MenyetuJui
ING UTAMA
KETUA PENGUJI
„ :r•
M GETAHUI
KETUA JUR AN KEBIDANAN
T M.KEB
NIJ.1966 09 10 1994 03 2001
NIP. 196609101994032001
Abstrak
Breastfeeding is a very valuabie gift that a mother can give to her baby.
According to the World Health Organization {WHO) recommends tr›at pregnant
women and mothers wIno are post partum be told about the benefits and
advantages of breast milk, especially because breast mitk provides the best
nutrit on for babie5 and protection against disease. According to the 2016
strategic plan of national, fhe 80°4 exclusive breastfeeding target has not
reached the ta 9et The purpose of the study was to determine the effectiveness
of the administration of kafuMeaf (sauropus androgynus}simpIicia to breast milk
production in post partum mothers at Afrina, Am, Keb Independent midwife
practice 201B.
This type of research is quasi experiment with the design of the Non-
Equevalent Control Group pretest-posttest. The purposive sampling technique
was taken on 12 intervention groups and 12 control greups of post partum
mothers ‹n the lndependent Midwife PracticeofAfriana Am. Web at the and of
April to June wilh the administration of katuk leaf (sauropus androgynus)simpl
ñ”ia that taken 2x1 days for 15 days. Oata analysis using independent t -test.
7he results showed a significant difference in the intervention group of the
administration of katuk leaves (aauropus and/o gynus)simpIicia with p = 0.021
<0.05 with an average before giving 325B.3 and Bfter admfnistratioFl of 3595.8.
So the administration of katuk leal (sauropus and 7?os simplicia is effective
for breast milk production in post partum mothers
The provision of katuk leaf (sauropus androgynusj simplicia can
as non-pharmacological therapy to increase breast milk production in
mothers so that coverage of exclusive breastfeeding is achieved.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan rahmat-
Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi yang berjudul “Efektifitas
Pemberian Simplisia Daun Katuk Terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum Di
Praktik Mandiri Bidan Afriana Am.Keb Tahun 2018” sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan kebidanan Pada Program studi D-IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini peneliti mengucakan banyak terima kasih
kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
DAFTAR BAGAN..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................3
C. Tujuan Penelitian...........................................................................3
C.1 Tujuan Umum..........................................................................3
C.2 Tujuan Khusus........................................................................3
D. Manfaat Penelitian.........................................................................3
D.1 Manfaat Teoritis.......................................................................3
D.2 Manfaat Praktisi.......................................................................3
E. Keaslian Penelitian.........................................................................4
A. Tinjauan Pustaka...........................................................................5
A.1 Konsep Masa Nifas.................................................................5
A.2 Konsep ASI.............................................................................5
A.3 Defenisi Katuk.........................................................................15
A.4 Simplisia dan Cara Pembuatan...............................................18
A.5 Pertumbuhan Berat Badan Bayi..............................................18
B. Kerangka Teori..............................................................................20
C. Kerangka Konsep..........................................................................20
D. Defenisi Operasional......................................................................21
E. Hipotesis........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Bagan B1...........................................................20
B. Bagan C1...........................................................20
DAFTAR LAMPIRAN
Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyusui adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan oleh
seorang ibu pada bayinya. Menurut World Health Organization (WHO)
menganjurkan agar wanita hamil dan ibu yang baru melahirkan diberi tahu
tentang manfaat dan keunggulan Air Susu Ibu (ASI), terutama karena ASII
memberikan gizi terbaik untuk bayi serta perlindungan terhadap penyakit. ASII
adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam
anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mammae ibu dan berguna sebagai
makanan bayi (Maryunani, 2012).
Menyusui dalam jangka panjang dapat memperpanjang jarak kelahiran
karena masa amenorhoe lebih panjang. United Children’s Fund (UNICEF) dan
World Health Organization (WHO) membuat rekomendasi pada ibu untuk
menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah umur 6 bulan, bayi
baru dapat diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap
memberikan ASI sampai anak berumur minimal 2 tahun. Pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan para ibu untuk
menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya (Kemenkes , 2014).
Dampak tidak diberikan ASI eksklusif terhadap bayi adalah bertambahnya
kerentanan terhadap penyakit baik ibu dan bayi. Dengan menyusui dapat
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas, kejadian diare dapat
turun 50% dan penyakit usus parah pada bayi premetur dapat berkurang
kejadiaanya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga dapat
menurun 6-10% (IDAI, 2015).
Dalam Riskesdas 2013 dikumpulkan data tentang pola pemberian ASI
dan pola pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak umur 0-23
bulan yang meliputi: proses mulai menyusu, inisiasi menyusu dini (IMD),
pemberian kolostrum, pemberian makanan prelakteal, menyusu eksklusif, dan
pemberian MP-ASI. Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik
bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, menyusui mempunyai peran penting untuk
menunjang pertumbuhan, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi karena ASI
1
kaya dengan zat gizi dan antibodi. Sedangkan bagi ibu, menyusui dapat
mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan
merangsang kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca
melahirkan (postpartum)( Riskesdas, 2013).
Mengacu pada target renstra tahun 2016 yang sebesar 42%, maka
secara cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari enam bulan
sebesar 54,0% sudah mencapai target tetapi secara nasional target pemberian
ASI ekslusif 80% belum mencapai target.Menurut provinsi, cakupan ASI eksklusif
pada bayi umur 0-5 bulan berkisar antara 32,3% (Gorontalo) sampai 79,9%
(Nusa Tenggara Timur). Dari 34 provinsi hanya tigaprovinsi yang belum
mencapai target yaitu Gorontalo, Riau dan Kalimantan Tengah. Sementara untuk
Sumatera Utara cakupan pemberian ASI 46,8 % (Kemenkes, 2015). Sedangkan
di kota Medan cakupan pemberian ASI 6,7% ( Profil Kesehatan Sumatera Utara,
2016).
Berbagai alasan ibu memiliki produksi ASI yang tidak adekuat adalah
stimulasi payudara tidak adekuat, jarang menyusui, aktifitas berat, stress, diet
( Maryunani, 2012).
Menurut Soraya Rahmanisa, untuk mempelancar produksi ASI dapat
dilakukan dengan mengkonsumsi daun katuk berupa rebusan maupun ekstrak
daun katuk karena mengandung alkaloid dan sterol yang dapat meningkatkan
kelancaran ASI. Selain itu daun katuk mengandung vitamin A,B1,C, tanin,
saponin alkaloid papaverin ( Rahmanisa, 2015)
Berdasarkan hasil catatan rekam medik di Praktek Mandiri Bidan Afriana
Am.Keb Jl. Selamat No.9 Bromo Ujung Kel. Binjai Kec. Medan Denai bulan
Februari sampai dengan Maret 2018, diperoleh data sebanyak 36 orang ibu post
partum sedangkan yang mengalami masalah ASI terdapat 26 orang. Oleh sebab
itu, maka peneliti tertarik untuk meneliti efektifitas pemberian simplisia daun
katuk untuk produksi ASI. (PMB Afriana, Am.Keb 2018).
Dalam mengolah daun katuk dalam bentuk simplisia peneliti bekerja
sama dengan Farmasi USU untuk melakukan uji praklinik dan uji klinik terhadap
manusia atau hewan. Sehingga simplisia daun katuk tersebut dapat dikonsumsi
oleh manusia dan mengetahui efek samping.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan diatas maka dapat disusun
masalah sebagai berikut: “ Efektifkah pemberian simplisia daun katuk terhadap
produksi ASI ibu post partum di PMB Afriana Am, Keb Tahun 2018”.
C.Tujuan Penelitian
C.1 Tujuan Umum
Mengetahui efektifitas simplisia daun katuk terhadap peningkatan
produksi ASI pada ibu post partum di PMB Afriana Am.Keb Tahun 2018.
C.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengaruh produksi ASI sebelum dan sesudah pemberian
simplisia daun katuk terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu post
partum di PMB Afriana Am.Keb Tahun 2018.
2. Menganalisis apakah efektifitas simplisia daun katuk terhadap
peningkatan produksi ASI pada ibu post partum di PMB Afriana Am.Keb
Tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
D.1 Manfaat Teoritis
Untuk memberikan tambahan referensi tentang pengaruh daun katuk
terhadap peningkatan produksi ASI, serta sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan dan metodologi penelitian.
D.2 Manfaat Praktisi
1. Bagi Institusi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dalam proses pembelajaran dan pemanfaatan tanaman obat keluarga.
Terutama memberikan gambaran masukan dan informasi bagi penelitian
selanjutnya.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan bagi tenaga kesehatan dalam mengolah tanaman obat
keluarga terutama daun katuk terhadap peningkatan produksi ASI.
3. Bagi Lahan
Diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah informasi dan
masukan dalam upaya peningkatan produksi ASI pada ibu post partum
yang mengeluh tentang ASI.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian 1 Penelitian 2
Menurut penelitian Susilawati, Menurut Lusiana Darsono yang berjudul
M.Kes yang berjudul Perbedaan Pengaruh Kombinasi Ekstrak Daun
Penurunan Bendungan ASI Antara Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr)
Perawatan Payudara Konvensional Dan Domperidon Terhadap
Dan Yang Diberikan Ramuan Katuk Perkembangan Alveoli Mencit Menyusui
Ragi dengan metode Quasy Tahun 2014 dengan metode Rancangan
Eksperimen dengan metode Acak Lengkap (RAL) komparatif
pendekatan Post Control Only terhadap 30 ekor mencit betina yang
Design. Hasil penelitian ibu yang sudah pernah melahirkan. Hasil
mengalami bendungan ASI dan penelitian Pemberian kombinasi daun
sudah melakukan perawatan katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.)
payudara dengan kompres ramuan dan domperidon meningkatkan jumlah
daun katuk didapatkan 100% alveoli mammae mencit menyusui.
mengatakan tidak mengalami
bendungan ASI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
A.2.2. Macam-Macam ASI
1. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali keluar, berwarna kekuning-
kuningan. Banyak mengandung protein, antibody, immunoglobulin. Kolostrum
mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan
lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi pada hari-hari pertama
kelahiran (Maryunani, 2012).
Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum ini disekresi
oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari keempat pasca
persalinan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A,
nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selain itu,
kolostrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada
kolostrum adalah imunoglobin yang digunakan sebagai zat antibodi untuk
mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun kolostrum
yang kelaur sedikit menurut ukuran kita,tetapi volume kolostrum yang ada dalam
payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume
kolostrum antara 150-300 ml/24 jam (Maritalia, 2014).
2. ASI Peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama dua minggu,
volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya.
Kadar imunoglobin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa
meningkat (Maritalia, 2014).
3. Air Susu Matang (Mature)
ASI Matur merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan sterusnya.
ASI matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan tidak
menggumpal bila dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima
menit pertama disebut foremilk. Foremilk memepunyai kandungan rendah lemak
dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air (Maritalia, 2014).
Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak
dan nutrisi sehingga membuat bayi akan membutuhkan keduanya baik foremilk
dan hindmilk. Volume 300-850ml/24 jam (Maryunani, 2012).
b. Frekuensi menyusui.
Frekuensi menyusui dapat mempengaruhi produksi ASI. Semakin sering
menyusui, akan semakin meningkatkan produksi ASI. Oleh karena itu,
berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi. Berdasarkan hasil
penelitian , produksi ASI akan optimal ketika ibu menyusui bayinya 5 kali
atau lebih per hari selama 1 bulan awal menyusui.
c. Menyusui sesuai keinginan bayi.
Menyusui yang tidak dijadwal atau menyusui sesuai keinginan ternyata
dapat meningkatkan produksi ASI pada 2 minggu pertama. Hal ini
menunjukan bahwa produksi ASI lebih dipengaruhi oleh kebutuhan bayi
dibandingkan kapasitas ibu untuk memproduksi ASI. Artinya, ASI akan
diproduksi sesuai kebutuhan sang bayi. Frekuensi menyusui dapat
mempengaruhi produksi ASI. Semakain sering menyusui akan semakin
meningkatkan produksi ASI. Oleh karena itu berikan ASI sesering mungkin
sesuai keinginan bayi.
d. Umur kehamilan
Bayi yang lahir prematur atau bayi yang lahir belum cukup bulan kadang
belum dapat menyusu secara efektif. Hal ini disebabkan bayi yang lahir
prematur sangat lemah lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif
sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang lahir tidak prematur.
Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan
oleh berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ tubuh.
e. Ketentraman jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Saat menyusui,
seorang seorang ibu memerlukan ketenangan pikiran, dan sebaliknya jauh
dari dari perasaan tertekan karena akan berpengaruh terhadap produksi ASI
dan kenyamanan bayi saat menyusu. Terkadang, ibu merasa tidak percaya
diri karena ASI-nya kurang. Ditambah lagi pendapat dan saran yang salah
dari orang lain menyebabkan ibu cepat berubah pikiran dan menjadi stres.
Akibatnya, bisa menekan refleks sehingga ASI tidak berproduksi dengan
baik.
f. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron
menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen karena
hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI , bahkan menghentikan
produksi ASI secara keseluruhan. Oleh karena itu, alat kontrasepsi yang
paling tepat digunakan adalah IUD sehingga dapat merangsang uterus ibu
dan meningkatkan hormon prolaktin.
g. Perawatan payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan yaitu
dengan menurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.
Pengurutan tersebut diharapkan apabila terdapat penyumbatan pada saluran
dalam payudara dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar
dengan lancar.
Simplisia
daun katuk
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian
“ Efektifitas konsumsi simplisia daun katuk terhadap produksi ASI pada Ibu post
partum di PMB Afriana,Am.keb Tahun 2018” adalah
Bagan C1
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah pemberian simplisia daun katuk efektif
meningkatkan produksi ASI ibu post partum di Praktek Mandiri Bidan Afriana,
Am.Keb tahun 2018.
BAB III
METODE PENELITIAN
O1 X O2
O3 04
Jangka Waktu
No Kegiatan Feb Mar Apr Mei Juni
1. Studi pendahuluan
2. Pengajuan judul
3. Penyusunan BAB I – III
4. Ujian proposal
5. Perbaikan proposal
6. Penelitian
7. Pengumpulan data
8. Pengolahan data
9. Membuat laporan hasil
23
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang melahirkan normal
di Praktik Mandiri Bidan Afriana Am.Keb.Jumlah pasien yang melahirkan di PMB
Afriana, Am.Keb selama periode akhir April sampai denganJuni sebanyak 36
orang, jadi rata-ratanya 17 orang per bulan.
Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu yang inpartu di PMB Afriana
Am.Keb. Metode sampling yang digunakan adalah “purposive sampling” adalah
cara pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri,
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya
( Notoatmodjo, 2010).
Kriteria inklusi :
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden, yaitu
dengan mengobservasi pasien secara langsung dalam pengkonsumsian
simplisia daun katuk pada ibu post partum di PMB Afriana, Am.Keb.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh berdasarkan data yang sudah ada yaitu jumlah ibu post
partum yang sudah melahirkan normal di PMB Afriana,Am.Keb.
F. Prosedur Penelitian
Adapunl angkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi berapa jumlah responden yang mengalami masalah tentang
pengeluaran ASI di PMB Afriana, Am.KebTahun 2018.
2. Menanyakan masalah pengeluaran ASI dengan diukur kenaikan berat
badan bayi sebelum diberikan simplisia daun katuk.
3. Kemudian simplisia daun katuk diberi selama 15 hari diminum 2x1
sesudah makan.
4. Melakukan observasi dengan mengukur berat badan bayi sesudah
pemberian simplisia daun katuk.
G. Teknik pengolahan dan Analisis Data
G.1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian,
oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan dalam proses
pengolahan data adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa data (Editing)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2. Menyusun data (Entri data)
Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master table atau database computer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.
3. Analisa (Analiting)
Data yang telah dikumpul pada saat penelitian kemudian dilakukan analisis
univariat dan bivariate.
4. Cleaning
Cleaning merupakan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah
ada kesalahan atau tidak.Kesalahan tersebut kemungkinan terjadi pada saat
kita mengentri data ke computer. (Marmi 2014).
Analisis Data
a. Analisa univariat
Analisis univariat menghasilakan distribusi dan persentase dari tiap variabel.
Analisis ini dilakukan untuk mendeskripsikan variabel penelitian dengan
membuat distribusi frekuensi dan sebaran dalam bentuk tabel
( Notoadmodjo, 2010). Dalam melakukan penelitian ini untuk mengetahui
disporposi deskriptif tentang produksi ASI.
b. Analisa bivariate
Analisa bivariat adalah analisa yang digunakan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan contoh variabel independent dan variabel dependent.
Dalam penelitian Efektifitas Pemberian Simplisia Daun Katuk Terhadap
Produksi ASI pada Ibu Post Partum di PMB Afriana, Am.Keb Tahun 2018
menggunakan uji independent t test.
H. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan data
yang ingin diteliti kepada Kepala Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Medan kepada PMB Afriana, Am.Keb untuk melakukan studi pendahuluan dan
mendapatkan data untuk menyusun proposal. Setelah selesai proposal kemudian
peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan data primer yang
diperoleh dari pimpinan praktek dan kepada responden yang diteliti dengan
menekankan pada masalah etika yang meliputi:
1. Prinsip Manfaat
Dengan berprinsip pada aspek manfaat, penelitian yang dilakukan memiliki
harapan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
2. Prinsip Menghormati Manusia
Manusia memiliki hak dan makhluk yang mulia yang harus dihormati, karena
manusia memiliki hak dalam menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk
diikutsertakan menjadi subjek penelitian.
3. Informed consent
Informed consent berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden,
tujuan pemberiannya agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian
dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien.
4. Anonimity (tanpa nama)
Anonimity menjelaskan bentuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data.
5. Kerahasiaan
Kerahasiaan menjelaskan masalah-masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
28
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Yang Tidak Diberi Simplisia
Daun Katuk di Praktik Mandiri Bidan Afriana Am.Keb Tahun 2018
Tabel 4.3
Distribusi Pengukuran Produksi ASI Antara Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Di
Praktik Mandiri Bidan Afriana, Am.Keb Tahun 2018
Tabel 4.4
Hasil Uji independen T Test Produksi ASI Pada Kelompok Intervensi Dan
Kelompok Kontrol Pada Ibu Post Partum Di Praktik Mandiri Bidan
Afriana, Am.Keb Tahun 2018 (n=24)
B. Pembahasan
B.1. Produksi ASI
Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan April 2018 sampai bulan Juni
2018. Jumlah sampel yang digunakan adalah 24 orang dengan desain
penelitian ini adalah Non Equivalent Control Group Design. Penelitian ini
dilakukan di Praktik Mandiri Bidan Afriana Am.Keb. Berdasarkan karakteristik
responden kelompok intervensi menurut umur didapatkan bahwa mayoritas
responden ibu berusia 21-26 tahun sebanyak 8 orang (66,7%) dan minoritas
berusia 26-31 tahun sebanyak 4 orang (33,3%). Berdasarkan jenis kelamin bayi
,mayoritas mresponden laki-laki sebanyak 9orang (75%) dan minoritas
responden perempuan sebanyak 3 orang (25%). Berdasarkan jumlah anak
mayoritas responden anak pertama sebanyak 7 orang (58,3%) dan minoritas
anak kedua sebanyak 5 orang (41,7%).
Sedangkan berdasarkan karakteristik responden kelompok kontrol
menurut umur didapatkan bahwa mayoritas responden ibu berusia 21-26 tahun
sebanyak 7 orang (58,3%) dan minoritas berusia 26-31 tahun sebanyak 5 orang
(41,7%). Berdasarkan Jenis kelamin bayi , mayoritas responden laki-laki
sebanyak 7 orang (58,3%) dan minoritas responden perempuan sebanyak 5
orang (41,7%).
Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr)) merupakan tanaman sayuran
yang banyak terdapat di Asia tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa
dikenali sebagai mani cai (bahasa Cina), cekur manis (bahasa Melayu), danrau
ngot (bahasa Vietnam), di Indonesia masyarakat Minang kabau menyebut katuk
dengan nama simani. Selain menyebut katuk, masyarakat Jawa juga
menyebutnya katukan atau babing. Katuk termasuk tanaman jenis perdu
berumpun dengan ketinggian 1-5 m. Batangnya tumbuh tegak dan berkayu. Jika
ujung batang dipangkas, akan tumbuh tunas-tunas baru yang membentuk
percabangan. Daunnya kecil-kecil mirip daun kelor, berwarna hijau. (Santoso,
2014).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djumiati
Kustifah, (1991) tentang infus daun katuk per oral dapat meningkatkan kuantitas
produksi ASI pada mencit. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian tentang
pengaruh pemberian daun katuk terhadap peningkatan produksi ASI kambing
yang dilakukan oleh Agik Suprayogi (1993) dengan hasil bahwa larutan ekstrak
daun katuk 20% yang diberikan secara in vitrodapat meningkatkan produksi ASI
lebih dari 20% dan komposis ASI tidak berubah, dan terjadi peningkatan aktifitas
metabolisme glukosa sebesar lebih dari 50%.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Lusiana Darsono (2014) tentang
pengaruh kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon terhadap
perkembangan alveoli mencit menyusui terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,000<0,05) dengan jumlah
sampel mencit 30 ekor yang sudah pernah melahirkan.
Menurut Susilawati (2013) perbedaan penurunan bendungan ASI antara
perawatan payudara dan yang diberikan ramuan katuk ragi. Penelitian ini
didapatkan bahwa 14 responden (82,4%) mengalami bendungan ASI dengan
melakukan perawatan payudara sedangkan responden yang diberikan
perawatan payudara dan ramuan katuk ragi sebanyak 17 orang (100%) tidak
mengalami bendungan ASI. Sehingga dengan diberikan perawatan payudara
dan ramuan katuk ragi dapat mengurangi bendungan ASI.
Menurut penelitian Sa’roni 2004, tentang efektifitas ekstrak daun katuk
terhadap kecukupan ASI didapatkan bahwa kelompok ibu yang melahirkan dan
menyusui bayinya dengan dosis 3x300 mg/hari yang diberi daun katuk pada hari
ke 3 setelah melahirkan dapat memenuhi kecukupan ASI 50,7% sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun katuk terhadap kecukupan ASI
efektif p<0,05.
Menurut asumsi peneliti penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional juga
semakin banyak diminati oleh masyarakat karena telah terbukti bahwa obat yang
berasal dari tumbuhan lebih menyehatkan dan tanpa menimbulkan adanya efek
samping jika dibandingkan dengan obat-obatan yang berasal dari bahan kimia.
Namun, yang menjadi permasalahan bagi peminat obat tradisional adalah
kurangnya pengetahuan dan informasi memadai mengenai berbagai jenis
tumbuh-tumbuhan yang biasa digunakan sebagai ramuan obat-obatan tradisional
dan bagaimana pemanfaatannya, maka perlu adanya petunjuk dari pemanfaatan
yang dapat digunakan sebagai rujukan agar tanaman obat (obat tradisidional)
dapat digunakan secara aman dan bermanfaat, antara lain yaitu: Ketepatan
takaran/dosis, Ketepatan waktu penggunaan, Ketepatan cara penggunaan, dan
Ketepatan pemilihan bahan secara benar.
Menurut penelitian Rimonta F 2010, tentang efektifitas ekstrak daun katuk
dalam produksi ASI untuk keberhasilan menyusui bahwa tidak berbeda antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang diberikan ekstrak daun katuk.
Dalam penelitian ini tidak mengukur volume ASI tetapi keberhasilan menyusui
dilihat dari pemberian ASI eksklusif selama periode penelitian tanpa adanya
pemberian minuman tambahan seperti susu formula atau air tajin.
B.2..Efektifitas Produksi ASI Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Di Praktik
Mandiri Bidan Afriana, Am.Keb Tahun 2018
Hasil pengukuran produksi ASI dengan kenaikan berat badan pada bayi
sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol yaitu mengalami penurunan berat
badan sebanyak 2 orang (16,7%) ditimbang pada dua minggu kemudian. Ibu
yang mengalami masalah dalam menyusui dengan usia muda dan baru pertama
kali melahirkan sehingga ibu kurang mengetahui cara menyusui dan faktor –
faktor yang mempengaruhi ASI. Setiap hari peneliti melakukan recall terhadap
responden dalam hal mengkonsumsi simplisia daun katuk. Bayi yang mengalami
penurunan berat badan disebabkan kurangnya ASI si ibu sehingga si bayi tidak
merasa cukup. Walaupun sebagian ibu yang mengalami masalah ASI tetapi
mereka tetap memberikan ASI eksklusif, sedangkan pada kelompok intervensi
mengalami peningkatan berat badan sebanyak 12 orang (100%). Ketika peneliti
mengunjungi responden untuk menanyakan apakah ada efek simplisia daun
katuk terhadap tubuh ternyata tidak ada efek karena sesuai dengan dosis. Pada
awal melakukan penelitian bayi ditimbang terlebih dahulu dan melakukan
observasi. Satu minggu kemudian dilakukan kunjungan dengan menimbang
berat badan bayi apakah ada kenaikan atau efek samping dari pemberian
simplisia daun katuk yang diberikan pada ibu.
Soraya Rahmanisa ( 2016) menjelaskan ada beberapa ibu menyusui
mengalami gangguan terhadap produksi ASI. Kandungan dari alkaloid dan
strerol yang terkandung di dalam daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI.
Sehingga kebutuhan ASI yang akan diberikan terhadap bayi pada periode
menyusui dapat terpenuhi.
Menurut asumsi peneliti masalah kesehatan merupakan salah satu aspek
penting yang harus diperhatikan, salah satunya adalah pemberian ASI eksklusif
pada bayi. Dengan memberikan ASI eksklusif pada bayi dapat memberikan
pertahanan tubuh yang kuat dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI,
selain itu ASI juga membentuk jaringan otak karena mengandung omega 3 untuk
pematangan sel-sel otak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI adalah makanan ibu.
Makanan Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang menyusui tidak
secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan.
Unsur gizi dalam dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam
2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi, diperlukan energi yang sama dengan
jumlah energi yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter. Apabila ibu
yang sedang menyusui bayinya tidak mendapatkan tambahan makanan maka
akan terjadi kemunduran dalam produksi ASI (Khasanah, 2013).
Berdasarkan tabel di atas terjadi perubahan nilai rata-rata pengukuran
produksi ASI sebelum dan sesudah diberikan daun katuk yaitu 3258,3 menjadi
3595,8 dengan nilai sig (2 tailed ) 0,021<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
ada efek pemberian simplisia daun katuk terhadap produksi ASI pada ibu post
partum di Praktik Mandiri Bidan Afriana,Am.Keb Tahun 2018.
Menurut asumsi peneliti kandungan yang terdapat pada simplisia daun
katuk dapat memperlancar produksi ASI dengan meminum simplisia daun katuk
2x1 dalam dua minggu. Selain itu faktor dari makanan ibu yang sesuai, frekuensi
menyusui sesuai keinginan bayi, ketentraman jiwa dan pikiran serta penggunaan
alat kontrasepsi yang tidak mengandung hormon.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
2. Tenaga Kesehatan
Perlu melakukan sosialisasi di masyarakat tentang efektifitas
simplisia daun katuk terhadap produksi ASI pada bayi. Tenaga kesehatan
perlu mengawasi ketepatan takaran/dosis, ketepatan waktu penggunaan,
ketepatan cara penggunaan, dan ketepatan pemilihan bahan secara benar.
Sehingga menghasilkan obat tradisional berupa simplisia daun katuk.
3. Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sumber
penelitian ini sebagai referensi tambahan. Penelitian lebih lanjut tentang
efektifitas simplisia daun katuk terhadap produksi ASI dengan
menambahan bahan herbal lainnya sesuai dengan dosis yang ditentukan.
4. Institusi
Kepada pihak institusi diharapkan dapat menambah referensi buku
agar peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian sebagai pedoman.
Selain itu penggunaan tanaman toga dapat dikembangkan di wilayah
pekarangan institusi sebagai langkah awal mengembangkan tanaman toga
dan didukung dengan kerja sama dengan lintas prodi untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, Reni Yuli 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.Jakarta
Timur: Cetakan Pertama CV.Trans Info Media.
Marmi.2014. ASI Saja Mama Berikan Aku ASI Karena Aku Bukan Anak Sapi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Marmi dan Rahadjo Kukuh.2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pertama.
Sa”roni. 2004. Effectiveness Of The Sauropus Androgynus (L) Merr Leaf Extract
In Increasing Mother”s Breast Milk . Media Litbang Kesehatan Vol XIV
Nomor 3.
April 2018
Mepnda Y|h’
Tempat
“! ”?t.”*””” ,.
Bet y”Mangku , SY, M.Keb
f4iP• 196609101994032
PRAI•tTEI•t MANDIRI BIOAN
AFRIANA, Am.web
Sa arnat No 9 Bromo Ujung Medan Den
L.up
Pcrilial . tern Penelitian
Kepada Yth:
kciua Jurusan Kebidanan
PuJltuknj1 ficsehatau Mcdan Proof D4 Kebidanan Mcdan
di 1-empat
Dengan hormat.
Telah kami setujui iinluk menpadakan penelitian di PMB Afriana, Am.Keb dengan
pcrrnasalahan dan udul :
”Efektifitas Pemberiao Sizopl›•ia Daun Katuk terhadap Produksi ASI padc
lbu pjjgt pgytgjtt di Praktik gtgndiri Bidan Afrl9oa Aas.Web /2buD YOU"
Dcmik ian surat ini kW l sampaikan. dan atas kega sarnanya kerru ment,wcapkan
terima kasih.
Afnana, Am Keb
eFtan rr« u»nnini aioax AFRIANA, Am.K
’"’
I’m i It› tl I'c‹› fwi hill\Inti Ir I‹tIi Mr luk s‹M uknfi l’r i\rI «why
I ‹ f*ch fri‹ l/›£ xa»HJ u» fx•i› •l› t‹ao tit \'M I I A I I tnyn. A n hrt› ‹|t'l\pnrj jmmol pcnc
lits an “I'. ft-kt fitas Prml›rrtan hii» ›tma Ifaun ka\ uk \rrhu‹lay Priutt›ksf
API j›ada II›u l*t›at I°nrtuni di I'rakiik Mxndiri kldan Afr ana. Am.job I
chun 2itl fi“
I l‹ init rim siiriii i iii kuiiii siiin}ti ikiiii, ttoti n0is Set ja ••ainnissn kami men piwapk an
Nim P07524517073
Program studi
D-IV Kebidanan
saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan in saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di . Medan
Yang menyatakan
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tInggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Peneliti
Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian, saya
bersedia menjadi responden tanpa ada unsur paksaan, sebagai bukti saya akan
menandatangani surat persetujuan penelitian.
Medan, 2018
Hormat saya sebagai responden
( )
Lembar Observasi
A. Identitas objek
1. No. Reponden : Usia :
2. Lokasi : Paritas :
B. Aspek Yang di Observasi
6 Pengkonsumsian
Teh Daun Katuk
7
9
\WW KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIC INDONESIA
**“ KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
J•min Ginting Km. 13,6 Kel. Lau Clh Medan Tuntungan Kods Poa 30136
Telepon: 061-8368633 Fax: 061-836864d
\’ang hcrtanda tangan di haaah ini. Kctua Kumisi Etik Penelitian Kcschatan Politcknik
Kvahot n kcn›cnkcs McJan. setelah dilaksanakan pcmhahaxan dan pcnilaian usulan
penelitian } aug h<rjuduI :
“E frktia1tas Pees beriaa ñimplisia Dnu a Katak Terhadap Produksi Asi Pada lbu peat
Pa rtuzo Di Praktik ñ4aadiri Bidaa Afriaaa, Ann.Kcb Tabuo 2018"
'Y’ang menggunakan manusia don hca’an sebagai suhjck penelitian dengau kctua Pclaksana/
Pcnc Iit i I 'tama : An aisa hamirsh la.xutir›n
Dari lnstiru i : Juruaao Ifil ¥’ Krbidaoao Polileknik Keeebatan Kemeokee Meda•
Pcrsctujunn ini berlaku .i< o•Ss 3i u« tapkan sampai dengan banx waktu pelaksanaan
pcnclitian seperti tcrtcm dalam prt›tukul dengan masa berlaku maksimal selama 1 (satu}
tahun.
11
12
13
14
15
Master Tabel
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
Pre test 12 3258,3333 336,98755 97,27993
Hasil
Post test 12 3595,8333 325,05827 93,83624
Group Statistics
kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pre test 12 3258,3333 334,27896 96,49802
Hasil Post test 12 3462,5000 335,15600 96,75120
1. DATA PRIBADI
Nama : Annisa Namirah Nasution
Tempat ,tanggal lahir : Padangsidimpuan, 29 Oktober 1996
Alamat : Jl. Imam Bonjol Gg. Muhammadiah Kel. Wek V
Kec. Padangsidimpuan Selatan Kab. Tapanuli
Selatan
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Belum Kawin
Agama : Islam
E-mail : annisanamirahnst@ yahoo.com
Telepon 085360183772
2. PENDIDIKAN FORMAL
No Nama Sekolah Tahun Masuk Tahun Tamat
1 SD Negeri 15 Padangsidimpuan 2002 2008
2 SMP Negeri 1 Padangsidimpuan 2008 2011
3 SMA Negeri 1 Padangsidimpuan 2011 2014
4 Politeknik Kemenkes RI Medan 2014 2017
5 Politeknik Kemenkes RI Medan 2017 2018