SKRIPSI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
KEBON JERUK, JAKARTA BARAT
2023
Universitas Esa Unggul
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Tanda Tangan :
Tanggal : 15 Februari 2024
i
Universitas Esa Unggul
HALAMAN PENGESAHAN
TIM PENGUJI
Pembimbing 1 : Aisyah Ratnaningtyas, M.Psi., Psikolog (…............................)
Pembimbing 2 : Dra. Safitri M, M.Si (…............................)
Penguji 1 : Yuli Asmi Rozali, M.Psi., Psikolog (…............................)
Penguji 2 : Yeny Duriana Wijaya, M.Psi., Psikolog (…............................)
Tanggal :
ii
Universitas Esa Unggul
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, karena atas berkat
serta rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul. Saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Arief Kusuma Among Praja, MBA selaku Rektor Universitas Esa
Unggul
2. Aisyah Ratnaningtyas, M.Psi., Psikolog dan Dra. Safitri M, M.Si selaku
dosen pembimbing yang sudah membimbing saya dengan sabar, serta tidak
lupa untuk menanyakan kabar dan menyemangati saat saya hingga akhirnya
saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
3. Yuli Azmi Rozali, S.Psi, M.Psi dan Yenny Duriana, S.Psi, M.Psi selaku
penguji satu dan penguji dua yang telah memberikan masukan dan saran
untuk skripsi saya.
4. Teman-teman responden yang sudah meluangkan waktu untuk ikut serta
dalam penelitian ini.
5. Orang tua, pasangan serta keluarga yang selalu menyemangati dan
mendoakan kelancaran skripsi saya, serta selalu memberikan wejangan
agar saya tidak menyerah dan terus berusaha sebaik mungkin untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman-teman Psikologi 2019 yang telah memberikan motivasi,
memberikan informasi, dan saling memberikan dukungan satu sama lain
selama kurang lebih empat tahun ini. Serta kepada pihak-pihak lain yang
namanya tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut serta dalam
membantu penyusunan skripsi ini hingga selesai.
iii
Universitas Esa Unggul
ABSTRAK
PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP KESIAPAN KERJA PADA
MAHASISWA TINGKAT AKHIR DI DKI JAKARTA
Mendapatkan pekerjaan setelah lulus tidaklah mudah, mengingat di wilayah provinsi DKI
Jakarta memiliki puluhan bahkan ratusan universitas dan ribuan sarjana yang lulus setiap
tahunnya. Indonesia memiliki masalah kualitas dan kuantitas pada mahasiswa. Secara
kualitas mahasiswa belum mendapatkan pandangan terhadap dunia industri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada
mahasiswa tingkat akhir di daerah DKI Jakarta. Metode penelitian kuantitatif non-
eksperimental, dan teknik penambilan data non-probability sampling dengan jenis
purposive sampling sebanyak 100 responden. Hasil regresi linier menunjukkan adanya
pengaruh positif yang signifikan (sig p 0,000 dan persamaan regresi Y = 91,558 +
0,520X)
antara efikasi diri dan kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir di daerah DKI
Jakarta, dengan kontribusi efikasi diri sebesar 16,8% terhadap terbentuknya kesiapan
kerja. Mahasiswa tingkat akhir di daerah DKI Jakarta lebih banyak memiliki efikasi diri
tinggi ( 56.0%) dan kesiapan kerja tinggi ( 65.0%) dimana mahasiswa paling banyak
memilki efikasi diri yang tinggi dan kesiapan kerja yang tinggi (78,6%) , dan paling
sedikit efikasi diri yang tinggi dan kesiapan kerja yang rendah (21,4%).
iv
Universitas Esa Unggul
ABSTRACT
THE EFFECT OF SELF-REGULATION ON EMPLOYMENT READINESS IN
EARLY ADULTS IN DKI JAKARTA
Getting a job after graduation is not easy, especially in the DKI Jakarta province where
there are dozens or even hundreds of universities and thousands of graduates every year.
Indonesia has a problem with the quality and quantity of its students. In terms of quality,
students have not yet gained insight into the industrial world. This study aims to explore
the relationship between self-efficacy and job readiness among final-year students in the
DKI Jakarta region. Non-experimental quantitative research methods, and non-
probability sampling data collection techniques with purposive sampling of 100
respondents. Linear regression results show a significant positive influence (sig p 0.000
and regression equation Y = 91.558 + 0.520X) between self-efficacy and work readiness
in final year students in the DKI Jakarta area, with a contribution of self-efficacy of
16,8% towards the formation of work readiness. Final year students in the DKI Jakarta
area are more likely to have high self-efficacy (56.0%) and high work readiness (65.5%)
where most students have high self-efficacy and high work readiness (78,6%), and at
least high self-efficacy and low work readiness (21,4%).
v
Universitas Esa Unggul
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN.........................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................ii
UCAPAN TERIMA KASIH..............................................................................iii
ABSTRAK...........................................................................................................iv
ABSTRACT..........................................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis.........................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis..........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................6
2.1 Kesiapan Kerja......................................................................................6
2.1.1 Definisi Kesiapan Kerja..............................................................6
2.1.2 Aspek-aspek Kesiapan Kerja.......................................................6
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja......................7
2.2 Efikasi Diri............................................................................................8
2.2.1 Definisi Efikasi Diri....................................................................8
2.2.2 Aspek-aspek Efikasi Diri.............................................................9
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri.........................10
2.3 Mahasiswa Tingkat Akhir...................................................................10
2.3.1 Definisi Mahasiswa Tingkat Akhir............................................10
2.4 Kerangka Berpikir...............................................................................11
2.5 Hipotesis..............................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................15
3.1 Rancangan Penelitian..........................................................................
vi
Universitas Esa Unggul
vii
Universitas Esa Unggul
viii
BAB I
PENDAHULUAN
DKI Jakarta, sebagai kota besar nomor satu di Indonesia yang memiliki
jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar 11.240.000 jiwa (Inews, 2023), masih
berkutat dengan permasalahan tingkat pengangguran. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik, pada bulan Februari 2022, tingkat pengangguran di DKI Jakarta
mencapai 410.590 jiwa (BPS, 2022). Namun masalah pengangguran tidak hanya
terjadi pada individu dengan tingkat pendidikan rendah, tetapi juga terjadi pada
individu tingkat pendidikan tinggi. Padahal pendidikan tinggi diharapkan dapat
mempersiapkan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja yang lebih baik. Tetapi,
hal ini berbanding terbalik dengan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2021
yang mencatat bahwa tingkat pengangguran di DKI Jakarta dari kalangan
perguruan tinggi mencapai 13,58% (BPS, 2021).
Kesiapan kerja dapat terbentuk, salah satu faktor internalnya adalah efikasi
diri (Coetzee & Harry, 2014). Menurut Bandura (1997) mendefinisikan bahwa
efikasi diri itu perasaan akan kemampuan kita dalam mengerjakan suatu tugas,
percaya pada kompetensi diri sendiri dan efektivitas sebagai hasil dari pemberian
grativikasi (Bandura & dkk,1999: Maddux & Gosselin,2003). Efikasi diri menurut
Bandura (dalam Ghufron, M. N., & Risnawita, 2010) dapat dilihat dari tiga
dimensi, yaitu: (a) Tingkat (level), tingkat efikasi diri individu dalam mengerjakan
suatu tugas berbeda dalam tingkat kesulitan tugas. (b) Kekuatan (strength),
kekuatan efikasi diri individu terhadap keyakinannya. Efikasi diri menunjukkan
bahwa tindakan yang dilakukan individu akan memberikan hasil yang sesuai
dengan yang diharapkan individu. (c) Keluasan (generality), individu dapat
dikatakan dirinya memiliki efikasi diri pada aktivitas yang luas, atau terbatas pada
fungsi tertentu aja.
Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan peneliti, maka pada penelitian ini
memiliki manfaat sebagai berikut:
efikasi diri yang baik. Dengan memiliki efikasi diri yang baik, maka diharapkan
mampu untuk memahami dan mengenali kemampuan diri serta mempersiapkan
diri untuk menghadapi dunia kerja dengan berbagai tantangan dan hambatan yang
sesuai dengan kemampuan agar mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Brady dalam Chandra (2022) kesiapan kerja adalah berfokus pada
sifat-sifat pribadi, seperti sifat pekerja dan mekanisme pertahanan yang
dibutuhkan, bukan hanya untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga lebih dari itu
yaitu untuk mempertahankan suatu pekerjaan. Sementara menurut (Herminarto
dan Hamzah, 2003) Kesiapan kerja adalah kemampuan seseorang untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu, tanpa mengalami kesulitan dan hambatan
dengan hasil yang baik. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan kesiapan
kerja melibatkan kombinasi antara sikap, atribut, keahlian, dan kapasitas individu
yang mendukung kesuksesan dalam dunia kerja, tidak hanya pada tahap
penerimaan pekerjaan tetapi juga dalam mempertahankan dan pelaksanaan
pekerjaan dengan baik.
Menurut Caballero et al., (2011), kesiapan kerja dapat diukur melalui empat
aspek yaitu:
a. Karakteristik Pribadi
Karakteristik pribadi ialah suatu kepribadian atau sifat dari individu
yangdapat menimbulkan potensi untuk membuat sesuatu yang memiliki
hubungan dengan pekerjaan. Seseorang yang mempunyai karakteristik
pribadi yang matang akan menampilkan kedewasaan pada saat menghadapi
dunia kerja. Aspek ini merujuk pada kematangan sifat seseorang yang
terdiri dari pengarahan diri, pengetahuan diri, ketahanan diri, dan
pengembangan diri.
b. Ketajaman Organisasi
Ketajaman organisasi merupakan suatu kecepatan atau ketajaman dari
individu dalam memahami serta menentukan situasi maupun kondisi pada
organisasi seperti mengetahui tanggung jawab sosial, penilaian etis, etika
kerja, motivasi kerja, keinginan belajar, danmemiliki pengetahuan umum.
Aspek ini merujuk kepada sikap seseorang dalam melakukan organisasi
yang meliputi motivasi bekerja sama, etika kerja atau profesionalisme,
kedewasaan, dantanggung jawab sosial.
c. Kompetensi Kerja
Kompetensi kerja adalah keterampilan atau kemampuan individu
mengerjakan tugas dalam bekerja dan hal ini dapat dikembangkan melalui
pengalaman dan pelatihan yang didapatkan melalui berpikir kritis,
berorganisasi, pemecahan masalah, dan berpikir kreatif dan inovatif. Aspek
kompetensi kerja merujuk kepada pemecahan masalah, sikap motivasi kerja,
berpikir kritis, dan berinovasi atau berpikir kreatif.
d. Kecerdasan Sosial
Kecerdasan sosial adalah kecakapan yang terdiri dari interaksi
kelompok. Aspek ini menunjukkan kepada sikap seseorang dalam menjalani
hubungan sosial dengan individu lain di dunia kerja yang meliputi
kemampuan bersosialisasi, kerja sama dalam tim, keterampilan komunikasi
interpersonal, dan kemampuan beradaptasi.
Menurut Reivich dan Shatte dalam Dewi & Mugiarso (2020) menyatakan
efikasi diri dalam memecahkan masalah merupakan keyakinan akan kemampuan
dirinya sendiri dalam menghadapi dan memecahkan masalah secara efektif.
Sementara menurut Santrock dalam Novariandhini &Latifah (2012) menyatakan
efikasi diri merupakan keyakinan dan kepercayaan seorang individu akan
kemampuannya dalam mengontrol hasil dari usaha yang telah dilakukan. Efikasi
diri memiliki potensi untuk menghasilkan perilaku yang beragam di antara
individu dengan tingkat kemampuan yang serupa karena efikasi diri
mempengaruhi pilihan, tujuan, penyelesaian masalah, dan ketekunan dalam
upaya. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan efikasi diri merupakan
konsep psikologis yang mencakup keyakinan individu terhadap kemampuannya
untuk mencapai tujuan dan mengatasi tantangan dalam berbagai aspek
kehidupan.
Pada usia produktif atau masa dewasa awal, yang umumnya dimulai pada
mahasiswa tingkat akhir dengan rentang usia antara 18 hingga 25 tahun(Santrock,
2010). Sedangkan WHO (Rina, Dewi, & Hasneli N, 2009) menjelaskan bahwa
usia mahasiswa tingkat akhir berusia antara 17 hingga 21 tahun. Selain itu,
menurut Sarwono dalam Sari et al., (2006) mahasiswa tingkat akhir umurnya
berusia 17 hingga 20 tahun.
Mahasiswa yang memiliki efikasi diri ia akan memiliki perasaan yakin akan
kemampuan dirinya dalam menyelesaikan tugas dan tantangan, baik yang ringan
maupun yang berat. Sehingga tugas dan tantangan yang dihadapi dapat di
selesaikan dengan baik. Selanjutnya, mahasiswa tingkat akhir yang memiliki
efikasi diri akan merasa yakin bahwa kemampuan yang dimiliki oleh dirinya tidak
dimiliki orang lain. Mahasiswa dengan efikasi diri juga tidak terpaku pada
keterampilan atau pengetahuan yang hanya dapat diterapkan dalam bidang
tertentu, melainkan memiliki keyakinan bahwa mereka dapat beradaptasi dan
berhasil di berbagai lingkungan atau tantangan yang berbeda. Selain itu, mereka
memiliki semangat dan keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan mereka yaitu
mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
14
Jadi mahasiswa tingkat akhir yang memiliki keyakinan akan diri dan
kemampuannya, ketika ia akan menghadapi dunia kerja dengan berbagai
tantangan dan tuntutan yang kompleks. Ia akan lebih siap bekerja, karena
didukung oleh motivasi, kemampuan dan keterampilan, tanggung jawab serta
kemampuan bersosialisasi yang akan berguna dalam dunia kerja. Sebaliknya
mahasiswa tingkat akhir yang kurang memiliki keyakinan akan diri dan
kemampuannya mungkin akan merasa kurang siap menghadapi dunia kerja
dengan berbagai tantangan dan tuntutan yang kompleks. Mereka mungkin tidak
memiliki kesiapan yang optimal untuk bekerja, karena kurangnya motivasi,
kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan. Tanggung jawab dan
kemampuan bersosialisasi mereka juga mungkin terbatas, sehingga dapat
mempengaruhi kinerja mereka dalam dunia kerja.
Mahasiswa Tingkat
Akhir Di
DKI Jakarta
15
2.5 Hipotesis
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
Keterangan :
n = Jumlah sampel
z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam sampel, yaitu 95% dengan nilai
1,96
p = Peluang benar 50% = 0,5
q = Peluang salah 50% = 0,5
e= Tingkat kesalahan sampel (sampling error) , 10% = 0,1
17
Adapun jumlah ukuran sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
n= 96,04
3.3 Variabel
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu kesiapan kerja dan efikasi diri,
dengan definisi konseptual dan operasionalnya sebagai berikut:
Definisi operasional efikasi diri yaitu skor total berdasarkan aspek- aspek
tingkat (level), kekuatan (strength) dan keluasan (generality). Semakin tinggi total
skor, maka menunjukkan tingginya efikasi diri. Sebaliknya, semakin rendah
efikasi diri, maka menunjukan rendahnya efikasi diri.
Alat ukur yang digunakan dalampenelitian ini mengadopsi alat ukur berupa
kuesioner. Kuesioner yang digunakan didasarkan pada skala model likert
(Azwar, 2018). Skala likert adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2019). Pada kuesioner berisikan pernyataan
- pernyataan dan menggambarkan karakteristik serta keadaan topik yang
mengukur efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir.
Kuesioner yang digunakan akan mencakup dua skala. Pada bagian pertama
berisi angket skala kesiapan kerja dan bagian kedua berisi skala efikasi diri.
Pada penelitian ini akan digunakan dua skala yaitu skala kesiapan kerja
dan bagian kedua berisi skala efikasi diri. Pada setiap skala akan terdapat dua
macam pernyataan, yaitu pernyataan favorable (mendukung objek sikap) dan
pernyataan unfavorable (tidak mendukung objek sikap). Pada masing-masing
skala terdapat empat alternative jawaban untuk setiap pernyataan. Untuk
pernyataan pada skala kesiapan kerja dan efikasi diri favorable: Sangat Setuju
(SS) diberi nilai 4, Setuju (S) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, dan
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Sedangkan untuk pernyataan
unfavorable: Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1, Setuju (S) diberi nilai 2, Tidak
Setuju (TS) diberi nilai 3, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4.
Tabel 3.1
Skoring skala kesiapan kerja dan efikasi diri
Respon Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
19
Alat ukur variabel kesiapan kerja pada penelitian ini berdasarkanteori milik
Cabellero, Walker dan Fuller-Tyszkiewicz dalam penelitian Siti Mulia (2022)
dengan judul Pengaruh Penyesuaian Diri Terhadap Kesiapan Kerja Pada Dewasa
Awal di DKI Jakarta. Alat ukur ini memiliki reliabilitas dan validitas dengan
Alpha cronbach’s (α) = 0,939 dengan 48 aitem valid. Peneliti menambahkan 10
aitem pada nomer 49,50,51,52,53,54,55,56,57,58 dan mengganti kalimat aitem
sesuai dengan konteks atau responden pada penelitian ini. Berikut kisi-kisi alat
ukur skala kesiapan kerja yang telah dimodifikasi menjadi 58 aitem.
Tabel 3.2
Kisi-kisi alat ukur kesiapan kerja sebelum uji coba
Aitem
No Aspek Indikator Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Karakteristik 1 Ketahanan kerja 24,49 47,51 4
Pribadi 2. Mengarahkan 19,40 6,32 4
Diri
3. Pengetahuan 13,36 43* 3
Diri
4. Pengembangan 3,41 17 3
Diri
2 Ketajaman 1. Motivasi 8,29 50,52 4
organisasi bekerjasama
2. Kedewasaan 16,38 2* 3
3. Profesionalisme 22,44 53,54 4
dan etika kerja
4. Tanggung Jawab 4*,33 11,46 4
Sosial
3. Kompetensi 1. Motivasi kerja 1,26 14,35* 4
Kerja 2. Pemecahan 25,48 20 3
3. Berpikir Kritis 5*,45 23,31 4
4. Inovatif dan 18,28 10* 3
Berpikir Kreatif
4. Kecerdasan 1. Kerjasama Tim 12 27*,37 3
21
Berdasarkan uji validitas pada skala kesiapan kerja terdapat 7 aitem yang gugur
yaitu aitem nomor 2,4,5,10,27,35,43 karena nilai validitas (r) ≤ 0,330. Berikut
kisi-kisi alat ukur skala kesiapan kerja setelah uji coba.
Tabel 3.3
Kisi-kisi alat ukur kesiapan kerja setelah uji coba
Aitem
No Aspek Indikator Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Karakteristik 1 Ketahanan kerja 20,42 40,44 4
Pribadi 2. Mengarahkan 15,34 3,27 4
Diri
3. Pengetahuan 9,30 2
Diri
4. Pengembangan 2,35 13 3
Diri
2 Ketajaman 1. Motivasi 8,29 50,52 4
organisasi bekerjasama
2. Kedewasaan 12,32 2
3. Profesionalisme 18,37 46,47 4
dan etika kerja
4. Tanggung Jawab 28 7,39 3
Sosial
3. Kompetensi 1. Motivasi kerja 1,22 10 3
Kerja 2. Pemecahan 21,41 16 3
3. Berpikir Kritis 38 19,26 3
4. Inovatif dan 14,23 2
Berpikir Kreatif
4. Kecerdasan 1. Kerjasama Tim 8 31 2
22
Alat ukur variabel efikasi diri pada penelitian ini berdasarkan teori milik
Bandura yang diadaptasi dari penelitian Wahyu Cahyaning Tias (2022) dengan
judul Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kecemasan Dalam Menghadapi Dunia
Kerja Era Society 5.0 Pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Provinsi Banten.
Alat ukur ini memiliki reliabilitas dan validitas dengan koefisien Alpha
cronbach’s (α) = 0,902 dengan 22 aitem valid. Peneliti menambahkan 3 aitem
pada nomer 23,24,25 dan mengganti kalimat aitem sesuai dengan konteks atau
responden pada penelitian ini. Berikut kisi-kisi alat ukur skala efikasi diri yang
telah dimodifikasi menjadi 25 aitem.
Tabel 3.4
Kisi-kisi alat ukur efikasi diri sebelum uji coba
Aitem
No Aspek Indikator Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Level Memiliki 2*,6,17,23 9, 12, 14, 19, 22 9
keyakinan
menyelesaikan
tugas dan
tanggung jawab
tergantung tingkat
kesulitannya
2 Strength Memiliki 1*, 11, 24, 3, 7, 15, 21 8
keyakinan untuk 25
menjalani tugas
dan tanggung
jawab yang penuh
tantangan
23
Berdasarkan uji validitas pada skala kesiapan kerja terdapat 4 aitem yang gugur
yaitu aitem nomor 1,2,5 dan 10 karena nilai validitas (r) ≤ 0,330. Berikut kisi-kisi
alatukur skala efikasi diri setelah uji coba.
Tabel 3.5
Kisi-kisi alat ukur efikasi diri setelah uji coba
Aitem
No Aspek Indikator Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Level Memiliki 3, 13, 19 6, 8, 10, 15, 18 8
keyakinan
menyelesaikan
tugas dan
tanggung jawab
tergantung tingkat
kesulitannya
2 Strength Memiliki 7, 20, 21 1, 4, 11 17 7
keyakinan untuk
menjalani tugas
dan tanggung
jawab yang penuh
tantangan
3 Generality Memiliki 2, 14, 16 5, 9, 12 6
keyakinan dalam
menyelesaikan
berbagai macam
tugas dan
tanggung jawab
Total 21
24
Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2017). Untuk mengetahui
validitas alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka akan
digunakanvaliditas konstruk. Alasan digunakan validitas konstrukkarena setiap
aitem disusunsesuai pada konstruk dari masing-masing teori. Adapun teknik
korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment, untuk
mengetahui korelasi antara skor aitem dengan skor total aitem. Berikut rumus
person product moment:
Keterangan:
r : pearson r correlation coefficient
n : jumlah sampel
X : skor yang diperoleh dari seluruh aitem
Y : skor total yang diperoleh dari seluruh aitem
∑X : jumlah skor dalam distribusi X
∑Y : jumlah skor dalam distribusi
∑𝑋2 : jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑𝑌2 : jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
Aitem dikatakan valid jika r ≥ 0,30, apabila skor r < 0,30 maka aitem
dinyatakan tidak valid dengan begitu aitem harus diperbaiki atau dibuang
(Sugiyono, 2017).
3.6.1 Frekuensi
Y’ = a +bx
Keterangan :
Y : Variabel Kesiapan Kerja
a : Konstanta
b : Koefisien Regresi
X : Variabel Efikasi Diri
26
3.6.5 Kategorisasi
Tabel 3.6
Kategorisasi Variabel Efikasi Diri dan Kesiapan Kerja
Nilai Efikasi Diri Kesiapan Kerja
X≥µ Tinggi Tinggi
X<µ Rendah Rendah
Keterangan:
µ : Mean distribusi dalam populasi
X : Skor mentah sampel
3.6.6 Crosstabulation
Pada penelitian ini dilakukan analisis crosstab atau tabulasi silang pada
variabel efikasi diri terhadap data penunjang. Analisis crosstab atau tabulasi
silang akan digunakan untuk melihat gambaran tinggi rendah efikasi diri terhadap
data penunjang yaitu responden cukup dominan tinggi memiliki efikasi diri.
Penelitian ini akan dilakukan di Indonesia sejak bulan Juli 2023 hingga
tujuan penelitian ini tercapai. Penelitian ini diperkirakan akan selesai pada bulan
Februari tahun 2024.
Judul penelitian ini adalah "Pengaruh Efikasi Diri terhadap Kesiapan Kerja
pada Mahasiswa Tingkat Akhir." Penelitian dimulai dengan mencari sebuah
permasalahan atau fenomena yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat pada
bulan Januari hingga Maret 2023. Hasil pencarian menemukan fenomena
mengenai persaingan kerja yang ketat bagi lulusan perguruan tinggi, yang
berhubungan dengan pengangguran terdidik. Untuk mendukung penelitian ini,
peneliti melakukan riset dari berbagai berita dan media sosial yang relevan
dengan fenomena tersebut untuk mendapatkan data-data pendukung.Selanjutnya,
27
Tabel 4.1
Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 57 57%
Perempuan 43 43%
Total 100 100%
4.1.2 Usia
Tabel 4.2
Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
17-22 Tahun 100 100%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian hanya
29
didapatkan subjek dengan usia 17-22 tahun yang berjumlah 100 dengan
persentase 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden pada penelitian
ini adalah mahasiswa tingkat akhir yang berumur 17-22 tahun (100%). Hasil uji
olah data frekuensi dapat dilihat lampiran B halaman 56.
Tabel 4.3
Gambaran Subjek Berdasarkan Program Studi
Progam Studi Frekuensi Persentase
Hukum 9 9%
Ilmu Ekonomi 16 16%
Ilmu sosial 4 4%
Kedokteran/Kesehatan 2 2%
Manajemen / Bisnis / Administrasi 13 13%
Pendidikan 14 14%
Psikologi 5 5%
Sains 4 4%
Sastra 1 1%
Seni rupa 7 7%
Teknik 25 25%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumah subjek penelitian paling
adalah progam studi Teknik berjumlah 25 dengan persentase 25%, lalu progam
studi Ilmu Ekonomi berjumlah 16 dengan persentase 16%, kemudian progam
studi Pendidikan berjumlah 14 dengan persentase 14%, kemudian progam studi
Manajemen/Bisnis Administrasi berjumlah 13 dengan persentase 13%, lalu
progam studi Hukum berjumlah 9 dengan persentase 9%, berikutnya progam studi
Seni Rupa berjumlah 7 dengan persentase 7%, selanjutnya progam studi Psikologi
berjumlah 5 dengan persentase 5%, kemudian progam studi Ilmu Sosial dan Sains
masing-masing berjumlah 4 dengan persentase 4%, lalu progam studi Kedokteran
berjumlah 2 dengan persentase 2%, dan terakhir progam studi paling sedikit Sasta
berjumlah 1 dengan persentase 1%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden
paling banyak dari progam studi Teknik berjumlah 25 dengan persentase 25%.
Hasil uji olah data frekuensi dapat dilihat lampiran B halaman 57.
Tabel 4.4
Gambaran Subjek Berdasarkan Minat Pekerjaan
Minat Frekuensi Persentase
Bisnis dan Manajemen 12 12%
Hukum dan Keadilan 9 9%
Industri Kreatif (Seni, Desain, 7 7%
Media)
Kesehatan dan Kedokteran 6 6%
Keuangan dan Perbankan 17 17%
Pendidikan dan Pengajaran 14 14%
Sains dan Penelitian 5 5%
Sosial dan Layanan 5 5%
Masyarakat
Teknik dan Manufaktur 7 7%
Teknologi Informasi 18 18%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumah subjek penelitian paling
banyak adalah minat Teknologi Informasi berjumlah 18 dengan persentase 18%,
lalu minat Keuangan dan Perbankan berjumlah 17 dengan persentase 17%,
kemudian minat Pendidikan dan Pengajaran berjumlah 14 dengan persentase
14%, berikutnya minat Bisnis dan Manajemen berjumlah 12 dengan persentase
12%, lalu minat Hukum dan Keadilan berjumlah 9 dengan jumlah persentase 9%,
selanjutnya minat Industri Kreatif (Seni, Desain, Media) dan Teknik dan
Manufaktur masing-masing berjumlah 7 dengan persentase 7%, diikuti minat
Kesehatan dan Kedokteran berjumlah 6 dengan persentase 6%, berikutnya minat
Sains dan Penelitian dan Sosial dan Layanan berjumlah masing-masing 5 dengan
persentase 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden paling banyak dari
minat Teknologi Informasi berjumlah 18 dengan persentase 18%. Hasil uji olah
data frekuensi dapat dilihat lampiran B halaman 57.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas skala kesiapan kerja dengan rumus alpha
croncbach (α) menggunakan teknik internal consistency maka diperoleh hasil
besaran (α) pada putaran pertama sebesar (α) = 0,933 dan putaran kedua diperoleh
31
nilai (α) = 0,944. Sehingga dikatakan bahwa alat ukur kesiapan kerja reliabel
karena (α) ≥ 0,70 (Sugiyono, 2017). Sedangkan berdasarkan hasil uji validitas
menggunakan pearson product moment pada putaran pertama terdapat 7 aitem
yang gugur yaitu aitem nomor 2,4,5,10,27,35, dan 43 karena nilai r < 0,30
(Sugiyono, 2017). Pada putaran kedua tidak ditemukan aitem yang gugur
sehingga terdapat 51 aitem valid dengan rentang nilai validitas (r) 0,362-0,699.
Maka dapat disimpulkan skala kesiapan kerja reliabel dan valid.
Sedangkan hasil uji reliabilitas skala efikasi diri dengan rumus alpha
croncbach (α) menggunakan teknik internal consistency maka diperoleh hasil
besaran (α) pada putaran pertama sebesar (α) = 0,819 dan putaran kedua (α) = 0,845.
Sehingga dikatakan bahwa alat ukur efikasi diri reliabel karena (α) ≥ 0,70
(Sugiyono, 2017). Sedangkan berdasarkan hasil uji validitas menggunakan
pearsonproduct moment pada putaran pertama terdapat 4 aitem yang gugur yaitu
aitem nomor 1,2,5 dan 10 karena nilai r < 0,30 (Sugiyono, 2017). Pada putaran
kedua tidakditemukan aitem yang gugur sehingga terdapat 21 aitem valid dengan
rentang nilaivaliditas (r) 0,351-0,675. Maka dapat disimpulkan skala efikasi diri
dikatakan reliabel dan valid. Hasil uji olah data reliabilitas dan validitas dari
kedua alat ukur dapat dilihat dari lampiran C halaman 58-64.
Tabel 4 .5
Hasil uji normalitas data
Asymp. Sig. (2- Efikasi Diri Kesiapan Kerja
Tailed) 0,075 0,200
Sumber: Hasil Olah Data
Pada tabel diatas hasil uji normalitas dapat dilihat pada variabel Efikasi Diri
didapatkan nilai sig. (p) = 0,075 ( > 0,05) dan pada variabel Kesiapan Kerja
didapatkan nilai sig. (p) = 0,200 ( > 0,05) artinya bahwa data kedua variabel
berdistribusi normal. Sehingga untuk menguji hipotesis dapat menggunakan uji
selanjutnya.
Hasil normalitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.5 hasil uji
normalitas data dan lampiran D halaman 65.
Hasil perhitungan uji linearitas yang menggunakan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.6
Hasil uji linearitas
Sum Of df Mean F Sig
Squares Square
Deviation from 4333.014 23 188.392 .805 .715
Linearity
Pada tabel 4.6 hasil uji linearitas diperoleh nilai Sig = 0,715 > 0,05 yang
artinya bahwa ada hubungan linear secara signifikan antara variabel Efikasi Diri
dengan variabel Kesiapan Kerja. Hasilsss uji linearitas dapat dilihat dari lampiran
E halaman 66.
Tabel 4.7
Hasil uji regresi linear sederhana
Model Df F Sig R 𝑅2
Regression 1 19,813 0,000b 0,410a 0,168
Sumber: Hasil Olah Data
Tabel 4.8
Hasil nilai koefisien regresi
B Std.Error β T Sig
Constant 91,558 5,626 16,274 0,000
Efikasi Diri .520 .117 .410 4,451 0,000
Sumber: Hasil Olah Data
Pada tabel 4.8 hasil uji regresi linear sederhana diperoleh nilai F = 91,558
dengan nilai sig. (p) = 0,000 ( < 0,05) yang artinya ada pengaruh signifikan
efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta.
Sedangkan p tabel 4.7 hasil persamaan regresi Y= 91,558+ 0,520X, maka
diketahui nilai konstanta (a) = 91,558 yang menunjukan bahwa jika efikasi diri
bernilai 0 maka kesiapan kerja bernilai 91,558. Sedangkan nilai koefisien (b)
=+0,520 yang menunjukan pengaruh positif efikasi diri terhadap kesiapan kerja
pada mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta. Artinya, jika efikasi diri naik
sebesar 1 satuan, maka kesiapan kerja akan naik sebesar 0,520 satuan. Jadi dapat
disimpulkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara efikasi diri terhadap
kesiapan kerja, jadi hipotesa diterima
33
Diketahui juga pada tabel 4.7 nilai 𝑅2 = 0,168 (16,8%) artinya efikasi diri
berkontribusi sebesar 16,8% terhadap terbentuknya kesiapan kerja pada
mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta dan sisanya sebesar 83,2% dipengaruhi
oleh faktor lain. Hasil olah data lengkap dapat dilihat pada lampiran F halaman
67.
Data deskriptif dari efikasi diri dan kesiapan kerja adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9
Hasil data deskriptif efikasi diri dan kesiapan kerja
Variabel Min Maks Mean St.Deviasi
Efikasi Diri 21 75 46,40 12,850
Kesiapan Kerja 56 174 105,4 20,083
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 4.9 data deskriptif efikasi diri dan kesiapan kerja dapat
diketahui nilai rata-rata efikasi diri (µ) = 46,40 dan kesiapan kerja (µ) = 105,4.
Berdasarkan nilaitersebut maka akan dilakukan pengkategorian yang hasilnya
dipaparkan pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil Kategorisasi Efikasi Diri dan Kesiapan kerja
Variabel Batasan Skor Skor Kategorisasi Jumlah Presentase
Efikasi Diri X≥µ X ≥ 46,40 Tinggi 56 56%
X<µ X < 46,40 Rendah 44 44%
Total 100 100%
Kesiapan X≥µ X ≥ 105,4 Tinggi 65 65%
Kerja X<µ X < 105,4 Rendah 35 35%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel 4.10 kategorisasi efikasi diri menunjukkan bahwa
responden dengan skor ≥ 46.40 masuk dalam katagori efikasi diri tinggi sebanyak
56 orang (56%), dan responden dengan skor < 46.40 dikategorikan memiliki
efikasi diri rendah sebanyak 44 orang (44%) . Jadi dapat disimpulkan mahasiswa
tingkat akhir lebih banyak memiliki efikasi diri tinggi ( 56%)
Selanjutnya, pada variabel kesiapn kerja, responden dengan skor ≥ 105,4
masuk dalam katagori kesiapan kerja tinggi sebanyak 65 orang ( 65%), dan
responden dengan skor < 105,4 masuk katagori kesiapan kerja rendah sebanyak
35 orang ( 35%). Dapat disimpulkan mahasiswa tingkat akhir lebih banyak
memiliki kesiapan kerja tinggi ( 65%). Hasil olah data lengkap dapat dilihat pada
lampiran G halaman 68.
Tabel 4.11
Hasil Uji Crosstabulation Efikasi Diri
Efikasi Diri
Kesiapan Kerja TotTotal
Rendah Tinggi
Rendah 23 (52,2%) 12 (21,4%) 35 (35%)
Tinggi 21 (47,8%) 44 (78,6%) 65 (65%)
Total 44 (44%) 56 (56%) 100 (100%)
5.2 Pembahasan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aldilanur
Balqis Prisrilia dan Lisa Widawati (2022); Ayu Putri H (2022) masing- masing
mengenai pengaruh efikasi diri terhadap kesiapan kerja, dengan subjek mahasiswa
lulusan baru dan siswa SMK. Kedua penelitian tersebut menunjukan hasil adanya
36
berkembang dan kemajuan karir di masa depan. Kesiapan kerja pada mahasiswa
tingkat akhir sangat penting untuk menilai sejauh mana mereka siap untuk
memasuki dunia kerja. Dalam dunia kerja, mahasiswa tingkat akhir dengan
tingkat kesiapan kerja yang tinggi memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
relevan dengan pekerjaan yang mereka inginkan. Mereka siap untuk bersaing dan
bertahan dalam lingkungan kerja yang kompetitif. Sebaliknya, mahasiswa tingkat
akhir yang kurang siap untuk bekerja cenderung memiliki minat yang rendah
terhadap dunia kerja.
melalui bunyi-bunyi aitem yang dipilih oleh responden. Bunyi aitem yang dipilih
oleh mahasiswa tingkat akhir yang memiliki kesiapan kerja tinggi berbunyi “Saya
antusias untuk segera bekerja pada bidang yang di harapkan”, “Pengalaman
magang/pelatihan/sertifikasi/ seminar karir yang saya miliki memberikan
pengetahuan yang bermanfaat”, “Saya mampu menyelesaikan setiap tugas dengan
tepat waktu”, “Saya mampu menyelesaikan masalah berdasarkan fakta dan data
untuk menjadi pertimbangan” dan “Saya senang bekerja dalam tim”. Artinya
mahasiswa tingkat akhir yang memiliki kesiapan kerja tinggi pada aitem-aitem
tersebut adalah mahasiswa tingkat akhir yang memiliki semangat dan antusias
untuk memulai karir mereka, mereka mampu mempersiapkan diri dengan
mengasah kompetensinya, mereka juga menunjukkan kedisiplinan waktu dan
memiliki keyakinan untuk menghadapi berbagai tugas dan tantangan yang ada di
dunia kerja.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan ada pengaruh
positif signifikan efikasi diri terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir
di DKI, dengan nilai sig. (p) 0,000 (< 0,05) dan persamaan regresi Y = 91,558 +
0,520 X . Artinya jika efikasi diri naik , maka kesiapan kerja juga akan
bertambah. Efikasi diri berkontribusi sebesar 16,8% terhadap terbentuknya
kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta dan sisanya sebesar
83,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Mahasiswa tingkat akhir di DKI Jakarta lebih
banyak memiliki efikasi diri tinggi (56%) dan kesiapan kerja tinggi (65%),
dimana mahasiswa paling banyak memilki efikasi diri yang tinggi dan kesiapan
kerja yang tinggi (78,6%), dan paling sedikit efikasi diri yang tinggi dan kesiapan
kerja yang rendah (21,4%).
6.2 Saran
39
40
Agusta, Y. (2015). Hubungan Antara Orientasi Masa Depan dan Daya Juang
Terhadap Kesiapan Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Mulawarman. Jurnal Psikologi, 3(1),
369-381
Badan Pusat Statistik (2022). Pencari Kerja Terdaftar, Lowongan Kerja Terdaftar,
dan Penempatan/Pemenuhan Tenaga Kerja Menurut Kabupaten/Kota dan
Jenis Kelamin di Provinsi DKI Jakarta, 2020-2021. [Online]. Retrieved from
https://jakarta.beta.bps.go.id
Deila, A. (2018). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kesiapan Kerja Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir. (Skripsi). Retrieved from
https://eprints.umm.ac.id/
41
42
Dewi, Y. P., & Mugiarso, H. (2020). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan
EfikasiDiri Dalam Memecahkan Masalah Melalui Konseling Individu Di
Smk Hidayah Semarang. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 6(1),
29. https://Doi.Org/10.22373/Je.V6i1.5750
Hakim, A., & Pamungkas, B. A. (2023). Ikhtisar Data Pendidikan Tinggi Tahun
2022/2023. Pusat Data dan Teknologi Informasi Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Jayadi, J., Wiguna, A., & Lensa, L. (2018). Analisis Efikasi Diri Siswa Kelas Viii
Smp Negeri I Sampit Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Paedagogie Media
Kependidikan, Keilmuan Dan Keagamaan, 6(1), 9–16. https://e-
jurnal.stkipmsampit.ac.id/index.php/Pendidikan/article/view/104
https://pddikti.kemdikbud.go.id/publikasi
Muspawi, Mohamad & Lestari, Ayu. (2020). Membangn Kesiapan Kerja Calon
Tenaga Kerja. Jurnal Literasiologi, 5.
Novariandhini, D. A., & Latifah, M. (2012). Harga Diri, Efikasi Diri, Motivasi
Belajar Dan Prestasi Akademik Siswa Sma Pada Berbagai Model
Pembelajaran. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 5, 138–146.
Putri, I. A., & Astuti, Y. D. (2018). Hubungan antara Efikasi Diri dan
Kecenderungan Kambuh pada Pecandu Narkoba yang Menjalani Rehabilitasi
di Yogyakarta. Psikologika: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi,
23(2), 151–164. https://doi.org/10.20885/psikologika.vol23.iss2.art6
Sari, R. P., Rejeki, T., & Achmad, A. (2006). Pengungkapan Diri Mahasiswa
Tahun Pertama Universitas Diponegoro Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan
Harga Diri. Jurnal Psikologi, 3(2), 11–25.
Setiawan, J., Saleh, M., & Yuliati, L. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-
2015. Journal Ekuilibrium, II(1), 31–37.
Widiatri, I. S., Endang, I. S., & Desiningrum, D. R. (2013). Coping Stres Pada
Pengangguran Tenaga Kerja Pendidik. Jurnal Empati, 2(4), 217–226.
45
LAMPIRAN A
SKALA KESIAPAN KERJA DAN EFIKASI DIRI
PENGANTAR
Selamat Pagi/Siang/Sore
No. HP : 089631962062
E-mail : dinarayu173@gmail.com
o Sudah
o Belum
8. Apakah Anda sudah yakin bekerja di bidang tertentu?
o Ya
o Tidak
9. Di bidang apa Anda tertarik untuk bekerja?
o Teknologi Informasi
o Keuangan dan Perbankan
o Pendidikan dan Pengajaran
o Kesehatan dan Kedokteran
o Industri Kreatif (Seni, Desain, Media)
o Sains dan Penelitian
o Bisnis dan Manajemen
o Lingkungan dan Keberlanjutan
o Hukum dan Keadilan
o Pariwisata dan Perhotelan
o Pertanian dan Agribisnis
o Teknik dan Manufaktur
o Sosial dan Layanan Masyarakat
o Lainnya
Jakarta,
48
Petunjuk Pengisian
Contoh:
Pernyataan SS S TS STS
LAMPIRAN B
DATA FREKUENSI RESPONDEN
57
Lampiran Frekuensi
Statistics
Jenis Kelamin Usia Program Studi Minat Pekerjaan
N Valid 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0
Mean 1.43 1.00 7.00 7.10
Minimum 1 1 1 1
Maximum 2 1 12 14
a. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 57 57.0 57.0 57.0
Perempuan 43 43.0 43.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
b. Usia
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 17-22 100 100.0 100.0 100.0
c. Program Studi
58
d. Minat Pekerjaan
LAMPIRAN C
UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS
59
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.933 58
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
P1 128.03 418.654 .379 .933
P2 128.30 425.459 .177 .934
P3 127.23 413.978 .459 .932
P4 128.20 430.924 .029 .936
P5 129.57 428.461 .287 .933
P6 126.90 422.369 .441 .932
P7 129.57 422.737 .609 .932
P8 129.37 420.516 .363 .933
P9 129.53 427.085 .341 .933
P10 129.37 425.964 .205 .934
P11 127.00 419.448 .398 .932
P12 129.53 421.430 .555 .932
P13 129.60 424.110 .575 .932
P14 126.90 418.369 .603 .931
P15 129.53 426.326 .328 .933
P16 129.53 420.740 .476 .932
60
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.944 51
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
P1 110.30 373.872 .362 .944
P3 109.50 371.293 .394 .944
P6 109.17 377.385 .416 .943
P7 111.83 377.109 .612 .943
P8 111.63 375.964 .334 .944
P9 111.80 381.062 .352 .944
P11 109.27 376.685 .315 .944
P12 111.80 375.269 .587 .943
P13 111.87 379.016 .539 .943
P14 109.17 374.351 .546 .943
62
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.819 25
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
P1 59.50 98.810 .036 .822
P2 59.57 100.392 -.178 .823
P3 56.77 92.047 .655 .806
P4 59.57 97.564 .383 .817
P5 58.67 90.713 .272 .820
P6 59.60 97.972 .427 .817
P7 56.97 92.309 .361 .813
P8 56.77 92.047 .655 .806
P9 56.97 89.620 .520 .806
P10 59.10 99.886 -.072 .835
P11 57.53 86.051 .445 .809
P12 56.77 92.047 .655 .806
P13 56.77 92.047 .655 .806
P14 57.57 87.840 .376 .814
P15 57.87 87.499 .357 .816
64
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.845 21
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
P3 51.07 83.720 .675 .833
P4 53.87 89.292 .363 .844
P6 53.90 89.679 .401 .844
P7 51.27 82.823 .442 .838
P8 51.07 83.720 .675 .833
P9 51.27 80.133 .613 .830
P11 51.83 78.902 .412 .842
65
LAMPIRAN D
66
UJI NORMALITAS
LAMPIRAN E
67
UJI LINEARITAS
68
LAMPIRAN F
UJI REGRESI LINEAR SEDERHANA
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4425.742 1 4425.742 19.813 .000b
Residual 21891.258 98 223.380
Total 26317.000 99
a. Dependent Variable: Kesiapan kerja
b. Predictors: (Constant), Efikasi diri
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .410a .168 .160 14.946
a. Predictors: (Constant), Efikasi diri
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 91.558 5.626 16.274 .000
Efikasi diri .520 .117 .410 4.451 .000
a. Dependent Variable: Kesiapan kerja
69
LAMPIRAN G
UJI KATEGORISASI
70
LAMPIRAN H
UJI CROSSTABULATION