Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU PRAKONSEPSI

DI PUSKESMAS MUARA DELANG

Laporan Individu Praktik Klinik Kebidanan Prakonsepsi

Disusun oleh:

Nama NIM

Puji Rahayu 2115901119


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU PRAKONSEPSI

DI PUSKESMAS MUARA DELANG

Laporan Individu Praktik Klinik Kebidanan Prakonsepsi

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Tanggal…………………….

Disusun oleh:

Nama NIM

Puji Rahayu 2115901119

Menyetujui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(……………………………) (………………………………)
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU PRAKONSEPSI
DI PUSKESMAS MUARA DELANG

Disusun oleh :

Nama NIM

Puji Rahayu 2115901119

Telah diseminarkan di depan penguji

Pada tanggal……….20…...........

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademi

(……………………………) (………………………………)

Ketua Prodi Kebidanan

Universitas Fort De Kock

(.................................................)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri dengan usia istri berumur antara

15 sampai dengan 49 tahun atau usia istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau usia

istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (BKKBN, 2013). Pada pasangan suami istri

usia subur yang baru menikah atau ingin mendapatkan anak lagi, kehamilan merupakan saat-saat

yang paling ditunggu. Hal itu juga merupakan saat yang menegangkan ketika sebuah kehidupan

baru bertumbuh dan berkembang di dalam rahim (Sunarsih, 2011).

Ketika seorang wanita hamil, kondisi fisik sewaktu – waktu dapat berubah, salah satunya

kondisi kehamilan yang memiliki resiko atau disebut dengan kehamilan beresiko tinggi

(Kusmiyati, 2008). Selain berdampak pada fisik dan psikologis kehamilan risti berdampak pada

hubungan sosial (Cauto et al., 2009). Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan, baik itu

persiapan fisik maupun mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum

masa kehamilan agar berdampak positif pada adaptasi fisik dan psikologis ibu selama kehamilan

serta kondisi janin yang baik (Oktalia dan Herizasyam, 2016).

Pasangan usia subur dapat menyiapkan kesiapan secara psikis maupun mental termasuk

perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan anda akan berlangsung. Sehingga ibu dapat

mendapatkan dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti dari suami dan keluarga

besar sehingga kesiapan anda dalam menjadi ibu baru semakin siap. Selain itu, kondisi kejiwaan

bisa sangat mempengaruhi kandungan, oleh karena itu orang tua harus mempersiapkan diri

secara mental untuk menghadapi proses ini. Selama sembilan bulan, emosi ibu dapat terperas

olehnya (BKKBN, 2014).

Kesehatan yang baik adalah salah satu faktor yang paling penting dalam kehamilan.

Kesehatan prakonsepsi adalah cara untuk meningkatkan hasil kehamilan yang positif dengan

mendorong perempuan untuk terlibat dalam gaya hidup yang sehat sebelum mereka hamil

(Williams & Wilkins, 2012). Keadaan yang kurang mendukung kondisi-kondisi prakonsepsi

akan berdampak kurang baik pula terhadap pembentukan terjadinya proses konsepsi (Sujiono,

2004).
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka untuk mempermudah penyusunan makalah,

penulis merumuskan masalah – masalah pokok yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Apa definisi Pra Konsepsi ?

2. Apa definisi Psikologis dan Mental ?

3. Apa definisi Pasangan Usia Subur ?

4. Apa definisi kehamilan sehat ?

5. Bagaimana persiapan psikologis dan mental yang tepat pada masa pra konsepsi ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memahami mengenai psikologi dan mental pada pasangan usia subur prakonsepsi guna

tercipta kehamilan yang sehat.

2. Tujuan Khusus

(a) Mengetahui informasi dan memahahami tentang Pasangan Usia Subur (PUS)

(b) Mengetahui informasi dan memahami persiapan secara psikologis prakonsepsi

(c) Mengetahui informasi dan memahami tentang KEK

D. Manfaat

Bagi mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan khususnya mengenai infomasi KEK dan

prakonsep
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pasangan Usia Subur ( PUS)

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang terikat dalam

perkawinan yang sah yang umur istrinya antara 15-49 tahun (Pinem, 2009). Pasangan

Usia Subur adalah pasangan suami-istri yang istrinya berumur 15-49 tahun dan masih

haid, atau pasangan suami-istri yang istrinya berusia kurang dari 15 tahun dan sudah

haid, atau istri sudah berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan)

(BKBBN, 2011).

Pada pasangan suami istri usia subur yang baru menikah atau ingin mendapatkan

anak lagi, kehamilan merupakan saat-saat yang paling ditunggu. Hal itu juga merupakan

saat yang menegangkan ketika sebuah kehidupan baru bertumbuh dan berkembang di

dalam rahim (Sunarsih, 2011).

Pelayanan kesehatan sebelum hamil di Indonesia telah diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan (PMK No. 97 tahun 2014) dan telah tertulis dalam buku saku

kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin maupun bagi penyuluhnya yang

dikeluarkan oleh Kemenkes RI. Pemerintah baik daerah provinsi maupun

kabupaten/kota telah menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan, sarana, prasarana,

dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebelum hamil sesuai standar yang telah

ditentukan. Di Surabaya telah diatur dalam Surat Edaran Walikota Surabaya perihal

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), beberapa kegiatan program

pendampingan 1000 HPK yang berkaitan dengan pranikah adalah dengan pemeriksaan

kesehatan calon pengantin meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium, serta

penyuluhan kesehatan reproduksi calon pengantin. Pelayanan kesehatan masa sebelum

hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan

persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pelayanan

kesehatan masa sebelum hami sebagaimana yang dimaksud dilakukan pada remaja,

calon pengantin, dan pasangan usia subur (PMK No. 97 tahun 2014). Menurut
Kemernkes (2015) dan 13 PMK No. 97 tahun 2014, kegiatan pelayanan kesehatan masa

sebelum hamil atau persiapan pranikah sebagaimana yang dimaksud meliputi:

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan minimal meliputi pemeriksaan tanda vital

(tekanan darah, suhu, nadi, dan laju nafas) dan pemeriksaan status gizi

(menanggulangi masalah kurang energi kronis (KEK) dan pemeriksaan status

anemia). Penilaian status gizi seseorang dapat ditentukan dengan menghitung

Indeks Masa Tubuh (IMT) berdasarkan PMK RI Nomor 41 Tahun 2014

tentang Pedoman Gizi Seimbang, sebagai berikut: IMT= BB( kg) [TB(m)] 2

Keterangan: BB = Berat Badan (kg) TB = Tinggi Badan (m)

b. Pemeriksaan penunjang

Pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan indikasi medis, terdiri atas

pemeriksaan darah rutin, darah yang dianjurkan, dan pemeriksaan urin yang

diuraikan sebagai berikut (Kemenkes, 2015):

1) Pemeriksaan darah rutin

Meliputi pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah. Pemeriksaan

hemoglobin untuk mengetahaui status anemia seseorang. Anemia

didefinisikan sebagai berkurangnya satu atau lebih parameter sel darah

merah: konsentrasihemoglobin, hematokrit atau jumlah seldarah merah.

Menurut kriteria WHO anemiaadalah kadar hemoglobin di bawah 13 g

%pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita. Berdasarkan kriteria 15

WHO yang direvisi/ kriteria National Cancer Institute, anemia

adalahkadar hemoglobin di bawah 14 g% pada priadan di bawah 12 g%

pada wanita. Kriteria inidigunakan untuk evaluasi anemia pada penderita

dengan keganasan. Anemia merupakantanda adanya penyakit. Anemia

selalu merupakankeadaan tidak normal dan harus dicaripenyebabnya

(Oehadian, 2012). Anemia defisiensi zat besi dan asam folat merupakan

salah satu masalah masalah kesehatan gizi utama di Asia Tenggara,

termasuk di Indonesia (Ringoringo, 2009). Saat ini program nasional

menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk

profilaksis anemia (Fatimah, 2011).


2) Pemeriksaan darah yang dianjurkan Meliputi gula darah sewaktu, skrining

thalassemia, malaria (daerah endemis), hepatitis B, hepatitis C, TORCH

(Toxoplasma, rubella, ciromegalovirus, dan herpes simpleks), IMS

(sifilis), dan HIV, serta pemeriksaan lainnya sesuai dengan indikasi.

(a) Pemeriksaan gula darah Kadar gula darah yang tinggi atau penyakit

diabetes dapat mempengaruhi fungsi seksual, mesnstruasi tidak teratur

(diabetes tipe 1), meningkatkan risiko mengalami Polycystic ovarian

syndrome (PCOS) pada diabetes tipe 2, inkontensia urine, neuropati,

gangguan vaskuler, dan keluhan psikologis yang berpengaruh dalam

patogenesis terjadinya penurunan libido, sulit terangsang, penurunan

lubrikasi vagina, disfungsi orgasme, dan dyspareunia. Selain itu

diabetes juga berkaitan erat dengan komplikasi selama kehamilan

seperti meningkatnya kebutuhan seksio sesarea, meningkatnya risiko

ketonemia, preeklampsia, dan infeksi traktus urinaria, serta

meningkatnya gangguan perinatal (makrosomia, hipoglikemia,

neonatus, dan ikterus neonatorum) (Kurniawan, 2016).

(b) Pemeriksaan hepatitis 16 Penyakit yang menyerang organ hati dan

disebabkan oleh virus hepatitis B, ditandai dengan peradangan hati

akut atau menahin yang dapat berkembang menjadi sirosis hepatis

(pengerasan hati) atau kanker hati. Gejala hepatitis B adalah terlihat

kuning pada bagian putih mata dan pada kulit, mual, muntah,

kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, dan demam. Dampak

hepatitis B pada kehamilan dapat menyebabkan terjadinya abortus,

premature, dan IUFD. Dapat dicegah dengan melaksukan vaksinasi

dan menghindari hal-hal yang menularkan hepatitis B (Kemenkes,

2017). Cara penularan hepatitis B melalui darah atau cairan tubuh

yang terinfeksi, hubungan seksual dengan penderita hepatitis B,

penggunaan jarum sutik bersama, dan proses penularan dapat

ditularkan dari ibu hamil penderita hepatitis B ke janinnya.

(c) (c) Pemeriksaan TORCH Suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi

toxoplasma gondii, rubella, cytomegalovirus (CMV), dan herpes


simplex virus II (HSV II). Dapat ditularkan melalui: 1) Konsumsi

makanan dan sayuran yang tidak terlalu bersih dan tidak dimasak

dengan sempurna atau setengah matang 2) Penularan dari ibu ke janin

3) Kotoran yang terinfeksi virus TORCH (kucing, anjing, kelelawar,

burung Dampak TORCH bagi kesehatan dapat menimbulkan masalah

kesuburan baik wanita maupun laki-laki sehingga menyebabkan sulit

terjadinya kehamilan, kecacatan janin, dan risiko keguguran, kecacatan

pada janin seperti kelainan pada syaraf, mata, otak, paru, telinga, dan

terganggunya fungsi motoric.

(d) Pemeriksaan IMS (Infeksi Menular Seksual) Penyakit infeksi yang

dapt ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit yang tergolong

dalam IMS seperti sifilis, gonorea, klamidia, kondiloma akuminata,

herpes genitalis, HIV, dan hepatitis 17 B, dan lain-lain. Gejala umum

infeksi menular seksual (IMS) pada perempuan:

1. Keputihan dengan jumlah yang banyak, berbau, berwarna, dan gatal

2. Gatal di sekitar vagina dan anus

3. Adanya benjolan, bintil, kulit, atau jerawat di sekitar vagina atau

anus

4. Nyeri di bagian bawah perut yang kambuhan, tetapi tidak

berhubungan dengan menstruasi

5. Keluar darah setelah berhubungan seksual

6. Demam Gejala umum infeksi menular seksual pada laki-laki:

i. Kencing bernanah, sakit, perih atau panas ppada saat kencing

ii. Adanya bintil atau kulit luka atau koreng sekitar penis dan

selangkangan paha

iii. Pembengkakan dan sakit di buah zakar

iv. Gatal di sekitar alat kelamin

v. Demam Dampak infeksi menular seksual yaitu kondisi

kesehatan menutun, mudah tertular HIV/AIDS. Mandul, keguguran,

hamil di luar kandungan, cacar bawaan janin, kelainan penglihatan,

kelainan syaraf, kanker serviks, dan kanker organ seksual lainnya.


(e) Pemeriksaan HIV

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang

dan melemahkan sistem pertahanan tubuh untuk melawan infeksi

sehingga tubuh mudah tertular berbagai penyakit. AIDS (Acquire

Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan tanda

penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh

HIV. Seseorang yang menderita HIV, tiak langsung menjadi AIDS

dalam kurun waktu 5 – 10 tahun. Penularan HIV di 18 dapatkan di

dalam darah dan cairan tubuh lainnya (cairan sperma, cairan vagina,

dan air susu ibu). Cara penularan HIV melalui: (1) Hubungan seksual

dengan orangyang telah terinfeksi HIV.

(2) Penggunaaan jarum suntik bersama-sama dengan orang yang sudah

terinfeksi HIV (alat suntik, alat tindik, dan alat tato).

(3) Ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dikandungnya. Penularan

dapat terjadi selama kehamilan, saat melahirkan, dan saat menyusui.

(4) Transfusi darah atau produk darah lainnya yang terkontaminasi

HIV. Semua orang bisa berisiko tertular HIV, tetapi risiko tinggi

terdapat pada pekerja seksual, pelanggan seksual, homoseksual

(sesame jenis kelamin), dan penggunaan narkoba suntik. Cara

pencegahan penularan HIV – AIDS dapat dilakukan dengan ABCDE

yaitu:

a) Abstinence(tidak berhubungan seksual)

b) Be faithful (saling setia, tidak berganti pasangan)

c) Use Condom (menggunakan kondom jika memiliki perilaku seksual

berisiko)

d) No Drugs (tidak menggunakan obat-obat terlarang, seperti

narkotika, zat adiktif, tidak berbagi jarum (suntik, tindik, tato) dengan

siapapun.

e) Education(membekali informasi yang benar tentang HIV/AIDS)


3) Pemeriksaan urin rutin Urinalissis atau tes urin rutin digunakan untuk

mengetahui fungsi ginjal dan mengetahui adanya infeksi pada ginjal atau

saluran kemih

c. Pemberian imunisasi

Pemberian imunisasi dilakukan dalam upaya pencegahan dan

perlindungan terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki

kekebalan seumur hidup 19 untuk melindungi ibu dan bayi terhadap

penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) dilakukan

untuk mencapai status T5 hasil pemberian imunisasi dasar dan lanjutan.

Status T5 sebagaimana dimaksud ditujukkan agar wanita usia subur

memiliki kekebalan penuh. Dalam hal status imunisasi belum mencapai

status T5 saat pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian

imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan saat yang bersangkutan menjadi

calon pengantin.

d. Suplementasi gizi

Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui

penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi besi, serta

defisiensi asam folat. Dilaksanakan dalam bentuk pemberian edukasi gizi

seimbang dan tablet tambah darah. e. Konseling/Konsultasi kesehatan

pranikah Konseling pranikah dikenal dengan sebutan pendidikan pranikah,

konseling edukatif pranikah, terapi pranikah, maupun program persiapan

pernikahan. Konseling pranikah merupakan suatu proses konseling yang

diberikan kepada calon pasangan untuk mengenal, memahami dan menerima

agar mereka siap secara lahir dan batin sebelum memutuskan untuk

menempuh suatu perkawinan (Triningtyas, dkk, 2017).

B. Persiapan Secara Psikologis dan Mental

Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh karena itu

perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan

yang direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi

fisik menjalani proses pengasuhan dari masa emas bayi dan balita (Riskesdes, 2010)
Pasangan usia subur dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan

tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai tujuan ini. Hal

ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu berpikir ingin menunda

kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Jika Ibu

berpikir untuk hamil, sangatlah penting untuk mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat

hamil sehat dan melahirkan bayi yang sehat pula. Ibu dapat memperkaya pengetahuan

seputar kehamilan yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan selama kehamilan,

menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari berbagai sumber

yang terpercaya. Apabila diperlukan langsung dapat bertanya dengan ahlinya sehingga

dapat mempersiapkan langsung kehamilan anda secara sehat, agar kehamilan yang akan

dijalani tidak menimbulkan ketegangan hindari hal – hal yang akan memberi pengaruh

buruk dalam keseimbangan hormonal. Stres dapat merusak siklus bulanan, dan mencegah

proses ovulasi. Sebuah studi membuktikan, wanita dengan tingkat stres tinggi umumnya

sulit hamil. Jadi sangat baik jika mulai belajar mengatasi stres sehingga tidak

mempengaruhi siklus.

Pasangan usia subur dapat menyiapkan kesiapan secara psikis termasuk

perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan anda akan berlangsung. Sehingga ibu

dapat mendapatkan dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti dari suami

dan keluarga besar sehingga kesiapan anda dalam menjadi ibu baru semakin siap. Selain

itu, kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi kandungan, oleh karena itu orang tua

harus mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi proses ini. Selama sembilan

bulan masa kehamilan, biasanya terjadi perubahan-perubahan psikologis tidak hanya

pada ibu tetapi juga pada ayah calon bayi. Selama sembilan bulan, emosi ibu dapat

terperas olehnya.

C. Kehamilan Sehat

Kehamilan adalah karunia besar yang Tuhan berikan kepada setiap calon ibu. Atas

kehendak dan takdir-Nya, selama 9 bulan janin akan menjalani kehidupan baru yang sangat

menarik dalam perut ibunya. Sangat tepat apabila seorang wanita yang merencanakan hamil,

bersemangat melakukan persiapan dengan menjaga kesehatan tubuhnya. Seorang ibu punya

tanggung jawab yang besar untuk bisa membuat anaknya yang terlahir adalah anak-anak
yang sehat dan cerdas. Bagaimana semua itu bisa terbentuk, salah satunya dengan

mengupayakan persiapan kehamilan sehat.

Informasi sangat penting, terutama bagi ibu yang baru pertama kali akan

mengalami kehamilan atau pun yang ingin mendapatkan keturunan lagi dengan kualitas yang

lebih baik. Oleh karena itu, jangan sepelekan bagaimana cara mempersiapkan sebuah

kehamilan sehat, karena ini sangat menyangkut bagaimana buah hati kelak setelah lahir.

Kesehatan sudah diawali dari sebelum bayi dilahirkan dari kandungan. Masa-masa

kehamilan merupakan masa yang cukup rentan dan akan menentukan bagaimana kesehatan

bayi setelah lahir, bahkan ketika ia mulai besar.

Tak hanya hal tersebut, persiapan kehamilan sehat juga terkait bagaimana proses

persalinan yang baik dan sehat. Masa kehamilan yang tidak dijaga dan persiapkan akan

memberikan pengaruh pada proses persalinan atau melahirkan. Hal yang perlu dipersiapkan

untuk mendapatkan kehamilan yang sehat :

1. Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita

sebelum hamil sampai dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan

dalam pengawasan

2. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga teratur. Berusaha untuk

menurunkan berat badan bila obesitas (kegemukan) dan menambah berat badan bila

terlalu kurus. Anda bisa berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan

penilaian BMI atau indeks massa tubuh.

3. Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat, morfinis, pecandu narkotika

dan obat terlarang lainnya, kecanduan alkohol, gaya hidup dengan perilaku seks bebas.

4. Meningkatkan asupan makanan bergizi dengan mengkonsumsi makanan yang

mengandung zat vitamin yang diperlukan tubuh dalam persiapan kehamilan , misalnya

protein,vitamin E, vitamin C, asam folat, dan sebagainya.

5. Persiapan secara psikologis dan mental agar kehamilan yang akan dijalani tidak

menimbulkan ketegangan. Hindari hal – hal yang akan memberi pengaruh buruk

dalam keseimbangan hormonal. Misalnya tekanan psikis dalam rumah tangga,

kehamilan yang menjadi beban misalnya tuntutan keluarga untuk mendapat jenis

kelamin tertentu pada anak pertama, masalah ekonomi keluarga, kekerasaan dalam
rumah tangga dan sebagainya. Bagi yang pernah mengalami keguguran sebelumnya

dan berniat ingin hamil lagi, berusahalah untuk mengurangi kecemasan akibat

pengalaman traumatis kehamilan yang lalu. Tetap berpikir positif dalam segala hal

agar kehamilan yang akan dijalani dapat berlangsung baik.

6. Perencanaan financial/keuangan yang matang untuk persiapan pemeliharaan kesehatan

dan persiapan menghadapi kehamilan dan persalinan. Masalah ini menjadi salah satu

faktor penting karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan

gizi yang baik pada saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan pasangan

dalam hal financial/keuangan.

7. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi dengan dokter atau bidan dan tenaga

kesehatan lainnya bila menemukan masalah atau kesulitan dalam upaya persiapan

kehamilan, misalnya kesulitan untuk melepaskan kecanduan obat, atau perilaku buruk

yang berkaitan dengan gangguan psikologis. Manfaat konseling ini agar dokter atau

bidan akan melakukan rujukan pada ahli psikologi atau psikiatri bila diperlukan

(BKKBN, 2014)

D. Persiapan Secara Psikologis dan Mental

Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh karena itu

perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang

direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik

menjalani proses pengasuhan dari masa emas bayi dan balita (Risdesdes, 2010)

Pasangan usia subur dapat menyiapkan kesiapan secara psikis termasuk

perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan anda akan berlangsung. Sehingga ibu

dapat mendapatkan dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti dari suami

dan keluarga besar sehingga kesiapan anda dalam menjadi ibu baru semakin siap. Selain

itu, kondisi kejiwaan bisa sangat mempengaruhi kandungan, oleh karena itu orang tua

harus mempersiapkan diri secara mental untuk menghadapi proses ini. Selama sembilan

bulan masa kehamilan, biasanya terjadi perubahan-perubahan psikologis tidak hanya pada

ibu tetapi juga pada ayah calon bayi. Selama sembilan bulan, emosi ibu dapat terperas

olehnya.
Usahakan untuk mengkondisikan pikiran dan bathin kedua orang tua agar jauh

dari pikiran-pikiran negatif. Selalu ingatlah bahwa segalanya dikendalikan oleh pikiran

anda. Terimalah kenyataan yang ada, yang terbaik adalah selalu bersyukur dan

memasrahkan segalanya pada Tuhan. Selain itu, selalu komunikasin segala sesuatunya,

berusahalah untuk selalu terbuka dan membicarakan perasaan masing- masing sehingga

dapat mencari solusi sehingga kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi.

Mwlwngkapi diri dengan berbagai informasi dan sumber mengenai kehamilan, termasuk

mencari tahu dari pengalaman-pengalaman teman atau orang dekat yang sudah

mengalami kehamilan. Dan yang tak kalah penting adalah dukungan suami kepada isteri

sangat dibutuhkan. Usahakan untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada isteri, sehingga

mentalnya cukup kuat dalam menghadapi proses kehamilan. Membantu isteri dalam

menyiapkan kebutuhan bayi, dan memperhaitkan secara detil kebutuhan sang isteri ketika

hamil akan menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa aman pada diri sang isteri (BKKBN,

2014

E. . Informasi Tentang Kehamilan

1. Kehamilan

Kehamilan ideal adalah kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan dijaga

perkembangannya secara baik. Namun ada kalanya berbagai faktor yang dapat

membuat kehamilan menjadi tertunda atau bahkan tidak diinginkan. Kehamilan tidak

diinginkan dapat terjadi:

1) Akibat hubungan seks pranikah

2) Akibat gagal/drop out KB

3) Pada unmet need (wanita usia subur yang tidak ingin punya anak tetapi tidak

menggunakan alat kontrasepsi). Namun demikian, tidak ada yang lebih

membahagiakan pasangan suami istri selain dari kehadiran buah hati dalam

perkawinan mereka. Kontrasepsi hormonal merupakan hormon progesteron atau

kombinasi estrogen dan progesteron, prinsip kerjanya mencegah pengeluaran sel telur

dari kandung telur , sehingga sel telur berjalan lambat sehingga mengganggu waktu

pertemuan sperma dan sel telur. Jenis kontrasepsi hormonal terdiri dari pil

kontrasepsi, kontrasepsi suntikan, dan implan (Baziad dan Prabowo, 2011).


Efek samping dari kontrasepsi hormonal adalah adanya gangguan dari menstruasi.

Efek samping kontrasepsi DMPA (Depot Medroxyprogesteron Asetat) dan implan

yang paling utama adalah gangguan menstruasi berupa amenore, spotting, perubahan

siklus, frekuensi, lama menstruasi dan jumlah darah yang hilang (Hartanto, 2013).

Efek samping suatu metode kontrasepsi merupakan suatu 27 faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam menentukan keputusan terhadap kelangsungan pemakaian

metode kontrasepsi (Anggraeni, 2009 dalam Susilowati dan Prasetyo, 2015).

F. Defenisi Prakonsepsi

Masa pranikah dapat digolongkan dalam masa prakonsepsi, namun masa

prakonsepsi tidak selalu digolongkan ke dalam masa pranikah. Merencanakan kehamilan

merupakan perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung

terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang

diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013). Prakonsepsi berasal dari dua kata yakni pra dan

konsepsi. Pra artinya sebelum (Setiawan, 2017).

Konsepsi atau pembuahan adalah bertemunya sel telur (ovum) dengan sperma

(spermatozoa) (Purwandari, 2011). Prakonsepsi adalah masa sebelum kehamilan terjadi

(Katherine, dkk, 2013). Sehingga prakonsepsi adalah sebelum terjadinya pertemuan

antara sel telur dengan sperma yang dapat menyebabkan kehamilan. Perawatan

prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran

mempermudah seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum ia

mengandung.

Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap

pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/ mental, fisik dan finansial adalah hal yang

tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010). Merencanakan kehamilan merupakan

perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya

kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh

keluarga (Nurul, 2013).Masa prakonsepsi disebut juga masa sebelum hamil. Pelayanan

kesehatan masa sebelum hamil didefinisikan sebagai kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil

dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat (Kemenkes, 2014).


Dari beberapa pengertian diatas, perencanaan kehamilan merupakan perencanaan

berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan

diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya 48 menurunkan angka

kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi

dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga. Jadi

prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan

atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga

satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan

sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.

Asuhan kebidanan prakonsepsi adalah suatu perencanaan intervensi biomedik,

perilaku, dan kesehatan sosial pada perempuan dan pasangannya sebelm terjadi konsepsi.

Pengertian lainnya yakni sejumlah intervensi yang bertujuan untuk menemukan dan

mengubaj risiko biomedik, perilaku, dan sosial uuntuk mewujudkan kesehatan

perempuan atau hasil kehamilan melalui pencegahan dan pengelolaan yang menyangkit

faktor-faktor tersebut yang harus dilaksanakan sebelum terjadinya konsepsi atau pada

masa kehamilan dini untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Winardi, 2016).

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar

profesi bidan dalam kompetensi ke-2 Pra konsepsi, KB dan ginekologi yakni bidan

memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap

budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan

kehidupan keluarga sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.

G. Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi

Persiapan Medis merupakan salah satu dari rangkaian persiapan yang perlu

dilakukan, hal ini sangat disarankan oleh kalangan medis serta para penganjur dan

konsultan prakonsepsi. Karena Sebagian besar masyarakat umumnya tidak sepenuhnya

mengetahui status kesehatannya secara detail, apalagi bagi yang tidak melaksanakan

general check up rutin tahunan. Seseorang yang terlihat sehat bisa saja sebenarnya adalah

silent carrier/pembawa dari beberapa penyakit infeksi dan hereditas dan saat hamil dapat

mempengaruhi janin atau bayi yang dilahirkannya nanti (Purba, 2014).

Pemeriksaan kesehatan prakonsepsi adalah sekumpulan pemeriksaan untuk

memastikan status kesehatan pasangan, terutama untuk mendeteksi adanya penyakit


menular, menahun, atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan

maupun kesehatan janin. Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan prakonsepsi berarti

kita dan pasangan dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap masalah kesehatan

terkait kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik (Prodia, 2014).

Tujuan utama melakukan pemeriksaan kesehatan konsepsi adalah untuk

membangun keluarga sehat sejahtera dengan mengetahui kemungkinan kondisi kesehatan

anak yang akan dilahirkan termasuk soal genetik, penyakit kronis, penyakit infeksi yang

dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan bukan karena kecurigaan dan juga

bukan untuk mengetahui keperawanan. Manfaat tes kesehatan sebelum prakonsepsi

antara lain:

1. Sebagai tindakan pencegahan yang sangat efektif untuk

mengatasi timbulnya penyakit keturunan dan penyakit

berbahaya lain yang berpotensi menular.

2. Sebagai tindakan pencegahan yang efektif untuk membendung

penyebaran penyakit-penyakit menular yang berbahaya di

tengah masyarakat. Hal ini juga akan berpengaruh positif bagi

kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.

3. Sebagai upaya untuk menjamin lahirnya keturunan yang sehat

dan berkualitas secara fisik dan mental. Sebab, dengan tes

kesehatan ini akan diketahui secara dini tentang berbagai

penyakit keturunan yang diderita oleh kedua pasangan.

4. Mengetahui tingkat kesuburan masing-masing pasangan. 5

5. Memastikan tidak adanya berbagai kekurangan fisik maupun

psikologis pada diri masing-masing pasangan yang dapat

menghambat tercapainya tujuan-tujuan mulia pernikahan.

6. Memastikan tidak adanya penyakit-penyakit berbahaya yang

mengancam keharmonisan dan keberlangsungan hidup

pernikahan terjadi.

7. Sebagai upaya untuk memberikan jaminan tidak adanya bahaya

yang mengancam kesehatan masing-masing pasangan yang


akan ditimbulkan oleh persentuhan atau hubungan seksual di

antara mereka.

H. Perencanaan Kehamilan (Kemenkes RI, 2017)

Kehamilan adalah masa dimana seorang perempuan memiliki janin yang sedang

tumbuh didalam tubuhnya. Setiap kehamilan harus direncanakan, diinginkan dan dijaga

perkembangannya dengan baik. Catin perlu mengetahui tanda-tanda kehamilan agar

mempunyai pemahaman dan kepedulian bila hamil kelak, mempersiapkan diri untuk

hamil dan bersalin secara sehat dan aman.

a. Dampak Usia Kehamilan Muda dan Kehamilan Tua Menurut Kemenkes RI

(2017:105) dampak usia kehamilan terlalu muda dan tua yaitu sebagai berikut:

1) Kehamilan pada usia muda (35 tahun)

a) Organ reproduksi belum berkembanga sempurna

b) Keracunan kehamilan (pre eklamsi)

c) Keguguran

d) Perdarahan

e) Resiko panggul sempit sehingga menyulitkan saat bersalin

f) Bayi lahir sebelum waktunya

g) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

h) Cacat bawaan

i) Masalah mental sosial (Ibu belum siap menerima kehamilan)

2) Kehamilan pada usia tua (>35 tahun)

a) Dapat meningkatkan resiko hipertensi dalam kehamilan

b) Diabetes

c) Pre eklamsi

d) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

e) Cacat Bawaan

f) Lahir Sebelum waktunya 5

g) keguguran
BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA PRANIKAH NN.”P“ DI

PUSKESMAS MUARA DELANG

Tanggal Pengkajian : 18 Desember 2022


Pukul : 08.45 WIB
Tempat Pengkajian : Poli KIA/KB Puskesmas Muara Delang
Subjektif
1. Identitas
Catin Wanita Catin Laki-laki
Nama : Nn. P Nama : Tn. D
Umur : 21 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl.Hibrida Alamat : Jl.Bangka
No.Telp : 081377xxxxxx
2. Alasan datang
Konseling persiapan pernikahan
3. Keluhan Utama
Tidak ada
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 11 tahun
b. Siklus : 28 hari/bulan, teratur, lama 4-6 hari
c. Banyaknya : ganti pembalut 2-3 kali ganti pembalut
d. Disminorhea : Tidak ada.
e. HPHT : 11 Desember 2022
f. Fluor Albus : kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah menstruasi, tidak gatal,
tidak berbau
5. Penyuluhan yang Pernah Didapat
Kedua calon pengantin belum mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi pranikah dan
perencanaan kehamilan
6. Riwayat Kesehatan
a. Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi,
asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri),belum pernah melakukan pemeriksaan
hepatitis, IMS dan HIV/AIDS, dan golongan darah, Status TT4 (SD Kelas 1 dan 6).
b. Catin Laki-laki : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi,
asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan
hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Catin Wanita : Orang tua laki-laki (ayah) menderita hipertensi
b. Catin Laki-laki : Ibu menderita DM
8. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
a. Catin Wanita : Tidak ada
b. Catin Laki-laki : Tidak ada
9. Pola Fungsional Kesehatan
a. Nutrisi :
Catin Wanita
Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ayam, telur, daging,
jarang mengkonsumsi buah dan sayur . Minum air putih 7-8 gelas sehari, suka
mengkosumsi minuman berwarna seperti es teh dan capuccino. Tidak ada
pantangan/alergi makanan
Catin Laki-laki
Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ikan, telur, daging,
jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Minum air putih 8-10 gelas sehari, suka
mengkosumsi minuman berwarna seperti es the, capucino dan kopi. Tidak ada
pantangan/alergi makanan
b. Eliminasi:
(a) Catin Wanita : BAB 1-2 hari sekali, warna kuning khas, tidak ada keluhan sakit
saat BAB. BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri saat berkemih
(b)Catin Laki-laki : BAB 1 kali sehari. BAK 5-7 kali sehari, tidak nyeri saat berkemih
c. Istirahat :
Catin Wanita
Tidur siang 1 jam dan pada malam hari tidur 7-8 jam
Catin Laki-laki
jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8 jam
d. Aktivitas :
Catin Wanita
Bekerja dan mengejakan pekerjaan rumah tangga
Catin Laki-laki
Bekerja sebagai montir
e. Hygiene :
Catin wanita
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2-3 kali/hari atau
setiap kali basah. Setelah BAK atau BAB dikeringkan menggunakan tisu.
Catin Laki-laki
Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari
f. Riwayat Pernikahan
Pasangan akan menikah tanggal 20 Januari 2022.
1) Catin Wanita : pernikahan yang pertama, dan belum pernah melakukan hubungan
seksual
2) Catin Laki-laki : pernikahan yang pertama, dan belum pernah melakukan hubungan
seksual
g. Riwayat Psikososial Budaya
Keluarga dari dua belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon pengantin
mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah dan tidak menunda
kehamilan setelah menikah, bahkan ingin segera memiliki anak.
Tidak ada budaya tertentu yang berhubungan dengan pernikahan.
Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Catin Wanita Catin Laki-laki
a. Keadaan Umum : baik Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis Kesadaran :composmentis
c. Antropometri :
Catin Wanita Catin Laki-laki
BB : 68 Kg BB : 58 kg
TB : 165 cm TB : 169 cm
IMT : 20,7 kg/m2 IMT : 25 Kg/m2
LILA: 30 cm
d. Tanda-tanda Vital
Catin wanita Catin laki-laki
TD : 120/70 mmHg TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit N : 82 x/menit
RR : 22 x/menit RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
1) Catin Wanita
(1) Bentuk tubuh : Normal
(2) Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan dengan genetic seperti
sindrom down
(3) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
(4) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
(5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
(6) Dada : tidak dilakukan
(7) Abdomen : tidak dilakukan
(8) Anogenital : tidak dilakukan
2) Catin Laki-laki
(1) Bentuk tubuh : Normal
(2) Wajah : wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan dengan genetic seperti
sindrom down
(3) Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
(4) Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
(5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3) Pemeriksaan Penunjang
Catin wanita Catin Laki-laki
Hb : 11 g/dl Hb : 13 g/dl
HIV : - HIV ; -

B. ANALISIS
Nn. P usia 21 tahun dengan pranikah usia dini
C. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 18 Desember 2022 Pukul :08.45 WIB
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa keadaan mereka baik,
tanda- tanda vital dalam batas normal dan hasil pemeriksaan laboratorium normal.
Catin Wanita Catin Laki-laki
BB : 58 kg BB : 68 Kg
TB : 165 cm TB : 169 cm
IMT : 20,7 kg/m2 IMT : 25 Kg/m2
LILA : 30 cm
Hb : 12 g/dl Hb : 15 g/dl
HIV :- HIV :-

2) Menjelaskan kepada calon pengantin wanita bahwa status imunisasi TT saat ini sudah TT1
yang masa perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah masih awal perlindungan
dan belum seumur hidup, sehingga catin wanita masih perlu diberikan suntik imunisasi TT
satu kali lagi .
3) Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri calon pengantin wanita
dan menjelaskan bahwa status imunisasi TT sekarang yaitu TT5 (TT lengkap) yang masa
perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah seumur hidup, sehingga apabila nanti
sudah hamil atau hamil lagi, maka ibu tidak perlu diberikan suntik imunisasi TT kembali.
4) Menjelaskan Persiapan pernikahan kepada kedua calon pengantin bahwa harus memiliki
kesiapan fisik meliputi pemeriksaan status kesehatan, status gizi, dan laboratorium,
kesiapan Mental/Psikologis yaitu harus siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan
mendidik anak, Kesiapan Sosial Ekonomi yaitu seperti status sosial ekonomi yang kurang
dapat meningkatkan risiko terjadi KEK dan anemia pada calon ibu.
5) Menjelaskan kepada calon pengantin laki-laki memiliki risiko terkena DM karena memiliki
keturunan diabetes mellitus dan calon pengantin perempuan memiliki risiko mengalami
hipertensi dikarenakan calon pengantin perempuan memiliki keturunan penyakit hipertensi
6) a. Menganjurkan kepada calon pengantin wanita untuk menjaga pola makan seimbang,
mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, kadar garam dikarenakan berisiko
mengalami hipertensi dan mengurangi kafein (batas mengkonsumsi kafein sebanyak
200 miligram/hari) karena dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan
kehamilan, serta mencegah stress berlebihan, melakukan olahraga dan kontrol kesehatan
secara rutin
b. Menganjurkan kepada calon pengantin laki-laki untuk menjaga pola makan seimbang,
mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, kadar gula tinggi dikarenakan
berisiko mengalami DM (diabetes mellitus) dan mengurangi kafein (batas
mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram/hari) karena dapat memperburuk
kesehatan serta mencegah stress berlebihan, melakukan olahraga dan kontrol kesehatan
secara rutin.
7) Menganjurkan kepada calon pengantin wanita untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan
yang kaya zat besi seperti hati, daging sapi, sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,
ikan, dan daging ayam, serta mengandung asam folat seperti pada sayuran bewarna hijau
tua atau minum susu yang terdapat kandungan asam folat.Selain itu, catin perempuan juga
penting mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Aturan minum TTD bagi catin
perempuan yaitu diminum secara teratur 1 tablet setiap minggu, TTD diminum setelah
makan dengan air putih/jus buah tidak dengan teh, kopi, dan susu.
8) Menjelaskan kepada calon pengantin wanita bahwa keputihan yang dialami merupakan
keputihan yang fisiologis. Menganjurkan klien untuk sering mengganti celana dalam,
menggunakan celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat seperti berbahan
cutton, tidak perlu menggunakan cairan pembersih genetalia untuk menjaga tingkat
keasaman normal vagina dan tidak perlu menggunakan pantyliner untuk mencegah agar
vagina tidak lembab.
9)Menjelaskan jenis-jenis alat kontrasepsi/ KB yang berguna untuk merencanakan kehamilan
dengan mengatur kapan waktu yang tepat untuk hamil dan menunda, menjarangkan yaitu
Metode modern jangka pendek seperti (pil, kondom), metode modern jangka panjang
seperti (implan/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit), IUD/AKDR (Alat Kontraepsi
alam Rahim), Metode alamiah seperti pantang berkala seperti (pengukuran suhu basal,
penilaian lendir vagina).
10)Memberikan konseling kelas catin tentang kesehatan reproduksi pranikah, yaitu :
a) Konsep pernikahan
b) Hak reproduksi dan seksual
c) Persiapan pranikah
d) Tindak kekerasan yang mengganggu pernikahan
e) Solusi mengatasi tindakan kekerasan
f) Bentuk ketidaksetaraan gender dalam rumah tangga
g) Kehamilan ideal, Metode kontrasepsi, Proses kehamilan
h) Informasi tentang kehamilan, termasuk tanda-tanda kehamilan, memeriksakan
kehamilan, menjaga kehamilan, menu makanan selama kehamilan, tanda bahaya
kehamilan, kondisi emosional ibu hamil, tips relaksasi ibu hamil.
i) Masa subur seorang perempuan, yaitu dekat dengan pertengahan siklus haid (14 hari
sebelum haid berikutnya atau antara kedua waktu dari siklus terpanjang dikurang 11
dan siklus terpendek dikurangi 18, jadi perkiraan masa subur Nn. R pada siklus hari
ke- 10 s.d. 19) atau terdapat tandatanda kesuburan, diantaranya:
1. Peningkatan suhu tubuh }0,5 0C.
2. Pembesaran pada payudara, dapat disertai rasa nyeri/tidak nyaman.
3. Perubahan cairan serviks menjadi lebih banyak, bening dan teksturnya licin.
j) Tanda-tanda persalinan, persalinan di tolong tenaga kesehatan, perawatan pasca
persalinan, IMD dan ASI eksklusif, manfaat ASI
k) IMS (Infeksi Menular Seksual), Penularan HIV/AIDS, Kanker pada perempuan,
kehidupan seksual suami istri
11) Menganjurkan kedua calon pengantin untuk memeriksakan kesehatan apabila ada
keluhan.

BAB IV
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini Nn. P dan Tn. D sedang melakukan persiapan pernikahan. Berdasarkan

pengkajian data subyektif diperoleh bahwa Nn. P berusia 21 tahun dan Tn. D berusia 26 tahun.

Menurut BKKBN (2018), umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20 – 25

tahun bagi wanita dan umur 25 – 30 tahun bagi pria. Sementara, umur Nn. P sudah memasuki

umur ideal yang matang secara biologis dan umur Tn. D termasuk usia yang sudah sangat

matang. Sehingga tidak perlu dilakukan penundaan kehamilan

Fluor albus yang kadang dialami Nn. G sebelum dan setelah menstruasi, memiliki sifat

bening, tidak gatal, tidak berbau merupakan fisiologis atau normal. Sebagaimana diungkapkan

oleh Saifuddin (2012) bahwa keputihan normal adalah tidak berbau, berwarna putih, dan tidak

gatal apabila berbau, berwarna, dan gatal dicurigai adanya kemungkinan infeksi alat genital.

Riwayat kesehatan keluarga ditemukan bahwa ayah Nn.P memiliki riwayat penyakit

hipertensi, begitupun ibu Tn. D memiliki penyakit diabetes melitus. Beberapa penyakit yang

dapat diturunkan ialah hipertensi dan diabetes mellitus (Kemenkes, 2018). Dengan mengetahui

gejala dan faktor risiko hipertensi dan diabetes mellitus diharapkan kedua calon pengantin dapat

melakukan pencegahan dengan modifikasi diet/gaya hidup, seperti pola makan seimbang dengan

mengurangi makanan yang mengandung kolesterol, kadar garam natrium dan kadar gula tinggi,

mengurangi makanan cepat saji, mencegah stress berlebihan, menghentikan kebiasan merokok,

olahraga rutin, menghindari stress, olahraga rutin, dan cek kesehatan secara rutin sehingga dapat

terhindar dari hipertensi dan diabetes mellitus maupun komplikasinya

Pemeriksaan HIV dilakukan kepada kedua calon pengantin Nn.G dan Tn.D untuk

deteksi dini ada /tidaknya penyakit menular seksual yang nantinya dapat ditularkan kepada janin

jika ibu berencana untuk hamil. Penyakit HIV dan hepatitis B dapat ditularkan saat didalam

kandungan melalui aliran darah plasenta yang dapat menyebabkan abortus spontan, IUGR,

kelainan kongenital (Lisa, dkk,2018)

Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, maka dilakukan analisis

terhadap Nn. P dan Tn. D yaitu pasangan usia subur dengan persiapan pernikahan dan

perencanaan kehamilan. Penatalaksanaan yang diberikan pada Nn P diantaranya dengan

pemberian konseling pranikah yang didalamnya meliputi tentang kesehatan reproduksi,

khususnya persiapan kehamilan dan masa subur.

Persiapan kehamilan lainnya yakni dengan menganjurkan mengkonsumsi makanan

tinggi asam folat seperti sayur hijau, susu mengandung asam folat, sera mengkonsumsi makanan
kaya zat besi seperti hati, daging sapi, sayuran hijau tua,kacang-kacangan,ikan.Berperan dalam

perkembangan sistem saraf pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir

dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam folat

yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama kehamilan, maka dapat membantu mencegah

kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi (BKKBN, 2017).

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Asuhan pra konsepsi penting untuk dilakukan oleh pasangan usia subur,

asuhan tidak hanya berkaitan dengan persiapan secara fisik, melainkan persiapan

secara psikologis dan mental. Intervensi yang diberikan memiliki tujuan utama untuk

meningkatkan status kesehatan pasangan dengan harapan jangka panjang dapat

mengurangi mortalitas dan morbiditas Ibu dan Anak.

B. Saran

Penulisan makalah ini merupakan proses menuju sempurna, berbagai aspek

dalam makalah ini perlu adanya peningkatan, oleh karena itu sangat diperlukan kritik

dan saran yang membangun guna tercapainya proses belajar.

DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2017. Modul pengajaran mempersiapkan kehamilan yang sehat. BKKBN dan UMM

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Kemenkes. 2012. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Eliminasi Tetanus Maternal dan
Neonatal. Jakarta:

Kemenkes RI. Kemenkes. 2014. Infodatin Diabetes Melitus. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI. Kemenkes. 2014. Infodatin Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kemenkes RI.

Kemenkes. 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta:
Kemenkes RI. Kemenkes. 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi
Calon Pengantin. Jakarta:Kemenkes RI.

Kemenkes. 2016. Buku Panduan Germas (Gerakan Masyarakan Hidup Sehat). Jakarta:
Kemenkes RI.

Kemenkes. 2017. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin:
Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan Kementerian
Agama.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 369/Menkes/SK/III/2007. Standar Profesi Bidan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai