MAKALAH
PROMKES
NAMA : JULIANA
NIM : PO713261191020
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah ini. Kami menyadari
bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi
perbaikan dimasa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang PROMKES.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL ................................................................................................ i
KATAPENGANTAR................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................................. 1
Tujuan .................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian lansia......... .......................................................................................... 6
Gizi bagi usia lanjut.................................................................................................8
Olahraga ( senam ) bagi usia lanjut.................................................................... 11
Kesehatan diri bagi usia lanjut ............................................................................12
Masalah gangguan tidur......................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penuaan adalah proses biologis normal pada manusia meliputi perubahan yang
berangsur-angsur, mulai dari struktur, fungsi, dan toleransi tubuh terhadap stress
lingkungan. Efektifitas berbagai fungsi sisiologik tubuh akan mulai menurun pada
usia 30-an dan akan terlihat semakin jelas pada usia 55-60 tahun. Semakin
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor
alamiah maupun karena penyakit, hal tersebut tentunya berdampak pada berbagai
aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan kesehatan.
Permasalahan lanjut usia harus menjadi perhatian dari semua pihak, baik pemerintah,
lembaga masyarakat, dan masyarakat itu sendiri (Subianto, 2009).
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan
tingkat perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan hidup
penduduknya. Diperkirakan harapan hidup orang Indonesia dapat mencapai 70 tahun
pada tahun 2000.
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya tidak
memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu
mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat (GBHN, 1993).
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa saja kebutuhan Gizi lansia?
b. Apa saja kesehatan diri pada lansia?
c. Bagaimana olahraga yang baik bagi lansia?
d. Apa saja masalah gangguan tidur lansia?
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian lansia
Pengertian lanjut usia adalah seseoramg yang telah memasuki usia 60 ke atas.
Proses penuaan adalah siklus kehidupanyang di tandai dengan tahapan-tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh yang di tandai dengan semakin rentanya
6
1. Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda menurut WHO
lansia meliputi :
a) Usia pertengahan, antara usia 45 sampai 59 tahun
b) Lanjut usia, antara usia 60 sampai 74 tahun
c) Lanjut usia tua, antara usia 75 sampai 90 tahun
d) Usia sangat tua, antara 90 tahun ke atas
2. Menurut departemen kesehatan RI (2006) mengelompokan lansia menjadi :
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini ( senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa
usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)
3. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degenerative (usia
>65 tahun)
4. Ciri-ciri lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut
usia, yaitu :
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran
7
pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya
jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise
itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada
mendengarkan pendapat orang lain.
c. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian
diri lansia menjadi buruk.(Hurlock,1980:380)
protein sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai pertumbuhan dan perkembangan
setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga kekebalan tubuh. Contohnya; daging,
telur, ikan, sedangkan dari nabati bias dari jenis kacang-kacangan vitamin dan
mineral. Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8
gram/kg bb atau 15-25% dari kebutuhan energy. Di anjurkan memenuhi kebutuhan
protein terutama dari protein nabati dan dari protein hewani dengan perbandingan
2 :1 jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki usia lanjut adalah 55 gram per
hari dan wanita 48 gram per hari yang terdiri 15% protein ikan, 10% protein hewani
lain dan 75% protein nabati.
d. Lemak
Air ini merupakan unsur paling penting di antara semua nutrien dan terdapat baik
dalam makanan padat maupun dalam minuman.Sejumlah kecil air dihasilkan oleh
metabolisme. Air merupakan media tempat proses metabolism. Kehilangan air terjadi
melalui udara pernafasan lewat keringat,urin dan feses.Pada lansia dianjurkan untuk
minum lebih dari 6-8 per hari.
f. Vitamin
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolism bagi tubuh, yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh sedangkan mineral sendri merupakan unsur pelengkap yang
membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan didalam tubuh.contoh;
sayur-sayuran, dan buah-buahan dll.Bagi lansia komposisi energy sebanyak 20-25%
berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.Kebutuhan kalori
untuk lansia laki-laki sebanyak 1960kalori, sedangkan untuk lansia wanita
1700kalori. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi
akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya terlalu
sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi
kurus. (mary E. Beck.2011:1-5)
2. Diet harus mempunyai nilai gizi yang tinggi untuk menjamin terpenuhinya
kebutuhan akan nutrien sementara masukan energi (jumblah total makanan) di
kurangi.
Orang-orang tertentu dalam kelompok manula memperlihatkan peningkatan
kebutuhan akan nutrient-nutrien tertentu. Hal ini bukan merupakan problem yang
kusus bagi manula saja.Problem tersebut dapa terjadi pada segala kelompok umur,
hanya frekuensinya lebih sering pada kelompok manula. Sebagai contoh, manula
yang sehari-hari tingal di dalam rumah tidah pernah bepergian, akan memerlukan
lebih banyak vitamin D dari makanannya. masukan vitamin D yang di anjurkan bagi
manula yang aktif keluar adalah 2,5 fjg kolekalsiferol per hari. Sedangkan
rekomendasi terahir bagi manula yang selalu tingal di rumah adalah 10 fjg per hari.
(mary E. Beck,2011:157-158)
C. Olahraga pada Lansia
2. Olahraga
Olah raga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang dapat memberikan pengaruh
baik terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang bila dilaksanakan secara tepat,
terarah dan teratur dengan penyesuaian fisik terhadap olah raga yang dilakukan
seperti :
a. Latihan dilaksanakan secara berjenjang
b. Hindarkan pertandingan untuk prestasi
c. Lansia tidak berpenyakit berat atau dilarang dokter
d. Pemberian olahraga untuk lansia bertujuan untuk, perbaikan otot untuk
membantu tubuh agar dapat bergerak, perbaikan stamina agar secara lambat
laun menaikkan kemampuan fisik atau tubuh, serta, membangun kontak
psikologis lebih luas untuk menghindari perasaan terisolir.
3. Pemeliharaan Kebersihan Diri
Kebersihan diri bagi lansia sangat bermanfaat untuk :
a) Mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan kulit
b) Mencegah infeksi
c) Menimbulkan suasana segar
cepat, denyut jantung lebih cepat, dan otot menjadi lelah. Dengan demikian tubuh kita
akan mengeluarkan keringat.
b. Berjalan-jalan
Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya
makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika melangkah
dengan panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh.
Joging atau berlari-lari kecil bagi lansia juga sering dilakukan walaupun sebenarnya
lebih baik berjalan cepat.
c. Jalan cepat
Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani,
latihan ini termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya murah dan
menyenangkan, mudah, serta berguna apabila dilakukan dengan benar.Jalan yang
cepat berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat asam (O2) ,berarti
memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah, dan lain-lain. Bagi lansia
yang mengidap penyakit sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter.Jalan dapat
dilakukan di mana saja terutama di luar rumah. Akan lebih baik bila dilakukan di
lapangan rumput dan menggunakan sepatu olahraga yang lentur dengan alas yang
tebal dan lunak, menggunakan kaos kaki, pakaian yang ringan dan tidak ketat.
Hindari jalan di tempat keras terutama bagi mereka yang berat badannya
berlebihan.Jalan cepat dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama. Posisi yang
dianjurkan adalah pandangan lurus ke depan, bernafas normal melalui hidung atau
mulut, kepala dan badan lemas serta tegak, tangan digenggam ringan, kaki mendapat
di tumit atau pertengahan telapak kaki, langkah tidak terlalu besar, serta ujung kaki
mengarah ke depan.Jalan cepat dilakukan dengan frekuesi 3-5 kali seminggu, lama
latihan 15-30 menit dan dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelah makan. Apabila
nafas mulai susah atau dada terasa sakit maka latihan harus dihentikan.
Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan secara medis, yakni :
a. Latihan dimulai dengan dosis berjejang (naik perlahan-lahan)
b. Lakukan secara teratur dan tidak terlalu berat
15
c. Didahului dengan senam ringan dan jalan ringan serta regangan otot
d. Tidak boleh berhenti mendadak tetatpi harus perlahan-lahan
e. Bila merasa tak enak badan, jangan jogging, demikian juga kalau sakit atau
tidur kurang dari 4 jam
f. Minum banyak air putih yang banyak
g. Perhatikan kontradiksi latihan seperti: adanya penyakit infeksi, hipertensi
lebih dari 180 mmHg untuk sistolik dan 120 mmHg untuk diastolik, serta
berpenyakit berat dan dilarang dokter
2. Renang
Berenang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Dengan berenang seluruh
tubuh bergerak, kelompok otot-otot besar akan digunakan seperti otot perut, otot
lengan, pinggul, pantat dan paha. Berenang (di tempat dan kualitas air yang
memenuhi syarat kesehatan dan keamanan), termasuk sebagai olahraga aerobik yang
akan membuat paru-paru sehat, sendi lebih lentur terutama di bagian leher, bahu dan
pinggul, karena bagian-bagian tubuh tersebut digerakkan. Renang biasanya baik
untuk orang-orang yang nmenderita penyakit lemah otot atau kekakuan sendi juga
dapat melancarkan peredaran darah asalkan dilakukan secara teratur. Selain itu,
renang juga baik untuk mereka yang kelebihan berat badan, hamil, orang lanjut usia
atau mereka yang menderita arthritis. Karena, ketika berenang seluruh berat badan
ditahan air (mengapung); sehingga, sendi-sendi tubuh tak terlalu berat menopang
badan. Dengan renang akan terlatih menggunakan pernapasan secara efisien. Dengan
renang, tubuh akan membakar sekurang-kurangnya 275 kalori/jam, setara dengan
bersepeda dan jalan-cepat. Meski kalori yang terbakar tak sebanyak dengan lari atau
tenis misalnya, karena renang itu menyenangkan, bisa-jadi akan dilakukan lebih lama,
sehingga, kalori yang dibakar bisa lebih banyak.Jika melakukan pelatihan renang,
mulailah dengan melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu, agar tubuh
siap-gerak. Pemanasan akan membuat suhu tubuh dan detak jantung meningkat
perlahan-lahan. Lakukan pemanasan dengan berjalan-jalan sekitar kolam renang
selama 10 menit, lalu regangkan sedikitnya 15 kali hitungan setiap otot. Peregangan
16
salah satu upaya menghindari kram. Lakukan pemanasan dan peregangan selama 5-
10 menit, lalu teruskan dengan berenang selama 20-40 menit tanpa henti. Jika
memulai berenang sebagai program kebugaran, lakukanlah bertahap. Jangan langsung
berenang selama 30 menit tanpa jeda, misalnya. Mulailah dengan satu putaran
menyeberangi kolam, lalu istirahatlah selama 30 detik. Setelah beberapa minggu,
latihan bisa ditingkatkan. Sebaiknya, berganti-ganti gaya renang supaya semua otot
terlatih. Kemudian akhiri dengan pendinginan, yaitu renang perlahan-lahan selama 5
menit.Berenang selama 3-5 kali seminggu serupa manfaat olahraga aerobik yang
dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru.
3. Bersepeda
Bersepeda baik bagi penderita artritis, karena tidak menyetuh lantai yag akan
menyebabkan sakit pada sendi-sendinya. Bersepeda baik untuk meningkatkan
peregangan dan daya tahan, tetapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang
lebih tinggi. Bentuk-bentuk lain yang dapat dilakukan adalah tenis meja dan tenis.
Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan sesuai kemampuan dan harus disertai latihan
aerobik.
4. Senam
Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka waktu yang
cukup adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik
b. Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak
c. Membentuk sikap dan gerak
d. Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia
e. Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan,
ketahanan, keluwesan, dan kecepatan)
f. Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan
diri, kesiapan diri, dan kesanggupan bekerja sama
g. Memberikan rangsangan bagi syaraf-syaraf yang lemah, khususnya bagi
lansia
17
2. KEBERSIHAN DIRI
1. Pengertian
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
Lansia perlu mendapatkan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak terlalu
tergantung kepada orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga
kesehatan diri, yang tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan lingkungannya
(Siburia,2002).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah:
Tingkat Pengetahuan
Kondisi fisik lansia dan psikis lansiA
Faktor-faktor ekonomi
Faktor budaya
Faktor lingkungan
Faktor citra tubuh
Faktor peran keluarga
1. Kebersihan rambut
2. Kebersihan gigi dan mulut
3. Kebersihan mata
4. Kebersihan telinga
5. Kebersihan kuku
6. Kebersihan kulit
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah :
1. Faktor Pengetahuan
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan
karena Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat
mempengaruhi ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk
mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan
seterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan
keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan
21
4. Faktor Budaya
5. Faktor Lingkungan
Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga
status kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga
dan kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi
tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk
merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan Ferry,
2005).
22
Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan pada lansia
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebersihan lansia yaitu :
Mandi : pada lansia saat memasuki kamar mandi hendaknya tubuhnya kuat
oleh pengasuhnya. Jika merasa oyong waktu sedang mandi, segera
dibaringkan tanpa bantal.
Kebersihan mulut : lansia yang tak mandiri perlu dibantu dalam
membersihkan giginya. Jika ada gigi palsu hendaknya dibersihkan setelah
habis makan dengan sikat gigi, dan untuk menghilangkan baunya maka gigi
palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi oleh pembersih mulut
beberapa tetes selama 5-10 menit kemudian bilas kembali sampai bersih.
Cuci Rambut dan kulit : kulit dan rambut pada lansia mulai mengering.
Karena itu sehabis mandi kulit perlu diolesi dengan krim dan rambut perlu
mendapat hair conditioner. Sehabis mandi, rambut segera dikeringkan.
Kuku : pada waktu menggunting kuku harus hati-hati agar tidak terjadi karena
luka pada lansia, khususnya penderita diabetes melitus Lebih sukar sembuh.
Pakaian : pakaian lansia hendaknya terbuat dari bahan yang lunak, harus
dijaga agar tetap rapi karena banyak lansia yang tidak peduli lagi terhadap
pakaiannya. Warna pakaian hendaknya cerah tapi lembut, jangan memakai
23
warna yang mencolok karena ini hanya cocok bagi anak muda, jangan pula
dipilih warna hitam, karena memberi kesan sedih.
Hal yang dapat muncul bila seseorang kurang menjaga kebersihan diri, di antaranya:
Badan gatal – gatal dan tubuh lebih mudah terkena penyakit, terutama
penyakit kulit.
Rambut dipenuhi kutu/ketombe
Penampilan tidak rapih dan bau badan tidak sedap, dijauhi orang.
Sumber penyakit :
o Kuku panjang dan kotor: sarang kuman penyebab penyakit saluran
pencernaan (diare/sakit perut)
o Telinga: dapat menimbulkan gangguan pendengaran akibat
penumpukan kotoran telinga dan dapat menimbulkan infeksi pada
telinga
o Gigi dan mulut: karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau mulut
Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang
menempel pada sudut kelopak mata)
Bila mata kemasukanØ benda segera keluarkan menggunakan kain atau tissue
yang lembut, lakukan dengan hati-hati.
Bila mata terkena air sabun segera cuci menggunakan air bersih, dan hindari
untuk menggososk mata dengan tangan.
Saat mengendarai sepeda mnotor gunakan kaca mata/kaca pelindung.
Bersihkan hidung dan telinga secara rutin ( 1- 2 mg/1x) lakukan dengan hati-
hati menggunakan alat yang bersih dan aman.
Sikat gigi setiap selesai makan dan sebelum tidur dengan cara yang benar dan
teratur
Hindari makan/minum yang terlalu panas / dingin
Hindari konsumsi makanan yang asam
Banyak mengkonsumsi makanan bergizi
Kontrol ke dokter gigi/petugas kesehatan secara rutin
Mandi menggunakan sabun mandi secara rutin minimal 2 kali sehari (bila
perlu lakukan lebih sering bila kerja ditempat kotor/banyak berkeringat
Gunakan pakaian yang bersih dan rapi (pakaian diganti 1 x/hr atau bila
pakaian sudah kotor/basah)
Bila terkena jamur kulit, lakukan mandi seperti biasa. Hindari penggunaan
pakaian, handuk, selimut, sabun mandi, dan sarung secara berjamah. Hindari
25
Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hr atau setiap kotor.
Potong kuku 1 x/ mg atau saat terlihat panjang ( gunakan pemotong kuku dan
setelah dipotong ujung kuku dihaluskan/dikikir)
Gunakan alas kaki yang lembut, aman, dan nyaman
Tidur merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat
berfungsi dengan baik. Masyarakat awam belum begitu mengenal gangguan tidur
sehingga jarang mencari pertolongan. Pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada
orang yang meninggal karena tidak tidur adalah tidak benar. Beberapa gangguan
tidur dapat mengancam jiwa baik secara langsung (misalnya insomnia yang bersifat
keturunan dan fatal dan apnea tidur obstruktif) atau secara tidak langsung misalnya
kecelakaan akibat gangguan tidur.
Insomnia Primer
Ditandai dengan:
o Keluhan sulit masuk tidur atau mempertahankan tidur atau tetap tidak
segar meskipun sudah tidur. Keadaan ini berlangsung paling sedikit
satu bulan
o Menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinik atau
impairment sosial, okupasional, atau fungsi penting lainnya.
26
Insomnia kronik
Insomnia idiopatik
Insomnia idiopatik adalah insomnia yang sudah terjadi sejak kehidupan dini.
Kadang-kadang insomnia ini sudah terjadi sejak lahir dan dapat berlanjut selama
hidup. Penyebabnya tidak jelas, ada dugaan disebabkan oleh ketidakseimbangan
neurokimia otak di formasio retikularis batang otak atau disfungsi forebrain. Lansia
yang tinggal sendiri atau adanya rasa ketakutan yang dieksaserbasi pada malam hari
dapat menyebabkan tidak bisa tidur. Insomnia kronik dapat menyebabkan penurunan
mood (risiko depresi dan anxietas), menurunkan motivasi, atensi, energi, dan
konsentrasi, serta menimbulkan rasa malas. Kualitas hidup berkurang dan
menyebabkan lansia tersebut lebih sering menggunakan fasilitas kesehatan.
Seseorang dengan insomnia primer sering mempunyai riwayat gangguan tidur
sebelumnya. Sering penderita insomnia mengobati sendiri dengan obat sedatif-
hipnotik atau alkohol. Anksiolitik sering digunakan untuk mengatasi ketegangan dan
kecemasan.
27
2. Non farmakologik
Higene tidur
Terapi ini bertujuan untuk memutus siklus masalah yang sering dikaitkan
dengan kesulitan memulai atau jatuh tidur. Terapi ini membantu mengurangi faktor
primer dan reaktif yang sering ditemukan pada insomnia. Ada beberapa instruksi
yang harus diikuti oleh penderita insomnia:
sekitar 30 menit. Bila efisiensi tidur pasien mencapai 85% (rata-rata setelah
lima hari), waktu di tempat tidurnya boleh ditambah 15 menit. Terapi pembatasan
30
Terapi ini harus dilakukan dan dipelajari dengan baik. Menghipnosis diri
sendiri, relaksasi progresif, dan latihan nafas dalam sehingga terjadi keadaan relaks
cukup efektif untuk memperbaiki tidur. Pasien membutuhkan latihan yang cukup dan
serius. Biofeedback yaitu memberikan umpan-balik perubahan fisiologik yang terjadi
setelah relaksasi. Umpan balik ini dapat meningkatkan kesadaran diri pasien tentang
perbaikan yang didapat. Teknik ini dapat dikombinasi dengan higene tidur dan terapi
pengontrolon tidur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
usia 30-an dan akan terlihat semakin jelas pada usia 55-60 tahun. Semakin
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor
alamiah maupun karena penyakit, hal tersebut tentunya berdampak pada berbagai
aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA