Anda di halaman 1dari 79

PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP KESIAPAN KERJA PADA

MAHASISWA TINGKAT AKHIR DI DKI JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar S1 Psikologi

Dinar Ayu Salsabillah


20190701178

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
KEBON JERUK, JAKARTA BARAT
2023
Universitas Esa Unggul

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Dinar Ayu Salsabillah


NIM : 20190-7011-78

Tanda Tangan :
Tanggal : 15 Februari 2024

i
Universitas Esa Unggul

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Dinar Ayu Salsabillah
NIM : 2019-0701-178
Program Studi : Psikologi
Judul Skripsi : Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kesiapan Kerja Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir di DKI Jakarta

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana S1
pada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas Esa Unggul.

TIM PENGUJI
Pembimbing 1 : Aisyah Ratnaningtyas, M.Psi., Psikolog (…............................)
Pembimbing 2 : Dra. Safitri M, M.Si (…............................)
Penguji 1 : Yuli Asmi Rozali, M.Psi., Psikolog (…............................)
Penguji 2 : Yeny Duriana Wijaya, M.Psi., Psikolog (…............................)

Ditetapkan di : Jakarta Barat


Ketua Program Studi : Novendawati Wahyu Sitasari, M.Psi.,Psikolog
(…...........)

Tanggal :

ii
Universitas Esa Unggul

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, karena atas berkat
serta rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul. Saya
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Arief Kusuma Among Praja, MBA selaku Rektor Universitas Esa
Unggul
2. Aisyah Ratnaningtyas, M.Psi., Psikolog dan Dra. Safitri M, M.Si selaku
dosen pembimbing yang sudah membimbing saya dengan sabar, serta tidak
lupa untuk menanyakan kabar dan menyemangati saat saya hingga akhirnya
saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
3. Yuli Azmi Rozali, S.Psi, M.Psi dan Yenny Duriana, S.Psi, M.Psi selaku
penguji satu dan penguji dua yang telah memberikan masukan dan saran
untuk skripsi saya.
4. Teman-teman responden yang sudah meluangkan waktu untuk ikut serta
dalam penelitian ini.
5. Orang tua, pasangan serta keluarga yang selalu menyemangati dan
mendoakan kelancaran skripsi saya, serta selalu memberikan wejangan
agar saya tidak menyerah dan terus berusaha sebaik mungkin untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman Psikologi 2019 yang telah memberikan motivasi,
memberikan informasi, dan saling memberikan dukungan satu sama lain
selama kurang lebih empat tahun ini. Serta kepada pihak-pihak lain yang
namanya tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut serta dalam
membantu penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Jakarta, 15 Februari 2024

Dinar Ayu Salsabillah

iii
Universitas Esa Unggul

ABSTRAK
PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP KESIAPAN KERJA PADA
MAHASISWA TINGKAT AKHIR DI DKI JAKARTA

Dinar Ayu Salsabillah


Program Studi Psikologi

Mendapatkan pekerjaan setelah lulus tidaklah mudah, mengingat di wilayah provinsi DKI
Jakarta memiliki puluhan bahkan ratusan universitas dan ribuan sarjana yang lulus setiap
tahunnya. Indonesia memiliki masalah kualitas dan kuantitas pada mahasiswa. Secara
kualitas mahasiswa belum mendapatkan pandangan terhadap dunia industri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada
mahasiswa tingkat akhir di daerah DKI Jakarta. Metode penelitian kuantitatif non-
eksperimental, dan teknik penambilan data non-probability sampling dengan jenis
purposive sampling sebanyak 100 responden. Hasil regresi linier menunjukkan adanya
pengaruh positif yang signifikan (sig p 0,000 dan persamaan regresi Y = 91,558 +
0,520X)
antara efikasi diri dan kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir di daerah DKI
Jakarta, dengan kontribusi efikasi diri sebesar 16,8% terhadap terbentuknya kesiapan
kerja. Mahasiswa tingkat akhir di daerah DKI Jakarta lebih banyak memiliki efikasi diri
tinggi ( 56.0%) dan kesiapan kerja tinggi ( 65.0%) dimana mahasiswa paling banyak
memilki efikasi diri yang tinggi dan kesiapan kerja yang tinggi (78,6%) , dan paling
sedikit efikasi diri yang tinggi dan kesiapan kerja yang rendah (21,4%).

Kata Kunci: efikasi diri, kesiapan kerja, mahasiswa tingkat akhir

iv
Universitas Esa Unggul

ABSTRACT
THE EFFECT OF SELF-REGULATION ON EMPLOYMENT READINESS IN
EARLY ADULTS IN DKI JAKARTA

Dinar Ayu Salsabillah


Psychology Study Program

Getting a job after graduation is not easy, especially in the DKI Jakarta province where
there are dozens or even hundreds of universities and thousands of graduates every year.
Indonesia has a problem with the quality and quantity of its students. In terms of quality,
students have not yet gained insight into the industrial world. This study aims to explore
the relationship between self-efficacy and job readiness among final-year students in the
DKI Jakarta region. Non-experimental quantitative research methods, and non-
probability sampling data collection techniques with purposive sampling of 100
respondents. Linear regression results show a significant positive influence (sig p 0.000
and regression equation Y = 91.558 + 0.520X) between self-efficacy and work readiness
in final year students in the DKI Jakarta area, with a contribution of self-efficacy of
16,8% towards the formation of work readiness. Final year students in the DKI Jakarta
area are more likely to have high self-efficacy (56.0%) and high work readiness (65.5%)
where most students have high self-efficacy and high work readiness (78,6%), and at
least high self-efficacy and low work readiness (21,4%).

Keywords: self-efficacy, job readiness, and final-year students.

v
Universitas Esa Unggul

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN.........................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................ii
UCAPAN TERIMA KASIH..............................................................................iii
ABSTRAK...........................................................................................................iv
ABSTRACT..........................................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis.........................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis..........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................6
2.1 Kesiapan Kerja......................................................................................6
2.1.1 Definisi Kesiapan Kerja..............................................................6
2.1.2 Aspek-aspek Kesiapan Kerja.......................................................6
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja......................7
2.2 Efikasi Diri............................................................................................8
2.2.1 Definisi Efikasi Diri....................................................................8
2.2.2 Aspek-aspek Efikasi Diri.............................................................9
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri.........................10
2.3 Mahasiswa Tingkat Akhir...................................................................10
2.3.1 Definisi Mahasiswa Tingkat Akhir............................................10
2.4 Kerangka Berpikir...............................................................................11
2.5 Hipotesis..............................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................15
3.1 Rancangan Penelitian..........................................................................

vi
Universitas Esa Unggul

3.2 Populasi dan Sampel...........................................................................15


3.2.1 Populasi....................................................................................15
3.2.2 Sampel......................................................................................15
3.2.3 Teknik Pengambilan Data.........................................................16
3.3 Variabel...............................................................................................16
3.3.1 Kesiapan Kerja..........................................................................16
3.3.2 Efikasi Diri...............................................................................16
3.4 Instrumen Penelitian............................................................................17
3.4.1 Jenis dan Skala Alat Ukur.........................................................17
3.4.2 Teknik Skoring.........................................................................17
3.4.3 Kisi-kisi Alat Ukur....................................................................18
3.4.4 Efikasi Diri...............................................................................20
3.5 Uji Alat Ukur.......................................................................................22
3.5.1 Uji Validitas..............................................................................22
3.5.2 Uji Reliabilitas..........................................................................22
3.6 Teknik Analisis Data...........................................................................23
3.6.1 Frekuensi..................................................................................23
3.6.2 Uji Normalitas..........................................................................23
3.6.3 Uji Linearitas............................................................................23
3.6.4 Uji Regresi Linear Sederhana....................................................23
3.6.5 Kategorisasi..............................................................................24
3.7 Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................24
3.8 Prosedur Penelitian..............................................................................24
BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................................26
4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian............................................26
4.1.1 Jenis Kelamin...........................................................................26
4.1.2 Usia..........................................................................................26
4.1.3 Program Studi...........................................................................27
4.1.4 Minat Pekerjaan........................................................................28
4.2 Analisis Data.......................................................................................

vii
Universitas Esa Unggul

4.2.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas............................................29


4.2.2 Hasil Uji Normalitas.................................................................29
4.2.3 Hasil Uji Linearitas...................................................................30
4.2.4 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana..........................................30
4.2.4 Hasil Kategorisasi Efikasi Diri dan Kesiapan Kerja....................31
4.2.5 Hasil Crosstabulation Efikasi Diri.............................................32
BAB V PEMBAHASAN...................................................................................33
5.1 Gambaran Responden..........................................................................33
5.2 Pembahasan.........................................................................................33
5.3 Keterbatasan Penelitian.......................................................................37
BAB VI PENUTUP...........................................................................................38
6.1 Kesimpulan..........................................................................................38
6.2 Saran....................................................................................................38
6.2.1 Saran Teoritis...............................................................................38
6.2.2 Saran Praktis................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................40
LAMPIRAN A....................................................................................................44

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengangguran masih menjadi permasalahan bagi suatu negara. Menurut


Sukirno (2008), pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Permasalahan pengangguran, di Indonesia masih menjadi suatu
tantangan yang belum terselesaikan, bahkan di kota-kota besar yang ada di
Indonesia, salah satunya di DKI Jakarta.

DKI Jakarta, sebagai kota besar nomor satu di Indonesia yang memiliki
jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar 11.240.000 jiwa (Inews, 2023), masih
berkutat dengan permasalahan tingkat pengangguran. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik, pada bulan Februari 2022, tingkat pengangguran di DKI Jakarta
mencapai 410.590 jiwa (BPS, 2022). Namun masalah pengangguran tidak hanya
terjadi pada individu dengan tingkat pendidikan rendah, tetapi juga terjadi pada
individu tingkat pendidikan tinggi. Padahal pendidikan tinggi diharapkan dapat
mempersiapkan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja yang lebih baik. Tetapi,
hal ini berbanding terbalik dengan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2021
yang mencatat bahwa tingkat pengangguran di DKI Jakarta dari kalangan
perguruan tinggi mencapai 13,58% (BPS, 2021).

Tingkat pengangguran yang tinggi disebabkan karena jumlah angkatan


kerja yang tidak sebanding dengan lapangan kerja yang ada. (Fahri et al., 2020).
Pada data jumlah lowongan pekerjaan di DKI Jakarta pada tahun 2021 tercatat
sebanyak 30.009 (BPS, 2021). Diikuti pada tahun 2022, provinsi DKI Jakarta
mencetak lulusan perguruan tinggi sebanyak 154.487 ribu dari berbagai
universitas, yang memiliki minat pendidikan yang beragam (Kemendikbud,
2022). Hal ini tentu tidak seimbang antara jumlah lowongan pekerjaan yang
tersedia dan jumlah tenaga kerja yang ada. Dengan kondisi tersebut, para lulusan
menjadi bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan
dan latar belakang mereka.

Sejalan dengan permasalahan ketenagakerjaan, dunia industri berpendapat


tentang masalah kualitas dan kuantitas mahasiswa. CEO PT Paragon Technology
and Innovation, Salman Subakat, menyatakan bahwa mahasiswa Indonesia belum
memiliki pandangan yang memadai terhadap dunia industri. Hasil survei Willis
2

Universitas Esa Unggul

Towers Watson 2014-2016 menunjukkan bahwa 8 dari 10 perusahaan di


Indonesia kesulitan mendapatkan lulusan yang siap kerja (jurnalsoreang.com,
2022).

Dampak dari kesulitan mendapatkan pekerjaan atau menjadi pengangguran


akan menimbulkan permasalahan pada individu, salah satunya permasalahan
secara psikologis. Kondisi ini sejalan dengan pernyataan dari Reynolds (dalam
Taylor, 2009) yang menyatakan pengangguran dapat menyebabkan berbagai
macam akibat yang merugikan bagi individu, termasuk di dalamnya adalah
distress psikologis. Dilansir oleh Kompas.com 5 November 2023, seorang laki-
laki berusia 22 tahun melakukan bunuh diri. Motif dibalik keputusannya adalah
depresi yang timbul karena kesulitan mendapatkan pekerjaan. Hal ini sangat
memprihatinkan, mengingat para lulusan berada pada masa produktif yang
dibutuhkan dalam dunia kerja.
Berbagai permasalahan yang akan dihadapi oleh para mahasiswa tingkat
akhir dalam menghadapi persaingan pencarian kerja yang ketat, maka dibutuhkan
kesiapan kerja yang baik. Kesiapan kerja didefinisikan oleh Cabellero, Walker
dan Fuller Tyszkiewicz (dalam Chandra, 2022) merupakan sebuah acuan sejauh
mana lulusan yang dianggap mempunyai sikap dan atribut yang membuat individu
memiliki kesiapan untuk sukses dalam lingkungan kerja yang dipandang
sebagaimana indikasi potensi dalam hal kinerja pekerja, kesuksesan, dan potensi
untuk promosi dan karir kemajuan. Kesiapan kerja individu dapat dilihat dari
empat aspek, yaitu: (a) Karakteristik pribadi, karakteristik pribadi ialah suatu
kepribadian atau sifat dari individu yang dapat menimbulkan potensi untuk
membuat sesuatu yang memiliki hubungan dengan pekerjaan. (b) Ketajaman
organisasi, ketajaman organisasi merupakan suatu kecepatan atau ketajaman dari
individu dalam memahami serta menentukan situasi maupun kondisi pada
organisasi. (c) Kompetensi kerja, kompetensi kerja adalah keterampilan atau
kemampuan individu mengerjakan tugas dalam bekerja dan hal ini dapat
dikembangkan melalui pengalaman dan pelatihan; dan (d) Kecerdasan sosial,
kecerdasan sosial adalah kecakapan yang terdiri dari interaksi kelompok.

Jadi dapat dikatakan bahwa mahasiswa tingkat akhir yang memiliki


kesiapan kerja adalah mampu menyusun rencana yang hendak dicapai, memiliki
pemahaman mendalam terhadap kemampuan diri untuk memaksimalkan potensi
dan mengatasi kelemahan, serta dapat menghadapi tantangan dalam dunia kerja,
mengasah keterampilan dan kemampuan untuk memperkuat persiapan diri dalam
memasuki dunia kerja, memiliki motivasi dan tanggung jawab yang didukung
oleh pemikiran kritis serta kreatif. Individu juga mampu beradaptasi di lingkungan
dengan kemampuan bersosialisasi dan komunikasi interpersonal.
3

Universitas Esa Unggul

Kesiapan kerja dapat terbentuk, salah satu faktor internalnya adalah efikasi
diri (Coetzee & Harry, 2014). Menurut Bandura (1997) mendefinisikan bahwa
efikasi diri itu perasaan akan kemampuan kita dalam mengerjakan suatu tugas,
percaya pada kompetensi diri sendiri dan efektivitas sebagai hasil dari pemberian
grativikasi (Bandura & dkk,1999: Maddux & Gosselin,2003). Efikasi diri menurut
Bandura (dalam Ghufron, M. N., & Risnawita, 2010) dapat dilihat dari tiga
dimensi, yaitu: (a) Tingkat (level), tingkat efikasi diri individu dalam mengerjakan
suatu tugas berbeda dalam tingkat kesulitan tugas. (b) Kekuatan (strength),
kekuatan efikasi diri individu terhadap keyakinannya. Efikasi diri menunjukkan
bahwa tindakan yang dilakukan individu akan memberikan hasil yang sesuai
dengan yang diharapkan individu. (c) Keluasan (generality), individu dapat
dikatakan dirinya memiliki efikasi diri pada aktivitas yang luas, atau terbatas pada
fungsi tertentu aja.

Mahasiswa tingkat akhir yang memiliki efikasi diri selalu mencari


kesempatan untuk belajar, mengikuti berbagai pelatihan, dan berusaha
meningkatkan kemampuan diri agar dapat mengikuti perkembangan di dunia
kerja. Mereka yakin mampu mengatasi tugas dan tantangan, serta percaya diri
dalam mencapai keberhasilan dalam pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan
memiliki efikasi diri, mahasiswa memiliki motivasi diri, ditandai dengan
semangat dan keinginan kuat untuk mencapai tujuan mereka.

Dalam wawancara awal dengan salah satu mahasiswa tingkat akhir di


daerah DKI Jakarta, yang berinisial RD (22 tahun) laki-laki, ia mengatakan saat
ini sedang mengerjakan skripsi dan merasa yakin untuk menyelesaikannya. Untuk
menghadapi dunia kerja setelah lulus kuliah, ia telah mempersiapkan dirinya
terutama mengasah kompetensi bidang perkuliahannya seperti mengikuti
pelatihan-pelatihan, seminar atau workshop. Ia juga pernah mengikuti kegiatan
magang untuk mengasah serta mengaplikasikan kemampuan, pengetahuan dan
skill yang dimiliki. Ia juga beberapa kali mengikuti sesi konsultasi untuk
membahas kemampuan yang dimiliki agar sesuai dengan rencana dan tujuan
pekerjaan yang diinginkannya. Berbeda dengan mahasiswa sebelumnya, pada
wawancara dengan mahasiswa tingkat akhir berinisial AVP (22 tahun)
perempuan, ia mengatakan saat ini hanya mengerjakan skripsi saja dan merasa
tidak yakin dapat menyelesaikannya. Selain untuk mengadapi dunia kerja setelah
lulus kuliah, ia masih bingung dan tidak tahu apa saja yang perlu dilakukan. Ia
juga belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan- pelatihan kompetensi atau
magang sekalipun. Ia merasa tidak mampu dan tidak percaya diri dengan
kemampuannya, bahkan ia juga tidak tahu pekerjaan apa yang diingikannya.
4

Universitas Esa Unggul

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa ketika


mahasiswa tingkat akhir yang memiliki efikasi diri yang tinggi dapat digambarkan
bahwa mereka memiliki keyakinan yang kuat pada kemampuannya untuk
mengatasi tugas dan tantangan yang dihadapi. Mereka memiliki keyakinan bahwa
mereka mampu berhasil dalam pekerjaan yang mereka lakukan. Mahasiswa
tingkat akhir yang memiliki efikasi diri, mereka memiliki motivasi diri, semangat
serta keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan mereka. Sehingga mahasiswa
tingkat akhir yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan lebih siap menghadapi
dunia kerja Efikasi diri mahasiswa tingkat akhir dengan kesiapan kerja yang
tinggi ditandai dengan beberapa perilaku. Pertama, mereka mencari kesempatan
untuk mengembangkan diri. Mereka aktif mengikuti pelatihan, seminar,
workshop, atau magang guna memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka.
Kedua, mereka memiliki kepercayaan diri yang kuat dalam menghadapi kesulitan.
Mereka tidak takut menghadapi tantangan dan mampu menyelesaikan tugas
pekerjaan dengan baik. Ketiga, mereka cenderung memiliki keunggulan
kompetitif karena kesiapan dan persiapan yang mereka lakukan.

Sebaliknya, mahasiswa tingkat akhir yang memiliki efikasi diri rendah


dapat digambarkan bahwa mereka cenderung meragukan kemampuan mereka
dalam mengatasi tugas dan tantangan yang dihadapi. Mereka mungkin tidak
memiliki keyakinan bahwa mereka mampu berhasil dalam pekerjaan yang mereka
lakukan. Mahasiswa tingkat akhir yang memiliki efikasi diri rendah mungkin
kurang memiliki motivasi diri, semangat, serta keinginan yang kuat untuk
mencapai tujuan mereka. Sehingga, mahasiswa tingkat akhir yang memiliki
efikasi diri rendah mungkin akan kurang siap menghadapi dunia kerja. Efikasi diri
mahasiswa tingkat akhir dengan kesiapan kerja yang rendah ditandai dengan
perilaku seperti tidak tertarik atau enggan mengembangkan diri. Mereka mungkin
tidak aktif mengikuti pelatihan, seminar, workshop, atau magang. Selain itu,
mereka cenderung kurang percaya diri dan memiliki ketakutan dalam menghadapi
kesulitan. Kinerja mereka dalam menyelesaikan tugas pekerjaan seringkali
terpengaruh karena ketidakyakinan pada kemampuan diri.

Gambaran tersebut di atas, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Deila (2018), yang didapati hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara efikasi diri dengan kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir. Artinya
semakin tinggi efikasi diri pada mahasiswa tingkat akhir, maka semakin siap
mereka untuk bekerja. Begitupun sebaliknya, semakin rendah efikasi diri pada
mahasiswa tingkat akhir maka semakin tidak siap mereka untuk bekerja.
5

Universitas Esa Unggul

Penelitian ini melibatkan seluruh mahasiswa tingkat akhir di wilayah DKI


Jakarta sebagai sampel, sehingga hasil penelitiannya dapat memberikan gambaran
pengaruh efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir.
Pentingnya penelitian ini dilakukan mengingat perlunya mempersiapkan para
lulusan universitas untuk menghadapi dunia kerja, sehingga dampak negatif dari
masalah pengangguran dapat teratasi.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk


melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kesiapan Kerja
Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Di DKI Jakarta”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah


dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa
tingkat akhir di daerah DKI Jakarta?
2. Bagaimana gambaran efikasi diri dan kesiapan kerja pada mahasiswa
tingkat akhir di daerah DKI Jakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:


1. Mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa
tingkat akhir di daerah DKI Jakarta.
2. Mengetahui gambaran efikasi diri dan kesiapan kerja pada
mahasiswatingkat akhir di daerah DKI Jakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan peneliti, maka pada penelitian ini
memiliki manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di bidang ilmu


Psikologi, khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi yaitu tentang
efikasi diri dan kesiapan kerja.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa


tingkat akhir dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja dengan memiliki
6

Universitas Esa Unggul

efikasi diri yang baik. Dengan memiliki efikasi diri yang baik, maka diharapkan
mampu untuk memahami dan mengenali kemampuan diri serta mempersiapkan
diri untuk menghadapi dunia kerja dengan berbagai tantangan dan hambatan yang
sesuai dengan kemampuan agar mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesiapan Kerja

2.1.1 Definisi Kesiapan Kerja

Caballero et al., (2011) mendefinisikan kesiapan kerja adalah sebuah acuan


sejauh mana lulusan yang dianggap mempunyai sikap dan atribut yang
membuatindividu memiliki kesiapan untuk sukses dalam lingkungan kerja yang
dipandangsebagaimana indikasi potensi dalam hal kinerja pekerja, kesuksesan,
dan potensiuntuk promosi dan karir kemajuan. Sedangkan menurut Pool dan
Sewell dalam Deila (2018) mendefinisikan kesiapan kerja sebagai kapasitas
individu yang berkaitan dengan keahlian, ilmu pengetahuan, pemahaman dan
atribut kepribadian sebagai bekal untuk memilih pekerjaan sehingga dapat meraih
kesuksesan. Selain itu, menurut Potgieter & Coetzee dalam Deila (2018) kesiapan
kerja merupakan susunan psikososial serta adanya kemauan dan kemampuan yang
berhubungan dengan karir guna meningkatkan kesesuaian seseorang untuk
melaksanakan suatu pekerjaan yang tepat dan berkelanjutan.

Menurut Brady dalam Chandra (2022) kesiapan kerja adalah berfokus pada
sifat-sifat pribadi, seperti sifat pekerja dan mekanisme pertahanan yang
dibutuhkan, bukan hanya untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga lebih dari itu
yaitu untuk mempertahankan suatu pekerjaan. Sementara menurut (Herminarto
dan Hamzah, 2003) Kesiapan kerja adalah kemampuan seseorang untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu, tanpa mengalami kesulitan dan hambatan
dengan hasil yang baik. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan kesiapan
kerja melibatkan kombinasi antara sikap, atribut, keahlian, dan kapasitas individu
yang mendukung kesuksesan dalam dunia kerja, tidak hanya pada tahap
penerimaan pekerjaan tetapi juga dalam mempertahankan dan pelaksanaan
pekerjaan dengan baik.

Berdasarkan beberapa definisi kesiapan kerja yang dipaparkan di atas,


peneliti akan menggunakan definisi menurut Cabellero, Walker dan Fuller
Tyszkiewicz karena definisi tersebut sesuai dengan fenomena dan kebutuhan
penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, definisi dari Cabellero, Walker dan
Fuller Tyszkiewicz lebih relevan dengan keadaan sekarang dan menjadi acuan
alatukur yang akan digunakan oleh peneliti.

2.1.2 Aspek-aspek Kesiapan Kerja


8

Universitas Esa Unggul

Menurut Caballero et al., (2011), kesiapan kerja dapat diukur melalui empat
aspek yaitu:

a. Karakteristik Pribadi
Karakteristik pribadi ialah suatu kepribadian atau sifat dari individu
yangdapat menimbulkan potensi untuk membuat sesuatu yang memiliki
hubungan dengan pekerjaan. Seseorang yang mempunyai karakteristik
pribadi yang matang akan menampilkan kedewasaan pada saat menghadapi
dunia kerja. Aspek ini merujuk pada kematangan sifat seseorang yang
terdiri dari pengarahan diri, pengetahuan diri, ketahanan diri, dan
pengembangan diri.
b. Ketajaman Organisasi
Ketajaman organisasi merupakan suatu kecepatan atau ketajaman dari
individu dalam memahami serta menentukan situasi maupun kondisi pada
organisasi seperti mengetahui tanggung jawab sosial, penilaian etis, etika
kerja, motivasi kerja, keinginan belajar, danmemiliki pengetahuan umum.
Aspek ini merujuk kepada sikap seseorang dalam melakukan organisasi
yang meliputi motivasi bekerja sama, etika kerja atau profesionalisme,
kedewasaan, dantanggung jawab sosial.
c. Kompetensi Kerja
Kompetensi kerja adalah keterampilan atau kemampuan individu
mengerjakan tugas dalam bekerja dan hal ini dapat dikembangkan melalui
pengalaman dan pelatihan yang didapatkan melalui berpikir kritis,
berorganisasi, pemecahan masalah, dan berpikir kreatif dan inovatif. Aspek
kompetensi kerja merujuk kepada pemecahan masalah, sikap motivasi kerja,
berpikir kritis, dan berinovasi atau berpikir kreatif.
d. Kecerdasan Sosial
Kecerdasan sosial adalah kecakapan yang terdiri dari interaksi
kelompok. Aspek ini menunjukkan kepada sikap seseorang dalam menjalani
hubungan sosial dengan individu lain di dunia kerja yang meliputi
kemampuan bersosialisasi, kerja sama dalam tim, keterampilan komunikasi
interpersonal, dan kemampuan beradaptasi.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

Menurut Kartono dalam Alpiunita (2019), faktor-faktor yang mempengaruhi


kesiapan kerja yaitu:
a. Kecerdasan
Kecerdasan memiliki peran penting untuk menentukan keberhasilan
atau tidaknya seseorang dalam melaksanakan tugas- tugasnya.
9

Universitas Esa Unggul

b. Keterampilan dan kecakapan


Keberhasilan dalam usaha, kerja, atau kehidupan seseorang didasari
oleh keterampilan dan keahlian yang berbeda-beda.
c. Kemampuan dan Minat
Penting bagi setiap individu untuk mengetahui apakah kemampuan
dan minat sesuai dengan pekerjaan yang dipilih.
d. Motivasi
Untuk mencapai keberhasilan dalam pekerjaan, diperlukan motivasi-
motivasi tertentu, seperti motivasi untuk berkreasi, motivasi untuk mencari
efisiensi, motivasi untuk mencapai tujuan, dan motivasiuntuk bekerja.
e. Kesehatan
Kesehatan memiliki peran penting untuk mendukung seseorang dalam
menyelesaikan berbagai tugas pekerjaannya dengan baik
f. Kepribadian
Seseorang dapat dikatakan berhasil ketika ia mampu menjalin
hubungan yang baik dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
serta kenyataan hidup secara efektif dan rasional, serta merasa puas dengan
hasil yang telah dicapainya.
g. Cita-cita dan tujuan dalam bekerja
Jika pekerjaan seseorang telah menjadi impian dan tujuan yang sesuai
dengan nilai-nilai dan sistemnya, maka ia akan bekerja dengan penuh
dedikasi,kerajinan, dan tanpa merasa tertekan. Hal ini sangat penting untuk
mencapai kesuksesan dalam pekerjaannya.
h. Lingkungan keluarga
Kondisi rumah dapat berdampak pada tingkat keberhasilan seseorang
dalam bekerja. Keberadaan dukungan dari anggota keluargasecara mental
dan spiritual dapat membantu seseorang meraih kesuksesan dalam karirnya.

2.2 Efikasi Diri

2.2.1 Definisi Efikasi Diri

Menurut Bandura (2016), mendefinisikan bahwa efikasi diri itu perasaan


akan kemampuan kita dalam mengerjakan suatu tugas, percaya pada kompetensi
diri sendiri dan efektivitas sebagai hasil dari pemberian grativikasi (Bandura &
dkk,1999: Maddux & Gosselin,2003). Sedangkan menurut Gist dan Mitchell
dalam Ghufron, M. N., & Risnawita (2010) berpendapat bahwa efikasi diri dapat
membawa pada perilaku yang berbeda di antara individu dengan kemampuan
yang sama karena efikasi diri memengaruhi pilihan, tujuan, pengatasan
masalah,dan kegigihan dalam berusaha. Selain itu, menurut Baron dan Byrne
(2003) mengungkapkan bahwa efikasi diri merupakan evaluasi seseorang
mengenai kemampuannya atau kompetensi dirinya untuk melakukan tugas,
10

Universitas Esa Unggul

mencapai tujuan atau mengatasi hambatan. (Ghufron, M. N., & Risnawita,


2010).

Menurut Reivich dan Shatte dalam Dewi & Mugiarso (2020) menyatakan
efikasi diri dalam memecahkan masalah merupakan keyakinan akan kemampuan
dirinya sendiri dalam menghadapi dan memecahkan masalah secara efektif.
Sementara menurut Santrock dalam Novariandhini &Latifah (2012) menyatakan
efikasi diri merupakan keyakinan dan kepercayaan seorang individu akan
kemampuannya dalam mengontrol hasil dari usaha yang telah dilakukan. Efikasi
diri memiliki potensi untuk menghasilkan perilaku yang beragam di antara
individu dengan tingkat kemampuan yang serupa karena efikasi diri
mempengaruhi pilihan, tujuan, penyelesaian masalah, dan ketekunan dalam
upaya. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan efikasi diri merupakan
konsep psikologis yang mencakup keyakinan individu terhadap kemampuannya
untuk mencapai tujuan dan mengatasi tantangan dalam berbagai aspek
kehidupan.

Dari beberapa definisi efikasi kerja di atas, peneliti akan menggunakan


definisi menurut Bandura karena tokoh tersebut diakui sebagai ahli terkemuka,
terutama dalam teori efikasi diri.

2.2.2 Aspek-aspek Efikasi Diri

Menurut Bandura (1997) efikasi diri mencakup tiga aspek yaitu:


a. Tingkat (level) berkaitan dengan kemampuan individu dalam
menyelesaikantugas, baik yang ringan maupun berat.
b. Kekuatan (strength) berkaitan dengan sejauh mana keyakinan individu
terhadapkemampuannya.
c. Keluasan (generality) berkaitan dengan keyakinan individu terhadap
kemampuannya yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi yang berbeda.

Menurut Corsini (1994) efikasi diri mencangkup empat aspek yaitu:


a. Kognitif berkaitan dengan kemampuan individu untuk memikirkan cara-
cara yang digunakan, dan merancang tindakan yang akan diambil untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Motivasi berkaitan dengan kemampuan individu untuk memotivasi diri
melalui pikirannya untuk melakukan tindakan dan membuat keputusan serta
mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Afeksi berkaitan dengan kemampuan individu untuk mengatasi perasaan
emosi yang ditimbulkan dari diri sendiri untuk mencapai tujuan yang
diharapkan
11

Universitas Esa Unggul

d. Seleksi berkaitan dengan kemampuan individu untuk melakukan


pertimbangan secara matang dalam memilih perilaku dan lingkungannya
Menurut Weiner (dalam Edy Purwanto, 2014:221) efikasi diri mencangkup
dua aspek yaitu:
a. Efikasi diri akademik Yaitu sebuah penilaian diri seorang individu atas
kemampuannya untuk sukses dalam mencapai tujuan-tujuan akademik dan,
b. Efikasi diri untuk regulasi diri Yaitu sebuah penilaian diri seorang individu
akan kemampuan dirinya untuk mengatur kognisi, afeksi, dan tindakan guna
meraih sukses akademik.

Berdasarkan penjelasan beberapa aspek dari para ahli, peneliti memilih


menggunakan dimensi efikasi diri menurut Bandura (1997) agar sesuai dengan
konsep definisi efikasi diri yang juga dikemukakan oleh Bandura.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri

Menurut Bandura (1997) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi


efikasi diri pada diri individu yaitu:
a. Pengalaman menguasai sesuatu
Pengalaman dalam menguasai sesuatu menjadi sumber pengaruh
terbesar terhadap efikasi diri. Pengalaman performa yang berhasil pada
masa lalu secara umum meningkatkan harapan dan keyakinan akan
kemampuan individu, dan hal ini mempunyai enam dampak yaitu:
meningkatkan efikasi diri secara proporsional, tugas dapat di selesaikan
dengan baik, menurunya kegagalan, kegagalan tidak menimbulkan emosi,
kegagalan mengukuhkan rasa menguasai diri, kegagalan yang terjadi
mempunyai dampak sedikit.
b. Modeling sosial
Modeling sosial yaitu vicarious experiences, secara umum dampak
dari modeling sosial tidak sekuat dampak yang di berikan oleh performa
pribadi dalam meningkatkan level efikasi diri, tetapi mempunyai dampak
yang kuat saat memperhatikan penurunan efikasi diri.
c. Persuasi sosial
Dampak dari sumber ini cukup terbatas, tetapi di bawah kondisi yang
tepat, persuasi diri orang lain dapat meningkatkan atau menurunkan efikasi
diri.
d. Kondisi fisik dan emosional
Emosi yang kuat biasanya akan mengurangi performa saat orang
mengalami ketakutan yang kuat dan kecemasan atau tingkat stres yang
tinggi, kemungkinan akan mempunyai ekspektasi efikasi yang rendah.
12

Universitas Esa Unggul

2.3 Mahasiswa Tingkat Akhir

2.3.1 Definisi Mahasiswa Tingkat Akhir

Pada usia produktif atau masa dewasa awal, yang umumnya dimulai pada
mahasiswa tingkat akhir dengan rentang usia antara 18 hingga 25 tahun(Santrock,
2010). Sedangkan WHO (Rina, Dewi, & Hasneli N, 2009) menjelaskan bahwa
usia mahasiswa tingkat akhir berusia antara 17 hingga 21 tahun. Selain itu,
menurut Sarwono dalam Sari et al., (2006) mahasiswa tingkat akhir umurnya
berusia 17 hingga 20 tahun.

Santrock (2010) mengidentifikasi tiga transisi utama yang terjadi padamasa


ini, yaitu transisi fisik (physically trantition), transisi intelektual (cognitive
trantition), dan transisi peran sosial (social role trantition). Transisi fisik
melibatkan perubahan fisik yang terjadi pada tubuh individu, seperti pertumbuhan
dan perkembangan organ reproduksi. Transisi intelektual mencakup perubahan
dalam kemampuan berpikir dan memecahkan masalah yang lebih kompleks.
Sedangkan transisi peran sosial melibatkan pergeseran peran dan tanggung jawab
dalam masyarakat.

Sebagai mahasiswa tingkat akhir, mereka telah memasuki tahap dewasa


dandiharapkan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam hidup
mereka. Mereka tidak lagi bergantung secara ekonomis, sosial, dan psikologis
pada orangtua mereka (Dariyo, 2003). Dalam konteks ini, pekerjaan memiliki
peran penting dalam pengakuan sosial dan transisi ke dewasa yang lebih luas
diakui (Santrock, 2010). Mendapatkan pekerjaan yang sesuai menjadi tugas
perkembangan yang penting bagi mahasiswa tingkat akhir, karena pekerjaan
memberikan kesempatan untuk membangun kemandirian, menghadapi
tantanganbaru, dan memenuhi kebutuhan finansialmereka.

Sehingga mahasiswa tingkat akhir memasuki masa dewasa awal yang


diidentifikasi sebagai periode transisi yang penting dalam berbagai aspek
kehidupan. Pada tahap ini, memasuki dunia kerja menjadi salah satu tugas
perkembangan yang signifikan, karena pekerjaan tidak hanya memberikan sumber
penghasilan, tetapi juga memainkan peran penting dalam proses menuju
kedewasaan yang lebih luas diakui.

Dari beberapa pemaparan usia mahasiswa tingkat akhir di atas, peneliti


menggunakan rentang usia mahasiswa tingkat akhir menurut Santrock, dengan
rentang usia 18 hingga 25 tahun. Menurut Santrock, rentang usia 18 hingga 25
tahunsangat sesuai dengan dewasa awal yang lulus dari perguruantinggi.
13

Universitas Esa Unggul

2.4 Kerangka Berpikir

Mahasiswa tingkat akhir merupakan mahasiswa yang sudah hampir


menyelesaikan masa perkuliahan yang kemudian akan memasuki dunia kerja.
Tetapi, sebagai calon lulusan, mereka dihadapkan pada persaingan mendapatkan
pekerjaan, terutama di DKI Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari belum terpenuhinya
jumlah lowongan pekerjaan dengan jumlah lulusan sehingga tingkat
penganggurannya terbilang tinggi. Kondisi tersebut mengakibatkan persaingan
dalam mencari pekerjaan menjadi ketat. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa
tingkat akhir perlu mempersiapkan diri secara matang untuk menghadapi dunia
kerja

Mahasiswa tingkat akhir yang memiliki kesiapan kerja, ia akan mengasah


pengetahuan dan keterampilan yang mendalam pada bidang pekerjaan yang
diinginkan. Selain itu memiliki motivasi dan tanggung jawab yang didukung oleh
pemikiran kritis dan kreatif untuk menyelesaikan masalah dalam tugasnya. Ia pun
mampu beradaptasi di lingkungan dengan kemampuan bersosialisasi dan
komunikasi interpersonal. Sebaliknya mahasiswa tingkat akhir yang belum
memiliki kesiapan kerja, cenderung tidak mengasah pengetahuan dan
keterampilan yang mendalam pada bidang pekerjaan yang diinginkan. Selain itu,
kurangnya motivasi dan tanggung jawab didukung oleh kurangnya pemikiran
kritis dan kreatif untuk menyelesaikan masalah dalam tugasnya. Mereka mungkin
kesulitan beradaptasi di lingkungan dengan kemampuan bersosialisasi dan
komunikasi interpersonal yang terbatas. Namun kesiapan kerja yang dimiliki
mahasiswa tingkat akhir dapat terbentuk dengan salah satu faktor internal yaitu
efikasi diri.

Mahasiswa yang memiliki efikasi diri ia akan memiliki perasaan yakin akan
kemampuan dirinya dalam menyelesaikan tugas dan tantangan, baik yang ringan
maupun yang berat. Sehingga tugas dan tantangan yang dihadapi dapat di
selesaikan dengan baik. Selanjutnya, mahasiswa tingkat akhir yang memiliki
efikasi diri akan merasa yakin bahwa kemampuan yang dimiliki oleh dirinya tidak
dimiliki orang lain. Mahasiswa dengan efikasi diri juga tidak terpaku pada
keterampilan atau pengetahuan yang hanya dapat diterapkan dalam bidang
tertentu, melainkan memiliki keyakinan bahwa mereka dapat beradaptasi dan
berhasil di berbagai lingkungan atau tantangan yang berbeda. Selain itu, mereka
memiliki semangat dan keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan mereka yaitu
mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
14

Universitas Esa Unggul

Sebaliknya, mahasiswa yang kurang memiliki efikasi diri mungkin akan


merasakan ketidakyakinan terhadap kemampuan mereka dalam menyelesaikan
tugas dan tantangan, baik yang ringan maupun yang berat. Sehingga, tugas dan
tantangan yang dihadapi dapat menjadi lebih sulit untuk diatasi. Selanjutnya,
mahasiswa tingkat akhir yang kurang memiliki efikasi diri mungkin akan merasa
kurang yakin bahwa kemampuan yang dimiliki oleh dirinya tidak sebanding
dengan orang lain. Mahasiswa dengan kurangnya efikasi diri juga cenderung
terpaku pada keterampilan atau pengetahuan yang hanya dapat diterapkan dalam
bidang tertentu, dan mungkin merasa kesulitan untuk beradaptasi atau berhasil di
berbagai lingkungan atau tantangan yang berbeda. Selain itu, mereka mungkin
kurang memiliki semangat dan keinginan kuat untuk mencapai tujuan mereka,
seperti mendapatkan pekerjaan yang sesuai.

Jadi mahasiswa tingkat akhir yang memiliki keyakinan akan diri dan
kemampuannya, ketika ia akan menghadapi dunia kerja dengan berbagai
tantangan dan tuntutan yang kompleks. Ia akan lebih siap bekerja, karena
didukung oleh motivasi, kemampuan dan keterampilan, tanggung jawab serta
kemampuan bersosialisasi yang akan berguna dalam dunia kerja. Sebaliknya
mahasiswa tingkat akhir yang kurang memiliki keyakinan akan diri dan
kemampuannya mungkin akan merasa kurang siap menghadapi dunia kerja
dengan berbagai tantangan dan tuntutan yang kompleks. Mereka mungkin tidak
memiliki kesiapan yang optimal untuk bekerja, karena kurangnya motivasi,
kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan. Tanggung jawab dan
kemampuan bersosialisasi mereka juga mungkin terbatas, sehingga dapat
mempengaruhi kinerja mereka dalam dunia kerja.

Berdasarkan uraian diatas, berikut adalah skema kerangka berpikir pada


penelitian:

Mahasiswa Tingkat
Akhir Di
DKI Jakarta
15

Universitas Esa Unggul

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir

2.5 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diduga adanya pengaruh


positif efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir di
DKI Jakarta. Sehingga semakin tinggi efikasi diri maka semakin tinggi
kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir. Sebaliknya semakin rendah
efikasi diri maka semakin rendah kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat
akhir.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif non-eksperimental yang


berfokus pada analisis data numerik yang diolah menggunakan metode statistika
dan tidak melibatkan perlakuan khusus terhadap responden penelitian. Penelitian
ini untuk melihat hubungan sebab-akibat antara efikasi diri sebagai variabel
independen dan kesiapan kerja sebagai variabel dependen pada mahasiswa tingkat
akhir. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kausal
komparatif berdasarkan fungsinya.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2019) populasi merupakan wilayah generalisasi (suatu


kelompok) yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif tingkat
akhir di seluruh DKI Jakarta, sedang mengambil skripsi dan belum pernah
bekerja.

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2013) sampel merupakan bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun dalam penelitian ini
jumlah populasinya tidak diketahui. Sehingga untuk penentuan jumlah sampel
maka peneliti menggunakan Cochran dalam menghitung. Berikut rumus
Cochran:

Keterangan :
n = Jumlah sampel
z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam sampel, yaitu 95% dengan nilai
1,96
p = Peluang benar 50% = 0,5
q = Peluang salah 50% = 0,5
e= Tingkat kesalahan sampel (sampling error) , 10% = 0,1
17

Universitas Esa Unggul

Adapun jumlah ukuran sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

n= 96,04

Berdasarkan jumlah populasi yaitu sebanyak 96,04 dan dibulatkan


menjadi 100 responden.
3.2.3 Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan non probability sampling untuk


teknik pengambilan sampel dengan jenis purposive sampling. Peneliti memilih
teknik pengambilan data ini karena peneliti memiliki kriteria untuk sampel,
sehingga hanya responden yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh
peneliti yang dapat dipilih. Berikut kriteria yang dapat dijadikan sampel yaitu
seorang mahasiswa aktif di provinsi DKI Jakarta yang sedang mengambil skripsi
dan belum pernah bekerja.

3.3 Variabel

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu kesiapan kerja dan efikasi diri,
dengan definisi konseptual dan operasionalnya sebagai berikut:

3.3.1 Kesiapan Kerja

Definisi konseptual kesiapan kerja menurut Cabellero, Walker & Fuller


Tyszkiewicz dalam Chandra (2022) adalah sebuah acuan sejauh mana mahasiswa
tingkat akhir yang dianggap mempunyai sikap dan atribut yang membuat individu
memiliki kesiapan untuk sukses dalam lingkungan kerja yang dipandang
sebagaimana indikasi potensi dalam hal kinerja pekerja, kesuksesan, dan
potensiuntuk promosi dan karir kemajuan.

Definisi operasional kesiapan kerja yaitu skor total berdasarkan aspek-


aspek karakteristik pribadi, ketajaman organisasi, kompetensi kerja, dan
kecerdasan sosial. Semakin tinggi total skor, maka menunjukan tingginya
kesiapan kerja. Sebaliknya, semakin rendah total skor, maka menunjukan
rendahnya kesiapan kerja.

3.3.2 Efikasi Diri

Definisi konseptual efikasi diri menurut Bandura (1997) adalah


18

Universitas Esa Unggul

bagaimanamahasiswa tingkat akhir memahami akan kemampuan diri sendiri


dalammengerjakan suatu tugas, percaya pada kompetensi diri sendiri dan
efektivitas sebagai hasil dari pemberian grativikasi.

Definisi operasional efikasi diri yaitu skor total berdasarkan aspek- aspek
tingkat (level), kekuatan (strength) dan keluasan (generality). Semakin tinggi total
skor, maka menunjukkan tingginya efikasi diri. Sebaliknya, semakin rendah
efikasi diri, maka menunjukan rendahnya efikasi diri.

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1 Jenis dan Skala Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalampenelitian ini mengadopsi alat ukur berupa
kuesioner. Kuesioner yang digunakan didasarkan pada skala model likert
(Azwar, 2018). Skala likert adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2019). Pada kuesioner berisikan pernyataan
- pernyataan dan menggambarkan karakteristik serta keadaan topik yang
mengukur efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir.
Kuesioner yang digunakan akan mencakup dua skala. Pada bagian pertama
berisi angket skala kesiapan kerja dan bagian kedua berisi skala efikasi diri.

3.4.2 Teknik Skoring

Pada penelitian ini akan digunakan dua skala yaitu skala kesiapan kerja
dan bagian kedua berisi skala efikasi diri. Pada setiap skala akan terdapat dua
macam pernyataan, yaitu pernyataan favorable (mendukung objek sikap) dan
pernyataan unfavorable (tidak mendukung objek sikap). Pada masing-masing
skala terdapat empat alternative jawaban untuk setiap pernyataan. Untuk
pernyataan pada skala kesiapan kerja dan efikasi diri favorable: Sangat Setuju
(SS) diberi nilai 4, Setuju (S) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, dan
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Sedangkan untuk pernyataan
unfavorable: Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1, Setuju (S) diberi nilai 2, Tidak
Setuju (TS) diberi nilai 3, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4.

Tabel 3.1
Skoring skala kesiapan kerja dan efikasi diri
Respon Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
19

Universitas Esa Unggul

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4


20

Universitas Esa Unggul

3.4.3 Kisi-kisi Alat Ukur

3.4.3.1 Skala Kesiapan Kerja

Alat ukur variabel kesiapan kerja pada penelitian ini berdasarkanteori milik
Cabellero, Walker dan Fuller-Tyszkiewicz dalam penelitian Siti Mulia (2022)
dengan judul Pengaruh Penyesuaian Diri Terhadap Kesiapan Kerja Pada Dewasa
Awal di DKI Jakarta. Alat ukur ini memiliki reliabilitas dan validitas dengan
Alpha cronbach’s (α) = 0,939 dengan 48 aitem valid. Peneliti menambahkan 10
aitem pada nomer 49,50,51,52,53,54,55,56,57,58 dan mengganti kalimat aitem
sesuai dengan konteks atau responden pada penelitian ini. Berikut kisi-kisi alat
ukur skala kesiapan kerja yang telah dimodifikasi menjadi 58 aitem.

Tabel 3.2
Kisi-kisi alat ukur kesiapan kerja sebelum uji coba
Aitem
No Aspek Indikator Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Karakteristik 1 Ketahanan kerja 24,49 47,51 4
Pribadi 2. Mengarahkan 19,40 6,32 4
Diri
3. Pengetahuan 13,36 43* 3
Diri
4. Pengembangan 3,41 17 3
Diri
2 Ketajaman 1. Motivasi 8,29 50,52 4
organisasi bekerjasama
2. Kedewasaan 16,38 2* 3
3. Profesionalisme 22,44 53,54 4
dan etika kerja
4. Tanggung Jawab 4*,33 11,46 4
Sosial
3. Kompetensi 1. Motivasi kerja 1,26 14,35* 4
Kerja 2. Pemecahan 25,48 20 3
3. Berpikir Kritis 5*,45 23,31 4
4. Inovatif dan 18,28 10* 3
Berpikir Kreatif
4. Kecerdasan 1. Kerjasama Tim 12 27*,37 3
21

Universitas Esa Unggul

Sosial 2. Kemampuan 7,30 55,56 4


Bersosial
3. Kemampuan 9,34 21,42 4
Beradaptasi
4. Keterampilan 15,39 57,58 4
Komunikasi
Total 58
Tanda bintang (*): aitem yang gugur

Berdasarkan uji validitas pada skala kesiapan kerja terdapat 7 aitem yang gugur
yaitu aitem nomor 2,4,5,10,27,35,43 karena nilai validitas (r) ≤ 0,330. Berikut
kisi-kisi alat ukur skala kesiapan kerja setelah uji coba.

Tabel 3.3
Kisi-kisi alat ukur kesiapan kerja setelah uji coba
Aitem
No Aspek Indikator Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Karakteristik 1 Ketahanan kerja 20,42 40,44 4
Pribadi 2. Mengarahkan 15,34 3,27 4
Diri
3. Pengetahuan 9,30 2
Diri
4. Pengembangan 2,35 13 3
Diri
2 Ketajaman 1. Motivasi 8,29 50,52 4
organisasi bekerjasama
2. Kedewasaan 12,32 2
3. Profesionalisme 18,37 46,47 4
dan etika kerja
4. Tanggung Jawab 28 7,39 3
Sosial
3. Kompetensi 1. Motivasi kerja 1,22 10 3
Kerja 2. Pemecahan 21,41 16 3
3. Berpikir Kritis 38 19,26 3
4. Inovatif dan 14,23 2
Berpikir Kreatif
4. Kecerdasan 1. Kerjasama Tim 8 31 2
22

Universitas Esa Unggul

Sosial 2. Kemampuan 4,25 48,49 4


Bersosial
3. Kemampuan 6,29 17,36 4
Beradaptasi
4. Keterampilan 11,33 50,51 4
Komunikasi
Total 51

3.4.4 Efikasi Diri

Alat ukur variabel efikasi diri pada penelitian ini berdasarkan teori milik
Bandura yang diadaptasi dari penelitian Wahyu Cahyaning Tias (2022) dengan
judul Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia
Kerja Era Society 5.0 Pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Provinsi Banten.

Alat ukur ini memiliki reliabilitas dan validitas dengan koefisien Alpha
cronbach’s (α) = 0,902 dengan 22 aitem valid. Peneliti menambahkan 3 aitem
pada nomer 23,24,25 dan mengganti kalimat aitem sesuai dengan konteks atau
responden pada penelitian ini. Berikut kisi-kisi alat ukur skala efikasi diri yang
telah dimodifikasi menjadi 25 aitem.

Tabel 3.4
Kisi-kisi alat ukur efikasi diri sebelum uji coba
Aitem
No Aspek Indikator Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Level Memiliki 2*,6,17,23 9, 12, 14, 19, 22 9
keyakinan
menyelesaikan
tugas dan
tanggung jawab
tergantung tingkat
kesulitannya
2 Strength Memiliki 1*, 11, 24, 3, 7, 15, 21 8
keyakinan untuk 25
menjalani tugas
dan tanggung
jawab yang penuh
tantangan
23

Universitas Esa Unggul

3 Generality Memiliki 4,10*,18, 5*, 8, 13, 16 17


keyakinan dalam 20
menyelesaikan
berbagai macam
tugas dan
tanggung jawab
Total 25
Tanda bintang (*): aitem yang gugur

Berdasarkan uji validitas pada skala kesiapan kerja terdapat 4 aitem yang gugur
yaitu aitem nomor 1,2,5 dan 10 karena nilai validitas (r) ≤ 0,330. Berikut kisi-kisi
alatukur skala efikasi diri setelah uji coba.

Tabel 3.5
Kisi-kisi alat ukur efikasi diri setelah uji coba
Aitem
No Aspek Indikator Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Level Memiliki 3, 13, 19 6, 8, 10, 15, 18 8
keyakinan
menyelesaikan
tugas dan
tanggung jawab
tergantung tingkat
kesulitannya
2 Strength Memiliki 7, 20, 21 1, 4, 11 17 7
keyakinan untuk
menjalani tugas
dan tanggung
jawab yang penuh
tantangan
3 Generality Memiliki 2, 14, 16 5, 9, 12 6
keyakinan dalam
menyelesaikan
berbagai macam
tugas dan
tanggung jawab
Total 21
24

Universitas Esa Unggul

3.5 Uji Alat Ukur


3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2017). Untuk mengetahui
validitas alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka akan
digunakanvaliditas konstruk. Alasan digunakan validitas konstrukkarena setiap
aitem disusunsesuai pada konstruk dari masing-masing teori. Adapun teknik
korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment, untuk
mengetahui korelasi antara skor aitem dengan skor total aitem. Berikut rumus
person product moment:

𝑛. Σ𝑋𝑌 − (Σ𝑋). (Σ𝑦)


𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁Σ𝑋2 − (ΣX)2}{𝑛Σ𝑌2 − (Σ𝑌)2}

Keterangan:
r : pearson r correlation coefficient
n : jumlah sampel
X : skor yang diperoleh dari seluruh aitem
Y : skor total yang diperoleh dari seluruh aitem
∑X : jumlah skor dalam distribusi X
∑Y : jumlah skor dalam distribusi
∑𝑋2 : jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑𝑌2 : jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

Aitem dikatakan valid jika r ≥ 0,30, apabila skor r < 0,30 maka aitem
dinyatakan tidak valid dengan begitu aitem harus diperbaiki atau dibuang
(Sugiyono, 2017).

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan apakah kuesioner dapat memberikan ukuran


yang konstan atau tidak (Sugiyono, 2019). Pengujian reliabilitas dalam penelitian
ini menggunakan teknik internal consistency. Alasan peneliti penggunaan
internalconsistency karena metode ini memiliki nilai praktis dan efisiensi yang
tinggi. Adapun teknik yang digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah Alpha
Cronbach’s (α) yang dibantu oleh alat uji statistik. Aitem dapat dinyatakan reliabel
jika hasil perhitungan menunjukkan 𝛼 ≥ 0,70 (Sugiyono, 2019).
25

Universitas Esa Unggul

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Frekuensi

Frekuensi yang digunakan oleh peneliti adalah “jenis kelamin, usia,


program studi, dan minat pekerjaan”. Dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran secara menyeluruh dari subjek.

3.6.2 Uji Normalitas

Teknik uji normalitas yang digunakan adalah teknik kolmogrov- smirnov


yang digunakan untuk mengetahui normalitas hasil sebaran. Selain itu uji
normalitas juga digunakan sebagai salah satu syarat dilakukannya uji regresi. Jika p
≥ 0,05 maka hasil sebaran dikatakan normal sehingga dapat digunakan teknik
regresi, namun jika p < 0,05 maka hasil sebaran data dikatakan tidak normal.

3.6.3 Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mencari persamaan garis regresi variabel


bebas x terhadap variabel terikat y. Jika nilai deviation from linearity Sig.> 0,05
maka ada hubungan yang linear secara signifikan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Namun jika nilai deviation from linearity Sig.< 0,05 maka tidak
ada hubungan yang linear secara signifikan antara variabel bebas dengan variabel
terikat.

3.6.4 Uji Regresi Linear Sederhana

Uji regresi linear sederhana akan digunakan jika sebaran dikatakan


berdistribusi normal untuk melihat pengaruh efikasi diri terhadap kesiapan kerja.
Jika nilai sig. p ≤ 0,05 maka terdapat pengaruh variabel efikasi diri terhadap
kesiapan kerja. Namun, jika nilai sig. p > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh
variabel efikasi diri terhadap kesiapan kerja. Selain itu, uji regresi digunakan
untukmemprediksi arah pengaruh yang dilihat pada persamaan regresi linear
sederhana. Berikut rumus persamaan regresi liniear sederhana (Sugiyono, 2019):

Y’ = a +bx
Keterangan :
Y : Variabel Kesiapan Kerja
a : Konstanta
b : Koefisien Regresi
X : Variabel Efikasi Diri
26

Universitas Esa Unggul

3.6.5 Kategorisasi

Dalam melakukan pengkategorian dalam penelitian ini, untuk efikasi diri


serta kesiapan kerja adalah tinggi dan rendah. Pengkategorisasian terhadap
keduavariabel menggunakan perhitungan interpretasi skor berdasarkan nilai rara-
rata (µ).Adapun norma yang berlaku dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6
Kategorisasi Variabel Efikasi Diri dan Kesiapan Kerja
Nilai Efikasi Diri Kesiapan Kerja
X≥µ Tinggi Tinggi
X<µ Rendah Rendah

Keterangan:
µ : Mean distribusi dalam populasi
X : Skor mentah sampel

3.6.6 Crosstabulation

Pada penelitian ini dilakukan analisis crosstab atau tabulasi silang pada
variabel efikasi diri terhadap data penunjang. Analisis crosstab atau tabulasi
silang akan digunakan untuk melihat gambaran tinggi rendah efikasi diri terhadap
data penunjang yaitu responden cukup dominan tinggi memiliki efikasi diri.

3.7 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Indonesia sejak bulan Juli 2023 hingga
tujuan penelitian ini tercapai. Penelitian ini diperkirakan akan selesai pada bulan
Februari tahun 2024.

3.8 Prosedur Penelitian

Judul penelitian ini adalah "Pengaruh Efikasi Diri terhadap Kesiapan Kerja
pada Mahasiswa Tingkat Akhir." Penelitian dimulai dengan mencari sebuah
permasalahan atau fenomena yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat pada
bulan Januari hingga Maret 2023. Hasil pencarian menemukan fenomena
mengenai persaingan kerja yang ketat bagi lulusan perguruan tinggi, yang
berhubungan dengan pengangguran terdidik. Untuk mendukung penelitian ini,
peneliti melakukan riset dari berbagai berita dan media sosial yang relevan
dengan fenomena tersebut untuk mendapatkan data-data pendukung.Selanjutnya,
27

Universitas Esa Unggul

peneliti melakukan pilot studi dengan melakukan observasi dan wawancara


dengan beberapa orang guna memastikan objektivitas penelitian. Setelah data
yang cukup terkumpul melalui pilot studi, peneliti mengajukan usulan penelitian
kepada dosen pembimbing terkait fenomena yang ditemukan.

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai mencari berbagai referensi


melaluimembaca buku, jurnal, skripsi, dan berita pada media yang relevan dengan
topik penelitian.

Setelah tahap awal pencarian fenomena dan riset data pendukung,


penelitianselanjutnya dimulai dengan menyusun BAB I, BAB II, dan BAB III
dengan bimbingan dari dosen pembimbing. Pada awalnya, peneliti menyusun
BAB I, yaitu Pendahuluan, yang berisi latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan, dan manfaat penelitian. Setelah itu, peneliti melanjutkan dengan
menyusun BAB II, yaitu Tinjauan Pustaka, yang mencari sumber teori dari
buku,jurnal, dan skripsi yang relevan dengan variabel penelitian yang akan diteliti.

Selanjutnya, peneliti menyusun BAB III, yang berisi tentang metode


penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian. Setelah menyelesaikan
BAB I, BAB II, dan BAB III, peneliti mengajukan sidang proposal untuk
melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu melakukan uji coba alat ukur sesuai
metode yang telah dibuat pada BAB III untuk memastikan validitas dan
reliabilitasnya. Setelah itu, peneliti akan mengolah data yang dihasilkan dari
penyebaran kuesioner menggunakan alat ukur yang telah terbukti valid dan
reliabel, dan hasilnya akan dibahas pada BAB IV.

Selanjutnya, peneliti akan melanjutkan dengan menyusun BAB V, yaitu


pembahasan. Pada tahap ini, hasil data akan dianalisis dan dibahas secara
mendalam. Terakhir, penelitian ini akan diakhiri dengan menyajikan kesimpulan
dan saran pada BAB VI. Setelah semua tahapan tersebut selesai, peneliti akan
mengajukan untuk melakukan sidang akhir skripsi, yang direncanakan akan
dilaksanakan pada bulan Februari 2024.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum responden


penelitian yang difrekuensikan berdasarkan jenis kelamin, usia, program studi dan
minat pekerjaan. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir di
Provinsi DKI Jakarta yang berjumlah 100 orang.

4.1.1 Jenis Kelamin

Gambaran umum mengenai subjek penelitian ini berdasarkan jenis kelamin


dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1
Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 57 57%
Perempuan 43 43%
Total 100 100%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian


yang paling banyak adalah subjek dengan jenis kelamin laki-laki yang berjumlah
57 dengan persentase 57%, sedangkan untuk subjek dengan jenis kelamin
perempuan yaitu berjumlah 43 dengan persentase 43%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa responden pada penelitian ini paling banyak adalah
mahasiswa tingkat akhir yang berjenis kelamin laki-laki (57%). Hasil uji olah
data frekuensi dapat dilihat lampiran B halaman 56.

4.1.2 Usia

Gambaran umum mengenai subjek penelitian ini berdasarkan usia dapat


dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2
Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
17-22 Tahun 100 100%
Total 100 100%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian hanya
29

Universitas Esa Unggul

didapatkan subjek dengan usia 17-22 tahun yang berjumlah 100 dengan
persentase 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden pada penelitian
ini adalah mahasiswa tingkat akhir yang berumur 17-22 tahun (100%). Hasil uji
olah data frekuensi dapat dilihat lampiran B halaman 56.

4.1.3 Program Studi

Gambaran umum mengenai subjek penelitian ini berdasarkan program studi


dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3
Gambaran Subjek Berdasarkan Program Studi
Progam Studi Frekuensi Persentase
Hukum 9 9%
Ilmu Ekonomi 16 16%
Ilmu sosial 4 4%
Kedokteran/Kesehatan 2 2%
Manajemen / Bisnis / Administrasi 13 13%
Pendidikan 14 14%
Psikologi 5 5%
Sains 4 4%
Sastra 1 1%
Seni rupa 7 7%
Teknik 25 25%
Total 100 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumah subjek penelitian paling
adalah progam studi Teknik berjumlah 25 dengan persentase 25%, lalu progam
studi Ilmu Ekonomi berjumlah 16 dengan persentase 16%, kemudian progam
studi Pendidikan berjumlah 14 dengan persentase 14%, kemudian progam studi
Manajemen/Bisnis Administrasi berjumlah 13 dengan persentase 13%, lalu
progam studi Hukum berjumlah 9 dengan persentase 9%, berikutnya progam studi
Seni Rupa berjumlah 7 dengan persentase 7%, selanjutnya progam studi Psikologi
berjumlah 5 dengan persentase 5%, kemudian progam studi Ilmu Sosial dan Sains
masing-masing berjumlah 4 dengan persentase 4%, lalu progam studi Kedokteran
berjumlah 2 dengan persentase 2%, dan terakhir progam studi paling sedikit Sasta
berjumlah 1 dengan persentase 1%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden
paling banyak dari progam studi Teknik berjumlah 25 dengan persentase 25%.
Hasil uji olah data frekuensi dapat dilihat lampiran B halaman 57.

4.1.4 Minat Pekerjaan


30

Universitas Esa Unggul

Gambaran umum mengenai subjek penelitian ini berdasarkan minat


pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4
Gambaran Subjek Berdasarkan Minat Pekerjaan
Minat Frekuensi Persentase
Bisnis dan Manajemen 12 12%
Hukum dan Keadilan 9 9%
Industri Kreatif (Seni, Desain, 7 7%
Media)
Kesehatan dan Kedokteran 6 6%
Keuangan dan Perbankan 17 17%
Pendidikan dan Pengajaran 14 14%
Sains dan Penelitian 5 5%
Sosial dan Layanan 5 5%
Masyarakat
Teknik dan Manufaktur 7 7%
Teknologi Informasi 18 18%
Total 100 100%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumah subjek penelitian paling
banyak adalah minat Teknologi Informasi berjumlah 18 dengan persentase 18%,
lalu minat Keuangan dan Perbankan berjumlah 17 dengan persentase 17%,
kemudian minat Pendidikan dan Pengajaran berjumlah 14 dengan persentase
14%, berikutnya minat Bisnis dan Manajemen berjumlah 12 dengan persentase
12%, lalu minat Hukum dan Keadilan berjumlah 9 dengan jumlah persentase 9%,
selanjutnya minat Industri Kreatif (Seni, Desain, Media) dan Teknik dan
Manufaktur masing-masing berjumlah 7 dengan persentase 7%, diikuti minat
Kesehatan dan Kedokteran berjumlah 6 dengan persentase 6%, berikutnya minat
Sains dan Penelitian dan Sosial dan Layanan berjumlah masing-masing 5 dengan
persentase 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden paling banyak dari
minat Teknologi Informasi berjumlah 18 dengan persentase 18%. Hasil uji olah
data frekuensi dapat dilihat lampiran B halaman 57.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas skala kesiapan kerja dengan rumus alpha
croncbach (α) menggunakan teknik internal consistency maka diperoleh hasil
besaran (α) pada putaran pertama sebesar (α) = 0,933 dan putaran kedua diperoleh
31

Universitas Esa Unggul

nilai (α) = 0,944. Sehingga dikatakan bahwa alat ukur kesiapan kerja reliabel
karena (α) ≥ 0,70 (Sugiyono, 2017). Sedangkan berdasarkan hasil uji validitas
menggunakan pearson product moment pada putaran pertama terdapat 7 aitem
yang gugur yaitu aitem nomor 2,4,5,10,27,35, dan 43 karena nilai r < 0,30
(Sugiyono, 2017). Pada putaran kedua tidak ditemukan aitem yang gugur
sehingga terdapat 51 aitem valid dengan rentang nilai validitas (r) 0,362-0,699.
Maka dapat disimpulkan skala kesiapan kerja reliabel dan valid.

Sedangkan hasil uji reliabilitas skala efikasi diri dengan rumus alpha
croncbach (α) menggunakan teknik internal consistency maka diperoleh hasil
besaran (α) pada putaran pertama sebesar (α) = 0,819 dan putaran kedua (α) = 0,845.
Sehingga dikatakan bahwa alat ukur efikasi diri reliabel karena (α) ≥ 0,70
(Sugiyono, 2017). Sedangkan berdasarkan hasil uji validitas menggunakan
pearsonproduct moment pada putaran pertama terdapat 4 aitem yang gugur yaitu
aitem nomor 1,2,5 dan 10 karena nilai r < 0,30 (Sugiyono, 2017). Pada putaran
kedua tidakditemukan aitem yang gugur sehingga terdapat 21 aitem valid dengan
rentang nilaivaliditas (r) 0,351-0,675. Maka dapat disimpulkan skala efikasi diri
dikatakan reliabel dan valid. Hasil uji olah data reliabilitas dan validitas dari
kedua alat ukur dapat dilihat dari lampiran C halaman 58-64.

4.2.2 Hasil Uji Normalitas

Hasil perhitungan uji normalitas yang menggunakan teknik One-Sample


Kolmogorov-Smirnov test dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4 .5
Hasil uji normalitas data
Asymp. Sig. (2- Efikasi Diri Kesiapan Kerja
Tailed) 0,075 0,200
Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel diatas hasil uji normalitas dapat dilihat pada variabel Efikasi Diri
didapatkan nilai sig. (p) = 0,075 ( > 0,05) dan pada variabel Kesiapan Kerja
didapatkan nilai sig. (p) = 0,200 ( > 0,05) artinya bahwa data kedua variabel
berdistribusi normal. Sehingga untuk menguji hipotesis dapat menggunakan uji
selanjutnya.

Hasil normalitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.5 hasil uji
normalitas data dan lampiran D halaman 65.

4.2.3 Hasil Uji Linearitas


32

Universitas Esa Unggul

Hasil perhitungan uji linearitas yang menggunakan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Tabel 4.6
Hasil uji linearitas
Sum Of df Mean F Sig
Squares Square
Deviation from 4333.014 23 188.392 .805 .715
Linearity

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.6 hasil uji linearitas diperoleh nilai Sig = 0,715 > 0,05 yang
artinya bahwa ada hubungan linear secara signifikan antara variabel Efikasi Diri
dengan variabel Kesiapan Kerja. Hasilsss uji linearitas dapat dilihat dari lampiran
E halaman 66.

4.2.4 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Tabel 4.7
Hasil uji regresi linear sederhana
Model Df F Sig R 𝑅2
Regression 1 19,813 0,000b 0,410a 0,168
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.8
Hasil nilai koefisien regresi
B Std.Error β T Sig
Constant 91,558 5,626 16,274 0,000
Efikasi Diri .520 .117 .410 4,451 0,000
Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.8 hasil uji regresi linear sederhana diperoleh nilai F = 91,558
dengan nilai sig. (p) = 0,000 ( < 0,05) yang artinya ada pengaruh signifikan
efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta.
Sedangkan p tabel 4.7 hasil persamaan regresi Y= 91,558+ 0,520X, maka
diketahui nilai konstanta (a) = 91,558 yang menunjukan bahwa jika efikasi diri
bernilai 0 maka kesiapan kerja bernilai 91,558. Sedangkan nilai koefisien (b)
=+0,520 yang menunjukan pengaruh positif efikasi diri terhadap kesiapan kerja
pada mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta. Artinya, jika efikasi diri naik
sebesar 1 satuan, maka kesiapan kerja akan naik sebesar 0,520 satuan. Jadi dapat
disimpulkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara efikasi diri terhadap
kesiapan kerja, jadi hipotesa diterima
33

Universitas Esa Unggul

Diketahui juga pada tabel 4.7 nilai 𝑅2 = 0,168 (16,8%) artinya efikasi diri
berkontribusi sebesar 16,8% terhadap terbentuknya kesiapan kerja pada
mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta dan sisanya sebesar 83,2% dipengaruhi
oleh faktor lain. Hasil olah data lengkap dapat dilihat pada lampiran F halaman
67.

4.2.4 Hasil Kategorisasi Efikasi Diri dan Kesiapan Kerja

Data deskriptif dari efikasi diri dan kesiapan kerja adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9
Hasil data deskriptif efikasi diri dan kesiapan kerja
Variabel Min Maks Mean St.Deviasi
Efikasi Diri 21 75 46,40 12,850
Kesiapan Kerja 56 174 105,4 20,083
Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel 4.9 data deskriptif efikasi diri dan kesiapan kerja dapat
diketahui nilai rata-rata efikasi diri (µ) = 46,40 dan kesiapan kerja (µ) = 105,4.
Berdasarkan nilaitersebut maka akan dilakukan pengkategorian yang hasilnya
dipaparkan pada tabel berikut:

Tabel 4.10
Hasil Kategorisasi Efikasi Diri dan Kesiapan kerja
Variabel Batasan Skor Skor Kategorisasi Jumlah Presentase
Efikasi Diri X≥µ X ≥ 46,40 Tinggi 56 56%
X<µ X < 46,40 Rendah 44 44%
Total 100 100%
Kesiapan X≥µ X ≥ 105,4 Tinggi 65 65%
Kerja X<µ X < 105,4 Rendah 35 35%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 4.10 kategorisasi efikasi diri menunjukkan bahwa
responden dengan skor ≥ 46.40 masuk dalam katagori efikasi diri tinggi sebanyak
56 orang (56%), dan responden dengan skor < 46.40 dikategorikan memiliki
efikasi diri rendah sebanyak 44 orang (44%) . Jadi dapat disimpulkan mahasiswa
tingkat akhir lebih banyak memiliki efikasi diri tinggi ( 56%)
Selanjutnya, pada variabel kesiapn kerja, responden dengan skor ≥ 105,4
masuk dalam katagori kesiapan kerja tinggi sebanyak 65 orang ( 65%), dan
responden dengan skor < 105,4 masuk katagori kesiapan kerja rendah sebanyak
35 orang ( 35%). Dapat disimpulkan mahasiswa tingkat akhir lebih banyak
memiliki kesiapan kerja tinggi ( 65%). Hasil olah data lengkap dapat dilihat pada
lampiran G halaman 68.

4.2.5 Hasil Crosstabulation Efikasi Diri


34

Universitas Esa Unggul

Tabel 4.11
Hasil Uji Crosstabulation Efikasi Diri
Efikasi Diri
Kesiapan Kerja TotTotal
Rendah Tinggi
Rendah 23 (52,2%) 12 (21,4%) 35 (35%)
Tinggi 21 (47,8%) 44 (78,6%) 65 (65%)
Total 44 (44%) 56 (56%) 100 (100%)

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa berdasarkan total responden


maka responden dengan efikasi diri yang rendah dan kesiapan kerja yang rendah
yaitu sebesar 23 responden (52,2%), lalu responden dengan efikasi diri yang tinggi
dan kesiapan kerja yang rendah yaitu sebesar 12 respoden (21,4%). Sedangkan
responden dengan efikasi diri yang rendah dan kesiapan kerja yang tinggi yaitu
sebesar 21 responden (47,8%), dan responden dengan efikasi diri yang tinggi dan
kesiapan kerja yang tinggi paling banyak yaitu sebesar 44 responden (78,6%). Jadi
mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta paling banyak memilki efikasi diri yang
tinggi dan kesiapan kerja yang tinggi (78,6%) , dan paling sedikit efikasi diri yang
tinggi dan kesiapan kerja yang rendah (21,4%). Hasil uji olah data uji tabulasi
silang dapat dilihat lampiran H halaman 69.
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Responden

Penelitian ini melibatkan 100 responden yang merupakan mahasiswa


tingkat akhir yang berada di DKI Jakarta. Responden dalam penelitian ini
dideskripsikan berdasarkan jenis kelamin, usia, program studi dan minat
pekerjaan.

Berdasarkan jenis kelamin, dalam penelitian ini responden berjenis kelamin


laki-laki memiliki kuantitas yang lebih dominan dibanding dengan responden
perempuan. Adapun jumlah responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak
57 mahasiswa tingkat akhir (57%). Jika dilihat berdasarkan usia dalam penelitian
ini didominasi oleh responden berusia 17-22 tahun (100%). Selanjutnya, dalam
penelitian ini jika dilihat berdasarkan program studi yang menjadi responden
didominasi oleh program studi dengan pilihan lainnya yang tidak termasuk dalam
opsi pilihan yang tersedia bagi responden sebanyak 12 orang (12%). Lalu bila
dilihat berdasarkan minat pekerjaan yang menjadi responden didominasi oleh
subjek dengan minat keuangan dan perbankan dan teknologi dan informasi
sebanyak 13 orang (masing-masing 13%).

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil uji analisis data statistik menggunakan regresi linear


sederhana yang telah dilakukan dalam penelitian ini menunjukan nilai sig. (p) =
0,000 ; ((p) < 0,05) dengan nilai koefisien sebesar 0,520, artinya terdapat
pengaruh positif signifikan efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa
tingkat akhir di DKI Jakarta atau hipotesis diterima. Tingginya efikasi diri diikuti
oleh tingginya kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta,
semakin rendah efikasi diri maka semakin rendah kesiapan kerja pada mahasiswa
tingkat akhir di DKI Jakarta. Hal tersebut juga di dukung oleh hasil
crosstabulation kesiapan kerja dan efikasi diri pada tabel 4.11, yang didapati
bahwa mahasiswa yang memiliki kesiapan kerja tinggi, mayoritas memiliki
efikasi diri yang tinggi juga. Begitu juga mahasiswa yang memiliki kesiapan kerja
rendah, mayoritas memiliki kesiapan kerja yang rendah juga.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aldilanur
Balqis Prisrilia dan Lisa Widawati (2022); Ayu Putri H (2022) masing- masing
mengenai pengaruh efikasi diri terhadap kesiapan kerja, dengan subjek mahasiswa
lulusan baru dan siswa SMK. Kedua penelitian tersebut menunjukan hasil adanya
36

Universitas Esa Unggul

pengaruh signifikan efikasi diri terhadap kesiapan kerja.

Menurut Bandura (2016), mendefinisikan bahwa efikasi diri itu perasaan


akan kemampuan kita dalam mengerjakan suatu tugas, percaya pada kompetensi
diri sendiri dan efektivitas sebagai hasil dari pemberian grativikasi. Dengan kata
lain, efikasi diri mencerminkan tingkat keyakinan individu terhadap dirinya
sendiri dalam konteks kemampuan dan kinerja mereka, dan bagaimana keyakinan
ini memengaruhi tindakan dan prestasi mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa tingkat akhir dengan tingkat efikasi diri yang tinggi adalah individu
yang mampu secara efektif mengatur diri untuk merencanakan dan mewujudkan
langkah-langkah menuju karir yang diinginkan. Mereka memiliki kemampuan
untuk mengendalikan diri untuk mencapai hasil akademik yang memuaskan dan
secara mandiri mencari informasi terkait peluang pekerjaan. Di samping itu,
mereka juga memiliki keterampilan dalam memperluas jejaring sosial yang
mendukung pencarian pekerjaan mereka, serta memanfaatkan berbagai peluang
seperti pelatihan, magang, sertifikasi, seminar, dan kegiatan akademik dan non-
akademik yang relevan dengan dunia kerja. Keyakinan diri mereka terhadap
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki menjadi landasan kuat dalam
menghadapi tantangan di lingkungan kerja. Sehingga, mahasiswa tingkat akhir ini
memiliki tingkat kesiapan kerja yang tinggi, mampu bersaing, dan tidak mudah
menyerah saat menghadapi rintangan, sehingga dapat mencapai kesuksesan dalam
karir.

Sebaliknya, mahasiswa tingkat akhir yang tidak yakin tentang kemampuan


mereka akan mengalami kesulitan dalam merencanakan dan mencapai tujuan
karir. Mereka mungkin mendapatkan nilai akademik yang kurang baik, kesulitan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan
yang mereka inginkan, dan juga tidak memanfaatkan peluang untuk terlibat dalam
kegiatan yang mendukung perkembangan karir mereka. Mereka sering kali
memiliki keyakinan diri yang rendah terhadap kemampuan dan pengetahuan
dalam dunia kerja. Akibatnya, mahasiswa tingkat akhir dengan tingkat efikasi diri
yang rendah mengalami kesulitan dalam bersaing di dunia kerja dan mencapai
kesuksesan dalam karir mereka. Oleh karena itu, efikasi diri merupakan sebuah
kemampuan yang penting untuk mahasiswa tingkat akhir yang memiliki pengaruh
untuk mengembangkan kesiapan kerja. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan
oleh Kartono (2019) bahwa efikasi diri merupakan salah satu kemampuan yang
masuk dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja.

Menurut Cabellero, Walker dan Fuller-Tyszkiewicz (2011) kesiapan kerja


mencerminkan sejauh mana seseorang memiliki sikap dan keterampilan yang
diperlukan untuk berhasil dalam pekerjaan mereka, serta potensi untuk
37

Universitas Esa Unggul

berkembang dan kemajuan karir di masa depan. Kesiapan kerja pada mahasiswa
tingkat akhir sangat penting untuk menilai sejauh mana mereka siap untuk
memasuki dunia kerja. Dalam dunia kerja, mahasiswa tingkat akhir dengan
tingkat kesiapan kerja yang tinggi memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
relevan dengan pekerjaan yang mereka inginkan. Mereka siap untuk bersaing dan
bertahan dalam lingkungan kerja yang kompetitif. Sebaliknya, mahasiswa tingkat
akhir yang kurang siap untuk bekerja cenderung memiliki minat yang rendah
terhadap dunia kerja.

Selanjutnya, pada hasil nilai koefisien determinasi diperoleh nilai R2 =


0,168 (16,8%). Artinya efikasi diri memiliki pengaruh sebesar 16,8% terhadap
terbentuknya kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Diduga salah satu faktor
lainnya yang dapat mempengaruhi kesiapan kerja menurut Kartono (2019) yaitu
keterampilan dan dukungan keluarga. Keterampilan yang sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja dan dukungan keluarga, baik secara emosional maupun
finansial, membantu mahasiswa tingkat akhir mengembangkan keyakinan diri dan
tanggung jawab terhadap karier. Sehingga, faktor keterampilan dan dukungan
keluarga menciptakan landasan kuat untuk meningkatkan kesiapan kerja
mahasiswa tingkat akhir

Kemudian, dari hasil kategorisasi didapati hasil mayoritas responden yang


memiliki efikasi diri yang tinggi yaitu 56 responden dengan persentase 56%.
Kondisi ini dapat tercermin melalui bunyi-bunyi aitem yang dipilih oleh
responden. Bunyi aitem yang dipilih oleh mahasiswa tingkat akhir yang memiliki
efikasi diri tinggi berbunyi “ Saya yakin dapat memimpin dalam tugas
kelompok”, “Saya dapat mengerjakan tugas perkuliahan dengan tepat waktu”,
“Saya mampu memahami bacaan yang menggunakan bahasa Inggris dengan
baik”, “Saya mampu menyusun kalimat dengan baik pada skripsi walaupun sulit”
dan “Saya tidak mudah putus asa untuk mengasah kemampuan kompetensi saya
dalam menghadapi dunia kerja”. Artinya mahasiswa tingkat akhir yang memiliki
efikasi diri tinggi pada aitem-aitem tersebut adalah mahasiswa tingkat akhir yang
memiliki kedisiplin dan kemampuan manajemen waktu, kemauan dalam
mengasah kompetensi, keyakinan mereka untuk tidak mudah menyerah dalam
mengasah kemampuan kompetensi dalam menghadapi dunia kerja sehingga hal
ini menunjukkan ketahanan mental dan motivasi yang tinggi. Mereka yakin akan
mencapai kesuksesan dalam pendidikan dan memiliki kemampuan untuk
menghadapi tantangan yang ada dalam karir mereka di masa depan.

Selanjutnya pada responden penelitian yang memiliki kesiapan kerja yang


tinggi yaitu 65 responden dengan persentase 65%. Kondisi ini dapat tercermin
38

Universitas Esa Unggul

melalui bunyi-bunyi aitem yang dipilih oleh responden. Bunyi aitem yang dipilih
oleh mahasiswa tingkat akhir yang memiliki kesiapan kerja tinggi berbunyi “Saya
antusias untuk segera bekerja pada bidang yang di harapkan”, “Pengalaman
magang/pelatihan/sertifikasi/ seminar karir yang saya miliki memberikan
pengetahuan yang bermanfaat”, “Saya mampu menyelesaikan setiap tugas dengan
tepat waktu”, “Saya mampu menyelesaikan masalah berdasarkan fakta dan data
untuk menjadi pertimbangan” dan “Saya senang bekerja dalam tim”. Artinya
mahasiswa tingkat akhir yang memiliki kesiapan kerja tinggi pada aitem-aitem
tersebut adalah mahasiswa tingkat akhir yang memiliki semangat dan antusias
untuk memulai karir mereka, mereka mampu mempersiapkan diri dengan
mengasah kompetensinya, mereka juga menunjukkan kedisiplinan waktu dan
memiliki keyakinan untuk menghadapi berbagai tugas dan tantangan yang ada di
dunia kerja.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan mahasiswa tingkat akhir di DKI


Jakarta. Meskipun upaya maksimal telah dilakukan untuk memastikan partisipasi
mahasiswa berasal dari wilayah DKI Jakarta, namun penulis menyadari bahwa
tidak ada pengumpulan data yang secara spesifik mengukur distribusi geografis
responden di dalam DKI Jakarta. Oleh karena itu, ada kemungkinan sebagian
kecil responden mungkin berasal dari luar wilayah DKI Jakarta. Keterbatasan ini
dapat memengaruhi generalisasi hasil penelitian ke seluruh populasi mahasiswa
tingkat akhir di wilayah DKI Jakarta secara umum.

Selanjutnya, keterbatasan penelitian ini adalah ketidaktersediaan data yang


akurat mengenai jumlah populasi mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta.
Sebagai solusi, penelitian menggunakan estimasi jumlah lulusan universitas di
DKI Jakarta sebanyak 154.487 ribu sebagai populasi. Namun, penggunaan jumlah
lulusan universitas sebagai populasi dapat membatasi generalisasi temuan ini
hanya pada kelompok lulusan, dengan potensi tidak merepresentasikan mahasiswa
tingkat akhir yang belum lulus secara keseluruhan. Kemudian, keterbatasan
penelitian ini terletak pada ketiadaan pertanyaan mengenai pengalaman magang
atau pelatihan dalam kuesioner yang disebarkan. Oleh karena itu, hasil penelitian
ini mungkin tidak mencakup gambaran yang lengkap dan mendetail terkait
dampak pengalaman magang atau pelatihan dalam membahas hasil penelitian.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan ada pengaruh
positif signifikan efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir
di DKI, dengan nilai sig. (p) 0,000 (< 0,05) dan persamaan regresi Y = 91,558 +
0,520 X . Artinya jika efikasi diri naik , maka kesiapan kerja juga akan
bertambah. Efikasi diri berkontribusi sebesar 16,8% terhadap terbentuknya
kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta dan sisanya sebesar
83,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta lebih
banyak memiliki efikasi diri tinggi (56%) dan kesiapan kerja tinggi (65%),
dimana mahasiswa paling banyak memilki efikasi diri yang tinggi dan kesiapan
kerja yang tinggi (78,6%), dan paling sedikit efikasi diri yang tinggi dan kesiapan
kerja yang rendah (21,4%).

6.2 Saran

6.2.1 Saran Teoritis


Dalam penelitian ini, disarankan untuk meningkatkan jumlah sampel
dengan melibatkan seluruh mahasiswa, sehingga tidak hanya terbatas pada
mahasiswa tingkat akhir. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi efikasi diri dan
kesiapan kerja mahasiswa secara menyeluruh. Jika ternyata efikasi diri dan
kesiapan kerja rendah, langkah-langkah dapat diambil oleh mahasiswa dan
universitas untuk menyediakan solusi, guna mendukung peningkatan efikasi diri
dan kesiapan kerja mahasiswa. Selain itu, diharapkan penelitian berikutnya dapat
memperluas cakupan sampel dengan melibatkan berbagai wilayah perguruan
tinggi. Serta dalam pengambilan sampel, perlu dilakukan dengan teliti dalam
menyiapkan alat ukur yang akan digunakan. Hal ini bertujuan agar sampel yang
diperoleh sesuai dengan kriteria pengambilan sampel yang telah ditetapkan.

6.2.2 Saran Praktis


6.2.2.1 Bagi Mahasiswa
Pentingnya meningkatkan efikasi diri, karena hal ini memiliki
dampak positif pada kesiapan kerja mahasiswa. Dukungan melalui kegiatan
pelatihan, seminar, workshop, dan magang dapat memberikan kontribusi
untuk meningkatkan efikasi diri dan kesiapan kerja mahasiswa.

39
40

Universitas Esa Unggul

6.2.2.2 Bagi Universitas


Universtitas dapat mengkolaborasi materi yang fokus pada kesiapan
kerja dan pengembangan efikasi diri ke dalam kurikulum. Sehingga dapat
membantu mahasiswa mempersiapkan kesiapan kerja sejak dini. Serta
membangun pusat pengembangan karir yang aktif dan proaktif. Yang
berisikan kegiatan seperti bimbingan karir, pelatihan wawancara, dan
informasi industri yang up-to-date dan kerjasama antar industri untuk
menyelenggarakan acara-acara, seminar, atau lokakarya yang
memungkinkan mahasiswa berinteraksi dengan para profesional dan
mendapatkan wawasan praktis.
DAFTAR PUSTAKA

Alpiunita, N. (2019). Faktor Pendukung Dan Penghambat Kesiapan Kerja Di


Industri Fashion Bagi Siswa Tata Busana Smk Negeri 1 Pengasih. [Skripsi].
Retrieved from https://eprints.uny.ac.id/

Agusta, Y. (2015). Hubungan Antara Orientasi Masa Depan dan Daya Juang
Terhadap Kesiapan Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Mulawarman. Jurnal Psikologi, 3(1),
369-381

Azwar, S. (2018). Metode Penelitian Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.

Badan Pusat Statistik (2022). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2019.


In Badan Pusat Statistik (Vol. 11, Issue 84).

Badan Pusat Statistik (2022). Pencari Kerja Terdaftar, Lowongan Kerja Terdaftar,
dan Penempatan/Pemenuhan Tenaga Kerja Menurut Kabupaten/Kota dan
Jenis Kelamin di Provinsi DKI Jakarta, 2020-2021. [Online]. Retrieved from
https://jakarta.beta.bps.go.id

Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise Of Control 1st Edition (Pp. 1–


604).

Caballero, C. L., Walker, A., & Fuller-Tyszkiewicz, M. (2011). The Work


Readiness Scale ( Wrs ): Developing A Measure To Assess Work
ReadinessIn College Graduates. 2, 41–54.

Chandra, M. D. (2022). Pengaruh Regulasi Diri Terhadap Kesiapan Kerja Pada


Siswa Smk. (Skripsi). Retrieved from http://eprints.upj.ac.id/

Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Grasindo. Retrieved


from https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Mtrsfnc1vqoc&Printsec=Fron
tcover&Hl=Id&Source=Gbs_Ge_Summary_R&Cad=0#V=Onepage&Q&F=
False

Kusnandar, V. B. (2023). Ada 673 Ribu Pengangguran Lulusan Universitas pada


Agustus 2022. Databoks.co.id. [Online]. Retrieved from
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/01/10/ada-673-ribu-pengan
gguran-lulusan-universitas-pada-agustus-2022

Deila, A. (2018). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kesiapan Kerja Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir. (Skripsi). Retrieved from
https://eprints.umm.ac.id/

41
42

Universitas Esa Unggul

Dewi, Y. P., & Mugiarso, H. (2020). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan
EfikasiDiri Dalam Memecahkan Masalah Melalui Konseling Individu Di
Smk Hidayah Semarang. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 6(1),
29. https://Doi.Org/10.22373/Je.V6i1.5750

Fahlevi, S. I. (2023). 10 Kota Terbesar di Indonesia dari Jumlah Penduduk,


Jakarta Urutan Berapa?. Retrieved from
https://www.inews.id/news/nasional/10-kota-terbesar-di-indonesia-dari-
jumlah-penduduk-jakarta-urutan-berapa

Ghufron, M. N., & Risnawita, R. S. (2010). Teori-Teori Psikologis. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media.

Hakim, A., & Pamungkas, B. A. (2023). Ikhtisar Data Pendidikan Tinggi Tahun
2022/2023. Pusat Data dan Teknologi Informasi Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Hapsari, A. P. (2022). Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa


Program Keahlian DPIB Di SMKN 9 Garut. (Skripsi). Retrieved from
http://repository.upi.edu/84008/

Isnaini, N. & Lestari, Rini. (2015). Kecemasan Pada Pengangguran Terdidik


Lulusan Universitas. Jurnal Indigenous, 13, 39-50.

Iwan Rusliyanto, K. (2019). Pengaruh Praktik Kerja Industri, Bursa Kerja


Khusus, Kompetensi Produktif Akuntansi, Dan Efikasi Diri Terhadap
Kesiapan Kerja Siswa. Economic Education Analysis Journal, 2(1), 18–23.

Jatmiko, B. P. (2019). Menganggur Setelah Lulus? Mungkin Ini


Penyebabnya.
Retrieved from
https://Money.Kompas.Com/Read/2019/03/10/080400726/Menganggur-
Setelah-Lulus-Mungkin-Ini-Penyebabnya?Page=All

Jayadi, J., Wiguna, A., & Lensa, L. (2018). Analisis Efikasi Diri Siswa Kelas Viii
Smp Negeri I Sampit Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Paedagogie Media
Kependidikan, Keilmuan Dan Keagamaan, 6(1), 9–16. https://e-
jurnal.stkipmsampit.ac.id/index.php/Pendidikan/article/view/104

Kemendikbud. (2020). Statistik Pendidikan Tinggi (Higer Education Statistic). In


PDDikti Kemendikbud (Vol. 5, p. xxx + 321).
https://pddikti.kemdikbud.go.id/publikasi

Kemendikbud. (2021). Statistik Pendidikan Tinggi. In PDDikti Kemendikbud


(Vol. 6, p. xxvii + 394). Retrieved from
43

Universitas Esa Unggul

https://pddikti.kemdikbud.go.id/publikasi

Melinde, C., & Harry, N. (2014). Emotional Intelligence As A Predictor Of


Employees’ Career Adaptability. Journal Of Vocational Behavior.

Mulia, S. (2022). Pengaruh Penyesuaian Diri Terhadap Kesiapan Kerja Pada


Dewasa Awal Di Dki Jakarta. (Skripsi). Retrieved from
https://digilib.esaunggul.ac.id/

Muspawi, Mohamad & Lestari, Ayu. (2020). Membangn Kesiapan Kerja Calon
Tenaga Kerja. Jurnal Literasiologi, 5.

Ningsih, S. D. (2021). Profil Pengangguran Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: BPS


Provinsi DKI Jakarta.

Novariandhini, D. A., & Latifah, M. (2012). Harga Diri, Efikasi Diri, Motivasi
Belajar Dan Prestasi Akademik Siswa Sma Pada Berbagai Model
Pembelajaran. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 5, 138–146.

Prisrilia, A. B. & Widawati, L. (2021). Pengaruh Efikasi Diri terhadap Kesiapan


Kerja Lulusan Baru di Kota Bandung pada Masa Pandemi Covid-19.
Bandung Conference Series: Psychology Science, 1(1), 12–18.
https://doi.org/10.29313/bcsps.v1i1.81

Putri, I. A., & Astuti, Y. D. (2018). Hubungan antara Efikasi Diri dan
Kecenderungan Kambuh pada Pecandu Narkoba yang Menjalani Rehabilitasi
di Yogyakarta. Psikologika: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi,
23(2), 151–164. https://doi.org/10.20885/psikologika.vol23.iss2.art6

Rachmady, T. M. N., & Aprilia, E. D. (2018). Hubungan Adversity Quotient


Dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Pada Freshgraduate
Universitas Syiah Kuala. Journal Psikogenesis, 6(1), 54–60.
Https://Doi.Org/10.24854/Jps.V6i1.632

Rifka, I. (2022). Pengertian, Penyebab, Dan Cara Mengatasi Pengangguran.


Jakarta: Kompas.Com. Retrieved from
https://Money.Kompas.Com/Read/2022/02/07/063800426/Pengertian-
Penyebab-Dan-Cara-Mengatasi-Pengangguran

Rizaty, M. A. (2023). Jumlah Mahasiswa Indonesia Sebanyak 9,32 Juta Orang


pada 2022. Data Indonesia. https://dataindonesia.id/Ragam/detail/jumlah-
mahasiswa-indonesia-sebanyak-932-juta-orang-pada-2022

Rustika, I. M. (2016). Efikasi Diri: Tinjauan Teori Albert Bandura. Buletin


44

Universitas Esa Unggul

Psikologi, 20(1–2), 18–25. https://doi.org/10.22146/bpsi.11945

Santrock, J. W. (2010). Life-Span Development. In Jurnal Penelitian Pendidikan


Guru Sekolah Dasar (13th Ed., Vol. 6, Issue August). Mcgraw-Hill
International.

Sari, R. P., Rejeki, T., & Achmad, A. (2006). Pengungkapan Diri Mahasiswa
Tahun Pertama Universitas Diponegoro Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan
Harga Diri. Jurnal Psikologi, 3(2), 11–25.
Setiawan, J., Saleh, M., & Yuliati, L. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-
2015. Journal Ekuilibrium, II(1), 31–37.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Tindakan.


Bandung : CV Alfabeta.

Tias, W. C. (2022). Pengaruh Self-Efficacy Terhadap Kecemasan Pada


Mahasiswa Tingkat Akhir Di Provinsi Banten. (Skripsi). Retrieved from
https://digilib.esaunggul.ac.id.

Widiatri, I. S., Endang, I. S., & Desiningrum, D. R. (2013). Coping Stres Pada
Pengangguran Tenaga Kerja Pendidik. Jurnal Empati, 2(4), 217–226.
45

Universitas Esa Unggul

LAMPIRAN A
SKALA KESIAPAN KERJA DAN EFIKASI DIRI

PENGANTAR

Selamat Pagi/Siang/Sore

Perkenalkan nama saya Dinar Ayu Salsabillah mahasiswa Fakultas


Psikologi Universitas Esa Unggul yang saat ini sedang melakukan
penelitian. Dalam rangka melengkapi data yang diperlukan untuk
memenuhi tugas akhir skripsi, bersama dengan ini peneliti meminta
kesediaan saudara/I untuk meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner
tentang efikasi diri terhadap kesiapan kerja. Adapun hasil dari kuesioner
ini akan digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi, sehingga peneliti
juga berharap kesediaan saudara/I untuk membantu penelitian ini dengan
mengisi secara lengkap dan benar kuesioner yang terlampir sesuai dengan
keadaan saudara/i. Peneliti akan senantiasa menjamin kerahasiaan
jawaban dan identitas saudara/I dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian ini.

Demikian atas perhatian, kerjasama dan partisipasinya peneliti


mengucapkan terima kasih. Apabila ada pertanyaan, saran maupun kritik
dapat menghubungi peneliti.

No. HP : 089631962062
E-mail : dinarayu173@gmail.com

Jakarta, 12 Juli 2023

Dinar Ayu Salsabillah


(Peneliti)
46

Universitas Esa Unggul

PERNYATAAN KESEDIAAN DIRI

Lembar inform concern

FORMULIR DATA DIRI RESPONDEN

1. Apakah Anda saat ini merupakan seorang mahasiswa yang berstatus


aktif?
o Ya
o Tidak
2. Apakah Anda saat ini sedang menyelesaikan skripsi?
o Ya
o Tidak
3. Apakah Anda pernah bekerja?
o Ya
o Tidak
4. Jenis Kelamin
o Perempuan
o Laki-laki
5. Usia
o 17-22 tahun
o 23-29 tahun
o 30-39 tahun
6. Program Studi
o Teknik
o Manajemen / Bisnis / Administrasi
o Ilmu Ekonomi
o Psikologi
o Kedokteran/Kesehatan
o Hukum
o Sastra
o Seni rupa
o Pendidikan
o Ilmu sosial
o Sains
o Lainnya
7. Apakah Anda sudah memiliki sertifikat kompetensi?
47

Universitas Esa Unggul

o Sudah
o Belum
8. Apakah Anda sudah yakin bekerja di bidang tertentu?
o Ya
o Tidak
9. Di bidang apa Anda tertarik untuk bekerja?
o Teknologi Informasi
o Keuangan dan Perbankan
o Pendidikan dan Pengajaran
o Kesehatan dan Kedokteran
o Industri Kreatif (Seni, Desain, Media)
o Sains dan Penelitian
o Bisnis dan Manajemen
o Lingkungan dan Keberlanjutan
o Hukum dan Keadilan
o Pariwisata dan Perhotelan
o Pertanian dan Agribisnis
o Teknik dan Manufaktur
o Sosial dan Layanan Masyarakat
o Lainnya

Saya bersedia memberikan informasi yang diperlukan dalam


penelitian tanpa adanya paksaan sebagai partisipan terkait penelitian
mengenai Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kesiapan Kerja Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir Di DKI Jakarta.

Jakarta,
48

Universitas Esa Unggul

Petunjuk Pengisian

Berikut adalah pernyataan-pernyataan mengenai perasaan anda atau


penilaian diri anda tentang kehidupan dalam pendidikan anda. Isilah sesuai
dengan keadaan anda yang sebenarnya. Cara menjawabnya cukup sederhana,
yaitu dengan memberikan tanda (X) disalah satu pilihan jawaban yang telah
disediakan. Mohon agar anda bersedia memberikan pilihan jawaban yang
benar-benar sesuai dengan diri anda. Keterangan SS (Sangat Setuju), S (Setuju),
TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).

 SS (Sangat Setuju), berarti Anda sangat sesuai bahwa pernyataan tersebut


menggambarkan diri Anda.
 S (Setuju), berarti Anda sesuai bahwa pernyataan tersebut menggambarkan
diri anda.
 TS (Tidak Setuju), berarti Anda tidak sesuai dengan pernyataan tersebut.
 STS (Sangat Tidak Setuju), berarti Anda merasa sangat tidak Setuju
dengan pernyataan tersebut.

Contoh:

Pernyataan SS S TS STS

Saya yakin dapat memimpin dalam tugas kelompok X


49

Universitas Esa Unggul

SKALA 1. KESIAPAN KERJA (Sebelum Uji Coba)


No. Pernyataan Penilaian/Respon
SS S TS STS
1. Saya antusias untuk segera bekerja pada bidang yang
diharapkan
2. Saya tidak mudah menerima kritik dan saran
3. Pengalaman magang/pelatihan/sertifikasi/ seminar karir
yang saya miliki memberikan pengetahuan yang
bermanfaat
4. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas dengan tepat
waktu
5. Saya mampu menyelesaikan masalah berdasarkan fakta
dan data untuk menjadi pertimbangan
6. Saya tidak tertarik untuk mengikuti pelatihan kerja
7. Saya mampu menjalin hubungan baik dengan
lingkungan sekitar
8. Saya senang bekerja dalam tim
9. Saya mampu mengikuti setiap perubahan yang ada di
lingkungan baru
10. Saya hanya mengikuti ide-ide yang sudah ada
11. Saya tidak mampu menyelesaikan persoalan
12. Pekerjaan saya jadi lebih mudah ketika dilakukan secara
bersamaan
13. Saya mengetahui kemampuan yang saya miliki
14. Saya tidak antusius dalam mencari pekerjaan yang saya
inginkan
15. Saya mudah menjalin hubungan sosial yang baik
16. Saya mempertimbangkan segala resiko sebelum
mengambil keputusan
17. Saya tidak berminat untuk membahas pekerjaan dengan
orang yang sudah berpengalaman
18. Saya mampu menemukan ide-ide untuk membuat
pekerjaan lebih efektif
19. Saya berusaha mencari informasi pekerjaan secara
mandiri melalui media sosial
20. Saya tidak terampil dalam menemukan solusi terhadap
sebuah permasalahan
21. Saya tidak mudah bergaul dengan orang baru
22. Saya mampu mengikuti segala peraturan dalam proses
mencari pekerjaan
23. Saya tidak mampu berpikir rasional
24. Saya mampu bersaing dengan orang-orang yang sudah
memiliki pengalaman
50

Universitas Esa Unggul

25. Saya mampu mengidentifikasi masalah

26. Saya bersemangat untuk mengikuti pelatihan kerja

27. Saya tidak suka dengan hasil pekerjaan dalam kelompok

28. Saya mampu mengembangkan ide-ide yang sudah ada

29. Saya senang berkontribusi dalam diskusi bersama


kelompok
30. Saya mampu menjaga perasaan orang lain dengan
menjaga sikap dan perkataan saya
31. Saya sulit berpikir secara kritis
32. Saya tidak merasa malu bila tidak mampu menyelesaikan
pekerjaan
33. Ketika sudah bekerja, saya akan berusaha menjaga nama
baik perusahaan
34. Saya mudah menerima perubahan yang sedang terjadi
35. Saya merasa tidak perlu mendapatkan pekerjaan
36. Saya memiliki pengetahuan tentang gambaran pekerjaan
yang saya inginkan
37. Kinerja kerja saya akan terhambat jika bekerja dalam
kelompok
38. Saya mampu menerima perbedaan pendapat
39. Saya mampu memberikan informasi yang mudah
dipahami
40. Saya senang berdiskusi dengan orang yang memiliki
Pengalaman kerja
41. Saya mampu menggunakan alat bantu pekerjaan yang
saya inginkan
42. Saya membutuhkan waktu lama untuk berinteraksi di
dalam lingkungan yang baru
43. Saya tidak memiliki gambaran profesi pekerjaan yang
saya inginkan
44. Kemampuan saya dalam mengerjakan tugas tidak mudah
dipengaruhi oleh permasalahan pribadi
45. Saya berani memberi pendapat jika ada peraturan yang
tidak rasional
46. Saya tidak peduli terhadap dampak negatif dari
perbuatan saya
47. Saya mudah putus asa dalam bersaing untuk
mendapatkan pekerjaan
51

Universitas Esa Unggul

48. Saya mampu menemukan solusi permasalahan yang


rasional
49. Saya mampu menghadapi tantangan tugas dengan baik
50. Saya merasa tidak yakin bahwa bekerja sama dapat
menyelesaikan tugas dengan baik
51. Saya tidak mampu untuk menjalin hubungan yang baik
dengan orang di sekitar saya
52. Saya merasa tidak dapat menerima saran dan kritik dari
anggota kelompok
53. Saya tidak mampu bertaggung jawab atas tugas yang saya
kerjakan dengan tepat waktu
54. Saya tidak mampu menghargai perbedaan di dalam
lingkungan hidup
55. Saya tidak aktif terlibat dalam kegiatan sosial
56. Saya tidak mampu mendengarkan dan memperhatikan
kepada orang lain saat berbicara
57. Saya tidak mampu mengungkapkan pendapat dengan
jelas dan terstruktur
58. Saya tidak dapat berempati untuk memahami perasaan
orang lain

SKALA 1. KESIAPAN KERJA (Setelah Uji Coba)


No. Pernyataan Penilaian/Respon
SS S TS STS
1. Saya antusias untuk segera bekerja pada bidang yang
diharapkan
2. Pengalaman magang/pelatihan/sertifikasi/ seminar karir
yang saya miliki memberikan pengetahuan yang
bermanfaat
3. Saya tidak tertarik untuk mengikuti pelatihan kerja
4. Saya mampu menjalin hubungan baik dengan
lingkungan sekitar
5. Saya senang bekerja dalam tim
6. Saya mampu mengikuti setiap perubahan yang ada di
lingkungan baru
7. Saya tidak mampu menyelesaikan persoalan
8. Pekerjaan saya jadi lebih mudah ketika dilakukan secara
bersamaan
9. Saya mengetahui kemampuan yang saya miliki
10. Saya tidak antusius dalam mencari pekerjaan yang saya
inginkan
11. Saya mudah menjalin hubungan sosial yang baik
52

Universitas Esa Unggul

12 Saya mempertimbangkan segala resiko sebelum


mengambil keputusan
13. Saya tidak berminat untuk membahas pekerjaan dengan
orang yang sudah berpengalaman
14. Saya mampu menemukan ide-ide untuk membuat
pekerjaan lebih efektif
15. Saya berusaha mencari informasi pekerjaan secara
mandiri melalui media sosial
16. Saya tidak terampil dalam menemukan solusi terhadap
sebuah permasalahan
17. Saya tidak mudah bergaul dengan orang baru
18. Saya mampu mengikuti segala peraturan dalam proses
mencari pekerjaan
19. Saya tidak mampu berpikir rasional
20. Saya mampu bersaing dengan orang-orang yang sudah
memiliki pengalaman
21. Saya mampu mengidentifikasi masalah

22. Saya bersemangat untuk mengikuti pelatihan kerja

23. Saya mampu mengembangkan ide-ide yang sudah ada

24. Saya senang berkontribusi dalam diskusi bersama


kelompok
25. Saya mampu menjaga perasaan orang lain dengan
menjaga sikap dan perkataan saya
26. Saya sulit berpikir secara kritis
27. Saya tidak merasa malu bila tidak mampu menyelesaikan
pekerjaan
28. Ketika sudah bekerja, saya akan berusaha menjaga nama
baik perusahaan
29. Saya mudah menerima perubahan yang sedang terjadi
30. Saya memiliki pengetahuan tentang gambaran pekerjaan
yang saya inginkan
31. Kinerja kerja saya akan terhambat jika bekerja dalam
kelompok
32. Saya mampu menerima perbedaan pendapat
33. Saya mampu memberikan informasi yang mudah
dipahami
34. Saya senang berdiskusi dengan orang yang memiliki
Pengalaman kerja
35. Saya mampu menggunakan alat bantu pekerjaan yang
saya inginkan
53

Universitas Esa Unggul

36. Saya membutuhkan waktu lama untuk berinteraksi di


dalam lingkungan yang baru
37. Kemampuan saya dalam mengerjakan tugas tidak mudah
dipengaruhi oleh permasalahan pribadi
38. Saya berani memberi pendapat jika ada peraturan yang
tidak rasional
39. Saya tidak peduli terhadap dampak negatif dari
perbuatan saya
40. Saya mudah putus asa dalam bersaing untuk
mendapatkan pekerjaan
41. Saya mampu menemukan solusi permasalahan yang
rasional
42. Saya mampu menghadapi tantangan tugas dengan baik
43. Saya merasa tidak yakin bahwa bekerja sama dapat
menyelesaikan tugas dengan baik
44. Saya tidak mampu untuk menjalin hubungan yang baik
dengan orang di sekitar saya
45. Saya merasa tidak dapat menerima saran dan kritik dari
anggota kelompok
46. Saya tidak mampu bertaggung jawab atas tugas yang saya
kerjakan dengan tepat waktu
47. Saya tidak mampu menghargai perbedaan di dalam
lingkungan hidup
48. Saya tidak aktif terlibat dalam kegiatan sosial
49. Saya tidak mampu mendengarkan dan memperhatikan
kepada orang lain saat berbicara
50. Saya tidak mampu mengungkapkan pendapat dengan
jelas dan terstruktur
51. Saya tidak dapat berempati untuk memahami perasaan
orang lain

SKALA 2. EFIKASI DIRI (Sebelum Uji Coba)


No. Pernyataan Penilaian/Respon
SS S TS STS
1. Saya yakin dapat memimpin dalam tugas kelompok
54

Universitas Esa Unggul

2. Saya dapat mengerjakan tugas perkuliahan dengan tepat


waktu
3. Saya tidak yakin dapat memimpin dalam tugas kelompok
4. Saya mampu memahami bacaan yang menggunakan
bahasa Inggris dengan baik
5. Saya ragu dengan kemampuan saya dalam mempelajari
bahasa Inggris
6. Saya mampu menyusun kalimat dengan baik pada skripsi
walaupun sulit
7. Saya tidak mampu mencari jurnal referensi untuk skripsi
saya sehingga saya meminta bantuan kepada teman
untuk mencarinya
8. Saya tidak mampu mengerjakan banyak tugas dalam
waktu yang bersamaan
9. Saya tidak mampu mengerjakan tugas perkuliahan
dengan tepat waktu
10. Saya mampu memberikan kontribusi dalam tugas
kelompok
11. Saya tidak mudah putus asa untuk mengasah
kemampuan kompetensi saya dalam menghadapi dunia
kerja
12. Saya tidak mampu memahami materi perkuliahan yang
saya anggap sulit
13. Saya tidak mampu memahami bacaan yang
menggunakan bahasa Inggris dengan baik
14. Ketika ada teman yang bertanya mengenai materi
perkuliahan, saya tidak mampu menjelaskan dengan
baik
15. Saya mudah putus asa dalam mengasah kemampuan
kompetensi
16. Saya tidak mampu mengatasi hambatan dalam
mengerjakan tugas
17. Saya mampu memahami buku berbahasa Inggris
18. Saya yakin dapat lulus pada setiap mata kuliah
19. Saya tidak mampu memahami buku berbahasa Inggris
20. Saya mampu mengerjakan banyak tugas dalam waktu
yang bersamaan
21. Saya mudah putus asa dalam mengasah kemampuan
kompetensi saya guna mempersiapkan diri
menghadapi dunia kerja
22. Saya tidak mampu menyajikan presentasi yang kreatif
55

Universitas Esa Unggul

23. Saya yakin dengan kemampuan saya dapat menangani


tanggung jawab yang sulit
24. Saya merasa percaya diri dalam menghadapi setiap tugas
yang sulit

25. Saya merasa senang dengan tugas yang penuh tantangan

SKALA 2. EFIKASI DIRI (Sesudah Uji Coba)


No. Pernyataan Penilaian/Respon
SS S TS STS
1. Saya tidak yakin dapat memimpin dalam tugas kelompok
2. Saya mampu memahami bacaan yang menggunakan
bahasa Inggris dengan baik
3. Saya mampu menyusun kalimat dengan baik pada skripsi
walaupun sulit
4. Saya tidak mampu mencari jurnal referensi untuk skripsi
saya sehingga saya meminta bantuan kepada teman
untuk mencarinya
5. Saya tidak mampu mengerjakan banyak tugas dalam
waktu yang bersamaan
6. Saya tidak mampu mengerjakan tugas perkuliahan
dengan tepat waktu
7. Saya tidak mudah putus asa untuk mengasah
kemampuan kompetensi saya dalam menghadapi dunia
kerja
8. Saya tidak mampu memahami materi perkuliahan yang
saya anggap sulit
9. Saya tidak mampu memahami bacaan yang
menggunakan bahasa Inggris dengan baik
10. Ketika ada teman yang bertanya mengenai materi
perkuliahan, saya tidak mampu menjelaskan dengan
baik
11. Saya mudah putus asa dalam mengasah kemampuan
kompetensi
12. Saya tidak mampu mengatasi hambatan dalam
mengerjakan tugas
13. Saya mampu memahami buku berbahasa Inggris
14. Saya yakin dapat lulus pada setiap mata kuliah
15. Saya tidak mampu memahami buku berbahasa Inggris
16. Saya mampu mengerjakan banyak tugas dalam waktu
yang bersamaan
56

Universitas Esa Unggul

17. Saya mudah putus asa dalam mengasah kemampuan


kompetensi saya guna mempersiapkan diri
menghadapi dunia kerja
18. Saya tidak mampu menyajikan presentasi yang kreatif
19. Saya yakin dengan kemampuan saya dapat menangani
tanggung jawab yang sulit
20. Saya merasa percaya diri dalam menghadapi setiap tugas
yang sulit

21. Saya merasa senang dengan tugas yang penuh tantangan

LAMPIRAN B
DATA FREKUENSI RESPONDEN
57

Universitas Esa Unggul

Lampiran Frekuensi

Statistics
Jenis Kelamin Usia Program Studi Minat Pekerjaan
N Valid 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0
Mean 1.43 1.00 7.00 7.10
Minimum 1 1 1 1
Maximum 2 1 12 14

a. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 57 57.0 57.0 57.0
Perempuan 43 43.0 43.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

b. Usia

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-22 100 100.0 100.0 100.0

c. Program Studi
58

Universitas Esa Unggul

d. Minat Pekerjaan

LAMPIRAN C
UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS
59

Universitas Esa Unggul

Reliabilitas dan Validitas Kesiapan Kerja (Sebelum Eliminasi)

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.933 58

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
P1 128.03 418.654 .379 .933
P2 128.30 425.459 .177 .934
P3 127.23 413.978 .459 .932
P4 128.20 430.924 .029 .936
P5 129.57 428.461 .287 .933
P6 126.90 422.369 .441 .932
P7 129.57 422.737 .609 .932
P8 129.37 420.516 .363 .933
P9 129.53 427.085 .341 .933
P10 129.37 425.964 .205 .934
P11 127.00 419.448 .398 .932
P12 129.53 421.430 .555 .932
P13 129.60 424.110 .575 .932
P14 126.90 418.369 .603 .931
P15 129.53 426.326 .328 .933
P16 129.53 420.740 .476 .932
60

Universitas Esa Unggul

P17 127.07 411.306 .601 .931


P18 129.53 420.740 .476 .932
P19 129.57 421.978 .555 .932
P20 126.97 414.309 .629 .931
P21 127.37 410.654 .453 .932
P22 129.43 420.944 .358 .933
P23 126.97 416.240 .529 .931
P24 129.50 418.948 .530 .932
P25 129.47 419.913 .448 .932
P26 129.53 422.602 .405 .932
P27 127.10 421.886 .276 .933
P28 129.53 422.602 .405 .932
P29 129.43 418.668 .427 .932
P30 129.60 423.283 .625 .932
P31 129.20 412.648 .458 .932
P32 126.93 419.168 .556 .932
P33 129.57 421.771 .664 .932
P34 129.53 420.878 .672 .931
P35 127.27 425.375 .152 .935
P36 129.57 422.185 .641 .932
P37 129.30 419.803 .535 .932
P38 129.40 416.731 .479 .932
P39 129.33 413.609 .536 .931
P40 129.37 414.516 .514 .931
P41 129.40 415.834 .506 .932
P42 129.13 409.982 .505 .932
P43 127.37 427.482 .097 .936
P44 129.37 414.516 .514 .931
P45 128.73 424.340 .710 .932
P46 126.93 419.513 .542 .932
P47 128.90 406.921 .482 .932
P48 129.37 416.999 .444 .932
P49 129.33 413.264 .500 .932
P50 127.07 415.306 .466 .932
P51 127.07 416.892 .559 .931
P52 127.00 418.897 .467 .932
P53 126.87 416.947 .683 .931
61

Universitas Esa Unggul

P54 127.03 419.757 .385 .932


P55 126.90 418.369 .603 .931
P56 126.90 418.369 .603 .931
P57 126.90 418.369 .603 .931
P58 126.93 419.857 .485 .932

Reliabilitas dan Validitas Kesiapan Kerja (Setelah Eliminasi)

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.944 51

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
P1 110.30 373.872 .362 .944
P3 109.50 371.293 .394 .944
P6 109.17 377.385 .416 .943
P7 111.83 377.109 .612 .943
P8 111.63 375.964 .334 .944
P9 111.80 381.062 .352 .944
P11 109.27 376.685 .315 .944
P12 111.80 375.269 .587 .943
P13 111.87 379.016 .539 .943
P14 109.17 374.351 .546 .943
62

Universitas Esa Unggul

P15 111.80 379.545 .377 .943


P16 111.80 373.821 .534 .943
P17 109.33 368.092 .549 .942
P18 111.80 373.821 .534 .943
P19 111.83 375.592 .598 .943
P20 109.23 370.737 .573 .942
P21 109.63 365.413 .460 .944
P22 111.70 374.493 .388 .943
P23 109.23 371.426 .515 .943
P24 111.77 372.323 .579 .942
P25 111.73 373.375 .488 .943
P26 111.80 377.131 .400 .943
P28 111.80 377.131 .400 .943
P29 111.70 371.597 .481 .943
P30 111.87 377.430 .641 .943
P31 111.47 367.223 .467 .943
P32 109.20 375.200 .496 .943
P33 111.83 375.661 .699 .942
P34 111.80 375.062 .691 .942
P36 111.83 375.937 .683 .942
P37 111.57 374.116 .546 .943
P38 111.67 368.920 .560 .942
P39 111.60 365.559 .625 .942
P40 111.63 366.171 .611 .942
P41 111.67 368.023 .589 .942
P42 111.40 362.869 .559 .943
P44 111.63 366.171 .611 .942
P45 111.00 379.310 .659 .943
P46 109.20 375.890 .467 .943
P47 111.17 360.557 .515 .943
P48 111.63 369.895 .498 .943
P49 111.60 364.386 .606 .942
P50 109.33 370.437 .457 .943
P51 109.33 373.264 .499 .943
P52 109.27 376.064 .378 .943
P53 109.13 372.395 .651 .942
P54 109.30 375.803 .339 .944
63

Universitas Esa Unggul

P55 109.17 374.351 .546 .943


P56 109.17 374.351 .546 .943
P57 109.17 374.351 .546 .943
P58 109.20 376.372 .409 .943

Reliabilitas dan Validitas Efikasi Diri (Sebelum Eliminasi)


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.819 25

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
P1 59.50 98.810 .036 .822
P2 59.57 100.392 -.178 .823
P3 56.77 92.047 .655 .806
P4 59.57 97.564 .383 .817
P5 58.67 90.713 .272 .820
P6 59.60 97.972 .427 .817
P7 56.97 92.309 .361 .813
P8 56.77 92.047 .655 .806
P9 56.97 89.620 .520 .806
P10 59.10 99.886 -.072 .835
P11 57.53 86.051 .445 .809
P12 56.77 92.047 .655 .806
P13 56.77 92.047 .655 .806
P14 57.57 87.840 .376 .814
P15 57.87 87.499 .357 .816
64

Universitas Esa Unggul

P16 56.87 91.154 .528 .807


P17 59.03 87.757 .479 .807
P18 59.20 91.269 .362 .813
P19 56.83 93.040 .474 .810
P20 59.17 89.316 .505 .806
P21 58.47 85.499 .450 .809
P22 57.13 90.051 .380 .812
P23 59.53 95.016 .397 .813
P24 59.47 94.947 .369 .813
P25 59.53 96.051 .423 .814

Reliabilitas dan Validitas Efikasi Diri (Sesudah Eliminasi)

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.845 21

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
P3 51.07 83.720 .675 .833
P4 53.87 89.292 .363 .844
P6 53.90 89.679 .401 .844
P7 51.27 82.823 .442 .838
P8 51.07 83.720 .675 .833
P9 51.27 80.133 .613 .830
P11 51.83 78.902 .412 .842
65

Universitas Esa Unggul

P12 51.07 83.720 .675 .833


P13 51.07 83.720 .675 .833
P14 51.87 78.602 .429 .840
P15 52.17 79.316 .365 .846
P16 51.17 83.178 .519 .835
P17 53.33 80.920 .422 .839
P18 53.50 82.810 .381 .840
P19 51.13 84.671 .490 .837
P20 53.47 81.706 .480 .836
P21 52.77 77.771 .443 .840
P22 51.43 82.116 .373 .841
P23 53.83 87.040 .368 .841
P24 53.77 86.875 .351 .842
P25 53.83 87.937 .397 .842

LAMPIRAN D
66

Universitas Esa Unggul

UJI NORMALITAS

LAMPIRAN E
67

Universitas Esa Unggul

UJI LINEARITAS
68

Universitas Esa Unggul

LAMPIRAN F
UJI REGRESI LINEAR SEDERHANA

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4425.742 1 4425.742 19.813 .000b
Residual 21891.258 98 223.380
Total 26317.000 99
a. Dependent Variable: Kesiapan kerja
b. Predictors: (Constant), Efikasi diri

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .410a .168 .160 14.946
a. Predictors: (Constant), Efikasi diri

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 91.558 5.626 16.274 .000
Efikasi diri .520 .117 .410 4.451 .000
a. Dependent Variable: Kesiapan kerja
69

Universitas Esa Unggul

LAMPIRAN G
UJI KATEGORISASI
70

Universitas Esa Unggul

LAMPIRAN H
UJI CROSSTABULATION

Anda mungkin juga menyukai