Anda di halaman 1dari 2

Akupuntur pada Stroke

13 Desember 2023

Stroke adalah sindrom yang didefinisikan secara klinis sebagai defisit neurologis fokal akut
yang disebabkan oleh cedera pembuluh darah (infark, perdarahan) pada sistem saraf pusat.
Stroke adalah penyebab utama kematian dan kecacatan kedua di seluruh dunia. Stroke bukanlah
penyakit tunggal, tetapi dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko, proses dan mekanisme
penyakit. Hipertensi adalah faktor risiko stroke yang paling penting yang dapat dimodifikasi,
meskipun kontribusinya berbeda untuk subtipe yang berbeda.
Di Indonesia, stroke adalah penyebab utama kematian dan kecacatan neurologis. Prevalensi
stroke di Indonesia adalah 10,9% dan tetap stabil pada angka 120 per 100.000 penduduk sejak
tahun 2013.6,7 Sekitar 0,6 - 14,2% kasus 14,2% dari kasus-kasus tersebut terjadi pada usia 15-54
tahun. Selain itu, stroke menyebabkan tekanan ekonomi pada rumah tangga Indonesia, dengan
biaya yang lebih tinggi dibandingkan penyakit lainnya dengan perkiraan 10,7% dari pendapatan
rumah tangga. Sebagian besar (85%) stroke adalah iskemik, yang sebagian besar disebabkan oleh
arteriolosklerosis pembuluh darah kecil, kardioemboli, dan tromboemboli arteri besar. Stroke
iskemik pada pasien yang lebih muda dapat diakibatkan oleh spektrum penyebab yang berbeda,
seperti diseksi ekstrakranial. Sekitar 15% stroke di seluruh dunia merupakan akibat dari
perdarahan intraserebral, yang dapat terjadi di bagian dalam (ganglia basal, batang otak),
serebelum, atau lobar.
Stroke didefinisikan sebagai ledakan neurologis mendadak yang disebabkan oleh gangguan
perfusi melalui pembuluh darah ke otak. Penyebab stroke dapat dibedakan menjadi stroke
iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik disebabkan oleh kurangnya suplai darah dan
oksigen ke otak akibat adanya sumbatan, sedangkan stroke hemoragik disebabkan oleh
perdarahan atau pembuluh darah yang pecah pada pembuluh darah otak
Manifestasi klinis yang paling umum pada pasien stroke adalah sakit kepala dan gejala
motorik (hemiplegia/hemiparesis). Pasien stroke hemoragik lebih mungkin mengalami koma,
muntah dan kekakuan leher, tetapi pasien stroke iskemik lebih mungkin mengalami nyeri kepala
hebat.
Terapi pasien stroke meliputi terapi farmakologi dan non-farmakologi seperti terapi fisik
awal, pekerjaan, dan bicara, yang semuanya dimaksudkan untuk membantu pemulihan dan
adaptasi yang cepat dari pasien terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari. Terapi akupuntur pada
pasien post stroke dapat memberikan manfaat untuk pemulihan gejala stroke seperti hemiparese,
disfagia, demensia, dan mengurangi volume dan infark termasuk defisit neurologis sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup pasien stroke.
Adapun titik-titik akupuntur yang dapat digunakan untuk meringankan gejala stroke dapat
berupa GB-8, GB-20, LI-4, LI-10, LI-11, TE-5, CV-7, CV-9, ST-25, ST-36, GB-34 SP-10, SP-6.
KI-3 dan LR-3.
Sumber :
1. Diskusi dengan terapis akupuntur
2. Kuriakose D, Xiao Z. Pathophysiology and Treatment of Stroke: Present Status and Future
Perspectives. Int J Mol Sci. 2020 Oct 15;21(20):7609. doi: 10.3390/ijms21207609. PMID:
33076218; PMCID: PMC7589849.
3. Fekadu G, Chelkeba L, Kebede A. Retraction Note: Risk factors, clinical presentations and
predictors of stroke among adult patients admitted to stroke unit of Jimma university medical
center, south west Ethiopia: Prospective observational study (BMC Neurology (2019) 19
(183) DOI: 10.1186/s12883-019-1412-5). BMC Neurol. 2019;19(1):1–11.
4. Murphy SJ, Werring DJ. Stroke: causes and clinical features. Medicine (Abingdon). 2020
Sep;48(9):561-566. doi: 10.1016/j.mpmed.2020.06.002. Epub 2020 Aug 6. PMID:
32837228; PMCID: PMC7409792.

Anda mungkin juga menyukai