Anda di halaman 1dari 15

SARS

A. PENGERTIAN
Sindrom pernafasan akut parah ( severe acute respiratory syndrome /SARS)
merupakan kumpulan gejala pada saluran pernafasan seperti batuk, flu, bersin dan
sesak nafas juga terjadi infeksi paru-paru( pneumonia) yang timbul secara akut atau
tiba- tiba dalam hitungan hari serta dapat menjadi sangat parah bahkan dapat
mengancam jiwa (Judarwanto widodo: 7).
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit
pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus (Mansjoer, Arif
dkk:1999).
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) atau Corona Virus Pneumonia
(CVP) adalah Syndroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada
jaringan paru manusia yang sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya.

B. ETIOLOGI
ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan SARS, yaitu (judarwanto widodo: 8):
1. infeksi paru (pneumonia) karena coronavirus
2. coronavirus atau multi virus
3. mutasi gen menjadi virus baru
4. keseimbangan alam terganggu
WHO mengumumkan kesepakatan bahwa coronavirus yang baru
teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS. Coronavirus berasal dari kata
Corona yang berasal dari bahasa Latin yang artinya crown atau mahkota. Ini
sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan mikroskop
nampak seperti mahkotalain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung
ataupun tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :
1. Pneumoni
2. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)
3. Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)
4. Beberapa transfusi darah
5. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi
6. Emboli paru
7. Cedera pada dada
8. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin
9. Trauma hebat
10. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak).

30
Faktor Predisposisi
1. Faktor diri (host) : Umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital,
imunologis, BBLR dan premature.
2. Faktor lingkungan : Pola hidup, asap rokok, keterpaparan terhadap infeksi,
sosial ekonomi, Kepadatan tempat tinggal, cuaca dan polusi udara.
3. Defisiensi vitamin.
4. Tingkat sosio ekonomi rendah
5. Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah.
6. Menderita penyakit kronis.
7. Aspek kepercayaan setempat dalam praktek pencarian pengobatan yang salah.
Faktor Pencetus SARS
Coronavirus adalah mayoritas agen penyebab SARS. Virus ini stabil pada tinja
dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada
penderita diare. Virus SARS kehilangan infektivitasnya terhadap berbagai disinfektan
dan bahan-bahan fiksasi. Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk
melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Dalam tempo sekitar dua
hingga sepuluh hari, paru-paru akan meradang, bernapas kian sulit. Metode
penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan
pasien. Misalnya terkena ludah saat pasien bersin dan batuk bahkan bisa melalui
barang-barang yang terkontaminasi atau barang yang digunakan oleh pasien SARS.

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam tinggi (>380 C)
2. Satu atau lebih gangguan pernafasan yaitu batuk, nafas pendek, kesulitan bernafas,
3. Satu atau lebi6h keadaan berikut:

a Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, mempunyai riwayat kontak erat dengan
seseorang yang telah didiagnosa sebagai penderita SARS

b Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, melakukan perjalanan ke tempat yang


dilaporkan adanya penderita SARS.

Gejala lain yang mungkin ditemukan pada penderita SARS adalah: sakit kepala,
kaku otot, lemah, gangguan kesadaran, nafsu makan hilang dan kemerahan pada kulit.
D. ANGKA KEJADIAN
SARS itu singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome atau Corona
Virus Pneumonia (CVP), suspek (suspect case) terjadi pada seseorang setelah 1 Februari
2003 lalu. Wabah penyakit gangguan pernapasan misterius ini terus melanda kawasan
Asia dan terus meminta korban. Seorang pasien di Hongkong menjadi korban tewas
keenam di wilayah administrative.

31
Pertama kali dilaporkan dari provinsi Guangdong, Republik Rakyat Cina.
Seorang dokter Cina yang terjangkit penyakit SARS berkunjung ke Hongkong dan
menginap di lantai 9 Hotel Metropole, Hongkong pada bulan Februari. Mereka
kemudian menularkan ke Vietnam, Kanada, Singapura dan kepada orang-orang di
Hongkong. Cina akibat penyakit yang oleh WHO diidentifikasi sebagai Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Korbannya adalah adik ipar seorang dokter berusia 64
tahun yang meninggal sebelum akibat SARS. Dokter itu telah menulari sedikitnya tujuh
orang yang berada di lantai sembilan hotel Metropole, di distrik Kowloon antara 15
sampai 27 Februari. Seluruh bagian lantai gedung itu kini ditutup.
Berapa kasus yang telah tercatat sampai 3 April 2003 lalu, ada 2223 kasus, 78
meninggal dan tersebar di 18 negara yaitu Canada 58, China 1190, Hongkong ada 708
kasus, Taiwan 13 kasus, France 1 kasus, Germany 5 kasus, Italy 3 kasus, Republik
Ireland 2 kasus, Romania 3 kasus, Singapore 95 kasus, Switzerland 2 kasus, Thailand 7
kasus, United Kingdom 3 kasus, United States 72 kasus, Vietnam 58 kasus, Australia 1
kasus, Belgium 1 kasus, Canada dan Italy 3 ada kasus.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.
2. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi
pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali
rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena
kekurangan oksigen).
3. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang
seharusnya terisi udara)
b. Gas darah arteri
c. Hitung jenis darah dan kimia darah
d. Bronkoskopi.
4. Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
5. Pemeriksaan Bakteriologis :sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau
transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy
6. Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8
jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

Patofisiologi SARS
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae)
yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan urine
pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare.
Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu

32
bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian
menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode
penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien.
Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga
melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.
Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu
merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret
atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui udara, misalnya
penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan
tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk
sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan
pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.
Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak
langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada petugas
yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.

F. KOMPLIKASI
1. Abses paru
2. Efusi pleural
3. Empisema
4. Gagal nafas
5. Perikarditis
6. Meningitis
7. Atelektasis
8. Hipotensi
9. Delirium
10. Asidosis metabolic
11. Dehidrasi
12. Penyakit multi lobular
13. Septikemi
14. Superinfeksi dapat terjadi sebagai komplikasi pengobatan farmakologis.

G. PENATALAKSANAAN

1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang
adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.
a. Terapi oksigen
b. Humidifikasi dengan nebulizer

33
c. Fisioterapi dada
d. Pengaturan cairan
e. Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
f. Obat inotropik
g. Ventilasi mekanis
h. Drainase empiema
i. Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup
2. Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan fitur
non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis
SARS-cov virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik empiris
yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk menutupi terhadap patogen pernafasan
Common per nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi masyarakat-diperoleh atau
nosokomial pneumonia.
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain
efek antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki sifat,
khususnya quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum
ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil pasien
dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi antibiotik
saja.
Antibiotik :
a. Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
b. Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus
Prognosis SARS
Askep SARS - Angka kematian melebihi 40%. Apabila penyakit tidak ditangani
dengan baik maka kondisi bagian tubuh yang diserang, yakni paru-paru, makin
bertambah berat rusaknya. Keadaan pasien yang semula mengalami radang paru dapat
berlanjut ke kondisi gagal napas yang berat karena paru sudah tidak dapat berfungsi
sebagai alat pernapasan yang menerima oksigen dan membuang karbondioksida. Tanda
jasmani tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien akan mengalami
tachypnea dan crackle pada auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy kelihatan
jelas.
Pada penderita yang menjalani terapi ventilator dalam waktu yang lama,
cenderung akan terbentuk jaringan parut di paru-parunya. Jaringan parut tertentu
membaik beberapa bulan setelah ventilator dilepas. Penderita yang bereaksi baik
terhadap pengobatan, biasanya akan sembuh total, dengan atau tanpa kelainan paru-paru
jangka panjang.

34
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan SARS :
1. Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi cepat
bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk
mengetahui konsolidasi.
2. Perhatikan perubahan suhu tubuh.
3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.
4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan, tidak berhasil
untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikasi jantung, dan superinfeksi.
5. Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-
hari, mekanisme koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
6. Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena penyakit pernafasan,
pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi
jalan nafas.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu,
demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory.

5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan perawatan

6. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)

7. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi (RR >24x/menit) atau
hipoventilasi (RR <16x/menit).

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No Intervensi
keperawatan Hasil

1 Bersihan jalan NOC : NIC :


nafas tidak
efektif Respiratory Airway suction
berhubungan status :
dengan Ventilation Pastikan
inflamasi dan kebutuhan

35
obstruksi jalan Respiratory oralatau tracheal
nafas. status : Airway suctioning
patency
Auskultasi
suara nafas
sebelum dan
Kriteria sesudah
Hasil : suctioning.

Mendemonstrasi Informasikan
kan batuk pada klien
efektif dan dankeluarga
suara nafas tentang
yang bersih, suctioning
tidak ada
sianosis dan Minta klien
dyspneu nafas dalam
sebelum suction
Menunjukkan dilakukan.
jalan nafas yang
paten Berikan
O2dengan
Mampu menggunakan
mengidentifikas nasal untuk
ikan dan memfasilitasi
mencegah suksion
factor yang nasotrakeal
dapat
menghambat Gunakan alat
jalan nafas yang steril setiap
melakukan
tindakan

Anjurkan
pasien untuk
istirahat dan
napas dalam
setelah kateter
dikeluarkan dari
nasotrakeal

Monitor status
oksigen pasien

Ajarkan
keluarga
bagaimana cara
melakukan
suksion

Hentikan
suksion dan
berikan oksigen

36
apabila pasien
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan
saturasi O2, dan
lain-lain.

Airway
Management

Buka jalan
nafas, guanakan
teknik chin lift
atau jaw thrust
bila perlu

Posisikan
pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi

Identifikasi
pasien perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan

Lakukan
fisioterapi dada
jika perlu

Auskultasi
suara nafas, catat
adanya suara
tambahan

Kolaborasi
pemberian
bronkodilator bila
perlu

Atur intake
untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.

Monitor
respirasi dan
status O2

37
Fluid
2 Defisit Volume NOC: management
cairan
berhubungan Fluid balance Pertahankan
dengan intake oral catatan intake dan
tidak adekuat, Hydration output yang
takipneu, demam akurat
Nutritional
Status : Food Monitor status
and Fluid hidrasi
Intake ( kelembaban
membran
mukosa, nadi
adekuat, tekanan
Kriteria darah ortostatik ),
Hasil : jika diperlukan

Mempertahanka Monitor vital


n urine output sign
sesuai dengan
usia dan BB, BJ Monitor
urine normal, masukan
HT normal makanan / cairan
dan hitung intake
Tekanan darah, kalori harian
nadi, suhu
tubuh dalam Lakukan terapi
batas normal IV

Tidak ada tanda Monitor status


tanda dehidrasi, nutrisi
Elastisitas
turgor kulit Berikan cairan
baik, membran
mukosa Dorong
lembab, tidak masukan oral
ada rasa haus
yang berlebihan Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output

Dorong
keluarga untuk
membantu pasien
makan

Kolaborasi
dokter jika tanda
cairan berlebih
muncul meburuk

Atur
kemungkinan

38
tranfusi

Persiapan
untuk tranfusi

NOC : NIC:
3 Ketidakseimbang Status nutrisi, Eating disorder
. an nutrisi kurang setelah diberikan manajemen
dari kebutuhan penjelasan dan
tubuh perawatan 1. Tentukan
berhubungan kebutuhan nutrisi kebutuhan kalori
dengan pasien terpenuhi harian
ketidakmampuan dengan kriteria hasil
pemasukan : 2. Ajarkan klien
berhubungan dan keluarga
dengan faktor Pemasukan tentang
biologis (sesak nutrisi yang pentingnya
nafas). adekuat nutrient

Pasien mampu 3. Monitoring TTV


menghabiskan dan
diet yang nilai Laboratoriu
dihidangkan m

Tidak ada 4. Monitor intake


tanda-tanda dan output
malnutrisi
5. Pertahankan
Nilai kepatenan
laboratorim, pemberian nutrisi
protein total 8-8 parenteral
gr%, Albumin
3.5-5.4 gr%, 6. Pertimbangkan
Globulin 1.8- nutrisi enteral
3.6 gr%, HB
tidak kurang 7. Pantau adanya
dari 10 gr % Komplikasi GI

Membran
mukosa dan
konjungtiva Terapi gizi
tidak pucat
1. Monitor
masukan
makanan atau
minuman dan
hitung kalori
harian secara
tepat

2. Kolaborasi ahli
gizi

39
3. Pastikan dapat
diet TKTP (tinggi
kalori tinggi
protein)

4. Berikan
perawatan mulut

5. Pantau hasil
labioratoriun
protein, albumin,
globulin, HB

6. Jauhkan benda-
benda yang tidak
enak untuk
dipandang seperti
urinal, kotak
drainase, bebat
dan pispot

7. Sajikan makanan
hangat dengan
variasi yang
menarik

NIC :
4 Intoleransi NOC : Activity Therapy
aktivitas Kolaborasikan
berhubungan Energy dengan Tenaga
dengan isolasi conservation Rehabilitasi
respiratory. Medik dalam
Self Care : merencanakan
ADLs program terapi
yang tepat.
Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
Kriteria
mampu dilakukan
Hasil :
Bantu untuk
memilih aktivitas
Berpartisipasi konsisten yang
dalam aktivitas sesuai dengan
fisik tanpa kemampuan fisik,
disertai psikologi dan
peningkatan social
tekanan darah, Bantu untuk
nadi dan RR mengidentifikasi
dan mendapatkan
Mampu sumber yang
melakukan diperlukan untuk
aktivitas sehari aktivitas yang
hari (ADLs) diinginkan
secara mandiri Bantu untuk

40
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek
Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu
luang
Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon
fisik, emosi,
social dan
spiritual

Energy
Management

Observasi adanya
pembatasan klien
dalam melakukan
aktivitas
Dorong anal
untuk
mengungkapkan
perasaan terhadap
keterbatasan
Kaji adanya
factor yang
menyebabkan
kelelahan
Monitor
nutrisi dan
sumber energi
Monitor pasien
akan adanya
kelelahan fisik
dan emosi secara
berlebihan
Monitor respon
kardiovaskuler te
rhadap aktivitas

41
Monitor pola
tidur dan lamanya
tidur/istirahat
pasien
NIC :
5 Defisit NOC : Teaching :
pengetahuan disease Process
berhubungan Knowledge :
dengan disease process Berikan penilaian
perawatan tentang tingkat
Knowledge : pengetahuan
health Behavior pasien tentang
proses penyakit
yang spesifik
Jelaskan
Kriteria patofisiologi dari
Hasil : penyakit dan
bagaimana hal ini
berhubungan
Pasien dan
dengan anatomi
keluarga
dan fisiologi,
menyatakan dengan cara yang
pemahaman tepat.
tentang Gambarkan tanda
penyakit, dan gejala yang
kondisi, biasa muncul
prognosis dan pada penyakit,
program dengan cara yang
pengobatan tepat
Gambarkan
Pasien dan proses penyakit,
keluarga dengan cara yang
mampu tepat
melaksanakan Identifikasi
prosedur yang kemungkinan
dijelaskan penyebab, dengna
secara benar cara yang tepat
Sediakan
Pasien dan informasi pada
pasien tentang
keluarga
kondisi, dengan
mampu
cara yang tepat
menjelaskan Hindari harapan
kembali apa yang kosong
yang dijelaskan Diskusikan
perawat/tim perubahan gaya
kesehatan hidup yang
lainnya mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi di
masa yang akan
datang dan atau
proses
pengontrolan
penyakit
Diskusikan

42
pilihan terapi atau
penanganan
Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan,
dengan cara yang
tepat
Instruksikan
pasien mengenai
tanda dan gejala
untuk
melaporkan pada
pemberi
perawatan
kesehatan,
dengan cara yang
tepat

Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3,
EGC, Jakarta
Http://translate.googleusercontent.com/translate_c?
hl=id&sl=en&u=http://www.sarsreference.com/sarsref/treat.htm&prev=/search
%3Fq%3Dsars%26hl%3Did%26sa
%3DG&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjuXFVV22D4n-gkhhpHCgb-
28jRcA
Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga.1999. Media
Aesculapius : Jakarta.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications (NIC), Second
edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork.
NANDA, 2007-2008, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia,
USA.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing Outcome Classifications
(NOC), Philadelphia, USA.

43
44

Anda mungkin juga menyukai