Anda di halaman 1dari 6

KELMPOK 2

PERUBAHAN REKTAL/ANUS YANG TERJADI PADA PROSES


PERSALINAN PADA KONDISI PRA BENCANA

Kelompok 2 bagian 8:
Yulia
Hermalia Fitri

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes) MUHAMMADIYAH
ACEH TAHUN 2022
A. Persalinan

Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan

bayi yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak

pada saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan

selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12

sampai 14 jam (Kurniarum, 2016).

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka

dari 0 sampai 10 sm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II

disebut juga kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan

mengedan, janin didorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut

juga kala urie, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV

mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian (Utami, 2019).

B. Perubahan pada Rektal/ Anus

Rektum/anus merupakan sebuah saluran yang berawal dari

ujung usus besar dan berakhir di anus. Rektum berfungsi sebagai tempat

penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum akan kosong karena tinja

disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika

kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul

keinginan untuk buang air besar (defekasi). Mengembangnya dinding

rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem

syaraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika

defekasi tidak terjadi, seringkali material akan dikembalikan ke usus besar,

dimana penyerapan air akan kembali dilakukan (Aigner F, 2018).


Rektum adalah bagian paling distal dari usus besar, diikat oleh

kolon sigmoid secara proksimal dan konvergen ke dalam kanalis anus

secara distal. Segmen usus ini namanya berasal dari Latin intestinum

rectum yang berarti “usus lurus” menggambarkan perjalanannya

dibandingkan dengan penampilan berliku dari sisa saluran gastrointestinal

(GI). Berjalan di dalam pelvis, rektum adalah organ visceral paling

posterior dalam rongga panggul dengan hubungan anatomi yang berbeda

dengan struktur pria dan wanita (Bharucha AE, 2017)

Saluran anus merupakan celah pada anteroposterior dengan

dinding lateral yang berikatan erat. Secara pembedahan dan klinis panjang

saluran anus kira-kira 4 - 4,5 cm dan secara anatomi dan embriologi

lebamya kira-kira 2 cm. Katup anus dan ujung distal ampula rektum

menandakan batas proksimal panjang pendeknya saluran anus secara

berturut-turut. Panjang saluran anus secara proksimal adalah 10 mm yang

ditandai oleh mukosa rektum columnar. Selanjutnya 10 mm termasuk

katup dibatasi oleh epitel torak bertingkat atau epitel kolumnar yang

dimodifikasi. Sebelah distal kira-kira 10 mm terdapat epitel yang tidak

bersilia. 5-10 mm paling distal dibatasi oleh rambut kulit.

Saluran anus dikelilingi oleh sfingter anal eksterna dan intema.

Sfingter anal intema diperluas menuju otot polos yang sirkuler dan

dikelilingi oleh colon dengan serabut otot dan celah yang lebar. Sfingter

anal intema berlokasi disepanjang berkas otot perifer dengan lapisan otot

yang sirkuler. Sfingter anal intema (lAS) terlihat dengan ultrasonografi


sebagai gambaran lingkaran band yang hipoekoik, dimana lebih sering

terlihat jelas pada level 13 pertengahan liang anus (KleinUbing H Jr, 2018)

Sedangkan Anus dan rektum adalah dua bagian yang berbeda,

tapi keduanya memang terletak berdekatan. Rektum adalah saluran

penghubung antara usus besar dengan anus. Dari atas ke bawah anatomi

saluran pencernaan, rektum berada di atas anus. Sementara itu, anus

terletak pada ujung dan merupakan bagian terakhir pada saluran

pencernaan. Pada proses persalinan terjadi perubahan pada bagian anus,

dimana pada wanita yang melahirkan terjadi penekanan pada pada spincter

anus (teknus) (KleinUbing H Jr, 2018)

C. Kondisi Pra Bencana/ Pencegahan

Proses peneyelenggaraan penanggulangan bencana, harus

melewati tahap prabencana, baik dalam situasi tidak terjadi bencana atau

dalam situasi ketika terdapat potensi terjadi bencana. Dalam tahap ini

disusun perencanaan tindakan-tindakan pengenalan dan pengkajian

ancaman bencana pemahaman tentang kerentanan masyarakat analisis

kemungkinan dampak bencana pilihan tindakan pengurangan risiko

bencana penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak

bencana dan alokasi tugas, kewenangan, dan sumber daya yang tersedia.

Poros dari tahap pra bencana adalah pencegahan dan kesiapsiagaan

menghqdapi kemungkinan bencana (Kusumasari, 2018).


D. Kondisi pra bencana yang mempengaruhi rektal/anus pada

persalinan.

Misalnya pada saat menyusun rencana-rencana atau tindakan

sebelum terjadinya bencana banjir. Karena kondisi hujan yang berlansung

terus-menerus sihingga warga yang tinggal dekat sungai harus melakukan

perencanaan antisipasi jika terjadi banjir banjir. Perencanaan yang mereka

persiapkan mulai dari kapan harus melakukan evakuasi, hal yang pertama

harus diselamatkan ketika terjadinya bencana banji, ataupun hal-hal lain

yang mereka rasa perlu di siapkan.

Pada kondisi pra bencana ibu yang sedang berada pada kondisi

inggin bersalian ( kala II) juga merasa cemas dan inggin proses

persalinannya berlansung cepat, tujuannya agar jika terjadi sesuatu

( bencana) mereka bisa mengevakuasi diri mereka. Sehingga hal ini sering

kali ibu yang bersalin akan mengeluarkan seluruh tenaga mereka untuk

mengejan. Pada hal tersebut dapat merugikan bagi ibu karena akan

berdampak pada penekanan yang sangat luarbiasa kuat terjadi pada

vaginan dan anus dan mengakibatkan anus menjadi robek (Petros P, 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Aigner F, Gruber H. Two-dimensional Ultrasonography of Pelvic Floor and


Anorectal Anatomy in lmaging Atlas of the Pelvic Floor and
Anorectal Diseases. p 3-8; Springer-Verlag ltalia 2018
Bharucha AE, Blandon R. Anatomy and Physiology of Continence in Fecal
lncontinence Diagnosis and Treafrnent.p 3-12; Rome, ltaly.2017
Kurniarum, Ari.2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Kemenkes RI.
Kusumasari, Bevaola. 2018. Manajemen Bencana dan Kapabilitas Pemerintah
Daerah, Yogyakarta: Gava Media. Hal. 34
KleinUbing H Jr, Pinho M. Transperineal Ultrasonography of Pelvic Floor and
AnorectalAnatomy: Technique and lmages in lmaging Atlas of the
Pelvic Floor and Anorec,tal Diseases. p 17-20; Springer-Verlag Italia
2018
Petros P. Function, Dysfunction and Management According to the lntegral
Theory. The Female Pelvic Floor. Second Edition. Royal Perth
Hospital, Perth Westem Australia, June 2016
Utami, Isrin. Enny Fitriahadi. 2019. BUKU AJAR ASUHAN PERSALINAN &
MANAGEMEN NYERI PERSALINAN.Universitas Aisyiyah
Yogyakarta: Yogyakarta. https://lppm.unis ayogya.ac.id/wordp
ress_lp3m/wp-content/uploads/2020/03/ BUKU-AJAR-Asuhan-Persali
nan-Managemen-Nyeri-Persalinan_NEW_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai