Anda di halaman 1dari 99

SKRIPSI

HUBUNGAN USIA PEKERJA DAN TINGKAT


KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN KERJA
DI CONTAINER YARD TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR

ELFIANA
21803009

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2022
SKRIPSI
HUBUNGAN USIA PEKERJA DAN TINGKAT
KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN KERJA
DI CONTAINER YARD TERMINAL
PETIKEMAS MAKASSAR

ELFIANA
21803009

Skripsi Ini Diajukan


Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2022
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Elfiana
Nim : 21803009
Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini


benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan Sebagian atau keseluruhan skripsi ini
hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Makassar, 01 Oktober 2022

Yang menyatakan,

Elfiana

i
ABSTRAK
Hubungan Usia Pekerja dan Tingkat Kebisingan Dengan Kelelahan Kerja di
Container Yard Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2022

ELFIANA

(Dibimbing oleh Basri dan A. Sani Silwanah)

Kelelahan kerja dianggap sebagai salah satu faktor pekerjaan yang mempengaruhi
risiko kecelakaan industri di kalangan pekerja. Di lokasi kerja, para pekerja sering
menghadapi faktor kerja fisik seperti kebisingan, getaran, sinar ultra violet, dan iklim
kerja yang dapat meningkatkan risiko cedera atau sakit, ketidakamanan kerja. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia pekerja dan tingkat
kebisingan dengan kelelahan kerja di container yard Terminal Petikemas Makassar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja Operator RTG
yang berjumlah 56 pekerja dan sampel pada penelitian ini diambil dengan cara total
sampling. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner
Hasil penelitian yang didapatkan dari 56 responden menyatakan bahwa ada
hubungan antara usia pekerja (p 0.027 < 0.05) dan tingkat kebisingan menggunakan
uji fisher exact (p 0.041 < 0.05) dengan kelelahan kerja.
Simpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara usia pekerja dan tingkat
kebisingan dengan kelelahan kerja. Dengan penelitian ini diharapkan perusahaan dan
pekerja operator RTG dapat melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (6
bulan sekali) terutama pada pekerja yang bekerja di tempat berisiko mengalami
kelelahan kerja dan menggunakan alat pelindung telinga ketika berada di area kerja di
atas NAB ataupun di bawah NAB.
Kata kunci : Usia Pekerja, Tingkat Kebisingan Dan Kelelahan
Kerja
Daftar Pustaka : 35 (2016-2022)

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat rahmat dan perlindungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dengan judul “hubungan usia pekerja dan tingkat kebisingan dengan

kelelahan kerja di container yard terminal petikemas makassar”.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Sc. Basri,

SKM, M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Andi Sani Silwanah, SKM, M.Kes selaku

pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada

ibu Prof. DR. Hj. Nurhaedah Jafar, Apt, M.kes, bapak Ilham Syam, SKM, M.Kes,

dan ibu Leli SKM, M.Kes sebagai Tim Penguji yang telah banyak memberikan

masukan dan arahan dalam penelitian ini.

Demikian pula ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis

haturkan kepada :

1. Ibu Hj. Andi Tenriwaru Asaad Lantara selaku dewan pendiri Yayasan

Pendidikan Makassar

2. Ibu Andi Indri Damayanti Asaad Lantara, SH. M, Adm, SDA. Ketua Yayasan

Pendidikan Makassar

3. Ibu Esse Puji Pawenrusi, SKM. M.Kes selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Makassar

iii
4. Bapak Badaruddin manaf, SE, selaku ketua PFSO K3 PT. Pelindo Terminal

Petikemas Makassar.

5. Ibu Dr. Sri Syatriani, SKM, M. Kes, selaku ketua Prodi Ilmu Kesehatan

Masyarakat

6. Bapak Ilham Syam, SKM, M.Kes selaku penasehat akademik.

7. Bapak Aminullah, S.Kep, Ns selaku pengelola

8. Dosen-dosen selama penulis kuliah di STIK Makassar

9. Sahabat-sahabatku Tim Ghibet Yulianti, Trisna, Sudarni, indriani, Sry

Wahyuni, Martha Celsi, dan Ikbal yang sudah mau menjadi teman yang baik,

terima kasih motivasi dan suka duka selama kebersamaan kita.,

10. Teman-teman Angkatan 2018 STIK Makassar, Khususnya Prodi ilmu

kesehatan masyarakat, kelas A reguler dan peminatan K3, terimakasih untuk

kebersamaan selama menempuh Pendidikan di STIK Makassar

11. Teman-teman KKN-PK Puskesmas Pitumpanua

Akhir kata penulis sadar jika skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan

banyak yang perlu dibenahi baik dari isi maupun teknik kepenulisan, sehingga

penulis demi menambah ilmu pengetahuan kritik dan saran pembaca yang

membangun sangat penulis harapkan. Terlepas dari kekurangannya semoga apa yang

telah penulis uraikan dalam skripsi ini bisa menjadi tambahan wawasan bagi

pembaca.

Makassar, 21 September 2022

iv
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................................................i

ABSTRAK...............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR TABEL.................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN...............................................ix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................6
C. TUJUAN PENELITIAN..............................................................................6
D. MANFAAT PENELITIAN.........................................................................7

BAB II TINAJUAN PUSTAKA

v
A. TINJAUAN TENTANG KELELAHAN KERJA.......................................8
B. TINJAUAN TENTANG KEBISINGAN..................................................14
C. TINJAUAN TENTANG USIA PEKERJA...............................................25

BAB III KERANGKA KONSEP

A. DASAR PEMIKIRAN VARIABEL PENELITIAN.................................32


B. POLA PIKIR VARIABEL PENELITIAN................................................32
C. DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBJEKTIF ....................33
D. HIPOTESIS PENELITIAN.......................................................................34

BAB IV METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN.................................................................................36
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN...................................................36
C. POPULASI DAN SAMPEL......................................................................36
D. PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA........................................37
E. ANALISIS DATA.....................................................................................37

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN...............................................................................39
B. PEMBAHASAN............................................................................................

BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN..........................................................................................49
B. SARAN......................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................50

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman

1. Klasifikasi Tingkat Kelelahan Subjektif..........................................................11

2. Nilai Ambang Batas Kebisingan.....................................................................16

3. Sintesa Penelitian Sebelumnya........................................................................29

4. Distribusi Karakteristik Responden Pekerja di Container Yard Terminal


Petikemas Makassar di Container Yard Terminal Petikemas Makassar.........40

5. Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja Pada Pekerja di


Container Yard Terminal Petikemas Makassar...............................................41

6. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pekerja di Container Yard


Terminal Petikemas Makassar.........................................................................42

7. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Berdasarkan Lokasi di Container Yard


Terminal Petikemas Makassar.........................................................................42

8. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kebisingan di Container Yard


Terminal Petikemas Makassar.........................................................................43

9. Hubungan Usia Pekerja Dengan Kelelahan Kerja di Container Yard Terminal


Petikemas Makassar.........................................................................................44

10. Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Kelelahan Kerja di Container Yard


Terminal Petikemas Makassar.........................................................................45

vii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman

1. Hirarki Pengendalian Faktor Risiko K3.....................................................22

viii
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang dan Singkatan Arti

> Kurang dari

< Lebih dari

PT Perusahaan Terbatas

WHO World Health Organization

ILO International Labour Organization

K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

CC Container Crane

RTG Rubber Tyred Gantry

NAB Nilai Ambang Batas

SLM sound level meter 

dB deciBel

IFRC Industrial Fatigue Research Committee

KAUPKK Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan

FATIGUE Kerja Kelelahan

ix
CONTAINER YARD Lapangan Penumpukan Petikemas

NOISE Kebisingan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden


Lampiran 2 Lembar Kuesioner
Lampiran 3 Master Tabel
Lampiran 4 Hasil Spss
Lampiran 5 Hasil Kebisingan
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7 Surat Persetujuan Melakukan Penelitian Dari Stik Makassar
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Dari Pemerintah Badan Koordinasi Penanaman
Modal Daerah (BKPMD)
Lampiran 9 Surat Keterangan Melakukan Penelitian di PT. Pelindo Terminal
Petikemas Makassar
Lampiran 10 Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 11 Surat Peminjaman Alat Kebisingan di Lab Hiperkes Keselamatan
Kerja
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelelahan kerja dianggap sebagai salah satu faktor pekerjaan yang

mempengaruhi risiko kecelakaan industri di kalangan pekerja. Di lokasi kerja,

para pekerja sering menghadapi faktor kerja fisik seperti kebisingan, getaran,

sinar ultra violet, dan iklim kerja yang dapat meningkatkan risiko cedera atau

sakit, ketidakamanan kerja. Kelelahan merupakan masalah yang sering terjadi di

dunia kerja. Ini adalah masalah penting yang perlu ditangani dengan baik karena

dapat menyebabkan berbagai masalah seperti hilangnya produktivitas di tempat

kerja, berkurangnya efisiensi kerja dan kapasitas kerja, serta penyakit akibat kerja

dan kelangsungan hidup akibat kerja yang mengarah pada kecelakaan kerja

(Safira dhiffa eka, 2020).

Kelelahan kerja dalam jangka waktu yang lama juga akan berpengaruh pada

kesehatan pekerja. Beberapa risiko kesehatan yang dapat timbul akibat kelelahan

kerja yang berkepanjangan meliputi anxiety, penyakit jantung, diabetes, tekanan

darah tinggi, gangguan gastrointestinal, penurunan kesuburan dan depresi

(Mustofani and Dwiyanti, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizki Rahmawati Lestari

(2020) tentang hubungan umur dan status gizi dengan kelelahan kerja pada bidan

di RSIA bunda anisah diketahui bahwa hasil penelitian didapatkan ada hubungan
2

yang signifikan antara umur dan status gizi dengan kelelahan kerja pada bidan

rsia bunda anisah.

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)

memperkirakan gangguan psikis pada pekerja seperti perasaan lelah yang begitu

berat dan berujung pada depresi dapat menjadi penyakit pembunuh nomor dua

setelah penyakit jantung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh kementerian tenaga

kerja Jepang terhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000 pekerja

di negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

ditemukan 65% pekerja mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28%

mengeluhkan kelelahan mental dan sekitar 7% pekerja mengeluh stress berat dan

merasa tersisihkan (Lestari Dewi Andi 2021).

Menurut International Labour Organization (ILO) sebanyak dua juta pekerja

meninggal dunia setiap tahunnya mengalami kecelakaan kerja yang disebabkan

oleh kelelahan kerja sebanyak 32,8%. Kelelahan kerja tidak hanya dialami oleh

tenaga kerja di bidang industri, namun juga pada pegawai negeri sipil. Hal ini

dibuktikan dengan penelitian pada pegawai kantor Inspektorat Kabupaten

Simalungun dengan hasil penelitian 78,6% merasakan kelelahan kerja.

Menunjukan data bahwa di dunia hampir setiap tahun terdapat sebanyak dua juta

pekerja yang meninggal dunia dikarenakan kecelakaan kerja yang disebabkan

faktor kelelahan kerja yang terjadi di tempat kerja akan menyebabkan banyak

risiko kecelakaan kerja (Claudia, 2019).


3

Berdasarkan data pada badan Jaminan Sosial Tenaga Kerja tercatat

kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2019 berjumlah 77.295 kasus se-

indonesia terhadap kecelakaan kerja (Annisa Agustin, 2021). Sedangkan pada

tahun 2020 di wilayah Sulawesi selatan tercatat 397 kasus yang mengklaim

jaminan kecelakaan kerja. Kelelahan kerja memberikan kontribusi sebesar 50%

terhadap kecelakaan kerja.

Poliklinik PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) pada bulan Mei-Juni

menyebutkan bahwa sebanyak 55 pekerja bagian divisi produksi datang ke

Poliklinik dengan berbagai keluhan diantaranya sakit kepala, nyeri otot dan

radang sendi. Menurut penanggung jawab Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lingkungan Hidup (K3LH) PT. Industri Kapal Indonesia pekerja yang lebih

rentan terkena kelelahan yaitu pekerjaan pada divisi produksi area lambung dan

pipa kapal.

Data menunjukkan bahwa usia terbanyak yang mengalami kecelakaan kerja

adalah pada kelompok usia muda 20 sampai 25 tahun. Ini memberikan sinyal

bahwa usia-usia muda berpotensi pada kurangnya kesadaran berperilaku selamat.

Untuk itu, perlu adanya pendekatan dan sosialisasi K3 yang lebih intens dan

inovatif, khususnya pada kaum muda agar bisa semakin peduli dan melaksanakan

K3 di tempat kerja.

Mulyadi (2018) hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja di Pt. top saba

mandiri food makassar. Diketahui bahwa mayoritas mengalami kelelahan kerja

pada usia ≤ 20 – 40 sebanyak 45 orang. Pada usia yang meningkat akan diikuti
4

oleh degenerasi dari organ-organ tubuh sehingga dalam hal ini kemampuan organ

akan menurun menyebabkan tenaga kerja semakin mudah mengalami kelelahan.

Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-51/MEN/1999,

kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-

alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat

menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan dapat menyebabkan gangguan

indera pendengaran, gangguan komunikasi, gangguan tidur, gangguan

pelaksanaan tugas, perasaan tidak senang, dan gangguan faal tubuh yang

menyerang sistem keseimbangan dan sistem kardiovaskular.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lira Mufti Azzahri (2021)

tentang hubungan Intensitas kebisingan dengan kejadian keluhan kelelahan kerja

subjektif pada pekerja bagian produksi di PKS PT. JS diketahui bahwa faktor

kebisingan mengakibatkan para pekerja yang bekerja di bagian produksi

mengalami kelelahan kerja. Sedangkan menurut Penelitian yang dilakukan oleh

(Kunci, 2020) tentang Hubungan masa kerja, beban kerja, intensitas kebisingan

dengan kelelahan kerja di PT Nobelindo Sidoarjo. Menyatakan bahwa masa kerja,

beban kerja, intensitas kebisingan dapat mempengaruhi kelelahan kerja. Hal ini

terjadi karena semakin buruknya atau semakin tidak sesuai dengan nilai ambang

batas (NAB) sebuah lingkungan kerja akan semakin besar risiko terjadinya

kelelahan kerja.

PT Pelabuhan Indonesia (persero) yang berkantor pusat di Jalan Soekarno

Kota Makassar merupakan salah satu pintu gerbang keluar masuk kapal dan
5

barang baik secara domestik maupun ekspor-impor dan, memegang peran utama

dalam pendistribusian barang yang telah dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat

barang dari kapal dan ke kapal sampai di gudang penerima (Asripa et all 2019).

Terminal Petikemas Makassar merupakan salah satu inti segmen usaha yang

ada di PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Pada dasarnya, pelayanan terminal

petikemas Makassar berorientasi kepada beberapa kebijakan dasar yaitu: efisiensi

biaya, efektifitas waktu, dan juga kepuasan pelanggan. Container yard atau

lapangan penumpukan petikemas adalah lapangan untuk mengumpulkan,

menyimpan dan menumpuk petikemas. Pada terminal petikemas makassar dibagi

menjadi beberapa bagian yaitu container yard untuk petikemas ekspor, container

yard untuk petikemas import, container yard untuk petikemas dengan pendingin

(refrigerated container), dan container yard untuk petikemas kosong.

Berdasarkan hasil observasi data awal penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti diperoleh data jumlah operator CC (Container Crane) sebanyak 20 orang,

operator RTG (Rubber Tyred Gantry) sebanyak 56 orang, dan operator head

truck sebanyak 82 orang, diketahui bahwa data kebisingan pada proses

pengangkutan container oleh operator 86,13 dB sehingga dapat menyebabkan

faktor risiko kelelahan pada pekerja yang berada di container yard terminal

petikemas makassar khususnya pada pekerja operator. Pekerja operator yang

mengangkut container dari atas kapal ke truk sebagian berusia pada 20-45 tahun

ke atas dan sebagian pekerja tidak menggunakan alat safety K3 contohnya seperti
6

pekerja yang tidak menggunakan ear plug disaat bekerja, sehingga dapat

menyebabkan gangguan pendengaran pada pekerja di saat pengoperasian alat.

Usia pekerja yang semakin tua dan tingkat kebisingan yang melebihi ambang

batas dapat menyebabkan produktivitas pekerja semakin menurun dan gangguan

pendengaran yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja. Oleh sebab itu yang mendasari penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul hubungan usia pekerja dan tingkat kebisingan dengan kelelahan

kerja di container yard terminal petikemas makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah bagaimana hubungan usia pekerja dan tingkat kebisingan dengan

kelelahan kerja di container yard terminal petikemas makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

usia pekerja dan tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja di container yard

terminal petikemas makassar

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui usia pekerja di container yard terminal petikemas

makassar.

b. Untuk mengetahui tingkat kebisingan di container yard terminal

petikemas makassar.
7

c. Untuk mengetahui kelelahan kerja di container yard terminal petikemas

makassar.

d. Untuk mengetahui hubungan usia pekerja dengan kelelahan kerja di

container yard terminal petikemas makassar.

e. Untuk mengetahui hubungan tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja di

container yard terminal petikemas makassar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan dapat

memberi sumbangan ilmu serta merupakan salah satu bahan bacaan bagi

peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi yang

terkait sebagai salah satu sumber informasi, bahan bacaan dan masukan serta

pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah tinggi ilmu kesehatan Makassar.

3. Manfaat Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan

agar perusahaan dapat meminimalisir faktor kelelahan kerja pada pekerja di

container yard terminal petikemas makassar.

4. Manfaat bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu

pengetahuan, wawasan dan pentingya keselamatan pada pekerja.


8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kelelahan Kerja

1. Pengertian Kelelahan Kerja

Fatigue atau kelelahan adalah kondisi dimana anda selalu merasa lelah,

lesu, atau kurang tenaga. Kondisi ini tidak sama dengan sekadar ngantuk.

Fatigue adalah gejala umum dari banyak kondisi medis ringan sampai serius,

bahkan berujung kematian. Kelelahan juga merupakan hasil alami pekerja dari

beberapa gaya hidup, seperti faktor yang disebabkan oleh individu maupun

faktor lingkungan kerja.

Kelelahan kerja merupakan salah satu permasalahan keselamatan dan

kesehatan kerja yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya kecelakaan pada

saat bekerja. Kelelahan kerja disebabkan banyak faktor baik faktor individu

maupun faktor luar individu seperti lingkungan kerja berupa desain kerja.

Kelelahan kerja penting untuk diperhatikan, karena kelelahan pada pekerja

dapat berdampak terhadap penurunan produktivitas kerja dan penurunan

konsentrasi kerja (Fellysca, 2021).

Kelelahan adalah suatu sistem perlindungan tubuh agar tubuh terhindar

dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah

kelelahan menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tapi

semuanya berawal dari penurunan efisiensi kerja, kapasitas kerja dan

ketahanan tubuh. Kelelahan kerja ditandai oleh penurunan kesiagaan dan


10

perasaan lelah yang merupakan gejala kelelahan subjektif. Kelelahan

dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu berdasarkan proses terjadi (fatigue),

Berdasarkan waktunya terjadinya (kelelahan akut, kelelahan kronis), dan

berdasarkan penyebab terjadinya kelelahan fisik (physical), kelelahan

psikologis (Karina, 2016).

Kelelahan merupakan masalah yang harus mendapat perhatian. Semua

jenis pekerjaan baik formal dan informal menimbulkan kelelahan kerja.

Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah kesalahan kerja.

Menurunnya kinerja sama artinya dengan menurunnya produktivitas kerja.

Apabila tingkat produktivitas seorang tenaga kerja terganggu yang disebabkan

oleh faktor kelelahan fisik maupun psikis maka akibat yang ditimbulkannya

akan dirasakan oleh perusahaan berupa penurunan produktivitas perusahaan

2. Jenis-Jenis Kelelahan Kerja

Kelelahan dapat ditandai dengan berkurangnya performa mental maupun

fisik, oleh sebab itu dijelaskan sebagai berikut:

a. Kelelahan mental

Aktivitas mental adalah aktifitas yang dilakukan dengan

memanfaatkan otak atau pemikiran manusia. Aktivitas mental yang

berlebihan dapat menyebabkan kelelahan pada otak dan berdampak pada

turunnya respon fisik seseorang (Erwani, 2017).

Kelelahan mental adalah proses bertahap dan kumulatif yang saling

berkaitan dengan menurunnya kemampuan, efisiensi, performansi mental,


11

dan kewaspadaan. Munculnya kelesuan merupakan gejala utama dari

kelelahan mental. Rasa lelah yang muncul saat seseorang melakukan

aktivitas maka aktivitas tersebut akan terhambat, hilangnya keinginan

untuk melakukan kerja fisik maupun mental, serta muncul perasaan berat

dan mengantuk. Beban mental yang berlebih secara kualitatif diartikan

sebagai suatu pekerjaan yang kompleks dan rumit, sedangkan secara

kuantitatif diartikan sebagai kelelahan yang disebabkan oleh waktu

bekerja yang melebihi normalnya atau terlalu sering.

b. Kelelahan fisik

Kelelahan fisik merupakan kelelahan yang terjadi akibat. penggunaan

pada otot atau pembebanan secara berlebih. Kerja fisik mempunyai syarat

utama untuk melaksanakannya yaitu kontraksi otot (Kurniawan, 2021).

3. Pengukuran kelelahan

Kelelahan dapat diukur dengan mengajukan beberapa pertanyaan seputar

gejala, atau perasaan yang secara subyektif dirasakan oleh responden.

Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) merupakan kuesioner dari

jepang yang terdapat sejumlah pertanyaan berhubungan dengan gejala yang

berhubungan dengan kelelahan dalam bentuk daftar pertanyaan.

Adapun pengukuran kelelahan kerja dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji Perasaan kelelahan secara subjektif (Subjective feelings of

fatigue) Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue Research

Committee (IFRC) jepang, merupakan salah satu kuesioner yang dapat


12

mengukur tingkat kelelahan tingkat kelelahan subjektif. Kuesioner tersebut

berisi 30 daftar pertanyaan (Putri Mahardika, 2017).

Instrumen Kuesioner ini berisi 30 pertanyaan yang terdiri dari 10

pertanyaan tentang pelemahan kegiatan, 10 pertanyaan tentang pelemahan

motivasi, dan 10 pertanyaan tentang gambaran kelemahan fisik, hasil skor dari

pertanyaan tersebut nantinya akan dikategorikan menjadi 4 (empat) kategori

yaitu kelelahan rendah, kelelahan sedang, kelelahan tinggi dan kelelahan

sangat tinggi (Mellisa Tria, 2017).

Tabel 1
Klasifikasi Tingkat Kelelahan Subjektif

Tingkat Total skor Klasifikasi Tindakan pengendalian


kelelahan individu kelelahan
1 30-52 Rendah Belum diperlukan adanya
Tindakan
pengendalian/penanggulangan
2 53-75 Sedang Mungkin diperlukan adanya
Tindakan pengendalian /
penanggulangan
3 76-98 Tinggi Diperlukan adanya Tindakan
pengendalian/penanggulangan
4 99-120 Sangat tinggi Diperlukan adanya Tindakan
pengendalian/penanggulangan
Sumber: Tarwaka, 2015

4. Faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja

Faktor penyebab kelelahan di industri sangat bervariasi. Lingkungan kerja

dapat mempengaruhi kinerja pekerja, misalnya kebisingan, iklim kerja panas,

pencahayaan yang buruk dan vibrasi dapat menyebabkan ketidaknyaman

dalam bekerja. Apabila bekerja dengan kondisi tidak nyaman lama kelamaan
13

akan menimbulkan kelelahan. Selain dari faktor fisik lingkungan kerja

(Juliana, 2018).

Faktor utama yang signifikan terhadap kelelahan yang meliputi jenis

kelamin, usia, status gizi, beban kerja, ukuran tubuh dari pekerja yang

bersangkutan serta waktu yang digunakan dalam bekerja.

Menurut (Suma’mur 2009 dalam Rizki Rahmawati Lestari 2020) dalam

kelelahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Usia

Pada usia meningkat akan diikuti dengan proses degenerasi dari organ,

sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan menurun. Dengan

menurunnya kemampuan organ, maka hal ini akan menyebabkan tenaga

kerja akan semakin mudah mengalami kelelahan.

b. Jenis kelamin

Pada tenaga kerja wanita terjadi siklus setiap bulan di dalam

mekanisme tubuhnya, sehingga akan mempengaruhi turunnya kondisi

fisik maupun psikisnya, dan hal itu menyebabkan tingkat kelelahan wanita

lebih besar dari pada tingkat kelelahan tenaga kerja laki-laki.

c. Status gizi

Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-

zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan

digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang

memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja


14

dan Kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Septiawati

Dieni, 2021).

Berikut adalah faktor eksternal yang berpengaruh dengan kelelahan kerja

antara lain:

a. Beban kerja

Beban kerja seseorang hendaknya disesuaikan dengan kemampuan

individu untuk menghindari kecelakaan kerja. Apabila pembebanan tidak

seimbang, akan terjadi keadaan yang disebut ketidakseimbangan. Jika

beban terlalu berat maka akan terjadi kelelahan yang berlebihan, frustasi

dan pada akhirnya akan mengganggu kesehatan pekerja.

b. Masa kerja

Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama

mulai masuk hingga sekarang masih bekerja. Masa kerja ada karena

adanya hubungan kerja, oleh karenanya perhitungan masa kerja dihitung

sejak terjadinya hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha (Indria

Sukmawati, 2021)

c. Shift kerja

Menurut (Suma’mur 2013 dalam Poniah Juliawati 2020), shift kerja

merupakan pola waktu kerja yang telah diberikan pada tenaga kerja untuk

mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi,

sore dan malam. Kerja shift (bergilir) akan mengganggu sirkadian tubuh.

Gangguan ini akan berakibat terjadinya gangguan tidur pada pekerja dan
15

dalam keadaan yang terjadi secara terus-menerus tanpa disertai perbaikan

kondisi yang memadai menyebabkan kelelahan kronis.

d. Kebisingan

Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan

dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan

Kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (Saefuddin, 2021).

B. Tinjauan Tentang Kebisingan

1. Pengertian Kebisingan

Semua kegiatan industri yang dilakukan akan mempengaruhi kesehatan

pekerja, dan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan pekerja adalah

kebisingan. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau

kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang ditimbulkan oleh perusahaan

atau kegiatan pada tingkat dan waktu tertentu, yang dapat mengganggu

kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (Saefuddin, 2021).

Kebisingan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terjadinya kelelahan kerja. Bising adalah bunyi yang tidak disukai, suara yang

mengganggu. Berkurangnya pendengaran akibat bising berlangsung secara

perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama. Kecepatan penurunan

pendengaran tergantung pada tingkat kebisingan, lamanya pemaparan dan

kepekaan individu. Kebisingan bisa menyebabkan gangguan langsung pada

telinga auditory effect juga bisa mempengaruhi bukan pada indera

pendengaran non auditory effect (Karina, 2016).


16

2. Jenis - Jenis Kebisingan

Jenis kebisingan antara lain (Saefuddin 2021):

a. Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi luas (steady state,wide

band noise) noise misalnya suara yang ditimbulkan oleh kipas angin;

b. Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state,

narrow band noise) misalnya suara yang di timbulkan oleh gergaji sirkuler

dan katup gas;

c. Kebisingan terputus putus (intermittent) adalah kebisingan yang terjadi

secara terputus-putus atau tidak stabil. Misalnya suara lalu lintas, suara

kapal terbang di lapangan udara ;

d. Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise) adalah kebisingan

dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai puncaknya tidak lebih dari

35 milidetik.

e. Kebisingan impulsif berulang adalah kebisingan yang terjadi berulang

ulang dengan intensitas yang relatif rendah. Misalnya mesin tempa di

perusahaan.

3. Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2018

Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja bahwa Nilai

Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat kerja menetapkan

NAB pajanan kebisingan di tempat kerja sebesar 85 dB(A) untuk pajanan 8


17

jam sehari atau 40 jam seminggu. Berikut tabel NAB pajanan kebisingan di

tempat kerja yang ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Tabel 2
Nilai Ambang Batas Kebisingan

Intensitas Kebisingan
Waktu Pemajanan Per Hari
Dalam dB(A)
8 85
4 88
Jam
2 91
1 94
30 97
15 100
7,5 103
Menit
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 Detik 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
Sumber: Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2018.

Kebisingan di atas 80 dB dapat menyebabkan kegelisahan, tidak enak

badan, kejenuhan mendengar, sakit lambung, dan masalah peredaran darah.

Kebisingan yang berlebihan dan berkepanjangan terlihat dalam masalah

kelainan seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan luka perut.
18

Pengaruh kebisingan yang merusak pada efisiensi kerja dan produksi telah

dibuktikan secara statistik dalam beberapa bidang industri. (Nasution, 2019)

4. Zona Kebisingan

Adapun peraturan tentang tingkat kebisingan yang dianjurkan di dalam

satu kawasan terdapat pada (peraturan keputusan MENKES No. 718 tahun

1987 dalam Abdul Wahab 2018) tentang kebisingan pada kesehatan dibagi

kedalam empat zona wilayah yaitu:

a. Zona A (Kebisingan antara 35 dB sampai 45 dB), zona yang

diperuntukkan bagi penelitian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan

atau sosial dan sejenisnya.

b. Zona B (Kebisingan antara 45 dB sampai 55 dB), zona yang

diperuntukkan bagi perumahan, tempat pendidikan, rekreasi dan

sejenisnya.

c. Zona C (Kebisingan antara 50 dB sampai 60 dB), zona yang

diperuntukkan bagi perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar dan

sejenisnya.

d. Zona D (Kebisingan antara 60 dB sampai 70 dB), Zona yang

diperuntukkan bagi industri, pabrik, stasiun kereta api, terminal bus dan

sejenisnya.

5. Metode Pengukuran Kebisingan

Tingkat kebisingan dapat diukur menggunakan alat sound level

meter memberikan respons yang kurang lebih sama dengan respons telinga


19

manusia. Setelah itu, sound level meter dapat memberikan hasil pengukuran

dengan satuan kebisingan, yaitu deciBel (dB)

Sound level meter atau SLM adalah suatu perangkat alat uji untuk

mengukur tingkat kebisingan suara, hal tersebut sangat diperlukan terutama

untuk lingkungan industri, contoh pada industri penerbangan dimana

lingkungan sekitar harus diuji tingkat kebisingan suara atau tekanan suara

yang ditimbulkannya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan

sekitar.

Selain itu, menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor : Kep-48/Menlh/11/1996, pengambilan sampel kebisingan dibagi

menjadi dua cara sesuai dengan alat sound level meter yang digunakan, antara

lain:

a. Cara sederhana yaitu pengukuran kebisingan dengan alat sound level

meter biasa, dengan pembacaan yang dilakukan setiap 5 detik selama 10

menit, untuk satu kali pengukuran. Pengukuran kebisingan dengan cara

sederhana, minimal dilakukan oleh 2 orang. Satu orang untuk melihat

waktu dan memberikan aba-aba pembacaan kebisingan setiap 5 detik.

Lalu satu orang lagi bertugas membaca dan mencatat hasil pengukuran

kebisingan oleh sound level meter.

b. Cara langsung yaitu pengukuran kebisingan dengan integrating sound

level meter yang mempunyai fasilitas data logger dan pengukuran LTM5.

LTM5 adalah rata-rata hasil pengukuran setiap 5 detik dalam 10 menit.


20

Pengukuran kebisingan dengan cara langsung ini dapat dilakukan oleh 1

orang saja, karena integrating sound level meter tidak memerlukan

pembacaan setiap 5 detik. Data hasil pengukuran kebisingan sudah

berbentuk soft file, sehingga memudahkan analisa hasil pengukuran.

Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan di tempat terbuka, dan berjarak

3,5 meter dari dinding-dinding bangunan untuk menghindari pantulan suara.

Ketinggian sound level meter yang digunakan antara 1,2 -1,5 meter, sesuai

dengan rata-rata tinggi receptor kebisingan. 

Sound level meter memerlukan tripod untuk mengurangi potensi pantulan

bunyi oleh badan operator. Jarak dari operator ke sound level meter minimal

0,5 meter, dengan beda tinggi antara sound level meter dengan operator

minimal 0,5 meter.

Mikrofon pada sound level meter juga perlu diarahkan ke sumber

kebisingan. Pengukuran tingkat kebisingan harus dilakukan pada cuaca yang

cerah, dengan kecepatan angin yang tidak terlalu besar. Sebagai pengaman,

pada mikrofon harus selalu dipasang pelindung angin windscreen

(sumber :  Noise Measurement Manual of Queensland).

Untuk satu kali pengukuran dengan pembacaan kebisingan tiap 5 detik

selama 10 menit, maka didapat 120 data tingkat kebisingan. Data-data ini

selanjutnya di input ke dalam sebuah tabel untuk mempermudah analisis hasil

pengukuran. Rumus pengukuran tingkat kebisingan dapat dilihat sebagai

berikut.
21

1 N

Leq  10 log10 
T
 t 10
i 1
i
Li / 10

Keterangan:

a. Leq = equivalent continuous noise level meter atau tingkat

kebisingan sinambung setara ialah nilai tingkat kebisingan dari

kebisingan dari kebisingan yang berubah-ubah (flu aktif)

b. LTM5 = Leq dengan waktu sampling tiap 5 detik

c. Ls = Leq selama siang hari

d. Lm = Leq selama malam hari

e. Lsm = Leq selama siang hari dan malam hari

6. Pengaruh Kebisingan Terhadap Kesehatan

Pengaruh kebisingan pada tenaga kerja adalah adanya gangguan seperti

dibawah ini (Departemen Kesehatan RI, 2003):

a. Ganguan Fisiologis

Gangguan fisiologis adalah perubahan yang terjadi pada metabolisme

organ-organ tubuh yang meliputi aspek fisiologis yaitu peningkatan tekanan

jantung, penyakit lambung, kelelahan fisik (Wahyudi, 2017).

b. Ganguan Psikologis
22

Gangguan psikologis dapat mempengaruhi kondisi fisik, emosional,

kemampuan berpikir, dan keberfungsian dalam lingkungan sosial

(adagnafors et al.,2020; vanderlind, 2017). Misalnya, depresi dapat

membuat seorang pekerja mengalami perubahan efektif yang mengganggu

aktifitas sehari-hari, kehilangan minat untuk melakukan aktivitas sehari-

hari.

c. Gangguan Patologis Organis

Pengaruh kebisingan terhadap alat pendengaran yang paling menonjol

adalah menimbulkan ketulian yang bersifat sementara hingga permanen

(Departemen Kesehatan, 2003). Pengaruh utama dari kebisingan pada

kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengar yang menyebabkan

ketulian progresif. Pemulihan terjadi secara cepat sesudah dihentikan kerja di

tempat bising untuk efek kebisingan sementara. Tetapi paparan bising terus

menerus berakibat kehilangan daya dengar yang menetap dan tidak pulih

kembali, biasanya dimulai pada frekuensi sekitar 4000 Hz dan kemudian

menghebat dan meluas ke frekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai

frekuensi yang digunakan untuk percakapan. Di tempat kerja, tingkat

kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin dapat merusak pendengaran dan

dapat pula menimbulkan gangguan kesehatan pada tingkat kebisingan 80s/d

90 dBA atau lebih.

7. Pengendalian Kebisingan
23

Pengendalian kebisingan merupakan satu hal yang wajib diterapkan dalam

area kerja yang menghasilkan kebisingan pada level tertentu. Namun,

pengendalian kebisingan tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip

dasar perancangan perusahaan yaitu faktor keamanan (safety), kemudahan

operasi alat, dan kemudahan perawatan (maintenance), faktor kelayakan

ekonomi. Dalam hirarki pengendalian dapat dilakukan dengan cara eliminasi,

subtitusi, engineering control, administrative, dan alat pelindung diri, data

dilihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 1

Gambar 2.1 Hirarki Pengendalian Faktor Risiko K3

a. Eliminasi

Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan

pada saat desain, tujuannya adalah untuk menghilangkan kemungkinan

kesalahan manusia dalam menjalankan suatu sistem karena adanya

kekurangan pada desain. Penghilangan bahaya merupakan metode


24

yang paling efektif sehingga tidak hanya mengandalkan perilaku

pekerja dalam menghindari risiko, namun demikian, penghapusan

benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis.

Contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya jatuh,

bahaya ergonomi, bahaya ruang terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.

b. Substitusi

Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses,

operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak

berbahaya. Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dan risiko

minimal melalui disain sistem ataupun desain ulang. Beberapa contoh

aplikasi substitusi misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk

mengurangi interaksi mesin-mesin berbahaya dengan operator,

menggunakan bahan pembersih kimia yang kurang berbahaya,

mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus listrik, mengganti bahan

baku padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang cair atau

basah.

c. Rekayasa engineering

Teknik pengendalian ini pada umumnya dilakukan dengan

membuat atau merekayasa mesin dengan tingkat kebisingan yang

tinggi, seperti penggantian alat dari tingkat kebisingan tinggi dengan

alat yang tingkat kebisingan rendah, memodifikasi alat, menyerap


25

kebisingan yang dihasilkan alat/mesin, menempatkan mesin di ruang

kedap bunyi dengan ventilasi yang memadai agar mesin tidak

kepanasan.

d. Administratif

Pengendalian ini dapat dilakukan dengan mengurangi waktu

pemajanan terhadap pekerja dengan cara pengaturan waktu kerja dan

istirahat, sehingga waktu kerja dari pekerja masih berada dalam batas

aman. Pengaturan waktu kerja ini disesuaikan antara pemajanan

intensitas kebisingan dengan waktu maksimum yang diizinkan untuk

setiap area kerja.

e. Alat pelindung diri

Pengendalian dengan pemberian dan kewajiban pekerja dalam

pemakaian APD merupakan alternatif terakhir yang harus dilakukan

jika urutan hirarki pengendalian bahaya tidak bisa berjalan serta

menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi perusahaan. Pengendalian

risiko suatu urutan sampai dengan tingkat risiko/bahaya berkurang

menuju titik yang aman.

C. Tinjauan Tentang Usia Pekerja

1. Pengertian usia pekerja

Usia pekerja adalah usia yang sudah memasuki usia produktif baik yang

sudah bekerja maupun yang belum bekerja, usia pekerja menjadi “indikator”

sebuah perusahaan dalam menentukan pegawai, pegawai yang memiliki usia


26

produktif kerja yang akan direkrut untuk memenuhi posisi yang diperlukan,

sedangkan klasifikasi umur berdasarkan tingkatan usia yang telah ditetapkan

oleh organisasi. Banyaknya pengalaman kerja juga akan membentuk pola

kerja efektif dan efisien, hal ini dikarenakan banyaknya pengalaman yang

telah diperoleh selama bekerja.

Usia yang masih dalam masa produktif biasanya mempunyai tingkat

produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang sudah

berusia tua sehingga fisik yang dimiliki menjadi lemah dan terbatas. Untuk

usia sendiri secara teori mengatakan bahwa dimana semakin tinggi usia

seseorang akan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas nya. Hal ini

diperkuat dengan sistem biologis manusia, yang semakin bertambahnya umur

seseorang, maka akan semakin menurun sistem imun, sistem kerja hormon

dan sistem saraf sensorik, motorik dan neurik seseorang.

Untuk usia sendiri secara teori mengatakan bahwa dimana semakin tinggi

usia seseorang akan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas nya. Hal

ini diperkuat dengan sistem biologis manusia, yang semakin bertambahnya

umur seseorang, maka akan semakin menurun sistem imun, sistem kerja

hormon dan sistem saraf sensorik, motorik dan neorik seseorang.

2. Jenis-Jenis Usia Pekerja

Sebuah pandangan yang sangat menarik mengenai evolusi karir diberikan

oleh Daniel Levinson dan rekan-rekannya. Model yang dia kembangkan

berdasarkan telah yang dilakukannya itu mengungkapkan bahwa kehidupan


27

orang dewasa menyangkut serangkaian krisis atau peralihan pribadi dan yang

berkaitan dengan karir yang terjadi dalam setiap pribadi dan yang berkaitan

dengan karir yang terjadi dalam setiap jangka waktu antara lima sampai

dengan sepuluh tahun yang berentetan dan hampir dapat diramalkan.

a. Usia 17-22:

Peralihan Dewasa Awal Individu harus berhasil mengelola pemisahan

diri dari ikatan keluarga dan menjadi dirinya sendiri. Pada tahap ini,

setidaknya dari segi keuangan dan secara emosional, individu itu masih

tetap bergantung pada orang tuanya.

b. Usia 22-28:

Memasuki Dunia Dewasa Individu telah menyelesaikan

pendidikannya dan mulai membuat komitmen untuk masa depan, suatu

gaya hidup dan karir dipilih. Menurut istilah Levinson, individu mulai

memusatkan perhatiannya untuk memasuki dunia dewasa.

c. Usia 28-33:

Peralihan Usia 30 Pada suatu saat selama masa ini individu meninjau

kembali kemajuan menuju tujuan pribadi dan karir yang telah ditentukan

sebelumnya. Jikalau kemajuan tersebut memuaskan, individu dapat terus

pada lintasan yang sama. Jikalau tidak, dapat mengakibatkan perubahan

radikal dan kekacauan. Pindah ke tempat tinggal baru, pindah pekerjaan

atau karir, atau perceraian terhitung lazim pada masa ini.


28

d. Usia 33-40:

Masa Tenang Dalam masa ini, segala sesuatu yang lain dihindari demi

pekerjaan dan kemajuan karir. Individu berjuang untuk menjadi dirinya

sendiri. Kontak sosial dan persahabatan dihilangkan atau dikurangi

sehingga memungkinkan individu memusatkan perhatian pada pekerjaan.

e. Usia 40-45:

Peralihan Tengah Baya Masa ini merupakan masa peralihan kedua

dimana individu menilai kembali kemajuan karirnya. Manajer yang puas

dengan arah perkembangan karirnya akan terus bekerja secara efektif.

Sesungguhnya, mulai berkembang kebanggaan tertentu akan prestasi dan

pengalaman seseorang.

f. Usia 45-50:

Memasuki Masa Dewasa Pertengahan Penilaian kembali yang

dilakukan selama krisis tengah baya dikonsolidasi. Individu memantapkan

perspektifnya yang baru atau yang ditegaskan kembali mengenai karirnya.

g. Usia 50-55:

Peralihan Usia 50 Pada masa ini muncul persoalan atau tugas yang

tidak ditangani secara memuaskan dalam awal usia 30 atau peralihan usai

tengah-baya. Individu yang sedikit sekali mengalami perubahan dalam

peralihan usia tengah-baya dan menata struktur hidup secara tidak

memuaskan mungkin mengalami krisis.

h. Usia 55-60:
29

Puncak Masa Dewasa Pertengahan Masa ini relatif stabil, sama dengan

masa tenang pada masa dewasa awal. Apakah ambisi seseorang individu

terpenuhi atau tidak, ia harus menerima kenyataan bahwa karirnya sudah

sampai pada titik akhir dan mulai menyiapkan diri untuk pensiun.

i. Usia 60-65:

Peralihan Masa Dewasa Akhir Kebanyakan orang berhenti bekerja,

dan pensiun sering mempunyai pengaruh yang berarti terhadap cara orang

memandang dirinya sendiri dan dipandang oleh orang lain.

j. Usia 65 dan selanjutnya:

Masa Dewasa Akhir Masa penilaian dan penyimpulan. Setelah bebas

dari tanggung jawab untuk pergi kerja, banyak orang yang benar-benar

menikmati waktu luangnya dan memusatkan perhatiannya untuk mengejar

apa yang telah mereka abaikan di masa mudanya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usia Dapat Dikatakan Sebagai Usia

Produktif

Menurut UU No.13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa

penggolongan batas usia kerja atau usia produktif yang berlaku di Indonesia

adalah sebagai berikut:

a. Usia 0-14 tahun, tergolong sebagai usia belum produktif karena masih

tergolong usia anak-anak atau remaja.


30

b. Usia 15-64 tahun tergolong sebagai usia produktif karena merupakan usia

dewasa dan siap bekerja.

c. Usia 65 tahun keatas, tergolong sebagai usia tidak produktif karena

merupakan usia senja yang tidak lagi produktif untuk bekerja.

Tabel 3
Sintesa Penelitian Sebelumnya

No Judul Penelitian dan Jenis Sampel dan Hasil Penelitian


Nama Jurnal Penelitian Teknik
Penarikan
Sampel
1. Jenis Pekerja pt Ada hubungan
Adam suryaatmadja, pendekatan nobelindo antara masa kerja
vaninda eka observasional sidoarjo dengan kelelahan
pridianata, hubungan deskriptif, sebanyak 25 kerja (C=0,537),
antara masa kerja, desain cross karyawan. beban kerja
beban kerja, sectional Teknik dengan kelelahan
intensitas kebisingan penarikan kerja (C=0,613)
dengan kelelahan sampel adalah dan intensitas
kerja di PT nobelindo accidental kebisingan
sidoarjo (journal of sampling dengan kelelahan
health since and kerja (C=0,471)
prevention vol. 4 no 1
april 2020)
2. Deny kurniawan, Studi cross Seluruh tenaga Terdapat
hubungan antara sectional kerja bagian hubungan antara
intensitas kebisingan pabrik yang intensitas
dengan kelelahan berjumlah 73 kebisingan
kerja bagian pabrik di orang. Teknik dengan kelelahan
PT. X (jurnal penarikan kerja pada tenaga
kesehatan masyarakat sampel: simple kerja bagian
volume 10 nomor 01, random pabrik di PT. X
2020) sampling hasil uji chis
quare p=0,002
31

(a<0,05)
3. Syamsiar S. Russeng, Studi cross Sampel dalam Berdasarkan
Lalu Muhammad sectional penelitian ini hasil penelitian
Saleh, Yahya adalah 71 ada hubungan
Thamrin, siti Aulia pekerja apron antara usia
Utami, hubungan di bandara dengan kelelahan
kebisingan dan sultan kerja
kelelahan pada sultan hasanuddin menunjukkan
hasanuddin pekerja makassar. nilai p = 0,001,
apron bandara (Jurnal Teknik karena nilai p <
Internasional Ilmu pengumpulan 0,05 dan Hasil
Kedokteran dan data random penelitian
Kesehatan, Volume- sampling menggunakan uji
5, 2019). Chi-square
menunjukkan
bahwa nilai p =
0,017, karena
nilai p < 0,05 ada
hubungan antara
kebisingan dan
kelelahan kerja.
Andrianus Evander Studi cross penelitian ini hasil terdapat
Kondi, Herlina. sectional menggunakan hubungan yang
Faktor - Faktor yang random signifikan antara
Berhubungan dengan sampling umur (p-value =
Kelelahan Kerja pada menggunakan 0,001), sikap
Perawat di Rumah rumus dari kerja (p-value =
Sakit Awal Bross Taro Yamane 0,001), beban
Bekasi (Jurnal dengan jumlah kerja (p-value =
Persada Husada sample 60 0,001), dengan
Indonesia, Vol. 6 No. responden kelelahan kerja
20, 2019) pada perawat
4. Karina wahyu Studi cross Tenaga kerja Tedapat
andriani, hubungan sectional pada unit hubungan yang
umur, kebisingan dan produksi PT, signifikan
temperature udara X Jakarta anatara umur dan
dengan kelelahan sebanyak 80 kelelahan
subjektif individu di orang. Teknik subjektif
PT X Jakarta (the penarikan sedangkan,
Indonesian journal of sampel simple temperatur dan
occupational safety random kebisingan tidak
and health, vol. 5 No. sampling memiliki
32

2 juli-des 2016) hubungan


signifikan
dengan kelelahan
subjektif.
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Diteliti

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka

didentifikasi variabel yang terlihat dalam model kerangka teori sistem terdiri dari

3 variabel kelelahan kerja merupakan salah satu permasalahan keselamatan dan

kesehatan kerja yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja dan

dapat berdampak terhadap penurunan produktivitas kerja dan penurunan

konsentrasi kerja.

Kelelahan kerja dapat terjadi karena berbagai faktor seperti umur, masa kerja,

status gizi, dan kebisingan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan usia

pekerja dan tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja di container yard terminal

petikemas makassar. Notoatmodjo (2017) menjelaskan bahwa Kerangka konsep

penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk menjelaskan hubungan

atau kaitan antara variabel yang akan diteliti.

B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka usia

kerja dan tingkat kebisingan merupakan variabel independen dan kelelahan kerja

merupakan variabel dependen. Adapun gambaran variabel dapat dilihat dalam

skema dibawah ini:


34

Faktor internal
Usia Pekerja

Jenis Kelamin

Status Gizi

Faktor eksternal Kelelahan Kerja

Masa Kerja

Beban Kerja

Shift Kerja

Tingkat Kebisingan

Keterangan:

: Variabel independen

: Variabel dependen

: Penghubung variabel

: Variabel tidak diteliti

C. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2018), Definisi operasional adalah variabel

penelitian dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum

dilakukan analisis.

1. Kelelahan Kerja

a. Definisi Operasional

Kelelahan kerja merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

kecelakaan pada saat bekerja.


35

b. Kriteria Objektif

Tidak mengalami kelelahan : jika skor jawaban responden < 75

Mengalami kelelahan : jika skor jawaban responden ≥ 75

2. Usia Pekerja

a. Definisi Operasional

Usia pekerja merupakan usia yang sudah memasuki usia produktif.

b. Kriteria objektif

Risiko tinggi : jika usia produktif responden ≥ 45 tahun

Risiko rendah : jika usia produktif responden < 45 tahun

3. Kebisingan

a. Definisi Operasional

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari perusahaan atau

kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu.

b. Kriteria objektif

Tidak memenuhi syarat : jika pengukuran tingkat kebisingan > 85

dB

Memenuhi syarat : jika pengukuran tingkat kebisingan ≤ 85

dB

D. Hipotesis Penelitian

1. Usia Pekerja

a. Ho: Tidak ada hubungan usia pekerja dengan kelelahan kerja di container

yard terminal petikemas makassar


36

b. Ha: Ada hubungan usia pekerja dengan kelelahan kerja di container yard

terminal petikemas makassar

2. Kebisingan

a. Ho: Tidak ada hubungan tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja di

container yard terminal petikemas makassar

b. Ha: Ada hubungan tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja di container

yard terminal petikemas makassar


37
BAB IV

METODE PENELITAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan usia pekerja dan tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja

pada pekerja di container yard terminal petikemas makassar.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan Terminal Petikemas Makassar PT. Pelindo

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus sampai 8 september

2022

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau data dengan karakteristik tertentu

yang akan diteliti, dalam penelitian ini adalah pekerja yang berada di operator

container yard yang memiliki tingkat kebisingan yang tinggi. Populasi dalam

penelitian ini berjumlah 56 orang adalah operator RTG (Rubber Tyred

Gantry) container yard terminal petikemas makassar.


39

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pekerja yang berada pada operator di

container yard. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total

sampling, dimana suatu teknik penarikan sampel yang dilakukan dengan

mengambil semua populasi menjadi sampel penelitian (Sugiyono, 2018).

D. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh Peneliti secara langsung dari

individu ataupun perorangan melalui hasil pengisian kuesioner KAUPK

dan Pengukuran kebisingan menggunakan sound level meter. Data

mengenai usia diperoleh dengan wawancara langsung dengan responden.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari perusahaan

untuk mengumpulkan data. Data sekunder dalam penelitian ini adalah

profil perusahaan, lingkungan kerja, dan data pekerja.

E. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan cara komputerisasi menggunakan program

SPSS. Proses pengolahan data tersebut meliputi:

1. Penyuntingan (Editing)

Proses Penyuntingan (editing) adalah upaya untuk memeriksa kembali

kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan


40

2. Pengkodean (Coding)

Pengkodean (Coding) adalah pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang berupa kalimat atau huruf.

3. Pemasukan Data (Entry Data)

Pemasukan Data (Entry data) adalah kegiatan memasukkan data yang

telah dikumpulkan ke dalam program pengolah data.

4. Pembersihan (Cleaning)

Pembersihan (Cleaning) yaitu kegiatan pengecekan kembali

kemungkinan kesalahan seperti kode, kelengkapan dan sebagainya.

F. Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode statistik program

Aplikasi Komputer dan selanjutnya dilakukan analisis dengan cara sebagai

berikut:

1. Analisa Univariat

Dilakukan untuk mendapatkan gambaran gambaran distribusi dan

frekuensi dari variabel dependen dan variabel independen. Data disajikan

bentuk distribusi frekuensi dan diinterpretasikan.

2. Analisa Bivariat

Dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen, apakah variabel tersebut mempunyai hubungan yang

signifikan atau hubungan secara kebetulan. Dalam analisis ini, uji digunakan

adalah uji Chi-square.


41

Uji signifikan dilakukan dengan menggunakan batas kemaknaan (α) =

0,05 dan 95% confidence interval dengan ketentuan bila :

a. p-Value < 0,05 berarti hipotesis diterima (p-Value < α). Uji statistik

menunjukan adanya hubungan yang signifikan.

b. p-Value > 0,05 berarti hipotesis ditolak (p-Value > α). Uji statistik

menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan.

G. Penyajian data

Penyajian data dalam bentuk narasi dan tabel (tabel frekuensi, dan tabel

analisis)

H. Etika penelitian

1. Informed consent (lembar persetujuan) diberikan kepada subjek yang akan

diteliti. lembar persetujuan ini diberikan sebelum penelitian dilakukan

agar responden mengetahui maksud, tujuan, dan manfaat penelitian. Jika

responden bersedia maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan penelitian, jika tidak maka peneliti harus menghargai hak-hak

responden.

2. Anonymity (tanpa nama) Untuk menjagakerahasiaan responden, peneliti

tidak boleh mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan

data yang diisi oleh responden, tetapi menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data yang diberikan kepada responden.


42

3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan responden akan dijamin oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau

dilaporkan sebagai hasil riset


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) merupakan badan usaha milik negara

(BUMN) yang bergerak di bidang jasa kepelabuhan yang menyediakan sarana

dan prasarana pelabuhan dalam rangka menunjang kelancaran arus kapal laut,

angkutan penumpang dan pengiriman barang. Adapun tujuan utama dari PT.

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ini adalah untuk melaksanakan dan menunjang

kebijaksanaan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan melalui

pelayanan jasa kepelabuhan.

Salah satu pelayanan jasa di bidang kepelabuhan yang dilaksanakan oleh PT.

Pelabuhan Indonesia IV (Persero) adalah terminal petikemas yang disiapkan

khusus untuk melayani penanganan petikemas.

Terminal petikemas makassar adalah salah satu segmen usaha PT. Pelabuhan

Indonesia IV (Persero). Prosedur bongkar muat petikemas di PT. Pelabuhan

Indonesia IV (Persero) cabang terminal petikemas makassar diatur dalam

peraturan direksi No. 16 Tahun 2015 tentang sistem dan prosedur pelayanan jasa

petikemas pada PT. Pelindo (IV) terminal petikemas makassar.

Container yard adalah lapangan untuk mengumpulkan, menyimpan dan

menumpuk petikemas di mana petikemas yang berisi muatan diserahkan ke

penerima barang dan petikemas kosong di ambil pengirim barang. Pada terminal

petikemas modern /besar container yard dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
44

container yard untuk petikemas ekspor, import, (refrigerated container), dan

container yard untuk petikemas kosong.

Rubber tyred gantry merupakan alat pengatur tumpukan petikemas yang juga

dapat digunakan untuk memindahkan tempat penumpukan petikemas dalam

jurusan lurus ke arah depan dan ke belakang. Operator Rubber Tyred Gantry

(RTG) mengangkat petikemas dari head truck dan meletakkan pada blok yang

telah ditentukan. Operator mengangkat atau menurunkan petikemas menurut

arahan stackman.

B. Hasil Penelitian

Penelitian tentang “hubungan usia pekerja dan tingkat kebisingan terhadap

kelelahan kerja di container yard terminal petikemas makassar” dilakukan dari

tanggal 08 agustus s/d 08 september 2022. Jenis penelitian yang digunakan pada

penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional

dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara usia pekerja dan tingkat

kebisingan terhadap kelelahan kerja. Jumlah sampel dalam penelitian ini

sebanyak 56 responden pekerja di unit operator RTG dan semua berjenis kelamin

laki-laki.

Setelah data terkumpul dan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis

data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai kemudian

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase hasil penelitian

sebagai berikut:
45

1. Karakteristik Responden

Dari hasil tabulasi data dapat dilihat karakteristik demografi responden

dan jumlah sampel sebanyak 56 orang. Kemudian dibagi berdasarkan usia,

jenis kelamin, Pendidikan, shift kerja, masa kerja, unit kerja, status

kepegawaian, dan Riwayat penyakit (3 tahun terakhir) dapat dilihat pada

tabel.

Tabel 4
Distribusi Karakteristik Responden Pekerja di Container Yard
Terminal Petikemas Makassar Tahun 2022

Variabel n (%)
Usia (Tahun)
20-29 11 19,6
30-39 12 21,4
40-49 26 46,4
50-59 7 12,5
Pendidikan
SMA 50 89,3
SMK 6 10,7
Shift Kerja
Pagi 34 60,7
Siang 22 39,3
Masa kerja
1-5 tahun 11 19,6
6-10 tahun 21 37,5
11-15 tahun 19 33,9
16-20 tahun 5 8,9
Riwayat Penyakit
(3 Tahun Terakhir)
Tidak ada 50 89,3
Hipertensi 5 8,9
Gastritis 1 1,8
Jumlah 56 100,0
46

Sumber: Data Primer

Tabel 4 menunjukan bahwa distribusi frekuensi dari total 56 responden

berdasarkan kategori usia yang tertinggi 40-49 tahun sebanyak 26 orang (46,4%),

sedangkan yang terendah adalah 50-59 tahun sebanyak 7 orang (12,5%).

Berdasarkan Pendidikan yang tertinggi adalah SMA sebanyak 50 orang (89,3%),

dan yang terendah adalah SMK sebanyak 6 orang (10,7%). Shift kerja yang

tertinggi adalah shift pagi 34 orang (60,7%) dan yang terendah adalah shift siang

sebanyak 22 orang (39,3%). Masa kerja yang tertinggi adalah 6-10 tahun

sebanyak 21 orang (37,5%) dan yang terendah adalah 16-20 tahun sebanyak 5

orang (8,9%). Riwayat penyakit (3 tahun terakhir) yang tertinggi yaitu tidak ada

sebanyak 50 orang (89,3%) dan yang terendah gastritis sebanyak 1 orang (1,8%).

2. Analisis univariat

Dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan frekuensi dari variabel

dependen dan independen.

a. Kelelahan kerja

Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja di Container Yard
Terminal Petikemas Makassar Tahun 2022

Kelelahan Kerja n %
Tidak Mengalami Kelelahan 13 23,2
Mengalami Kelelahan 43 76,8
Jumlah 56 100,0
Sumber: Data Primer
47

Tabel 5 menunjukan bahwa dari 56 responden, 13 orang (23,2%) mengalami

kelelahan di saat bekerja, sedangkan 43 orang (76,8%) tidak mengalami kelelahan

di saat bekerja.

b. Usia pekerja

Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pekerja di Container Yard
Terminal Petikemas Makassar Tahun 2022

Usia Pekerja (Tahun) n %


Risiko Rendah 28 50,0
Risiko Tinggi 28 50,0
Jumlah 56 100,0
Sumber: Data Primer

Tabel 6. Menunjukan bahwa dari 56 responden, yang memiliki usia pekerja <

45 tahun dengan kategori risiko rendah sebanyak 28 orang (50,0%), dan yang

memiliki usia pekerja ≥ 45 tahun sebanyak 28 orang (50,0%).

c. Kebisingan

Tabel 7
Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Berdasarkan Lokasi
di Container Yard Terminal Petikemas Makassar
Tahun 2022

Tempat Pengukuran Intensitas Kebisingan dB(A)


Blok J Container yard 82.74 dB
Blok h (KPO) container 87.07 dB
yard
Sumber: Data Primer
48

Tabel 7. Berdasarkan distribusi tingkat kebisingan diketahui bahwa tempat

yang melebihi NAB adalah blok H (KPO) container yard dengan rata-rata

kebisingan 87.07 dB, dan untuk lokasi yang tidak melebihi NAB adalah blok J

container yard dengan rata-rata kebisingan 82.74 dB

Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kebisingan di Container Yard
Terminal Petikemas Makassar Tahun 2022

Tingkat Kebisingan n %
Tidak Memenuhi syarat 46 82,1
Memenuhi syarat 10 17,9
Jumlah 56 100,0
Sumber: Data Primer

Tabel 8. Menunjukan bahwa responden yang bekerja di container yard blok j

yang memenuhi syarat sebanyak 46 orang (82,1%), dan responden yang bekerja

di container yard blok h (KPO) tidak memenuhi syarat sebanyak 10 orang

(17,9%).

3. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan uji chi square dengan

tingkat signifikan α < 0,05. Dapat dilihat pada tabel 8, 9.

a. Usia Pekerja Dengan Kelelahan Kerja


49

Tabel 9
Hubungan Usia Pekerja Dengan Kelelahan Kerja di Container Yard Terminal
Petikemas Makassar Tahun 2022

Usia Pekerja Kelelahan Kerja Jumlah Nilai p


Tidak Mengalami Mengalami
Kelelahan Kelelahan
n % n % n % 0.027
Risiko Rendah 10 35,7 18 64,3 28 100,0
Risiko Tinggi 3 10,7 25 89,3 28 100,0
Jumlah 13 23,2 43 76,8 56 100,0
Sumber: Data Primer

Tabel 9 menunjukan bahwa dari 28 pekerja operator RTG yang memiliki

risiko rendah terdapat 10 (35,7%) pekerja yang tidak mengalami kelelahan dalam

bekerja dan 18 (64,3%) pekerja operator RTG yang mengalami kelelahan.

Sedangkan dari 28 pekerja operator RTG yang memiliki risiko tinggi terdapat 3

(10,7%) pekerja yang mengalami kelelahan dalam bekerja dan 25 (89,3%) pekerja

yang mengalami kelelahan.

Berdasarkan uji statistik chi-square didapatkan nilai p = 0.027< p value 0.05

yang artinya terdapat hubungan antara usia pekerja dengan kelelahan kerja.

Semakin baik usia pekerja semakin baik pula mencegah kelelahan pekerja.

b. Tingkat Kebisingan Dengan Kelelahan Kerja

Tabel 10
Hubungan Tingkat Kebisingan Dengan Kelelahan Kerja di Container Yard
Terminal Petikemas Makassar Tahun 2022

Tingkat Kebisingan Kelelahan Kerja Jumlah Nilai p


Tidak Mengalami Mengalami
Kelelahan Kelelahan
n % n % n % 0.041
Memenuhi Syarat 5 50,0 5 50,0 10 100,0
50

Tidak Memenuhi syarat 8 17,4 38 82,6 46 100,0


Jumlah 1 23,2 43 76,8 56 100,0
3
Sumber: Data Primer

Tabel 10 menujukan bahwa dari 10 pekerja operator RTG yang memiliki

tingkat kebisingan memenuhi syarat terdapat 5 (50,0%) pekerja yang tidak

mengalami kelelahan kerja dalam bekerja dan 5 (50,0%) pekerja yang mengalami

kelelahan. Sedangkan dari 46 pekerja operator RTG yang tidak memenuhi syarat

terdapat 8 (17,4%) pekerja yang tidak mengalami kelelahan dalam bekerja dan 38

(82,6%) pekerja yang mengalami kelelahan.

Berdasarkan uji statistik fisher exact didapatkan nilai p = 0.041< p value 0.05

yang artinya terdapat hubungan antara tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja.

Semakin berkurang tingkat kebisingan maka semakin baik pula mencegah

kelelahan pekerja.

C. Pembahasan

Penelitian ini membahas mengenai hubungan usia pekerja dan tingkat

kebisingan dengan kelelahan kerja di container yard terminal petikemas

makassar. Setelah dilakukan analisis data dan pengujian terhadap 56 sampel

dengan menggunakan pendekatan cross sectional study untuk melihat hubungan

antar variabel independen dengan variabel dependen, maka hasil analisis dibahas

sebagai berikut:

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa distribusi karakteristik responden

yang diperoleh kategori usia yang tertinggi 20-29 tahun sebanyak 11 orang
51

(19,6%), 30-39 tahun sebanyak 12 orang, 40-49 tahun sebanyak 26 orang (46,4%)

dan 50-59 tahun sebanyak 7 orang (12,5%).

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dilapangan terdapat pekerja yang

berusia < 45 tahun dan ≥ 45 tahun, memiliki tingkat kelelahan kerja yang sama

maka dapat disimpulkan tidak hanya pekerja yang berusia tua mengalami

kelelahan kerja tetapi pekerja yang berusia muda juga dapat mengalami kelelahan

kerja.

Distribusi karakteristik responden diperoleh kategori Pendidikan yang

tertinggi adalah SMA sebanyak 50 orang (89,3%), dan yang terendah adalah

SMK sebanyak 6 orang (10,7%). Rata-rata tingkat Pendidikan pada operator

RTG memiliki tingkat Pendidikan yang sederajat dikarenakan banyak pekerja

yang mengikuti pelatihan bersertifikat untuk menjadi operator RTG, dan

terminal petikemas juga melakukan Kerjasama antara PT. Intan sejahtera

utama dalam perekrutan pekerja operator.

Distribusi karakteristik responden diperoleh kategori Shift kerja yang

tertinggi adalah shift pagi 34 orang (60,7%) dan yang terendah adalah shift

siang sebanyak 22 orang (39,3%). Berdasarkan pengamatan peneliti

dilapangan bahwa pekerja yang bekerja pada shift pagi terdapat banyak

pekerja yang sering merasakan kepala terasa berat dikarenakan banyak

melakukan aktivitas fisik sedangkan pada pekerja shift siang sering merasa

haus dan merasa lelah diseluruh badan dan menyebabkan ngantuk sehingga

berisiko terjadinya kelelahan kerja.


52

Masa kerja dari 1-5 tahun sebanyak 11 orang (19,6%), 6-10 tahun

sebanyak 21 orang (37.5%), 11-15 tahun sebanyak 19 orang (33,9%) dan 16-

20 tahun sebanyak 5 orang (8,9%). Menurut asumsi peneliti Masa kerja yang

melebihi di atas 5 tahun dapat menyebabkan kelelahan kerja pada pekerja

dikarenakan faktor pekerjaan yang dilakukan pekerja operator RTG yang

dilakukan secara berulang dan monoton.

Riwayat penyakit (3 tahun terakhir) yang tertinggi yaitu tidak ada

sebanyak 50 orang (89.3%), hipertensi sebanyak 5 orang (8.9%) dan gastritis

sebanyak 1 orang (1.8%). Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan

pekerja dengan penyakit hipertensi dapat mempengaruhi terjadinya kelelahan

kerja pada pekerja. Pekerja operator diharapkan dapat melakukan pemeriksaan

kesehatan 6 bulan sekali untuk mengurangi terjadinya kelelahan kerja dan

mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar meningkat kemampuan

dalam melakukan pekerjaan.

1. Hubungan usia pekerja dengan kelelahan kerja di container yard terminal

petikemas Makassar.

Usia pekerja adalah usia yang sudah memasuki usia produktif baik yang

sudah bekerja maupun yang belum bekerja, usia pekerja menjadi “indikator”

sebuah perusahaan dalam menentukan pegawai, pegawai yang memiliki usia

produktif kerja yang akan direkrut untuk memenuhi posisi yang diperlukan,

sedangkan klasifikasi umur berdasarkan tingkatan usia yang telah ditetapkan

oleh organisasi. Banyaknya pengalaman kerja juga akan membentuk pola


53

kerja efektif dan efisien, hal ini dikarenakan banyaknya pengalaman yang

telah diperoleh selama bekerja. Usia yang semakin tua maka semakin rentan

mengalami kelelahan kerja.

Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah dilakukan uji statistik chi-

square didapatkan nilai p = 0.027 < p value 0.05 yang artinya terdapat

hubungan antara usia pekerja dengan kelelahan kerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juanda

Rizki Darmayanti, dkk (2021) yang menyatakan bahwa dari hasil analisis uji

statistik menggunakan chi square P value < 0,05 (0,001) maka dapat ditarik

kesimpulan Ho ditolak Ha diterima yang artinya terdapat hubungan usia

dengan kelelahan kerja pada pekerja kantor.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Naimah, dkk (2020) yang menyatakan bahwa dari hasil uji statistik dengan

chi square didapatkan nilai p-value = 0,000 < α 0.05 maka Ho ditolak artinya

secara statistik ada hubungan usia dengan kelelahan kerja karyawan di

PT.Kondang Buana Asri tahun 2020.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nabila Nala Utami (2018) yang menyatakan bahwa dari hasil uji statistik

dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai fisher’s exact test sebagai

p-value yaitu sebesar 0.033 (p-value<0.05) berarti Ho di tolak artinya da


54

hubungan antara usia dengan kelelahan kerja pada pekerja industri rumah

tangga peleburan aluminium di desa eretan kulon indramayu tahun 2018.

Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian, bahwa perusahaan

melakukan perekrutan pekerja berdasarkan usia paling muda 18-20 tahun.

Dari usia tersebut perusahaan bisa menilai layak atau tidaknya masuk kedalam

perusahaan dilihat dari sertifikat pelatihan K3 pekerja dan Riwayat kesehatan

calon pekerja. Perusahaan juga belum adanya Batasan usia maksimum yang

ditetapkan di dalam lingkup perusahaan yang mengakibatkan pekerja yang

berusia lanjut masih bisa bekerja di perusahaan, dan pekerja yang memiliki

status kepegawaian karyawan kontrak dan kinerja pekerja yang bagus akan

terus diperpanjang masa kontrak walaupun usia pekerja sudah melebihi batas

maksimum.

Peneliti berasumsi bahwa tidak hanya pekerja yang berusia tua saja yang

mengalami kelelahan tetapi, pekerja usia muda juga dapat mengalami

kelelahan kerja. Penyebab pekerja yang mengalami kelelahan kerja karena

pekerjaan yang dilakukan terlalu monoton sehingga menimbulkan rasa jenuh

dan juga dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang tidak mendukung, seperti

cuaca yang sangat panas.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mukhammad Himawan

Saputra, dkk (2019). Bahwa hampir seluruhnya pekerja di CV. Citra

Convention mengalami tingkat Monoton sedang (91.9%) dan juga mengalami

tingkat kelelahan tinggi (89.2%). Hasil uji statistik menunjukan bahwa


55

terdapat hubungan antara kerja monoton dengan kelelahan pada pekerja, p

value 0.0001 dengan nilai r 0.867 yang berarti hubungan tergolong sangat

kuat ke arah hubungan positif yang berarti semakin monoton pekerjaan maka

akan semakin melelahkan pekerjaan tersebut pada pekerja.

usia pekerja sangat mempengaruhi kondisi tubuhnya, sehingga pekerja

yang berusia muda akan sanggup melakukan pekerjaan berat dan sebaliknya

pekerja yang berusia lanjut juga kemampuannya untuk melakukan pekerjaan

berat akan menurun, pekerja yang telah berusia lanjut akan merasa cepat lelah

dan tidak bergerak dan tidak gesit ketika melaksanakan tugasnya sehingga

mempengaruhi kinerjanya.

2. Hubungan tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja di container yard

terminal petikemas Makassar.

Kebisingan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

terjadinya kelelahan kerja. Bising adalah bunyi yang tidak disukai, suara yang

mengganggu. Berkurangnya pendengaran akibat bising berlangsung secara

perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama. Kecepatan penurunan

pendengaran tergantung pada tingkat kebisingan, lamanya pemaparan dan

kepekaan individu. Kebisingan bisa menyebabkan gangguan langsung pada

telinga auditory effect juga bisa mempengaruhi bukan pada indera

pendengaran non auditory effect (Karina, 2016).

Hasil menunjukan bahwa berdasarkan uji statistik chi-square diperoleh

nilai < 0.05 sehingga digunakan nilai fisher exact test sebagai p-value yaitu
56

sebesar 0.041 yang artinya terdapat hubungan antara usia tingkat kebisingan

dengan kelelahan kerja di container yard terminal petikemas makassar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh deny

Kurniawan, dkk (2020) yang menyatakan bahwa dari hasil uji statistik chi

square diperoleh nilai p-value = 0,002 (α < 0.005) dengan demikian Ho

ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan

antara intensitas kebisingan dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian

pabrik PT.X.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lira

Mufti Azzahri dan Etri Gustriana (2021) yang menyatakan bahwa dari hasil

uji statistik didapatkan p value = 0,001 berarti terdapat hubungan yang

signifikan dengan kejadian kelelahan kerja pada pekerja bagian produksi di

PKS PT. JS.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

nawang wulan, dkk (2019) yang menyatakan bahwa dari hasil uji fisher exact

antara variabel kebisingan dengan perasaan kelelahan kerja didapatkan nilai

p= 0.012 dan OR 5.125. intensitas kebisingan memiliki nilai p < 0.05

sehingga H1 diterima, yang artinya ada hubungan antara variabel intensitas

kebisingan dengan perasaan kelelahan pada pekerja di arena bermain.

Menurut hasil pengamatan peneliti di lapangan, beberapa pekerja tidak

memakai alat pelindung telinga berupa ear plug pada saat bekerja dalam

dalam keadaan bising yang melampaui ambang batas yang ditetapkan. Pekerja
57

yang paling berisiko terdampak dari kebisingan ini adalah pada pekerja yang

berada di Blok H dengan intensitas kebisingan 87.07 dB dengan waktu kerja

selama 8 jam perhari pada setiap pengangkutan container ke atas truk, peneliti

mengamati bahwa pekerja operator RTG yang sedang melakukan

pengangkutan container menggunakan APD lengkap dari helm safety, rompi,

dan sepatu safety, tetapi hamper semua pekerja tidak menggunakan APT (alat

pelindung telinga) seperti ear plug maupun ear muff.

Kebisingan yang melebihi ambang batas dapat mengganggu pekerjaan dan

menyebabkan timbulnya kesalahan karena tingkat kebisingan yang kecil pun

dapat menganggu kosentrasi sehingga muncul sejumlah keluhan yang berupa

perasaan lamban dan keenganan untuk melakukan aktivitas, keluhan yang

disampaikan merupakan gejala. Dampak dari kelelahan yaitu menurunya

perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan sulit berfikir,

penurunan motivasi untuk bekerja, penurunan kewaspadaan, dan menurunnya

konsentrasi pekerja di saat melakukan pekerjaan.

Pengukuran kebisingan dilakukan pada 2 titik lokasi container yard yaitu

pada blok J dan Blok H depan kantor KPO dengan cara pengukuran setiap 5

detik dalam 10 menit maka didapat 120 data tingkat kebisingan. Pengukuran

kebisingan dengan secara langsung dengan hasil pengukuran kebisingan

dimasukkan dalam excel, sehingga memudahkan analisa hasil pengukuran

kebisingan.
58

Tingkat kebisingan yang tinggi di tempat kerja dapat menyebabkan stress

sehingga mempercepat timbulnya kelelahan. Kelelahan dapat menurunkan

motivasi, dan juga menurunkan pelemahan kegiatan.

Peneliti berasumsi bahwa Kebisingan yang tinggi dapat menyebabkan

gangguan terhadap tenaga kerja salah satunya gangguan komunikasi dan

gangguan pendengaran yang dapat mengakibatkan kelelahan kerja.

Pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan cara meminimalisir

sumber kebisingan dari pekerja, dan untuk pekerja operator RTG dapat

menggunakan APD ear muff dan ear plug agar tidak mengakibatkan

gangguan pendengaran pada pekerja

D. Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini masih terdapat kekurangan dan kendala sebagai

berikut, pengukuran kebisingan yang masih dilakukan dalam satu kali pada

lokasi penelitian dikarenakan keterbatasan untuk mengukur kebisingan pada

alat RTG (Rubber Tired Gantry) sehingga perlu ada pengawasan ketat dalam

pengukuran tingkat intensitas kebisingan tersebut.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan usia pekerja dan tingkat

kebisingan dengan kelelahan kerja di container yard terminal petikemas makassar

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara usia pekerja dengan kelelahan kerja di container

yard terminal petikemas makassar

2. Ada hubungan antara tingkat kebisingan dengan kelelahan kerja di

container yard terminal petikemas makassar

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas dapat dikemukakan beberapa

saran, yaitu:

1. Diharapkan pekerja operator RTG perlu memperhatikan kesehatan dengan

melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (6 bulan sekali) utamnya

pekerja yang bekerja di tempat yang berisiko mengalami kelelahan kerja.

2. Diharapkan perusahaan menyediakan alat pelindung telinga (APT) berupa ear

plug dan ear muff untuk para pekerja, dan pekerja diharapkan menggunakan

Ketika berada di area kerja di atas NAB ataupun di bawah NAB

3. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan variabel

yang berbeda tentang kelelahan kerja.


DAFTAR PUSTAKA

Agustin, G. A., & Harianto, F. (2019). Pengaruh Pengalaman Kerja, Safety Morning Talk
(Smt), Dan Poster K3 Terhadap Kecelakaan Kerja Yang Dimoderasi Oleh
Kepatuhan Prosedur Kerja. In Prosiding Seminar Teknologi Perencanaan,
Perancangan, Lingkungan dan Infrastruktur (Vol. 1, No. 1, pp. 70-77)

Al Ghany, M. T. W. (2020). Pengendalian Kebisingan Pada Industri Pahat Batu Melalui


Metode Mead Untuk Meningkatkan Kenyamanan Kerja Halaman Kulit Muka
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Magelang Tahun 2020.

Aprianto Dwi Hidayat. (2018). Analisis Pengaruh Kebisingan Mesin  Terhadap


Konsentrasi Kerja Pada Tenaga  Kerja Di Bagian Produksi Pt. Pundi Alam  Perkasa
Temanggung.

Aprilyanti, Selvia. (2017). Pengaruh Usia Dan Masa Kerja Terhadap Produktivitas Kerja.
Jurnal Sistem Dan Manajemen Industri, 1.
Https://Doi.Org/10.13140/Rg.2.2.15858.61129

B Permatasari Anjar. (2017). 184683-Id-Faktor-Yang-Berhubungan-Dengan-Kelelahan.


Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2.

Bangsal Kayu Sebrang Kota Jambi Dan Hubungan Dengan Kelelahan Pada Karyawan
Maison, P., Juita Anggraini, F., & Falih, M. (2020). Analisis Tingkat Kebisingan Di
Area Mesin.

Bhakty, T. E. (2018). Analisa Pengembangan Terminal.


Https://Www.Researchgate.Net/Publication/324601525

Budiman, A., Husaini, H., & Arifin, S. (2016). Hubungan antara umur dan indeks beban
kerja dengan kelelahan pada pekerja di pt. karias tabing kencana. Jurnal Berkala
Kesehatan, 1(2), 121-129.

Erwani, D. (2017). Pengukuran Beban Kerja Mental Terhadap Pengaruh Kelelahan


Pengemudi Bus Antar Kota Dalam Provinsi Trayek Pontianak Tujuan Putussibau.

Firda Utami, S., Kusumadewi, I., & Suarantalla, R. (2020). Analisis Kelelahan Kerja
Terhadap Faktor Umur, Masa Kerja, Beban Kerja Dan Indeks Masa Tubuh Pada
Dosen Reguler Fakultas Teknik, Universitas Teknologi Sumbawa Tahun 2019 (Vol.
1, Issue 1).
Herawati Peppy. (2016). Dampak-Kebisingan-Dari-Aktifitas-Bandara-4fa75534. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 16.

Kondi, A. E., & Herlina, H. (2019). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan
Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Awal Bross Bekasi. Jurnal Persada Husada
Indonesia, 6(20), 1-9.

Kurniawan, I., & Sirait, G. (2021). Analisis Kelelahan Kerja Di Pt. Abc. Jurnal Comasie.

Mahardika Putri. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja  Pada
Pekerja Pengisian Tabung Depot Lpg  Pt. Pertamina (Persero) Mor Vii  Makassar
Tahun 2017.

Malik, I., Ikhram Hardi S, & Hasriwiani Habo Abbas. (2021). Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kelelahan Kerja Di Pt. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar.
Window Of Public Health Journal, 580–589.
Https://Doi.Org/10.33096/Woph.V1i5.194

Min, A., Kim, Y. M., Yoon, Y. S., Hong, H. C., Kang, M., & Scott, L. D. (2021). Effects
of work environments and occupational fatigue on care left undone in rotating shift
nurses. Journal of Nursing Scholarship, 53(1), 126-136.

Mulyadi, M., & Nurwinda, N. (2019). Analisis Faktor Penyebab Kelelahan Pekerja Di Pt.
Top Saba Mandiri Food Makassar. Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika
dan Masyarakat, 18(1), 15-23.

Nasution, M. (2019). Ambang Batas Kebisingan Lingkungan Kerja Agar Tetap Sehat Dan
Semangat Dalam Bekerja. In Cetak) Buletin Utama Teknik (Vol. 15, Issue 1). Online.

Nico Prayudo, A., & Agustina Karnawati, T. (2018). Analisis Pengaruh Masa Kerja,
Upah Dan Usia Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Buruh Borongan Linting
Rokok Di Skt Gebog, Pt.Djarum Kudus.

Ningsih, S. N. P. (2018). Factors Relating To Work Fatigue In Locomotive Dipo Workers


Pt. Kereta Api Indonesia (Persero). Journal Of Industrial Hygiene And Occupational
Health, 3(1), 69.

Notoamodjho Soekidjo.,2017. Metodologi Penelitian kesehatan,PT Rineka Cipta.Jakarta.

Nur, D., Septiani, A., & Nugraha, C. (2021). Perencanaan Pengendalian Kebisingan. Studi
Kasus : Area Rewinder Machine Perusahaan Kertas. In Jukmas Jurnal Untuk
Masyarakat Sehat (Jukmas) E-Issn (Vol. 5, Issue 1).
Http://Ejournal.Urindo.Ac.Id/Index.Php/Jukmas
Nurdin, A. Z., (2022). Panduan Stase KKP Kelas 1 Makassar. Makassarr: Instalasi Diklat.

Politon, F. V. C. (2021). Gambaran Kelelahan Kerja Karyawan Pt Paving Meriba Jaya


Kelurahan Tavanjuka Kota Palu. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 1(1), 19–25.

Puji, E. DKK. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 19. Stik Makassar

Ratih, R. M., Mulyatini, N., Suhendi, R. M., Ekonomi, F., & Galuh, U. (2020). Pengaruh
Shift Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Suatu Studi Pada Pt. Bks (Berkat
Karunia Surya) Di Kota Banjar) (Vol. 2).

Safitri, I. (2020). Analisis Tingkat Kebisingan Di Lokasi Industri Rumah Tangga


Pembuatan Tahu Dan Tempe Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jop, 5(2), 22–27.

Sari, Y. M., Uhaib As’ad, M., & Kuncoro, D. (2018). Pengaruh Usia Terhadap Kinerja
Tenaga Kependidikan Di Smk Negeri 3 Banjarbaru.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif , Kuantitatif dan , R&D,


Alfabeta .Bandung.

Sumarni, N., & Si, M. (2020). Pengaruh Usia Dan Masa Kerja Terhadap Produktivitas
Karyawan Pada Pt Bprs Haji Miskin Pandai Sikek Kab.Tanah Datar Skripsi Disusun
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (Se) Pada Program
Studi S1 Perbankan Syariah Tsurayya Nurul Nafisah.

Wahyu, K., & Acs, A. P. A. (2016a). Hubungan Umur, Kebisingan Dan Temperatur
Udara Dengan Kelelahan Subjektif Individu Di Pt X Jakarta.

Wurarah, M. L., Kawatu, P. A., & Akili, R. H. (2020). Hubungan antara Beban Kerja
dengan Kelelahan Kerja pada Petani. Indonesian Journal of Public Health and
Community Medicine, 1(2), 006-010
MASTER TABEL
HUBUNGAN USIA PEKERJA DAN TINGKAT KEBISINGAN DAN KELELAHAN KERJA DI CONTAINER YARD TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR
No Nama JK Usia Shift Kerja LK UK Pendidikan SK RP (3 Thn Trkh) Pelemahan Kegiatan Pelemahan Motivasi Kerja Pelemahan Fisik tingkat kebisingan
Coding Coding Coding Coding 0 Coding Coding Coding Coding X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10 X.11 X.12 X.13 X.14 X.15 X.16 X.17 X.18 X.19 X.20 X.21 X.22 X.23 X.24 X.25 X.26 X.27 X.28 X.29 X.30 Total Skor kategori coding blok h/blok j coding
1 TN. S L 1 39 2 PAGI 1 19 4 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 4 3 2 2 2 2 1 1 1 2 4 4 3 3 2 1 1 3 2 1 4 4 4 1 4 3 2 2 4 3 75 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
2 TN. T L 1 29 1 PAGI 1 19 4 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 4 3 2 2 2 1 1 1 1 2 4 4 2 2 2 2 4 3 4 1 3 2 2 2 4 3 3 4 2 2 74 Tidak mengalami kelelahan 1 87.07 dB 2
3 TN. A L 1 45 3 SIANG 2 9 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 2 2 1 4 2 2 2 4 1 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 2 2 1 75 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
4 TN. S L 1 26 1 SIANG 2 5 1 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 4 3 2 2 2 1 3 3 4 1 3 1 2 3 3 1 1 2 2 2 3 4 2 1 1 2 3 4 4 1 70 Tidak mengalami kelelahan 1 87.07 dB 2
5 TN. M L 1 48 3 PAGI 1 5 1 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 3 3 3 2 2 2 2 3 1 1 2 3 2 2 3 4 2 3 4 1 3 3 2 2 3 3 4 2 3 76 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
6 TN. A L 1 23 1 PAGI 1 3 1 RTG 1 SMK 2 KK 1 TIDAK ADA 0 2 1 1 3 2 3 2 1 3 1 3 2 4 3 4 1 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 3 2 3 4 77 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
7 TN. K L 1 45 3 PAGI 1 5 1 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 1 3 3 3 3 4 2 3 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 4 4 1 2 4 3 75 mengalami kelelahan 2 82.74 dB 1
8 TN. M L 1 25 1 PAGI 1 5 1 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 3 3 4 2 2 1 4 3 1 3 4 4 3 2 1 4 4 3 3 4 2 3 2 3 1 2 2 4 1 80 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
9 TN. F L 1 31 2 PAGI 1 5 1 RTG 1 SMA 1 KK 1 GASTRITIS 2 3 2 2 3 3 4 1 1 4 1 2 1 2 3 3 3 2 2 1 1 3 1 4 2 4 1 2 2 2 1 68 Tidak mengalami kelelahan 1 87.07dB 2
10 TN. S L 1 28 1 SIANG 2 7 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 4 4 2 1 2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 4 2 1 3 3 3 3 1 2 3 4 2 1 4 4 1 75 mengalami kelelahan 2 82.74 dB 1
11 TN. R L 1 46 3 SIANG 2 7 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 1 3 4 3 3 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 1 3 2 4 2 3 4 3 3 4 3 4 2 76 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
12 TN. A L 1 35 2 SIANG 2 7 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 4 3 3 2 2 1 3 1 1 3 2 1 1 3 3 2 2 3 4 2 2 3 4 4 1 3 4 3 2 75 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
13 TN. S L 1 41 3 SIANG 2 7 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 4 4 3 3 2 2 3 4 3 1 2 3 3 2 1 1 3 4 4 4 1 1 1 1 3 2 2 2 2 4 75 mengalami kelelahan 2 87.07 db 2
14 TN. S L 1 48 3 PAGI 1 9 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 4 3 4 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 4 3 1 2 2 2 2 3 4 2 2 2 4 4 2 2 76 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
15 TN. S L 1 35 2 PAGI 1 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 3 4 1 2 3 1 3 2 1 2 2 3 2 3 4 2 2 3 4 2 2 3 3 1 1 1 2 3 2 69 Tidak mengalami kelelahan 1 87.07 dB 2
16 TN. S L 1 45 3 PAGI 1 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 4 2 2 3 2 2 3 4 1 3 1 2 3 1 2 2 2 3 4 2 4 4 2 1 3 3 1 4 3 76 mengalami kelelahan 2 82.74 dB 1
17 TN.F L 1 51 4 PAGI 1 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 4 2 2 4 3 2 2 1 1 4 2 1 3 4 3 2 4 2 1 2 4 4 2 2 2 3 2 2 3 75 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
18 TN.A L 1 29 1 PAGI 1 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 1 4 2 2 2 2 3 3 4 2 4 1 2 4 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 81 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
19 TN.A L 1 48 3 PAGI 1 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 3 2 3 3 3 4 1 2 2 1 2 4 4 3 4 2 2 2 2 4 1 2 2 2 4 4 2 2 3 77 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
20 TN. M L 1 46 3 PAGI 1 4 1 RTG 1 SMK 2 KK 1 TIDAK ADA 0 3 3 2 2 4 3 2 2 2 1 1 4 3 2 2 3 4 2 1 1 4 2 2 1 2 2 1 2 2 3 68 Tidak mengalami kelelahan 1 87.07 dB 2
21 TN. N L 1 50 4 PAGI 1 15 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 HIPERTENSI 1 2 2 3 2 2 3 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 4 3 3 1 3 2 1 4 2 4 76 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
22 TN.R L 1 25 1 PAGI 1 2 1 RTG 1 SMK 2 KK 1 TIDAK ADA 0 4 3 1 2 1 2 2 3 3 1 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 4 4 4 1 1 4 2 4 75 mengalami kelelahan 2 82.74 dB 1
23 TN. H L 1 26 1 PAGI 1 5 1 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 4 3 2 3 3 2 2 2 1 3 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 1 1 4 4 2 2 1 1 2 76 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
24 TN.F L 1 49 3 PAGI 1 6 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 1 1 3 1 4 3 1 2 3 1 2 3 2 3 3 4 3 4 2 3 2 2 2 3 3 4 3 3 4 1 76 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
25 TN.R L 1 35 2 SIANG 2 7 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 1 3 1 2 2 3 2 4 1 3 4 4 3 3 2 4 3 4 2 2 2 3 3 3 2 2 4 2 1 78 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
26 TN. J L 1 37 2 SIANG 2 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 2 4 1 1 2 1 2 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 3 4 2 2 3 3 4 4 2 1 2 1 73 Tidak mengalami kelelahan 1 82.74 dB 1
27 TN. R L 1 56 4 SIANG 2 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 HIPERTENSI 1 4 1 2 3 3 4 2 3 4 3 4 2 2 1 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 1 1 3 2 82 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
28 TN.M L 1 29 1 SIANG 2 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 3 2 1 4 2 2 1 2 2 3 4 4 2 1 3 2 3 3 4 4 2 2 1 2 4 3 3 2 2 76 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
29 TN.T L 1 52 4 SIANG 2 2 1 RTG 1 SMK 2 KK 1 TIDAK ADA 0 3 4 2 1 3 1 2 2 3 2 4 3 3 2 2 2 1 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 74 Tidak mengalami kelelahan 1 82.74 dB 1
30 TN. M L 1 43 1 SIANG 2 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 4 2 3 1 2 1 1 2 3 2 3 4 2 2 3 3 4 3 3 2 3 1 2 3 3 4 4 2 3 2 77 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
31 TN. F L 1 48 3 PAGI 1 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 2 3 3 1 2 3 3 4 2 2 3 4 1 2 3 2 4 2 1 3 2 3 2 3 4 4 1 2 3 76 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
32 TN. A L 1 37 2 PAGI 1 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 1 1 4 4 1 1 2 2 3 1 2 3 4 3 2 3 4 2 2 3 2 3 4 1 3 4 3 2 3 4 77 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
33 TN. A L 1 47 3 PAGI 1 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 1 1 3 1 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 4 2 3 2 1 2 4 4 3 4 3 3 2 2 78 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
34 TN. S L 1 36 2 PAGI 1 11 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 2 1 3 4 2 1 1 2 1 1 3 4 2 3 3 4 2 3 2 1 3 3 4 2 2 1 1 3 2 68 Tidak mengalami kelelahan 1 82.74 dB 1
35 TN. A L 1 47 3 PAGI 1 11 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 1 3 1 3 3 1 4 3 3 1 3 4 2 1 2 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 75 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
36 TN. A L 1 35 2 SIANG 2 13 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 1 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 4 1 2 3 3 2 2 4 4 3 3 4 2 2 4 3 2 76 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
37 TN.A L 1 48 3 SIANG 2 11 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 4 1 2 1 2 2 4 3 1 1 2 2 2 2 2 3 1 3 2 4 2 3 3 4 4 3 4 3 3 75 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
38 TN.A L 1 45 3 PAGI 1 13 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 4 1 2 2 1 3 2 3 1 2 1 3 4 2 3 2 1 3 2 2 1 1 1 2 4 4 3 2 3 68 Tidak mengalami kelelahan 1 82.74 dB 1
39 TN. C L 1 47 3 PAGI 1 10 2 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 4 2 2 1 3 2 3 2 2 1 3 2 2 1 3 2 2 3 4 4 2 2 2 3 3 2 4 4 3 2 75 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
40 TN. H L 1 50 4 PAGI 1 11 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 4 2 1 4 2 2 3 4 1 3 4 4 4 2 2 3 4 3 3 3 1 4 3 4 3 2 2 4 2 86 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
41 TN. H L 1 31 2 PAGI 1 11 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 2 1 1 3 4 4 2 3 2 2 2 2 1 2 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 1 76 mengalami kelelahan 2 87.07 db 2
42 TN. J L 1 45 3 PAGI 1 11 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 4 4 2 1 2 5 1 3 2 2 1 3 4 2 3 4 2 1 2 4 4 4 3 1 3 2 3 3 1 1 77 mengalami kelelahan 2 82.74 dB 1
43 TN. R L 1 30 2 PAGI 1 11 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1 2 4 3 2 3 4 1 3 4 1 4 3 1 2 2 3 3 1 3 74 Tidak mengalami kelelahan 1 87.07 dB 2
44 TN. S L 1 48 3 PAGI 1 11 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 1 3 2 2 1 3 2 3 4 2 4 3 4 2 1 2 4 1 4 3 4 2 1 2 2 3 3 2 3 2 75 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
45 TN. A L 1 45 3 SIANG 2 11 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 1 2 1 3 2 4 2 4 3 4 4 2 3 3 2 2 2 2 3 1 3 1 2 1 2 4 2 4 4 75 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
46 TN. A L 1 49 3 SIANG 2 11 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 1 4 2 2 2 3 1 2 3 3 3 2 2 4 4 1 3 3 2 2 1 3 2 3 2 2 3 4 2 4 75 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
47 TN. S L 1 43 3 SIANG 2 12 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 4 2 1 2 3 1 1 3 1 3 4 1 2 3 4 4 2 3 3 3 3 4 2 3 1 1 3 4 3 77 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
48 TN. A L 1 52 4 SIANG 2 15 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 HIPERTENSI 1 3 4 1 4 4 3 4 3 1 2 2 3 3 1 2 1 3 2 3 1 2 4 4 2 2 1 1 2 4 3 76 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
49 TN. A L 1 45 3 SIANG 2 15 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 3 1 3 2 2 2 4 4 1 4 2 3 4 2 3 4 3 4 1 3 4 3 3 2 5 3 1 4 2 84 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
50 TN. M L 1 41 3 SIANG 2 15 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 2 1 2 2 1 3 3 4 1 1 1 4 2 1 4 2 4 4 4 3 2 3 4 3 2 3 1 2 2 73 Tidak mengalami kelelahan 1 87.07 dB 2
51 TN. M L 1 54 4 SIANG 2 15 3 RTG 1 SMK 2 KK 1 HIPERTENSI 1 4 2 1 3 3 4 2 2 3 1 1 4 4 3 4 1 1 3 3 2 3 2 4 3 4 3 2 2 2 1 78 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
52 TN. S L 1 42 3 SIANG 2 15 3 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 2 3 1 1 3 2 4 2 3 1 1 3 2 2 3 3 2 4 2 3 3 4 2 3 2 2 3 4 2 2 74 Tidak mengalami kelelahan 1 82.74 dB 1
53 TN. W L 1 23 1 PAGI 1 16 4 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 1 3 1 1 3 2 3 4 3 1 3 2 3 4 1 4 3 2 1 2 3 2 1 4 1 3 4 4 4 2 75 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
54 TN. S L 1 45 3 PAGI 1 19 4 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 3 1 1 4 3 3 3 2 1 3 2 2 1 2 3 3 4 1 2 4 2 1 2 4 4 4 3 1 4 76 mengalami kelelahan 2 87.07 dB 2
55 TN. T L 1 35 2 PAGI 1 19 4 RTG 1 SMA 1 KK 1 TIDAK ADA 0 3 3 1 1 2 4 2 3 2 1 4 2 1 2 3 2 4 1 1 4 4 3 3 3 2 4 2 2 4 2 75 mengalami kelelahan 1 87.07 dB 2
56 TN. A L 1 45 3 PAGI 1 4 1 RTG 1 SMK 2 KK 1 TIDAK ADA 0 4 2 2 1 2 3 2 4 3 1 4 3 3 3 4 2 4 1 1 3 2 1 3 1 3 1 2 3 3 4 75 mengalami kelelahan 2 87.07 db 2
JENIS KELAMIN USIA Shift Kerja LAMA KERJA PENDIDIKAN STATUS KEPEGAWAIAN RIWAYAT PENYAKIT KELELAHAN KERJA TINGKAT KEBISINGAN
1 = LAKI-LAKI 1 =20-29 1= PAGI 1 = 1-5 1= SMA 1= KARYAWAN KONTRAK 0= TIDAK ADA 1 = TIDAK MENGALAMI KELELAHAN 1 = MEMENUHI SYARAT
2 = PEREMPUAN 2 =30-39 2 = MALAM 2 = 6-10 TAHUN 2= KARYAWAN TETAP 1= HIPERTENSI 2 = MENGALAMI KELELAHAN 2 = TIDAK MEMENUHI SYARAT
3 =40-49 3= 11-15 TAHUN 2= GASTRITIS
4 =50-59 4 = 16-20 TAHUN
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Unit Kerja :

Jabatan :

No Hp :

Menyatakan bersedia/tidak bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden


dalam penelitian yang berjudul “hubungan usia pekerja dan tingkat kebisingan
dengan kelelahan kerja di container yard terminal petikemas makassar” yang
dilakukan oleh Elfiana (Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat peminatan
Kesehatan dan keselamatan kerja STIK Makassar).

Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai tujuan dari kuesioner ini dan
penjelasan bahwa hasil kuesioner ini hanya digunakan untuk keperluan penelitian.

Makassar, ……………2022

Yang Menyatakan,

(.…………………)
KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN USIA PEKERJA DAN TINGKAT KEBISINGAN


DENGAN KELELAHAN KERJA DI CONTAINER YARD
DI TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR

I. IDENTIFIKASI

No. Responden :

Tanggal/Bulan/Tahun :

II. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Nama : Masa kerja : ………. Tahun

Umur : ………. Tahun Unit Kerja :

Jenis Kelamin : Pendidikan :

Riwayat Penyakit (3 thn terakhir): Shift Kerja :

Status Kepegawaian : Karyawan Kontrak/Karyawan Tetap

III. KUESIONER ALAT UKUR PERASAAN KELELAHAN KERJA

(KAUPK2)

Petunjuk Pengisian: berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sudah

disediakan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pendapat anda pada sedang

mengisi kuesioner ini.

Keterangan:

A. SS : Sangat Sering (jika hampir setiap hari terasa dalam seminggu terakhir)

B. S : Sering (3-4 hari terasa dalam seminggu terakhir)

C. KK: Kadang-Kadang (1-2 hari terasa dalam seminggu terakhir)


D. TP : Tidak Pernah (tidak pernah terasa dalam seminggu)

Pelemahan kegiatan

NO Gejala Kelelahan SS S K TP
1 Apakah anda merasa kepala
terasa berat pada saat bekerja?
2 Apakah anda malas berbicara
pada saat bekerja?
3 Apakah anda merasa gugup
menghadapi sesuatu pada saat
bekerja?
4 Apakah anda merasa sulit
untuk berkosentrasi pada saat
bekerja?
5 Apakah anda merasa sulit
untuk memusatkan perhatian
terhadap sesuatu?
6 Apakah anda merasa
cenderung/sering lupa
terhadap sesuatu pada saat
bekerja?
7 Apakah anda merasa kurang
percaya diri pada saat
bekerja?
8 Apakah anda merasa cemas
terhadap sesuatu pada saat
bekerja?
9 Apakah anda merasa sulit atau
tidak bisa menegakkan postur
tubuh?
10 Apakah anda merasa tidak
tekun/ rajin dalam bekerja?

Pelemahan Motivasi Kerja

NO Gejala Kelelahan SS S K TP
1 Apakah anda merasa susah
berpikir pada saat bekerja?
2 Apakah anda merasa malas
berbicara pada saat bekerja?
3 Apakah anda merasa gugup
menghadapi sesuatu pada saat
bekerja?
4 Apakah anda merasa sulit
untuk berkosentrasi pada saat
bekerja?
5 Apakah anda merasa sulit
untuk memusatkan perhatian
terhadap sesuatu?
6 Apakah anda merasa
cenderung/sering lupa
terhadap sesuatu pada saat
bekerja?
7 Apakah anda merasa kurang
percaya diri pada saat
bekerja?
8 Apakah anda merasa cemas
terhadap sesuatu pada saat
bekerja?
9 Apakah anda merasa sulit atau
tidak bisa menegakkan postur
tubuh?
10 Apakah anda merasa tidak
tekun/ rajin dalam bekerja?

Pelemahan Fisik

NO Gejala Kelelahan SS S K TP
1 Apakah anda mengalami sakit
kepala?
2 Apakah bahu anda terasa
kaku?
3 Apakah anda merasa nyeri
dibagian belakang/punggung?
4 Apakah anda mengalami
sesak napas/sulit untuk
bernapas?
5 Apakah anda sering merasa
haus pada saat bekerja?
6 Apakah suara anda
terasa/agak serak?
7 Apakah anda merasa pusing
atau pening pada saat bekerja?
8 Apakah kelopak mata anda
terasa berat pada saat bekerja?
9 Apakah anda
merasa/mengalami gemetar
pada bagian tubuh tertentu?
10 Apakah tubuh anda merasa
sakit atau kurang sehat pada
saat bekerja?

IV. PENGUKURAN KEBISINGAN

Lokasi: Container Yard Terminal Alat yang digunakan:

Petikemas Makassar SOUND LEVEL METER (SLM)

Tanggal: Tipe:

Waktu: Unit Kerja:

Menit Detik ke

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

II

III

IV

VI
VII

VIII

IX

Sumber: Panduan Stase K3 KKP Kelas 1 Makassar 2022


FREQUENCIES VARIABLES=usia pendidikan shift_kerja masa_kerja riwayat_penyaki
t
  /STATISTICS=MEAN MEDIAN

  /ORDER=ANALYSIS.

[DataSet1] C:\Users\ASUS\Documents\hasil penelitian elfiana\SPSS ELFI.sav

Statistics

Usia pendidikan shift_kerja masa_kerja riwayat_penyakit

N Valid 56 56 56 56 56

Missing 0 0 0 0 0

Mean 2.52 1.11 1.39 2.32 .12

Median 3.00 1.00 1.00 2.00 .00

Frequency Table
Statistics

usia

N Valid 56

Missing 0

Mean 2.52

Median 3.00

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-29 tahun 11 19.6 19.6 19.6

30-39 tahun 12 21.4 21.4 41.1

40-49 tahun 26 46.4 46.4 87.5

50-59 tahun 7 12.5 12.5 100.0

Total 56 100.0 100.0


Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMA 50 89.3 89.3 89.3

SMK 6 10.7 10.7 100.0

Total 56 100.0 100.0

shift_kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pagi 34 60.7 60.7 60.7

Siang 22 39.3 39.3 100.0

Total 56 100.0 100.0

masa_kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-5 tahun 11 19.6 19.6 19.6

6-10 tahun 21 37.5 37.5 57.1

11-15 tahun 19 33.9 33.9 91.1

16-20 tahun 5 8.9 8.9 100.0

Total 56 100.0 100.0

riwayat_penyakit

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak ada 50 89.3 89.3 89.3

hipertensi 5 8.9 8.9 98.2

gastritis 1 1.8 1.8 100.0

Total 56 100.0 100.0


Statistics

TTL_Kelelahan_kerja

N Valid 56

Missing 0

Mean 1.77

Median 2.00

Statistics

TTL_Kelelahan_kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak mengalami kelelahan 13 23.2 23.2 23.2

mengalami kelelahan 43 76.8 76.8 100.0

Total 56 100.0 100.0

Statistics

usia

N Valid 56

Missing 0

Mean 1.50

Median 1.50

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid resiko rendah 28 50.0 50.0 50.0


Statistics

usia

N Valid 56

Missing 0

Mean 1.50

resiko tinggi 28 50.0 50.0 100.0

Total 56 100.0 100.0

Statistics

tingkat_kebisingan

N Valid 56

Missing 0

Mean 1.18

Median 1.00

tingkat_kebisingan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak memenuhi syarat 46 82.1 82.1 82.1

memenuhi syarat 10 17.9 17.9 100.0

Total 56 100.0 100.0

CROSSTABS
  /TABLES=usia BY TTL_Kelelahan_kerja
  /FORMAT=AVALUE TABLES
  /STATISTICS=CHISQ
  /CELLS=COUNT

  /COUNT ROUND CELL.

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usia * TTL_Kelelahan_kerja 56 100.0% 0 .0% 56 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usia * TTL_Kelelahan_kerja 56 100.0% 0 .0% 56 100.0%

usia * TTL_Kelelahan_kerja Crosstabulation

TTL_Kelelahan_kerja

tidak
mengalami mengalami
kelelahan kelelahan Total

usia resiko Count 10 18 28


rendah
% within
35.7% 64.3% 100.0%
usia

resiko Count 3 25 28
tinggi
% within
10.7% 89.3% 100.0%
usia

Total Count 13 43 56

% within
23.2% 76.8% 100.0%
usia

Chi-Square Tests
Case Processing Summary

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 4.909a 1 .027

Continuity Correctionb 3.606 1 .058

Likelihood Ratio 5.121 1 .024

Fisher's Exact Test .055 .028

Linear-by-Linear
4.821 1 .028
Association

N of Valid Casesb 56

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.50.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

tingkat_kebisingan *
56 100.0% 0 .0% 56 100.0%
TTL_Kelelahan_kerja
Case Processing Summary

KEBISNGAN * TTL_Kelelahan_kerja Crosstabulation

TTL_Kelelahan_kerja

tidak
mengalami mengalami
kelelahan kelelahan Total

KEBISNGA MEMENUHI SYARAT Count 5 5 10


N
% within
50.0% 50.0% 100.0%
KEBISNGAN

TIDAK MEMENUHI Count 8 38 46


SYARAT
% within
17.4% 82.6% 100.0%
KEBISNGAN

Total Count 13 43 56

% within
23.2% 76.8% 100.0%
KEBISNGAN

Chi-Square Tests
Case Processing Summary

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 4.900a 1 .027

Continuity Correctionb 3.241 1 .072

Likelihood Ratio 4.317 1 .038

Fisher's Exact Test .041 .041

Linear-by-Linear
4.813 1 .028
Association

N of Valid Casesb 56

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.32.

b. Computed only for a 2x2 table


EQUIVALENT NOISE (Leq) CALCULATION
FOR MANUAL MEASUREMENT OF NOISE LEVEL

No. Noise Li/10 10^a ti (b) x (c)


Level (second)
1 N

 t 10 Li / 10
(decibel)
(Li) (a) (b) (c) (d)
Leq  10 log10  i 
T
5 87.1 8.7 512,861,384.0 5.0 2,564,306,920.0
10
15
20
77.8
72.5
84.5
7.8
7.3
8.5
60,255,958.6
17,782,794.1
281,838,293.1
5.0
5.0
5.0
301,279,793.0
88,913,970.5
1,409,191,465.6
i 1 
25 78.2 7.8 66,069,344.8 5.0 330,346,724.0
30 83.5 8.4 223,872,113.9 5.0 1,119,360,569.3
35 81.0 8.1 125,892,541.2 5.0 629,462,705.9
40
45
80.1
83.8
8.0
8.4
102,329,299.2
239,883,291.9
5.0
5.0
511,646,496.1
1,199,416,459.5
T= 600.0 second
1/T = 0.0016667
50 83.3 8.3 213,796,209.0 5.0 1,068,981,044.8
55 73.0 7.3 19,952,623.1 5.0 99,763,115.7
60 82.7 8.3 186,208,713.7 5.0 931,043,568.3
65 73.8 7.4 23,988,329.2 5.0 119,941,646.0
70 91.2 9.1 1,318,256,738.6 5.0 6,591,283,692.8
75 82.4 8.2 173,780,082.9 5.0 868,900,414.4
80
85
90
86.3
75.0
76.1
8.6
7.5
7.6
426,579,518.8
31,622,776.6
40,738,027.8
5.0
5.0
5.0
2,132,897,594.0
158,113,883.0
203,690,138.9
Leq = 87.07 decibel
95 86.7 8.7 467,735,141.3 5.0 2,338,675,706.4
100 75.8 7.6 38,018,939.6 5.0 190,094,698.2
105 75.3 7.5 33,884,415.6 5.0 169,422,078.1
110 85.7 8.6 371,535,229.1 5.0 1,857,676,145.5
115 76.4 7.6 43,651,583.2 5.0 218,257,916.1
120 78.9 7.9 77,624,711.7 5.0 388,123,558.3
125 75.8 7.6 38,018,939.6 5.0 190,094,698.2

Grafik Kebisingan Titik


130 89.1 8.9 812,830,516.2 5.0 4,064,152,580.8
135 74.9 7.5 30,902,954.3 5.0 154,514,771.6
140 80.3 8.0 107,151,930.5 5.0 535,759,652.6
145 76.3 7.6 42,657,951.9 5.0 213,289,759.4
150 77.5 7.8 56,234,132.5 5.0 281,170,662.6
155 92.3 9.2 1,698,243,652.5 5.0 8,491,218,262.3
160 95.0 9.5 3,162,277,660.2 5.0 15,811,388,300.8
165 87.5 8.8 562,341,325.2 5.0 2,811,706,626.0
170 81.7 8.2 147,910,838.8 5.0 739,554,194.1
175 79.6 8.0 91,201,083.9 5.0 456,005,419.7
180 75.9 7.6 38,904,514.5 5.0 194,522,572.5
185 87.0 8.7 501,187,233.6 5.0 2,505,936,168.1
190 81.2 8.1 131,825,673.9 5.0 659,128,369.3
195 83.9 8.4 245,470,891.6 5.0 1,227,354,457.8
200 83.3 8.3 213,796,209.0 5.0 1,068,981,044.8
205 85.2 8.5 331,131,121.5 5.0 1,655,655,607.4
210 91.2 9.1 1,318,256,738.6 5.0 6,591,283,692.8
215 89.2 8.9 831,763,771.1 5.0 4,158,818,855.5
220 90.5 9.1 1,122,018,454.3 5.0 5,610,092,271.5
225 87.2 8.7 524,807,460.2 5.0 2,624,037,301.2
230 80.2 8.0 104,712,854.8 5.0 523,564,274.0
235 81.7 8.2 147,910,838.8 5.0 739,554,194.1
240 76.5 7.7 44,668,359.2 5.0 223,341,796.1
245 83.9 8.4 245,470,891.6 5.0 1,227,354,457.8
250 85.6 8.6 363,078,054.8 5.0 1,815,390,273.9
255 76.6 7.7 45,708,819.0 5.0 228,544,094.8
260 77.4 7.7 54,954,087.4 5.0 274,770,436.9
265 78.8 7.9 75,857,757.5 5.0 379,288,787.5
270 77.6 7.8 57,543,993.7 5.0 287,719,968.7
275 77.3 7.7 53,703,179.6 5.0 268,515,898.2
280 79.6 8.0 91,201,083.9 5.0 456,005,419.7
285 90.2 9.0 1,047,128,548.1 5.0 5,235,642,740.3
290 80.0 8.0 100,000,000.0 5.0 500,000,000.0
295 79.9 8.0 97,723,722.1 5.0 488,618,610.5
300 79.5 8.0 89,125,093.8 5.0 445,625,469.1
305 82.6 8.3 181,970,085.9 5.0 909,850,429.3
310 80.1 8.0 102,329,299.2 5.0 511,646,496.1
315 79.2 7.9 83,176,377.1 5.0 415,881,885.6
320 78.9 7.9 77,624,711.7 5.0 388,123,558.3
325 79.1 7.9 81,283,051.6 5.0 406,415,258.1
330 79.0 7.9 79,432,823.5 5.0 397,164,117.4
335 79.5 8.0 89,125,093.8 5.0 445,625,469.1
340 90.3 9.0 1,071,519,305.2 5.0 5,357,596,526.2
345 91.5 9.2 1,412,537,544.6 5.0 7,062,687,723.1
350 80.1 8.0 102,329,299.2 5.0 511,646,496.1
355 79.5 8.0 89,125,093.8 5.0 445,625,469.1
360 89.3 8.9 851,138,038.2 5.0 4,255,690,191.0
365 79.7 8.0 93,325,430.1 5.0 466,627,150.4
370 81.2 8.1 131,825,673.9 5.0 659,128,369.3
375 79.7 8.0 93,325,430.1 5.0 466,627,150.4
380 79.5 8.0 89,125,093.8 5.0 445,625,469.1
385 79.7 8.0 93,325,430.1 5.0 466,627,150.4
390 79.0 7.9 79,432,823.5 5.0 397,164,117.4
395 81.1 8.1 128,824,955.2 5.0 644,124,775.8
400 81.4 8.1 138,038,426.5 5.0 690,192,132.3
405 80.1 8.0 102,329,299.2 5.0 511,646,496.1
410 88.2 8.8 660,693,448.0 5.0 3,303,467,240.0
415 86.5 8.7 446,683,592.2 5.0 2,233,417,960.8
420 83.1 8.3 204,173,794.5 5.0 1,020,868,972.3
425 77.9 7.8 61,659,500.2 5.0 308,297,500.9
430 77.3 7.7 53,703,179.6 5.0 268,515,898.2
435 81.1 8.1 128,824,955.2 5.0 644,124,775.8
440 83.9 8.4 245,470,891.6 5.0 1,227,354,457.8
445 85.1 8.5 323,593,656.9 5.0 1,617,968,284.6
450 89.0 8.9 794,328,234.7 5.0 3,971,641,173.6
455 90.2 9.0 1,047,128,548.1 5.0 5,235,642,740.3
460 88.9 8.9 776,247,116.6 5.0 3,881,235,583.1
465 90.8 9.1 1,202,264,434.6 5.0 6,011,322,173.1
470 90.2 9.0 1,047,128,548.1 5.0 5,235,642,740.3
475 90.3 9.0 1,071,519,305.2 5.0 5,357,596,526.2
480 90.2 9.0 1,047,128,548.1 5.0 5,235,642,740.3
485 90.1 9.0 1,023,292,992.3 5.0 5,116,464,961.4
490 90.0 9.0 1,000,000,000.0 5.0 5,000,000,000.0
495 90.7 9.1 1,174,897,554.9 5.0 5,874,487,774.7
500 90.3 9.0 1,071,519,305.2 5.0 5,357,596,526.2
505 90.6 9.1 1,148,153,621.5 5.0 5,740,768,107.5
510 90.8 9.1 1,202,264,434.6 5.0 6,011,322,173.1
515 90.5 9.1 1,122,018,454.3 5.0 5,610,092,271.5
520 90.6 9.1 1,148,153,621.5 5.0 5,740,768,107.5
525 90.4 9.0 1,096,478,196.1 5.0 5,482,390,980.7
530 90.5 9.1 1,122,018,454.3 5.0 5,610,092,271.5
535 90.2 9.0 1,047,128,548.1 5.0 5,235,642,740.3
540 90.5 9.1 1,122,018,454.3 5.0 5,610,092,271.5
545 90.1 9.0 1,023,292,992.3 5.0 5,116,464,961.4
550 90.3 9.0 1,071,519,305.2 5.0 5,357,596,526.2
555 90.7 9.1 1,174,897,554.9 5.0 5,874,487,774.7
560 90.5 9.1 1,122,018,454.3 5.0 5,610,092,271.5
565 90.5 9.1 1,122,018,454.3 5.0 5,610,092,271.5
570 90.9 9.1 1,230,268,770.8 5.0 6,151,343,854.1
575 90.3 9.0 1,071,519,305.2 5.0 5,357,596,526.2
580 90.4 9.0 1,096,478,196.1 5.0 5,482,390,980.7
585 91.1 9.1 1,288,249,551.7 5.0 6,441,247,758.5
590 91.0 9.1 1,258,925,411.8 5.0 6,294,627,059.0
595 90.7 9.1 1,174,897,554.9 5.0 5,874,487,774.7
600 90.8 9.1 1,202,264,434.6 5.0 6,011,322,173.1
Total = 600.0 305,609,315,310.2
EQUIVALENT NOISE (Leq) CALCULATION
FOR MANUAL MEASUREMENT OF NOISE LEVEL

No. Noise Li/10 10^a ti (b) x (c)


Level (second)
1 N

 t 10 Li / 10
(decibel)
(Li) (a) (b) (c) (d)
Leq  10 log10  i 
T
5 71.7 7.2 14,791,083.9 5.0 73,955,419.4
10
15
20
81.0
82.1
70.7
8.1
8.2
7.1
125,892,541.2
162,181,009.7
11,748,975.5
5.0
5.0
5.0
629,462,705.9
810,905,048.7
58,744,877.7
i 1 
25 84.2 8.4 263,026,799.2 5.0 1,315,133,995.9
30 77.1 7.7 51,286,138.4 5.0 256,430,692.0
35 81.9 8.2 154,881,661.9 5.0 774,408,309.5
40
45
69.0
71.1
6.9
7.1
7,943,282.3
12,882,495.5
5.0
5.0
39,716,411.7
64,412,477.6
T= 600.0 second
1/T = 0.0016667
50 71.4 7.1 13,803,842.6 5.0 69,019,213.2
55 69.7 7.0 9,332,543.0 5.0 46,662,715.0
60 69.6 7.0 9,120,108.4 5.0 45,600,542.0
65 72.5 7.3 17,782,794.1 5.0 88,913,970.5
70 69.8 7.0 9,549,925.9 5.0 47,749,629.3
75 79.8 8.0 95,499,258.6 5.0 477,496,293.0
80
85
90
72.3
90.7
89.9
7.2
9.1
9.0
16,982,436.5
1,174,897,554.9
977,237,221.0
5.0
5.0
5.0
84,912,182.6
5,874,487,774.7
4,886,186,104.8
Leq = 82.74 decibel
95 74.7 7.5 29,512,092.3 5.0 147,560,461.3
100 70.5 7.1 11,220,184.5 5.0 56,100,922.7
105 79.2 7.9 83,176,377.1 5.0 415,881,885.6
110 84.9 8.5 309,029,543.3 5.0 1,545,147,716.3
115 74.0 7.4 25,118,864.3 5.0 125,594,321.6
120 72.6 7.3 18,197,008.6 5.0 90,985,042.9
125 70.4 7.0 10,964,782.0 5.0 54,823,909.8

Grafik Kebisingan Titik


130 73.5 7.4 22,387,211.4 5.0 111,936,056.9
135 80.1 8.0 102,329,299.2 5.0 511,646,496.1
140 70.7 7.1 11,748,975.5 5.0 58,744,877.7
145 79.7 8.0 93,325,430.1 5.0 466,627,150.4
150 77.1 7.7 51,286,138.4 5.0 256,430,692.0
155 74.0 7.4 25,118,864.3 5.0 125,594,321.6
160 72.0 7.2 15,848,931.9 5.0 79,244,659.6
165 72.2 7.2 16,595,869.1 5.0 82,979,345.4
170 83.2 8.3 208,929,613.1 5.0 1,044,648,065.4
175 76.2 7.6 41,686,938.3 5.0 208,434,691.7
180 72.2 7.2 16,595,869.1 5.0 82,979,345.4
185 73.4 7.3 21,877,616.2 5.0 109,388,081.2
190 69.4 6.9 8,709,635.9 5.0 43,548,179.5
195 89.4 8.9 870,963,590.0 5.0 4,354,817,949.8
200 90.3 9.0 1,071,519,305.2 5.0 5,357,596,526.2
205 91.1 9.1 1,288,249,551.7 5.0 6,441,247,758.5
210 91.0 9.1 1,258,925,411.8 5.0 6,294,627,059.0
215 93.1 9.3 2,041,737,944.7 5.0 10,208,689,723.3
220 87.6 8.8 575,439,937.3 5.0 2,877,199,686.7
225 86.2 8.6 416,869,383.5 5.0 2,084,346,917.4
230 88.2 8.8 660,693,448.0 5.0 3,303,467,240.0
235 90.2 9.0 1,047,128,548.1 5.0 5,235,642,740.3
240 88.1 8.8 645,654,229.0 5.0 3,228,271,145.2
245 72.1 7.2 16,218,101.0 5.0 81,090,504.9
250 72.6 7.3 18,197,008.6 5.0 90,985,042.9
255 71.6 7.2 14,454,397.7 5.0 72,271,988.5
260 71.0 7.1 12,589,254.1 5.0 62,946,270.6
265 72.3 7.2 16,982,436.5 5.0 84,912,182.6
270 72.5 7.3 17,782,794.1 5.0 88,913,970.5
275 70.9 7.1 12,302,687.7 5.0 61,513,438.5
280 69.8 7.0 9,549,925.9 5.0 47,749,629.3
285 71.1 7.1 12,882,495.5 5.0 64,412,477.6
290 71.0 7.1 12,589,254.1 5.0 62,946,270.6
295 83.3 8.3 213,796,209.0 5.0 1,068,981,044.8
300 70.9 7.1 12,302,687.7 5.0 61,513,438.5
305 71.5 7.2 14,125,375.4 5.0 70,626,877.2
310 67.5 6.8 5,623,413.3 5.0 28,117,066.3
315 65.5 6.6 3,548,133.9 5.0 17,740,669.5
320 71.2 7.1 13,182,567.4 5.0 65,912,836.9
325 86.4 8.6 436,515,832.2 5.0 2,182,579,161.2
330 71.1 7.1 12,882,495.5 5.0 64,412,477.6
335 69.4 6.9 8,709,635.9 5.0 43,548,179.5
340 75.4 7.5 34,673,685.0 5.0 173,368,425.2
345 69.1 6.9 8,128,305.2 5.0 40,641,525.8
350 71.6 7.2 14,454,397.7 5.0 72,271,988.5
355 72.8 7.3 19,054,607.2 5.0 95,273,035.9
360 72.5 7.3 17,782,794.1 5.0 88,913,970.5
365 72.8 7.3 19,054,607.2 5.0 95,273,035.9
370 71.0 7.1 12,589,254.1 5.0 62,946,270.6
375 73.0 7.3 19,952,623.1 5.0 99,763,115.7
380 71.1 7.1 12,882,495.5 5.0 64,412,477.6
385 81.2 8.1 131,825,673.9 5.0 659,128,369.3
390 74.4 7.4 27,542,287.0 5.0 137,711,435.2
395 80.2 8.0 104,712,854.8 5.0 523,564,274.0
400 82.9 8.3 194,984,460.0 5.0 974,922,299.9
405 70.5 7.1 11,220,184.5 5.0 56,100,922.7
410 71.8 7.2 15,135,612.5 5.0 75,678,062.4
415 70.6 7.1 11,481,536.2 5.0 57,407,681.1
420 71.0 7.1 12,589,254.1 5.0 62,946,270.6
425 70.2 7.0 10,471,285.5 5.0 52,356,427.4
430 70.9 7.1 12,302,687.7 5.0 61,513,438.5
435 72.2 7.2 16,595,869.1 5.0 82,979,345.4
440 73.5 7.4 22,387,211.4 5.0 111,936,056.9
445 73.6 7.4 22,908,676.5 5.0 114,543,382.6
450 75.0 7.5 31,622,776.6 5.0 158,113,883.0
455 70.2 7.0 10,471,285.5 5.0 52,356,427.4
460 77.2 7.7 52,480,746.0 5.0 262,403,730.1
465 72.5 7.3 17,782,794.1 5.0 88,913,970.5
470 79.3 7.9 85,113,803.8 5.0 425,569,019.1
475 79.5 8.0 89,125,093.8 5.0 445,625,469.1
480 80.6 8.1 114,815,362.1 5.0 574,076,810.7
485 88.9 8.9 776,247,116.6 5.0 3,881,235,583.1
490 90.8 9.1 1,202,264,434.6 5.0 6,011,322,173.1
495 87.3 8.7 537,031,796.4 5.0 2,685,158,981.9
500 92.2 9.2 1,659,586,907.4 5.0 8,297,934,537.2
505 89.3 8.9 851,138,038.2 5.0 4,255,690,191.0
510 87.4 8.7 549,540,873.9 5.0 2,747,704,369.3
515 87.8 8.8 602,559,586.1 5.0 3,012,797,930.4
520 71.4 7.1 13,803,842.6 5.0 69,019,213.2
525 69.6 7.0 9,120,108.4 5.0 45,600,542.0
530 71.0 7.1 12,589,254.1 5.0 62,946,270.6
535 72.2 7.2 16,595,869.1 5.0 82,979,345.4
540 71.5 7.2 14,125,375.4 5.0 70,626,877.2
545 71.0 7.1 12,589,254.1 5.0 62,946,270.6
550 71.3 7.1 13,489,628.8 5.0 67,448,144.1
555 71.7 7.2 14,791,083.9 5.0 73,955,419.4
560 71.7 7.2 14,791,083.9 5.0 73,955,419.4
565 70.3 7.0 10,715,193.1 5.0 53,575,965.3
570 71.5 7.2 14,125,375.4 5.0 70,626,877.2
575 72.6 7.3 18,197,008.6 5.0 90,985,042.9
580 72.1 7.2 16,218,101.0 5.0 81,090,504.9
585 71.0 7.1 12,589,254.1 5.0 62,946,270.6
590 70.4 7.0 10,964,782.0 5.0 54,823,909.8
595 72.2 7.2 16,595,869.1 5.0 82,979,345.4
600 72.2 7.2 16,595,869.1 5.0 82,979,345.4
Total = 600.0 112,821,614,511.6
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
Jl.Bougenville No.5 Telp. (0411) 441077 Fax. (0411) 448936
Website : http://simap-new.sulselprov.go.id Email : ptsp@sulselprov.go.id
Makassar 90231

Nomor : 6895/S.01/PTSP/2022 Kepada Yth.


Pimpinan PT. Pelindo Terminal
Lampiran : -
Petikemas Makassar
Perihal : Izin penelitian

di-
Tempat

Berdasarkan surat Ketua STIK Makassar Nomor : 323/A/IP/STIK/MKS/VIII/2022 tanggal 03 Agustus


2021 perihal tersebut diatas, mahasiswa/peneliti dibawah ini:

Nama : ELFIANA
Nomor Pokok : 21803009
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Pekerjaan/Lembaga : Mahasiswa (S1)
Alamat : Jl Maccini Raya No. 197, Makassar

Bermaksud untuk melakukan penelitian di daerah/kantor saudara dalam rangka menyusun SKRIPSI,
dengan judul :

" HUBUNGAN USIA PEKERJA DAN TINGKAT KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN KERJA DI
CONTAINER YARD TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR "

Yang akan dilaksanakan dari : Tgl. 08 Agustus s/d 08 September 2022

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pada prinsipnya kami menyetujui kegiatan dimaksud
dengan ketentuan yang tertera di belakang surat izin penelitian.

Demikian Surat Keterangan ini diberikan agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Diterbitkan di Makassar
Pada Tanggal 04 Agustus 2022

A.n. GUBERNUR SULAWESI SELATAN


KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU PROVINSI SULAWESI SELATAN
Makassar, 25 Agustus 2022

Nomor : HM.03.05/25/8/1/MKSS/MKTH/TPMK-22
Lampiran 1
Perihal : Persetujuan Penelitian

Kepada Yth. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Sulawesi Selatan

Menunjuk surat Saudara Nomor: 6895/S.01/PTSP/2022 Tanggal 04 Agustus 2022, Perihal Izin Peneltian, dengan
ini disampaikan bahwa permohonan izin penelitian pada PT. Pelindo Terminal Petikemas Makassar di Divisi
Perencanaan, Operasi dan HSSE atas nama Elfiana, Nomor Pokok 21803009 Fakultas Kesehatan Masyarakat, pada
prinsipnya dapat disetujui.

Penelitian dan pengambilan data dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Mempelajari Sistem dan Prosedur yang berlaku pada PT. Pelindo Terminal Petikemas Makassar;

b.Membawa bukti telah melakukan vaksinasi minimal vaksin ke-2;

c. Tidak diperkenankan memasuki area Bongkar Muat tanpa mendapat persetujuan Manajemen dan mematuhi
aturan yang berlaku pada Terminal Petikemas Makassar;

d. Selama melaksanakan peneltian diwajibkan memakai seragam almamater Sekolah/ Kampus;

e. Melaporkan hasil penelitian kepada Manajemen PT. Pelindo Terminal Petikemas Makassar.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

TERMINAL HEAD PETI KEMAS MAKASSAR

DAMEANTO MARULITUA PANGARIBUAN, IR.


NIP. 100128

Jl. Soekarno No. 1, Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia www.pelindotpk.co.id


T +62411 3616549 | E makassar@pelindo.co.id
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
STATUS TERAKREDITASI
JL.MACCINI RAYA NO. 197 TLP. (0411) 436068 /FAX (0411) 439278 MAKASSAR 90223

Senin, 29 Agustus 2022


Nomor : -/-
Lampiran :-
Hal : Permohonan Peminjaman Alat
Kepada Yang Terhormat,
Ka.Prodi Hiperkes dan keselamatan kerja. Cc Kepala laboratorium
Hiperkes
Di,-
Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penelitian yang sedang saya lakukan guna menyelesaikan
tugas akhir/penelitian, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Program Studi
Kesehatan Masyarakat, Maka dengan ini:
Nama : Elfiana
Nim 21803009
Fakultas/jurusan : Kesehatan Masyarakat/ Peminatan K3
Judul Penelitian : Hubungan Usia Pekerja Dan Tingkat Kebisingan
Dengan Kelelahan Kerja Di Containar Yard Terminal
Petikemas Makassar.
Bermaksud untuk meminjam alat Sound Level Meter di laboratorium hiperkes.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan
terimakasih.
Hormat saya,

elfiana
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
STATUS TERAKREDITASI
JL.MACCINI RAYA NO. 197 TLP. (0411) 436068 /FAX (0411) 439278 MAKASSAR 90223

Nomor : 203 / A / DA / STIK / MKS / IV / 2022


Lamp : -
Perihal : Permohonan Izin Pengambilan Data Awal

Kepada Yang Terhormat,


Pt. Pelindo (Persero) Terminal Petikemas Makassar
Di,-
Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka menunjang kelancaran penyusunan skripsi, MahasiswaSekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar, program Studi Kesehatan Masyarakat
dibawah ini:

Nama : Elfiana
NIM : 21803009
Prodi : Kesehatan Masyarakat
Judul : Hubungan Usia Kerja Dan Tingkat Kebisingan Terhadap
Kelelahan Kerja Pada Pekerja Di Bagian Operasional
(Container Yard) Terminal Petikemas Makassar

Maka dengan ini kami memohon kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan izin
untuk mengambil data di Pt. Pelindo (Persero)Terminal Petikemas Makassar

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima


kasih.

Makassar, 25 April 2022


a.n Ketua STIK Makassar
Wakil Ketua I

Andi Ayumar, SKM, M.Kes


NIK : 010 498 048

Tembusan :
-. Arsip
DOKUMENTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : ELFIANA
Stambuk : 21803009
Tempat/Tanggal Lahir : Malaysia, 21 Februari 2000
Agama : Islam
Alamat Makassar : Jalan Maccini Raya, Kel. Karuwisi, Kec.
Panakukang, Kota Makassar Provinsi Sulsel
Alamat Daerah : Mawasangka, Kab. Buton Tengah Sulawesi Tenggara
Telepon/Hp : 082192059283
Nama Orang Tua/No.Hp
Ayah : Syarifuddin Hasina/085326027189
Ibu : Sundari/085326027189
Alamat Orang Tua : Mawasangka
Jumlah SKS :
IPK :
NIK : 7404056102000001
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Peminatan : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pembimbing I : Dr. Sc. Basri, SKM., M.Kes
Pembimbing II : Andi Sani Silwanah, SKM, M.Kes
Penguji I : Prof. Dr. Hj. Nurhaedar Jafar,. Apt, M.Kes
Penguji II : Ilham Syam., SKM. M.Kes
Penguji III : Nurleli., SKM., M.Kes
Judul skripsi : Hubungan Usia Pekerja Dan Tingkat Kebisingan
Dengan Kelelahan Kerja di Container Yard Terminal
Petikemas Makassar

Makassar, 20 September 2022

Elfiana

Anda mungkin juga menyukai