Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU PROFESI


“PERAN PERAWAT PROFESIONAL”
Mata kuliah konsep dasar keperawatan

Dosen pengampu: H. Ade Tedy, S.Kep, Ners., M.Kes

Disusun oleh:
Kelompok 3

1. RIHADATUL ‘AISY AZZAHIRA


(23142011182)
2. SAHLA
(23142011183)
3. SAKILA AZZAHRA (23142011184) 4.
SASKIA MARISKA (23142011185) 5.
SHOFURA MAULANA
(23142011186)
6. SINTA AYU PRADANA SIWI
(23142011187)
7. VANISA SYIFA ANINDHIYTA
(23142011188)
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah. Kita memuji, meminta pertolongan, dan memohon ampunan
kepada-NYA. Tiada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Dia, dan Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah hamba dan utusan-NYA.
Alhamdulillah atas izin Allah dan limpahan nikmat kesempatan dan sehat-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Keperawatan sebagai suatu profesi: Peran perawat
professional” ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan dalam
program studi Keperawatan Universitas YPIB Majalengka. Diantara tujuan dibuatnya
makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca dan kami selaku penulis itu sendiri
serta menyelesaikan tugas dari dosen kami. Maka atas terselesaikannya makalah ini, kami
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang atas izin darinya kami mampu menyelesaikan makalah ini.
2. Bapak H. Ade Tedy, S.Kep, Ners., M.Kes. selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan
tugas makalah ini.
3. Diri kami sendiri yang telah berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya
dan sabar hingga selesai.
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan secara rinci satu per satu yang telah
mendukung dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik
dari segi EBI, kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca yang kemudian akan
kami jadikan sebagai evaluasi agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi
kedepannya.

Cirebon, 26 Oktober 2023

penyusun
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
………………………………………………………………… ...ii

DAFTAR ISI……………………………………………………..
…................................ ..iii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………….
…………………………………… ........1
1 Latar Belakang……………..................………………………………………...1

2. Rumusan Masalah…………..............………………………………………......1
3. Tujuan Penulisan…….................……………………………………………. ...2

BAB 2 PEMBAHASAN INTI .……………….…………………………….


……… ...3

1. Pengertian Standar Praktik Keperawatan Profesional……………………… ....3

2. Tujuan Standar Di Dalam Praktik Keperawat Profesional……………….… .....3

3. Penerapan Standar Praktik Keperawatan………………………………... .........4

4. Langkah-Langkah Penyususnan Standar Praktik Keperawatan……............ ......4

5. Aspek Hukum Pada Standar Praktik Keperawatan…………………........ .........6


6. Contoh Standar Praktik Keperawatan Klinis……..……..............................… ...6
BAB 3 PENUTUP ..
………………………………………………………………... ........9
1. Kesimpulan. ..……………………………………………………………...… ....9

DAFTAR PUSTAKA…….
…………………………………………………………. ......10

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess" yang
berarti Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap
atau permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan
pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu
profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses setrifikasi dan
lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.

Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu
profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri berarti:
bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan,
beroleh bayaran karena keahliannya. Seseorang dapat dikatakan memiliki
profesionalisme jika memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi)
yang layak sesuai bidangnya dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan seumur
hidup.

Keperawatan sebagai suatu profesi di Indonesia disepakati pada Seminar Nasional


Keperawatan pada tahun 1983 yang diinisiasi oleh kelompok kerja keperawatan
Konsorsium Ilmu Kesehatan Direktorat Pendidikan Tinggi. Berdasarkan
kesepakatan tersebut pada tahun 1985 dibuka Program Studi Ilmu Keperawatan pada
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada program ini dasar-dasar keilmuan
keperawatan dibekali kepada mahasiswa sehingga setiap lulusan diharapkan
mempunyai landasan keilmuan yang kokoh dalam memberi pelayanan keperawatan.
Sesuai dengan hakekat profesi khususnya yang terkait dengan pendidikan dimana
untuk dapat memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan yang berkualitas dan
pengembangan ilmu keperawatan diperlukan pendidikan keperawatan pada jenjang
magister keperawatan.

2. RUMUSAN MASALAH
3. Apa pengertian dari standar praktik keperawatan professional.
4. Apa tujuan standar di dalam keperawatan.
5. Bagaimana penerapan standar praktek keperawatan.
6. Bagaimana langkah langkah penyunan standar praktek keperawatan.
7. Bagaimana aspek hukum standar pada praktek keperawatan.
8. Apa saja contoh standar praktek keperawatan klinis.

3. TUJUAN PENULISAN
1) Dapat mengetahui dan memahami standar praktik keperawatan professional.
1
2) Dapat memahami tujuan standar di dalam keperawatan.
3) Untuk mengetahui penerapan standar praktek keperawatan.
4) Dapat memahami dan mengetahui langkah langkah penyusunan standar praktek
keperawatan.
5) Dapat mengetahui aspek hukum standar pada praktek keperawatan.
6) Dapat mengetahui apa saja contoh standar praktek keperawatan klinis.

2
BAB 2 PEMBAHASAN INTI

1. PENGERTIAN STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN


PROFESIONAL
Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilan kerja yang
dapat diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil (Gillies, 1989, h.121).
Standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang
mengarah kepada praktek keperawatan profesional (ANA,1992, h.1).
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup kehidupan
manusia (Lokakarya nasional, 1983). Jadi standar praktek keperawatan adalah suatu
pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan untuk klien (Gillies, 1989, h. 121).
Standar praktek keperawatan adalah batas ukuran baku minimal yang harus
dilakukan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar diperlukan
untuk meningkatkan, menuntun, dan mengarahkan praktek keperawatan profesional.

2. TUJUAN STANDAR DI DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN


Secara umum standar praktik keperawatan ditetapkan untuk meningkatkan asuhan
atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada
usaha pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan. Penyusunan
standar praktik keperawatan berguna bagi perawat, rumah sakit atau institusi, klien,
profesi keperawatan dan tenaga kesehatan lain sebagai berikut:
a. Perawat
Bagi perawat standar praktek keperawatan digunakan sebagi pedoman untuk
membimbing perawat dalam penentuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
teradap klien dan perlindungan dari kelalaian dalam melakukan tindakan
keperawatan dengan memandu perawat dalam melakukan tindakan keperawatan
yang tepat dan benar.

b. Rumah Sakit
Pada Rumah Sakit standar praktek keperawatan akan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pelayanan keperawatan dan menurunkan waktu perawatan di Rumah
Sakit.

3
c. Klien
Dengan perawatan yang tidak lama maka biaya yang ditanggung klien dan keluarga
menjadi ringan.

d. Profesi
Standar praktik keperawatan digunakan sebagai alat perencanaan untuk mencapai
target dan sebagai ukuran untuk mengevaluasi penampilan, dimana standar sebagai
alat pengontrolnya.
e. Tenaga kesehatan lain
Standar praktik keperawatan digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan
profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik.

3. PENERAPAN STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN


Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat digunakan pendekatan secara
umum dan khusus. Pendekatan secara umum menurut Jernigan and Young,1983 h.10
adalah sebagai berikut :
a. Standar struktur
Berorientasi pada hubungan organisasi keperawatan (semua level keperawatan)
dengan sarana/institusi Rumah Sakit. Standar ini terdiri dari: filosofi, tujuan, tata
kerja organisasi, fasilitas dan kualifikasi perawat.
b. Standar proses
Berorientasi pada perawat, khususnya metode, prinsip dan strategi yang digunakan
perawat dalam asuhan keperawatan. Standar proses berhubungan dengan semua
kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan.

c. Standar hasil
Berorientasi pada perubahan status kesehatan klien, berupa uraian kondisi klien
yang dinginkan dan dapat dicapai sebagai hasil tindakan keperawatan.

Pendekatan lain (khusus) dalam menyusun standar praktek keperawatan sesuai


dengan aspek yang diinginkan antara lain:

a. Aspek Asuhan keperawatan. Dapat dipilih topik atau masalah keperawatan klien
yang sering ditemukan, misalnya standar asuhan keperawatan klien anteatal,
intranatal dan postnatal.
b. Aspek Pendidikan. Dapat dipilih paket penyuluhan/pendidikan kesehatan yang
paling dibutuhkan, misalnya penyuluhan tentang perawatan ibu hamil.
c. Aspek kelompok klien. Topik dapat dipilih berdasarkan kategori umur atau
masalah kesehatan tertentu misalnya pada kelompok menopouse.

4
Dalam penerapan standar praktik keperawatan dapat dimodifikasi keduanya dalam
pelayanan asuhan keperawatan. Contoh: pelaksanaan standar asuhan keperawatan

5
pada klien postnatal, perawat dapat mengunakan standar proses (metode, prinsip dan
strategi) dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

4. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN STANDAR PRAKTIK


KEPERAWATAN
Penyusunan standar praktek keperawatan membutuhkan waktu lama karena
memiliki beberapa langkah yang harus ditempuh, diantaranya menentukan komite
(tim penyusun), menentukan filosofi dan tujuan keperawatan, menghubungkan
standar dengan teori keperawatan, dan menentukan topik dan format standar
(Irawaty,1996, h.9).

Ada pendapat lain bahwa penyusunan standar secara otomatis dilakukan oleh tim,
maka langkah-langkah dalam penyusunan standar sebagai berikut: merumuskan
filosofi dan tujuan, menghubungkan standar dan teori yang relevan, menetapkan
topik dan format standar (Sahar, J, 1996).

Adapun langkah-langkah penyusunan standar menurut Dewi Irawaty,1996 adalah:

a. Menetukan komite (tim khusus)


Penyusunan standar praktek keperawatan membutuhkan waktu dan tenaga yang
banyak, untuk itu perlu dibentuk tim penyusun.
Tim penyusun terdiri dari orang-orang yang memiliki kemampuan, keterampilan dan
pengetahuan yang luas tentang pelayanan keperawatan.
b. Menentukan filosofi dan tujuan keperawatan
Filosofi merupakan keyakinan dan nilai dasar yang dianut yang memberikan arti
bagi seseorang dan berasal dari proses belajar sepanjang hidup melalui hubungan
interpersonal, agama, pendidikan dan lingkungan. Didalam pembuatan standar,
serangkaian tujuan keperawatan perlu ditetapkan berdasarkan filosofi yang diyakini
oleh profesi.
c. Menghubungkan standar dan teori keperawatan
Teori yang dipilih amat bermanfaat dalam merencanakan standar, mengarahkan dan
menilai praktek keperawatan. Konsep-konsep keperawatan dapat digunakan untuk
menilai kembali tentang teori keperawatan yang telah dipilih sebelumnya. Ada
beberapa teori yang dapat dipilih dan disepakati oleh kelompok pembuat standar
keperawatan misalnya: Teori Orem. Inti dari Teori Orem adalah adanya kepercayaan
bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri (Self Care).
Perawat profesional bertanggung jawab dalam membantu klien untuk dapat
melakukan perawatan mandiri, dengan melihat kemampuan yang dimiliki klien.
Berdasarkan teori tersebut maka dapat digunakan sebagai landasan dalam
mengembangkan standar praktek keperawatan.

6
5
Topik-topik yang telah ditentukan disesuaikan pada aspek-aspek penyusunan
standar, misalnya: aspek asuhan keperawatan, pendidikan dan kelompok klien atau
yang bersifat umum yaitu menggunakan pendekatan meliputi standar struktur,
standar proses dan standar hasil. Format standar tergantung dari cara pendekatan
yang dipilih sebelumnya dan topik standar yang telah ditentukan. Apabila standar
praktek keperawatan yang digunakan adalah pendekatan standar proses maka format
standar yang dipakai adalah format standar (ANA 1991). Format standar terdiri dari
enam tahap yang meliputi: pengkajian, diagnosa, identifikasi hasil, perencanan,
implementasi dan evaluasi. Karena standar merupakan pendekatan sistematis yang
terencana dalam praktek keperawatan maka diharapkan bahwa pelayanan
keperawatan yang diberikan pada klien juga termasuk pendekatan diri pada klien
dan keluarga.

4. ASPEK HUKUM PADA STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN

Dengan diberlakukannya standar praktek keperawatan, maka institusi memberikan


kesempatan pada klien untuk mengontrol asuhan keperawatan yang diberikan
perawat pada klien. Apabila klien tidak mendapat pelayanan yang memuaskan atau
klien dirugikan karena kelalaian perawat maka klien dan keluarga mempunyai hak
untuk bertanya dan menuntut.

Dinegara maju dimana standar ini telah diberlakukan maka kekuatatan hukum yang
dimiliki juga sangat kuat. Apabila perawat melakukan kelalaian karena tindakan
yang menyimpang dari standar, maka perawat dianggap melanggar hukum dan harus
dituntut pertanggung jawabannya.

Oleh karena itu setiap perawat harus betul-betul memahami standar praktik
keperawatan agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu pada klien. Sebagai
contoh, Jensen dan Bobak mengemukakan hukum of Torts yang memuat tentang
kegiatan yang dikehendaki dari perawat yaitu mencegah penyakit mata pada bayi
baru lahir dan mendokumentasikan penyakit akibat hubungan seksual. Pada pasal 53
ayat 2 dan 4 Undang-undang kesehatan Nomer 23 tahun 1992, dinyatakan bahwa
tenaga kesehatan termasuk perawat dalam melakukan tugasnya berkewajiban
mematuhi standar profesi dan menghormati hak klien. Dari uraian tersebut jelaslah
bahwa standar profesi keperawatan mempunyai dasar hukum dan barang siapa yang
melanggar akan menerima sangsi atau hukuman. Dimensi praktek profesional adalah
adanya sistem etik. Etik adalah standar untuk menentukan benar atau salah dan
untuk pengambilan keputusan tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh dan
terhadap manusia (Wijayarini M.A,1996,h.13).
6. CONTOH STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN KLINIS

 Standar I
Pengkajian keperawatan mengidentifikasi dan mengumpulkan data tentang status
kesehatan klien. Pengkajian ini harus lengkap, sistematis, dan berkelanjutan. Kriteria
pengukuran:
a. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan-kebutuhan
klien saat ini.
b. Data tetap dikumpulkan dengan teknik-teknik pengkajian yang sesuai.
c. Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang terdekat klien dan petugas
kesehatan.
d. Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan berkesinambungan.
e. Data-data yang relevan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah didapatkan
kembali.

 Standar II

Diagnosa menganalisa data yang dikaji untuk menentukan diagnosa. Kriteria


pengukuran:

a. Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.


b. Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang terdekat klien, dan tenaga
kesehatan bila memungkinkan.
c. Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang memudahkan perencanaan
perawatan.

 Standar III
Identifikasi hasil. Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual
pada klien. Kriteria pengukuran:
a. Hasil diambil dari diagnosa.
b. Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat diukur.
c. Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain dengan klien, orang-orang terdekat klien
dan petugas kesehatan.
d. Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan atau kapasitas klien saat
ini dan kemampuan potensial.
e. Hasil yang diharapkan dapat dicapai sesuai dengan sumber-sumber yang tersedia
bagi klien.
f. Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.
g. Hasil yang diharapkan memberi arah bagi kelanjutan perawatan.

8
 Standar IV
Perencanaan. Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Kriteria pengukuran:
a. Rencana bersifat individualis sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi
klien.
b. Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien dan
petugas kesehatan.
7
c. Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang.
d. Rencana tersebut didokumentasikan.
e. Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan.

 Standar V
Implementasi. Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari
rencana keperawatan. Kriteria pengukuran:
a. Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang dibuat.
b. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.
c. Intervensi didokumentasikan

 Standar VI

Evaluasi perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.
Kriteria pengukuran:

a. Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.


b. Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.
c. Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.
d. Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk
merevisi diagnosa, hasil-hasil dan rencana perawatan untuk selanjutnya,
e. Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.
f. Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam proses
evaluasi.
BAB 3
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Beberapa pendapat mengenai pengertian suatu profesi menurut Schein EH (1962)
Profesi merupakan sekelompok pekerjaan yang membangun suatu norma yang
sangat khusus yang berasal dari peranannya dalam masyarakat. Hughes (1963)
mengungkapkan bahwa profesi merupakan mengetahui yang lebih baik tentang
sesuatu hal dari orang lain serta mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa
yang terjadi pada kliennya. Dan Wilensky (1964) berpendapat bahwa profesi berasal
dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan ilmu
pengetahuan sebagai dasar perkembangan teori yang sistematis untuk meghadapi
banyak tantangan baru dan karena itu dibutuhkan pendidikan dan pelatihan yang
cukup lama, dan memiliki kode etik yang orientasi utamanya adalah melayani
(alturism).
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi, karena
profesi memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dari pekerjaan lain,
yaitu keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis, asosiasi profesional,
pendidikan yang ekstensif, ujian kompetensi, Pelatihan institusional, lisensi,
otonomi kerja, kode etik, pengaturan diri, layanan publik dan altruism, status dan
imbalan yang tinggi.
Profesi mempunyai ciri-ciri tersendiri yang menurut wilensky (1964) yaitu:
Pekerjaan profesi didukung oleh pohon ilmu (body of knowledge) yang jelas
wilayah garapan keilmuannya (anto loger) yang jelas wilayah garapan keilmuan
(epistomologi), serta pemanfaatan keilmuannya (aksiologi), keahlian profesi
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan profesi yang terarah, terencana, terus
menerus dan berjenjang (life long education). Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik
profesi serta diakui secara legal melalui perundang-undangan, peraturan dan
ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi standar pendidikan dan
pelatihan (standar pelayanan dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan-peraturan tersebut yang dilakukan mandiri oleh warga profesi.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam
menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. American Nurse Association (1991) Standards Of Clinical Nursing Practice,


Whasington DC, American Nurse Publising.
2. Ali, H. 2001 Ziadin. Pengantar keperawatan professional.
3. Gillies (1989) Nursing Management, Philadelphia, W.B. Souders company.
4. Hidayat, Aziz Alimul. Konsep dasar keperawatan.
5. Irawaty D. (1996) Makalah Standar Praktik Keperawatan.
6. Jernigan and Young (1983) Standards, Job description and Performance
evaluation for Nursing Practice.
7. Wijayarini M.A., SKp., MSN. (1996) Konsep Perawat Profesional.

11

Anda mungkin juga menyukai