Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSONAL HIGIENE

A. Konsep Kebutuhan Personal Hygiene


1. Definisi Kebutuhan Personal Hygiene
Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan
fisik dan psikologis. (Mubarak, 2007)

Hygiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan-diri manusia untuk


memelihara kesehatan mereka disebut higiene perorangan. Cara perawatan diri
menjadi dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional. Pemeliharaan
higiene perorangan diperlukan untuk kenyaman individu, keamanan dan
kesehatan. (Potter, 2006)

2. Anatomi fisiologi sistem integumen.


Kulit merupakan organ paling luas pada tubuh manusia. Kulit dilengkapi
dengan rambut, kuku dan kelenjar (Kozier, B., et. all, 2011).
Struktur kulit meliputi :
a. Lapisan epidermis (kutikula). Lapisan epidermis terdiri dari stratum
korneum, stratum lusidum. Stratum granulosum, stratum spinosum dan
stratum basal. Lapisan ini merupakan lapisan kulit paling terluar yang
tersusun atas banyak sel epitel. Sel epitel ini tidak mengandung pembuluh
darah dan mudah sekali mengalami regenerasi (pemulihan).
b. Lapisan dermis (korium). Lapisan dermis terdiri atas pars papilaris, pars
retikularis dan memiliki serabut kolagen elastis dan retikularis. Lapisan ini
terdiri atas jaringan otot, saraf, folikel rambut dan kelenjar (keringat dan
sebasea).
c. Lapisan subkutan (jaringan adiposa). Lapisan subkutan disebut retikulus
adiposus yang bertindak sebagai shock breacker.
3. Fungsi Kulit :
Kulit memberikan lima fungsi utama (Kozier, B., et. all, 2011):
a. Kulit melindungi jaringan dibawahnya dari cedera dengan mencegah jalan
masuk mikroorganisme. Kulit dan membran mukosa dianggap sebagai lini
pertama pertahanan tubuh.
b. Kulit mengatur suhu tubuh. mendinginkan tubuh terjadi melalui proses
pelepasan panas dengan evaporasi atau perspirasi, dan dengan radiasi serta
konduksi panas dari tubuh ketika pembuluh darah pada kulit vasodilatasi.
Pnas tubuh ditahan dengan mengurangi perspirasi dan vasokontriksi
pembuluh darah.
c. Kulit mensekresikan sebum substansi berminyak yang melembutkan dan
melumasi rambut dan kulit, mencegah rambut menjadi rapuh, dan
menurunkan kehilangan air dari kulit pada saat kelembapan eksterneal
rendah. Karena lemak merupakan konduktor panas yang buruk, sebum
memperkecil jumlah panas yang hilang dari kulit. Sebum juga berfungsi
sebagai bakterisida (pembunuh bakteri).
d. Kulit menstramisikan sensasi melalui reseptor saraf. Yang sensitif
terhadap nyeri, suhu, sentuhan, dan tekanan.
e. Kulit memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D yang bersamaan dengan
sinar ultraviolet dari matahari yang mengaktivasi prekusor vitamin D yang
ada dikulit.

4. Kelenjar pada kulit


a. Kelenjar keringat (sudoriferus) terbagi menjadi dua jenisberdasarkan
struktur dan lokasinya.
1) Kelenjar keringat ekrin adlah kelenjar tubular simpel dan berpilin
serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini
penyebaranya meluas ke selueuh tubuh., terutama pada telapak
tangan, telapak kaki dan dahi.sekresi dari kelenjar ini (keringat)
mengandung air dan membantu pendinginan evaporatif tubuh untuk
mempertahankan suhu tubuh.
2) Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat transpesialisasi
yang besar dan bercabangdengan penyebaran yang terbatas. Kelenjar
ini ditemukan pada aksila, areola payudara dan regia anogenital.
(a) Kelejar apokrin yang ditemukan dilipatan aksila dan area
anogenital memiliki duktus yang membuka ke bagian atas
folikel rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa pubertas
untuk merespon stres atau kegembiraan dan mengeluarkan
semacam sekresi tidak bau yang kemudian jika bereaksi dengan
bakteri.
(b) Kelenjar seruminosa pada saluran telinga menghasilkan serumen
atau getah telinga dan Kelenjar Siliaris Moll pada kelopak mata
juga termasuk kelenjar apokrin.
(c) Kelenjar mamae adlah kelenjar apokrin termodifikasi yang
mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.

b. Kelenjar sebasea mengeluar sebum yang biasanya dialirkan ke folikel


rambut. Kelenjar sebasea, rambut dan kelenjar keringat apokrin
membentuk unit pilosebasea, tetapi hanya terbentuk pada rambut diarea
genitalia, bibir, puting susu dan areola panyudara.
1) Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel-sel sekretori
menghilang selama sekresi sebum).
2) Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-
pecahan sel. Zat ini berfunsi sebagai emoliens pelembut kulit dan
merupakan suatu barier terhadap evaporasi. Zat ini juga memilki
aktivitas bakterisida.
3) Jerawat adala gangguan pada kelenjar sebasea di wajah, leher dan
punggung yang terjadi terutama pada dekade kedua masa kehidupan
kelenjar sebasea ini dapat terinfeksi sehingga menyababkan furunkel
(bisul).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi personal higiene


Faktor-faktor yang mempengaruhi personal higiene antara lain :
a. Budaya. Sejumlah mitos yang berkembang dimasyarakat menjelaskan
bahwa saat individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat
memperparah penyakitnya.
b. Status sosial-ekonomi. Untuk melakukan personal higieneyang baik
dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi,
peralatan mandi, serta peralatan mandi yang cukup (mis. Sabun, sikat gigi,
sampo, dll) (Nancy, 2002

c. Agama. Agama juga berpangaruh pada keyakinan individu dalam


melaksanakan kebiasaan sehari-hari. Agama Ismal misalnya, umat islam
diperintahkan untuk selalu menjaga kebersihan karena kebersihan karena
kebersiahan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan mendorong
individu untuk mengingat pentingnyakebersihan diri bagi kelangsungan
hidup.
d. Tingkat pengetahuan atau perkembngan individu. Kedewasaan seseorang
akan memberi pengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut, salah
satunya adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan penting dalam
meningkatkan status kesehatan individu.
e. Status kesehatan. Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemapuan
individu dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh
pada tingkat kesehatan individu. Individu akan semakin lemah yang pada
akhirnya jatuh sakit.
f. Kebiasaan. Ini adakaitanya dengan kebiasaan individu dalam
menggunakan produk-produk tertentu dalam melakukan perawatan diri,
misalnya menggunakan shower, sabun padat, sabun cair, sampo (taylor,
1989).
g. Cacat jasmani / mental bawaan. Kondisi cacat dan ganguan mental
menghambat kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara
mandiri.
B. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan
prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal
higiene individu, baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.
b. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji personal higiene individu, mulai dari
eksteremita atas samapai bawah.
1) Rambut. Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas),apakan
tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan?
2) Kepala. Amati denga seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan
adanya ketombe, kebotakan atau tanda-tanda kemerahan.
3) Mata. Amati adanya tanda-tanda ikhterus, konjungtiva anemis,
sekret pada kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
4) Hidung. Amati kondidsi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis,
perdarahan hidung, tanda-tanda flu yang tidak kunjung sembuh,
tanda-tanda alergi atau perubahan pada daya penciuman.
5) Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya.
Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/ sariawan,
kekeringan atau pecah-pecah, kebersihan mulut ...
6) Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi, perhatikan adnya tanda-
tanda karang gigi, karies, gigi peceh-peceh, tidak lengkap atau gigi
palsu.
7) Telinga. Amati kondisi kebersihan telinga. Perhatiakan adanya
serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau perubahan daya
pendengaran.
8) Kulit. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan
kebersiahannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria,
kulit keriput, lesi atau pruritus. Daki kusam berminyak ..
9) Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku panjang
kuku... Perhatiakan adanya kelainan atau luka.
10) Genitalia. Amati kondisi dan kebersihan genitalia berikut area
perineum. Perhatiakan pola pertumbugan rambut pubis/ pada laki-
laki, perhatiak kondisi skrotum dan testisnya.
11) Personal higiene secara umum. Amati kondisi dan kebersiahn kulit
secara umum. Perhatiakan adanya kelainan pada kulit atau bentuk
tubuh.

c. Diagnosan keperawatan
Diagnosa : Defisit Perawatan Diri (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
1) Definisi
Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
2) Penyebab
a) Gangguan muskuloskeletal
b) Gangguan neuromuskuler
c) Kelemahan
d) Gangguan psikologis dan/atau psikotik
e) Penurunan motivasi/minat

3) Gejala dan tanda


Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
a. Menolak melakukan perawatan diri
Objektif :
a. Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ketoilet/berhias
secara mandiri
b. Minat melakukan perawatan diri kurang

Gejala dan tanda minor


Subjektif : -
Objektif : -
4) Kondisi klinis terkait
a. Stroke
b. Cedera medula spinalis
c. Depresi
d. Arthitis reumatoid
e. Retardasi mental
f. Delirium
g. Demensia
h. Gangguan amnestik
i. Skizofrenia dan gangguan psikotik lain
j. Fungsi pemeliharaan terganggu

5) Keterangan
Diagnosa dapat dispesifikasikan menjadi salah satu atau lebih dari:
a. Mandi
b. Berpakaian
c. Makan
d. Toileting
e. Berhias

d. Rencana Tindakan
Diagnosa : Defisit Perawatan Diri
1) Intervensi : Dukungan perawatan diri (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
Observasi :
a) Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
b) Monitor tingkat kemandirian
c) Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias,
dan makan

Terapeutik :
a) Sediakan lingkungan yang terapeutik (suasana hangat, rilek, privasi)
b) Siapkan keperlua pribadi (parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
c) Dampingi dalam melakuka perawatan diri sampai mandiri
d) Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
e) Fasilitasi kemandirian, bantu juka tidak mampu melakukan perawatan
diri
f) Jadwalkan rutinitas perawatan diri

Edukasi :
a) Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai
kemampuan
Daftar Pustaka
Hidayat, A. A. A. (2008). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
Kozier, B., et. all. (2011). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, &
praktik. Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & nanda nic-noc. Jakarta: EGC.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental keperawatan. Edisi 7, buku 2.
Jakarta: EGC.
Sloane, E. (2004). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia:
Definisi dan indikator diagnortik. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia: Definisi
dan tindakan keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai