UROLITHIASIS
Disusun Oleh:
Oti Novianti
433131490120062
2020/2021
Kasus Hari Ke-11
Seorang pasien laki-laki 31 tahun dirawat di RS dengan diagnosa medis batu ureter distal
dextra. Klien mengatakan sering merasakan nyeri skala 5 di pinggang sebelah kanan sejak 2
tahun yang lalu. Saat BAK sering terasa nyeri dan BAK tidak tuntas. Ada keluhan BAK
menetes diakhir. 1 tahun yang lalu klien memiliki BAK berdarah hanya sekali itu saja
(riwayat hematuria dan dysuria), skala nyeri saat pengkajian 4-5 dari 10. Dari hasil USG
terlihat ada batu ureter distal dextra hasil observasi TTV TD 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit,
Suhu 36oC dan RR 12x/menit. Klien dilakukan operasi URS Litotropsi pada tanggal 30 Mei
2013.
1. Apa yang terjadi pada pasien? Jelaskan penyebab dan manifestasi klinik yang
mendukung
2. Apa masalah keperawatan utama pada pasien? Jelaskan data mayor dan data minor
yang mendukung masalah tersebut berdasarkan kasus diatas sesuai SDKI
3. Apa kriteria hasil yang ingin dicapai dari kasus tersebut? Buat berdasarkan SLKI
4. Sebutkan 2 intervensi utama dan 5 intervensi pendukung untuk mengatasi masalah
keperawatan tersebut?
5. Uraikan 1 intervensi utama dan 1 intervensi pendukung yang bersifat edukasi
JAWAB :
1. Urolithiasis adalah Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius.
(ginjal, ureter, atau kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium,
oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan magnesium. (Brunner & Suddath,2010).
Batu saluran kemih atau Urolithiasis adalah adanya batu di dalam saluran kemih.
(Luckman dan Sorensen).
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahuipasti,
tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada saluran kemih yaitu:
1. Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan
menjadi inti pembentukan batu saluran kemih. Infeksi bakteri akan memecah
ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.
2. Stasis dan Obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu saluran
kemih.
3. Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi daripada
daerah lain. Daerah seperti di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu
saluran kemih.
4. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan kurang minum menyebabkan kadar
semua substansi dalam urine meningkat.
5. Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu
daripada pekerja yang lebih banyak duduk.
6. Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum
meningkatkan insiden batu saluran kemih.
7. Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas batu
saluran kemih berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih
telur lebih sering menderita batu saluran kemih (buli-buli dan Urethra).
Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada adanya
obstruksi, infeksi dan edema.
1. Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta
ureter proksimal
Infeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan disuria, dapat
terjadi iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan
sedikitgejala, namun secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal
Nyeri hebat dan ketidaknyamanan
2. Batu di ginjal
Nyeri dalam dan terus menerus di area kontovertebral
Hematuri
Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri
kebawahmendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis
Mual dan muntah
Diare
3. Batu di ureter
Nyeri menyebar kepaha dan genitalia
Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar
Hematuri akibat abrasi batu
Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5 – 1 cm d.
Batu di kandung kemih
Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus
urinarius dan hematuri
Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi
retensi urin
2. ANALISA DATA
Usia : 31 tahun
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Usia : 31 tahun
4. RENCANA KEPERAWATAN
Usia : 31 tahun
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgesik jika perlu
02 2 Setelah dilakukan 1. Manajemen Nyeri 1. Edukasi Manajemen
Oktober asuhan keperawatan Nyeri
Tindakan
2020 selama 2x24 jam Tindakan
Jumat tingkat nyeri Observasi Observasi
menurun dengan - Identifikasi kesiapan
- Identifikasilokasi,
kriteria hasil: dan kemampuan
- Keluhan nyeri karakteristik, durasi, menerima informasi
menurun dalam
frekuensi, kualitas,
rentang 3 Terapeutik
(sedang) ke 4 intensitas nyeri. - Sediakan materi dan
(cukup menurun) media pendidikan
- Identifikasi skala
- Fungsi berkemih kesehatan
membaik dalam nyeri - Jadwalkan
rentang 3 pendidikan kesehatan
- Identifikasi respon
(sedang) ke 4 sesuai kesepakatan
(cukup nyeri non ferbal - Berikan kesempatan
membaik). untuk bertanya
- Identifikasi faktor
yang memperberat Edukasi
- Jelaskan penyebab
dan memperingan
periode dan strategi
nyeri meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
- Identifikasi
nyeri secara mandiri
pengetahuan dan - Anjurkan
menggunakan
keyakinan tentang
analgetik secara tepat
nyeri - Ajarkan teknik
nonfarmakologi
- Identifikasi
untuk mengurangi
pengaruh budaya nyeri.
terhadap respon
2. Edukasi teknik napas
nyeri 3. Latihan pernafasan
4. Pengaturan posisi
- Identifikasi
5. Terapi relaksasi
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
- Monitor
keberhasilan terapi
komlementer yang
sudah diberikan
- Monitor efek
samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
Tens, hipnosis,
akupresur, terapi
musik, biofidbeck,
terapi pijak, aroma
terapi, teknik
imajinasi,
terbimbing, kompres
hangat atau dingin,
terapi bermain).
- Kontrol lingkungan
yang mempeberat
rasa nyeri ( mis.
Suhu ruangan,
pencahayaan, dan
kebisingan )
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
- Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab
periode, dan pemicu
nyeri
- Jealskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurakan
memonito nyeri
secara mandiri
- Anjurkan
menggunaan
analgesik secara
tepat
- Ajarkan tekhnik
nonfarmakoligis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
- Pemberian analgesik
jika perlu
2. Pemberian analgesik