Anda di halaman 1dari 33

1

MAKALAH

PROMKES

“PEMELIHARAAN KESEHATAN USIA LANJUT “

DOSEN PENGAJAR : MUNADIRAH, S.SiT, M.MKES

NAMA : JULIANA

NIM : PO713261191020

PRODI : D3 KESESHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM


JURUSAN KEPERAWATAN
2021/2022
2

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah ini. Kami menyadari
bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi
perbaikan dimasa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang PROMKES.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Makassar, juni 23 2021


3

DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ................................................................................................ i

KATAPENGANTAR................................................................................................. ii

DAFTAR ISI. ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................................. 1
Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
Pengertian lansia......... .......................................................................................... 6
Gizi bagi usia lanjut.................................................................................................8
Olahraga ( senam ) bagi usia lanjut.................................................................... 11
Kesehatan diri bagi usia lanjut ............................................................................12
Masalah gangguan tidur......................................................................................27

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ...........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penuaan adalah proses biologis normal pada manusia meliputi perubahan yang
berangsur-angsur, mulai dari struktur, fungsi, dan toleransi tubuh terhadap stress
lingkungan. Efektifitas berbagai fungsi sisiologik tubuh akan  mulai menurun pada
usia 30-an dan akan terlihat semakin jelas pada usia 55-60 tahun. Semakin
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor
alamiah maupun karena penyakit, hal tersebut tentunya berdampak pada berbagai
aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan kesehatan.
Permasalahan lanjut usia harus menjadi perhatian dari semua pihak, baik pemerintah,
lembaga masyarakat, dan masyarakat itu sendiri (Subianto, 2009).
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan 
tingkat perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan hidup
penduduknya. Diperkirakan harapan hidup orang Indonesia dapat mencapai 70 tahun
pada tahun 2000.

Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya tidak
memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu
mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat (GBHN, 1993).

Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan


kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai
tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial
Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat
pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang
terjadi pada lansia.
5

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa saja kebutuhan Gizi lansia?
b. Apa saja kesehatan diri pada lansia?
c. Bagaimana olahraga yang baik bagi lansia?
d. Apa saja masalah gangguan tidur lansia?

C. TUJUAN

a. Agar mahasiswa mengetahui cara menghadapi dan merawat lansia.


b. Agar mahasiswa mengerti masalah apa saja yang dialami oleh lansia.
c. Agar mahasiswa mampu memahami kebutuhan kesehatan lansia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian lansia

Pengertian lanjut usia adalah seseoramg yang telah memasuki usia 60 ke atas.
Proses penuaan adalah siklus kehidupanyang di tandai dengan tahapan-tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh yang di tandai dengan semakin rentanya
6

tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian


misalnya penyakit kardiovaskuler, hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia
sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta system
organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan
fisik dan psikis yang pada akirnya berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia.
Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah 2010).

1. Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda menurut WHO
lansia meliputi :
a) Usia pertengahan, antara usia 45 sampai 59 tahun
b) Lanjut usia, antara usia 60 sampai 74 tahun
c) Lanjut usia tua, antara usia 75 sampai 90 tahun
d) Usia sangat tua, antara 90 tahun ke atas
2. Menurut departemen kesehatan RI (2006) mengelompokan lansia menjadi :
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini ( senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa
usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)
3. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degenerative (usia
>65 tahun)

4. Ciri-ciri lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut
usia, yaitu :
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran
7

pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya
jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise
itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada
mendengarkan pendapat orang lain.
c. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk.(Hurlock,1980:380)

B. kebutuhan Zat gizi


a. Gizi
Gizi (nutrisi) adalah keseluruhan dari berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup
untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan agar menghasilkan berbagai aktivitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan-
bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrient (unsur gizi). Istilah ini dipakai secara
umum pada setiap zat yang dicerna,diserap dan digunakan untuk mendorong
kelangsungan faal tubuh.nutrien dapat dipilah menjadi :
b.    karbohidrat
8

karbohidrat merupakan sumber energy utama bagi manusia sehingga jenis


nutrient ini dinamakan pula tenaga hidratarang yang ada dalam makananadalah
pati,sukrosa,laktosa dan fruktosa. Yang paling penting diantara jenis-jenis hidratarang
ini adalah pati polisakarida yang dicernakan oleh enzimamilase pancreas.Karbohidrat
dioksidasi dalam tubuh agar menghasilkan panas dan energy bagi segala bentuk
aktivitas tubuh.Penggunaan karbohidrat relative menurun pada usia lanjut karena
kebutuhan kalori juga menurun 1960 kal pada laki-laki.Pada perempuan 1700 kal.
c.   protein

protein sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai pertumbuhan dan perkembangan
setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga kekebalan tubuh. Contohnya; daging,
telur, ikan, sedangkan dari nabati bias dari jenis kacang-kacangan vitamin dan
mineral. Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8
gram/kg bb atau 15-25% dari kebutuhan energy. Di anjurkan memenuhi kebutuhan
protein terutama dari protein nabati dan dari protein hewani dengan perbandingan
2 :1 jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki usia lanjut adalah 55 gram per
hari dan wanita 48 gram per hari yang terdiri 15% protein ikan, 10% protein hewani
lain dan 75% protein nabati.

d.    Lemak

Lemak seperti halnya hidratarang,tersusun dari atom-atom karbon,hirogen dan


oksigen tetapi pola penataan dan proporsinya berbeda.lemak di bentuk melalui
penggabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Misalnya lemak dalam
mentega,minyak sayur dll. Pada usia lanjut dianjurkan konsumsi lemak jangan lebih
dari 15% kebutuhan energy dan menggunakan minyak nabati karna mengandung
asam lemak tak jenuh kecuali santan.

e.   Air dan serat


9

Air ini merupakan unsur paling penting di antara semua nutrien dan terdapat baik
dalam makanan padat maupun dalam minuman.Sejumlah kecil air dihasilkan oleh
metabolisme. Air merupakan media tempat proses metabolism. Kehilangan air terjadi
melalui udara pernafasan lewat keringat,urin dan feses.Pada lansia dianjurkan untuk
minum lebih dari 6-8 per hari.

f.    Vitamin

Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolism bagi tubuh, yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh sedangkan mineral sendri merupakan unsur pelengkap yang
membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan didalam tubuh.contoh;
sayur-sayuran, dan buah-buahan dll.Bagi lansia komposisi energy sebanyak 20-25%
berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.Kebutuhan kalori
untuk lansia laki-laki sebanyak 1960kalori, sedangkan untuk lansia wanita
1700kalori. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi
akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya terlalu
sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi
kurus. (mary E. Beck.2011:1-5)

g. Kecukupan gizi pada manula sama


seperti kecukupan gizi pada kelompok penduduk yang lebih muda usianya.
Satu-satunya pengecualian adalah penurunan kebutuhan akan energi yang mengikuti
pertambahan umur. Sebab-sebab yang melandasi kondisi ini adalah :
 Keadaan fisik menurun bersamaan dengan bertambahnya usia, sehingga
energi yang di keluarkan lebih sedikit.
 Perubahan pada komposisi dan fungsi tubuh menyebabkan penurunan BMR
(basal metabolic rate)
Implikasi praktis pengurangan energi ini :
1.   Apabila konsumsi energi tidak berkurang, berat badan akan naik
10

2.   Diet harus mempunyai nilai gizi yang tinggi untuk menjamin terpenuhinya
kebutuhan akan nutrien sementara masukan energi (jumblah total makanan) di
kurangi.
Orang-orang tertentu dalam kelompok manula memperlihatkan peningkatan
kebutuhan akan nutrient-nutrien tertentu. Hal ini bukan merupakan problem yang
kusus bagi manula saja.Problem tersebut dapa terjadi pada segala kelompok umur,
hanya frekuensinya lebih sering pada kelompok manula. Sebagai contoh, manula
yang sehari-hari tingal di dalam rumah tidah pernah bepergian, akan memerlukan
lebih banyak vitamin D dari makanannya. masukan vitamin D yang di anjurkan bagi
manula yang aktif keluar adalah 2,5 fjg kolekalsiferol per hari. Sedangkan
rekomendasi terahir bagi manula yang selalu tingal di rumah adalah 10 fjg per hari.
(mary E. Beck,2011:157-158)
C. Olahraga pada Lansia

Olahraga bermanfaat untuk kesehatan jasmani maupun rohani. Manfaat


olahraga di antaranya melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot, mencegah
pengeroposan tulang, menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol jahat, dan
menaikkan kolesterol baik. Olahraga juga bermanfaat untuk membakar kalori,
meningkatkan keseimbangan dan koordinasi otot, bahkan olahraga juga dapat
meningkatkan kekebalan tubuh. Sedangkan manfaat lain olahraga adalah biasanya
dapat menghilangkan sembelit, membuat tidur lebih nyenyak, serta mengurangi
depresi.Pada usia lanjut seseorang menderita penyakit tertentu. Ini tak berarti dia
tidak boleh berolahraga. Pada beberapa penyakit, pemilihan olahraga disesuaikan
dengan penyakitnya. Pada radang sendi, misalnya, olahraga yang terlalu banyak
mengerakkan sendi mungkin akan menimbulkan rasa nyeri. Namun, sendi yang
meradang juga tak boleh dibiarkan tak bergerak karena dapat menimbulkan sendi
menjadi kaku. Salah satu pilihan yang cukup baik untuk penderita radang sendi
kronik adalah berenang.
11

Pada penyakit jantung koroner, dokter akan menganjurkan olahraga sesuai


dengan keadaan pasien. Biasanya olahraga yang dianjurkan adalah olahraga bersifat
aerobik. Jenis olahraga aerobik di antaranya adalah jalan kaki, bersepeda, dansa,
berenang, dan golf. Pada penderita penyakit paru obstruktif menahun, olahraga juga
bermanfaat. Pada umumnya penyakit ini berkaitan dengan kebiasaan merokok.
Karena itu, merokok harus dihentikan. Olahraga pada penderita penyakit paru
obstruktif menahun dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.
Pada umumnya orang lanjut usia dapat tetap berolahraga. Memang ada
beberapa penyakit yang mengharuskan penderita istirahat total di tempat tidur,
misalnya penyakit infark jantung akut. Secara bertahap penderita akan dilatih
mobilisasi dan kemudian akan dianjurkan untuk berolahraga ringan.
Pada usia lanjut dapat terjadi penurunan fungsi pendengaran, penglihatan, dan
koordinasi gerak. Karena itu, dalam melaksanakan olahraga perlu dihindari terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi terutama jika berolahraga di jalan umum. Jika
berjalan kaki pagi hari, hendaknya jangan berjalan di jalan raya. Gunakan pakaian
yang mudah terlihat. Hati-hati dengan lubang di jalan atau kendaraan yang mungkin
muncul secara mendadak.
D. Tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu pemeliharaan fisik
bagi lanjut usia
Pembinaan fisik yang dapat dilakukan pada lanjut usia yaitu dengan melakukan
pemeliharaan kesehatan sebagai berikut :
1.      Pemberian gizi yang seimbang
Fungsi organ tubuh lansia sudah banyak berkurang, oleh sebab itu kecukupan gizi
pada usia lanjut tetap harus diupayakan untuk kelangsungan hidup yang layak, serta
untuk mengurangi penyakit menua. Untuk mencukupi kebutuhan gizi pada usia
lanjut, perlu diberikan makanan seimbang dengan cara :
1. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung lemak terutama
yang berasal dari hewan
2. Batasi gula, kopi, garam dapur, dan makanan yang diawetkan
12

3. Meminum susu tanpa lemak


4. Memakan bahan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti
kacang-kacangan, hati, daging, bayam, dan sayuran hijau
5. Menggunakan bahan makanan yang segar dan banyak mengandung
vitamin serta membatasi penggunaan tablet vitamin bila tidak perlu
6. Mengkonsumsi cairan dengan minum air putih minimal 2 liter (lebih
kurang 6-8 gelas) per hari

2.      Olahraga
Olah raga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang dapat memberikan pengaruh
baik terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang bila dilaksanakan secara tepat,
terarah dan teratur dengan penyesuaian fisik terhadap olah raga yang dilakukan
seperti :
a. Latihan dilaksanakan secara berjenjang
b. Hindarkan pertandingan untuk prestasi
c. Lansia tidak berpenyakit berat atau dilarang dokter
d. Pemberian olahraga untuk lansia bertujuan untuk, perbaikan otot untuk
membantu tubuh agar dapat bergerak, perbaikan stamina agar secara lambat
laun menaikkan kemampuan fisik atau tubuh, serta, membangun kontak
psikologis lebih luas untuk menghindari perasaan terisolir.
3.      Pemeliharaan Kebersihan Diri
Kebersihan diri bagi lansia sangat bermanfaat untuk :
a)      Mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan kulit
b)      Mencegah infeksi
c)      Menimbulkan suasana segar

4.      Kebersihan Lingkungan


Suasana lingkungan tempat tinggal usia lanjut perlu diupayakan agar bersih dan
menyenangkan. Penurunan fungsi fisik yang terjadi pada lansia dapat menyebabkan
13

meningkatnya resiko kecelakaan sehingga perlu peningkatan keamanan dan


keselamatan pada lansia seperti :
a.       Anjurkan penggunaan alat bantu jika mengalami kesulitan (berjalan, melihat
dan mendengar)
b.      Lantai diusahakan tidak licin, rata dan tidak basah
c.      Tempat tidur dan tempat duduk tidak terlalu tinggi
d.      Jika bepergian agar ditemani anggota keluarga yang lain
e.       Tidak menggunakan penerangan yang terlalu redup atau menyilaukan

5.      Pemeriksaan Kesehatan Berkala


Oleh karena fungsi organ-organ tubuh pada lansia sudah menurun perlu dilakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala seperti pemeriksaan tekanan darah, jantung,
fungsi ginjal, fungsi hati/liver dan gula darah.
6.      Rujukan
Bila mengalami gangguan dan masalah hendaknya diatasi sedini mungkin melalui
pola rujukan. Rujukan yang diperlukan oleh lansia meliputi :
a. Rujukan medis: Merujuk masalah dan gangguan penyakit medis (sakit
pencernaan, pernafasan, pendengaran) ke rumah sakit.
b. Rujukan nun medis: Merujuk masalah atau gangguan non medis ke panti
sosial, tempat pertemuan keluarga dan sebagainya.
E. Olahraga yang baik untuk lansia serta olahraga yang tidak baik untuk
lansia.
1. Olahraga atau Latihan Fisik yang Baik Bagi Lansia
Beberapa contoh olahraga atau latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia
untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan fisiknya
adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Rumah dan Berkebun
Kegiatan ini dapat meberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga
kesegaran jasmani. Akan tetapi harus dikerjakan secara tepat agar nafas sedikit lebih
14

cepat, denyut jantung lebih cepat, dan otot menjadi lelah. Dengan demikian tubuh kita
akan mengeluarkan keringat.
b. Berjalan-jalan
Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya
makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika melangkah
dengan panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh.
Joging atau berlari-lari kecil bagi lansia juga sering dilakukan walaupun sebenarnya
lebih baik berjalan cepat.
c. Jalan cepat
Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani,
latihan ini termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya murah dan
menyenangkan, mudah, serta berguna apabila dilakukan dengan benar.Jalan yang
cepat berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat asam (O2) ,berarti
memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah, dan lain-lain. Bagi lansia
yang mengidap penyakit sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter.Jalan dapat
dilakukan di mana saja terutama di luar rumah. Akan lebih baik bila dilakukan di
lapangan rumput dan menggunakan sepatu olahraga yang lentur dengan alas yang
tebal dan lunak, menggunakan kaos kaki, pakaian yang ringan dan tidak ketat.
Hindari jalan di tempat keras terutama bagi mereka yang berat badannya
berlebihan.Jalan cepat dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama. Posisi yang
dianjurkan adalah pandangan lurus ke depan, bernafas normal melalui hidung atau
mulut, kepala dan badan lemas serta tegak, tangan digenggam ringan, kaki mendapat
di tumit atau pertengahan telapak kaki, langkah tidak terlalu besar, serta ujung kaki
mengarah ke depan.Jalan cepat dilakukan dengan frekuesi 3-5 kali seminggu, lama
latihan 15-30 menit dan dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelah makan. Apabila
nafas mulai susah atau dada terasa sakit maka latihan harus dihentikan.
Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan secara medis, yakni :
a. Latihan dimulai dengan dosis berjejang (naik perlahan-lahan)
b. Lakukan secara teratur dan tidak terlalu berat
15

c. Didahului dengan senam ringan dan jalan ringan serta regangan otot
d. Tidak boleh berhenti mendadak tetatpi harus perlahan-lahan
e. Bila merasa tak enak badan, jangan jogging, demikian juga kalau sakit atau
tidur kurang dari 4 jam
f. Minum banyak air putih yang banyak
g. Perhatikan kontradiksi latihan seperti: adanya penyakit infeksi, hipertensi
lebih dari 180 mmHg untuk sistolik dan 120 mmHg untuk diastolik, serta
berpenyakit berat dan dilarang dokter
2.      Renang
Berenang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Dengan berenang seluruh
tubuh bergerak, kelompok otot-otot besar akan digunakan seperti otot perut, otot
lengan, pinggul, pantat dan paha. Berenang (di tempat dan kualitas air yang
memenuhi syarat kesehatan dan keamanan), termasuk sebagai olahraga aerobik yang
akan membuat paru-paru sehat, sendi lebih lentur terutama di bagian leher, bahu dan
pinggul, karena bagian-bagian tubuh tersebut digerakkan. Renang biasanya baik
untuk orang-orang yang nmenderita penyakit lemah otot atau kekakuan sendi juga
dapat melancarkan peredaran darah asalkan dilakukan secara teratur. Selain itu,
renang juga baik untuk mereka yang kelebihan berat badan, hamil, orang lanjut usia
atau mereka yang menderita arthritis. Karena, ketika berenang seluruh berat badan
ditahan air (mengapung); sehingga, sendi-sendi tubuh tak terlalu berat menopang
badan. Dengan renang akan terlatih menggunakan pernapasan secara efisien. Dengan
renang, tubuh akan membakar sekurang-kurangnya 275 kalori/jam, setara dengan
bersepeda dan jalan-cepat. Meski kalori yang terbakar tak sebanyak dengan lari atau
tenis misalnya, karena renang itu menyenangkan, bisa-jadi akan dilakukan lebih lama,
sehingga, kalori yang dibakar bisa lebih banyak.Jika melakukan pelatihan renang,
mulailah dengan melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu, agar tubuh
siap-gerak. Pemanasan akan membuat suhu tubuh dan detak jantung meningkat
perlahan-lahan. Lakukan pemanasan dengan berjalan-jalan sekitar kolam renang
selama 10 menit, lalu regangkan sedikitnya 15 kali hitungan setiap otot. Peregangan
16

salah satu upaya menghindari kram. Lakukan pemanasan dan peregangan selama 5-
10 menit, lalu teruskan dengan berenang selama 20-40 menit tanpa henti. Jika
memulai berenang sebagai program kebugaran, lakukanlah bertahap. Jangan langsung
berenang selama 30 menit tanpa jeda, misalnya. Mulailah dengan satu putaran
menyeberangi kolam, lalu istirahatlah selama 30 detik. Setelah beberapa minggu,
latihan bisa ditingkatkan. Sebaiknya, berganti-ganti gaya renang supaya semua otot
terlatih. Kemudian akhiri dengan pendinginan, yaitu renang perlahan-lahan selama 5
menit.Berenang selama 3-5 kali seminggu serupa manfaat olahraga aerobik yang
dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru.
3.      Bersepeda
Bersepeda baik bagi penderita artritis, karena tidak menyetuh lantai yag akan
menyebabkan sakit pada sendi-sendinya. Bersepeda baik untuk meningkatkan
peregangan dan daya tahan, tetapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang
lebih tinggi. Bentuk-bentuk lain yang dapat dilakukan adalah tenis meja dan tenis.
Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan sesuai kemampuan dan harus disertai latihan
aerobik.
4.      Senam
Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka waktu yang
cukup adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik
b. Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak
c. Membentuk sikap dan gerak
d. Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia
e. Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan,
ketahanan, keluwesan, dan kecepatan)
f. Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan
diri, kesiapan diri, dan kesanggupan bekerja sama
g. Memberikan rangsangan bagi syaraf-syaraf yang lemah, khususnya bagi
lansia
17

h. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan


masyarakat.

5. Olahraga atau Aktivitas Fisik yang Tidak Baik bagi Lansia


Olahraga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, namun tidak semua
olahraga baik dilakukan oleh lansia. Ada beberapa macam gerakan yang dianggap
membahayakan saat berolahraga. Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sit-up dengan kaki lurus
Cara-cara sit-up yang dilakukan dengan kaki lurus dan lutut dipegang dapat
menyebabkan masalah pada punggung. Oleh karena itu sit-up cara klasik ini
menyebabkan otot liopsoas atau fleksor pada punggung (otot yang melekat pada
kolumna vertebralis dan femur) menanggung semua beban. Otot ini merupakan otot
terkuat di daerah perut. Jika fleksor punggung ini digunakan, maka pinggul terangkat
ke depan dan otot-otot kecil pada punggung akan berkontraksi, sehingga punggung
kita akan melengkung. Jadi latihan seperti ini akan menyebabkan pemendekan otot
punggung bagian bawah dan paha. Akhirnya akan menyebabkan pinggul terangkat ke
atas secara permanen dan lengkung lordosis menjadi lebih banyak, sehingga
menimbulkan masalah pada pinggang. Tetapi bila kita membengkokkan lutut pada
waktu latihan sit-up, otot-otot fleksor panggung tidak bergerak. Dengan cara
demikian, semua badan bertumpu pada otot perut dan kecil kemungkinan terjadinya
trauma pada pinggang bagian bawah.
b.      Meraih ibu jari kaki
Latihan-latihan ini selain tidak dapat mencapai tujuan, yaitu mengecilkan perut,
juga kurang baik karena dapat menyebabkan cidera. Gerakan ini akan menyebabkan
lutut menjadi hiperekstensi. Sebagai konsekusensinya, tekanan yang cukup berat akan
menimpa vertebra lumbalis yang akhirnya menyebabkan keluhan-keluhan pada
punggung bagian bawah. Terkadang hal ini dapat menyebabkan gangguan pada
diskus intervertrebalis.
18

c.       Mengangkat kaki


Mengangkat kaki pada posisi tidur terlentang sampai kaki terangkat ± 15 cm dari
lantai, kemudian ditahan beberapa saaat selama mungkin. Latihan ini tidak baik,
karena dapat menyebabakan rasa sakit pada punggung bagian bawah (low back pain)
dan menyebabkan terjadinya lordosis yang dapat menyebabkan gangguan pada
punggung. Bahaya yang ditimbulkan ialah otot-otot perut tidak cukup kuat untuk
menahan kaki setinggi 15 cm dari lantai dalam waktu yang cukup lama dan kaki tidak
dapat menahan punggung bagian bawah. Akibatnya terjadi rotasi pelvis ke depan.
Rotasi ini menyebabkn gangguan dari punggung bagian bawah.
d.     Melengkungkan punggung
Gerakan hiperekstensi ini banyak dilakukan dengan tujuan merenggangkan otot
perut agar otot perut menjadi lebih kuat. Hal ini kurang benar, karena dengan
melengkungkan punggung tidak akan menguatkan otot perut, melainkan melemahkan
persendian tulang punggung.

2. KEBERSIHAN DIRI
1. Pengertian

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
Lansia perlu mendapatkan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak terlalu
tergantung kepada orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga
kesehatan diri, yang tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan lingkungannya
(Siburia,2002).

Sejalan dengan kemunduran fisiknya lansia membutuhkan pertolongan dari keluarga


untuk memenuhi kebersihan diri.
19

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah:

 Tingkat Pengetahuan
 Kondisi fisik lansia dan psikis lansiA
 Faktor-faktor ekonomi
 Faktor budaya
 Faktor lingkungan
 Faktor citra tubuh
 Faktor peran keluarga

Perawat mempunyai peranan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang


kebersihan diri, yaitu sebagai family advocacy. Perawat berperan sebagai
pendamping bagi keluarga baik bagi lansia maupun keluarganya ketika dihadapkan
pada suatu masalah termasuk dalam hal kebersihan diri, perawat sebagai conselor
perawat di mana perawat dapat memberikan ide atau pendapat kepada lansia dan
kepada keluarga sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Perawat memberikan asuhan
dengan kebutuhan perawat sebagai pendidikan memberikan pendidikan kesehatan
yang sesuai dengan kebutuhan lansia.

2. kebersihan diri Jenis

1. Kebersihan rambut
2. Kebersihan gigi dan mulut
3. Kebersihan mata
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihan kuku
6. Kebersihan kulit

3. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Kebersihan Diri


20

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah :

1. Faktor Pengetahuan

Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan


dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa,
memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis
(synthesis) dan evaluasi (evaluation).Individu dengan pengetahuan tentang
pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah
dari kondisi / keadaan sakit (Notoatmodjo, 1998).

2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia

Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di


bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan
sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi
kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho,
2000)

Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan
karena Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat
mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk
mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan
seterusnya.

3. Faktor Ekonomi

Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan
keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan
21

kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan


hidup keluarga.

4. Faktor Budaya

Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene.


Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri
yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang
kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).

5. Faktor Lingkungan

Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi


atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh
terhadap kemampuan untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional,
dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan Ferry, 2005)

6. Faktor Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.


Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh
individu (Stuart & Sundeen, 1999 dalam Setiadi 2005).

7. Faktor Peran Keluarga

Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga
status kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga
dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi
tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk
merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry,
2005).
22

8. Tanda-tanda seseorang kurang perawatan diri


 Penampilan dekil/kumal dan tidak rapih
 Badan bau
 Rambut kumal, kotpor dan banyak kutu
 Kuku panjang dan kotor
 Kadang tubuh dipenuhi penyakit kulit (jamur, koreng, borok, dll)

9. Masalah Personal Hygiene Pada Lansia

Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan pada lansia
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan lansia yaitu :

 Mandi : pada lansia saat memasuki kamar mandi hendaknya tubuhnya kuat
oleh pengasuhnya. Jika merasa oyong waktu sedang mandi, segera
dibaringkan tanpa bantal.
 Kebersihan mulut : lansia yang tak mandiri perlu dibantu dalam
membersihkan giginya. Jika ada gigi palsu hendaknya dibersihkan setelah
habis makan dengan sikat gigi, dan untuk menghilangkan baunya maka gigi
palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi oleh pembersih mulut
beberapa tetes selama 5-10 menit kemudian bilas kembali sampai bersih.
 Cuci Rambut dan kulit : kulit dan rambut pada lansia mulai mengering.
Karena itu sehabis mandi kulit perlu diolesi dengan krim dan rambut perlu
mendapat hair conditioner. Sehabis mandi, rambut segera dikeringkan.
 Kuku : pada waktu menggunting kuku harus hati-hati agar tidak terjadi karena
luka pada lansia, khususnya penderita diabetes melitus Lebih sukar sembuh.
 Pakaian : pakaian lansia hendaknya terbuat dari bahan yang lunak, harus
dijaga agar tetap rapi karena banyak lansia yang tidak peduli lagi terhadap
pakaiannya. Warna pakaian hendaknya cerah tapi lembut, jangan memakai
23

warna yang mencolok karena ini hanya cocok bagi anak muda, jangan pula
dipilih warna hitam, karena memberi kesan sedih.

10. Kerugian akibat tubuh yang kotor

Hal yang dapat muncul bila seseorang kurang menjaga kebersihan diri, di antaranya:

 Badan gatal – gatal dan tubuh lebih mudah terkena penyakit, terutama
penyakit kulit.
 Rambut dipenuhi kutu/ketombe
 Penampilan tidak rapih dan bau badan tidak sedap, dijauhi orang.
 Sumber penyakit :
o Kuku panjang dan kotor: sarang kuman penyebab penyakit saluran
pencernaan (diare/sakit perut)
o Telinga: dapat menimbulkan gangguan pendengaran akibat
penumpukan kotoran telinga dan dapat menimbulkan infeksi pada
telinga
o Gigi dan mulut: karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau mulut

7.    Cara Perawatan Kebersihan Diri

a) Cara Perawatan Rambut dan Kepala

  Bersihkan rambut dengan shampo secara rutin (min. 2x/mg)


  Potong dan sisir rambut agar terlihat rapih

b) Cara menjaga Kebersihan Muka dan Mata

 Cuci muka minimal 3x/hari


24

 Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang
menempel pada sudut kelopak mata)
 Bila mata kemasukanØ benda segera keluarkan menggunakan kain atau tissue
yang lembut, lakukan dengan hati-hati.
 Bila mata terkena air sabun segera cuci menggunakan air bersih, dan hindari
untuk menggososk mata dengan tangan.
 Saat mengendarai sepeda mnotor gunakan kaca mata/kaca pelindung.

c) Cara Menjaga Kebersihan Telinga dan Hidung

 Bersihkan hidung dan telinga secara rutin ( 1- 2 mg/1x) lakukan dengan hati-
hati menggunakan alat yang bersih dan aman.

d) Cara menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut

 Sikat gigi setiap selesai makan dan sebelum tidur dengan cara yang benar dan
teratur
 Hindari makan/minum yang terlalu panas / dingin
 Hindari konsumsi makanan yang asam
  Banyak mengkonsumsi makanan bergizi
  Kontrol ke dokter gigi/petugas kesehatan secara rutin

e) Cara Menjaga Kebersihan Badan

 Mandi menggunakan sabun mandi secara rutin minimal 2 kali sehari (bila
perlu lakukan lebih sering bila kerja ditempat kotor/banyak berkeringat
 Gunakan pakaian yang bersih dan rapi (pakaian diganti 1 x/hr atau bila
pakaian sudah kotor/basah)
 Bila terkena jamur kulit, lakukan mandi seperti biasa. Hindari penggunaan
pakaian, handuk, selimut, sabun mandi, dan sarung secara berjamah. Hindari
25

penggunaan pakaian yang lembab/basah (karena keringat/sebab lain).


Gunakan obat anti jamur kulit (bila perlu).

f) Cara Menjaga kebersihan Tangan dan Kaki

 Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor.
 Potong kuku 1 x/ mg atau saat terlihat panjang ( gunakan pemotong kuku dan
setelah dipotong ujung kuku dihaluskan/dikikir)
 Gunakan alas kaki yang lembut, aman, dan nyaman

3. MASALAH GANGGUAN TIDUR LANSIA

Tidur merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat
berfungsi dengan baik. Masyarakat awam belum begitu mengenal gangguan tidur
sehingga jarang mencari pertolongan. Pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada
orang yang meninggal karena tidak tidur adalah tidak benar. Beberapa gangguan
tidur dapat mengancam jiwa baik secara langsung (misalnya insomnia yang bersifat
keturunan dan fatal dan apnea tidur obstruktif) atau secara tidak langsung misalnya
kecelakaan akibat gangguan tidur.

 Insomnia Primer

Ditandai dengan:

o Keluhan sulit masuk tidur atau mempertahankan tidur atau tetap tidak
segar meskipun sudah tidur. Keadaan ini berlangsung paling sedikit
satu bulan
o Menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinik atau
impairment sosial, okupasional, atau fungsi penting lainnya.
26

o Gangguan tidur tidak terjadi secara eksklusif selama ada gangguan


mental lainnya.
o Tidak disebabkan oleh pengaruh fisiologik langsung kondisi medik
umum atau zat.

 Insomnia kronik

Disebut juga insomnia psikofisiologik persisten. Insomnia ini dapat


disebabkan oleh kecemasan; selain itu, dapat pula terjadi akibat kebiasaan atau
pembelajaran atau perilaku maladaptif di tempat tidur. Misalnya, pemecahan masalah
serius di tempat tidur, kekhawatiran, atau pikiran negatif terhadap tidur ( sudah
berpikir tidak akan bisa tidur). Adanya kecemasan yang berlebihan karena tidak bisa
tidur menyebabkan seseorang berusaha keras untuk tidur tetapi ia semakin tidak bisa
tidur.

 Insomnia idiopatik

Insomnia idiopatik adalah insomnia yang sudah terjadi sejak kehidupan dini.
Kadang-kadang insomnia ini sudah terjadi sejak lahir dan dapat berlanjut selama
hidup. Penyebabnya tidak jelas, ada dugaan disebabkan oleh ketidakseimbangan
neurokimia otak di formasio retikularis batang otak atau disfungsi forebrain. Lansia
yang tinggal sendiri atau adanya rasa ketakutan yang dieksaserbasi pada malam hari
dapat menyebabkan tidak bisa tidur. Insomnia kronik dapat menyebabkan penurunan
mood (risiko depresi dan anxietas), menurunkan motivasi, atensi, energi, dan
konsentrasi, serta menimbulkan rasa malas. Kualitas hidup berkurang dan
menyebabkan lansia tersebut lebih sering menggunakan fasilitas kesehatan.
Seseorang dengan insomnia primer sering mempunyai riwayat gangguan tidur
sebelumnya. Sering penderita insomnia mengobati sendiri dengan obat sedatif-
hipnotik atau alkohol. Anksiolitik sering digunakan untuk mengatasi ketegangan dan
kecemasan.
27

4. PERUBAHAN TIDUR PADA LANSIA

Pola tidur-bangun berubah sesuai dengan bertambahnya umur. Pada masa


neonatus sekitar 50% waktu tidur total adalah tidur REM. Lama tidur sekitar 18 jam.
Pada usia satu tahun lama tidur sekitar 13 jam dan 30 % adalah tidur REM. Waktu
tidur menurun dengan tajam setelah itu. Dewasa muda membutuhkan waktu tidur 7-8
jam dengan NREM 75% dan REM 25%. Kebutuhan ini menetap sampai batas lansia.
Lansia menghabiskan waktunya lebih banyak di tempat tidur, mudah jatuh tidur,
tetapi juga mudah terbangun dari tidurnya. Perubahan yang sangat menonjol yaitu
terjadi pengurangan pada gelombang lambat, terutama stadium 4, gelombang alfa
menurun, dan meningkatnya frekuensi terbangun di malam hari atau meningkatnya
fragmentasi tidur karena seringnya terbangun. Gangguan juga terjadi pada dalamnya
tidur sehingga lansia sangat sensitif terhadap stimulus lingkungan. Selama tidur
malam, seorang dewasa muda normal akan terbangun sekitar 2-4 kali. Tidak begitu
halnya dengan lansia, ia lebih sering terbangun. Walaupun demikian, rata-rata waktu
tidur total lansia hampir sama dengan dewasa muda. Ritmik sirkadian tidur-bangun
lansia juga sering terganggu. Jam biologik lansia lebih pendek dan fase tidurnya lebih
maju. Seringnya terbangun pada malam hari menyebabkan keletihan, mengantuk, dan
mudah jatuh tidur pada siang hari. Dengan perkataan lain, bertambahnya umur juga
dikaitkan dengan kecenderungan untuk tidur dan bangun lebih awal. Toleransi
terhadap fase atau jadual tidur-bangun menurun, misalnya sangat rentan dengan
perpindahan jam kerja.

5. PENATALAKSANAAN GANGGUAN TIDUR


1. Farmakologik

Benzodiazepin paling sering digunakan dan tetap merupakan pilihan utama


untuk mengatasi insomnia baik primer maupun sekunder. Kloralhidrat dapat pula
bermanfaat dan cenderung tidak disalahgunakan. Antihistamin, prekursor protein
seperti l-triptofan yang saat ini tersedia dalam bentuk suplemen juga dapat digunakan.
28

Penggunaan jangka panjang obat hipnotik tidak dianjurkan. Obat hipnotik


hendaklah digunakan dalam waktu terbatas atau untuk mengatasi insomnia jangka
pendek. Dosis harus kecil dan durasi pemberian harus singkat. Benzodiazepin dapat
direkomendasikan untuk dua atau tiga hari dan dapat diulang tidak lebih dari tiga kali.
Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan masalah tidur atau dapat menutupi
penyakit yang mendasari. Penggunaan benzodiazepin harus hati-hati pada pasien
penyakit paru obstruktif kronik, obesitas, gangguan jantung dengan hipoventilasi

Triazolam tidak menyebabkan gangguan respirasi pada pasien COPD ringan-


sedang yang mengalami insomnia. Neuroleptik dapat digunakan untuk insomnia
sekunder terhadap delirium pada lansia. Dosis rendah-sedang benzodiazepin seperti
lorazepam digunakan untuk memperkuat efek neuroleptik terhadap tidur.
Antidepresan yang bersifat sedatif seperti trazodone dapat diberikan bersamaan
dengan benzodiazepin pada awal malam. Antidepresan kadang-kadang dapat
memperburuk gangguan gerakan terkait tidur (RLS)

Mirtazapine merupakan antidepresan baru golongan noradrenergic and


specific serotonin antidepressant (NaSSA). Ia dapat memperpendek onset tidur,
stadium 1 berkurang, dan meningkatkan dalamnya tidur. Latensi REM, total waktu
tidur, kontinuitas tidur, serta efisiensi tidur meningkat pada pemberian mirtazapine.
Obat ini efektif untuk penderita depresi dengan insomnia tidur

2. Non farmakologik
 Higene tidur

Memberikan lingkungan dan kondisi yang kondusif untuk tidur merupakan


syarat mutlak untuk gangguan tidur. Jadual tidur-bangun dan latihan fisik sehari-hari
yang teratur perlu dipertahankan. Kamar tidur dijauhkan dari suasana tidak nyaman.
Penderita diminta menghindari latihan fisik berat sebelum tidur. Tempat tidur jangan
dijadikan tempat untuk menumpahkan kemarahan.
29

 Terapi pengontrolan stimulus

Terapi ini bertujuan untuk memutus siklus masalah yang sering dikaitkan
dengan kesulitan memulai atau jatuh tidur. Terapi ini membantu mengurangi faktor
primer dan reaktif yang sering ditemukan pada insomnia. Ada beberapa instruksi
yang harus diikuti oleh penderita insomnia:

 Ke tempat tidur hanya ketika telah mengantuk.


 Menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.
 Jangan menonton TV, membaca, makan, dan menelpon di tempat tidur.
 Jangan berbaring-baring di tempat tidur karena bisa bertambah frustrasi jika
tidak bisa tidur.
 Jika tidak bisa tidur (setelah beberapa menit) harus bangun, pergi ke ruang
lain, kerjakan sesuatu yang tidak membuat terjaga, masuk kamar tidur setelah
kantuk datang kembali.
 Bangun pada saat yang sama setiap hari tanpa menghiraukan waktu tidur, total
tidur, atau hari (misalnya hari Minggu).
 Menghindari tidur di siang hari.
 Jangan menggunakan stimulansia (kopi, rokok, dll) dalam 4-6 jam sebelum
tidur.
 Sleep Restriction Therapy

Membatasi waktu di tempat tidur dapat membantu mengkonsolidasikan tidur .


Terapi ini bermanfaat untuk pasien yang berbaring di tempat tidur tanpa bisa tertidur.
Misalnya, bila pasien mengatakan bahwa ia hanya tertidur lima jam dari delapan jam
waktu yang dihabiskannya di tempat tidur, waktu di tempat tidurnya harus dikurangi.
Tidur di siang hari harus dihindari. Lansia dibolehkan tidur sejenak di siang hari yaitu

sekitar 30 menit. Bila efisiensi tidur pasien mencapai 85% (rata-rata setelah
lima hari), waktu di tempat tidurnya boleh ditambah 15 menit. Terapi pembatasan
30

tidur, secara berangsur-angsur, dapat mengurangi frekuensi dan durasi terbangun di


malam hari.

 Terapi relaksasi dan biofeedback

Terapi ini harus dilakukan dan dipelajari dengan baik. Menghipnosis diri
sendiri, relaksasi progresif, dan latihan nafas dalam sehingga terjadi keadaan relaks
cukup efektif untuk memperbaiki tidur. Pasien membutuhkan latihan yang cukup dan
serius. Biofeedback yaitu memberikan umpan-balik perubahan fisiologik yang terjadi
setelah relaksasi. Umpan balik ini dapat meningkatkan kesadaran diri pasien tentang
perbaikan yang didapat. Teknik ini dapat dikombinasi dengan higene tidur dan terapi
pengontrolon tidur.

 Terapi apnea tidur obstruktif

Apnea tidur obstruktif dapat diatasi dengan menghindari tidur telentang,


menggunakan perangkat gigi (dental appliance), menurunkan berat badan,
menghindari obat-obat yang menekan jalan nafas, menggunakan stimulansia
pernafasan seperti acetazolamide. Nasal continuous positive airway pressure
ditoleransi baik oleh sebagian besar pasien. Metode ini dapat memperbaiki tidur
pasien di malam hari, rasa mengantuk di siang hari, dan keletihan serta perbaikan
fungsi kognitif.
31

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penuaan adalah proses biologis normal pada manusia meliputi perubahan


yang berangsur-angsur, mulai dari struktur, fungsi, dan toleransi tubuh terhadap stress
lingkungan. Efektifitas berbagai fungsi sisiologik tubuh akan  mulai menurun pada
32

usia 30-an dan akan terlihat semakin jelas pada usia 55-60 tahun. Semakin
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor
alamiah maupun karena penyakit, hal tersebut tentunya berdampak pada berbagai
aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan kesehatan.

Kebersihan diri merupakan langkah awal memwujudkan kesehatan diri.


Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko sesorang terhadap kemungkinan
terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan
diri yang buruk.

DAFTAR PUSTAKA

Oenzil,fadil.2012.Gizi meningkatkan kualitas manula.Jakarta:EGC

Situart dan Sundart. Keperawatan Medikal Bedah 1.2001. Jakarta: EGC


Depkes RI. (2003). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas
Kesehatan.  Depkes :Jakarta
33

Anda mungkin juga menyukai