Anda di halaman 1dari 127

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KESELAMATAN


PASIEN DENGAN PELAKSANAAN ASESMEN PENCEGAHAN
RISIKO JATUH DI RSI UNISMA MALANG

OLEH
JUNETH RIRIHENA
181014201630

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2022
SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KESELAMATAN
PASIEN DENGAN PELAKSANAAN ASESMEN PENCEGAHAN
RISIKO JATUH DI RSI UNISMA MALANG

Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan


Pendidikan Tinggi Program Studi Ners Tahap Akhir

OLEH
JUNETH RIRIHENA
181014201630

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Ini Disetujui Untuk Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji


Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Husada

SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KESELAMATAN
PASIEN DENGAN PELAKSANAAN ASESMEN PENCEGAHAN RISIKO
JATUH DI RSI UNISMA MALANG

JUNETH RIRIHENA
NIM : 1810.1420.1630

Malang, ……………………….
Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Rosly Zunaedi S.Kep.,Ners.,M.Kep) (Rahmaniah Ramadhani, SE., Ak., MM)

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Skripsi ini telah diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Tugas Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Husada Pada Tanggal
.............................. 2022

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KESELAMATAN PASIEN


DENGAN PELAKSANAAN ASESMEN PENCEGAHAN RISIKO JATUH
DI RSI UNISMA MALANG

JUNETH RIRIHENA
1810.1420.1630

Frengki Apryanto, S.Kep., Ners., M.kep ( )

/ /2022

Rosly Zunaedi S.Kep., Ners., M.Kep ( )

/ /2022

Rahmaniah Ramadhani, SE., Ak., MM ( )

/ /2022

Mengetahui,
Ketua STIKES Widyagama Husada Malang

dr. Rudy Joegijantoro, MMRS


NIP. 197110152001121006

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Kasih KaruniaNya sehingga penulis mampu
menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang
Keselamatan Pasien Dengan Pelaksanaan Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh
di RSI Unisma Malang” sebagai persyaratan akademis dalam rangka
menyelesaikan kuliah Program studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Widyagama
Husada.
Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang
penuh kepada dan selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi,
serta saran sehingga terwujudnya Skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak dr. Rudi Joegijantoro, MMRS selaku Ketua STIKES Widyagama
Husada Malang.
2. Bapak Abdul Qodir, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Kaprodi Keperawatan
STIKES Widyagama Husada Malang .
3. Bapak Frengki Apryanto, S.Kep., Ners., M.kep selaku penguji utama
saya yang memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Rosly Zunaedi, S.Kep., Ners., M.Kep selaku pembimbing
pertama yang memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Rahmaniah Ramadhani, SE., Ak., MM selaku pembimbing kedua
yang memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Kedua orang tua saya dan kelurga yang selalu mendukung dan
memberikan motivasi dan doa agar selalu semangat dalam
mengerjakan tugas Skripsi ini
7. Sahabat-sahabat saya Basila fasak, Odilia welafubun, Maria ell, Putry
Kelbulan, Jean Japlely, Vera Sairlay, Tia Hehanussa, Nasty Abdulah,
Ningsi Lero, Hellen Latupeirisa yang selalu memberikan semangat

iv
kepada saya dan membantu saya dalam proses menyelesaikan tugas
skripsi ini
8. Teman, sahabat, saudara, dan pihak lainnya yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu
9. Untuk diri sendiri terimakasih tidak menyerah dalam keadaan apapun
dalam proses pengerjaan skripsi ini

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal atas
segala amal yang diberikan dan semoga skripsi ini berguna baik bagi diri kami
sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa Skripsi ini, masih jauh dari kata sempurna meskipun penulis telah
berusaha semaksimal mungkin. Hal tersebut disebabkan keterbatasan
pengetahuan dan penalaran yang terdapat pada diri penulis, oleh sebab itu kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini sangat
penulis harapkan.

Malang, 2022

(Penulis)

v
ABSTRAK

Ririhena, Juneth. 2022 Hubungan Pengetahuan Perawat tentang


Keselamatan Pasien dengan Pelaksnaan Asesmen Pencegahan Risiko
Jatuh di RSI Unisma Malang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Husada Malang. Pembimbing:
(1) Rosly Zunaedi S.Kep.,Ners.,M.Kep (2) Rahmaniah Ramadhani,
SE.,Ak.,MM

Latar Belakang: Pengetahuan perawat akan keselamatan pasien sangat


diperlukan untuk mencegah kesalahan atau tindakan yang tidak diinginkan.
Untuk itu perlu adanya pengetahuan yang baik bagi perawat untuk bisa
menghasilkan suatu tindakan yang baik kedepannya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
perawat tentang keselamatan pasien dengan pelaksanaan asesmen pencegahan
risiko jatuh di RSI Unisma Malang.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan studi deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampling yang digunakan
adalah purposive sampling, yaitu sejumlah 67 orang. Intrumen yang digunakan
dalam penelitian adalah kuesioner. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah perhitungan Somers’d.
Hasil: Data penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien baik sebanyak (83,6%) dan cukup (16,4%). Sedangkan
pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh ditemukan baik sebanyak
(89,6%) dan cukup (10,4%). Hasil analisa statistik menggunakan uji Somers’d
diperoleh p value 0,002 (<0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh di
RSI Unisma Malang.

Kepustakaan : 55 Kepustakaan (2010-2022)


Kata kunci : Pengetahuan perawat, Keselamatan pasien, asesmen
risiko jatuh.

vi
ABSTRACT

Ririhena, Juneth. 2022. Correlation between Nurse Knowledge about


Patient Safety and Implementation of Fall Risk Prevention Assessment at
RSI Unisma Malang. Thesis. Nursing Education Study Program of
Widyagama Husada School of Health Malang. Advisors: (1) Rosly Zunaedi
S.Kep.,Ners.,M.Kep (2) Rahmaniah Ramadhani, SE.,Ak.,MM.

Background: Nurses' knowledge of patient safety is needed to prevent errors or


unwanted actions. For this reason, it is necessary to have good knowledge for
nurses to be able to produce a good action in the future.
Objective: This study aims to examine the correlation between knowledge of
nurses about patient safety and implementation of fall risk prevention assessment
at RSI Unisma Malang.
Methods: The design of this study used a descriptive analytical with a cross
sectional approach. The sampling technique used was purposive sampling, which
was 67 people. The instrument used in the study was a questionnaire. The
statistical test used in this study was Somers'd calculation.
Results: The research data showed that nurses' knowledge about patient safety
was good (83.6%) and sufficient (16.4%). Meanwhile, the implementation of the
fall risk prevention assessment was found good (89.6%) and sufficient (10.4%).
The results of statistical analysis using Somers'd test obtained p value of 0.002
(<0.05).
Conclusion: There is correlation between nurses' knowledge about patient
safety and the implementation of a fall risk prevention assessment at RSI Unisma
Malang.

References : 55 references (2010-2022)


Keywords : Nurse knowledge, Patient safety, fall risk assessment

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan masalah.......................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................4
1. Tujuan umum............................................................................................4
2. Tujuan khusus...........................................................................................4
D. Manfaat peneliti...........................................................................................4
1. Teoritis......................................................................................................4
2. Praktis.......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................12
A. Pengetahuan.............................................................................................12
1. Defenisi Pengetahuan.............................................................................12
2. Tingkat Pengetahuan..............................................................................13
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan...................................14
4. Pengukuran Pengetahuan.......................................................................15
B. Keselamatan Pasien..................................................................................15
1. Definisi Keselamatan Pasien...................................................................15
2. Tujuan Keselamatan Pasien....................................................................16
3. Standar keselamatan pasien...................................................................17
4. Sasaran Keselamatan Pasien.................................................................17
5. Insiden keselamatan pasien....................................................................20
C. Risiko jatuh................................................................................................21
1. Pengertian jatuh......................................................................................21
2. Faktor Risiko...........................................................................................22
3. Dampak jatuh..........................................................................................22

viii
4. Pencegahan dan Pengurangan risiko pasien jatuh..................................23
5. Asesmen pasien risiko jatuh....................................................................24
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS..............................................28
A. Kerangka Konsep......................................................................................28
B. Hipotesis....................................................................................................29
BAB IV METODE PENELITIAN.........................................................................30
A. Desain Penelitian.......................................................................................30
B. Populasi dan Sampel.................................................................................30
1. Populasi..................................................................................................30
2. Sampel....................................................................................................30
C. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................31
D. Definisi Operasional...................................................................................32
E. Instrumen Penelitian..................................................................................32
F. Prosedur Pengumpulan Data.....................................................................35
G. Alur Penelitian...........................................................................................36
H. Pengolahan Data Dan Analisis Data..........................................................37
I. Analisis Data..............................................................................................38
1. Analisis Univariat.....................................................................................38
2. Analisis Bivariat.......................................................................................38
J. Etika Penelitian..........................................................................................39
BAB V HASIL PENELITIAN..............................................................................41
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................................41
B. Data Umum...............................................................................................42
C. Analisa Data..............................................................................................43
BAB VI PEMBAHASAN.....................................................................................46
A. Pembahasan.............................................................................................46
B. Keterbatasan penelitian.............................................................................60
BAB VII PENUTUP.............................................................................................61
A. Kesimpulan................................................................................................61
B. Saran.........................................................................................................61
1. Bagi perawat...........................................................................................61
2. Bagi RSI Unisma Malang........................................................................61
3. Bagi STIKES Widyagama Husada..........................................................61
4. Bagi peneliti selanjutnya..........................................................................61
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................62

ix
DAFTAR TABEL

No Judul tabel Halaman


Tabel 1. 1 Keaslian Penulisan.......................................................................5
Tabel 2. 1 Penilaian Risiko Jatuh Anak < 18 tahun (Humpty Dumpty Scale). 24
Tabel 2. 2 Penilaian Risiko Jatuh Pada Dewasa ≥ 18 s/d 60 tahun...............25
Tabel 2. 3 Penilaian Risiko Jatuh Pada Lansia ≥ 60 tahun (Geriatri).............26
Tabel 4. 1 Definisi Operasional......................................................................32
Tabel 4. 2 Blue print Pengukuran pengetahuan perawat tentang keselamatan
pasien dan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh.......34
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi karakteristik responden perawat RSI Unisma
Malang.........................................................................................42
Tabel 5.2 Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien di RSI Unisma
Malang.........................................................................................43
Tabel 5.3 Pelaksanaan Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh oleh Perawat RSI
Unisma Malang............................................................................43
Tabel 5.4 Distribusi Subjek Berdasarkan Hubungan Pengetahuan ...............44

x
DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman


Gambar 2. 1 SPO Asesmen Risiko Jatuh........................................................27
Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh....28
Gambar 4. 1 Skema Alur Penelitian..................................................................36

xi
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran Halaman


Lampiran 1. Informed Consent......................................................................69
Lampiran 2. Surat Persetujuan Responden...................................................70
Lampiran 3. Lembar Kuisioner.......................................................................71
Lampiran 4. SPO Assesment ........................................................................76
Lampiran 5. Form Konsultasi ........................................................................81
Lampiran 6. Studi Pendahuluan ....................................................................86
Lampiran 7 Izin Validitas ...............................................................................87
Lampiran 8 Permohonan Persetujuan Etik ....................................................88
Lampiran 9. Izin Penelitian.............................................................................89
Lampiran 10 Konsultasi Abstrak....................................................................90
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner ...........................91
Lampiran 12 Jadwal Penelitan.......................................................................93
Lampiran 13 Master Sheet Data....................................................................94
Lampiran 14 Tabel Tabulasi..........................................................................102
Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian............................................................105
Lampiran 16 Pernyataan Keasliaan Tulisan...................................................106
Lampiran 17 Curiculum Vitae.........................................................................108

xii
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


SNARS : Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
SPO : Standar Prosedur Operasional
KPRS : Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit
KPC : Kondisi Potensial Cedera
KNC : Kejadian Nyaris Cedera
KTC : Kejadian Tidak Cedera
KTD : Kejadian Tidak Diharapkan

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization tahun 2014 keselamatan pasien
merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang serius. Di Eropa
mengalami pasien dengan risiko infeksi 83,5% dan bukti kesalahan medis
menunjukkan 50-72,3%. Dikumpulkan angka-angka penelitian Rumah Sakit
di berbagai negara, ditemukan KTD dengan rentang 3,2-16,6%. Data patient
safety tentang Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Tak Diharapkan
(KTD) di Indonesia yaitu 28,3% dilakukan oleh perawat. Data yang didapat
Institute of Medicine (IOM) juga menunjukkan bahwa 44.000 dari 98.000
kematian yang terjadi di rumah sakit setiap tahun disebabkan oleh kesalahan
medis. Kejadian tidak diinginkan pasien ruang penyakit dalam di beberapa
rumah sakit Kanada penelitian profektif 328 pasien pulang kurung waktu 14
minggu penyebab kejadian tidak diinginkan obat 72%, kesalahan terapi 16%,
infeksi nosokomial 11%. Kejadian tidak diinginkan pada pasien stroke di
bagian neurologi University Rochester Medical Center penelitian 3,5 tahun
dengan 1440 pasien dari 176 kejadian tidak diinginkan pada 148 (85%)
pasien dilaporkan sukarela 72 (41%) jatuh, 62(35%) kejadian obat dan 42
(24%) kejadian yang tidak diinginkan klinis (Kusumadewi, 2011).
Laporan insiden keselamatan pasien di Indonesia berdasarkan provinsi,
ditemukan provinsi DKI Jakarta menempati urutan tertinggi yaitu 37,9% di
antara delapan provinsi lainnya (Jawa Tengah 15,9%, Yogyakarta 13,8%,
JawaTimur 11,7%, Sumatera Sselatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%, Bali 1,4%,
Aceh 1,07%, Sulawesi Selatan 0,7%). Bidang spesialisasi unit kerja
ditemukan paling banyak pada unit kerja yang lain, sedangkan untuk
pelaporan jenis kejadian, KNC lebih banyak dilaporkan sebesar 47,6%
dibandingkan KTD sebesar 46,2% (Darliana, 2016).
Di Indonesia dilaporkan bahwa kejadian pasien jatuh termasuk ke dalam
tiga besar insiden rumah sakit dan menduduki tingkat kedua setelah medicine
error data dari laporan tersebut memperlihatkan bahwa kejadian pasien jatuh
tercatat sebanyak 34 kasus atau setara 14% insiden jatuh di rumah sakit di
Indonesia. Hal ini masih jauh dari standar Joint Commission International
(JCI) yang menyatakan bahwa untuk kejadian jatuh pasien diharapkan tidak
terjadi di rumah sakit (Santoso, 2017).

1
2

Keselamatan pasien merupakan hak pasien yaitu di mana berhak untuk


memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
rumah sakit. Kemenkes No. 11 Tahun 2017 pasal 1 menyatakan bahwa
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Keselamatan pasien telah menjadi prioritas untuk
layanan kesehatan di seluruh dunia (Suparna, 2015).
Keselamatan pasien merupakan sesuatu yang jauh lebih penting
daripada sekedar efisiensi pelayanan. Perilaku perawat dengan kemampuan
perawat sangat berperan penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien.
Perilaku yang tidak aman, lupa, kurangnya perhatian/motivasi, kecerobohan,
tidak teliti dan kemampuan yang tidak memedulikan dan menjaga
keselamatan pasien berisiko untuk terjadinya kesalahan dan akan
mengakibatkan cedera pada pasien, berupa Near Miss (Kejadian Nyaris
Cedera/KNC) atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD)
selanjutnya pengurangan kesalahan dapat dicapai dengan memodifikasi
perilaku. Perawat harus melibatkan kognitif, afektif dan tindakan yang
mengutamakan keselamatan pasien (Lombogia, 2016).
Jatuh dapat terjadi pada semua tipe institusi pelayanan kesehatan atau
semua populasi pasien kecuali pasien yang tidak sadar dan bayi yang belum
dapat berjalan. Pada usia anak-anak kejadian jatuh sering tidak dilaporkan
karena sering dianggap sebagai masa perkembangan belajar berjalan atau
memanjat dan jatuh ke lantai (Saputro, 2016). Pasien jatuh diartikan sebagai
insiden di rumah sakit yang sering terjadi yang dapat mengakibatkan cedera
serius bahkan kematian.
Pencegahan risiko jatuh merupakan sasaran keselamatan pasien keenam
dan penting untuk dilakukan karena pasien jatuh menjadi suatu insiden yang
sangat mengkhawatirkan pada seluruh pasien dan menjadi adverse event
kedua terbanyak dalam perawatan kesehatan setelah kesalahan pengobatan
(Saputro, 2016). Dilaporkan data sebanyak 700.000 sampai 1.000.000 orang
3

mengalami kejadian jatuh setiap tahun di rumah sakit Amerika Serikat


(Susanti, 2015).
Perilaku perawat dengan kemampuan perawat sangat berperan penting
dalam pelaksanaan keselamatan pasien terutama dalam pencegahan pasien
jatuh. Perilaku yang tidak aman, lupa, kurangnya perhatian, kecerobohan,
tidak teliti dan kemampuan yang tidak memedulikan dan menjaga
keselamatan pasien berisiko untuk terjadinya kesalahan dan akan
mengakibatkan cedera pada pasien berupa Near Miss atau Adverse Event
(Lombogia, 2016).
Pentingnya pengetahuan perawat akan keselamatan pasien sangat
diperlukan untuk mencegah kesalahan atau tindakan yang tidak diinginkan.
Untuk itu perlu adanya pengetahuan yang baik bagi perawat untuk bisa
menghasilkan suatu tindakan yang baik kedepannya. Risiko jatuh merupakan
kesalahan yang dapat memberikan cedera kepada pasien maka dari itu perlu
adanya asesmen atau penilain awal pencegahan risiko jatuh.
Menurut hasil penelitian sebelumnya oleh Luthfi Fauzi Baihaq, dkk (2020)
tentang “Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Pelaksanaan
Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Ruang Rawat Inap Rsud Kardinah
Tegal” terdapat pengetahuan kurang baik sebanyak 20 orang, dimana
pelaksanaan keselamatan pasien cukup baik 9 orang (11,3%) dan baik
sebanyak 11 orang (13,8%). Pengetahuan cukup baik sebanyak 19 orang,
dimana pelaksanaan keselamatan pasien cukup baik 1 orang (1,3%) dan baik
sebanyak 18 orang (22,5%). Sementara pengetahuan baik sebanyak 41
orang, dimana pelaksanaan keselamatan pasien cukup baik 1 orang (1,3%)
dan baik sebanyak 40 orang (50%). Dari penelitian ini didapatkan adanyan
hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 26 februari 2022
dengan cara mewawancarai salah satu staff (manajer rumah sakit) yang
bekerja di RSI Unisma Malang didapatkan data atau informasi insiden
keselamatan pasien pada RSI Unisma Malang dihitung berdasarkan data per
triwulan (per tiga bulan sekali). Dari 6 sasaran keselamatan pasien di rumah
sakit didaptkan 1 kasus insiden keselamatan pasien di rumah sakit RSI
Unisma Malang yakni insiden pasien jatuh yakni data ini terhitung pada bulan
November, Desember 2021 sampai bulan Januari 2022. Sedangkan data
4

insiden keselamatan pasien pada triwulan berjalan yakni pada bulan


Februari, Maret sampai April 2022 masih belum diketahui.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan
perawat tentang keselamatan pasien dengan pelaksanaan asesmen
pencegahan risiko jatuh di RSI Unisma Malang. Hal ini sesuai dengan data
yang ada bahwa Jawa Timur juga termasuk kedalam delapan provinsi yang
menempati insiden tertinggi di Indonesia. Pengetahuan merupakan domain
yang penting guna tebentuknya tindakan seseorang. Untuk itu perlu adanya
pengetahuan yang baik bagi perawat untuk bisa menghasilkan suatu
tindakan yang baik juga kedepannya.

B. Rumusan masalah
Apakah ada hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien
dengan pelaksanaan asesmen pecegahan risiko jatuh RSI Unisma Malang?

C. Tujuan Penelitian
D. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko
jatuh di RSI Unisma Malang.
E. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien
b. Mengidentifikasi pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh
c. Menganalisis hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan
pasien dengan pelaksanaan asesmen pecegahan risiko jatuh
F. Manfaat peneliti
1. Teoritis
Sebagai salah satu bahan kajian pustaka bagi ilmu keperawatan
khususnya pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan
pelaksanaan asesmen pencegahan risiko.
B. Praktis
a. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
wawasan tentang hubungan pengetahuan perawat tentang
5

keselamatan pasien dengan pelaksanaan asesmen pecegahan risiko


jatuh.

b. Institusi
Memberikan informasi bagi institusi mengenai hubungan
pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan
pelaksanaan asesmen pecegahan risiko jatuh. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.
c. Rumah sakit
Bagi rumah sakit, sebagai bahan masukan dan pertimbangan
kepada pihak rumah sakit untuk mengembangkan program
peningkatan keselamatan pasien dan sebagai masukan untuk
perawat dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
d. Keaslian Penulisan
Tabel 1. 1 Keaslian Penulisan

No Author Tahun Volume, Judul Metode(Desain, Hasil Penelitian Database


Angka Sampel,Variabel,
Instrumen,
Analisis)
1 Sri Gunarni 2021 Vol. 2, HUBUNGAN D : deskriptif Hasil penelitian Google Google
No. 1, PENGETAHUAN korelasi tersebut menghasilkan scholar scholar

Abdul Aziz PERAWAT DENGAN S : purposive kesimpulan bahwa


PELAKSANAAN sampling. tidak terdapat
PROSEDUR PASIEN V : mengetahui hubungan yang
RISIKO JATUH DI hubungan antar signifikan antara
RUMAH SAKIT level pengetahuan tingkat pengetahuan
DUSTIRA perawat dengan perawat dengan
pelaksanaan penerapan prosedur
prosedur untuk menurunkan
pembedahan pada risiko pasien (p value>
pasien risiko jatuh 0,05). Kesimpulan
I : kuisoner yang dapat diambil
A : Univariat dan Menurut penelitian ini,
Bivariat tidak ada hubungan
antara tingkat
pengetahuan perawat
dengan pelaksanaan
prosedur medik pasien
6

gugur di RSUD Dusila


Jawa Barat. Saran
yang dapat diajukan
adalah pelaksanaan
program risiko jatuh
pasien harus selalu
ditingkatkan dan
menjadi kegiatan rutin
perawat dalam
mengevaluasi pasien
di bangsal rumah sakit

2 Aprilia 2019 Volume HUBUNGAN D : observasi Penelitian terdapat Google Google


Roswati 7 PENGETAHUAN analitik dengan hubungan antara scholar scholar
N omor 2 DAN SIKAP pendekatan cross pengetahuan dan sikap
PERAWAT DENGAN sectional. perawat dengan
PELAKSANAAN S : total sampling pelaksanaan
KESELAMATAN V : hubungan keselamatan pasien di
PASIEN (PATIENT pengetahuan dan Rumah Sakit Pusri
SAFETY) DI RUMAH sikap perawat Palembang Tahun
SAKIT PUSRI dengan 2019 dengan p value <
PALEMBANG pelaksanaan α 0,05.
TAHUN 2019 keselamatan
pasien (patient
safety)
I : kuesioner,
lembar observasi
dan lembar check
list
A : uji chi square

3 Luthfi Fauzi 2020 - Hubungan D : Cross sectional Tingkat pengetahuan Google Go


Baihaqi Pengetahuan S : Total sampling baik (51,2%), cukup scholar sc
Etlidawati Perawat Dengan V : hubungan (23,8%),
Pelaksanaan antara dan buruk (25%).
Keselamatan Pasien pengetahuan Pelaksanaan
(Patient Safety) Di perawat dengan Keselamatan pasien
Ruang Rawat Inap pelak baik (86,3%) dan
Rsud Kardinah Tegal sanaan cukup (13,8%).
keselamatan Hasil Uji Chisquare
pasien diperoleh p-value =
7

I : kuesioner 0,000 (p<0,05)


A : chi-square menunjukkan adanya
hubungan antara
pengetahuan perawat
dengan penerapan
keselamatan pasien.
Tegal
4 Bernadeta 2015 Vol. 3, PENGETAHUAN D : cross sectional Hasil penelitian tentang Google
Dece Harus No. 1 PERAWAT S : simple random pengetahuan perawat scholar
TENTANG sampling. tentang KPRS di

Ani KESELAMATAN V : mengetahui Rumah Sakit Panti

Sutriningsih PASIEN DENGAN hubungan Waluya Sawahan


PELAKSANAAN pengetahuan Malang menunjukkan
PROSEDUR perawat tentang sebagian besar
KESELAMATAN keselamatan responden (81,7%)
PASIEN RUMAH pasien dengan mempunyai
SAKIT (KPRS) DI menerapkan pengetahuan yang
RUMAH SAKIT prosedur cukup. Hal ini
PANTI WALUYA keselamatan dikarenakan salah satu
SAWAHAN MALANG pasien rumah sakit faktor yaitu usia
di Rumah Sakit responden dimana
I : kuisoner diketahui bahwa
A : spearman rank sebagian besar
responden (63,3%)
berusia antara 20-30
tahun. Hal ini sesuai
dengan pendapat
Mconnell dan
Philipcalk, (1992) yang
dikutip dari Desmita,
(2008) faktor psikologi
seseorang berkaitan
dengan faktor umur
yang mana akan
menentukan sikap
seseorang Semakin
cukup umur, tingkat
kematangan dan
kekuatan seseorang
akan semakin matang
dalam berfikir dan
bekerja.
8

5 Andi 2020 Vol 1 FAKTOR YANG D : cross sectional Hasil penelitian Google Go
Mappanganro No 2 BERHUBUNGAN S : Total sampling menunjukkan ada scholar sc
Rahmat DENGAN UPAYA V : mengetahui hubungan antara
Hidayat PENCEGAHAN faktor yang pengetahuan dengan
Eka Reski RISIKO JATUH berhubungan upaya pencegahan
OLEH PERAWAT dengan upaya risiko jatuh oleh
DALAM PATIENT pencegahan risiko perawat dalam patient
SAFETY DI RUANG jatuh oleh perawat safety di ruang
PERAWATAN ANAK dalam patient perawatan anak
RUMAH SAKIT safety Rumah Sakit
BHAYANGKARA I : kuesioner dan Bhayangkara
MAKASSAR observasi Makassar (ρ=0,008),
A : uji statistik Chi- ada hubungan antara
Square motivasi dengan upaya
pencegahan risiko
jatuh oleh perawat
dalam patient safety di
ruang perawatan anak
Rumah Sakit
Bhayangkara
Makassar (ρ=0,014),
ada hubungan antara
fasilitas dengan upaya
pencegahan risiko
jatuh oleh perawat
dalam patient safety di
ruang perawatan anak
Rumah Sakit
Bhayangkara
Makassar (ρ=0,022).

6 Ranti 2019 Volume HUBUNGAN D : cross sectional Hasil penelitian bivariat Google Go
Wulandari 2 Nomor PENGETAHUAN S : accidental menunjukkan adanya Scholar sc
2, SIKAP DAN sampling hubungan yang

Sondang PRAKTIK PERAWAT V : hubungan bermakna antara

Ratnauli TERHADAP UPAYA pengetahuan, pengetahuan (pvalue

Sianturi PENCEGAHAN sikap dan praktik 0.016), sikap (pvalue


PASEN JATUH perawat terhadap 0.013), praktik (pvalue
upaya pencegahan 0.011) dengan upaya
pasien jatuh pencegahan pasien
I : kuesioner jatuh. Responden
9

A : uji statistik Chi- sudah menggunakan


Square skala morse dan
melakukan
upayaupaya
pencegahan pasien
jatuh di Rumah Sakit
7 Bayu 2018 - HUBUNGAN D : cross sectional Tindakan pencegahan Go
Aristiawan PENGETAHUAN S: total sampling resiko pasien jatuh sc
PERAWAT V : untuk sebagian besar tinggi

Maridi M TENTANG PATIENT mengetahui sebanyak 23

Dirdjo SAFETY DAN IKLIM hubungan responden (74,2%).


ORGANISASI pengetahuan Pengetahuan perawat
DENGAN TINDAKAN perawat tentang tentang patient safety
PENCEGAHAN patient safety dan sebagian besar baik
RESIKO PASIEN iklim organisasi sebanyak 20
JATUH DI RUMAH dengan tindakan responden (64,5%).
SAKIT X pencegahan resiko Iklim organisasi
SAMARINDA pasien jatuh sebagian besar baik
I : kuesioner sebanyak 21
A : uji fishe responden (67,7%)

8 Miming 2019 - ANALISIS FAKTOR D : cross sectional penelitian ini Google Go


Oxyandi PENERAPAN S : total sampling menunjukkan terdapat Scholar sc
PATIENT SAFETY V : Mengetahui hubungan antara

Anggun Sri RESIKO JATUH DI hubungan umur, pendidikan (p value =

Utami INSTALASI GAWAT pendidikan, 0,011), pelatihan (p


DARURAT pelatihan, sarana value = 0,011),
prasarana, dan pengetahuan (p value
pengetahuan = 0,005). Dimana p
perawat terhadap lebih kecil dari nilai α =
penerapan patient 0,05 yang berarti ada
safety resiko jatuh hubungan yang
I : kuesioner bermakna. Variabel
A : uji statistik Chi yang tidak
Square berhubungan yaitu
umur (p value = 1.000),
sarana prasarana (p
value = 0,358) dimana
p lebih besar dari nilai
α = 0,05 yang berarti
tidak ada hubungan
yang bermakna.
10

9 Hirza Ainin 2017 Vol. 5, Pelaksanaan D : fenomenologi Adanya pemahaman Publis Pu


Nur No. 2, Asesmen Risiko S : purposive terkait asesmen risiko Or
Jatuh di Rumah Sakit sampling jatuh tidak menjamin perish Pe

Edi V : untuk perawat untuk selalu

Dharmana mengeksplorasi patuh melaksanakan


pelaksanaan asesmen risiko jatuh
asesmen risiko pada pasien
Agus Santoso
jatuh yang dikarenakan oleh
dilakukan oleh adanya berbagai faktor
perawat penghambat
I : Wawancara diantaranya faktor
A : Analisis data kondisi pasien (pasien
menggunakan berontak; pasien tidak
model analisis stabil; pasien ngamuk;
Miles dan perubahan GCS;
Huberman kejang), faktor
keluarga pasien (tidak
adanya keluarga saat
pasien masuk di
ruangan rawat), faktor
perawat itu sendiri
(kesibukan perawat;
pasien penuh dan
banyak pasien
pengawasan; SDM
yang kurang memadai;
dan beban kerja yang
tinggi), dan faktor
kepemimpinan dan
manajemen
(kurangnya supervisi;
tidak adanya reward
dan punishment yang
jelas).
10 Wahyuningsih 2018 VOL.4 Tingkat Pengetahuan D : cross sectional. menunjukkan bahwa Google Google
Safitri NO.1, Dengan Sikap dan S : Proportionate diantara 64 perawat scholar scholar
Atiek Praktik Perawat Stratified Random dengan pengetahuan
Murharyati Dalam Implementasi Sampling baik, sebanyak 24
Patient Safety : V : mengetahui perawat akan memiliki
Risiko Jatuh di RSUD hubungan tingkat sikap dalam
Dr. Soehadi pengetahuan implementasi patient
Priedjonegoro dengan sikap dan safety: risiko jatuh
11

Sragen praktik perawat kurang, sedangkan


dalam diantara 52 perawat
implementasi dengan pengetahuan
patient safety : kurang, ada 18
risiko jatuh perawatakan memiliki
I : kuesioner. sikap dalam
A : chi square implementasi patient
safety : risiko jatuh
kurang.
menunjukkan bahwa
diantara 72 perawat
dengan pengetahuan
baik, sebanyak 20
perawat akan memiliki
perilaku dalam
implementasi patient
safety: risiko jatuh
kurang, sedangkan
diantara 44 perawat
dengan pengetahuan
kurang, ada sebanyak
14 perawat akan
memiliki perilaku dalam
implementasi patient
safety : risiko jatuh
kurang

D : Desain penilitian
S : sampel
V : variabel
I : Instrumen
A : Analisis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan merupakan faktor penting dalam seseorang
mengambil keputusan namun tidak selamanya pengetahuan seseorang
bisa menghindarkan dirinya dari kejadian yang tidak diinginkannya,
misalnya perawat yang tingkat pengetahuannya baik tidak selamanya
melaksanakan keselamatan pasien dengan baik karena segala tindakan
yang akan dilakukan beresiko untuk terjadi kesalahan (Notoatmodjo,
2012).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
adalah penginderaan terhadap suatu objek melalui penglihatan,
pendengaran, peciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Semakin
tinggi pengetahuan perawat, maka semakin patuh terhadap peraturan
guna mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Pengetahuan merupakan faktor penting dalam seseorang
mengambil keputusan namun tidak selamanya pengetahuan seseorang
bisa menghindarkan dirinya dari kejadian yang tidak diinginkannya,
misalnya perawat yang tingkat pengetahuannya baik tidak selamanya
melaksanakan keselamatan pasien dengan baik karena segala tindakan
yang akan dilakukan beresiko untuk terjadi kesalahan. Pengetahuan
tentang keselamatan pasien atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya akan tindakan seseorang (overt behavior).
Karena itu perilaku yang didasari oleh pengetahuan tentang keselamatan
pasien akan lebih lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan tentang keselamatan pasien.

12
13

B. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai mempunyai 6 tingkatan, yakni :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan suatu objek bukan sekedar tahu terhadap
objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang
tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek
yang ketahui tersebut. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain. Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kemampuan seseorang untuk menjabarkan
dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek
yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah
sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah
dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokan, membuat
diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
e. Sintesis (Synthesis)
14

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang seseorang untuk


merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi yang telah ada. Misalnya dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah
ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Budiman tahun 2013, faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan adalah usia, pendidikan, informasi dan
pengalaman/masa kerja.
a. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola fikir seseorang,
semakin cukup usia seseorang maka tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Bertambahnya
usia seseorang dapat berpengaruh pada bertambahnya pengetahuan
yang diperoleh, tetapi pada usia-usia tertentu atau menjelang usia
lanjut kemampuan penerimaan atau pengingatan suatu pengetahuan
akan berkurang.
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan juga dapat menetukan tingkat kemampuan
seseorang dalam memahami dan menyerap pengetahuan yang telah
diperoleh. Secara umum, pendidikan mempengaruhi suatu proses
pembelajaran, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin baik tingkat pengetahuannya.
c. Informasi
Jika seseorang berpendidikan rendah tidak berarti memiliki
pengetahuan rendah karena kemampuan belajar yang dimiliki juga
15

dapat mempengaruhi pengetahuan, dengan kemampuan belajar yang


baik seseorang akan cenderung mendapatkan informasi yang lebih
banyak, baik dari orang lain maupun dari media massa seperti
televisi, radio, surat kabar majalah dan lain-lain. Semakin banyak
informasi yang diperoleh maka semakin banyak pula pengetahuan
yang didapat.
d. Pengalaman/masa kerja
Semakin lama bekerja semakin banyak hal yang dapat dipelajari
melalui apa yang dilihat, didengar dan dirasakan di tempat bekerja.
Pengetahuan seseorang akan berubah seiring dengan setiap hal yang
dialami seseorang selama bertahun-tahun dan pengetahuan diperoleh
dari pengalaman sendiri atau orang lain yang melibatkan apa yang
dialami oleh pancaindra. Pengalaman yang diperoleh seseorang
dalam bekerja yang dikembangkan dapat mempengaruhi dan
memperluas pengetahuan seseorang.

D. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
subjek atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin diukur dan
disesuaikan dengan tingkatannya, yaitu :
a. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan
benar dari total jawaban pertanyaan.
b. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan
benar dari total jawaban pertanyaan.
c. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab < 56% dari total
jawaban pertanyaan.

E. Keselamatan Pasien
1. Definisi Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit
membuat asuhan pasien menjadi lebih aman yang meliputi asesmen
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
16

timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh


kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan (Kemenkes, 2011).
Keselamatan pasien adalah hal yang sangat penting daripada
sekedar efisiensi pelayanan. Perilaku perawat dengan kemampuan
perawat sangat berperan penting dalam pelaksanaan keselamatan
pasien. Perilaku yang tidak aman, lupa, kurangnya perhatian/motivasi,
kecerobohan, tidak teliti dan kemampuan yang tidak mempedulikan dan
menjaga keselamatan pasien akan berisiko untuk terjadinya kesalahan
dan akan mengakibatkan cedera pada pasien, berupa Near Miss
(Kejadian Nyaris Cedera/KNC) atau Adverse Event (Kejadian Tidak
Diharapkan/KTD) selanjutnya pengurangan kesalahan dapat dicapai
dengan memodifikasi perilaku. Perawat harus melibatkan kognitif, afektif
dan tindakan yang mengutamakan keselamatan pasien (Lombogia,
2016).
Keselamatan pasien adalah suatu prosedur atau proses dalam
suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan yang aman kepada
pasien. Di mana hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan penerapan
dari perawat pelaksana yang mengutamakan kepentingan dan
keselamatan pasien. Prosedur keselamatan pasien ini sangat menjamin
peningkatan mutu dari rumah sakit tersebut. Karena suatu rumah sakit
dapat dikatakan baik jika pelayanan untuk keselamatan pasien juga
sudah baik (Lestari, 2012).
Keselamatan pasien di rumah sakit (KPRS) merupakan sistem
pelayanan dalam suatu rumah sakit yang memberikan asuhan pasien
menjadi lebih aman, yaitu di dalamnya mengukur risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko terhadap pasien analisa insiden, kemampuan untuk
belajar dan menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk
mengurangi risiko (Sutriningsih, 2015).
Dari beberapa pengertian keselamatan pasien di atas dapat
disimpulkan bahwa keselamatan pasien merupakan hal yang sangat
penting di mana untuk pelayanan dan keamanan untuk pasien. Di mana
keselamatan pasien merupakan upaya untuk meminimalkan cedera atau
kejadian yang tidak diharapkan pada saat memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien. Keselamatan pasien bila ditangani dengan
17

baik dan dilakukan secara profesional akan mengurangi risiko dan


mencegah terjadinya cedera yang tidak diinginkan.
B. Tujuan Keselamatan Pasien
Tujuan program keselamatan pasien di rumah sakit menurut
Permenkes tahun 2011 , antara lain :
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
b. Akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat meningkat.
c. Angka kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit dapat
menurun.
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
kejadian yang tidak diharapkan (KTD).
C. Standar keselamatan pasien
Standar keselamatan pasien sangat penting di rumah sakit, untuk
itu perlu dibentuk standar keselamatan pasien di rumah sakit. Standar
keselamatan pasien di rumah sakit menurut Permenkes tahun 2011,
yaitu :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
D. Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran keselamatan pasien adalah suatu hal yang dilakukan
guna mendorong perbaikan yang lebih spesifik dalam keselamatan
pasien. Sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan
pada semua institusi rumah sakit yang sudah diakreditasi oleh komisi
akreditasi rumah sakit. Menurut Joint Commission International tahun
2013, terdapat enam sasaran keselamatan pasien,yaitu :
a. Identifikasi pasien dengan benar
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif
c. Meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai
18

d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi


e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan risiko pasien jatuh
Maksud dan tujuan sasaran keselamatan pasien adalah untuk
mendorong rumah sakit agar melakukan perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien. Sasaran ini menyoroti bagian-bagian yang
bermasalah dalam pelayanan rumah sakit dan menjelaskan bukti serta
solusi dari konsensus para ahli atas permasalahan ini. Sistem yang baik
akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan
keselamatan pasien. Enam sasaran keselamatan pasien menurut
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 Tahun 2018
adalah sebagai berikut :
a. Ketepatan identifikasi pasien
Rumah sakit telah memutuskan regulasi untuk menjamin
ketepatan (akurasi) identifikasi pasien. Kesalahan identifikasi pasien
bisa terjadi di seluruh aspek diagnosis dan tindakan. Maksud dan
tujuan dari mengidentifikasi pasien dengan benar ada dua yaitu :
pertama, memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan
atau tindakan, dan yang kedua untuk menyelaraskan layanan atau
tindakan yang dibutuhkan oleh pasien. Proses identifikasi yang
dipergunakan di rumah sakit ada dua cara bentuk identifikasi yaitu
nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik, atau bentuk lainnya
(misalnya, nomor induk kependudukan atau barcode). Bentuk
identifikasi lain yang harus diperhatikan yaitu identifikasi pasien
dilakukan sebelum memberikan radioterapi, menerima cairan
intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur
radiologi diagnostik, dan identifikasi terhadap pasien koma.
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif
Rumah sakit telah menetapkan regulasi untuk melaksanakan
proses peningkatan efektivitas komunikasi. Maksud dan tujuan dari
meningkatkan komunikasi yang efektif yaitu komunikasi yang tepat
waktu, akurat, lengkap, dan dapat diterima oleh pasien yang bertujuan
mengurangi kesalahan-kesalahan dan meningkatkan keselamatan
pasien. Komunikasi yang paling banyak terjadi saat perintah lisan
19

atau perintah melalui telepon. Hal ini disebabkan karena adanya


perbedaan dalam dialek atau pengucapan yang sulit untuk dipahami.
Untuk bisa melakukan komunikasi secara verbal maupun lewat
telepon dengan aman ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
pemesanaan obat atau permintaan obat secara verbal sebaiknya
dihindari, dalam keadaan darurat karena komunikasi secara tertulis
atau komunikasi elektronik tidak mungkin dilakukan maka harus
ditetapkan panduannya meliputi permintaan pemeriksaan dll,
penerima perintah memeriksa kembali perintah hasil pemeriksaan dan
memberitahukan hasil yang sudah ada diperiksa kembali secara
akurat.
c. Meningkatkan keamanan obat yang harus diwaspadai
Rumah sakit telah menetapkan regulasi untuk melaksanakan
proses meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu
diwaspadai. Maksud dan tujuan dari meningkatkan keamanan obat
yang perlu diawasi yaitu obat yang salah cara penggunaannya dapat
membahayakan keselamatan pasien bisa menyebabkan kecacatan
bahkan kematian. Obat yang perlu diwaspadai yaitu obat risiko tinggi
seperti obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat menimbulkan
kematian atau kecacatan seperti, insulin, heparin, atau
kemoterapeutik, dan obat yang memilik nama atau label yang sama
seperti Xanax dan Zantac atau hydralazine dan hydroxyzine atau
disebut juga nama obat rupa ucapan mirip (NORUM). Rumah sakit
membuat seluruh daftar obat hight alert dengan memakai atau data
yang ada terkait penggunaan obat di dalam rumah sakit, data tersebut
tentang “kejadian yang tidak diharapkan” (adverse event) atau
“kejadian nyaris cedera” (near miss) termasuk resiko terjadi salah
pengertian tentang NORUM. Informasi dari kepustakaan seperti dari
Institute for Safe Health Medication Practices (ISMP), Kementerian
Kesehatan, dan lainnya. Obat-obat ini akan dikelola sedemikian rupa
untuk menghindari kekuranghati-hatian dalam menyimpan, menata,
dan menggunakannya termasuk administrasinya, contoh dengan
memberi label atau petunjuk tentang cara menggunakan obat dengan
benar pada obat-obat high alert.
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi
20

Rumah sakit telah memastikan untuk bisa melakukan prosedur


yang ada yaitu Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, dan Tepat-Pasien
sebelum menjalani tindakan dan atau prosedur. Maksud dan tujuan
kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien adalah untuk
menghindari prosedur yang salah. Kesalahan yang terjadi adalah
komunikasi yang tidak efektif dan tidak adekuat antar anggota tim,
tidak ada keterlibatan pasien untuk memastikan ketepatan lokasi
operasi dan tidak ada prosedur untuk verifikasi, juga asesmen pasien
yang tidak adekuat, penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat,
budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim
bedah, permasalahan yang berhubungan dengan resep yang tidak
terbaca (illegible handwriting), dan pemakaian singkatan adalah
merupakan faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi. Rumah sakit
perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan
dan/atau prosedur yang efektif di dalam meminimalkan risiko ini.
e. Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Rumah sakit telah menetapkan regulasi guna untuk menggunakan
dan melaksanakan evidence based hand hygiene guidelines untuk
menurunkan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan. Maksud dan
tujuan pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan yaitu
dengan melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi dan
merupakan tantangan pada lingkungan fasilitas kesehatan. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menghilangkan masalah infeksi adalah
dengan menjaga kebersihan tangan (hand hygiene) melalui cuci
tangan.
f. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
Rumah sakit melaksanakan upaya mengurangi risiko cedera
akibat pasien jatuh. Maksud dan tujuan pengurangan risiko jatuh yaitu
banyak kasus yang terjadi akibat pasien jatuh yang menyebabkan
cedera pada pasien rawat inap dan rawat jalan. Faktor yang
menyebabkan risiko jatuh seperti kondisi pasien, gangguan fungsional
pasien contohnya gangguan penglihatan dll, lokasi atau situasi rumah
sakit, riwayat jatuh pasien, konsumsi obat tertentu, konsumsi alkohol.
Rumah sakit melakukan evaluasi tentang pasien jatuh dan melakukan
upaya mengurangi risiko pasien jatuh. Rumah sakit membuat program
21

untuk mengurangi pasien jatuh yang meliputi manajemen risiko dan


asesmen ulang secara berkala kepada pasien dan atau lingkungan
tempat pelayanan dan asuhan itu diberikan.
E. Insiden keselamatan pasien
Insiden keselamatan pasien merupakan kejadian atau situasi yang
dapat berpotensi atau mengakibatkan cedera pada pasien yang
seharusnya tidak terjadi. Insiden merupakan kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang bisa dicegah pada pasien.
Berdasarkan Permenkes tahun 2017, tentang keselamatan
pasien, insiden keselamatan pasien terdiri dari :
a. Kondisi Potensial Cedera (KPC)
Merupakan kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
cedera, tetapi belum terjadi insiden.
b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
Merupakan terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC)
Merupakan insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul
cedera.
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
Merupakan insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
e. Kejadian Sentinel
Merupakan suatu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang
mengakibatkan kematian, cedera permanen, atau cedera berat yang
temporer dan membutuhkan intervensi untuk mempertahankan
kehidupan, baik fisik maupun psikis, yang tidak terkait dengan
perjalanan penyakit atau keadaan pasien.

F. Risiko jatuh
1. Pengertian jatuh
Jatuh dapat terjadi pada semua tipe institusi pelayanan kesehatan
atau semua populasi pasien kecuali pasien yang tidak sadar dan bayi
yang belum dapat berjalan. Pada usia anak-anak kejadian jatuh sering
tidak dilaporkan karena sering dianggap sebagai masa perkembangan
belajar berjalan atau memanjat dan jatuh ke lantai (Saputro, 2016).
22

Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang


sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja dan tidak
termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan kesadaran atau kejang.
Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab spesifik yang jenis dan
konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar
mengalami jatuh (Stanley, 2012).
Jatuh merupakan pengalaman pasien yang tidak direncanakan
untuk terjadinya jatuh, suatu kejadian yang tidak disengaja pada
seseorang pada saat istirahat yang dapat dilihat/dirasakan atau kejadian
jatuh yang tidak dapat dilihat karena suatu kondisi adanya penyakit
seperti stroke, pingsan, dan lainnya.
B. Faktor Risiko
a. Faktor intrinsik
Faktor intrinsik adalah variabel-variabel yang menentukan
mengapa seseorang dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain
dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh. Faktor intrinsik tersebut
antara lain adalah gangguan musculoskeletal misalnya menyebabkan
gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstermitas bawah, kekakuan
sendi, sinkope yaitu kehilanagn kesadaran secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala
lemah, penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan pusing
(Stanley,2012).
b. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan dan
sekitarnya). Faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang
tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai
yang licin, tempat berpegangan yang tidak adekuat, tidak stabil, atau
tergeletak di bawah, tempat tidur yang tinggi atau toilet yang rendah
atu jongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan
(Stanley, 2012).
C. Dampak jatuh
Menurut Marpaung tahun 2019 dampak jatuh dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Dampak Fisiologis
23

Dampak fisik yang disebabkan oleh jatuh berupa lecet, memar,


luka sobek, fraktur, cidera kepala, bahkan dalam kasus yang fatal jatuh
dapat mengakibatkan kematian.
b. Dampak Psikologis
Jatuh yang tidak menimbulkan dampak fisik dapat memicu
dampak psikologis seperti; ketakutan, anxiety, distress, depresi, dan
dapat mengurangi aktivitas fisik.

c. Dampak finansial
Pasien yang mengalami jatuh pada unit rawat inap dapat
menambah biaya perawatan, hal tersebut karena jatuh dapat
menyebabkan luka pada pasien.
D. Pencegahan dan Pengurangan risiko pasien jatuh
Menurut Marpaung tahun 2019 langkah-langkah dalam melakukan
pencegahan dan pengurangan dengan kasus pasien risiko jatuh yaitu :
1. Standar risiko rendah
a. Orientasi ruangan
b. Posisi tempat tidur rendah dan ada pengganjal (rem) pada roda
tempat tidur
c. Ada pengaman di samping tempat tidur dengan/atau sisi
pengaman
d. Mempunyai luas tempat tidur yang cukup untuk mencegah tangan,
kaki dan bagian tubuh lainnya terjepit atau menggantung
e. Menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien anak yang
bisa berjalan
f. Nilai kemampuan untuk ke kamar mandi dan dibantu bila
membutuhkan bantuan
g. Memiliki akses untuk untuk menghubungi petugas kesehatan yang
mudah dijangkau
h. Menjelaskan kepada pasien kegunaan alat – alat medis dan non
medis yang berada di sekitarnya
i. Lingkungan harus bebas dari peralatan yang mengandung resiko
j. Penerangan lampu yang cukup pada ruangan.
24

k. Dokumen tentang data pasien harus terjaga untuk memudahkan


pemberi layanan kesehatan lainnya untuk mengetahui status
kesehatan pasien tersebut
2. Standar Risiko Tinggi
a. Memberikan tanda pengenal berupa gelang identitas pada pasien
dengan warna kuning
b. Terdapat tanda peringatan pasien risiko jatuh
c. Pemberiaan informasi kepada pasien dan keluarga tentang
protokol pencegahan pasien jatuh.
d. Membantu pasien saat akan melakukan mobilisasi
e. Penempatan tempat tidur disesuaikan dengan perkembangan
pasien.
f. Alat yang tidak dibutuhkan dipindahkan atau dijauhkan dari
lingkungan pasien.
E. Asesmen pasien risiko jatuh
Asesmen atau penilaian merupakan langkah awal dari program
pencegahan jatuh. Ada 3 macam penilaian asesmen yaitu Humpty
Dumpty scale, Morse fall scale, Ontario Modifierd Starttify-Sydney
Scoring. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Penilaian Risiko Jatuh Pada Anak < 18 tahun (Humpty Dumpty Scale)
No Parameter Kriteria Skala Skor
1. Umur a. Dibawah 3 tahun 4
b. 3-7 tahun 3
c. 7-12 tahun 2
d. >13 tahun 1
2. Jenis kelamin a. Laki-laki 2
b. Perempuan 1
3. Diagnosa a. Kelainan neurologi 4
b. Perubahan dalam oksigenasi (masalah saluran 3
nafas,dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop/sakit
kepala, dll)
c. Kelainan psikis/perilaku
2
d. Diagnosis lain
1
4. Faktor lingkungan a. Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi-anak 4
b. Pasien menggunakan alat bantu atau mebel 3
c. Pasien berada di tempat tidur 2
d. Diluar ruang rawat 1
25

5. Respon terhadap a. Dalam 24 jam 3


operasi/obat b. Dalam 48 jam 2
penenang/efek c. <48 jam 1
anestesi
6. Penggunaan obat a. Bermacam-macam obat yang digunakan : obat 3
sedative (kecuali pasien ICU yang menggunakan
sedate dan paralisis), hypnotic, barniturat,
fenotiazin, antidepresan, laksans/diuretika,
narkotik
b. Salah satu dari pengobatan diatas
c. Pengobatan lain 2
1
Total skor
Sumber : RSI Unisma Malang

Keterangan : Tingkat Resiko


1. Tidak Resiko  : Skor (tidak usah pakai gelang)
2. Resiko Rendah : Skor 7-11 (wajib pakai gelang)
3. Resiko Tinggi : Skor ≥ 12 (wajib pakai gelang)

Tabel 2. 2 Penilaian Risiko Jatuh Pada Dewasa ≥ 18 s/d 60 tahun


(Morse fall scale)
No Parameter Skala Skor
1. Riwayat jatuh, yang baru atau dalam 3 bulan terakhir Tidak : 0
Ya : 25
2. Diagnosis medis sekunder > 1 Tidak : 0
Ya : 25
3. Alat bantu jalan :
a. Bed rest/ dibantu perawat 0
b. Penopang, tongkat/ walker 15
c. Furnitur 30
4. Memakai terapi heparin lock secara iv Tidak : 0
Ya : 25
5. Cara berjalan/ berpindah
a. Normal/ bed rest/ imobilisasi 0
b. Lemah 15
c. terganggu 30
6. Status mental :
a. Orientasi sesuai kemampuan diri Tidak : 0
b. Lupa keterbatasan diri Ya : 25
Jumlah skor
Sumber : RSI Unisma Malang
26

Keterangan : Tingkat Resiko


1. Tidak Beresiko : Skor 0-24
2. Resiko Rendah : Skor 25-44
3. Resiko Tinggi : Skor ≥ 45

Tabel 2. 3 Penilaian Risiko Jatuh Pada Lansia ≥ 60 tahun (Geriatri)


No Parameter skala skor
1. Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, berayun) 4

2. Pusing/ pingsan pada posisi tegak 3

3. Kebingungan setiap saat 3

4. Nocturi/ inkontinen 3

5. Kebingungan interminten 2

6. Kelemahan umum 2

7. Obat obat beresiko tinggi (diuretic, narkotik, anti psikotik, 2


laksatif, vasodilatator, antiaritmia, antihipertensi, obat
hipoglikemik, antidepresan, neuroleptic, NSAID)
8. Riwayat jatuh dalam waktu 12 bulan sebelumnya 2

9. Osteoporosis 1

10. Gangguan pendengaran dan atau penglihatan 1

11. Usia 70 tahun ke atas 1

Jumlah skor
Sumber : RSI Unisma Malang

Keterangan : Tingkat Resiko


1. Resiko Rendah : Skor 1-3
2. Resiko Tinggi  : Skor ≥ 4
27

F. SPO asesmen risiko jatuh


Setiap rumah sakit wajib untuk memenuhi sasaran keselamatan
pasien. Salah satu sasaran keselamatan pasien rumah sakit adalah
mengurangi risiko pasien jatuh. Pasien jatuh didefinisikan sebagai tiba-
tiba, perubahan yang tidak disengaja dalam posisi, jatuh di lantai atau
tingkat yang lebih rendah lainnya, adalah salah satu kejadian insiden yang
paling sering dilaporkan rumah sakit yang tentunya merugikan bagi rumah
sakit dengan lebih dari satu juta per tahun terjadi (Tinetti, 2012).
Pelaksanaan pengurangan risiko pasien jatuh diperlukan berbagai Standar
Prosedur Operasional (SPO) salah satunya pelaksanaan SPO
Pencegahan Pasien Jatuh adalah SPO Asesmen. Berikut SPO asesmen
risiko jatuh :

RUMAH SAKIT SCREENING RISIKO PASIEN JATUH


ISLAM UNISMA

No Dokumen : No. Revisi: Halam


STANDAR 1/1
PROSEDUR Tanggal Ditetapkan Oleh:
OPERASIONAL Terbit:

Pengertian Melakukan identifikasi risiko pasien jatuh terhadap pasien yang di rawa
Rumah Sakit Islam Unisma Malang
Tujuan Identifikasi pasien risiko jatuh di Rumah Sakit Islam Unisma Malang
Prosedur 1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri dengan ramah dan sopan (sebut nama dan dari
mana)
3. Pastikan identitas pasien (lihat gelang identitas)
4. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan
5. Melakukan screening :
- Anak-anak (<18) tahun menggunakan Humpty Dumpy Sc
(form terlampir)
- Dewasa (≥18-<60 tahun) menggunakan Morse Fall Scale/M
(form terlampir)
- Orang tua (≥60 tahun) menggunakan ceklist pengkajian ja
28

usia lanjut (form terlampir)


6. Petugas mencatat hasil skor dan kesimpulan tingkat risiko di for
screening serta menandatangani
7. Ucapkan terimakasih dan salam
8. Petugas menindaklanjuti hasil screening
Unit Terkait - Unit keperawatan
- Unit pelayanan Medik
- Tim KPRS
Gambar 2. 1 SPO Asesmen Risiko Jatuh
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

PERAWAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG


Pelaksanaan Asesmen
KESELAMATAN PASIEN
Risiko Jatuh

Sasaran keselamatan pasien


Karateristik 1. Identifikasi pasien dengan benar Standar prosedur operasional
Usia 2. Meningkatkan komunikasi yang efektif (SPO) Asesmen Risiko Jatuh
Pendidikan 3. Meningkatkan keamanan obat yang perlu
Informasi diwaspadai
Masa kerja 4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur,
dan tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan Kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh Interprestasi SPO
 Baik > 77,7%
 Cukup
55,4 - 77,7%
Indikator Tingkat Pengetahuan :  Kurang < 55,4%
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comprehention)
3. Aplikasi (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :


1. Usia
2. Pendidikan
3. Informasi
4. Pengalaman atau masa kerja

Gambar 3. 1 Kerangka konsep hubungan pengetahuan perawat tentang


keselamatan pasien dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh
di RSI Unisma Malang

Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan

29
30

Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat dijelaskan bahwa


pengetahuan akan keselamatan pasien sangatlah berpengaruh yang di
mana faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu usia, pendidikan,
informasi, pengalaman atau masa kerja. Sasaran keselamatan pasien
terdiri dai 6 salah satunya adalah pengurangan risiko pasien jatuh. Risiko
jatuh apabila tidak diatasi akan mengakibatkan cedera, untuk itu perlu
dilaksanakan asesmen atau penilaian pencegahan jatuh untuk
mengurangi risiko pasien jatuh.

B. Hipotesis
H1 : Ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang keselamatan
pasien dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh.
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi penelitian alam mengidentifikasi
permasalahan sebelum perencana akhir pengumpulan data. Dalam penelitian
ini desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analtik yaitu peneliti
ingin mencoba mencari hubungan antar variabel, yaitu dengan melakukan
analisis terhadap data yang dikumpulkan dengan menggunakan pendekatan
cross sectional. Metode cross sectional merupakan metode penelitian untuk
mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor dengan efek, cara
pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat,
yang artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja
(Notoatmodjo, 2012).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek atau objek yang mempunyai
karateristik tertentu untuk diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di ruang rawat inap,
ICU, IGD di RSI Unisma Malang berjumlah 80 orang perawat.
B. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Purposive sampling yaitu
penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Non
probability adalah teknik sampling yang memberikan kesempatan atau
peluang yang tidak sama bagi setiap anggota populasi atau setiap unsur
untuk dipilih sebagai sampel. Sebelum dilakukan pengambilan sampel
perlu ditentukan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Pengumpulan data
menggunakan lembar kuesioner dan lembar observasi oleh seluruh
perawat yang berada di ruang rawat inap, ICU, IGD. Pada penelitian ini
menggunakan rumus sebagai berikut :

31
32

n= N
1 + N (d²)
n= 80
1 + 80 (0,05)²
n= 80
1,2
n= 66,66 n = 67 Responden (pembulatan)
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Besar Populasi
d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan

a. Kriteria Inklusi
Adapun kriteria inklusi sebagai berikut:
1. Perawat yang bekerja di ruang rawat inap, ICU, IGD
b. Kriteria Ekslusi
Adapun kriteria ekslusi sebagai berikut:
1. Perawat yang bekerja di ruang OK, RIK, K.Bersalin, Poli
umum
2. Perawat KARU (Kepala ruangan)
3. Perawat cuti
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat penelitian dilaksanakan di RSI Unisma Malang, pada ruangan
rawat inap, ICU, IGD.
2. Waktu
Waktu penelitian dimulai dengan pengajuan judul penelitian kemudian
dilanjutkan dengan penyusunan Pra-Proposal, setelah itu dilanjutkan
dengan seminar Pra-Proposal sampai dengan revisi, lalu dilanjutkan
seminar Proposal serta pengurusan uji etik dan izin penelitian. Dilakukan
pengambilan data pada rumah sakit yang menjadi tempat penelitian,
dilanjutkan dengan penyusunan penelitian kemudian tahap akhir
dilakukan sidang akhir penelitian.
33

D. Definisi Operasional

Tabel 4. 1 Definisi Operasional


Variabel Definisi operasional Alat ukur Skala Hasil ukur

Variabel dependen Pengetahuan Kuesioner ordinal  Baik


merupakan faktor >77,7%
Pengetahuan yang penting dalam  Cukup
perawat tentang seseorang mengambil 55,4-77,7%
keselamatan pasien keputusan . Perilaku  Kurang
yang didasari oleh <55,4%
pengetahuan tentang
keselamatan pasien
akan lebih baik dari
pada yang tidak
didasari oleh
pengetahuan tentang
keselamatan pasien

Variabel independen Asesmen atau Kuesioner ordinal  Baik


penilaian merupakan >77,7%
Pelaksanaan Langkah yang  Cukup
asesmen digunakan untuk 55,4-77,7%
pencegahan risiko pencegahan risiko  Kurang
jatuh jatuh <55,4%

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini ada 2 yaitu kuesioner untuk
pengetahuan keselamatan pasien dan kuesinoer untuk pelaksanaan
asesmen pencegahan risiko jatuh. Kuesioner pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien diukur melalui jawaban responden terhadap pernyataan-
pernyataan dan jawaban yang sudah disediakan peneliti. Setiap item diberi
skor, jika jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.
34

Terdapat 25 pernyataan. Hasil ukur yang di gunakan dalam penelitian ini


skala guttman. Hal ini dikarenakan jawaban dari kuesioner tersebut tegas dan
jelas contoh yakin-tidak yakin, benar-salah, pernah- belum pernah, setuju-
tidak setuju, positif-negatif.
Kemudian untuk yang kedua menggunakan Kuesioner berdasarkan SPO
asesmen risiko jatuh berupa beberapa pernyataan untuk pelaksanaan
asesmen pencegahan risiko jatuh dengan jumlah 8 poin yang di dalam. Di
mana penelitian ini menggunakan Kuesioner dengan nilai 1 (Ya) apabila
tindakan dilakukan, dan nilai 0 (tidak) apabila tindakan tidak dilakukan.
Terdapat 8 poin di dalamnya dengan pilihan ya dan tidak. Hasil ukur yang
digunakan adalah skala gutman. Hal ini dikarenakan jawaban dari kuesioner
tersebut tegas dan jelas contoh yakin-tidak yakin, benar-salah, pernah-
belum pernah, setuju- tidak setuju, positif-negatif.
Instrumen penelitian yang digunakan peneliti harus melalui uji validitas
dan realibitas. Adapun pengertian uji validitas dan realibitas adalah sebagai
berikut:
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kualitas dan kesalahan suatu instrumen (Arikunto, 2013). Instrumen
penelitian dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan,
serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara
tepat. Pengujian validitas instrumen pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
instrumen penelitian dalam mengukur variabel pengetahuan perawat
tentang keselamatan pasien. Pengujian validitas instrumen pengetahuan
perawat tentang keselamatan pasien menggunakan teknik kolerasi
pearson correlation. Hasil uji validitas yang didapatkan kuisoner
pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien didapatkan hasil nilai r
hitung pada pernyataan nomor
1,2,4,5,9,10,11,13,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30, 31 dan
32 sedangkan pada pernyataan nomor 3,6,7,8,12,14,15 didapatkan tidak
valid karena r hitung <0,5 (0,246).
2. Uji Rehabilitas
Realibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatau
alat pengukuran dapat di percaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
35

menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila


dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).
Pengujian reabilitas instrumen pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien menggunakan teknik cronbach’s alpha. Realibilitas
kuesioner ditunjukan oleh koefision cronbach’s alpha >0,60. Pertanyaan
dikatakan realiabel dengan ketentuan bila alpha atau r hitung > daripada r
tabel maka pertanyaan realiabel. Berdasarkan hasil uji realibilitas
didapatkan hasil nilai cronbach’s alpha sebesar (0,773),(0,715),(0,680),
(0,7620),(0,666),( 0,756) atau lebih besar dari nilai minimal 0,60 oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan
untuk mengukur variabel adalah realiabel atau handal.
Tabel 4. 2 Blue print Pengukuran pengetahuan perawat tentang keselamatan
pasien dan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh
Variabel Indikator Favorable unfavorable Keterangan
Pengetahuan 1. Mengidentifikasi pasien 1,2,3,4 Favorable :
perawat tentang 2. Komunikasi yang efektif 5,6,8 7 Benar = 1
keselamatan 3. Keamanan obat yang 8,9,11,12,13,14 - Salah = 0
pasien perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat 15,16,17 Unfavorable :
18,19
lokasi ,tepat prosedur, Salah = 1
tepat pasien Benar = 0
5. Pengurangan risiko
20,21 22
infeksi
6. Pengurangan risiko
jatuh 23,24,25 -
Pelaksanaan 1. Mengucapkan salam 1 - Favorable :
asesmen 2. Memperkenalkan diri 2 - Ya = 1
pencegahan 3. Memastikan identitas 3 - Tidak = 0
risiko jatuh pasien
4. Petugas menyampaikan 4 - Unfavorable :
maksud dan tujuan Tidak = 1
5. Melakukan screening Ya = 0
5 -
6. Petugas mencatat hasil
6 -
skor dan kesimpulan
7. Mengucapkan
7 -
terimkasih dan salam
8. Petugas meindaklanjuti
hasil screening 8 -
36

F. Prosedur Pengumpulan Data


Mengurus surat-surat yang diperlukan peneliti dari Stikes Widyagana
Husada, Bakesbangpol, Kemudian Dinkes dan Puskesmas. Kemudian
melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit, menentukan responden
dengan mengikuti kegiatan pelayanan di rumah sakit. Kemudian peneliti
kontrak waktu dengan responden, menjelaskan tujuan dan langkah dari
penelitian pada masing-masing responden serta memberikan surat
peretujuan (informed consent) menjadi responden penelitian untuk
ditandatangani. Setelah selesai pengisian kuesioner kemudian dikembalikan
kepada peneliti untuk dicek apakah kuesioner sudah terisi semua dan sesuai
pertanyaan atau belum. Setelah itu diberikan cendera mata sebagai tanda
terima kasih atas kerjasama yang dilakukan setelah pengisisan kuesioner.
Hasil wawancara dan kuesioner yang telah terisi dicatat dalam lembar
pengumpulan data, editing, coding, analis dan penyajian data. Masing-
masing kegiatan dilakukan satu kali (tidak ada follow up) dalam satu waktu.
37

G. Alur Penelitian

Pengajuan Judul Penelitian


Hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien
dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh

Penyusunan Proposal dan


melakukan bimbingan, Menentukan Populasi dan Sampel,
Menentukan Metode Dan Desain, Menyusun Instrumen
Penelitian

Komite Etik RSI Unisma Mengurus Uji Etik


Malang

Mengurus Ijin Penelitan


Kampus STIKES Widyagama
Husada Malang

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang


bekerja diruang rawat inap(VIP,kelas 1,2,dan 3), ICU,
IGD di RSI Unisma Malang

Sampel adalah perawat yang bekerja pada ruang


Rawat inap (VIP,1,2, dan 3), ICU, IGD di RSI
Unisma Malang

Mememinta persetujuan dari para perawat


untuk menjadi responden (Inform Consent)

Memberikan kuesioner kepada perawat

Menganalisis dan mengolah data

pembahasan

kesimpulan

Gambar 4. 1 Skema Alur Penelitian


38

H. Pengolahan Data Dan Analisis Data


Setelah data yang diperlukan tentang hubungan pengetahuan perawat
tentang keselamatan pasien dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko
jatuh terkumpul kemudian dilakukan pengolaan data sebagai berikut:
1. Pemeriksaan data (Editing)
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah
terkumpul. Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit terlebih dahulu
sehingga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit
data yaitu kelengkapan, kejelasan, dan kesempurnaan data.
2. Pemberian kode (Coding)
Suatu metoden untuk mengkonversikan data yang dikumpulkan selama
penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis, biasanya
disebut coding. Pemberian coding pada penelitian ini meliputi:
a. Variabel Independen
1) Pengetahuan “baik” diberi kode 1
2) Pengetahuan “cukup” diberi kode 2
3) Pengetahuan “kurang” diberi kode 3
b. Variabel Dependen
1) SPO “baik” diberi kode 1
2) SPO “cukup” diberi kode 2
3) SPO “kurang” diberi kode 3
c. Usia
1) 22-30 tahun diberi kode 1
2) 31-40 tahun diberi kode 2
d. Pendidikan
1) S1 Ners diberi kode 1
2) DIII Keperawatan diberi kode 2
3) S1 Keperawatan diberi kode 3
e. Jenis kelamin
1) Laki-laki diberi kode 1
2) Perempuan diberi kode 2
f. Masa kerja
1) <1 tahun diberi kode 1
2) 1-5 tahun diberi kode 2
3) 6-10 tahun diberi kode 3
39

4) 11-15 tahun diberi kode 4


5) 16-20 tahun diberi kode 5
6) >21 tahun diberi kode 6
g. Mengikuti sosialisasi keselamatan pasien
1) Pernah diberi kode 1
2) Belum pernah diberi kode 2
h. Sumber informasi
1) Media elektronik diberi kode 1
2) Media cetak diberi kode 2
3) Pelatihan diberi kode 3
4) Teman sejawat diberi kode 4
5) Tidak tahu diberi kode 5
3. Memasukkan data (Entry)
Data hasil penelitian kemudian diproses ke dalam paket program
komputer SPSS.
4. Tabulasi data (Tabulating)
Proses memasukkan data yang sudah diedit dan dikoding ke dalam
lembar rekapan data penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian
dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sesuai dengan variabel yang
diteliti dan diberi penilaian berdasarkan jawaban yang sesuai dengan
variabel yang diteliti dan diberikan penilaian.

I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisa univariat dilakukan pada suatu variabel dari hasil
penelitian, yang bertujuan untuk mendeskripsikan karateristik setiap
variabel. Pada umumnya dalam analisis hanya menghasilkan distribusi
dan presentase dari tiap variabel yang diteliti.
B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah untuk mengetahui hubungan varibel bebas
dan variabel terikat. Analisis ini dilakukan untuk hipotesis penelitian untuk
adanya hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien
dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh. Uji statistik yang
akan digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah Uji Somer’s karena
berdasarkan hasil skala ukurnya yaitu ordinal ordinal .
40

C. Etika Penelitian
Penelitian merupakan upaya untuk mencari kebenaran tentang suatu
fenomena yang terjadi di lingkungan secara sistematis dan objektif
menyangkut kehidupan manusia (Notoatmodjo, 2012). Subjek penelitian ini
adalah perawat yang bekerja di ruang rawat inap. Sebuah penelitian baru
dapat dilakukan ketika telah mendapatkan ijin yang menekan pada masalah
etika. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan permohonan ijin
kepeda panitia etik. Penekanan masalah etika penelitian ini adalah:
1. Informed consent
Lembar persetujuan menjadi responden diberikan pada
responden yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Dalam lembar
persetujuan memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian
serta dampak yang mungkin terjadi selama penelitian. Bila perawat yang
dijadikan responden diminta menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden, dan apabila menolak maka peneliti tidak dapat
memaksakan dan tetap menghormati hak-hak responden.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti akan
memberikan nomor kode tertentu pada masing-masing lembar
pengumpulan data.
3. Justice and veracity (keadilan dan kejujuran)
Keadilan dan kejujuran dalam penelitian ini yaitu dalam proses
penelitian, peneliti memberikan penjelasan tentang penelitian yang akan
dilakukan kepada masing-masing responden tanpa menutupi suatu hal
misalnya terdapat risiko yang dapat merugikan responden. Serta peneliti
memberikan penjelasan mengenai kuesioner yang akan diberikan untuk
diisi oleh tiap responden yang di ambil menjadi sampel peneliti.
4. Kerahasiaan
Dalam penelitian ini peneliti tidak menampilkan ataupun membagi
informasi mengenai identitas responden baik inisial, umur ataupun
lainnya kepada pihak lainnya yang tidak memiliki kepentingan dalam
penelitian ini.
5. Manfaat dan kegunaan
41

Peneliti menjamin dalam penelitian ini tidak ada kelompok atau


perorangan yang menanggung beban lebih dari yang seharusnya ketika
berpartisipasi dalam penelitian. Demikian juga, tidak ada kelompok yang
terhalangi untuk mendapatkan manfaat. Manfaat ini termasuk manfaat
langsung ketika ikut penelitian (bila ada) dan pengetahuan baru yang
didapat dari penelitian.
BAB V
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini berjudul hubungan pengetahuan perawat tentang


keselamatan pasien dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh
di RSI Unisma Malang yang telah dilakukan oleh peneliti dimulai pada
tanggal 08 Agustus sampai dengan 13 Agustus 2022 pada perawat yang
bekerja pada ruang rawat inap, ICU,IGD Di RSI Unisma Malang dengan cara
pengisian lembar kuesioner pengetahuan keselamatan pasien dan kuesinoer
untuk pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh. Penelitian dilakukan
pada 67 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Pembagian kuisioner dilakukan secara langsung oleh peneliti. Setelah data
terkumpul, selanjutnya dilakukan pengeditan, pengkodean dan memproses
data. Data diolah menggunakan program SPSS dengan uji statistik somers’d
dengan derajat kemaknaan (α) 0,05.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Rumah Sakit Islam Malang merupakan rumah sakit swasta di bawah
naungan Yayasan Universitas Islam Malang yang berdiri pada tanggal 28
Agustus 1994. Berdirinya Rumah Sakit Islam Malang berasal dari pemikiran
pengurus Yayasan Universitas Malang yang di antaranya Bpk K.H. Usman
Mansyur, Bpk Prof. K.H Tholchah Hasan dan segenap ulama di wilayah
Malang Raya. Sejak beroperasi pada tahun 1994 dengan rahmat Allah SWT,
Rumah Sakit Islam Malang banyak mengalami perkembangan dan
penambahan sarana dan prasarana dari tahun ke tahun. Rumah Sakit Islam
berfokus kepada kepentingan pasien dalan memberikan layanan kesehatan
prima melampaui harapan dan senantiasa memegang motto “pengabdianku
pelayanan terbaikku”.

42
43

B. Data Umum
Data khusus atau analisa univariat yang dilakukan secara deskriptif pada
karateristik responden.
Hasil analisis univariat adalah sebagai berikut :
1. Persentase Berdasarkan Karakteristik Responden Perawat RSI Unisma
Malang
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi karakteristik responden perawat RSI
Unisma Malang
Variabel Frekuensi (n) Presentase (%)
Usia
22-30 Tahun 55 82.1
31-40 Tahun 12 17.9
Pendidikan
S1 Ners 12 17.9
DIII Keperawatan 53 79.1
S1 Keperawatan 2 3.0
Jenis Kelamin
Laki-laki 11 16.4
Perempuan 56 83.6
Masa Kerja
<1 Tahun 7 10.4
1-5 Tahun 42 62.7
6-10 Tahun 7 10.4
11-15 Tahun 8 11.9
16-20 Tahun 2 3.0
>21 Tahun 1 1.5
Mengikuti sosialisasi keselatan
pasien
Pernah 67 100.0
Tidak Pernah - -
Sumber Informasi
Media elektronik 20 29.9
Media cetak 4 6.0
Pelatihan 41 61.2
Teman sejawat 1 1.5
Tidak tahu 1 1.5
44

Berdasarkan tabel 5.1 hasil distribusi responden menunjukan bahwa


responden jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki
dengan jumlah 56 (83,6%) responden. Pada variabel usia paling banyak
pada rentang usia 122-30 tahun sebanyak 55 (82,1%) responden. Tingkat
pendidikan paling banyak pada DIII Keperawatan yaitu berjumlah 53 (79,1%)
responden dengan jumlah 56 (83,6%) responden. Pada masa kerja
didominasi pada 1-5 tahun sebanyak 42 (62,7%). Semua 67 (100,0%)
responden pernah mengikuti sosialisasi tentang keselamatan pasien dan
sumber informasi yang didapatkan oleh responden paling banyak berjumlah
41 (61,2%) yaitu dari pelatihan yang diikuti oleh responden.
C. Analisa Data
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan pelaksanaan
asesmen pencegahan risiko jatuh yang dianalisis menggunakan uji somer’s
1. Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien di RSI
Unisma Malang
Tabel 5.2 Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien di RSI
Unisma Malang
Pengetahuan perawat Frekuensi (n) Presentase (%)
Baik 56 83.6
Cukup 11 16.4
Total 67 100.0
Berdasarkan tabel 5.2, menunjukkan pengetahuan perawat
tentang keselamatan pasien lebih banyak didominasi pada kategori baik
sebanyak 56 orang (83.6%), sedangkan pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien pada kategori cukup sebanyak 11 orang (16.4%)
2. Pelaksanaan Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh oleh Perawat RSI
Unisma Malang
Tabel 5.3 Pelaksanaan Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh oleh Perawat
RSI Unisma Malang
Pelaksanaan asesmen
Frekuensi (n) Presentase (%)
resiko jatuh
Baik 60 89.6
Cukup 7 10.4
Total 67 100.0
45

Berdasarkan tabel 5.3, menunjukkan pelaksanaan asesmen


pencegahan risiko jatuh oleh perawat lebih banyak didominasi pada
kategori baik sebanyak 60 orang (89.6%), sedangkan pelaksanaan
asesmen pencegahan risiko jatuh oleh perawat pada kategori cukup
sebanyak 7 orang (10.4%).
3. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien
dengan Pelaksanaan Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh di RSI
Unisma Malang
Tabel 5.4 Distribusi Subjek Berdasarkan Hubungan Pengetahuan
Perawat Tentang Keselamatan Pasien dengan Pelaksanaan Asesmen
Pencegahan Risiko Jatuh di RSI Unisma Malang menggunakan uji
Somers’d diperoleh data sebagai berikut.
Pelaksanaan Total Correlation Nilai
asesmen pencegahan Symmetric P
risiko jatuh
Baik Cukup
Pengetahuan
perawat tentang
keselamatan pasien
Baik 56 0 56 0.757 0.00
Cukup 4 7 11 2
Total 60 7 67

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4, menujukkan bahwa


dari 67 responden dengan tabulasi silang, paling banyak didominasi pada
pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien pada kategori baik
dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh pada kategori
baik sebanyak 56 orang, diikuti pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien pada kategori cukup dengan pelaksanaan asesmen
pencegahan risiko jatuh pada kategori cukup sebanyak 7 orang.
Pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien pada kategori cukup
dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh pada kategori
baik sebanyak 4 orang.
Dengan menggunakan metode analisis dengan uji somers’d, p
value 0,002 (di bawah 0,05), sehingga dapat dibuktikan bahwa H0 dari
penelitian ini dapat ditolak, mengindikasikan bahwa dijumpainya korelasi
46

yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien


dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh di RSI Unisma
Malang. Sedangkan nilai Correlation Symmetric diperoleh hasil sebesar
0.757, hal ini menandakan bahwa terdapat hubungan antara kedua
variabel, hubungan tersebut berkolerasi sangat kuat dengan nilai positif.
Artinya semakin baik pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien
semakin baik pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh di RSI
Unisma Malang.
47
BAB VI
PEMBAHASAN

A. Pembahasan
1. Karateristik responden berdasarkan usia
Hasil penelitian menunjukan distribusi responden berdasarkan
usia perawat menunjukan bahwa lebih banyak yang berusia 22-30
tahun berjumlah 55 orang (82,1%) dan yang berusia 31-40 tahun
berjumlah 12 orang (17,9%). Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan semakin cukup usia seseorang maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir. Bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada
bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, tetapi pada usia-usia
tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
pengingatan suatu pengetahuan akan berkurang (Notoadmodjo,
2012).
Perawat di rumah sakit berusia rentang usia produktif, yaitu 20-40
tahun. Perawat dalam usia tersebut termasuk dalam usia produktif
untuk menghasilkan kinerja yang bagus (Swasky, 2017). Berdasarkan
periode kehidupan, usia 26-35 tahun merupakan usia yang penting
karena pada periode ini struktur kehidupan menjadi lebih tetap dan
stabil. Semakin cukup usia seseorang maka tingkat kemampuan dan
kekuatan seseorang akan menjadi lebih matang dalam berpikir dan
bekerja (Apriluane, 2017).
Pada penelitian sebelumnya mengemukakan bahwa umur yang
produktif dalam bekerja dan merupakan angkatan kerja ditunjukan
oleh periode dewasa muda 20 – 40 tahun dan dewasa madia 40 – 65
tahun dua kategori (periode) ini memiliki perbedaan yang dapat
diketahui berdasarkan perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial
(Pratama, 2017). Hal ini didukung oleh (Lombogia, 2016) yang
mengatakan bahwa umur individu mempengaruhi kondisi, fisik,
mental, kemampuan dan cenderung absensi, sebaliknya yang
umurnya lebih tua kondisi fisiknya kurang tetapi bekerja ulet dan
mempunyai tanggung jawab lebih besar.

48
49

Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa perawat yang


berusia muda akan lebih matang dalam berpikir dan lebih produktif.
Pada usia ini seseorang akan lebih mudah menerima beban kerja dari
pada umur pekerja yang lebih tua. berada pada usia yang produktif
artinya pada usia ini memungkinkan perawat dalam masa
kedewasaan dan kematangan dan dapat menerapkan semua
kompetensi yang dimilikinya untuk menerapkan pedoman
keselamatan pasien.
2. Karateristik responden berdasarkan pendidikan
Hasil penelitian menunjukan distribusi frekuensi responden
berdasarkan pendidikan, menunjukan bahwa dari sebagian latar
belakang tingkat pendidikan S1 Ners 12 orang (17.9%), DIII
Keperawatan 53 orang (79,1%), dan S1 Keperawatan 2 orang (3,0%).
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa latar belakang pendidikan
DIII keperawatan lebih banyak daripada S1 Ners dan S1 keperawatan
Hal ini menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor penting
dalam menentukan kemampuan kerja seseorang (Handoko, 2019).
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media
massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat
erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang
dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah
pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal
(Notoatmodjo, 2010).
Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang mengatakan
bahwa lebih dari 60% perawat di Indonesia masih berpendidikan DIII
(Soeroso, 2013). Pendidikan tinggi keperawatan sangat berperan
dalam membina sikap, pandangan dan kemampuan profesional
lulusannya (Nursalam, 2018). Dari hasil penelitian terdahulu yang
50

dilakukan oleh (Asrianty, 2014) diketahui sebagian besar perawat


belum menyelesaikan sampai ke profesi ners dan paling banyak
lulusan DIII keperawatan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
menyebutkan jika pendidikan terakhir rata-rata paling tinggi adalah
DIII Keperawatan yaitu sebanyak 27 orang (84,4%) (Fatimah, 2016).
Berdasarkan hasil penelitiannya, tingkat pendidikan terakhir
responden paling banyak paling banyak pada tingkat DIII yaitu
sebanyak 21 orang (72,4%) dan sebanyak 8 orang (27,6%)
pendidikan S1 (Hia, 2018). Perawat dengan pendidikan DIII ini
tersebar di seluruh ruangan di rumah sakit sedangkan perawat
dengan lulusan S1 dan S1 Ners masih berjumlah sedikit.
Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa perawat dengan
DIII Keperawatan mempunyai kemampuan kerja dan penampilan
kerja yang lebih baik daripada perawat dengan pendidikan lainnya.
Karena pendidikan seseorang merupakan faktor yang penting
sehingga kinerja seorang perawat dalam memberikan sebuah asuhan
keperawatan kepada pasien bisa maksimal.
3. Karateristik responden berdasarkan jenis kelamin
Hasil penelitian menunjukan distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang (16,4%) dan perempuan
sebanyak 56 orang (83,6%). Hasil penelitian ini memiliki kesamaan
dengan teori yang dikemukakan bahwa jenis kelamin perawat
didominasi oleh perempuan, karena dalam sejarahnya keperawatan
muncul sebagai peran care taking (pemberi perawatan) secara
tradisional di dalam keluarga dan masyarakat (Rolinson, 2010).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya berdasarkan
hasil penelitiannya mayoritas jenis kelamin respondennya adalah
perempuan yaitu sebanyak 109 (75,2%) responden. Menurutnya
seorang perempuan adalah seseorang yang memiliki naluri yang
besar dalam merawat diri serta kesehatan (Susanti, 2015).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya
menyebutkan jika jenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada
jenis laki-laki yaitu sebanyak 73 orang (70,2%) perempuan dan 31
orang (29,8%) adalah laki-laki (Fitriani, 2015). Salah satu faktor yang
51

mempengaruhi kepatuhan seseorang adalah jenis kelamin, di mana


seorang perempuan lebih teliti dan penuh perhatian ketika bekerja
(Mahfudhah, 2018).
Hasil Penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa perempuan lebih
produktif dalam bekerja dengan kata lain lebih teliti, penuh perhatian,
dan cekatan dalam melakukan sebuah pekerjaan.
4. Karateristik responden berdasarkan masa kerja
Hasil penelitian menunjukan bahawa distribusi frekuensi
responden berdasarkan masa kerja didapatkan masa kerja <1 tahun 7
orang (10,4%), 1-5 tahun 43 orang (62,7), 6-10 tahun 7 orang
(10,4%), 11-15 tahun 8 orang (11,9%), 16-20 tahun 2 orang (3,0%)
dan <21 tahun 1 orang (1,5%). Semakin lama perawat bekerja
semakin banyak hal yang dapat dipelajari melalui apa yang dilihat,
didengar dan dirasakan di tempat bekerja.
Masa kerja seseorang menunjukan pengalaman kerjanya di
institusi tertentu. Individu memperoleh banyak informasi mengenai
situasi dan kondisi lingkungan kerjanya dalam pengalamannya
(Pratama, 2017). Pengalaman seseorang dapat mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap suatu informasi tertentu, karena dari
banyaknya pengalaman atau masa kerja yang sudah lama mereka
lebih banyak mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi, sehingga
memungkinkan mereka menilai atau menginterpretasikan stimulus
sesuai kenyataan. Hal ini didukung oleh pendapat (Notoatmodjo,
2012) yang mengemukakan bahwa pengalaman seseorang sangat
mempengaruhi pengetahuan, semakin banyak pengalaman
seseorang tentang suatu hal, maka akan semakin bertambah pula
pengetahuan seseorang akan hal tersebut.
Masa kerja 1-4 tahun sebanyak 15 orang (48,4%) semakin lama
pengalaman kerja seseorang, maka semakin terampil dan semakin
lama semakin mudah memahami tugas, sehingga memberi peluang
untuk meningkatkan prestasi serta beradaptasi dengan lingkungan
seseorang, maka pengalaman yang diperoleh akan semakin baik
(Bayu, 2017). Hal ini sesuai dengan pendapat (Notoatmodjo 2012)
yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang akan berubah
seiring dengan setiap hal yang dialami seseorang selama bertahun-
52

tahun dan pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang


lain yang melibatkan apa yang dialami oleh panca indra.
Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pengalaman
kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja dengan pengalam kerja
yang cukup akan berpengaruh dalam suatu tindakan keselamatan
pasien. Pengalam yang cukup merupakan cara untuk belajar
sehingga bisa menambah pengetahuan terhadap sebuah tindakan.
Semakin lama masa kerja seseorang dapa membantu dalam sebuah
tindakan.
5. Karateritik berdasarkan pernah atau belum pernah mengikuti
kegiatan sosialisasi keselamatan pasien
Hasil penelitian menunjukan bahwa 67 orang (100,0%) sudah
pernah mengikuti kegiatan sosialisasi keselamatan pasien. Menurut
(David, 2013) dalam penelitiannya mengatakan bahwa sosialisasi
adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar dapat
berpartisipasi dalam lingkungan kerjanya.
Pada penelitian sebelumnya didapatkan hampir seluruhnya
responden pernah mendapat sosialisasi patient safety sebanyak 62
orang (96.9%) dan responden yang tidak pernah mendapat sosialisasi
patient safety sebanyak 2 orang (3,1%) (Ito, 2019). Pelatihan
dinyatakan sebagai bagian pendidikkan yang menyangkut proses
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar
sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat.
Banyaknya pelatihan yang diikuti perawat bisa menjadi pengaruh
yang kuat dalam menentukan baik tidaknya seseorang dalam
pelaksanaan keselamatan pasien (Harus, 2015).
Pelatihan memiliki tujuan penting untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sebagai kriteria keberhasilan program
kesehatan secara keseluruhan (Notoatmodjo, 2014). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari, 2016)
didapatkan hasil bahwa sebanyak 35 responden (72.9%) sudah
mengikuti pelatihan tentang keselamatan pasien dan yang belum
pernah mengikuti pelatihan sebanyak 13 responden (27.1%).
53

Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa jika seorang


perawat pernah mengikuti pelatihan atau sosialisasi tentang
keselamatan pasien maka perawat akan memiliki keterampilan dalam
penerapan keselamatan pasien sehingga mendorong dirinya untuk
patuh dalam melakukan keselamatan pasien.
6. Karateristik responden berdasarkan sumber informasi yang
diperoleh tentang keselamatan pasien
Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi frekuensi responden
berdasarkan sumber informasi tentang keselamatan pasien
didapatkan media elektronik 20 orang (29,9%), media cetak 4 orang
(6,0%), pelatihan 41 orang (61,2%), teman sejawat 1 orang (1,5%)
dan tidak tahu 1 orang (1,5%). Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada
pendidikan formal seperti didapat dari seminar atau pelatihan serta
mencari informasi dari media massa seperi internet, buku, televise
(Notoatmojo, 2012).
Pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa seluruh
responden penelitiannya (100%) pernah mendapatkan informasi
tentang keselamatan pasien dan lebih dari separuh responden
(56,7%) mendapatkan informasi melalui seminar keselamatan pasien
(Harus, 2015). Pelatihan dinyatakan sebagai bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan
keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu
yang relatif singkat dan banyaknya pelatihan yang diikuti perawat bisa
menjadi pengaruh yang kuat dalam menentukan baik tidaknya
seseorang dalam pelaksanaan keselamatan pasien (Sutriningsih,
2015).
Penelitian sebelumnya menunjukan adanya hubungan antara
pelatihan dan kualitas dokumentasi (Yanti, 2013). Hal ini juga serupa
di mana penelitian yang dilakukan oleh (Yulia, 2010) di mana
pelatihan memiliki pengaruh terhadap pengetahuan. Pelatihan
merupakan bagian dari pengembangan sumber daya manusia yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan
tugas saat ini (Siagian, 2016). Salah satu tujuan pelatihan yaitu
meningkatkan pemahaman perawat terhadap prinsip, prosedur,
54

hubungan, dan etika kerja yang harus diterapkan dalam suatu


organisasi.
Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa seminar atau
pelatihan tentang keselamatan pasien sangat penting untuk bisa
menambah pengetahuan dan keterampilan perawat dalam
menerapkan keselamatan pasien.
7. Karateristik gambaran umum pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien
Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi pengetahuan
perawat tentang keselamatan pasien didapatkan bahwa pengetahuan
baik sebanyak 56 orang (83,6%) dan cukup 11 orang (16,4%). Hal ini
sesuai dengan teori Notoatmodjo (2014) pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(open behavior). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya diperoleh hasil sebagian
besar responden memiliki pengetahuan baik tentang keselamatan
pasien sebanyak 33 responden (68,8%) dan kurang 15 responden
(31.2 %) (Wulandari, 2016).
Berdasarkan hasil analisis, variasi hasil pengetahuan responden
tersebut dikarenakan rata-rata responden memiliki pendidikan terakhir
D3 Keperawatan dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka
tingkat pengetahuan orang tersebut akan semakin tinggi dan mudah
untuk menerima informasi, selain itu 100,0% responden sudah
mengikuti pelatihan tentang keselamatan pasien.
Pengetahuan adalah hasil dari pengindraan terhadap suatu obyek
tertentu, pengetahuan merupakan domain yang sangat tinggi untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012. Semakin tinggi
pengetahuan perawat, maka semakin patuh terhadap peraturan guna
mencegah kejadian tidak diinginkan. Maka dari itu tenaga kesehatan
terutama perawat harus memperbarui pengetahuannya dengan
melanjutkan program pendidikan lanjutan dan mengikuti pelatihan
secara berkala (Ayed, 2015).
Pengetahuan adalah hasil dari pengindraan terhadap suatu obyek
tertentu, pengetahuan merupakan domain yang sangat tinggi untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012). Semakin
55

tinggi pengetahuan perawat, maka semakin patuh terhadap peraturan


guna mencegah kejadian tidak diinginkan. Maka dari itu tenaga
kesehatan terutama perawat harus memperbarui pengetahuannya
dengan melanjutkan program pendidikan lanjutan dan mengikuti
pelatihan secara berkala (Ayed, 2015).
Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
pada dasarnya bisa diperoleh dari mengikuti pelatihan ataupun
pengalam-pengalaman sehari-hari yang didapat dan bisa juga dari
pendidikan seseorang. Pengetahuan dan penerapan dari perawat
pelaksana yang mengutamakan kepentingan dan keselamatan
pasien. Prosedur keselamatan pasien ini sangat menjamin
peningkatan mutu dari rumah sakit. Karena suatu rumah sakit dapat
dikatakan baik jika pelayanan untuk keselamatan pasien juga sudah
baik. Langkah awal memperbaiki pelayanan yang berkualitas adalah
keselamatan, sedangkan kunci dari pelayanan bermutu dan aman
adalah membangun budaya keselamatan pasien. Perawat merupakan
kunci dalam pengembangan mutu melalui keselamatan pasien. Dalam
upaya membangun keselamatan pasien memerlukan komitmen yang
dipengaruhi oleh pengetahuan perawat. Perawat yang memiliki
pengetahuan yang baik akan keselamatan pasien pastinya memiliki
sikap yang baik dalam meningkatkan mutu dalam pelayanan
kesehatan.
8. Gambaran umum pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh
Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi pelaksanaan
asesmen pencegahan risiko jatuh di daptkan bahwa pelaksanaan
asesmen baik sebanyak 60 orang (89,9%) dan cukup 7 orang
(10,4%). Penelitian ini sejalan denga penelitian sebelumnya
menyatakan bahwa sebagian besar perawat melaksanakan asesmen
pencegahan risiko jatuh menggunakan SOP 85 % adalah untuk
mencegah terjadinya risiko produk yang baik. Pada penelitian ini,
perawat telah menerapkan SOP risiko jatuh untuk melindungi pasien
dari jatuh (sri, 2021).
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu
sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan
56

hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis


insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes, 2011).
Pelaksanaan screening pasien risiko jatuh dilakukan oleh perawat
dengan menggunakan form screening pasien risiko jatuh terdiri dari
tiga yaitu Morse Fall Scale (MFS) untuk pasien dewasa. Humpty
Dumpty Scale untuk pasien anak dan ceklis pengkajian jatuh usia
lanjut/orang tua (Barnet, 2018). Perawat yang sudah mendapatkan
sosialisasi atau memahami terkait dengan pengkajian resiko jatuh
berdasarkan skala Morse cenderung lebih baik dalam melakukan
pengkajian resiko jatuh dibandingkan dengan perawat yang belum
memahami dan mendapat sosialisasi SPO resiko jatuh (Setyarini,
2013).
Perawat mayoritas sudah patuh melaksanakan Risk Assessment
terhadap pasien yang berisiko jatuh di instalasi rawat inap meskipun
masih ada beberapa perawat yang belum melakukan (Maharani,
2022). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang berjudul
Pelaksanaan Program Manajemen Pasien dengan Risiko Jatuh
Pasien di Rumah Sakit yang dilakukan oleh Sugeng Budiono Arief
Alamsyah, Tri Wahyu S pada Januari 2013 di Rumah Sakit Islam
Unisma Malang yang menyatakan bahwa sebagian besar perawat
telah melaksanakan pencegahan risiko jatuh.
Penelitan sebelumnya yang berjudul Hubungan Pengetahuan
Perawat Tentang Keselamatan Pasien Pada Pencegahan Risiko
Jatuh Dengan Pelaksanaan SOP Pencegahan Risiko Jatuh Di Ruang
Rawat Inap Dewasa di Panti Waluya Malang yang menyatakan bahwa
sebagian besar pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien
pada pengurangan resiko jatuh adalah baik (Catur, 2018).
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang, tindakan yang tidak didasari pengetahuan yang
baik, maka tidak akan menghasilkan hasil yang baik (Notoadmojdo,
2014).
57

Perawat seharusnya melakukan tindakan pengurangan terutama


dalam hal mengobservasi secara teratur kondisi pasien. Pengkajian
resiko jatuh merupakan langkah awal dari program pengurangan
risiko pasien jatuh (William, 2013). Pengkajian resiko pasien jatuh
merupakan metode pengukuran risiko pasien untuk jatuh yang
dilakukan oleh petugas kesehatan pada semua pasien yang menjalani
rawat inap maupun rawat jalan dengan tujuan memberikan perhatian
khusus pada pasien yang berisiko untuk jatuh dibandingkan dengan
yang tidak memiliki risiko untuk jatuh dan meminimalkan atau
mencegah jumlah kejadian pasien jatuh dan cedera. Pengkajian risiko
jatuh pada pasien dilaksanakan saat pasien pertama kali masuk ke
rumah sakit dan saat pasien mengalami perubahan status klinis
(Darmojo, 2017).
Untuk mengantisipasi dan mecegah terjadinya pasien jatuh
dengan atau tanpa cedera perlu dilakukan pengkajian diawal maupun
kemudian pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko pasien
jatuh, termasuk risiko potensial yang berhubungan dengan jadwal
pemberian obat serta mengambil tindakan untuk mengurangi semua
risiko yang telah diidentifikasikan tersebut. Pengkajian risiko jatuh ini
telah dapat dilaksanakan sejak pasien mulai mendaftar, yaitu dengan
menggunakan skala jatuh (Setyarini, 2013).
Hasil penelitian di atas dapat simpulkan bahwa perawat dapat
melakukan pencegahan risiko jatuh kepada pasien dengan
melaksanakan asesmen sesuai SPO yang ada untuk meminimalkan
mencegah terjadinya risiko jatuh kepada pasien sehingga perawat
dapat memberikan pelayanan yang optimal selama dilakukan
perawatan di rumah sakit sesuai dengan standar mutu pelayanan.
9. Analisis Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan
Pasien Dengan Pelaksanaan Asesemen Pencegahan Risiko jatuh
Di RSI Unisma Malang
Hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien
dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko dilakukan
mennggunakan uji analisa yaitu uji somer’s. Hasil penelitian
menunjukan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien
dengan kategori baik yaitu sebanyak 56 orang (83,6%) , dan
58

pelaksanaan asesmen risiko jatuh 60 orang (89,6%). Sedangkan


pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan kategori
cukup 11 orang (16,4%), dan pelaksanaan asesmen risiko jatuh 7
orang (10,4%).
Dengan menggunakan metode analisis dengan uji somers’d, p
value 0,002 (dibawah 0,05), sehingga dapat dibuktikan bahwa H0 dari
penelitian ini dapat ditolak, mengindikasikan bahwa dijumpainya
korelasi yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien dengan pelaksanaan asesmen pencegahan
risiko jatuh di RSI Unisma Malang. Sedangkan nilai Correlation
Symmetric diperoleh hasil sebesar 0.757, hal ini menandakan bahwa
terdapat hubungan antara kedua variabel, hubungan tersebut
berkolerasi sangat kuat dengan nilai positif. Artinya semakin baik
pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien semakin baik
pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh di RSI Unisma
Malang.
Pada penelitian lain yang menyebutkan bahwa pengetahuan
perawat tentang patient safety sebagian besar memiliki pengetahuan
pada kategori baik yaitu sebanyak (86,2%) responden dan memiliki
pengetahuan kurang sebanyak (13,8%) responden (Hia, 2018). Selain
itu, pada penelitian yang dilakukan oleh (Baihaqi, 2020) sama dengan
jurnal sebelumnya bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan
perawat tentang keselamatan pasien pada tingkat pengetahuan yang
baik. Dari 80 responden perawat, sebanyak (51,2%) responden
berada pada tingkat pengetahuan baik, sebanyak (23,8%) responden
berada pada tingkat pengetahuan cukup, dan tingkat pengetahuan
kurang sebanyak (25%) responden.
Pada penelitian lain yang mendukung penelitian ini berdasarkan
hasil penelitian tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan
pasien dengan kategori baik sebanyak (60%) responden, sedangkan
untuk kategori cukup sebanyak (35%) responden dan untuk kategori
kurang sebanyak (5%) responden (Araujo, 2019). Penelitian sejalan
oleh (Harus, 2015) berdasarkan hasil penelitiannya bahwa sebagian
besar (81,7%) responden mempunyai pengetahuan pada kategori
cukup tentang tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan
59

pasien. Tingkat pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien


sangat berdampak positif bagi pasien, hal ini dikarenakan semakin
baik tingkat pengetahuan perawat maka semakin baik juga perawat
dalam penerapan keselamatan pasien dan dapat menghindari
kejadian tidak diharapkan pada pasien di rumah sakit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang
hubungan pengetahuan perawat dengan penerapan standar JCI
tentang keselamatan pasien (patient safety) menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan perawat
dengan penerapan standar JCI tentang keselamatan pasien dengan
hasil penelitian (p = 0,001) (Ginting, 2014). Dalam penelitian
sebelumnya juga oleh (Bawelle, 2013), terdapat hubungan antara
pengetahuan perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien
(patient safety) di ruang rawat inap RSUD Liun Kendage Tahuna
dengan (p=0,014).
Memberikan keselamatan kepada pasien merupakan hal yang
sangat penting, dan untuk mewujudkan keselamatan pasien terutama
menurunkan risiko cedera akibat terjatuh maka langkah awal yang
diperlukan adalah pencegahan yang didasari oleh pengetahuan,
Terutama pengetahuan perawat sebagai tenaga kesehatan yang
paling lama dan paling sering berinteraksi dengan pasien. Perawat
haruslah berpengetahuan baik karena setiap tindakan yang akan
diaplikasikan harus didasari oleh pengetahuan. Secara konsep
pengetahuan merupakan domain yang penting untuk terbentuknya
perilaku terbuka.
Perawat memiliki peran penting dalam pelaksanaan keselamatan
pasien khususnya keselamatan pasien dari jatuh, hal tersebut karena
perawat adalah tenaga kesehatan rumah sakit yang paling lama
bertemu dengan pasien dalam sehari. Perawat memiliki banyak peran
dalam pencegahan jatuh, salah satunya dengan melakukan
pengkajian risiko jatuh seperti pengkajian Morse Fall Score (MFS)
atau Humpy-Dumty Fall Scale. Selain itu, perawat hendaknya
melakukan edukasi kepada pasien contohnya dengan memperhatikan
masalah eliminasi, syncope, dan bahkan memperhatikan masalah
depresi yang diderita pasien (Younce, 2011).
60

Berdasarkan penelitian yang sebelumnya menyatakan bahwa


semakin tinggi caring perawat akan semakin kecil risiko pasien jatuh
(Oktaviana, 2019). Hipotesis pada penelitian ada hubungan antara
caring perawat dengan pencegahan pasien jatuh diterima. Sejalan
dengan penelitian (Andi, 2020) bahwa semakin baik pengetahuan
seseorang, maka akan memberikan dampak yang baik pula terhadap
upaya pencegahan pasien jatuh di rumah sakit. meskipun
pengetahuan perawat sudah baik belum tentu upaya pencegahan
patient safety risiko jatuh sudah baik pula. Seseorang yang memiliki
pengetahuan yang baik akan memiliki adab yang baik dan
mengamalkan ilmu tersebut. Tanpa pengetahuan seseorang tidak
mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan
tindakan terhadap masalah yang dihadapi pasien.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan kepatuhan perawat dalam melaksanakan standar
operasional prosedur pencegahan risiko jatuh di RSUD Haji Makassar
(p=0,049) (Ardianto, 2020). Penelitian sebelumnya mengemukakan
bahwa ada hubungan yang antara pengetahuan dengan kepatuhan
perawat terhadap penerapan standart prosedur operasional
menurunkan resiko jatuh di ruang dewasa RS Panti Wilasa Citarum
Semarang (Timur, 2016).
Pengetahuan merupakan faktor penting namun tidak memadai
dalam perubahan perilaku kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh
(Teguh, 2012) menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian ini
bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat
dengan kepatuhan melaksanakan SOP dalam mengasuh pasien
terhadap upaya pencegahan kejadian keselamatan pasien.
Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
kepatuhan pelaksanaan standart prosedur operasional get up and go
yaitu perawat patuh sebanyak 45 (80%) responden. Hal tersebut
menunjukkan mayoritas responden yang menerapkan SPO risiko
jatuh dengan benar, dikarenakan banyak responden berpengetahuan
baik terhadap penerapan SPO. Semakin tinggi pengetahuan perawat
tentang program keselamatan pasien, diharapkan semakin tinggi pula
61

perawat dalam memahami pentingnya pelaksanaan program


keselamatan pasien untuk mencegah suatu kejadian yang tidak di
harapakn dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh
sering dilaksanakan sesuai SPO yang ada maka akan mencegah atau
mengurangi risiko jatuh (Arian, 2020).
Adanya hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan
perawat dalam pelaksanaan Standar Prosedur Operasional
pencegahan risiko jatuh pasien dapat diasumsikan bahwa seseorang
yang memiliki pengetahuan yang baik cenderung lebih baik dalam
melakukan pengkajian risiko jatuh lebih baik dibandingkan dengan
perawat yang memiliki pengetahuan rendah. Pengetahuan yang
baik sebagian besar dimiliki oleh perawat berpendidikan sarjana
dibandingkan DIII. Tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
mempermudah seseorang dalam melakukan sesuatu. Dalam hal ini
(Depkes RI, 2011) menjelaskan bahwa kepatuhan dalam
melaksanakan Standar Prosedur Operasional pengkajian risiko
jatuh menggunakan skala Morse. Pengetahuan perawat yang baik
akan mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat sehingga
mengurangi risiko jatuh pada pasien. Pengkajian risiko jatuh ini
telah dapat dilaksanakan sejak pasien mulai mendaftar, yaitu dengan
menggunakan skala jatuh. Pengalaman, pengetahuan dan sumber
informasi merupakan hal yang mempengaruhi kejelian perawat
dalam melakukan pengkajian risiko jatuh. Sumber informasi disini
didapat dalam pelatihan–pelatihan, seminar ataupun workshop
tentang risiko jatuh pasien. Dalam pelatihan-pelatihan perawat
dibekali ilmu, skill dan pengalaman terkait Patient Safety.
Hasil penelitian ini didukung oleh peenelitian sebelumnya yang
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien, dan ada
hubungan sikap perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien
(patient safety) (Cintya, 2013). Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan oleh (Budiono, 2014) yang meneliti
tentang pelaksanaan program manajemen pasien dengan risiko
jatuh di rumah sakit, hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
62

sebagian besar perawat telah melaksanakan dengan baik program


manajemen pasien jatuh menggunakan screening.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan
keperawatan tentang keselamatan pasien dengan pelaksanaan
asesmen pencegahan risiko jatuh dalam kategori tinggi. Semakin baik
pengetahuan perawat maka semakin baik juga perawat dalam
melaksanakan asesmen pencegahan risiko jatuh sesuai SPO yang
ada. Pengetahuan merupakan domain yang penting untuk
tebentuknya tindakan seseorang dimana semakin baik tingkat
pengetahuannya maka akan mempengaruhi pola berpikir dan
tindakan seseorang. Sehingga dengan pengetahuan yang baik maka
akan menimbulkan perilaku yang baik terhadap sesuatu, yaitu dengan
pengetahuan baik, maka akan baik juga dalam melaksanakan
asesmen pencegahan risiko jatuh sesuai dengan SPO yang ada.
B. Keterbatasan penelitian
Penelitian ini direncanakan melakukan pengambilan data
menggunakan lembar observasi untuk bagian pelaksanaan asesmen namun
karena ada kendala didalamnya yaitu ketidakpastian pasien baru yang masuk
ke ruangan sehingga tidak bisa dilaksanakan SPO asesmen risiko jatuh,
sehingga peneliti mengubah lembar observasi menjadi kuesioner dengan
beberapa peryataan didalamnya sebagai kuesioner SPO pelaksanaan
asesmen.
63
BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar perawat diruang
rawat inap, ICU, IGD di RSI Unisma Malang ditemukan pengetahuan
perawat tentang keselamatan pasien yang baik.
2. Dari penelitian yang dilakukan di ruang rawat inap, ICU, IGD di RSI
Unisma Malang didapatkan bahwa pelaksanaan asesmen sebagian besar
sudah dilakukan.
3. Dari hasil analisa data didapatkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien tentang keselamatan
pasien dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh di RSI
Unisma Malang.
B. Saran
1. Bagi perawat
Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan tentang keselamatan
pasien dengan mengikuti pelatihan dan lebih meningkatkan pelaksanaan
asesmen pencegahan risiko jatuh sesuai SPO yang sudah diterapkan
guna mencegah atau mengurangi risiko jatuh.
B. Bagi RSI Unisma Malang
Diharapkan RSI Unisma Malang lebih meningkatkan atau memberikan
pelatihan atau seminar terkait keselamatan pasien kepada perawat guna
untuk lebih meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan sebuah
tindakan keperawatan yang mengutamakan pelayanan keselamatan
pasien.
C. Bagi STIKES Widyagama Husada
Hasil penelitian ini diharapkan turut membantu dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam
proses belajar mengajar khususnya pada mata kuliah manajemen
keperawatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas perawat di masa
yang akan datang.

64
65

D. Bagi peneliti selanjutnya


Perlu dilakukan penelitian selanjutnya guna mengetahui pengetahuan
perawat tentang keselamatan pasien dengan pelaksanaan asesmen
pencegahan risiko jatuh.
DAFTAR PUSTAKA

Asrianty. (2014). Gambaran Determinan Insiden Keselamatan Pasien pada


Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Universitas Hasanudin Bagian
Manajemen Rumah Sakit . Fakultas Kesehatan Masyarakat Makassar.
Ayed. (2015). PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KESELAMATAN
PASIEN DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT (KPRS).

Apriluane. (2017). Relationship Between Culture Factors and Mother


Knowledge Levels With The Giving Of Early Information. Purwokerto:
Jurnal Health of Studies. 3(2):47–55.
Araujo, C. De, C. Anugrahini, D. D. T. M. 2019. (2019). Gambaran Tingkat
Pengetahuan Perawat dalam Mengidentifikasi Keselamatan Pasien di IGD
RSUD Mgr Gabriel Manek, Svd Atambua Nusa Tenggara Timur.
Universitas Timor Kampus Atambua. 8(1):2–13.

Ardianto, Adriani Kadir, R. (2020). Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan


perawat dalam melaksanakan standar operasional prosedur pencegahan
risiko jatuh di rsud haji Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Volume 15 Nomor 4 Tahun 2020. eISSN : 2302-2531.
Andi, Maanganro., Rahmat, Hidayat., Eka, R. (2020). Faktor yang berhubungan
dengan upaya pencegahan risiko jatuh oleh perawat dalam patient safety di
Ruang perawatan anak rumah sakit Bhayangkara Makassar. Jurnal
Medikah utama Vol 01 No. 02 Januari 2020.
http://jurnalmedikahutama.com. In Indonesian Journal Of Health and
Medical (Vol. 2, Issue 1, pp. 22–32).
Budiman, & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Budiono, S., Sarwiyata, T. W., & A., & A. (2014). HUBUNGAN PENGETAHUAN
PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR PASIEN RISIKO
JATUH DI RUMAH SAKIT DUSTIRA.
Bawelle, S. C., J. S. V. S., & Hamel., R. S. (2013). Hubungan Pengetahuan
dan Sikap Perawat dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien (Patient
Safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna. Journal
Keperawatan. 1 (1), 1-7.

66
67

Bayu Aristiawan, . (2017). Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Patient


Safety dan Iklim Organisasi dengan Tindakan Pencegahan Resiko Pasien
Jatuh di Rumah Sakit X Samarinda.
Barnett K. (2018). Reducing Patient Falls. Dewsbury, England : Mid Yorkshire
Hospitals NHS Trust.

Cintya, B. (. (2013). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan


Pelaksanaaan Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Ruang Rawat Inap
RSUD Liun Kendage Tahuna. E-Jurnal Keperawatan. 2013.Vol 1, No 1 (1):
128-142.
Cindy, Oktaviana.,Andy, Aryoko., Lilik, P. (2019). Hubungan Caring Perawat
dengan Pencegahan Pasien Jatuh di Ruang Rawat inap. Publikasi
penelitian terapan dan kebijakan 2 (2) (2019): Hlm.. 108-112. e-
issn:26218119.
Dan, W. (2011). T., Pengukuran Pengetahuan, S. dan, & Medika, perilaku. Y.
(2011). Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Dan Praktik Perawat Dalam
Implementasi Patient Safety : Risiko Jatuh Di Rsud Dr. Soehadi
Priedjonegoro Sragen. Adi Husada Nursing Journal, 4(1), 28.
https://doi.org/10.37036/ahnj.v4i1.114
Departemen Kesehatan RI. (2011). Panduan Nasional Keselamatan Pasien RS
(Patient safety). Depkes. RI. Jakarta.

David, A Goslin (2013). Engaging Minds : Motivation and Learning in America’s


School. Lanham Maryland an Oxford : A Scarecrow Education Book.

Darliana, Devi. (2016). Hubungan Pengetahuan Perawat dengan upaya


penerapan patient safety di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2014. Jurnal. Idea Nursing Journal
Darmojo RB, Mariono, H. (2017). Analisa Pelaksanaan Asesmen Pencegahan
Risiko Jatuh Pasien Oleh Perawat Di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura
Pontianak. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Edisi Ke-3. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, 3(1), 12–13.
Elsye Maria Rosa, E. L. (2012). LEVEL OF READINESS OF EMERGENCY
DEPARTEMENT IN IMPLEMENTING PATIENT SAFETY TARGET IN
RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI TINGKAT.
Fitriani, N. (2015). Gambaran Pengetahuan Tentang Patient Safety Pada
68

Mahasiswa Profesi Keperawatan Angkatan XXII Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.

Fatimah. (2016). Fatimah, F. S., & Rosa, E. M. 2016. Efektivitas Pelatihan


Patient Safety; In Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Ginting, D, S. (2014). Hubungan pengetahuan dan kemampuan perawat


dengan penerapan standar joint comission international tentang keselamatan
pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUP H. Adam Malik Medan (Tesis).
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hesti Oktaviani, S. Dwi Sulisetyawati, R. N. F. (2011). HUBUNGAN
PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM
PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENCEGAHAN
RESIKO JATUH PASIEN DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA.
Harus Bernadeta, D. et al. (2015). Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan
Pasien dengan Pelaksanaan Prosedur Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KPRS). Jurnal Care, 3(1), 25–32.
Hia, W. F. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan
Pelaksanaan Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Ruang Rawat Inap
Bedah RSUD Dr.Pirngadi Medan, 9(1), 59–71.
https://doi.org/10.37048/kesehatan.v9i1.120
Handoko, H. (2019). Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia, edisi
kedua. BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta.
Ito, R. L. J. 2019. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang
Identifikasi dalam Patient Safety dengan Pelaksanaannya Di Ruang Rawat
Inap RSUD Sk. Lerik Kupang.

Joint Commission Resources. (2013). International patient safety goals.


Diakses pada tanggal 13 April 2017 dari www.jointcommission
international.org/Common/PDFs/JCI %20Accreditation/International-
_Patient_Safety_Goals_Feb2012.pdf
Kemenkes RI 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI, 2011.
Kusumadewi, Sri. (2011). Peran Teknologi Informasi di bidang obat dan
pengobatan dalam mendukung perlindungan
69

pasien.Yogyakarta :GrahaIlmu.
Kuncoro, T. (2012). Perilaku Kepatuhan Perawat Melaksanakan SOP Terhadap
Kejadian Keselamatanpasien Di Rumah Sakit X Kendari. Promosi
Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang.

Lestari, Ferdika dan Wardi.(2012). Kitab undangundang tentang kesehatan dan


kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Buku Biru.
Lombogia, A. et.al. (2016). Jurnal Hubungan Perilaku Dengan Kemampuan
Perawat Dalam Melaksanakan Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di
Ruang Akut Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. DR. R. D. Kandou
Manado. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi, 325 keperawatan (e-Kp), Manado
Luthfi Fauzi Baihaqi, E. (2020). Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan
Pelaksanaan Keselamatan Pasien (Patient Safe- ty) Di Ruang Rawat Inap
Rsud Kardinah Tegal.
Marpaung, S. H. S. (2019). Pelaksanaan Peningkatan Keselamatan Pasien
Dengan Sasaran Pengurangan Resiko Pasien Jatuh Di Rumah Sakit.
https://doi.org/10.31227/osf.io/usb4j
Maharani zarah, & Djunawan, A. (2022). UPAYA PENCEGAHAN RISIKO
PASIEN JATUH DI RAWAT INAP JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT
(e-Journal) Volume 10, Nomor 1, Januari 2022.
Miming Oxyandi, A. S. U. (2011). ANALISIS FAKTOR PENERAPAN PATIENT
SAFETY RESIKO JATUH DI INSTALASI GAWAT DARURAT Miming. The
Patient Safety Council of Malaysia, 2(2), 1–14.
http://patientsafety.moh.gov.my/v2/?page_id=17
Oktaviani Hestidwi, sulisetyawati, rufaida-nur-fitriana. (2019). HUBUNGAN
PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM
PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENCEGAHAN
RESIKO JATUH PASIEN DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO
SURAKARTA.

Nursalam. (2018). Konsep Dan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:


Pedoman Skripsi Tesis, Dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Notoadmodjo. (2012). Metodelogi penelitian Kesehatan edisi 3.Jakarta:Rineka
70

Cipta
Notoatmodjo. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
PER-01/PJ/2017, N. (2017). No Title‫سلطنه عمان‬. Occupational Medicine, 53(4),
130.
Peraturan, 1691/MenKes/Per/VIII/2011, M. K. N., tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit, pasal 7 ayat, & (2). (2011). No Title p . Phys. Rev. E.
http://www.ainfo.inia.uy/digital/bitstream/item/7130/1/LUZARDO-BUIATRIA-
2017.pdf
Pratama, D. A. (2017). Pengetahuan Penerapan Keselamatan Pasien (Patient
Safety) Pada Petugas Kesehatan. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Penerapan Patient Safety Oleh Perawat Di RSUD. Jurnal
Keperawatan., 9(1), 59–71. https://doi.org/10.37048/kesehatan.v9i1.120
Ranti Wulandari, S. R. S. (2019). HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN
PRAKTIK PERAWAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PASEN
JATUH. 2, 203–213.
Renoningsih Pratiwi Diah. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan
penerapan patient safety di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum
GMIM Pancaran Kasih Manado. Jurnal. Univ Sam Ratulangi Manado
Roswati, A. (2019). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT
DENGAN PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
DI RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG TAHUN. 52(1).
Rollinson, D. & K. (2010). Care Concept in Advanced Nursing. St.
Louis.Mosby: A Harcourt Health Science Company.,
Sri Gunarni dan Abdul Aziz (2021). Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan
Pelaksanaan Prosedur Pasien Risiko Jatuh Di Rumah Sakit Dustira. In
Jurnal Health Sains (Vol. 2, Issue 1, pp. 120–123).

Saputro, H. (2016). Kinerja Perawat Dalam Pelaksanaan Pencegahan Risiko


Jatuh Di Ruang Rawat Inap Anak,
26–31,(http://jurnal.strada.ac.id/sjik/index.php/sjik/article/view/122/116
Setyarini, Elizabeth Ari, dan L. L., Perawat, H. (2013). K., Prosedur, M. S.,
Resiko, O. P. P., Surya, J. di G. Y. 3 D. dan, Jurnal, K. R. S. B., &
Borromeus., K. Stik. S. (2013). Analisa Pelaksanaan Asesmen
Pencegahan Risiko Jatuh Pasien Oleh Perawat Di Rumah Sakit Universitas
Tanjungpura Pontianak. Jurnal ProNers, 3(1), 12–13.
Siagian, S. P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Pertama).
71

Jakarta : Binapura Aksara, 9(1), 59–71.


https://doi.org/10.37048/kesehatan.v9i1.120
Soeroso, S. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit Suatu
Pendekatan Sistem. Jakarta: EGC, September. http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1. (2018). SNARS
edisi 1. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit, 1, 421
Stanley, M and Beare, P. G. (2012). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:
EGC..
Susanti, R. (2015). Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Perawat
Melaksanakan Standar Prosedur Operasional : Menurunkan Risiko Cidera
Akibat Jatuh Diruang Perawatan Dewasa RSUD DR.Moewardi. 1-71,
(http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/22/01-gdl-rantisusa1093-
1skripsi-f.pdf).
Sutriningsih, A. & Harus, D, B., (2015). Pengetahuan Perawat tentang
Keselamatan Pasien dengan Pelaksanaan Prosedur Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KPRS) di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
Malang. Jurnal Care, Vol. 3, No.1, 1-8.
(https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/ article/view/300/301).
Santoso, A, & Nur, H. A., Dharmana, E. (2017). Pelaksanaan Asesmen
Risiko Jatuh di Rumah Sakit The Implementation of Falls Risk
Assessment InThe Hospital, 7642, 123–133.
(http://www.ejournal.almaata.ac.id/index. php/JNKI/article/view/488/419).
Suparna. (2015). “Evaluasi Penerapan Patient Safety Risiko Jatuh Unit Gawat
Darurat Di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Sleman.” 6-18,
(http://digilib.unisayogya.ac.id/179/1/Nas kah%20Publikasi.pdf)
Swasky, S. (2017). Could employment based targeting approach save Egypt
ini moving toward a social health insurance models. EMHJ (East
Mediteranian Health Journal).WHO for Mediterranian
Country..http://www.emro.who.int/ Publicat ions/EMHJ.
Tinetti ME, Speechley M, Ginter SF. (2012). Risk factors for falls among elderly
persons living in the community. N Engl J Med;319(26):1701-7.
Timur, R. C., Maria, & S. (2016). Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan
Perawat Terhadap Penerapan Standar Prosedur Operasional Menurunkan
Resiko Jatuh di Ruang Dewasa RS Pantiwilasa Citarum Semarang. Jurnal
72

Keperawatan dan Kebidanan, 1-9. (Vol. 2, Issue 1, pp. 22–32).


Yanti. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (2nd ed.).
Yogyakarata: Graha Ilmu. In Indonesian Journal Of Health and Medical
(Vol. 2, Issue 1, pp. 22–32).

Yulia S. (2010). Analisa Pelaksanaan Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh


Pasien Oleh Perawat Di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak.
Youence. (2011). Pengetahuan perawat pada pasien risiko jatuh. Depok:
Fakultas ilmu keperawatan universitas indonesia. In Indonesian Journal Of
Health and Medical (Vol. 2, Issue 1, pp. 22–32).

William, N. (2013). Persepsi Pasien Dengan Stroke Iskemik terhadap Tindakan


Pencegahn Resiko Jatuh. http://unai.edu/persepsi-pasiendengan-stroke-
iskemik-terhadaptindakan -pencegahan-resiko-jatuhyang-dilakukan-
perawat-di-ruangrawat-inap-dewasa-rumah-sakitadvent-bandung/diakse.

Wulandari, N., Setyaningrum, R dan Musafaah, M. (2016). Hubungan


Karakteristik Dan Pengetahuan Perawat Dengan Sikap Mendukung
Penerapan Program Keselamatan Pasien Di Rsud Banjarbaru. Jurnal
Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia., 9(1), 59–71.
https://doi.org/10.37048/kesehatan.v9i1.120
73

Lampiran 1. Informed Consent

PENGANTAR INFORMED CONSENT

Dengan hormat :
Nama : Juneth Ririhena
Nim : 1810.1420.1630
Status : Mahasiswa Program Studi Ners STIKES Widyagama Husada
Malang
Tujuan : Ingin mengadakan penelitian dengan judul Hubungan
Penegetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien Dengan
Pelaksanaan Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh di RSI Unisma
Malang

Apabila anda tidak keberatan, mohon mengisi lembar pernyataan


informed consent (terlampir). Adapun identitas dan hasil pengisian kuesioner
anda kami jaga kerahasiannya

Malang………………..
Peneliti

Juneth Ririhena

NIM. 1810.1420.1630
74

Lampiran 2. Surat Persetujuan Responden

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya telah membaca lembar permohonan persetujuan penelitian dan


mendapatkan penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul
Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien Dengan
Pelaksanaan Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh di RSI UNISMA Malang
Saya mengerti bahwa saya akan diminta menjawab pertanyaan tentang
informasi pekerjaan, saya mengerti bahwa resiko yang akan terjadi dalam
penelitian ini tidak ada. Apabila ada pertanyaan yang menimbulkan responden
emosional, maka penelitian ini akan dihentikan.
Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian ini akan
dirahasiakan. Informasi mengenai identitas saya tidak akan ditulis pada
instrumen penelitian dan akan disimpan secara terpisah serta terjamin
kerahasiaannya.
Saya mengerti saya berhak menolak untuk berperan serta dalam
penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa adanya
sanksi atau kehilangan hak-hak saya.
Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai peran serta
saya dalam penelitian ini, dan telah djawab serta dijelaskan secara memuaskan.
Saya secara sukarela dan sadar menyatakan bersedia berperan serta dalam
penelitian ini dengan menandatangani Surat Persetujuan Menjadi Responden/
subyek penelitian.

Malang………………

Peneliti Responden

(Juneth Ririhena) ( )
75

Lampiran 3. Lembar Kuisioner

Kode Responden :

LEMBAR KUESIONER

Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien


Petunjuk Pengisian :
Isilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat mulai dari bagian:
1. Isilah identitas diri saudara dengan lengkap
2. Bacalah pertanyaan ini dengan seksama
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dan benar,
pengisian kuesioner tersebut dengan cara
memberikan tanda centang (√ ) pada jawaban yang
dianggap benar.
Jawaban saudara adalah benar dan terjamin kerahasiaannya
sehingga kejujuran anda dalam menjawab
kuesioner ini sangat kami hargai

Tanggal Pengisian : / / 2022

A. Data Responden
Umur :
Pendidikan Terakhir : DIII Keperawatan S1 Keperawatan
DIV Keperawatan S1 Ners

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan


Masa Kerja :
< 1tahun 11-15 tahun
1-5 tahun 16-20 tahun
6-10 tahun > 21 tahun

Mengikuti Sosialisasi Patient Safety : Pernah Belum Pernah

Media elektronik (smartphone, komputer)


Media cetak (buku, jurnal, sop)
Pelatihan
Teman sejawat
Tidak tahu
76

Sumber informasi Patient Safety :


77

Kode Responden :

A. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien


Berilah penilaian atas masing-masing pernyataan dibawah ini dengan
memberi tanda centang ( ) pada kolom pilihan yang sesuai menurut
saudara.

No Pernyataan Salah Benar

Mengidentifikasi Pasien Secara Benar


Pemasangan gelang identitas dilakukan pada pasien
1. rawat inap rumah sakit setelah melakukan registrasi di
bagian administrasi
2. Perawat menjelaskan manfaat gelang identitas dan
akibat dari jika menolak, melepas, atau menutupinya

Perawat mengkonfirmasi nama, jenis kelamin, dan


3. tanggal lahir pasien sebelum memasangkan gelang
Identitas
Perawat melakukan konfirmasi verbal dengan
4. menanyakan identitas dan visual dengan melihat
identitas yang tertulis di gelang saat pemasangan
gelang identitas
Meningkatkan komunikasi efektif

SBAR (Situation, Background, Assessment,


5. Recommendation) merupakan sistem komunikasi
lisan
saat pelaporan hasil kritis
6. SBAR digunakan untuk menyampaikan kondisi
pasien saat melakukan serah terima pasien

7. Riwayat diagnosa medis tidak perlu disampaikan saat


SBAR
78

Perawat memberitahukan asesmen yang telah,


8. belum,
dan akan diberikan kepada pasien dalam
SBAR saat serah terima pasien dilakukan
Meningkatkan Keamanan Obat Berisiko Tinggi
9. Obat yang berisiko tinggi perlu disimpan terpisah
dan diberi label khusus
Segera beri label pada setiap obat atau cairan
10. yang
sudah disiapkan dalam syringe atau kontainer,
termasuk kontainer steril.
Label dituliskan nama pasien pemilik obat, nama
11. obat, dosis, waktu pemberian dan waktu
kadaluarsa bila kadaluarsa terjadi dalam waktu
<24 jam.
Semua obat yang masuk dalam daftar NORUM
12. (Nama Obat, Rupa, dan Ucapan Mirip) tidak
ditempatkan di
area yang berdekatan
Sebelum memberikan obat pada pasien,
perawat memeriksa kemasan obat dan
13.
mencocokkan dengan resep yang ditulis dokter
dengan menggunakan double check
Memastikan benar pasien dengan dua cara
identifikasi (mengecek nama pasien dan tanggal
14.
lahir/nomor RM), benar obat, benar dosis, benar
waktu, dan benar rute
setiap kali akan memberikan obat kepada pasien
Rumah sakit membuat pendekatan untuk kepastian tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien operasi
15. Perawat menyiapkan checklist keselamatan
79

bedah sebelum mendaftarkan untuk operasi


Checklist keselamatan bedah harus dilengkapi
16. dan dilakukan pada pasien yang menerima
tindakan bedah
atau prosedur invasif lainnya
Perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya
mengkonfirmasi secara verbal kembali lokasi
serta jenis prosedur operasi, lokasi operasi sudah
17. ditandai, dan nama pasien yang akan dilakukan
operasi pada
fase sign in
Tim operasi memperkenalkan diri dan peran
18. masing- masing serta memastikan seluruh
anggota tim saling kenal sebelum sayatan
pertama dilakukan pada fase time out
19. Tim operasi melakukan pengecekan seluruh
instrument operasi pada fase sign out
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
5 momen mencuci tangan yang benar adalah
sebelum kontak dengan tubuh pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptic, setelah melakukan
20.
kontak dengan tubuh pasien, setelah kontak
dengan cairan dari tubuh pasien, serta setelah
melakukan kontak dengan lingkungan pasien,
6 Langkah Cuci tangan yang benar yaitu tuang
cairan pembersih pada telapak tangan kemudian
usap dan gosok kedua telapak tangan secara
21. lembut dengan arah memutar; kedua punggung
tangan; sela-sela jari tangan; ujung jari secara
bergantian; kedua ibu jari secara bergantian;
Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian
gosok perlahan
80

Kegiatan dekontaminasi, pre-cleaning, cleaning,


22. disinfeksi, dan sterilisasi merupakan bukan
kegiatan pengurangan risiko infeksi.
Pengurangan risiko pasien jatuh
23. Pada skala Morse skor 25-50 merupakan risiko
rendah jatuh sedang diatas 51 risiko jatuh tinggi
Penanda risiko jatuh pada pasien dipasang di
24. tempat yang mudah diperhatikan seperti
digantungkan di
tempat tidur
Semua hasil monitor dan intervensi risiko jatuh
25. didokumentasikan di asuhan keperawatan dan
catatan
Terintegerasi

Sumber: Siti NurhalizaFarisia (2020)


81

Lampiran 4. SPO Asesmen Risiko Jatuh


B. Kuesioner Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional
Petunjuk : Berilah tanda checklist (  ) pada kolom di bawah ini yang
tersedia dengan ketentuan Iya apabila Tindakan dilakukan dan Tidak
apabila tindakan tidak dilakukan

No Tindakan Iya Tidak


1 Saya Mengucapkan Salam Ketika
Bertemu Klien
2 Saya Memperkenalkan Diri Ketika Ingin
Melakukan Tindakan
3 Saya Memastikan Dengan Benar
Identitas Klien Dengan mengecek
Gelang Klien
4 Saya Menyampaikan Maksud Dan
Tujuan SayaTentang Tindakan
Asesmen Risiko Jatuh Kepada Klien
5 Saya Melaksanakan Tindakan Sesuai
Dengan SPO ( Screening Sesuai Usia
Klien ) Yaitu :
- Anak – anak (<18) tahun
menggunakan Humpty Dumpty
Scale
- Dewasa (≥18-60) tahun
menggunakan Morse Fall
Scale/MFS
- Orang Tua (≥60) Tahun
menggunakan Geriatri
6 Setelah Melakukan Screening Kemudian
Saya Mencatat Hasil Dokumentasi Dari
Tindakan Asesmen Risiko Jatuh Yang
Sudah Saya Lakukan
7 Saya Mengakhiri Pertemuan Dengan
Mengucap Salam Dan Terimakasih
Kepada Klien
82

8 Saya Menindaklajuti Hasil Screening


Tersebut Sesuai Dengan Kategori Risiko
Jatuh (Tinggi,Sedang,Rendah) Dan
Melaporkan Kepada Petugas Lainnya
Untuk Bisa Melakukan Perencanaan
Asesemen selanjutnya

Sumber : RSI Unisma


Malang
83

LEMBAR REKOMENDASI

Program Studi : Pendidikan Ners


Nama : Juneth Ririhena
NIM : 1810.1420.1630
Judul Proposal : Hubungan Pengetahuan Perawat Tetang
Keselamatan Pasien Dengan Pelaksanaan
Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh Di RSI Unisma
Malang

NO BAB KETERANGAN
1 BAB V-VIII - Perbaikan penulisan

2 BAB VI - Perbaikan kata-kata dalam keterbatasan penelitian

4 BAB VII - Perbaikan Saran

Malang,
Pembimbing

(Frengki Apryanto, S.Kep., Ners., M.kep)


84

LEMBAR REKOMENDASI

Program Studi : Pendidikan Ners


Nama : Juneth Ririhena
NIM : 1810.1420.1630
Judul Proposal : Hubungan Pengetahuan Perawat Tetang
Keselamatan Pasien Dengan Pelaksanaan
Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh Di RSI Unisma
Malang

NO BAB KETERANGAN

1 BAB VII - Keterbatasan Penelitian disesuaikan

Malang,
Pembimbing

(Rosly Zunaedi S.Kep., Ners., M.Kep)


85

LEMBAR REKOMENDASI

Program Studi : Pendidikan Ners


Nama : Juneth Ririhena
NIM : 1810.1420.1630
Judul Proposal : Hubungan Pengetahuan Perawat Tetang
Keselamatan Pasien Dengan Pelaksanaan
Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh Di RSI Unisma
Malang

NO BAB KETERANGAN
1 BAB I-VII - Cek kembali penulisan, tanda baca, margin,dll
2 Daftar Pustaka - Cek kembali penggunaan daftar pustaka sebagai
referensi penelitian

Malang,
Pembimbing

(Rahmaniah Ramadhani, SE., Ak., MM)


86

Lampiran 5. Form konsultasi


87
88
89

Lampiran 5. Form Konsultasi


90
91

Lampiran 6. Izin Studi Pendahuluan


92

Lampiran 7. Uji validitas

Lampiran 8. Permohonan Persetujuan Etik


93

Lampiran 9. Izin Penelitian


94

Lampiran 10
95

Konsultasi Abstrak

Lampiran 11
96

Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner

Uji Validitas
No Pernyataan Pearson Correlation R Tabel Keterangan
R Hitung
Mengidentifikasi pasien secara benar
1 0,737 0,246 Valid
2 0,633 0,246 Valid
3 0,870 0,246 Valid
4 0,513 0,246 Valid
Meningkatkan komunikasi efektif
5 0,405 0,246 Valid
6 0,729 0,246 Valid
7 0,604 0,246 Valid
8 0,634 0,246 Valid
Meningkatkan keamanan obat beresiko tinggi
9 0,548 0,246 Valid
10 0,547 0,246 Valid
11 0,548 0,246 Valid
12 0,547 0,246 Valid
13 0,547 0,246 Valid
14 0,293 0,246 Valid
Rumah Sakit membuat pendekatan untuk kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan
tepat pasien operasi
15 0,876 0,246 Valid
16 0,743 0,246 Valid
17 0,587 0,246 Valid
18 0,368 0,246 Valid
19 0,743 0,246 Valid
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan Kesehatan
20 0,504 0,246 Valid
21 0,504 0,246 Valid
22 0,713 0,246 Valid
Pengurangan risiko pasien jatuh
23 0,790 0,246 Valid
24 0,445 0,246 Valid
25 0,790 0,246 Valid

Uji Reliabilitas
97

Pernyataan Crombach’s R Tabel Keterangan


Alpha
R Hitung
Mengidentifikasi pasien secara 0,773 0,246 Reliabel
benar
Meningkatkan komunikasi 0,715 0,246 Reliabel
efektif
Meningkatkan keamanan obat 0,680 0,246 Reliabel
beresiko tinggi
Rumah Sakit membuat 0,762 0,246 Reliabel
pendekatan untuk kepastian
tepat lokasi, tepat prosedur dan
tepat pasien operasi
Pengurangan risiko infeksi 0,666 0,246 Reliabel
terkait pelayanan Kesehatan
Pengurangan risiko pasien jatuh 0,756 0,246 Reliabel

Lampiran 12
JADWAL PENELITIAN
98

No. Jenis
Kegiatan

Okt Nov Des April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Judul
penelitian
2, BAB I

3. BAB II

4. BAB III

5. BAB IV

6. Daftar
Pustaka
7. Ujian
Prapropos
al
8. Ujian
Proposal

9 Uji
Validitas
10 Uji Etik

11 Penelitian

12. Pengelolaa
n Data
13. Seminar
Hasil

Lampiran 13
MASTER SHEET DATA

Bulan (2021-2022) ulan


99

A. DATA KARATERISTIK RESPONDEN


Sumber
Mengikuti sosialisasi informasi
N Pendidikan Jenis Keselamatan
keselamatan Pasien
O Umur Terakhir Kelamin Masa Kerja Pasien
Pernah
1 30 S1 Ners Perempuan 6-10 Tahun Pelatihan
Pernah
2 39 S1 Ners Perempuan 11-15 Tahun Pelatihan
Pernah
3 35 DIII Keperawatan Perempuan 11-15 Tahun Pelatihan
Media
Pernah
4 39 DIII Keperawatan Perempuan 11-15 Tahun Elektronik
Pernah
5 35 DIII Keperawatan Perempuan 11-15 Tahun Pelatihan
Media
Pernah
6 38 DIII Keperawatan Perempuan 11-15 Tahun Elektronik
Pernah
7 38 DIII Keperawatan Perempuan 16-20 Tahun Media cetak
Pernah
8 24 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
9 38 DIII Keperawatan Perempuan 11-15 Tahun Pelatihan
Pernah
10 38 S1 Ners Perempuan 11-15 Tahun Pelatihan
Pernah
11 28 S1 Ners Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Media
Pernah
12 25 DIII Keperawatan laki-laki 1-5 Tahun Elektronik
Media
Pernah
13 32 S1 Ners laki-laki 1-5 Tahun Elektronik
Media
Pernah
14 23 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Pernah
15 24 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Media
Pernah
16 23 DIII Keperawatan Perempuan <1 Tahun Elektronik
Media
Pernah
17 23 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Media
Pernah
18 38 S1 Ners Perempuan >21 Tahun Elektronik
Pernah
19 39 S1 Ners Perempuan 16-20 Tahun Media cetak
Pernah
20 30 DIII Keperawatan Perempuan 6-10 Tahun Pelatihan
Pernah
21 30 DIII Keperawatan Perempuan 6-10 Tahun Pelatihan
Pernah
22 23 S1 Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Media cetak
Pernah
23 30 DIII Keperawatan Perempuan 6-10 Tahun Pelatihan
Media
Pernah
24 25 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Pernah
25 28 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
26 25 DIII Keperawatan laki-laki <1 Tahun Pelatihan
Pernah
27 25 S1 Ners laki-laki 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
28 37 DIII Keperawatan Perempuan 6-10 Tahun Pelatihan
Pernah
29 22 DIII Keperawatan laki-laki 1-5 Tahun Pelatihan
100

Pernah
30 22 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
31 22 S1 Ners Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
32 23 S1 Ners Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Media
Pernah
33 22 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Media
Pernah
34 24 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Media
Pernah
35 23 S1 Ners Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Media
Pernah
36 24 DIII Keperawatan laki-laki 1-5 Tahun Elektronik
Pernah
37 26 DIII Keperawatan laki-laki 11-15 Tahun Pelatihan
Pernah
38 23 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Media cetak
Pernah
39 22 DIII Keperawatan laki-laki 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
40 24 DIII Keperawatan laki-laki 1-5 Tahun Tidak tahu
Media
Pernah
41 26 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Media
Pernah
42 25 S1 Ners Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Media
Pernah
43 24 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Media
Pernah
44 23 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Pernah
45 23 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Media
Pernah
46 22 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Pernah
47 23 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
48 28 DIII Keperawatan Perempuan 6-10 Tahun Teman sejawat
Media
Pernah
49 24 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Pernah
50 28 DIII Keperawatan Perempuan 6-10 Tahun Pelatihan
Pernah
51 23 DIII Keperawatan Perempuan <1 Tahun Pelatihan
Pernah
52 26 DIII Keperawatan laki-laki <1 Tahun Pelatihan
Media
Pernah
53 25 S1 Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Elektronik
Pernah
54 24 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
55 22 DIII Keperawatan Perempuan < 1 Tahun Pelatihan
Pernah
56 23 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
57 22 DIII Keperawatan Perempuan <1 Tahun Pelatihan
Pernah
58 26 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
59 24 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
60 26 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
61 22 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
62 22 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
101

Pernah
63 23 DIII Keperawatan Perempuan `1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
64 24 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
65 23 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
Pernah
66 22 DIII Keperawatan laki-laki <1 Tahun Pelatihan
Pernah
67 24 DIII Keperawatan Perempuan 1-5 Tahun Pelatihan
102

B. DATA KUESIONER PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KESELAMATAN PASIEN


P P1 P1 P1 P2
P1 P2 P3 P4 P5 P6 7 P8 P9 P10 P11 2 P13 P14 P15 6 P17 P18 9 P20 P21 P22 3 P24 P25 Total
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 18
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 22
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 22
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 22
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 22
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 22
1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 15
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21
103

1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 16
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 16
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 16
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 16
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 16
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 16
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 21
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 21
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 17
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 16
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 20
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 20
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 22
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
104

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 17
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23
105

C. DATA KUESIONER SPO


T T
1 T2 T3 4 T5 T6 T7 T8 TOTAL
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 0 0 0 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 0 1 0 1 1 0 1 5
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 0 0 1 1 1 1 1 6
1 0 0 0 1 1 1 1 5
1 0 0 0 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 0 0 0 1 1 1 1 5
1 0 0 1 1 1 1 1 6
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
106

1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 8

Lampiran 14
TABEL TABULASI
107

A. Anaslisa Univariat
1. Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 12-30 Tahun 55 82.1 82.1 82.1

31-40 Tahun 12 17.9 17.9 100.0

Total 67 100.0 100.0

2. Pendidikan terakhir
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid S1 Ners 12 17.9 17.9 17.9
DIII 53 79.1 79.1 97.0
Keperawatan
S1 2 3.0 3.0 100.0
Keperawatan
Total 67 100.0 100.0

3. Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Laki-laki 11 16.4 16.4 16.4
Perempuan 56 83.6 83.6 100.0

Total 67 100.0 100.0

4. Masa Kerja
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid <1 Tahun 7 10.4 10.4 10.4
1-5 Tahun 42 62.7 62.7 73.1
6-10 Tahun 7 10.4 10.4 83.6

11-15 Tahun 8 11.9 11.9 95.5

16-20 Tahun 2 3.0 3.0 98.5


108

>21 Tahun 1 1.5 1.5 100.0

Total 67 100.0 100.0

5. Mengikuti sosialisasi keselamatan pasien


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Pernah 67 100.0 100.0 100.0

6. Sumber Informasi keselamatan pasien


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Media 20 29.9 29.9 29.9
elektronik
Media cetak 4 6.0 6.0 35.8

Pelatihan 41 61.2 61.2 97.0


Teman 1 1.5 1.5 98.5
sejawat
Tidak tahu 1 1.5 1.5 100.0
Total 67 100.0 100.0

B. Analisa Bivariat
1. Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Baik 56 83.6 83.6 83.6
Cukup 11 16.4 16.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

2. Pelaksanaan Asesmen Pencegahan Risiko Jatuh


109

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Baik 60 89.6 89.6 89.6
Cukup 7 10.4 10.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

3. Tabulasi silang pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien


dengan pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh
SPO Total
Baik Cukup
Pengetahuan Baik 56 0 56
Cukup 4 7 11
Total 60 7 67

4. Uji Hubungan pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dengan


pelaksanaan asesmen pencegahan risiko jatuh
Value Asymptotic Approximate Approximate
Standard Tb
Significance
Errora
Ordina Somers' Symmetric 0.757 0.097 3.146 0.002
l by d Pengetahuan 0.933 0.032 3.146 0.002
Ordina Dependent
l
SPO 0.636 0.145 3.146 0.002
Dependent
110

Lampiran 15.
DOKUMENTASI PENELITIAN
111

Lampiran 16
PERNYATAAN KEASLIAAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Juneth Ririhena
NIM : 181014201630
Program Studi : Pendidikan Ners STIKES Widyagama Husada
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan mengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila
dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Agustus 2022

Mengetahui,
Kaprodi Pendidikan Ners Yang Membuat Pernyataan

Abdul Qodir, S.Kep., Ners., M.Kep Juneth Ririhena


112

Perizinan Kuesioner
113

Lampiran 17

CURRICULUM VITAE

JUNETH RIRIHENA
Ambon, 8 Juni 2000

Motto : “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinganmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur”.

Riwayat Pendidikan :

Play Group Anastasia Lulus Tahun 2005

SD Negeri 56 Perumnas-Poka Lulus Tahun 2012

SMP Negeri 7 Ambon Lulus Tahun 2015

SMK Kesehatan Fanyoswer Ambon Lulus Tahun 2018

S1- Pendidikan Ners Stikes Widyagama Husada Malang

Anda mungkin juga menyukai