Skripsi
Oleh :
FATMAWATI
NIM. 164330656
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi
Oleh :
Fatmawati
NIM. 164330656
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi
DIV Kebidanan Padang Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
dan telah siap untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Pembimbing I Pembimbing II
Oleh :
Fatmawati
NIM. 164330656
Skripsi ini telah diuji dan di pertahankan di depan penguji ujian skripsi
Penelitian Program Studi DIV Kebidanan Padang Politeknik
Kesehatan Kemenkes Padang dan telah Dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima
Pembimbing I Pembimbing II
Widdefrita, S.SiT, M.KM Mardiani Bebasari, S.SiT, M.Keb Dewi Susanti, S.SiT, M.Keb
PROGRAM STUD DIV KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
ABSTRAK
Data RSI. Siti Rahmah Padang pada tahun 2016, dari 290 bayi yang
dirawat terdapat 95 orang (32,76%) yang mengalami ikterus neonatorum.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor risiko yang berhubungan dengan
ikterus neonatorum di Ruang Rawatan Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang tahun
2017.
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional yang
telah dilakukan di Ruang Rawatan Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang dari
bulan April sampai November 2017. Populasi semua neonatus yang ada di Ruang
Rawatan Kebidanan sebanyak 63 orang dengan teknik sampel adalah acidental
sampling. Pengumpulan data menggunakan daftar tilik, observasi, rekam medis
dan wawancara. Kemudian data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji
statistik chi-square.
ABSTRACT
RSI data. Siti Rahmah Padang in 2016, from 290 treated babies there were
95 people (32,76%) who had jaundice neonatorum. This study aims to look at risk
factors associated with neonatal jaundice in the RSI Midwifery Room. Siti
Rahmah Padang in 2017.
This type of research is analytical with cross sectional design that has been
done in RSI Midwifery Room. Siti Rahmah Padang in April - November 2017.
The population of all neonates in the Midwifery Room as many as 63 people with
the sample technique is the total sampling. Data collection using data collection
format. Then the data were analyzed univariat and bivariate with chi-square
statistic test.
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, dimana dengan
berkat serta rahmat dan karunia-Nya, penulisan skripsi yang berjudul “Faktor
Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang Tahun 2017”, ini dapat diselesaikan oleh
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari Ibu Elda Yusefni, S.ST,
masukan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dan berbagai pihak
yang peneliti terima, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan
Padang.
2. Ibu Hj. Erwani, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Padang.
5. Teristimewa buat suami, anak dan orang tua yang telah memberikan semangat
kemampuan yang ada, sehingga peneliti merasa masih ada yang belum sempurna
baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu peneliti selalu terbuka atas
kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini serta peneliti
Peneliti
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................
ABSTRACT ....................................................................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................
PERNYATAAN PENGESAHAN .................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. ............................................................................................. Latar
Belakang ........................................................................................ 1
B. ............................................................................................. Perumusan
Masalah ......................................................................................... 4
C. ............................................................................................. Tujuan
Penelitian ....................................................................................... 4
1. ......................................................................................... Tujuan
Umum ...................................................................................... 4
2. ......................................................................................... Tujuan
Khusus ..................................................................................... 4
D. ............................................................................................. Manfaat
Penelitian ....................................................................................... 5
E............................................................................................... Ruang
Lingkup Penelitian ........................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Bayi di Ruang Rawatan
Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang Tahun 2017 ............................... 40
Tabel 4.6 Hubungan Berat Badan Lahir Bayi dengan Ikterus Neonatorum
di Ruang Rawatan Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang Tahun
2017 ......................................................................................................... 42
Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
derajat kematian ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rawan
yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan bayi pada masa perinatal (masa antara 28
kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis, komplikasi berat lahir rendah
juta bayi meninggal pada tahun 2013, sebagian besar disebabkan oleh ikterus
produksi bilirubin yang berlebih atau disebut juga dengan ikterus, sedangkan
pada tahun 2015 ditemukan jumlah bayi dengan kasus ikterus neonatorum
sebesar 79,6%. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap
kehidupannya.3
sakit pendidikan, diantaranya RSCM dengan prevalensi ikterus pada bayi baru
lahir tahun 2013 sebesar 58% untuk kadar bilirubin ≥5 mg/dL dan 29,3%
untuk kadar bilirubin ≥12 mg/dL pada minggu pertama kehidupan. Rumah
Sakit Dr. Sardjito melaporkan sebanyak 85% bayi sehat cukup bulan
≥13 mg/dL. Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang dengan prevalensi ikterus
40% bayi mengalami ikterus neonatorum dan 60% bayi yang tidak mengalami
ikterus neonatorum.2,4
darah. Ikterus pada bayi yang baru lahir dapat merupakan suatu hal yang
fisiologis, terdapat pada 25%-50% pada bayi yang lahir cukup bulan dan lebih
tinggi pada neonatus yang kurang bulan.5 Nilai normal bilirubin indirek 0,3-
yaitu masih dalam masa transisi dari masa janin ke masa dewasa. Ikterus
dan akumulasi bilirubin indirek > 5 ml/dl/24 jam dan ikterus akan tetap
menetap hingga 8 hari atau lebih pada bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi
kurang bulan, ikterus akan tetap ada hingga hari ke-14 atau lebih.7
Beberapa faktor risiko yang sering terjadi di Asia yaitu jenis kelamin
bayi, usia kehamilan, berat badan lahir, jenis persalinan, kejadian asfiksia dan
frekuensi pemberian ASI. Kejadian ikterus sering dijumpai pada bayi dengan
berat badan kurang dari 2500 gram. Hal ini disebabkan belum matangnya
fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah merah). Banyak bayi
baru lahir, terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir < 2500 gram)
mengalami ikterus pada minggu pertama kelahirannya. Pada bayi dengan berat
diwaspadai karena jika kadar bilirubin indirek yang terlalu tinggi dapat
otak yang tidak dapat dihancurkan dan dibuang. Dampak yang terjadi dalam
bicara dan retardasi mental. Jadi, penting sekali mewaspadai keadaan umum si
kehamilan dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin infeksi
pada janin, dan hipoksia (kekurangan oksigen) pada janin di dalam rahim.
Pada masa persalinan, jika terjadi hipoksia, misalnya karena kesulitan lahir,
lilitan tali pusat, dan lain-lain, segera diatasi dengan cepat dan tepat.
Sebaiknya, sejak lahir, biasakan anak dijemur dibawah sinar matahari pagi
sekitar jam 7 – jam 8 pagi setiap hari selama 15 menit dengan membuka
pakaiannya.11
Berdasarkan data RSI. Siti Rahmah Padang pada tahun 2016, dari 290
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2017.
2. Tujuan Khusus
tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
neonatorum pada bayi baru lahir serta sebagai data awal bagi peneliti
selanjutnya.
independen (usia kehamilan, berat badan bayi dan frekuensi pemberian ASI)
Ruang Rawatan Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang pada bulan April-
November 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua neonatus yang
ada di Ruang Rawatan Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang dengan rata-rata
per bulan sebanyak 63 orang, dengan menggunakan teknik sampel adalah total
statistik Chi-Square.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Ikterus Neonatorum
1. Pengertian
darah. Ikterus pada bayi yang baru lahir dapat merupakan suatu hal yang
fisiologis, terdapat pada 25%-50% pada bayi yang lahir cukup bulan dan
lebih tinggi pada neonatus yang kurang bulan. Tetapi dapat juga
bayi dan ibunya sepsis (infeksi berat) dan penyumbatan saluran empedu.5
pada hari 3-5 post partum. Pada bayi baru lahir terbagi menjadi ikterus
fisiologis dan patologis. Ikterus fisiologis timbul pada hari ke-2 dan ke-3
serta tidak mempunyai dasar patologis atau tidak ada potensi konsentrasi
kadar nilainya lebih dari normal. Biasanya terjadi pada bayi baru lahir
dengan nilai normal bilirubin indirek adalah 0,3-1,1 mg/dl dan bilirubin
7
2. Klasifikasi Ikterus
a. Ikterus fisiologis
timbul pada hari ke-2 sampai ke-3 setelah lahir yang tidak mempunyai
dasar patologis dan akan menghilang dengan sendirinya pada hari ke-
bilirubin indirek (bilirubin yang sulit larut dalam air, mudah larut
akan diabsorbsi oleh usus. Frekuensi feses yang jarang pada bayi yang
eritrosit janin (hemolisis). Hal ini adalah hasil dari pendeknya umur
eritrosit janindan massa eritrosit yang lebih tinggi pada neonatus
(konjugasi).
normal di usus dan gerakan usus yang tertunda akibat belum ada
intake nutrien.
berikut :16
hari.
dengan :
darah ibu dan anak seperti Rhesus antagonis, ABO dan sebagainya.
lahir.
ikterus :16
Gambar 2.1
Cara Menentukan Bilirubin dengan Rumus Kramer
Tabel 2.1
Kadar Bilirubin Berdasarkan Rumus Kramer
Kadar Bilirubin
Daerah Luas Ikterus
(mg%)
1 Kepala dan leher 5
2 Daerah 1 + badan bagian atas 9
3 Daerah 1, 2 + badan bagian 11
bawah dan tungkai
4 Daerah 1, 2, 3 + lengan dan 12
kaki dibawah tungkai
5 Daerah 1, 2, 3, 4 + tangan dan 16
kaki
disimpulkan bahwa bayi yang dikatakan ikterik jika terjadi pada hari
kedua dan ketiga setelah bayi lahir, kadar bilirubin tidak lebih dari 10
mg% pada neonatus cukup bulan dan dibandingkan dengan rumus
kulit bayi pada daerah 3 dimana luas ikterusnya mulai dari kepala, leher,
badan bagian atas sampai badan bagian bawah dan tungkai dan
3. Etiologi
a. Fisiologis
1) Pemecahan eritrosit
2) Uptake kurang
b. Patologis
1) Hemolise
2) Hepatoseluler
4. Diagnosis
f. Riwayat persalinan
g. Laboratorium
akhirnya kaki.
b. Jika kadar bilirubin sudah cukup tinggi, bayi akan tampak kuning
c. Cara yang mudah untuk memeriksa warna kuning ini adalah dengan
d. Pada anak yang lebih tua dan orang dewasa warna kuning pada kulit
e. Pada bayi baru lahir akan tampak kuning jika kadar bilirubin lebih dari
5 mg/dl.
f. Hal ini penting untuk mengenali dan menangani ikterus bayi pada baru
a. Dehidrasi
muntah)
b. Pucat
ekstravaskular.
c. Trauma lahir
lainnya.
penyakit hati.
bagian hepatologi.
6. Patofisiologi
disebabkan oleh kerusakan sel darah merah. Ketika sel darah merah
terpecah menjadi dua fraksi : Heme dan Globin. Bagian heme di ubah
yang digunakan lagi oleh tubuh yang tidak larut yang terkait pada albumin.
empedu.17
menjadi bilirubin bebas atau bilirubin indirect. Terlebih, bayi baru lahir
memiliki sel darah merah yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa,
dan dengan demikian lebih banyak yang dipecahkan dalam satu waktu.
Hal ini berarti lebih banyak bilirubin yang dihasilkan tubuh bayi baru
lahir. Jika bayi lahir premature maka jumlah bilirubin dalam darah dapat
bersifat tidak larut dalam air tetapi larut lemak. Bilirubin akan terikat
feces.18
Akan tetapi proses ini terganggu pada bayi preterm karena pada
yang menyebabkan kulit dan sclera bayi preterm kekuningan. Kondisi ini
pengobatan ini tidak begitu efektif dan memerlukan waktu 48 jam baru
bayi bawaan.18
c. Fototerapi
reproduksi bayi.
dengan hemolisis
d. Transfusi tukar
tinggi dari 380 umol/l pada bayi baru lahir, 350 umol/1 pada bayi
dengan usia gestasi 35-38minggu, 280 umol/l pada bayi dengan usia
gestasi 31-34 minggu dan 240 umol/l pada bayi di bawah 30 minggu
nasogastric.
8. Pencegahan
a. Pencegahan primer
b. Pencegahan sekunder
tidak biasa.
Atresia empedu paling sering terjadi pada perempuan cukup bulan dengan
dari pada bayi perempuan, hal ini karena bayi laki-laki memiliki protein Y
dalam hepar yang berperan dalam uptake bilirubin ke sel-sel hepar. Pada
tinggi.19
genetik konjugasi bilirubin) dilaporkan lebih dari dua kali lipat ditemukan
suatu kelainan enzim tersering pada manusia, yang terkait kromosom sex
Enzim G6PD sendiri berfungsi dalam menjaga keutuhan sel darah merah
dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama sampai haid terakhir
minggu.
minggu.20
makin rendah usia kehamilan dan makin kecil bayi yang dilahirkan, makin
dapat menjadi kern ikterus yang akan menimbulkan gejala sisa yang
permanen.20
Seringkali prematuritas berhubungan dengan hiperbilirubinemia
hemolisis karena umur sel darah merah yang pendek pada bayi prematur. 8
minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan
sekitar 3 kg dan panjang badan 50 cm. Secara umum berat bayi lahir yang
normal adalah antara 2500 gr sampai 4000 gr, dan bila di bawah atau
kurang dari 2500 gram. Hal ini disebabkan belum matangnya fungsi hati
bayi untuk memproses eritrosit (sel darah merah). Banyak bayi baru lahir,
terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir < 2500 gram) mengalami
ikterus pada minggu pertama kelahirannya. Pada bayi dengan berat kurang
a. Faktor intrinsik yaitu faktor yang berkaitan dengan bayi itu sendiri,
antropometri lainnya.
tinggal
salter, ketika anak telah tenang dalam timbangan, hasilnya dapat langsung
e. Lihat angka pada skala batang dacin yang menunjukkan berat badan
bayi. Catat berat badan dengan teliti sampai satu angka desimal,
4. Jenis Persalinan
32,6%, ekstraksi vakum 13,3% dan forcep 5,8%. Tetapi jika menderita
menguntungkan yang terdapat pada jalan lahir ibu yang berpengaruh pada
pada neonatus.8
5. Kejadian Asfiksia
melanjutkan pernafasan secara spontan dan teratur pada saat bayi baru
lahir atau beberapa saat sesudah lahir.14 Terdapat dua proses yang
asfiksia. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak
yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh pada hati
sampai sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan
tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air
putih. Pada pemberian ASI eksklusif, bayi juga tidak diberikan makanan
yang terdapat dalam ASI terjadi 4-7 hari setelah lahir dimana terdapat
akan menurun berangsur angsur dapat menetap selama 3-10 minggu pada
kadar yang lebih rendah. Jika pemberian ASI dihentikan, kadar bilirubin
serum akan turun dengan cepat biasanya 1-2 hari dan pengganti ASI
kotoran bayi, walaupun pada sebagian bayi yang mendapat ASI eksklusif
dapat terjadi ikterus yang berkepanjangan, hal ini dapat terjadi karena
menyusui pada malam hari dapat mengurangi insiden ikterus awal karena
ASI.27 Bayi yang di beri minum lebih awal atau di beri minum lebih sering
Belum matangnya
Berat badan lahir Pembentukan hepar fungsi hati bayi
Berat Badan kurang dari 2500 belum sempurna untuk memproses
Lahir gram (imaturitas hepar) eritrosit (sel darah
merah)
Ikterus
Neonatorum
Depresi Timbulnya
Kelainan
Jenis Hipoksia asidosis
persalinan hemodinamika pernapasan respiratorik/
metabolik
Fungsi kerja
Asfiksia Kurangnya Glikogen dalam
organ tidak
asupan oksigen hati berkurang
optimal
Berfungsi mengkonjugasi
Pemberian ASI Hambatan kerja glukoronil
bilirubin dengan asam
Eksklusif transferase oleh pregnanediol
glukoronat
Sumber : Tazami (2013), Hasvivin (2012), Rosyada (2013), Conita (2013), Latama (2014)
Gambar 2.2
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Ikterus
D. Kerangka Konsep
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah.28 Pada penelitian ini
yang menjadi variabel independent yaitu usia kehamilan, berat badan lahir dan
Usia Kehamilan
Frekuensi Pemberian
ASI
Gambar 2.3
Kerangka Konsep Penelitian Faktor Risiko yang Berhubungan dengan
Ikterus Neonatorum di Ruang Rawatan Kebidanan
RSI. Siti Rahmah Padang
Tahun 2017
E. Definisi Operasional
Definisi Skala
No. Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1. Kejadian Perubahan Daftar tilik Observasi Ikterus, jika Ordinal
ikterus warna kulit bayi terdapat warna
neonatorum baru lahir akibat kuning pada
peningkatan bagian tubuh
kadar bilirubin bayi usia 2-3 hari
10 mg% dimana sampai pada
dikonversikan badan bagian
dengan rumus bawah dan
Kramer sudah tungkai
terjadi warna
kuning pada Tidak Ikterus,
kulit bayi pada jika tidak ada
daerah 3 warna kuning
pada tubuh bayi
usia 2-3 hari
sampai pada
badan bagian
bawah dan
tungkai
3. Berat badan Berat badan Daftar tilik Wawancara Tidak Normal, Ordinal
bayi bayi saat lahir dan rekam dan rekam jika berat bayi <
di Ruang medik medik 2500 gram dan >
Rawatan 4000 gram
Kebidanan RSI.
Siti Rahmah Normal, jika
Padang berat bayi >
2500-4000 gram
4. Frekuensi Banyak ASI Daftar tilik Wawancara Kurang baik, Ordinal
pemberian diberikan pada jika ASI
ASI bayi dalam 24 diberikan < 10
jam di Ruang kali/24 jam
Rawatan
Kebidanan RSI. Baik,
Siti Rahmah jika ASI
Padang diberikan > 10
kali/24 jam
F. Hipotesis
METODE PENELITIAN
independen (usia kehamilan, berat badan lahir bayi dan frekuensi pemberian
1. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua neonatus yang ada di Ruang Rawatan
Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang dengan rata-rata per bulan sebanyak
63 orang.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki neonatus yang
b. Kriteria eksklusi
penelitian.
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer pada penelitian ini yaitu data yang diambil dari responden
b. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari catatan rekam medik RSI. Siti Rahmah
2016.
3 Teknik Pengumpulan Data
masing variabel adalah format pengumpulan data yang terdiri dari variabel
yaitu usia kehamilan, berat badan lahir, frekuensi pemberian ASI dan
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
kemaknaan 95% (α = 0,05). Jika p value < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha
independen dengan variabel dependen, tapi jika p value > 0,05 berarti
variabel dependen.
BAB IV
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang merupakan salah satu rumah
sakit swasta yang melaksanakan pelayanan secara paripurna. RSI Siti Rahmah
terletak di Jl. Raya By Pass KM 15 Aie Pacah Padang, yang diresmikan pada
tahun 2004. RSI Siti Rahmah memiliki fasilitas dan sarana prasarana
B. Hasil Penelitian
Siti Rahmah Padang dengan jumlah sampel sebanyak 63 orang yang sesuai
1. Analisis Univariat
a. Ikterus Neonantorum
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Ikterus Neonatorum di Ruang
Rawatan Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang
Tahun 2017
No. Ikterus Neonatorum f %
1. Ikterus 25 39,7
2. Tidak Ikterus 38 60,3
Jumlah 63 100
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa 39,7% ibu memiliki
b. Usia Kehamilan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Ibu di Ruang Rawatan
Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang
Tahun 2017
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Bayi di Ruang Rawatan
Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang
Tahun 2017
badan lahir bayi yang tidak normal di Ruang Rawatan Kebidanan RSI.
2. Analisa Bivariat
Tabel 4.5
Hubungan Usia Kehamilan Ibu dengan Ikterus Neonatorum
di Ruang Rawatan Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang
Tahun 2017
Ikterus Neonatorum
Usia Jumlah
Kehamilan Ikterus Tidak Ikterus
f % f % f %
Preterm 17 73,9 6 26,1 23 100
Aterm 3 9,1 30 90,9 33 100
Posterm 5 71,4 2 28,6 7 100
Jumlah 25 39,7 38 60,3 63 100
ρ value = 0,000
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 23 orang
0,000 (ρ < 0,05) artinya ada hubungan usia kehamilan ibu dengan
Tabel 4.6
Hubungan Berat Badan Lahir Bayi dengan Ikterus Neonatorum
di Ruang Rawatan Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang
Tahun 2017
Ikterus Neonatorum
Berat Badan Jumlah
Lahir Bayi Ikterus Tidak Ikterus
f % f % f %
Tidak Normal 21 87,5 3 12,5 24 100
Normal 4 10,3 35 89,7 39 100
Jumlah 25 39,7 38 60,3 63 100
ρ value = 0,000
neonatorum.
0,000 (ρ < 0,05) artinya ada hubungan berat badan lahir bayi dengan
Tabel 4.7
Hubungan Frekuensi Pemberian ASI dengan Ikterus Neonatorum
di Ruang Rawatan Kebidanan RSI. Siti Rahmah Padang
Tahun 2017
Ikterus Neonatorum
Frekuensi Jumlah
Pemberian ASI Ikterus Tidak Ikterus
f % f % f %
Kurang Baik 19 82,6 4 17,4 23 100
Baik 6 15,0 34 85,0 40 100
Jumlah 25 39,7 38 60,3 63 100
ρ value = 0,000
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 23 orang bayi
ikterus neonatorum.
C. Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Ikterus Neonatorum
tahun 2017.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Santhosam (2014) tentang kejadian ikterus pada bayi baru lahir di
dalam darah. Ikterus pada bayi yang baru lahir dapat merupakan suatu
hal yang fisiologis, terdapat pada 25%-50% pada bayi yang lahir cukup
bulan dan lebih tinggi pada neonatus yang kurang bulan. Tetapi dapat
rhesus darah bayi dan ibunya sepsis (infeksi berat) dan penyumbatan
saluran empedu.5
kadar nilainya lebih dari normal. Biasanya terjadi pada bayi baru lahir
jenis kelamin bayi, usia kehamilan, berat badan lahir, jenis persalinan,
misalnya karena kesulitan lahir, lilitan tali pusat, dan lain-lain, segera
diatasi dengan cepat dan tepat. Sebaiknya, sejak lahir, biasakan anak
dijemur dibawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 – jam 8 pagi setiap
disebabkan oleh usia kehamilan, berat badan lahir bayi dan frekuensi
dehidrasi, pucat dan urin kuning tua. Ikterus dapat diatasi dengan
b. Usia Kehamilan
dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama sampai haid terakhir
mortalitasnya.20
dari jaringan hepar kurang. Kadar bilirubin normal pada bayi prematur
diatasi dapat menjadi kern ikterus yang akan menimbulkan gejala sisa
yang permanen.20
bahwa 38,1% berat badan lahir bayi yang tidak normal di Ruang
Ruang NICU RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, ditemukan
40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat
badan sekitar 3 kg dan panjang badan 50 cm. Secara umum berat bayi
lahir yang normal adalah antara 2500 gr sampai 4000 gr, dan bila di
lahir rendah belum berfungsi seperti bayi yang normal, oleh karena itu
rahim ibu dan semakin mudah terjadi komplikasi serta tingginya angka
pada bayi BBLR belum sempurna hati untuk memproses sel darah
warna kulit bayi tersebut, dimana perubahan warna kulit yang terjadi
bahwa 36,5% ibu kurang baik dalam memberikan ASI pada neonatus
Ruang NICU RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, ditemukan
mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air
teh, madu, air putih. Pada pemberian ASI eksklusif, bayi juga tidak
dan sebagainya.26
sehat dan lebih kuat dibanding bayi yang tidak mendapat ASI. ASI
cairan hidup yang mampu diserap dan digunakan tubuh dengan cepat.
yang kurang baik. Hal ini bisa disebabkan oleh bayi yang harus
dan harus mendapatkan perawatan yang intensif. Maka dari itu, kepada
2. Analisa Bivariat
ikterus neonatorum.
0,000 (ρ < 0,05) artinya ada hubungan usia kehamilan ibu dengan
ikterus neonatorum di Ruang Rawatan Kebidanan RSI. Siti Rahmah
Selain itu juga terjadi peningkatan hemolisis karena umur sel darah
ikterus neonatorum karena makin rendah masa gestasi dan makin kecil
bahwa dari 24 orang bayi yang berat badan tidak normal ada 21
(87,5%) yang mengalami kejadian ikterus neonatorum. Sedangkan dari
39 orang bayi yang berat badan normal ada 4 (10,3%) yang mengalami
0,000 (ρ < 0,05) artinya ada hubungan berat badan lahir bayi dengan
riwayat asfiksia dan berat badan lahir dengan angka kejadian ikterus
(p = 0,013).9
kurang dari 2500 gram. Hal ini disebabkan belum matangnya fungsi
hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah merah). Banyak bayi
baru lahir, terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir < 2500 gram)
dengan ikterus neonatorum karena pada bayi yang lahir dengan berat
badan lahir rendah memiliki produksi kadar bilirubin darah yang tidak
stabil seperti pada bayi yang lahir aterm atau cukup bulan. Kejadian ini
bahwa dari 23 orang bayi frekuensi pemberian ASInya kurang baik ada
dari 40 orang bayi frekuensi pemberian ASI baik ada 6 (15,0%) yang
riwayat asfiksia dan berat badan lahir dengan angka kejadian ikterus
asam lemak yang terdapat dalam ASI terjadi 4-7 hari setelah lahir
menetap selama 3-10 minggu pada kadar yang lebih rendah. Jika
cepat biasanya 1-2 hari dan pengganti ASI dengan susu formula
diturunkan.9
karena ASI.27 Bayi yang di beri minum lebih awal atau di beri minum
yang berpuasa panjang atau asupan cairan yang belum mencukupi akan
A. Kesimpulan
2. Kurang dari separoh (36,5%) ibu dengan usia kehamilan preterm di Ruang
3. Kurang dari separoh (38,1%) berat badan lahir bayi yang tidak normal di
4. Kurang dari separoh (36,5%) ibu kurang baik dalam memberikan ASI
tahun 2017.
6. Ada hubungan berat badan lahir bayi dengan kejadian ikterus neonatorum
2017.
B. Saran
(komprehensif).
neonatorum.
DAFTAR PUSTAKA
3. WHO. Prevalensi Kejadian Ikterus pada Bayi Baru Lahir. Diakses dari
www.who.int/who/data/organisasi-kesehatan-dunia.html; 2015.
5. Maryanti. Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta : Trans Info Media;
2011.
14. Muslihatun, Wafi, Nur. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya; 2010.
15. Susilaningrum dkk. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak “Untuk Perawat
dan Bidan”. Jakarta : Salemba Medika; 2013.
16. Dewi, Vivian, Nanny, Lia. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika; 2012.
17. Veronika, Yulia. Asuhan Kebidanan pada By. A dengan Ikterus Derajat
IV di RSUD Dr. Moewardi Surakarta [Asuhan Kebidanan]. Surakarta :
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada; 2014.
20. Rokhayati. Faktor Risiko Kejadian Ikterus pada Bayi Baru Lahir. diakses
dari library.upnvj.ac.id/pdf/rokhayati/s1keperawatan/0810712032/bab2.pdf;
2012.
22. Fajrina, Adiba. Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil dan
Faktor Lain dengan Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Bersalin
Lestari Ciampea Bogor [Skripsi]. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia; 2012.
23. Supariasa dkk. Penilaian Status Gizi (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta;
2012.
24. Yuliyani. Perbedaan Berat Badan Bayi yang di Lakukan Pijat dengan
Berat Badan Bayi yang tidak Dilakukan Pijat di BPS Yohana Kelurahan
Kebonharjo Kota Semarang [Skripsi]. Semarang : PSIK Universitas
Semarang; 2012.
25. Latama, Zahra, Nabila. Hubungan Apgar Score dengan Ikterus
Neonatorum Fisiologis di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung [Jurnal].
Bandung : Kesehatan Universitas Islam; 2014.
26. Maryunani, Anik. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. Jakarta : Trans Info Media; 2012.
27. Kemenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta : Kemenkes RI; 2013
28. Hidayat, Aziz, Alimul. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa
Data. Jakarta : Salemba Medika; 2011.
30. Mauliku, Novie dan Nurjanah, Ade. Faktor-Faktor pada Ibu Bersalin yang
Berhubungan dengan Kejadian Hiperbillirubin pada Bayi Baru Lahir di
Rumah Sakit Dustira Cimahi [Jurnal] Kesehatan Kartika; 2009.
31. Hidayati, Elli dan Rahmaswari, Martsa. Hubungan Faktor Ibu dan Faktor
Bayi dengan Kejadian Hiperbilirubinemia pada Bayi Baru Lahir (BBL)
di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Utara [Jurnal]
Kebidanan FKK-UMJ; 2015.
Fatmawati
Lampiran C
( )
Lampiran D
KUESIONER PENELITIAN
No. Responden
A. Identitas Responden
Inisial Responden : ....................................................................................
Umur : ....................................................................................
Pendidikan : SD SMP/sederajat SMA/sederajat D3 S1
Pekerjaan : ....................................................................................
Alamat : ....................................................................................
B. Kejadian Ikterus
Berilah tanda cheklist (√) rumus Kramer dibawah ini sesuai dengan kondisi
neonatus !
Frequency Table
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 35-36 21 33.3 33.3 33.3
36-37 2 3.2 3.2 36.5
37-38 3 4.8 4.8 41.3
39-40 26 41.3 41.3 82.5
40-41 4 6.3 6.3 88.9
42-43 7 11.1 11.1 100.0
Total 63 100.0 100.0
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1700 1 1.6 1.6 1.6
1800 3 4.8 4.8 6.3
1900 1 1.6 1.6 7.9
2000 5 7.9 7.9 15.9
2100 2 3.2 3.2 19.0
2200 6 9.5 9.5 28.6
2300 4 6.3 6.3 34.9
2400 2 3.2 3.2 38.1
2500 1 1.6 1.6 39.7
2600 3 4.8 4.8 44.4
2700 4 6.3 6.3 50.8
2800 4 6.3 6.3 57.1
2900 4 6.3 6.3 63.5
3000 6 9.5 9.5 73.0
3100 1 1.6 1.6 74.6
3200 6 9.5 9.5 84.1
3400 3 4.8 4.8 88.9
3500 4 6.3 6.3 95.2
3600 1 1.6 1.6 96.8
3800 1 1.6 1.6 98.4
3900 1 1.6 1.6 100.0
Total 63 100.0 100.0
Pemberian ASI
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10 kali 16 25.4 25.4 25.4
11 kali 11 17.5 17.5 42.9
12 kali 16 25.4 25.4 68.3
4 kali 4 6.3 6.3 74.6
5 kali 5 7.9 7.9 82.5
6 kali 3 4.8 4.8 87.3
7 kali 4 6.3 6.3 93.7
8 kali 2 3.2 3.2 96.8
9 kali 2 3.2 3.2 100.0
Total 63 100.0 100.0
Ikterus Neonatorum
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ikterus 25 39.7 39.7 39.7
Tidak Ikterus 38 60.3 60.3 100.0
Total 63 100.0 100.0
Usia Kehamilan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pret erm 23 36.5 36.5 36.5
At erm 33 52.4 52.4 88.9
Posterm 7 11.1 11.1 100.0
Total 63 100.0 100.0
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Normal 24 38.1 38.1 38.1
Normal 39 61.9 61.9 100.0
Total 63 100.0 100.0
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 23 36.5 36.5 36.5
Baik 40 63.5 63.5 100.0
Total 63 100.0 100.0
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia Kehamilan * Ikt erus
63 100.0% 0 .0% 63 100.0%
Neonatorum
Berat Badan Lahir Bay i *
63 100.0% 0 .0% 63 100.0%
Ikterus Neonatorum
Frekuensi Pemberian ASI
63 100.0% 0 .0% 63 100.0%
* Ikterus Neonatorum
Crosstab
Ikterus Neonatorum
Ikterus Tidak Ikterus Total
Usia Kehamilan Pret erm Count 17 6 23
Expected Count 9.1 13.9 23.0
% wit hin Usia Kehamilan 73.9% 26.1% 100.0%
Aterm Count 3 30 33
Expected Count 13.1 19.9 33.0
% wit hin Usia Kehamilan 9.1% 90.9% 100.0%
Posterm Count 5 2 7
Expected Count 2.8 4.2 7.0
% wit hin Usia Kehamilan 71.4% 28.6% 100.0%
Total Count 25 38 63
Expected Count 25.0 38.0 63.0
% wit hin Usia Kehamilan 39.7% 60.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Crosstab
Ikterus Neonatorum
Ikterus Tidak Ikterus Total
Berat Badan Tidak Normal Count 21 3 24
Lahir Bay i Expected Count 9.5 14.5 24.0
% wit hin Berat
87.5% 12.5% 100.0%
Badan Lahir Bay i
Normal Count 4 35 39
Expected Count 15.5 23.5 39.0
% wit hin Berat
10.3% 89.7% 100.0%
Badan Lahir Bay i
Total Count 25 38 63
Expected Count 25.0 38.0 63.0
% wit hin Berat
39.7% 60.3% 100.0%
Badan Lahir Bay i
Chi-Square Tests
Crosstab
Ikterus Neonatorum
Ikterus Tidak Ikterus Total
Frekuensi Pemberian Kurang Baik Count 19 4 23
ASI Expected Count 9.1 13.9 23.0
% wit hin Frekuensi
82.6% 17.4% 100.0%
Pemberian ASI
Baik Count 6 34 40
Expected Count 15.9 24.1 40.0
% wit hin Frekuensi
15.0% 85.0% 100.0%
Pemberian ASI
Total Count 25 38 63
Expected Count 25.0 38.0 63.0
% wit hin Frekuensi
39.7% 60.3% 100.0%
Pemberian ASI
Chi-Square Tests
1.
2.
3.
4.
5.
Catt :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Catt :