NIM: 2010102058
EVALUASI TUTOR
1. Bagaimana organisasi profesi, aturan, dan secara agama mengatur tentang isu
JAWAB
KUHP dan UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Tercatat sejumlah
sanksi pidana penjara antara 6 bulan hingga 2 tahun 6 bulan. yang telah
tahun 2004 diantaranya pasal 49 jo pasal 9 dan pasal 279 KUHP untuk tindak
penelantaran dan suami menikah lagi tanpa ijin istri; pasal 44 untuk tindak
Sedangkan putusan Pengadilan dengan sanksi pidana penjara yang lebih tinggi
hingga 6 tahun diputuskan terhadap sejumlah kasus dalam relasi KDRT, yang
didakwa dan dituntut dengan menggunakan pasal-pasal KUHP (pasal 351, 352,
285, 286 jo 287, 289 & 335 untuk kasus penganiayaan anak dan perkosaan anak);
pasal 81 & 82 UU No. 23 tahun 2002 dan pasal 287 & 288 KUHP untuk kasus
Patriarki muncul sebagai bentuk kepercayaan atau ideologi bahwa laki-laki lebih
bahkan dianggap sebagai harta milik laki-laki.10 Budaya ini banyak memberikan
pengaruh dalam teks keagamaan, apalagi para penulis teks-teks tersebut hampir
semuanya lakilaki. Hingga saat ini mekanisme kontrol dengan kekerasan masih
diantara kamu sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantar kamu.
dalam bentuk: 1). Kekerasan fisik, yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau
luka berat; 2). Kekerasan psikis, yang mengakibatkan rasa ketakutan, hilangnya
rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dll.;
3). Kekerasan seksual, yang berupa pemaksaan seksual dengan cara tidak wajar,
baik untuk suami maupun untuk orang lain untuk tujuan komersial, atau tujuan
tertentu; dan 4). Penelantaran rumah tangga yang terjadi dalam lingkup rumah
ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di
dalam atau di luar rumah, sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut
(sriyanti., 2012)
Kasus:
ekonomi.
Sepanjang tahun 2020, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota
Jambi mencapai 130. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2019
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kota
dan anak tersebut terdiri dari 77 kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT),
26 kasus seksual dan pencabulan terhadap anak serta 27 kasus penelantaran dan
kekerasan terhadap anak. Dari 130 kasus tersebut, 99 kasus sudah diselesaikan
oleh UPTD PPA Kota Jambi bekerjasama dengan pihak-pihak terkait pada tahun
2020 lalu. Sementara 31 kasus lainnya masih dalam proses dan dilanjutkan
terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak. Selain faktor ekonomi, kasus
kekerasan seksual terhadap anak juga disebabkan penggunaan telepon pintar atau
smart phone. Banyak anak-anak yang menggunakan telepon pintar tetapi kurang
pornografi.
Kasus:
Aceh, 01 Desember 2020 , sekumpulan pelajar dijebak oleh jaringan pelaku untuk
dieksploitasi secara seksual lewat internet dan dipaksa melacur di dunia nyata.
penggunaan media massa dan bagaimana secara agama mengatur tentang komunikasi
JAWAB
Pencegahan agar tidak melanggar kode etik kebidanan dalam bermedia sosial
yaitu dengan bersikap perofesional sebagai bidan dalam menangani pasien maupun
dalam penggunaan media sosial dengan tepat agar tidak terjadi konflik antar tenaga
kesehatan dan saling menjaga nama baik. Maka bidan dapat menggunakan media
terdapat dalam kode etik bidan(Kepmenkes, 2020). Karena tenaga kesehatan yang
sanksi/hukuman yang sama dengan masyarakat biasa. Yang telah diataur oleh undang-
undang no 19 tahun 2016 ITE. Dalam undang-undang tersebut menjelaskan siapa pun
yang menggunakan media sosial untuk merugikan orang lain dapat terkena sanksi,
jadi tidak ada perbedaan apabila yang melakukan tenaga kesehatan sekalipun. Etika
Dalam melakukan komunikasi antar sesama pada situs jejaring sosial, biasanya
yang muncul dalam percakapan antar sesama di jejaring sosial, baik itu secara sengaja
kata-kata yang layak dan sopan pada akun-akun jejaring sosial yang kita miliki.
(Suku, Agama dan Ras) dan pornografi di jejaring sosial. Sebarkan hal-hal yang
berguna yang tidak menyebabkan konflik antar sesama pada situs jejaring
kekerasan, korban kecelakaan lalu lintas maupun fhoto kekerasan lainnya. Jangan
kekerasan. Hal ini mencegah generasi muda tentang hal – hal kekerasan melalui
Berita yang menjelekkan orang lain sangat sering dijumpai di jejaring sosial. Hal
yang direkayasa. Oleh karena itu pengguna jejaring sosial dituntut untuk cerdas
dahulu.
3) Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Saat menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto atau video milik orang
untuk hasil karya seseorang. tidak serta merta mengcopy paste tanpa memberikan
4) Dalam menggunakan jejaring sosial ada baiknya sebagai pengguna harus bijak
Jangan terlalu mengumbar hal-hal pribadi di jejaring sosial, apalagi sesuatu yang
1) UU ITE pencemaran nama baik Pasal 45 ayat 3: Setiap Orang yang dengan
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima
2) UU ITE Pelanggaran kesusilaan diatur dalam Pasal 45 ayat 1: Setiap Orang yang
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
kerugian konsumen Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak meyebarkan
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/ denda paling banyak
antargolongan (SARA) "Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
Menurut (Aksin, 2016) Praktik etiket dalam bahasa Arab disebut adab atau
tata krama yang bersumber dari Al-Quran dan As Sunnah. Dalam ranah praktis
berbagai bentuk ahlakul karimah yang kontekstual dalam menggunakan dan media
darigolongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu burukbagi
kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari merekamendapat
balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara merekayang mengambil
bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar”
(QS. An Nur:[24-11 ] )
dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri,dan (mengapa tidak)
berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata".(QS. An Nur: [24-12 ] )
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga, R., & Aryanti, R. (2019). Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Bandung
Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Perempuan Oleh Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2Tp2a) Kabupaten Bandung. Jurnal Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik, 3(1), 28–38.
Aksin, N. (2016). Pandangan Islam Terhadap Pemanfaatan Media Sosial. Jurnal Informatika
Upgris, 2(2), 119–126. https://doi.org/10.26877/jiu.v2i2.1262
Busriyanti. (2012). Islam dan kekerasan terhadap perempuan. Religió: Jurnal Studi Agama-
Agama, 2(2), 118–139. Retrieved from
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=520710&val=10655&title=
Islam dan Kekerasan terhadap Perempuan
Hasbi, M. (2015). Kekerasan Terhadap Perempuan: Perspektif Pemikiran Agama Dan
Sosiologi. Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam, 15(2), 389. https://doi.org/10.21154/al-
tahrir.v15i2.270
Kepmenkes. (2020). Standar Profesi Bidan.
Marselia, M. (2017). Etika Dalam Penggunaan Sosia Media. Arteikel Informatika, Teknologi
Informasi.