Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA ABDOMEN

A. PENGKAJIAN
Dalam pengkajian pada trauma abdomen harus berdasarkan prinsip–prinsip
penanggulangan penderita gawat darurat yang mempunyai skala prioritas A (Airway), B
(Breathing), C (Circulation). Seperti:
 A : Airway : Tidak ada obstruksi jalan nafas
 B : Breathing (pernapasan): Ada dispneu, penggunaan otot bantu napas dan napas
cuping hidung
 C : Circulation (sirkulasi): Hipertensi, perdarahan , tanda Cullen, tanda Grey-
Turner, tanda Coopernail, tanda balance.,takikardi,diaphoresis
 D : Disability (ketidakmampuan): Nyeri, penurunan kesadaran, tanda Kehr.
Hal ini dikarenakan trauma abdomen harus dianggap sebagai dari multi trauma
dan dalam pengkajiannya tidak terpaku pada abdomennya saja.
1. Anamnase
a) Biodata
Identitas: Nama anak, umur, jenis kelamin, alamat, nama KK, pekerjaan,
pendidikan, dan lain-lain.
b) Keluhan Utama

Keluhan yang dirasakan sakit. Hal spesifik dengan penyebab dari traumanya.
c) Riwayat penyakit sekarang (Trauma). Penderita trauma abdomen
menampakkan gejala nyeri dan perdarahan. Penyebab dari traumanya
dikarenakan benda tumpul atau peluru. Kalau penyebabnya jatuh,
ketinggiannya berapa dan bagaimana posisinya saat jatuh.
Kapan kejadianya dan jam berapa kejadiannya. Berapa berat keluhan yang
dirasakan bila nyeri, bagaimana sifatnya pada quadran mana yang dirasakan
paling nyeri atau sakit sekali.
d) Riwayat Penyakit yang lalu
Kemungkinan pasien sebelumnya pernah menderita gangguan jiwa.
Apakah pasien menderita penyakit asthma atau diabetes mellitus dan
gangguan faal hemostasis.
Pasien belum pernah mengalami penyakit trauma abdomen seperti yang
diderita pasien sekarang.
e) Riwayat psikososial spiritual

Persepsi pasien terhadap musibah yang dialami. Apakah musibah tersebut


mengganggu emosi dan mental. Adakah kemungkinan percobaan bunuh diri
(tentamen-suicide).
PemeriksaanFisik
1) Sistim Pernapasan. Pada inspeksi bagian frekwensinya, iramanya dan
adakah jejas pada dada serta jalan napasnya. Pada palpasi simetris tidaknya
dada saat paru ekspansi dan pernapasan tertinggal. Pada perkusi adalah suara
hipersonor dan pekak. Pada auskultasi adakah suara abnormal, wheezing dan
ronchi.
2) Sistim kardivaskuler (B2 = blead). Pada inspeksi adakah perdarahan aktif
atau pasif yang keluar dari daerah abdominal dan adakah anemis.
Pada palpasi bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral dan bagaimana
suara detak jantung menjauh atau menurun dan adakah denyut jantung
paradoks.
3) Sistim Neurologis (B3 = Brain) Pada inspeksi adakah gelisah atau tidak
gelisah dan adakah jejas di kepala. Pada palpasi adakah kelumpuhan atau
lateralisasi pada anggota gerak Bagaimana tingkat kesadaran yang dialami
dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS).
4) Sistim Gatrointestinal (B4 = bowel) Pada inspeksi : Adakah jejas dan luka
atau adanya organ yang luar, Adakah distensi abdomen kemungkinan adanya
perdarahan dalam cavum abdomen, Adakah pernapasan perut yang tertinggal
atau tidak, Apakah kalau batuk terdapat nyeri dan pada quadran berapa,
kemungkinan adanya abdomen iritasi.
 Pada Palpasi :
(1) Adakah spasme / defance mascular dan abdomen.
(2) Adakah nyeri tekan dan pada quadran berapa.
(3) Kalau ada vulnus sebatas mana kedalamannya.
 Pada perkusi :
(1) Adakah nyeri ketok dan pada quadran mana.
(2) Kemungkinan–kemungkinan adanya cairan/ udara bebas dalam
cavum abdomen.
 Pada Auskultasi : Kemungkinan adanya peningkatan atau penurunan
dari bising usus atau menghilang.
 Pada rectal toucher : Kemungkinan adanya darah/ lendir pada sarung
tangan. Adanya ketegangan tonus otot/ lesi pada otot rectum.
5) Sistim Urologi (B5 = bladder) Pada inspeksi adakah jejas pada daerah
rongga pelvis dan adakah distensi pada daerah vesica urinaria serta
bagaimana produksi urine dan warnanya. Pada palpasi adakah nyeri tekan
daerah vesica urinaria dan adanya distensi. Pada perkusi adakah nyeri
ketok pada daerah vesica urinaria.
6) Sistim Tulang dan Otot (B6 = Bone) Pada inspeksi adakah jejas dan
kelaian bentuk extremitas terutama daerah pelvis.
Pada palpasi adakah ketidakstabilan pada tulang pinggul atau pelvis.
2. PRIORITAS KEPERAWATAN
a. Menghentikan perdarahan
b. Menghilangkan/mengurangi nyeri
c. Menghilangkan cemas pasien
d. Mencegah komplikasi
e. Memberikan informasi tentang penyakit dan kebutuhan pasien
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
2. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan, tidak adekuatnya
pertahanan tubuh
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik
5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan

1 Kekurangan Setelah dilakukan 1. Kaji tanda- 1. untuk


. volume cairan tindakan tanda vital. mengidentifikas
b/d perdarahan keperawatan i defisit volume
2. Pantau cairan
1x24 jam, volume cairan.
parenteral dengan
cairan tidak
elektrolit, 2. mengidentifik
mengalami
antibiotik dan asi keadaan
kekurangan.
vitamin perdarahan,
KH: serta Penurunan
3. Kaji tetesan
sirkulasi volume
Intake dan output infus.
cairan
seimbang, turgor
4. Kolaborasi : menyebabkan
kulit baik,
Berikan cairan kekeringan
perdarahan (-)
parenteral sesuai mukosa dan
indikasi. pemekatan urin.
Deteksi dini
5. Cairan
memungkinkan
parenteral ( IV
terapi
line ) sesuai
pergantian
dengan umur.
cairan segera.
6. Pemberian
3. awasi tetesan
tranfusi darah.
untuk
mengidentifikas
i kebutuhan
cairan.
4. cara parenteral
membantu
memenuhi
kebutuhan
nuitrisi tubuh.

5. Mengganti
cairan dan
elektrolit secara
adekuat dan
cepat.

6. menggantikan
darah yang
keluar.

2 Nyeri b/d Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Mengetahui


. adanya trauma tindakan karakteristik tingkat nyeri
abdomen atau keperawatan nyeri. klien.
luka penetrasi 1x24 jam, Nyeri
2. Beri posisi semi 2. Mengurngi
abdomen. klien teratasi.
fowler. kontraksi
KH: Skala nyeri abdomen
3. Anjurkan tehnik
0,ekspresi tenang.
manajemen nyeri 3. Membantu
seperti distraksi mengurangi rasa
nyeri dengan
4. Managemant
mengalihkan
lingkungan yang perhatian
nyaman.
4. lingkungan
5. Kolaborasi pem yang nyaman
berian analgetik dapat
sesuai indikasi. memberikan
rasa nyaman
klien

5. analgetik
membantu
mengurangi rasa
nyeri.

3 Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Kaji tanda- 1. Mengidentifik


. b/d tindakan tindakan tanda infeksi asi adanya
pembedahan, keperawatan resiko infeksi
2. Kaji keadaan
tidak 1x24 jam, infeksi lebih dini.
luka.
adekuatnya tidak terjadi.
2. Keadaan luka
pertahanan 3. Kaji tanda-tanda
KH: Tanda-tanda yang diketahui
tubuh. vital.
infeksi (-) lebih awal dapat
4. Lakukan cuci mengurangi
Leukosit 5000-
tangan sebelum resiko
10.000 mm3
kntak dengan pasien. infeksi.

5. Lakukan 3. Suhu tubuh


pencukuran pada naik dapat di
area operasi indikasikan
(perut kanan adanya proses
bawah infeksi.

6. Perawatan luka 4. Menurunkan


dengan prinsip resiko
sterilisasi. terjadinya
kontaminasi
7. Kolaborasi
mikroorganisme
pemberian
.
antibiotik
5. Dengan
pencukuran
klien terhindar
dari infeksi post
operasi

6. Teknik aseptik
dapat
menurunkan
resiko infeksi
nosokomial

7. Antibiotik
mencegah
adanya infeksi
bakteri dari luar.

4 Gangguan Setelah 1. Kaji 1. identifikasi


. mobilitas fisik dilakukan kemampuan kemampuan
berhubungan tindakan pasien untuk klien dalam
dengan keperawatan bergerak. mobilisasi.
kelemahan fisik 1x24
2. Dekatkan 2. meminimalisir
jam, diharapka
peralatan yang pergerakan kien.
n dapat
dibutuhkan
bergerak 3. melatih otot-
pasien.
bebas. otot klien.
3. Berikan latihan
4. membantu
KH: gerak aktif pasif. dalam
mengatasi
Mempertahankan 4. Bantu
kebutuhan dasar
mobilitas optimal kebutuhan pasien.
klien.
5. Kolaborasi
5. terapi
dengan ahli
fisioterapi dapat
fisioterapi.
memulihkan
kondisi klien.

5 Gangguan Setelah dilakukan 1. Ajarkan dan 1. Keletihan


. nutrisi kurang tindakan bantu klien untuk berlanjut
dari kebutuhan keperawatan istirahat sebelum menurunkan
tubuh b/d intake 1x24 jam, nutrisi makan keinginan untuk
yang kurang. klien terpenuhi. makan.
2. Awasi
2. Adanya
KH: pemasukan
pembesaran
diet/jumlah
Nafsu makan hepar dapat
kalori, tawarkan
meningkat menekan
makan sedikit
saluran gastro
BB Meningkat tapi sering dan
intestinal dan
tawarkan pagi
Klien tidak lemah menurunkan
paling sering.
kapasitasnya.
3. Pertahankan
hygiene mulut 3. Akumulasi
yang baik partikel
sebelum makan makanan di
dan sesudah mulut dapat
makan . menambah baru
dan rasa tak
4. Anjurkan makan
sedap yang
pada posisi duduk menurunkan
tegak. nafsu makan.
4. Menurunka
5. Berikan diit
n rasa penuh
tinggi kalori,
pada abdomen
rendah lemak
dan dapat
meningkatkan
pemasukan.
5. Glukosa
dalam
karbohidrat
cukup efektif
untuk
pemenuhan
energi,
sedangkan
lemak sulit
untuk
diserap/dimetab
olisme sehingga
akan
membebani
hepar.

Anda mungkin juga menyukai