akuntansi konvensional. Dalam entitas pesantren,

aset lebih dimaknai sebagai harta yang pada hakikatnya bukan milik

manusia melainkan sebatas titipan dari Allah, kita sebagai hamba tidak

berkuasa penuh atas keberadaan harta tersebut. Entitas pondok pesantren

menganggap aset sebagai suatu bentuk amanah yang telah diberikan kepada

manusia dari sang khaliq, untuk dimanfaatkan dijalan yang benar.

Pondok pesantren sebagai lembaga atau organisasi kemasyarakatan

dan keagamaan yang tidak berorientasi pada laba, tujuan utama dari

keberadaan pondok adalah untuk pemberdayaan masyarakat dibidang

keagamaan. Sehingga para pengelola pesantren (dalam hal ini pengasuh,

pengurus dan pengajar) tidak mendapatkan imbalan upah sesuai dengan

kinerjanya, seperti dalam sebuah perusahaan yang profit oriented. Apa yang

mereka kerjakan adalah penuh dengan rasa ikhlas.


18

Adapun aset dari sudut pandang pondok pesantren terbagi atas dua

bagian, yaitu :

a. Aset Lahiriah

Bagian dari sumber pendanaan pesantren, lahiriah bisa diartikan sebagai

sesuatu yang kelihatan dan dapat dengan mudah diidentifikasi secara

fisik serta digunakan untuk kesejahteraan pondok pesantren secara

keseluruhan. Sehingga bisa dihitung atau dinilai dengan uang. Aset

lahiriah merupakan bentuk kekayaan yang ada wujudnya atau tampak

oleh mata.

b. Aset Batiniah

Jiwa amanah dan ikhlas sebagai kekayaan utama, aset batiniah

merupakan kebalikan dari aset lahiriah. Dikatakan batiniah karena aset

ini berasal dari diri pribadi tiap-tiap pengelola pondok pesantren dan

tidak berwujud.yang termasuk dalam aset batiniah adalah amanah

(seperti sifat sabar). Selain amanah ada juga sifat ikhlas dalam

menjalankan segala aktivitas yang ada dalam lingkungan pesantren

(Adesy, 125:2017).

2.2 Akuntansi Dan Laporan Akuntansi

2.2.1 Pengertian Akuntansi

Menurut Mulyadi (2014:2) Akuntansi adalah proses pencatatan,

penggolongan, dan penyajian dengan cara-cara tertentu, transaksi keuangan

yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi lain serta penafsiran terhadap

hasilnya” Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang terdiri dari mencatat,
19

mengklasifikasikan, dan melaporkan kejadian atau transaksi ekonomi yang

akhirnya akan menghasilkan suatu informasi keuangan yang akan

dibutuhkan oleh pihak-pihak tetentu untuk pengambilan keputusan

(Sujarweni, 2015:1).

Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan

pelaporan atas suatu transaksi dengan cara sedemikian rupa, sistematis dari

segi isi, dan berdasarkan standar yang diakui umum. Oleh karena itu pihak

yang berkepentingan atas perusahaan dapat mengetahui posisi keuangan

perusahaan serta hasil operasi pada setiap waktu yang diperlukan, sehingga

dapat mengambil keputusan maupun pemilihan dari berbagai tindakan

alternatif dibidang ekonomi. Akuntansi dikatakan sebuah seni karena

diibaratkan beberapa pelukis hendak menggambarkan atas objek yang sama,

maka pelukis tersebut akan menggunakan cara sesuai dengan

kemampuannya dan minimal akan menghasilkan gambar sesuai dengan

objek gambar. Begitu juga dengan akuntansi, para pelaku bisa membuat

laporan sesuai dengan kemampuannya tetapi tetap berdasarkan pada standar

akuntansi yang berlaku. (Syaiful, 2:2016)

Akuntansi adalah suatu seni (dikatakan seni karena perlu kerapian,

ketelitian, kebersihan) pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

pelaporan dengan cara yang baik dalam unit moneter atas transaksi-transaksi

keuangan dan kejadian-kejadian lain sehubungan dengan keuangan

perusahaan dan menafsirkan hasil-hasil pencatatan tersebut (Hantono,

2:2018).
20

2.2.2 Pengertian Akuntansi Keuangan

Menurut Harahap (2015: 127), Akuntansi keuangan memberikan

informasi yang bersifat baku, terstandar dan bertujuan umum (general

purpose). Format informasinya sudah memiliki pola yang ditetapkan

lembaga resmi. Di Indonesia disebut SAK (Standar Akuntansi Keuangan)

dikeluarkan oleh IAI, di Amerika disebut GAAP (General Accepted

Accounting Principle) yang dikeluarkan oleh FASB (Financial Accounting

Standard Board) dengan nama FASB Statement.

2.2.3 Pengertian Akuntansi Syariah

Definisi dari akuntansi syariah adalah kegiatan pencatatan,

penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi yang menghasilkan laporan

keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang

sebelumnya diidentifikasi melalui transaksi. Sedangkan definisi dari syariah

merupakan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi

oleh manusia dalam menjalankan segala aktivitas hidupnya didunia.

Akuntansi Syariah adalah sebuah proses pencatatan sampai dengan

pembuatan laporan keuangan yang mengedepankan nilai-nilai Islam atau

dengan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam

dalam kegiatan bank dan lembaga keuangan berdasarkan fatwa yang

dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan

fatwa dibidang syariah. Artinya akuntansi Islam dibangun diatas dasar

pemikiran manusia yang memperhatikan hukum-hukum Allah yang terdapat

dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist (Ikit, 2015).


21

Akuntansi syariah adalah akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya

akuntansi ini tidak hanya sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena

ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi juga sebagai metode

menjelaskan bagaimana fenomena ekonomi itu berjalan dalam masyarakat

Islam. Akuntansi syariah termasuk didalamnya isu yang tidak biasa

dipikirkan oleh akuntansi konvensional. Perilaku manusia diadili dihari

kiamat. Akuntansi harus dianggap sebagai salah satu derivasi/hisab yaitu

menganjurkan yang baik dan melarang yang tidak baik (Khaddafi, 2016:14).

Akuntansi syariah merupakan kegiatan pencatatan, penggolongan,

serta pengikhtisaran transaksi yang menghasilkan laporan keuangan yang

dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang sebelumnya

diidentifikasi melalui transaksi yang sesuai dengan aturan perintah Allah

SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalankan segala aktivitas

hidupnya didunia. Jadi, akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses

akuntansi atas transaksi-transaksi berdasarkan aturan yang telah ditetapkan

oleh Allah SWT. Akuntansi syariah juga dibutuhkan serta berbeda dengan

akuntansi konvensional baik dari sistem, nilai serta aturan-aturan yang

berbeda.

Para pemakai laporan keuangan, dalam mentafsirkan informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar

akuntansi keuangan syariah. Tujuan penyusunan laporan keuangan

berdasarkan akuntansi syariah salah satunya untuk meningkatkan kepatuhan


22

terhadap prinsip syariah dalam semua kegiatan usaha dan transaksi yang

dilakukan entitas syariah. (Wiroso, 18:2018)

Tabel 1.1
Perbedaan Akuntansi Syariah dan Akuntansi Konvensional
Akuntansi
Kriteria Akuntansi Syariah
Konvensional
Hukum etika yang bersumber dari Al- Hukum bisnis
Dasar Hukum
Qur’an dan As-Sunah modern
Rasionalisme
Dasar Tindakan Keberadaan hukum Allah-Keagamaan
Ekonomi-sekuler
Memaksimalkan
Tujuan Keuntungan yang wajar
keuntungan
Indivisual atau
Orientasi Kemasyarakatan
kepada pemilik
Tidak dibatasi
Dibatasi dan tunduk terhadap kecuali
Tahapan Operasional
ketentuan syariah pertimbangan
ekonomis
Sumber : Sri Nurhayati, Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia (edisi ketiga), Jakarta

: Salemba Empat, 2013)

2.2.4 Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK 1, par 09), Laporan keuangan merupakan penyajian

terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan

laporan keuangan yaitu untuk memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi

sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan

ekonomi. Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggung-jawaban

manajemen atas penggunaan sumber daya. Dalam rangka mencapai tujuan

tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang

meliputi:

b. Aset

c. Liabilitas
23

d. Ekuitas

e. Penghasilan dan beban (termasuk keuntungan dan kerugian)

f. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya

sebagai pemilik

g. Arus kas.

Informasi tersebut beserta informasi lainnya, yang terdapat dalam

catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam

memprediksi arus kas masa depan entitas, khususnya dalam hal waktu dan

kepastian diperolehnya arus kas masa depan. Laporan keuangan

menggambarkan kondisi keuangan, serta hasil usaha suatu perusahaan pada

saat tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang biasa dikenal adalah

Neraca serta Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas,

Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Laporan keuangan merupakan media

yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu

perusahaan (Harahap, 2015:105).

2.2.5 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi,

menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Beberapa tujuan lainnya adalah :

a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi

dan kegiatan usaha.


24

b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadaap prinsip syariah, serta

informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai

dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan

penggunaannya.

c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggungjawab

entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,

menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak.

d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh

penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi

mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah

termasuk pengolahan dan penyaluran zakat, infak, sedekah dan wakaf.

Laporan keuangan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama

sebagai pengguna laporan keuangan, serta dapat digunakan sebagai bentuk

laporan dan pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.

2.3 Penyajian Laporan Keuangan

2.3.1 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh yayasan

pondok pesantren adalah :

a. Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, arus kas dan

informasi
25

lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam rangka

membuat keputusan ekonomi, dan

b. Bentuk pertanggungjawaban pengurus yayasan pondok pesantren atas

penggunaan

sumber daya yang dipercayakan kepadanya. (IAI, 7:2018)

Pengurus yayasan keuangan pondok pesantren juga bertanggungjawab

atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

2.3.2 Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap dari yayasan pondok pesantren itu

terdiri atas :

a. Laporan Posisi Keuangan

b. Laporan Aktivitas

c. Laporan Arus Kas, dan

d. Catatan Atas Laporan Keuangan (IAI, 7:2018)

2.3.3 Konsistensi Penyajian

a. Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja

keuangan, dan arus kas dari yayasan pondok pesantren, disertai

pengungkapan yang diharuskan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

b. Laporan posisi keuangan memberikan informasi mengenai aset,

liabilitas, dan aset neto dari yayasan pondok pesantren, serta

hubungan antar unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.


26

c. Laporan aktivitas memberikan informasi mengenai kinerja keuangan

yayasan pondok pesantren selama suatu periode laporan tertentu.

Laporan aktivitas menyediakan informasi mengenai pengaruh

transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset

neto, hubungan antar transaksi dan peristiwa lain, dan bagaimana

penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau

jasa.

d. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai penerimaan dan

pengeluaran kas dari yayasan pondok pesantren selama periode

laporan tertentu. Kas dan setara kas diklasifikasikan menjadi arus

kas dari operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari operasi

disajikan dengan metode tidak langsung.

e. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis

dengan urutan penyajian sesuai komponen utama laporan keuangan

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan

keuangan. Informasi dalam catatan atas laporan keuangan berkaitan

dengan pos-pos dalam laporan posisi keuangan, laporan aktivitas,

dan laporan arus kas yang sifatnya memberikan penjelasan, baik

yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. (IAI, 10:2018)

2.3.4 Materialitas, Agregasi, Dan Saling Hapus

a. Penyajian laporan keuangan yayasan pondok pesantren didasarkan

pada konsep materialitas.


27

b. Pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri didalam laporan

keuangan, sedangkan yang jumlahnya tidak material dapat

digabungkan sepanjang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis.

c. Informasi dianggap material jika kelalaian untuk mencantumkan, atau

kesalahan dalam mencatat, informasi tersebut dapat mempengaruhi

keputusan yang diambil.

2.3.5 Periode Pelaporan

a. Laporan keuangan yayasan pondok pesantren disajikan secara tahunan

berdasarkan tahun hijriah atau masehi.

b. Dalam hal yayasan pondok pesantren baru berdiri, maka laporan

keuangan dapat disajikan untuk periode yang lebih pendek dari satu

tahun (IAI, 11:2018).

2.4 Akuntansi Aset

2.4.1 Pengertian Akuntansi Aset

Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh yayasan pondok

pesantren sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi di

masa depan diperkirakan akan diperoleh yayasan pondok pesantren.

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah

potensi dari aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung

maupun tidak langsung,arus kas dan setara kas kepada yayasan pondok

pesantren.
28

Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun mata

uang asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,berjangka

pendek, dan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa

menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.

2.4.2 Pengakuan Dan Pengukuran

1. Kas dan setara kas diakui pada saat terjadinya sebesar nilai nominal.

2. Kas dalam mata uang asing diakui pada saat diterima sebesar nilai

nominal dan dijabarkan ke rupiah menggunakan kurs transaksi.

3. Pada akhir periode, kas dalam mata uang dijabarkan ke rupiah

menggunakan kurs Bank Indonesai pada akhir periode. Selisihnya

diakui sebagai keuntungan atau kerugian selisih kurs.

4. Kas dan setara kas dihentikan pengakuannya pada saat digunakan

sebesar nilai nominal.

5. Kas dalam mata uang asing dihentikan pengakuannya pada saat

digunakan sebesar nilai nominal dan dirupiahkan menggunakan kurs

tanggal transaksi.

2.4.3 Penyajian

Kas dan setara kas disajikan dalam kelompok aset lancar

2.4.4 Pengungkapan

Hal-hal yang diungkapkan antara lain meliputi rincian jenis dan

jumlah kas/aetara kas; penggunaan kas/setara kas yang dibatasi; dan

pengungkapan lainnya.
29

2.5 Ilustrasi Laporan Keuangan

2.5.1 Ilustrasi Laporan Posisi Keuangan

Tabel 2.1
Ilustrasi Laporan Posisi Keuangan Menurut Pedoman Akuntansi Pesantren
YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-IKHLAS
Laporan Posisi Keuangan
Pada tanggal 29 Dzulhijjah 1401 dan 1400
1401 1400
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas x x
Piutang usaha x x
Persediaan x x
Biaya dibayar dimuka x x
Aset lancar lain x x
Jumlah xxx xxx
Aset tidak lancar
Investasi pada entitas lain x x
Property investasi x x
Aset tetap x x
Aset tidak berwujud x x
Aset tidak lancar lain x x
Jumlah xxx xxx
Total aset xxx xxx

LIABILITAS
Liabilitas jangka pendek
Pendapatan diterima dimuka x x
Utang jangka pendek x x
Liabilitas jangka pendek lain x x
Jumlah xxx xxx
Liabilitas jangka panjang
Utang jangka panjang x x
Liabilitas imbalan kerja x x
Liabilitas jangka panjang lain x x
Jumlah xxx xxx
Total liabilitas xxx xxx
ASET NETO
Aset neto tidak terikat x x
Aset neto terikat temporer x x
Aset neto terikat permanen x x
Total aset neto xxx xxx
Total liabilitas dan aset neto xxx xxx
Sumber:Pedoman Akuntansi Pesantren
30

2.5.2 Ilustrasi Laporan Aktivitas

Tabel 2.2
Ilustrasi Laporan Aktivitas Menurut Pedoman Akuntansi Pesantren
YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-IKHLAS
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 29 Dzulhijjah 1401 Dan 1400
1401 1400
Perubahan aset neto tidak terikat
Penghasilan Tidak Terikat
Kontribusi santri x x
Hibah pendiri dan pengurus x x
Aset neto terikat yang berakhir pembatasannya x x
Pendapatan lain x x
Jumlah xxx xxx

Beban tidak terikat


Beban pendidikan x x
Beban konsumsi dan akomodasi x x
Beban umum dan administrasi x x
Jumlah xxx xxx

Kenaikan (penurunan) x x
Saldo awal xxx xxx
Saldo akhir xxx xxx
PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT TEMPORER
Program A dan B
Pendapatan x x
Beban (x) (x)
Surplus x x
Aset neto terikat termporer yang berakhir pembatasannya x x
Kenaikan (penurunan) xxx xxx
Saldo awal xxx xxx
Saldo akhir xxx xxx
PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT PERMANEN
Wakaf uang
Wakaf harta bergerak selain uang
Wakaf harta tidak bergerak
Hasil bersih pengelolaan dan pengembangan wakaf
Alokasi hasil pengelolaan dan pengembangan Wakaf (x) (x)
Kenaikan (Penurunan) xxx xxx
Saldo awal xxx xxx
Saldo akhir xxx xxx
ASET NETO PADA AWAL TAHUN xxx xxx
ASET NETO PADA AKHIR TAHUN xxx xxx
Sumber:Pedoman Akuntansi Pesantren
31

2.6 Landasan Hukum

Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang pencatatan akuntansi syariah

yang sesuai dengan firman Allah SWT terdapat dalam surah :

2.6.1 Al-Baqarah ayat 282

ٌ‫يه آ َمنٌُا ِإ َذا تَ َدايَ ْنتُ ْم ِث َدي ٍْه ِإنَ ٰى أَ َج ٍم ُم َس ًّّمى فَب ْكتُجٌُهُ ۚ ًَ ْنيَ ْكتُتْ ثَيْنَ ُك ْم َكبتِت‬
َ ‫يَب أَيُّيَب انَّ ِر‬

ُّ ‫َّللاُ ۚ فَ ْهيَ ْكتُتْ ًَنْيُ ْمهِ ِم انَّ ِري َعهَ ْي ِو ْان َح‬
‫ق‬ َّ ُ‫ت َك َمب َعه َّ َمو‬ َ ْ‫ِث ْبن َع ْد ِل ۚ ًَ ََل يَأ‬
َ ُ‫ة َكب ِتتٌ أَ ْن يَ ْكت‬

ًْ َ‫ض ِعيفًّب أ‬ ُّ ‫بن انَّ ِري َعهَ ْي ِو ْان َح‬


َ ًْ َ‫ق َس ِفييًّب أ‬ َّ ‫ق‬
َ ‫َّللاَ َزثَّوُ ًَ ََل يَجْخَ سْ ِم ْنوُ َش ْيئًّب ۚ فَإِ ْن َك‬ ِ َّ‫ًَ ْنيَت‬

............ۚ ‫ََل يَ ْست َِطي ُع أَ ْن يُ ِم َّم ىُ ٌَ فَهْيُ ْمهِمْ ًَنِيُّوُ ثِ ْبن َع ْد ِل‬

Artinya : “ wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang-

piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya

dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya

sebagaimana Allah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia

menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan

hendaklah dia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah dia

mengurangi sedikit pun dari padanya......”.

Penjelasannya : Ayat ini adalah ayat yang terpanjang dalam Al-Qur’an dan

berbicara soal hak manusia. Yaitu memelihara hak keuangan masyarakat.

Menyusuli ayat-ayat sebelumnya mengenai hukum-hukum ekonomi Islam yang

dimulai dengan mengacu masyarakat supaya berinfak dan memberikan pinjaman

dan dilanjutkan dengan mengharamkan riba, ayat ini menjelaskan cara yang benar
32

dalam bertransaksi supaya masyarakat terjauhkan dari kesalahan dan kedzaliman

agar kedua belah pihak tidak dirugikan.

2.6.2 Al-Hadist

a. Hadist Tentang Perhitungan

Rasulullah bersabda “hitunglah diri kalian sebelum kalian dihitung

(dihisab) timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang. Adalah lebih

ringan kalian menghitung diri kalian sebelum besok dihitung”.

1. Tafsir

Hadist diatas mendorong manusia untuk melakukan perhitungan

yang sebenar-benarnya, dan memperbaiki apa yang telah mereka

hitung sebelum dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Pada hal

ini kejujuran sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang

sebenar-benarnya dalam penghitungan tersebut.

2. Kandungan Hadist

Semua perbuatan hari ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat

kelak. Maka perbuatan seorang akuntan harus melakukan

penghitungan yang sebenar-benarnya karena masih akan

dipertanggungjawabkan kelak.

b. Hadist Tentang Kejujuran

Artinya : Abdullah Bin Mas’ud berkata, bersabda Rasulullah :”kalian

harus jujur karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan

dan kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur

dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang
33

jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu

menunjukkan kepada keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada

neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta

sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta”. (HR. Muslim)

1. Tafsir

Dalam hadist ini mengandung isyarat bahwa siapa yang berusaha

untuk jujur dalam perkataan maka akan menjadi karakternya dan

barang siapa sengaja berdusta dan berusaha untuk berdusta maka

dusta akan menjadi karakternya. Dengan latihan dan upaya untuk

memperoleh akan berlanjut sifat-sifat baik dan buruk.

Hadist diatas menunjukkan agungnya perkara kejujuran dimana

ujung-ujungnya akan membawa orang yang jujur ke jannah serta

menunjukkan akan besarnya keburukan dusta dimana ujung-ujungnya

membawa oraang yang dusta ke neraka.

2. Kandungan Hadist

Kejujuran termasuk akhlak terpuji yang dianjurkan oleh Islam,

diantara petunujuk Islam hendaknya perkataan orang sesuai dengan isi

hatinya. Jujur merupakan sebaik-baik sarana keselamatan di dunia dan

di akhirat. Seorang mukmin yang bersifat jujur dicintai di sisi Allah

SWT dan di sisi manusia. Serta membimbing rekan lain bahwa jujur

itu jalan keselamatan di dunia dan akhirat.


34

c. Hadist Tentang Ketelitian

Rasulullah SAW : “Perlahan-lahan itu dari Allah dan tergesa-gesa itu

dari setan”. (Al-Mahasin)

1. Tafsir

Hadist diatas menjelaskan perlahan-lahan memiliki arti bersabar dan

penuh ketelitian dalam menjalankan sesuatu atas bimbingan Allah.

Dan tergesa-gesa itu diartikan sebagai pengaruh nafsu setan.

2. Kandungan Hadist

Seorang akuntan diharapkan mempunyai sifat seperti diatas yaitu

bersabar dan penuh ketelitian dalam mengerjakan tugasnya dalam hal

penghitungan keuangan. Dari landasan hukum dari Al-Qur’an dan Al-

Hadist diatas dapat ditarik prinsip umum akuntansi syariah adalah

penulisan (faktubuhu) baik nominal kecil maupun nominal besar.

Janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar

sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu lebih adil disisi

Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak

(menimbulkan) keragu-raguan. Pada prinsipnya Allah mengajarkan

tahapan tersebut sebagai wujud dan prinsip keadilan.


35

2.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Perbedaan
Nama Hasil Penelitian
Penelitian
Nova Santi (2019) Hasil penelitian ini Perbedaan penelitian
“Analisis Pelaporan menunjukkan bahwa ini dengan penelitian
Keuangan Yayasan laporan keuangan sebelumnya terletak
Pondok Pesantren pondok pesantren Az- pada objek serta
Berdasarkan Pedoman Zahra Islamic Boarding waktu yang berbeda.
Akuntansi Pesantren School Kab. Lampung
(Studi Pada Az-Zahra Selatan belum sesuai
Islamic School, Way dengan pedoman
Huwi, Jati Agung, Kab. Akuntansi Pesantren.
Lampung Selatan)” Hal ini ditujukkan
-penelitian ini dengan tidak adanya
dilaksanakan dengan laporan arus kas dan
metode pengumpulan data catatan atas laporan
melalui observasi, keuangan. Melainkan
wawancara, dan hanya laporan secara
dokumentasi. Sedangkan sederhana yaitu laporan
analisis data penerimaan dan
menggunakan analisis pengeluaran kas dan
deskriptif kualitatif. laporan laba rugi.
Ilham Munawar HF Hasil penelitian Perbedaan penelitian
(2018) “Implementasi menunjukkan bahwa ini dengan penelitian
PSAK 45 Dalam Laporan laporan keuangan dibuat sebelumnya terletak
Keuangan Pesantren oleh pesantren Sabilul pada metode analisis
(Studi Kasus Pesantren Muhtadin belum data yang
Sabilul Muhtadin menerapkan PSAK 45 digunakan. Yaitu
Banyuasin)” dalam menyusun laporan penelitian ini
-Penelitian menggunakan keuangannya. Pesantren menggunakan
metode kualitatif Sabilul Muhtadin hanya metode analisis
menyediakan laporan kualitatif sedangkan
arus kas, tidak ada penelitian
pengelompokkan aset sebelumnya
dan liabilitas, tidak menggunakan
menyediakan laporan metode analisis data
aktivitas, dan tidak Miles dan
terdapat catatan atas Huberman.
laporan keuangan.
Faidul Mannan (2018) Hasil penelitian Perbedaan penelitian
“Perancangan Sistem menunjukkan bahwa ini dengan penelitian
Informasi Akuntansi Pada prosedur yang sebelumnya terletak
Pondok Pesantren diberlakukan dalam pada tujuan
36

Salafiyah Syafi’iyah setiap transaksi baik kas penelitian. Yang


Nurul Huda Mergosono masuk atau kas keluar mana penelitian ini
Malang” pada PPSS Nurul Huda bertujuan untuk
-Penelitian ini sudah berjalan dengan menganalisis
menggunakan pendekatan baik, namun masih ada bagaimana
kualitatif deskriptif beberapa bagian yang penyajian laporan
perlu dibenahi seperti keuangan sedangkan
penambahan bagian penelitian
akuntansi/administrasi sebelumnya
dalam struktur bertujuan untuk
organisasi, penambahan mengetahui
dokumen dan flowchart. bagaimana sistem
yang baik bagi
pesantren. Serta
untuk mengetahui
rancangan sistem
informasi akuntansi
pada pondok
pesantren tersebut.
Wahyuningsih, Herman hasil pembahasannya Perbedaan penelitian
Karamoy, Dhullo afandy menyimpulkan bahwa ini dengan penelitian
(2018) “Analisis pencatatan dan penyajian sebelumnya terletak
Pelaporan Keuangan Di laporan keuangan pada tempat dan
Yayasan As-Salam yayasan adalah masih waktu penelitian.
Manado (Berdasarkan belum sesuai dengan
PSAK 45 dan PSAK 101) ketentuan yang berlaku
-Metode yang digunakan yaitu PSAK 45 dan
pada penelitian ini adalah PSAK 101.
metode deskriptif.
-Jurnal riset akuntansi
going concern 13(2),
2018, 512-528
Lukas Pemungkas Hasil dari analisis Perbedaan penelitian
Suherman (2019) menunjukkan bahwa ini dengan penelitian
“Analisis Pentingnya pondok pesantren Al- sebelumnya terletak
Akuntansi Pesantren : Matuq belum pada waktu dan
Studi Pada Pondok menerapkan Pedoman tenpat.
Pesantren Al-Matuq Akuntansi Pesantren
Sukabumi” dalam pencatatan dan
-Metode yang digunakan pelaporan keuangannya.
pada penelitian ini adalah Meskipun sudah dibantu
metode kualitatif oleh sistem aplikasi
-Jati: Jurnal Akuntansi akuntansi Zahir
Terapan Indonesia vol.2 Accounting dan Asisten.
No.2 Hal.65-70 Namun meski begitu,
http://journal.umy.ac.id/in belum menghasilkan
37

dex.php/jati laporan keuangan yang


sesuai dengan pedoman
akuntansi pesantren.
Intan Devi Atufah, Norita Hasil penelitian Perbedaan penelitian
Citra Yuliarti, dan Dania menunjukkan laporan ini dengan penelitian
Puspitasari (2018) keuangan yang ada pada sebelumnya terletak
“Penerapan PSAK No.45 yayasan pendidikan pada objek serta
Tentang Pelaporan pondok pesantren Al- waktu penelitian.
Keuangan Organisasi Khairiyah belum sesuai
Nirlaba Yayasan dengan penyusunan
Pendidikan Pondok laporan keuangan
Pesantren Al-Khairiyah” berdasarkan format
-Metode penelitian ini laporan keuangan nirlaba
deskriptif dengan teknik yang ada pada PSAK
analisis kualitatif. No.45.
-Internasional journal of
Social Science and
Business Vol.2 No.3
pp.115-123 p-ISSN :
2614-6533 E-ISSN :
2549-6409
http://ejournal.undikhsa.ac
.id/index.php/IJSSB/index
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau

Bangkinang yang berkedudukan di Kec. Bangkinang, Kelurahan Pulau. Penelitian

ini dilaksanakan pada 24 Desember sampai dengan selesai.

3.2 Jenis Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk

menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai

fenomena realita sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek penelitian dan

berupaya menarik realita itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat,

model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.

(Bungin, 2011)

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis data kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penonjolan proses

penelitian dan pemanfaatan landasan teori dilakukan agar fokus

penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga

38
39

bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar belakang

penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian (Rukin,

6:2019).

b. Sumber Data

1. Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung

dari sumbernya oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian dari pihak Pondok

Pesantren Al-Hikmah dengan mengajukan pertanyaan secara

sistematis.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari telaah

gambaran umum PondokPesantren Al-Hikmah serta dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan akuntansi pesantren, seperti

laporan kuangan pesantren dll.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data teknik yang diperlukan untuk penelitian ini,

yaitu:

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data

yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif.

(Sunyoto, 53:2013)
40

Dalam penelitian ini,wawancara dilakukan dengan cara wawancara

langsung baik secara terstruktur maupun bebas dengan pimpinan

ataupun pegawai dari pihak pond

ok pesantren Al-Hikmah tentang pedoman akuntansi pesantren

mengenai pelaporan keuangan entitas nirlaba.

b. Observasi

Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data

yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang terstandar.

Observasi yang penulis lakukan yaitu dengan cara pengamatan

langsung di lapangan dan melakukan pengambilan data dengan

pencatatan secara sistematis terhadaap hal-hal yang berhubungan

dengan kegiatan Wawancara Pondok Pesantren Al-Hikmah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data kualitatif dimana

sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif yang dilakukan oleh peneliti. Pengumpulan data yang

dilakukan dengan teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data

yang didukung dari data sekunder berkaitan dengan Pedoman

Akuntansi Pesantren tentang penyajian laporan keuangan entitas

nirlaba.
41

3.2.3 Analisa Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

teknik analisis deskiptif. Yaitu metode yang sifatnya menguraikan,

menggambakan, membandingkan, suatu data dan keadaan serta

menerangkan suatu keadaan sedemikian rupa sehingga dapat ditarik

kesimpulan (Manna, 2018).

Analisis data kualitatif merupakan bentuk analisis yang tidak

menggunakan matematik, statistic danekonomik atau bentuk-bentuk yang

lain. Menurut Creswell (2016:260) analisis data dalam penelitian kualitatif

akan berlangsung bersamaan dengan bagian-bagian lain dari pengembangan

penelitian kualitatif, yaitu pengumpulan data dan penulisan temuan. Pada

penelitian ini data yang diperoleh akan di analisis menggunakan pendekatan

deskriptif, yakni peneliti mendeskripsikan arti data yang telah terkumpul

dengan merekap sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat ini

(Afkarina, 2019).

Penelitian akan dimulai dengan pengumpulan data yang relevan

dengan pembahasan. Selanjutnya menentukan teori yang menjadi landasan

dalam menentukan Akuntansi pesantren pada Pondok Pesantren Al-

Faruqi.Pada tahap selanjutnya, analisis data dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,

dokumentasi pribadi, dokumentasi resmi, gambar dan sebagainya.


BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1 Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al-Hikmah

Pondok Pesantren Al-Hikmah adalah lembaga Pendidikan yang memiliki

jenjang Pendidikan Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah di bawah

naungan Yayasan Islam Amanah Ilmi. Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau

berdiri pada tanggal 23 Februari 1992 berdasarkan SK Menkumham RI No.

AHU-09869.50.10.2014. Pondok Pesantren Al-Hikmah di bangun di atas tanah

waqaf masyarakat sekitar dengan luas tanahnya 10.023 m2, yang berada di Jl. H.

Umar Kelurahan Pulau, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. Pondok

Peantren Al-Hikmah Pulau selain memberikan skll dalam bidangnya, ditambah

dengan nilai plus memahami Al-Qur’an dan Hadist serta Fiqh sehingga mampu

menjalani kehidupan sesuai tuntutan Agama.

Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Al-Hikmah bertujuan

mempersiapkan Santriwan dan Santriwati untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan menengah (SMA/SMK/MA/MAK). Sedangkan Madrasah Aliyah

Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau bertujuan mempersiapkan Santriwan dan

Santriwati untuk melanjutkan ke jenjang kuliah, khusunya ke Kampus-kampus

Islam terkemuka. Pondok Pesantren Al-Hikmah Pulau memberikan pendidikan

Umum serta Pendidikan Agama sesuai kurikulum Nasional, juga di tambah

dengan program Plus yaitu memahami Al-Qur’an (Tahsin, Tahfidz, dan Tafsir),

Hadist Akidah Akhlaq sehingga lulusannya diharapkan mampu menjalani

42
43

kehidupan sesuai dengan tuntutan Agama. Untuk terwujudnya Program Plus telah

disiapkan tenaga-tenaga pendidik sesuai bidangnya, tamatan dalam dan luar

negeri.

4.2 Visi, Misi, dan Tujuan

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, Pondok Pesantren Al-Hikmah

mengemban Visi dan Misi sebagai berikut:

4.2.1 Visi Pondok Pesantren

Terwujudnya lembaga Pendidikan yang menghasilkan Generasi Emas

Indonesia yang unggul, Terkemuka dan Bermarwah.

4.2.2 Misi Pondok Pesantren

1. Menyiapkan Generasi Emas Indonesia melalui pendidikan

transformatif berbasis keagamaan, budaya, life skills, dan berwawasan

lingkungan.

2. Melaksanakan program pendidikan, pengajaran dan pengabdian

masyarakat dijenjang Tsanawiyah dan Aliyah dengan teknologi

modern dan berjiwa enterpreneurship.

3. Memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat, khususnya

program pemberdayaan ekonomi, kesehatan dan keagamaan yang

responsive gender.

4. Menyediakan layanan destinasi wisata religi dengan program

pelatihan, penghijauan, dan berseni budaya.


44

5. Melaksanakan program pendidikan berlandaskan Iman dan Taqwa

untukmembentuk karakter generasi yang berakhlak.

4.2.3 Tujuan Pondok Pesantren

1. Meningkatkan mutu pendidikan yang transformatif melalui bidang

keagamaan, sosial, dan kemanusiaan.

2. Terlaksananya program pendidikan, pengajaran dan pengabdian

masyarakat yang berdaya saing tinggi, kompetitif dan mandiri di

era globalisasi.

3. Tersedianya layanan pendidikan kepada masyarakat khususnya

program pemberdayaan remaja guna peningkatan taraf hidup

bersih, sehat, dan Islami.

4. Tersedianya layanan destinasi wisata religi yang nyaman, hijau dan

berbudaya melayu.

5. Terwujudnya generasi emas dan masyarakat yang berakhlak mulia

dan memiliki keshalihan sosial.


45

4.3 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Hikmah

Adapun struktur organisasi Pondok Pesantren Al-Hikmah Bangkinang antara lain:

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Hikmah

Mukhlis, S.Pd.I
Ketua Yayasan

Zainal Zakaria, Lc. M.Pd


Pimpinan Pondok

H. Ali Amran, MA Syarifuddin, S.Pd

Wakil B. Kurikulum Wakil B. Humas

Fitria Fajar Pertiwi, SE Aini Syafna, S.Sos


Tugas Sekretaris
Bendahara

Tugas Dari Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Hikmah


Bangkinang, Antara Lain :
1. Ketua Yayasan

- Menjadi pemimpin yang baik serta bijaksana

- Mengkoordinir, mengawasi dan mengevaluasi proses pelaksanaan tugas


46

seluruh anggota organisasi

- Memimpin semua rapat harian pengurus

- Mengambil dan menetapkan keputusan dengan musyawarah dan

mufakat

2. Pimpinan Pondok

- Membuat program madrasah atau pesantren secara efektif dan efisien

agar sesuai dengan kebutuhan dalam membantu terwujudnya tujuan

pondok

- Mengorganisasi semua kegiatan dengan menetapkan pembagian kerja,

hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam

bagan organisasi

- Menjalin komunikasi Pesantren meliputi lebih dari sekedar

menyalurkan pikiran, gagasan-gagasan, dan maksud-maksud secara

lisan atau tertulis

3. Bagian Kurikulum

- Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan

- Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.

- Mengatur penyusunan progam pembelajaran (program-program satuan

pembelajaran, dan persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian

kurikulum

- Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler

- Mengatur pelaksanaan program penilaian, kriteria kenaikan kelas,

kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian


47

rapor dan STTB

- Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan

- Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran

- Melakukan supervisi administrasi dan akademis

- Menyusun laporan

4. Bagian Humas

- Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan Komite Sekolah dan

peran Komite Sekolah

- Membina hubungan antara sekolah dengan orang tua/wali murid

- Menjalin hubungan dengan lembaga/instansi terkait dalam rangka

pengembangan sekolah

- Koordinasi dengan semua staf untuk kelancaran kegiatan sekolah

- Menyelenggarakan bakti sosial, karya wisata

- Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar

pendidikan)

- Mewakili Kepala Sekolah apabila berhalangan untuk menghadiri rapat

masalah yang bersifat umum

5. Bendahara

- Mendata segala pemasukan, pengeluaran dan pengolahan finansial

pondok pesantren.

- Menyampaikan laporan keuangan secara berkala

6. Sekretaris

- Mendampingi ketua dalam memimpin rapat harian pengurus.


48

- Mendata dan menyimpan biodata santri, anggota pengurus dan seluruh

yang ada di pondok pesantren

- Menyimpan seluruh suray dan arsip yang berhubungan dengan pondok

pesantren

- Bertanggung jawab atas tata tertib administrasi dan kesekrerarisan

pondok pesantren
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan pada Pondok Pesantren

Al-Himah Bangkinang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pencatatan laporan keuangan di pondok pesantren Al-Hikmah masih berupa

pencatatan yang sederhana dan belum sesuai dengan Pedoman Akuntansi

Pesantren.

2. Dalam penerapan Pedoman Akuntansi Pesantren terdapat kendala yang

dialami oleh Pondok Pesantren Al-Hikmah yaitu kurangnya sumber daya

manusia yang masih dalam proses pemahaman tentang laporan keuangan

dan kurangnya pemahaman akan standar akuntansi atau pedoman Akuntansi

Pesantren sehingga dalam penerapan yang dilakukan masih belum

sepenuhnya sesuai dengan standar.

3. Penerapan laporan keuangan berdasarkan Pedoman Akuntansi Pesantren

sangat memungkinkan jika diterapkan secara penuh pada laporan

keuangan pondok pesantren Al-Hikmah, karena laporan yang telah diolah

oleh penulis menjadi laporan yang sesuai dengan standar yang lebih

mudah untuk dipahami, memiliki relevansi dan dapat dibandingkan

sehingga mempermudah seluruh pengurus pondok pesantren untuk

membaca laporan keuangan tersebut dan dapat juga dijadikan untuk

73
74

menentukan keputusan berdasarkan kondisi pondok pesantren untuk

program kerja atau kegiatan pada tahun berikutnya.

4. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan pedoman akuntansi pesantren

yang dibuat untuk pondok pesantren Al-Faruqi adalah: laporan posisi

keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan

keuangan.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan beberapa kendala selama

mengerjakan penelitian. Salah satunya yaitu data laporan keuangan yang

didapat kurang lengkap sehingga sulit untuk menyusun laporan keuangan

yang sesuai dengan Pedoman Akuntansi Pesantren.

6.3 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan maka peneliti memberikan

saran dalam upaya penyusunan laporan keuangan berdasarkan Pedoman

Akuntansi Pesantren :

1. Setelah disediakan rekomendasi pencatatan laporan keuangan yang sesuai

Pedoman Akuntansi Pesantren, maka disarankan agar rekomendasi dapat

dijadikan panduan dalam menyusun laporan keuangan pondok Pesantren

Al-Hikmah.

2. Menyajikan laporan secara lengkap sesuai dengan aturan yang berlaku dari

laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, hingga catatan
75

atas laporan keuangan. Hal ini agar para pengguna laporan keuangan dapat

mengetahui langkah yang harus diambil dalam pengambilan keputusan

maupun dalam penilaian kinerja.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 275 Al- Qur’an dan Terjemahan.2010.

Kementrian Agama RI. Cetakan ke-I: Sygma Publishing dan Al-Hadist dari

HR. Muslim dan Al-Mahasin

Adesy. 2017. Akuntansi Syariah Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan Bisnis

Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Afkarina, Irsa Azizah. 2019. “Rekonstruksi Penyusunan Laporan Keuangan di

Pondok Pesantren Al-Anwari Banyuwangi (Dalam Perspektif Pedoman

Akuntansi Pesantren)” Skripsi Universitas Jember

Alwi, B Marjani. 2013. Pondok Pesantren : Ciri Khas, Perkembangan, dan

Sistem Pendidikannya. Jurnal : Lentera Pendidikan, Vol. 16, No.2, 205-219

Bahri,Syaiful.2016.PengantarAkuntansiBerdasarkanSAKETAPdanIFRS.Yogyak

arta : CV. Andi OFFSET

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana

http://www.kajianpustaka.com/2021/05/transparansi-keuangan.html

Hantono, dan Namira Ufrida Rahmi. 2018.Pengantar Akuntansi. Yogyakarta : CV.

Budi Utama

Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.

Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Hariadi. 2015. Evolusi Pesantren Studi Kepemimpinan Kyai Berbasis Orientasi

ESQ. Yogyakarta. PT. LkiS Printing Cemerlang

76
77

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2018. Pedoman Akuntansi Pesantren. Jakarta : Bank

Indonesia

Ikit. 2015. Akuntansi Penghimpunan Dana Bank Syariah. Yogyakarta. CV. Budi

Utama

Khaddafi, Muammar dkk. 2016. Akuntansi Syariah Meletakkan Nilai-Nilai

Syariah Islam Dalam Ilmu Akuntansi. Medan : Madenatera

Kompri. 2018. Manajemen Dan Kepemimpinan Pondok Pesantren. Jakarta.

Prenadamedia Group

Munawar HF, ilham. 2018. Implementasi PSAK 45 Dalam Laporan Keuangan

Pesantren (Studi Kasus Pesantren Sabilul Muhtadin Banyuasin). Skripsi :

Universitas Sriwijaya

Mannan, Faidul. 2018. “Perancangan Sistem Informasi Akuntansi pada Pondok

Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Nurul Huda Mergosono Malang” Skripsi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Nurhayati, Sri dan Wasila. 2013. Akuntansi Syariah Di Indonesia edisi ketiga.

Jakarta : Salemba Empat

Rukin. 2019. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Yayasan Ahmar Cendekia

Indonesia

Santi, Nova. 2015. Analisis Pelaporan Keuangan Yayasan Pondok Pesantren

Berdasarkan Pedoman Akuntansi Pesantren (Studi Pada Az-Zahra Islamic


78

Boarding School, Way Huwi, Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan).

Skripsi : Universitas Islam Negri Raden IntanLampung

Setyaningsih, Rini. 2016. Kontinuitas Pesantren Dan Madrasah Di Indonesia.

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Vol. 11, No. 1

Sunyoto, Danang. 2013. Metode dan Instrumen Penelitian Ekonomi dan Bisnis.

Yogyakarta : CAPS

Wiroso, 2011. Akuntansi Transaksi Syariah. Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia.

Wahyuningsih, Karamoy Herman, Afandy Dhullo, 2018. “Analisisi Laporan

Keuangan Di Yayasan As-Salam Manado”. Jurnal Riset Akuntansi Going

Concern. Vol. 13, No. 2, 512-528.

IAI dan BI Tahun 2018. Pedoman Akuntansi Pesantren. Jakarta


LAMPIRAN

Lampiran 1

Laporan Keuangan Pondok Pesantren Al-Hikmah 2019


Lampiran 2

Pedoman Wawancara

91
Lampiran 3

Foto Dokumentasi

94
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Yaldi Fahresza lahir di Bangkinang, Riau pada

tanggal 23 Februari tahun 1997, anak pertama dari tiga

orang bersaudara dari pasangan Zulfahmi dan Efrita Syam.

Riwayat pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK

Pertiwi Pulau pada tahum 2002-2003, setelah itu

melanjutkan pendidikan di SDN 003 Pulau pada tahun 203-

2009, setelah itu melanjutkan pendidikan ke jenjang Pondok Pesantren Daarun

Nahdhah Thawalib Bangkinang pada tahun 2009-2016. Penulis melanjutkan

jenjang pendidikan Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau (UIN SUSKA) di Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi & Ilmu

Sosial pada tahun 2016.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas akhir penulis, hingga

akhirnya pada tanggal 13 Januari 2022 penulis melaksanakan ujian Munaqasyah

di Fakultas Ekonomi & Ilmu Sosial dan dinyatakan “LULUS” serta mendapakan

gelas Serjana Akuntansi (S.Ak). Semoga hasil penelitian ini bermanfaat

khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai