Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR TILIK

PEMBERIAN OBAT ORAL

NAMA :

NIM :

ASPEK YANG DINILAI


0 1 2
Pemberian Obat per Oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan
mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari
jenis obat.

Tujuan
1. Untuk memudahkan dalam pemberian
2. Proses reabsorpsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari
obat tersebut dapat segera diatasi.
3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
4. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan.

Alat dan Bahan:


1. Baki yang berisi obat.
2. Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat.
3. Pemotong obat (jika diperlukan)
4. Martil atau lumpang penggerus (bila diperlukan)
5. Gelas pengukur (bila diperlukan)
6. Gelas dan air minum
7. Sedotan
8. Sendok
9. Pipet
10. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak .
Tahap Orientasi :
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan nama perawat, jelaskan bahwa anda adalah petugas
yang diberi wewenang untuk melakukan tindakan pada anak
3. Pastikan bahwa orang tua/wali pasien memahami terhadap hal diatas
4. Buat persetujuan tindakan, simpan dalam catatan medic
5. Bila tindakan sangat emergensi, maka persetujuan tindakan dapat
diminta kemudian
Tahap Preinteraksi :
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
3. Persiapan alat didekatkan ke pasien
Prosedur Kerja:
1. Siapkan alat dan Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis,
tepat waktu dan tepat tempat. Tepat pendokumentasiannya
4. Ambil obat sesuai dengan yang diperlukan. ( baca perintah pengobatan
dan ambil yang diperlukan)
5. Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet ataukapsul dari botol,
maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan
pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk
obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
b. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tabletdalam bentuk bubuk
dan campur dengan minuman.
c. Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.
6. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon
terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
7. Cuci tangan.
DAFTAR TILIK

PEMBERIAN OBAT PARENTERAL (INJEKSI)

NAMA :

NIM :

ASPEK YANG DINILAI


0 1 2
Pemberian Obat Parenteral (Injeksi)
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan
kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat
yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini
dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada
daerah lengan tangan bagian ventral.
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit 1 cc/spuit insulin.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak stcril dilapisi kas steril (tempat spuit).
7. Bengkok.
8. Perlak dan alasnya.
9. Sarung tangan
Tahap Orientasi :
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan nama perawat, jelaskan bahwa anda adalah petugas
yang diberi wewenang untuk melakukan tindakan pada anak
3. Pastikan bahwa orang tua/wali pasien memahami terhadap hal diatas
4. Buat persetujuan tindakan, simpan dalam catatan medic
5. Bila tindakan sangat emergensi, maka persetujuan tindakan dapat diminta
kemudian
Tahap Preinteraksi :
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
3. Persiapan alat didekatkan ke pasien
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan
panjang buka dan ke ataskan.
4. Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang disuntik.
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan
aquades (cairan pelarut) kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai
kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
6. Pasang sarung
7. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan
dilakukan suntikan.
8. Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan;disuntik.
9. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 15-
20 derajat dari permukaan kulit.
10. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.
11. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase. Diberi tanda lingkaran 1-
2cm
12. Catat reaksi pemberian.
13. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/test obat, tanggal waktu
dan jenis obat.
TEKNIK PEMBERIAN OBAT
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui
beberapa cara di antaranya: oral, parenteral,rektal,
vaginal, kulit, mata, telinga dan hidung, dengan
menggunakan prinsip enam tepat yakni tepat nama
pasien, tepat nama obat, tepat dosis obat, tepat cara
pemberian, tepat waktu pemberian, tepat
pendokumentasian, pendekatan yang benar dan
penjelasan tentang obat yang benar.
1.Pemberian Obat per Oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan
tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit
sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Tujuan :
a. Untuk memudahkan dalam pemberian
b. Proses reabsorpsi lebih lambat sehingga bila timbul
efek samping dari obat tersebut dapat segera diatasi.
c. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
d. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan
kerusakan kulit dan jaringan.
Alat dan Bahan:
1. Baki yang berisi obat.
2. Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat.
3. Pemotong obat (jika diperlukan)
4. Martil atau lumpang penggerus (bila diperlukan)
5. Gelas pengukur (bila diperlukan)
6. Gelas dan air minum
7. Sedotan
8. Sendok
9. Pipet
10. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak .
Prosedur Kerja:
1. Siapkan alat dan Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien,
tepat dosis, tepat waktu dan tepat tempat. Tepat
pendokumentasiannya
4. Ambil obat sesuai dengan yang diperlukan. ( baca
perintah pengobatan dan ambil yang diperlukan)
5. Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet ataukapsul
dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan
ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat.
Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa
kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
b. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tabletdalam
bentuk bubuk dan campur dengan minuman.
c. Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum
pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.
6. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan
evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasil
pemberian obat.
7. Cuci tangan.

2. Pemberian Obat Sublingual


Merupakan pemberian obat dengan cara meletakkan
obat dibawah lidah sampai habis diabsorbsi ke dalam
pembuluh darah.
Tujuan:
a. Mencegah efek local dan sistemik
b. Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat
dibandingkan secara oral
c. Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar.

Prosedur kerja :
Secara umum persiapan dan langkah pemberian sama
dengan pemberian obat secara oral, yang perlu
diperhatikan adalah klien perlu diberikan penjelasan
untuk meletakkan obat dibawah lidah.
Keuntungan cara pemberian injeksi :
1. Baik untuk obat – obat yang harus diabsropsi dalam
bentuk aktif
2. Absorbsi biasanya dapat ditentukan dengan tepat
3. Takaran obat dapat ditentukan dengan tepat
4. Tepat untuk keadaan pengobatan darurat
5. Pasien yang tidak sadarkan diri dan tidak dapat bekerja
sama atau menuruti petunjuk dokter
Kerugian :
1. Membutuhkan keahlian, kalau tidak, maka dapat terjadi
infeksi
2. Dapat merusak kulit
3. Timbul rasa sakit pada waktu diinjeksi
4. Sukar bagi pasien untuk menjalankan injeksi diri sendiri
5. Lebih mahal dan kurang aman bila dibandingkan cara
oral
Catatan :
Demi keamanan pasien, perawat harus mempunyai
pengetahuan yang memadai tentang cara pemberian
obat secara parenteral termasuk cara menyiapkan,
memberikan obat dan menggunakan teknik steril.
Setelah jarum menembus kulit, muncul risiko infeksi.
Sebelum menyuntikkan sebuah obat, perawat harus
mengetahui volume obat yang akan diberikan.

Pemberian Obat via Jaringan Intrakutan


Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke
dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes
terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.
Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan
di bawah dermis atau epidermis, secara umum
dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.

Tempat injeksi :
1. Lengan bawah bagian dalam
2. Dada bagian atas
3. Punggung dibawah scapula

Alat dan Bahan:


1. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit 1 cc/spuit insulin.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak stcril dilapisi kas steril (tempat spuit).
7. Bengkok.
8. Perlak dan alasnya.
9. Sarung tangan

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan
baju lengan panjang buka dan ke ataskan.
4. Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang disuntik.
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan
dengan aquades (cairan pelarut) kemudian ambil 0,5 cc
dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan
siapkan pada bak injeksi atau steril.
6. Pasang sarung
7. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang
akan dilakukan suntikan.
8. Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang
akan;disuntik.
9. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke
atas dengan sudut 15-20 derajat dari permukaan kulit.
10. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung.
11. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase. Diberi
tanda lingkaran 1-2cm
12. Catat reaksi pemberian.
13. Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/test
obat, tanggal waktu dan jenis obat.

Pemberian Obat via Jaringan Subkutan


Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan
dibawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah
lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu,
paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar
umbilikus (abdomen). Pemberian obat melalui
jaringan subkutan ini pada umumnya dilakukan dalam
program pemberian insulin yang digunakan untuk
mengontrol kadar gula darah. Pemberianinsulin
tcrdapat dua tipe larutan, yaitu jernih dan keruh.
Larutan jernih atau juga dimaksudkan sebagai insulin
tipe reaksi cepat (insulin reguler) dan larutan
yang keruh karena adanya penambahan protein
sehingga memperlambat absorpsi obat atau juga
termasuk tipe lambat.

Alat dan Bahan:


1. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit sesuai kebutuhan missal spuit insulin untuk obat
insulin
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak injeksi .
7. Bengkok.
8. Perlak dan alasnya.
9. Sarung tangan.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang disuntik atau dari pakaian.
Apabila menggunakan baju maka buka atau ke
ataskan
4. Tentukan daerah yang akan diinjeksi dengan cara
pertama menarik garis dari prosesesus acromion ke
siku dibagi 3 maka daerah injeksi adlah 1/3 bagian
atas (pada muskulus deltoideus).
5. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang
akan diberikan setelah itu tempatkan pada bak injeksi.
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol
7. Tegangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan
dilakukan suntikan subkutan).
8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke
atas dengan sudut 45 derajat dari permukaan kulit.
9. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan
obat perlahan-lahan hingga habis.
10. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol dan
spuit yang telah dipakai masukkan ke dalam bengkok.
11. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu pemberian,
dan jenis/dosis obat.
12. Cuci tangan.
13. alat –alat dibereskan.
Pemberian Obat Intravena Langsung
Cara memberikan obat melalui vena secara langsung, di
antaranya vena mediana cubiti/cephalika (lengan), vena
saphenous (tungkai), vena jugularis (leher),
vena frontalis/temporalis (kepala), yang bertujuan agar
reaksi cepat dan langsung
masuk pada pembuluh darah.

Alat dan Bahan:


1. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit sesuai dengan jenis ukuran. 4. Kapas alkohol
(swab) dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak injeksi.
7. Bengkok (nierbekken).
8. Perlak dan alasnya.
9. Karet pembendung (torniquet).
10 Sarung tangan.

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara
membebaskan daerah yang akan dilakukan
penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup, buka atau
ke ataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai
dengan dosis yang akan diberikan. Apabila obat berada
dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan
pelarut (aquades steril).
5. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan
dilakukan penyuntikan.
6. Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak
injeksi.
7. Desinfeksi dengan kapas alkohol.
8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung
(torniquet) pada bagian atas daerah yang akan
dilakukan pemberian obat atau tegangkan
dengantangan/minta bantuan atau membendung di atas
vena yang akan dilakukan penyuntikan. Dan pasang
sarung tangan.
9. Ambil spuit yang berisi obat.
10. Lakukan penusukkan dengan lubang Jarum
menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh
darah.
11. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan
karet pembendung dan langsung semprotkan obat
hingga habis.
12. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan
lakukan penekanan pada daerah penusukkan dengan
kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan letakkan
ke dalam bengkok.
13. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis
pemberian obat.
14. Cuci tangan.

Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung (via


Wadah)
Merupakan cara memberikan obat dengan
menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah
cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar terapetik
dalam darah.
Alat dan Bahan:
1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Wadah cairan (kantong/botol).
4. Kapas alkohol.

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian
masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop
aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit
hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat
perlahan-lahan ke dalam kantong/wadah cairan.
7. Setelah selesai tarik spuit dan campur larutan dengan
membalikkan kantong cairan dengan perlahan-lahan
dari satu ujung ke ujung lain.
8. Periksa kecepatan infus.
9. Cuci tangan.
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis
pemberian obat.
Pemberian Obat Intravena Melalui Selang
Alat dan Bahan:
1. Spuit dan jarum sesuai dengan uicuran.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Selang intravena.
4. Kapas alkohol.
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian
masukkan ke dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang
intra vena.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop
aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum
spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan
obat perlahan-lahan ke dalam selang intra vena.
7. Setelah selesai tarik spuit.
8. Periksa kecepatan infus dan obscrvasi reaksi obat.
9. Cuci tangan.

Pemberian Obat per Intramuskular


Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan
otot. Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha
(vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi
berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau
lengan atas (deltoid). Tujuannya agar absorpsi obat
lebih cepat.
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku obat/catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dalam tempatnya.
3. Spuit sesuai dengan ukuran, jarum sesuai dengan
ukuran: dewasa panjang 2,5 - 3,75 cm, anak panjang
1,25 - 2,5 cm.
4. Kapas alkohol dalam tempatnya.
5. Cairan pelarut.
6. Bak injeksi.
7. Bengkok.
8. Sarung tangan
9. Perlak dengan alasnya

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai
dengan dosis setelah itu letakkan pada bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan
(lihat lokasi penyuntikan)
5. Contoh untuk daerah bokong. Dengan cara menarik
garis dari sipina iliaka anterior superior ( S I AS ) ke
koksigeus dibagi tiga daerah lokasi injeksi adalah 1/3
bagian atas (pd m. Dorsogluteal / m .gluteus maximus
)
6. Kalau daerah paha ditarik dari tro chanter mayor ke
patella dibagi 3 daerah injeksi 1/ 3 bagian bawah
lateral. Pd m. vastus lateralis dan m. quadrisep
pemoris.
7. Kalau pada lengan atas 1/3 bagian atas pd m.
deltoideus.
8. Desinfeksi dengan kapas alkohol pada tempat yang
akan dilakukan penyuntikan.
9. Lakukan penyuntikan:
a. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara
anjurkan pasien untuk berbaring telentang dengan
lutut sedikit fleksi.
b.Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk
miring, tengkurap atau telentang dengan lutut dan
pinggul pada sisi yang akan dilakukanpenyuntikan
dalam keadaan fleksi.
c.Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan
pasien untuk tengkurap dengan lutut di putar ke arah
dalam atau miring dengan lutut bagianatas dan
pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah.
d. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara
anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar
lengan atas fleksi.
7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus (
90 derajat).
8. Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak
ada darah semprotkan obat secara perlahan-lahan
hingga habis.
9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan
tekan daerah penyuntikan dengan kapas alkohol,
kemudian spuit yang telah digunakanletakkan pada
bengkok.
10.Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu
pemberian.
11.Cuci tangan.

Pemberian Obat via Anus/Rektum


Merupakan cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau rektum,dengan
tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan
pcngobatan ini disebut pemberian obat suppositoria
yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses clan
merangsang buang air besar.
Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal
seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara
lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek
sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan
berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberianobat
supositoria ini diberikan tepat pada dinding rektal yang
melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada
pasien yang mengalami pembedahan rektal.

Alat dar. Bahan:


1. Obat suppositoria dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Vaselin/pelicin/pelumas.
5. Kertas tisu.

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka nembungkus obat dan pegang dengan kain
kasa.
5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
6. Regangkan glutca dengarn tangan kiri, kemudian
masukkan suppositoria dengan perlahan melalui anus,
sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal
kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada
bayi atau anak.
7. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan
daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau
miring selama kuranglcbih 5 menit.
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam
bengkok.
10. Cuci tangan.
11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.

Peinberian Obat per Vagina


Merupakan cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan
untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati
saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam
bentuk krim dan suppositoria yangdigunakan untuk
mengobati infeksi lokal.

Alat dan Bahan:


1. Obat dalam tempatnya.
2. Sarung tangan.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Kapas sublimat dalam tempatnya.
6. Pengalas.
7. Korentang dalam tempatnya.

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain
kasa.
5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas
sublimat.
6. Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbert.
7. Apabila jenis obat suppositoria maka buka
pembungkus dan berikan pelumas pada obat.
8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan
masukkan obat sepanjang dinding kanal vaginal
posterior sampai 7,5-10 cm.
9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar
orifisium dan labia dengan tisu.
10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10
menit agar obat bereaksi.
11. Cuci tiangan.
12. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.

Catatan: apabila menggunakan obat jenis krim, isi


aplikator krim atau ikuti petunjuk krim yang tertera
pada kemasan, renggangkan lipatan labia dan
masukkan aplikator kurang lebih 7,5 cm dan dorong
penarik aplikator untuk mengeluarkan obat dan
lanjutkan sesuai langkah nomor 8,9, 10,11.

Pemberian Obat pada Kulit


Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan
mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi,
melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi
kulit,atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit
dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol,
dan sprei.

Alat dan Bahan:


1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim,aerosol,
sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.

Prosedur Keija:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan
dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air
hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan
pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara
pemakaian seperti mengoleskan, mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan
pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.

Pemberian Obat pada Mata


Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata
atau salep mata obat tetes mata digunakan untuk
persiapan pemeriksaan struktur internal mata
dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran
refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa,
kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan
iritasi mata.

Alat dan Bahan:


1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau
berupa salep.
2. Pipet.
3. Pinset anatomi dalam tempatnya
4. Korentang dalam tempatnya
5. Plester
6. Kain kasa
7. Kertas tisu
8. Balutan
9. Sarung tangan
10. Air hangat / kapas pembalut
Prosedur Kerja
2. Cuci tangan.
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
4. Atur posisi pasien dengan kepala menegadah dengan
posisi perawat di samping kanan.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Berseihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan
kapas lembab dari sudut mata ke arah hidung, apabila
sangat kotor basuh dengan air hangat.
7. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian
bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di atas tulang
orbita.
8. Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva.
Setelah tetesan selesai sesuai denan dosis, anjurkan
pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan,
apabila menggunakan obat tetes mata.
9. Apabila obat mata jenis salep pegang aplikator salep
diatas penggir kelopak mata kemudian pencet tube
sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak
mata bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk
melihat kebawah, secara bergantian dan berikan obat
pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien
untuk memejamkan mata dan menggerakan kelopak
mata.
10. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
11. Cuci tangan.
12. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.

Pemberian Obat pada Telinga


Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes
telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada
umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga
khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat
berupa obat antibiotik.

Alat dan Bahan:


1. Obat dalam tempatnya.
2. Penetes.
3. Spekulum telinga.
4. Pinset anatomi dalam tempatnya.
5. Korentang dalam tempatnya.
6. Plester.
7. Kain kasa.
8. Kertas tisu.
9. Balutan.

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan
atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati,
usahakan agar lubang telinga pasien ke atas.
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga
ke atas/ke belakang (pada orang dewasa), ke bawah
pada anak.
5. Apabila obat berupa tetes, maka teteskan obat
pada dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh
gelembung udara dengan jumlah tetesan
sesuai dengan dosis.
6. Apabila berupa salep maka ambil kapas lidi dan
oleskan salep kemudian masukkan atau oleskan pada
liang telinga.
7. Pertahankan posisi kepala kurang lebih 2-3 menit.
8. Tutup telinga dengan pembalut dan plester kalau
perlu.
9. Cuci tangan.
10. Catat, jumlah, tanggal, dan dosis pemberian.

Pemberian Obat pada Hidung


Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes
hidung yang dapat dilakukan pada seseorang dengan
keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.

Alat dan Bahan:


1. Obat dalam tempatnya.
2. Pipet.
3. Spekulum hidung.
4. Pinset anatomi dalam tempatnya.
5. Korentang dalam tempatnya.
6. Plester.
7. Kain kasa.
8. Kertas tisu.
9. Balutan .

Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan cara :
a. Duduk di kursi dengan kepala menegadah kebelakang.
b. Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat
tidur.
c. Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala
tengadah ke belakang
4. Berikan tetesan obat pada tiap lubang hidung ( sesuai
dengan dosisi ).
5. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah ke belakang
selama 5 menit.
6. Cuci tangan
7. Catat, cara, tanggal, dan dosisi pemberian obat.
MANAJEMEN NYERI
Ada beberapa cara untuk mengatasi nyeri yang dapat
dilaksanakan oleh bidan, diantaranya:
1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri
misalnya ketidak percayaan, kesalah pahaman,
ketakutan, kelelahan, dan kebosanan.
a. Ketidak percayaan
Pengakuan bidan akan rasa nyeri yang diderita
pasien dapat mengurangi nyeri. Hal ini dapat
dilakukan melalui pernyataan verbal,
mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai
keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien
bahwa bidan mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat
lebihmemahami tentang nyerinya.

b. Kesalah pahaman
Mengurangi kesalah pahaman pasien tentang
nyerinya akan membantu mengurangi nyeri. Hal ini
dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri
yang dialami sangat individual dan hanya pasien yang
tahu secara pasti tentang nyerinya.

c. Ketakutan
Memberikan informasiyang tepat dapat membantu
mengurangi ketakutan pasien dengan menganjurkan
pasien untuk mengekspresikan bagaimana mereka
menangani nyeri.

d. Kelelahan
Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk
mengatasinya, kembangkan pola aktivitas yang dapat
memberikan istirahat yang cukup.
e. Kebosanan
Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk
mengurangi nyeri dapat digunakan pengalih perhatian
yang bersifat terapetik. Beberapa teknik pengalih
perhatian adalah bernapas peian dan berirama,
memijat secara perlahan, menyanyi berirama, aktif
mendengarkan musik, membayangkan hal-hal yang
menyenangkan dan sebaginya.

2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan


teknik-teknik, seperti: Teknik Latihan Pengalihan
a. Menonton televisi
b. Berbincang-bincang dengan orang lain.
c. Mendengarkan musik.

Teknik Relaksasi
a. Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam
dan mengisi paruparu dengan udara,
mengehembuskannya secara perlahan,
melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan
punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil
terus berkonsentrasi hingga pasien merasa nyaman,
tenang dan rileks.

Stimulasi Kulit
a. Menggosok dengan halus pada daerah nyeri.
b. Mengosok punggung.
c. Menggunakan air hangat dan dingin.
d. Memijat dengan air mengalir.

3. Pemberian obat analgesik


Pemberian obat analgesik dilakukan guna
mengganggu atau memblok transmisi stimulus nyeri
agar terjadi perubahan persepsi dengan cara
mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis
analgesiknya adalah narkotika dan bukan narkotika,
Jenis narkotika digunakan untuk
menurunkan tekanan darah dan menimbulkan
depresi pada fungsi vital, seperti respirasi. Jenis
bukan narkotik yang paling banyak dikenal di
masyarakat adalah aspirin, asetaminofen dan bahan
antiinflamasi nonsteroid. Golongan
aspirin(asetysalicylic acid) digunakan untuk memblok
rangsangan pada sentral dan perifer kemungkinan
menghambat sintesis prostaglandin yang
memiliki khasiat setelah 15 menit sampai 20 menit
dan memuncak 1-2 jam. Aspirin juga menghambat
agregasi trombosit dan antagonis lemah terhadap
vitamin K, sehingga dapat meningkatkan waktu
perdarahan dan protrombin bila diberikan dalam
dosis yang tinggi. Golongan asetaminofen sama
seperti aspirin akan tetapi tidak menimbulkan
perubahan kadar protombin (Ian jenis nonsteroid anti
inflarnantory drug(NSAID) juga dapat
menghambat prostaglandin dan dosis rendah dapat
berfungsi sebagai analgesik. Kelompok obat ini
meliputi ibuprofen,mefenamic acid, fenoprofen,
naprofen, zomepiracdan lain-lain.

Tabel 13.1
Jenis Obat Analgetik Narkotik
Nama Namad Dosis Cara Sera Pun Berk
generik agang pemb ngan cak asiat
erian sela
ma
Morphin 5-20 4-6
- Sc, Im 5-10 60
e sulfate mg jam
50-
100 mg
Per 3-4 me
Menit
jam nit
Codein 15-60 Sc, 30- 3-4
- 5-30
sulfate mg Po 60 jam
Per 3-4 Me
Menit
jam nit
Hydromo Dilaudi Iv,Im, 1 4-6
2-4 mg 5-15
rphone d Sc,Po jam jam
hydroclo per 3-4
Menit
ride jam
Meperidi Demer 50-150 Iv,Im, 10- 30- 2-4
ne al mg Sc,Po 15 60 jam
hydroclo per 3-4 me
Menit
ride ja nit
Methado Doloph 2,5-10 Im,Sc, 10 1-2 4-6
ne ine mg Po menit jam jam
per 3-4
jam
Pentazo
Talwin 50-100 Po
cine
per 3-4
jam

Keterangan:
Sc: Subcutan
Im: IntramuskularIv : IntravenaYo: Po :Per oral

4. Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan memblok atau


mengubah stimulus nyeri dengan stimulus yang kurang
dirasakan. Bentuk stimulator metodestimulus listrik
meliputi:
a. Transcutaneus electrical stimulator (TENS), yang
digunakan untuk mengendalikan stimulus manual
daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa
elektrode di luar.
b. Percutaneus implanted spinal cord epidural
stimulator merupakan alat stimulator sum-sum tulang
belakang dan epidural yang diimplan dibawah kulit
dengan transistor timah penerima, yang
dimaksukkan ke dalam kulit pada daerah epidural dan
columna vetebrae.
c. Stimulator columna vetebrae, sebuah stimulator dengan
stimulus alat penerima transistor yang dicangkok melalui
kantong kulit intraklavicula atau abdomen yakni elektroda
yang ditanam dengan cara bedah pada dorsum sum-
sum tulang belakang.

Terapi Kompres Hangat


Merupakan tindakan dengan memberikan kompres
hangat yang bertujuan memenuhi kebutuhan rasa
nyaman, mengurangi atau membebaskan
nyeri,mengurangi atau mencegah terjadinya
spasme otot, dan memberikan rasa hangat.

Alat atau Bahan:


1. Botol berisi air panas (suhu 46-51,5 derajat)/air
hangat.
2. Termometer air.
3. Kain pembungkus.

Cara Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Isi botol dengan air panas.
4. Tutup botol yang telah di isi air panas kemudian
dikeringkan.
5. Masukkan botol ke dalam kantong kain, atau bila
menggunakan masukkan kain pada air hangat lalu
diperas,
6. Tempatkan botol/kain yang sudah diperas
padadaerah yang dikompres
7. Angkat botol setelah 20 merit, lalu isi lagi botol dan
taruh pada daerah yang akan dikompres lagi.
8. Catat perubahan yang terjadi selama tindakan.
9. Cuci tangan.

Terapi Kompres Dingin


Merupakan tindakan dengan cara memberikan
kompres dingin yang bertujuan memenuhi kebutuhan
rasa nyaman, menurunkan suhu tubuh, mengurangi
rasa nyeri, mencegah edema, dan mengontrol
peredaran darah dengan meningkatkanvasokonstriksi.

Alat atau Lahan:


1. Termometer.
2. Air dingin.
3. Kain/kantong pelindung.
4. Kantong es atau sejenisnya.

Cara Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Ukur suhu tubuh.
4. Asupan air dingin pada kantong es atau bila
menggunakan kain asupan kain pada air dingin lalu
diperas.
5. Letakan kantong/kain pada daerah yang akan
dikompres seperti pada daerah axila, pada daerah
yang sakit.
6. Catat perubahan yang terjadi selama tindakan.
7. Cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai