28/09/2020
Assalamualaikm wr.wb
Good morning........
Sebelum kalian memulai pembelajaran jangan lupa berdoa, sarapan, menjaga personal hygiene setiap
saat dan siap menghadapi era new normal di tengah-tengah pandemi,
Tetap spirit, beautiful, handsome and keep healthy....
Memasuki tahun ajaran baru dan BAB baru di mapel kebutuhan dasar manusia di kelas XII maka bu
Dini mengenalkan point materi/ KI dan KD di Semester 1 ini,
No
Tugas
.
1. membaca dengan teliti
2. Merangkum di buku KDM
4. Meminta tanda verifikasi selesai ke pendamping belajar
A. Pengertian
Merupakan tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalut dengan tujuan
mencegah infeksi silang ( masuk melalui luka ) dan mempercepat prose
penyembuhan luka.
1. Tahap respon inflantasi akut terhadap cedera. Tahap ini dimulai saat terjadinya
luka
2. Tahap destruktif, pada tahap ini terjadi pemberian jaringan yang mati oleh
leukosit polimer fenuklear dan makrofag
3. Tahap poliferatif, pada tahap ini pembuluh darah baru diperkuat oleh jaringa
ikat dan mengifultasi luka.
4. Tahap maturasi, pada tahap ini terjadi reepitalisasi, kontraksi luka dan
organisasi jaringan ikat
Luka insisi dibersihkan dengan alcohol dan larutan suci hama(larutan betadine dan
sebagainya),lalu ditutup dengan kain penutup luka,secara penodik pembalut luka
diganti dan luka dibersihkan.Dibuat pula catatan kapan benang/orave,dicabut dan
dilonggarkan.Diperhatikan pula apakah luka sembuh perprinum atau dibawah luka
terdapat eksudat.
1. Luka dengan sedikit eksudat di tutup dengan band and operative dressing.
2. Luka dengan eksudat sedang di tutup dengan tegal filmated swabs atau dengan
pembalut luka lainnya.
3. Luka dengan eksudat banyak ditutup dengan surgipad atau di kompres dengan
cairan suci hama lainnya.
1. Sebagai luka sembuh dan tertutup baik, sebagian lagi dengan eksudat sebagian
lagi dalam sejumlah sedang atau banyak akan keluar melalui lubang-lubang(fisdel)
Karena selama 24 jam pertama penderita Puasa Pasca Operasi (PPO), maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak perban mengandung elektrolit yang
diperlukan, agar jangan terjadi hipertemia, dehidrasi, dan komplikasi pada organ-
organ tubuh lainnya.
– Nyeri
Sejak penderita sadar, dalam 24jam pertama. Rasa nyeri masih dirasakan di daerah
operasi, untuk mengurangi rasa nyeri di berikan obat-obatan anti septic dan
penenang seperti suntikan intramuskuler pthidin dosis 100-150 mg atau morfin
sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus atau obat lainnya.
– Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalan-jalannya
penyembuhan penderita, kemajian mobilisasi bergantung pula pada jenis-jenis
operasi yang di lakukan oleh komlikasi yang mungkin di jumpai. Secara psikologis
hal ini memberikan pula kepercayaan pada si sakit bahwa ia mulai sembuh.
Perubahan gerakan dan posisi yang harus di terangkan kepada penderita atau
keluarga yang menunggunya.
Mobilisasi berguna untuk mencegah terjadinya trombisis dam emboli sebaiknya, bila
terlalau dini melakukan mobilisasi dapat mempengaruhi penyembuhan operasi, jadi
mobilisasi secara teratur dan bertahap serta di ikuti dengan istirahat adalah yang
paling di anjurkan.
Cara pemilihan dan pemberian anti biotika sangat berbeda-beda disetiap institut,
bahkan dalam satu institutepun masing-masing dokter mempunyai cara dan
pemilihan yang berlainan.
1. Sebelum melakukan uji biakan (culture test) dan uji kepekaan (sensitive test),
pilihan antibiotika. Pilihan antibiotika. Pembunuh kuman gram negative sebagai obat
peroral atau sebaliknya.
2. Setelah hasil uji-makan dan uji kepekaan di terima, berikan obat dengan
berpedoman dengan misi uji laboratorium tersebut dengan cara seperti diatas.
3. Posisi obat harus tepat dan akurat serta bersifat spektrum luas (Groad –
Spektrum).
Untuk mencegah perut kembung dan untuk memperlancar kerja saluran pencernaan
dapat diberikan obat-obatan secara subkutan dan peroral, diantaranya : plasil, perim
peran, prostigmin, dan sebagainya. Apabila terjadi distansi abdomen, yang ditandai
dengan adanya perut kembung dan meteorimus, dilakukan dekompresi dengan
pemasangan pita rektal dan pita hasal. Boleh juga diberikan supporitoria bisa codyl,
36 jam pasca bedah.
Setelah selesai operasi, dokter bedah dan anestesi telah membuat rencana
pemeriksaan rutin atau (check up) bayi penderita pasca bedah yang diteruskan
kepada dokter atau nakes lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dan pengukuran, yang diukur
adalah:
o Tekanan darah
o Suhu badan
F. Peralatan dan Perlengkapan
5. Bengkok
8. Troli
10. Perlak
12. Betadine
G. Prosedur Kerja
5. Pasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dilakukan
perawatan.
8. Olesi plester dengan kapas alcohol, agar mudah dan tidak sakit saat plester
dibuka.
9. Buka plester dan kasa dengan menggunakan pinset, buang dalam bengkok.
10. Kaji luka (tekan daerah sekitar luka, lihat sudah kering atau basah.
11. Bersihkan luka dengan larutan antiseptic atau larutan gram faal.
18. Lepas sarung tangan (masukkan kedalam Waskom berisi larutan klorin 0,5%
selama 10 menit ).
19. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk.