a. Aktivitas fisik
b. Managemen nyeri
c. Persiapan fisik
d. Kunjungan anetesiolog
e. Pengunjung dan ruang tunggu
Komunikasi terapeutik pada pasien pre operatif
telah terbukti bermanfaat untuk menurunkan
komplikasi post operatif dan berdampak positif
untuk penyembuhan ( Taylor. C ; Lillis.C; Le
Mone. P, 1997)
Kecemasan dapat diatasi dengan komunikasi
terapeutik melalui dimensi respon perawat :
ketulusan, kejujuran, keterbukaan, dan berespon
aktif, menghargai dan menerima klien apa
adanya, sikap tidak menghakimi, tidak
mengkritik, tidak mengejek atau menghina.
Intra operatif
Upaya melakukan pengecekan terhadap
persiapan klien baik secara personal, juga
terhadap alat dan obat yang diperlukan .
Memberi dukungan pada klien untuk
mengurangi kecemasan yang mungkin timbul
selama masa operasi.
Pada masa ini komunikasi mungkin kurang
intens, terutama bila klien mendapat anestesi
umum yang menurunkan kemampuan motorik
dan sensorik klien.
Post operatif
Komunikasi dapat dilkukan segera
setelah klien berada diruang pulih –
sadar.
Komunikasi verbal mulai dilkukan oleh
perawat waalupun klien belum sadar
sepenuhnya.
Teknik komunikasi non verbal, seperti
menggunakan sentuhan, penting artinya
untuk meningkatkan kepercayaan diri
klien.