Anda di halaman 1dari 37

i

Makalah

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
NY. R UMUR 26 TAHUN G
1
P
0
A
0
UK 33
+5
MINGGU
DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PUSKESMAS SAMIGALUH 1





Disusun Oleh:
1. Cori Yolanda Sari (120012)
2. Tria Marliantina (120118)
3. Vinsensia Tora (120071)
4. Isnaini Muslimatun (120120)
5. Indah Widi Astutik (120257)




AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013/2014

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
NY. R UMUR 26 TAHUN G
1
P
0
A
0
UK 33
+5
MINGGU
DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PUSKESMAS SAMIGALUH 1


Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diseminarkan
Makalah Asuhan Kebidanan di Akademi Kebidanan Yogyakarta
Tanggal 24 Juni 2014


Dipersiapkan dan disusun oleh:
1. Cori Yolanda Sari (120012)
2. Tria Marliantina (120118)
3. Vinsensia Tora (120071)
4. Isnaini Muslimatun (120120)
5. Indah Widi Astutik (120257)


Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lapangan



Wiwin Hendriyawati, SST. M. Kes Siwi Trimulyani, Amd. Keb



iii

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
NY. R UMUR 26 TAHUN G
1
P
0
A
0
UK 33
+5
MINGGU
DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PUSKESMAS SAMIGALUH 1


Telah diseminarkan dan dipertahankan di depan penguji
Pada tanggal 24 Juni 2014

Dipersiapkan dan disusun oleh:
1. Cori Yolanda Sari (120012)
2. Tria Marliantina (120118)
3. Vinsensia Tora (120071)
4. Isnaini Muslimatun (120120)
5. Indah Widi Astutik (120257)

Mengetahui,

Penguji I : Christina Pernatun .K. S.SiT. MPH ...................

Penguji II : Diyah Paramita, SST. M. Kes ..................

Pembimbing Pendidikan : Wiwin Hendriyawati, SST. M. Kes ..................

Pembimbing Lapangan : Siwi Trimulyani, Amd. Keb ..................



iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah Ini disusun sebagai tugas mata kuliah
Praktik Klinik Kebidanan 1 dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil Patologi Ny. R Umur 26 Tahun G
1
P
0
A
0
UK 33
+5
Minggu Dengan
Anemia Ringan Di Puskesmas Samigaluh 1.
Terimakasih disampaikan kepada:
1. Drs. H. Hendri Soekirdi, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Yogyakarta
2. Ibu Wiwin Hindriyawati, SST. M. Kes selaku Pembimbing
Pendidikan dalam penyusunan makalah ini.
3. Ibu Siwi Trimulyani, Amd. Keb, selaku Pembimbing Lapangan dalam
penyusunan makalah ini.
Tentu banyak kekurangan yang masih luput dari pencermatan kami,
semata-mata kekurangmampuan kami dalam hal bahasa ataupun penguasaan
materi. Kritik, masukan, dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh
kami demi perbaikan makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi semua.




Yogyakarta, Juni 2014



Penulis



v

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 6
A. Latar Belakang .................................................................................. 6
B. Tujuan ............................................................................................... 8
C. Manfaat ............................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................... 10
A. Anemia ............................................................................................ 10
B. Tinjauan Asuhan Kebidana ............................................................. 19
BAB III TINJAUAN KASUS ..................................................................... 23
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 33
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 37
A. Kesimpulan ..................................................................................... 37
B. Saran ................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 38

6

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan maternal merupakan salah satu unsur penentu
status kesehatan (Saifuddin, 2009). Dalam literatur demografi, Angka
Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator yang menunjukkan banyaknya
kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan yang disebabkan
karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab
lain, per 100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2011).
Hasil SDKI terbaru (selanjutnya disebut SDKI-2012)
menyebutkan, sepanjang periode 2007-2012 kasus kematian ibu melonjak
cukup tajam. Diketahui, pada 2012, AKI mencapai 359 per 100 ribu
penduduk atau meningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan kondisi
pada 2007, yang hanya sebesar 228 per 100 ribu penduduk.
Berdasarkan laporan rutin Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu dari 228 per 100.000 yaitu
perdarahan sekitar 84 kasus (39%), eklampsia sekitar 49 kasus (20%),
infeksi 21 kasus (7%) dan lain-lain 71 kasus (33%) per 100.000 kelahiran
hidup (Depkes, 2008).
Selain itu, keadaan ibu sejak pra-hamil dapat berpengaruh terhadap
kehamilannya. Penyebab tak langsung kematian ibu ini antara lain adalah
anemia (Saifuddin, 2009).
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5gr%
pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi
wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
(Prawiroharjo, 2010).
Menurut Manuaba (2009), angka anemia pada kehamilan di
Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi

7

tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong anemia
berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam
rahim.
Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan
penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum
kehamilan. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2010 didapatkan data
bahwa cakupan pelayanan K4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007)
menjadi 86,04% (tahun 2008) (Depkes, 2008).
Di Yogyakarta sendiri, untuk situasi gizi ibu hamil, prevalensi ibu
hamil anemia masih pada kisaran 15% sampai 39% di 4 Kabupaten/Kota,
kecuali di Kabupaten Sleman anamia bumil sudah di bawah 15 % (Profil
Kesehatan Propinsi DIY, 2012).
Di Kecamatan Samigaluh, angka kejadian ibu dengan anemia pada
tahun 2013 yaitu 9,09% atau 9 orang dari 99 ibu hamil.
Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak
negative terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan,
persalinan maupun nifas yang di antaranya akan lahir janin dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), partus prematur, abortus, pendarahan post
partum, partus lama dan syok. Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak
faktor antara lain; status gizi, umur, pendidikan, dan pekerjaan (Sarwono
Prawirohardjo, 2011).
Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari
besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka
kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan resiko terjadinya berat
badan lahir rendah. Penyebab utama kematian maternal antara lain
adalah perdarahan pasca partum (disamping eklampsia, dan penyakit
infeksi) dan plasenta previa yang semuanya berangkat dari pada anemia
difesiensi (Arisman, 2004).
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik
untuk menulis makalah yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

8

Patologi Ny. R Umur 26 Tahun G
1
P
0
A
0
Uk 33
+5
Minggu Dengan Anemia
Ringan Di Puskesmas Samigaluh 1
B. Tujuan
Diharapkan setelah melihat studi kasus yang ada di lapangan
mahasiswa mampu:
1. Umum
Memahami dan memberikan penatalaksanaan pada pasien dengan
kasus anemia menggunakan Management Varney secara komprehensif.
2. Khusus
a. Mengetahui pengertian, etiologi, dan gejala dari anemia
b. Mengetahui penatalaksanaan anemia pada ibu hamil sesuai 7
langkah Varney, yaitu:
1. Pengkajian data
2. Interpretasi data
3. Diagnosa potensial
4. Antisipasi tindakan segera
5. Perncanaan
6. Pelaksanaan
7. Evaluasi

C. Manfaat
1. Bagi Puskesmas Samigaluh 1 Kulonprogo
Menambah suasana belajar dengan melakukan asuhan secara langsung
pada pesien dengan tetap memperhatikan Standart Operasional
Prosedur.
2. Bagi Institusi Akademi Kebidanan Yogyakarta
Untuk menambah referensi bacaan mahasiswa dan evaluasi
pembelajaran pratikum di lapangan
3. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kemampuan untuk membandingkan teori dengan
praktik lapangan

9

b. Dapat mengetahui asuhan yang dilakukan pada pasien dengan
anemia
c. Dapat menjadikan ilmu pengetahuan sebagai dasar pengalaman
praktik di lapangan.




























10

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anemia
1. Pengertian
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5gr%
pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi
wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
(Prawiroharjo, 2010).
Anemia adalah keadaan dimana kadar haemoglobin, hematokrit
dan sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari
defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang
dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut. Menurut kemampuan
darah untuk mengikat oksigen yang dapat disebabkan oleh menurunnya sel
darah merah, berkurangnya konsentrasi hemoglobin atau kombinasi
keduanya dalam sirkulasi darah dengan kadar hemoglobin di bawah 11gr%
pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5gr% pada
trimester II (Saifuddin, 2001).
Menurut Varney (2000) anemia yang secara umum dapat
diterima adalah turunnya kadar hemoglobin kurang dari 12,0gr/l00ml
darah pada wanita yang tidak hamil. Anemia yang terkait dengan
kehamilan adalah anemia defisiensi besi hampir 95% (Varney, 2000).

2. Etiologi
Menurut Marmi (2011) anemia umumnya disebabkan oleh:
a. Kurang gizi (malnutrisi),
b. Kurang zat besi dalam diet,
c. Malabsorbsi
d. Kehilangan darah yang banyak; pesalinan yang lalu, haid, dll
e. Penyakit-penyakit kronis; TBC, paru-paru, cacing usus, malaria, dll.

11

Dalam kehamilan jumlah darah bertambah (hiperemia /
hipervolumia) karena itu terjadi pengencaran darah karena sel-sel darah
tidak sebanding pertambahannya dengan plasma darah. Perbandingan
pertambahan tersebut adalah:
1. Plasma darah bertambah : 30%
2. Sel-sel darah bertambah : 18%
3. Hemoglobin bertambah : 19%
Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membantu
meringankan kerja jantung (Marmi, 2011).
Anemia pada kehamilan yang disebabkan kekurangan zat besi
mencapai kurang lebih 95%. Terjadinya peningkatan volume darah
menyebabkan hemodilusi atau pengenceran darah sehingga kadar Hb
mengalami penurunan dan menyebabkan anemia (Varney, 2007).
Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis
dalam kehamilan untuk meringankan beban jantung yang harus bekerja
lebih berat dalam massa hamil (Hudono, 2007).
Kebutuhan zat bezi ibu selama kehamilan ialah 800mg, diantaranya
300mg untuk janin plasenta dan 500mg untuk pertambahn eritrosit ibu.
Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3mg besi/hari.
Perlu diingat ada beberapa kondisi yang menyebabkan defisiensi kalori-
besi, misalnya infeksi kronik, penyakit hati dan thalasemia (Saifudin,
2009).
Menurut Varney (2007), terdapat sejumlah faktor yang menjadi
penyebab anemia seperti status ekonomi mempunyai efek, status ekonomi
yang lebih rendah menimbulkan angka nutrisi buruk yang lebih tinggi dan
sehingga mengakibatkan angka anemia defisiensi zat besi lebih tinggi. Ras
juga memainkan peranan sebagai contoh rata-rata orang kulit hitam kadar
hemoglobinnya lebih rendah daripada orang kulit putih tanpa
memperhatikan tingkat sosio-ekonomi.



12

3. Patofisiologi
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah
(hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume
plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi
peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh
lebih besar sehingga memberi efek yaitu konsentrasi hemoglobin
berkurang dari 12 g/100 ml (Sarwono, 2009).
Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi
dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah
18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk
membantu meringankan kerja jantung.
Hemodilusi (pengenceran darah) terjadi sejak kehamilan 10
minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila
hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya
hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan
menjadi 9,5-10 gr%.

4. Kategori Anemia
Berikut ini kategori tingkat keparahan pada anemia (Soebroto,
2010) :
a. Kadar Hb 10 gr% - 8 gr% disebut anemia ringan
b. Kadar Hb 8 gr% - 5 gr% disebut anemia sedang
c. Kadar Hb kurang dari 5 gr% disebut anemia berat
Kategori tingkat keparahan pada anemia (Waryana, 2010) yang
bersumber dari WHO adalah sebagai berikut:
a. Kadar Hb 11 gr% tidak anemia
b. Kadar Hb 9-10 gr % anemia ringan
c. Kadar Hb 7-8 gr% anemia sedang
d. Kadar Hb < 7 gr% anemia berat


13

Kategori tingkat keparahan anemia (Nugraheny E, 2009) adalah
sebagai berikut:
a. Kadar Hb < 10 gr% disebut anemia ringan
b. Kadar Hb 7-8 gr% disebut anemia sedang
c. Kadar Hb < 6gr% disebut anemia berat
d. Kadar Hb normal pada ibu nifas adalah 11-12 gr %

5. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Winkjosastro (2005),
yaitu:
a. Anemia defisiensi besi
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah
anemia akibat kekurangan zat besi, kekurangan ini dapat disebabkan
karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan karena gangguan
reabsorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyaknya besi
keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.
b. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena
defisiensi asam folik (pteroyglutamic acid), jarang sekali karena
defisisensi vitamin B12.
c. Anemia hypoblastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum
tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru, dinamakan anemia
hipoblastik dalam kehamilan.
d. Anemia hemolitik
Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung
lebih cepat dari pembuatannya, wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemia biasanya menjadi lebih
berat.



14

Menurut Marmi (2011), klasifikasi anemia dalam kehamilan yaitu:
1. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik biasanya berbentuk makrositik atau
pernisiosa. Penyebabnya adalah karena kekurangan asam folik,
jarang sekali akibat kekurangan vitamin B
12
. Biasanya karena
malnutrisi dan infeksi yang kronik.
2. Anemia Hipoplasti
Anemia hipoplasti disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang
membentuk sel-sel darah merah baru.
3. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya.

6. Tanda dan Gejala
Gejala yang seringkali muncul pada penderita anemia diantaranya
(Soebroto, 2010):
a. Lemah, letih, lesu, mudah lelah, dan lunglai.
b. Wajah tampak pucat.
c. Mata berkunang-kunang.
d. Nafsu makan berkurang.
e. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.
f. Sering sakit.
Keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementar tekanan darah
masih dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik
dapat dilihat tubuh yang malnutrisi atau pucat (Saifuddin, 2009).
Salah satu dari tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia
adalah pucat. Keadaan ini umumnya diakibatkan dari berkurangnya
volume darah, berkurangnya hemoglobin, dan vasokonstriksi untuk
memaksimalkan pengiriman O
2
ke organ-organ vital. Warna kulit bukan
merupakan indeks yang dapat dipercaya untuk pucat karena dipengaruhi
pigmentasi kulit, suhu, dan keadaan serta distribusi bantalan kapiler.

15

Bantalan kuku, telapak tangan dan membrane mukosa mulut serta
konjungtiva merupakan indikator yang lebih baik untuk menilai pucat.
Pada anemia berat, gagal jantung kongestif dapat terjadi karena otot
jantung yang anoksik tidak dapat beradaptasi terhadap beban kerja jantung
yang meningkat. Pada anemia berat dapat juga timbul gejala-gejala saluran
cerna seperti anoreksia, mual, konstipasi atau diare, dan stomatitis (nyeri
pada lidah dan membran mukosa mulut), gejala-gejala umumnya
disebabkan oleh keadaan defisiensi, seperti defisiensi zat besi (Price,
2005).
Menurut Varney (2002) berkurangnya konsentrasi hemoglobin
selama masa kehamilan mengakibatkan suplay oksigen ke seluruh jaringan
tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia secara
umum, sebagai berikut: lemah, mengantuk, pusing, lelah, malaise, sakit
kepala, nafsu makan turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang dan nafas
pendek (pada anemia berat).

7. Diagnosis Anemia dalam Kehamilan
Dalam mendiagnosis anemia tidak hanya berdasarkan gejala-gejala
yang dikeluhkan pasien, namun juga dari pemeriksaan fisik yang
dilakukan oleh petugas kesehatan. Petugas kesehatan memerlukan tes
laboratorium, uji laboratorium yang paling baik untuk mendiagnosis
anemia meliputi pengukuran hematokrit atau kadar hemoglobin (Hb).
Anemia dapat didiagnosis dengan pasti kalau kadar Hb lebih rendah dari
batas normal, berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin (Soebroto,
2010).
Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat ditegakkan dengan:
a. Anamnese
Pada anamnese sering didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang - kunang, nafsu makan berkurang dan
keluhan muntah - muntah lebih hebat pada kehamian muda (Manuaba,
2009).

16

b. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik diperoleh lemah, kulit pucat, mudah pingsan,
sementara tensi masih dalam batas normal, pucat pada membran
mukosa dan kunjungtiva oleh karena kurangnya sel darah merah pada
pembuluh darah kapiler dan pucat pada kuku dan jari tangan
(Saifuddin, 2002).
c. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan kadar Hb dan darah tepi. Pemeriksaan minimal 2 kali
selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan
melihat hasil anamnese dan pemeriksaan fisik maka diagnosa
dapat dipastikan dengan pemeriksaan kadar Hb (Safiuddin, 2002).

8. Pengaruh Anemia dalam Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas, yaitu:
- Keguguran
- Partus prematurus
- Inersia uteri, partus lama, ibu lemah
- Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan
- Syok
- Afibrigenemia dan hipofibrinogenemia
- Infeksi intrapartum dan post partum,
- Bila terjadi anemia gravis (Hb di bawah 4gr%) terjadi payah jantung
yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan, bahkan bisa
fatal (Marmi, 2011).
Anemia juga mempengaruhi hasil konsepsi. Hasil konsepi (janin,
plasenta, darah) membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk
pembuatan butir-butir darah merah. Jumlah ini merupakan 1/10 dari
seluruh besi dalam tubuh. Terjadinya anemia dalam kehamilan bergantung
dari jumlah persediaan besi dalam hati, limfa, dan sum-sum tulang.
Selama masih mempunyai cukup persediaan besi, Hb tidak turun
dan bila persediaan ini habis, Hb akan turun. Ini terjadi pada bulan ke5-6

17

kehamilan, pada waktu janin membutuhkan banyak zat besi. Bila terjadi
anemia, pengaruhnya terhadap hasil konsepsi adalah:
- Kematian mudigah (keguguran)
- Kematian janin dalam kandungan
- Kematian janin waktu lahir
- Kematian perinatal tinggi
- Prematuritas
- Dapat terjadi cacat bawaan
- Cadangan besi kurang (Marmi, 2011).
Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan, nifas dan
janin menurut Manuaba (2009):
1. Pengaruh anemia dalam kehamilan
a. Resiko terjadi abortus
b. Persalinan prematurus.
c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.
d. Mudah terjadi infeksi
e. Ancaman dekompensasi kordis (Hb<6gr%)
f. Mengancam jiwa dengan kehidupan ibu.
2. Pengaruh anemia dalam persalinan
a. Gangguan kekuatan his yang mengakibatkan terjadinya partus
lama
b. Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan atonia uteri
atau inertia dalam semua kala persalinan dan terjadinya
perdarahan post partum.
c. Dalam persalinan dapat mengakibatkan kematian ibu.
3. Pengaruh anemia dalam nifas.
a. Pedarahan post partum karena atonia uteri dan involusio uteri
b. Memudahkan infeksi puerperium
c. Pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang
4. Pengaruh anemia terhadap janin:
a. Bayi berat lahir rendah

18

b. Cacat bawaan
c. Intelegensia rendah oleh karena kekurangan oksigen dan
nutrisi yang menghambat pertumbuhan janin.
d. Morbiditas dan mortalitas perinatal tinggi jika kadar Hb<6 gr%.

9. Pencegahan anemia dan penanganan anemia
a. Pencegahan anemia
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil
melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data
dasar kesehatan umum ibu tersebut, dalam pemeriksan kesehatan
disertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja
sehingga diketahui adanya infeksi parasit (Manuaba, 2009).
Untuk daerah dengan frekuensi anemia kehamilan yang tinggi
sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulphas ferrosus atau glukonat
ferrosus 1 tablet sehari. Selain itu, wanita dinasihati pula untuk
mengkonsumsi lebih banyak protein, mineral dan vitamin. Makanan
yang kaya zat besi antara lain kuning telur, ikan segar dan kering, hati,
daging, kacang-kacangan dan sayuran hijau. Makanan yang kaya akan
asam folat yaitu daun singkong, bayam, sawi ijo, sedangkan makanan
yang mengandung vitamin C adalah jeruk, tomat, mangga, papaya dan
lain-lain (Wiknjosastro, 2006,).
Menurut Waryana (2010) pencegahan anemia adalah sebagai
berikut:
1. Istirahat yang cukup
2. Makan-makanan yang bergizi dan banyak mengandung Fe,
misalnya daun pepaya, kangkung, daging sapi, hati ayam, dan
susu.
3. Pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan kehamilannya
minimal 4 kali selama hamil untuk mendapatkan Tablet Besi (Fe)
dan vitamin yang lainnya pada petugas kesehatan, serta makan-
makanan yang bergizi 3x1 hari, dengan porsi 2 kali lipat lebih

19

banyak.
b. Penanganan pada anemia, yaitu sebagai berikut:
a. Anemia ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih dianggap ringan
sehingga hanya perlu diperlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan
500 mg asam folat per oral sekali sehari (Arisman, 2004).
b. Anemia sedang
Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000
mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukonas ferosus (Wiknjosastro,
2005).
c. Anemia berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran
sebanyak 1000 mg (20 ml) Intravena atau 2 x 10 ml intramuskuler
- transfusi darah pada kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun
sangat jarang diberikan karena transfusi darah dapat berisiko bagi
ibu dan janin (Wiknjosastro, 2005).
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6
bulan selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah
melahirkan (Arisman, 2004).
Efek samping berupa gangguan perut pada pemberian zat
besi oral menurunkan kepatuhan pemakaian secara massal, teryata
rata-rata hanya 15 tablet yang dipakai oleh wanita hamil
(Saifuddin, 2009).

B. Tinjauan Asuhan Kebidanan
1. Manajemen Kebidanan
Buku 50 tahun IBI, 2007, Manajemen Kebidanan adalah
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data,
diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

20

Manejemen kebidanan adalah suatu metode proses berpikir yang
logis dan sistematis. Istilah manejemen kebidanan digunakan untuk
memberikan bentuk khusus dari proses yang dilakukan oleh bidan di
dalam suatu asuhan atau pelayanan kebidanan (DepKes, 2003)
Asuhan kebidanan dengan anemia ini merupakan manajemen
kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang dikembangkan oleh
Varney dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2. Langkah-langkah asuhan kebianan menurut Varney (1997)
Proses manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah yang berurutan
dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai
dengan pengumpulan data dasar yang berakhir dengan evaluasi. Ketujuh
langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat
diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi, setiap langkah dapat
diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa
berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan klien secara lengkap yaitu :
1. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
3. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
4. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan
hasil studi
b. Langkah II (kedua) : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
masalah atau diagnose dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang

21

sudah dikumpulkan di Interpretasikan sehingga ditemukan masalah
atau diagnosa yang spesifik.
c. Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang
sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose/masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
d. Langkah IV (empat) : Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan
Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.
e. Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh,
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini
informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
f. Langkah VI (keenam) : Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien
dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien,
atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya
sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan

22

berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi.
g. Langkah VII (terakhir) : Evaluasi
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan
diagnosa.
























23

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
NY. R UMUR 26 TAHUN G
1
P
0
A
0
DENGAN ANEMIA
DI PUSKESMAS SAMIGALUH 1

Nomer Register :
Tanggal masuk / jam : 2 Juni 2014 / jam 08.50 WIB

I. PENGKAJIAN 2 Juni 2014 / jam 08.50 WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Ny R
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Sendangrejo, Samigaluh, Kulon Progo
b. Identitas Penanggungjawab/Suami
Nama : Tn. W
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Sendangrejo, Samigaluh, Kulon Progo



24

2. Anamnesa
a. Alasan Datang ke klinik
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan merasa sering mengantuk, cepat lelah dan pusing
c. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Haid : Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari, Teratur
Konsistensi : cair
Banyak : 2-3x ganti pembalut/ hari
Fluor Albus : tidak ada
Dismenorea : tidak ada
HPHT : 8-10-2013
HPL : 15-7-2014
Umur Kehamilan : Oktober : 3 minggu 3 hari
Nopember : 4 minggu 2 hari
Desember : 4 minggu 3 hari
Januari : 4 minggu 3 hari
Februari : 4 minggu
Maret : 4 minggu 3 hari
April : 4 minggu 2 hari
Mei : 4 minggu 3 hari
Juni : 2 hari
UK : 33 minggu 5 hari
d. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1 kali
Umur : 25 tahun
Dengan suami umur : 29 tahun
Lama perkawinan : 1 tahun


25

e. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, penyakit menurun seperti DM, asma, dan penyakit
kronis seperti jantung.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, penyakit menurun seperti DM, asma, dan
penyakit kronis seperti jantung.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, penyakit
menurun seperti DM, asma, ataupun penyakit kronis seperti
jantung, serta tidak ada riwayat keturunan kembar.
h. Pola kebutuhan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Frekuensi : 3x sehari
Macam : nasi, sayur, lauk,
Keluhan : nafsu makan berkurang
2. Pola eliminasi
BAK
Frekuensi : 5-7x/hari
Warna : kuning jernih
Keluhan : tidak ada
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : lembek
Keluhan : tidak ada




26

3. Pola aktivitas pekerjaan
Ibu mengatakan aktivitasnya sehari-hari sebagai ibu ibu rumah
tangga yaitu memasak, mencuci, menyapu, mengepel dan lain-
lain.
4. Pola istirahat
Siang : 1 jam
Malam : 8 jam
Keluhan : tidak ada
5. Personal hygiene
Mandi : 2x sehari
Ganti celana dalam : 2x sehari
Gosok gigi : 2x sehari
Ganti pakaian: 1-2 kali sehari
6. Pola seksual
Ibu mengatakan baik dan tidak ada keluhan
i. Pola Psikososial, Spiritual, dan Ekonomi
1. Ibu dan keluarga senang atas kehamilannya
2. Ibu mengatakan tinggal bersama suami
3. Jika ada masalah dalam keluarga diselesaikan secara musyawarah
4. Ibu menunaikan ibadah sholat 5 waktu
5. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg N : 82x/m
R : 22x/m S : 36,2
0
C
BB sebelum hamil : 45 kg
BB sekarang : 51 kg

27

TB : 152 cm
Lila : 23 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, tidak ada odem, tidak ada luka
Muka : pucat, tidak ada odem
Mata : konjungtiva anemis, sklera putih
Hidung : bersih, tidak ada polip
Telinga : bersih, tidak ada serumen
Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada gigi karies, bibir pucat
Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, kelenjar tiroid,
dan kelenjar limfe
Dada : pernapasan normal
Payudara : payudara simetris, puting susu menonjol, tidak ada
nyeri tekan
Ketiak : tidak ada pembengkakan
Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas operasi
Genetalia : tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini tidak ada
odem ataupun varises
Ekstremitas : tidak ada odem dan varises
Reflek patella : Kanan positif kiri positif
Anus : tidak hemoroid
3. Status Obstetri
a. Inspeksi
Muka : pucat, tidak ada kloasma gravidarum
Payudara : simetris, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi
Abdomen : ada linea nigra, tidak ada striae gravidarum, tidak ada
luka bekas operasi
Genetalia : tidak ada cairan abnormal, tidak ada varises dan odem
b. Palpasi
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, colostrum belum keluar


28

Abdomen :
Bentuk : pembesaran abdomen sesuai dengan UK
Bekas luka : tidak ada bekas luka operasi
TFU : 27 cm
Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting
Kesimpulan : bokong
Leopold II : sebelah kiri teraba keras dan panjang, sebelah
kanan teraba kecil-kecil janin
Kesimpulan : puki
Leopold III : teraba keras, bulat,melenting
Kesimpulan : kepala
Leopold IV : tenaga pemeriksa bertemu (konvergen)
Kesimpulan : kepala belum masuk panggul
TBJ : (27-12)x155 = 2325 gr
c. Auskultasi
DJJ : 143 kali/menit
4. Pemeriksan penunjang
Hb (2 Juni 2014) : 8,4 gr%

II. INTEPRETASI DATA 2 Juni 2014 / jam 09.00 WIB
A. Diagnosa kebidanan
Ny.R umur 20 tahun G
1
P
0
A
0
hamil 33 minggu 5 hari, janin tunggal,
hidup, intra uteri, puki, kepala belum masuk PAP/konvergen dengan
anemia
Data dasar
DS :
- Ibu mengatakan umurnya 20 tahun
- Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama
- Ibu mengatakan gerakan janin dalam satu hari ini aktif sebanyak
8 kali
- Ibu mengatakan sering pusing lelah dan mudah mengantuk

29

DO :
KU : baik
Kesadaran : composmentis
BB/TB : 152cm / 51 kg
TTV : TD : 110/80mmHg, Nadi : 82x/menit, RR : 22x/menit,
Suhu : 36, 2
0
C
Muka : pucat
Mata : konjungtiva anemis
Mulut : bibir pucat
Hb : 8,4gr%

B. Masalah
Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya

C. Kebutuhan
Memberikan support dan dukungan kepada ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Hemodilusi

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Berikan terapi tablet Fe

V. PERENCANAAN 2 Juni 2014 / jam 09.05 WIB
1. Jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan
2. Jelaskan kepada ibu tentang keluhan ibu dan berikan dukungan
3. Jelaskan KIE tentang nutrisi untuk ibu hamil
4. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi aktifitas
5. Anjurkan ibu untuk rutin melakukan cek Hb
6. Berikan terapi vitamin sesuai advice bidan
7. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi

30

8. Dokumentasi

VI. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu
dalam keadaan kurang baik, karena kadar Hb dalam darah ibu rendah
yaitu 8,4%, ibu mengalami anemia ringan sedangkan kondisi janin baik
ditandai dengan DJJ 142x/menit.
2. Menjelaskan tentang keluhan ibu yaitu ibu mengeluh sering merasa
pusing, cepat lelah dan cepat mengantuk, hal ini merupakan gejala dari
anemia atau kurang darah. Anemia bisa disebabkan karena asupan
nutrisi ibu kurang terutama asupan zat besi. Anemia pada kehamilan
bisa berlanjut sampai pada persalinan dan nifas dan dapat menyebabkan
perdarahan, sehingga ibu harus tetap menjaga asupan nutrisi ibu dan ibu
tidak perlu khawatir karena kondisi ibu bisa segera membaik.
3. Menjelaskan KIE tentang nutrisi untuk ibu hamil yaitu ibu harus
banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat
seperti nasi dan roti, selain itu ibu membutuhkan protein untuk
pertumbuhan janin dengan mengkonsumsi telur, tahu, tempe, ikan, dan
juga ibu membutuhkan tambahan vitamin dan mineral yang diperoleh
dari sayuran, buah, dan susu. Untuk ibu hamil dengan anemia, ibu harus
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti
kacang-kacangan, hati ayam, sayuran hijau seperti kangkung, pepaya,
dan bayam.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi aktifitasnya
agar kondisinya segera membaik.
5. Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan cek Hb yaitu 1 bulan lagi
untuk mengetahui kondisi ibu apakah anemia atau tidak.
6. Memberikan terapi vitamin sesuai dengan advice bidan, yaitu :
Fe 60 mg : XIV 1x1 tablet diminum dengan air putih
Vit.C 100 mg : XIV 1x1 tablet diminum dengan air putih
Kalk 500 mg : XIV 1x1 tablet diminum dengan air putih

31

Fe dan Vit. C diminum pada pagi hari dan malam hari, sedangkan Kalk
diminum pada pagi hari.
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi yaitu pada
tanggal 16 Juni 2014.
8. Melakukan dokumentasi.

VII. EVALUASI
1. Ibu paham dengan kondisinya saat ini.
2. Ibu mengerti tentang keluhannya.
3. Ibu paham tentang nutrisi untuk ibu hamil.
4. Ibu bersedia untuk istirahat cukup.
5. Ibu bersedia untuk rutin cek Hb.
6. Terapi obat telah diberikan.
7. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi.
8. Tindakan telah didokumentasikan.

















32

BAB IV
PEMBAHASAN

Manejemen kebidanan adalah suatu metode proses berpikir yang logis
dan sistematis. Istilah manejemen kebidanan digunakan untuk memberikan
bentuk khusus dari proses yang dilakukan oleh bidan di dalam suatu asuhan
atau pelayanan kebidanan (DepKes, 2003). Pengertian tersebut sejalan dengan
manajemen asuhan kebidanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas Samigaluh I yang memberikan pelayanan dengan metode berfikir
dan bertindak tepat secara logis tentang asuhan akan yang diberikan. Hal
terlihat dari tindakan segera yang diberikan kepada pasien dengan anemia
yaiyu pemberian tablet Fe dan rutin melakukan cek Hb.
Dalam menyajikan asuhan kebidan yang diberikan, penulis menyajikan
dalam bentuk Varney, sesuai dengan teori Varney (1997) meliputi
pengumpulan data dasar yang terdiri dari data subyektif dan obyektif;
interpretasi data yang terdiri dari diagnose kebidanan, masalah serta
kebutuhan; diagnosa potensial; antispasi masalah; perencanaan; pelaksanaan
dan evaluasi.
Sebelum melakukan asuh kebidanan kepada pasien, terlebih dahulu
melihat data subyektif dan obyektif. Data subyektif yaitu berdasarkan hasil
anamnesa kepada pasien seperti identitas, keluhan, riwayat menstruasi,
pernikahan, obstetrik, kontrasepsi, riwayat kesehatan, pola kebutuhan sehari-
hari, dll. Data subyektif membantu dalam menegakkan diagnosa yaitu keluhan
utama pasien, Ny. R mengeluh cepat lelah, pusing, mudah mengantuk, dan
nafsu makan berkurang. Menurut Manuaba (2009) penegakkan diagnosis juga
dilakukan dengan anamnesa yaitu pasien mengeluh cepat lelah, pusing, mudah
mengantuk, dan nafsu makan berkurang. Menurut Soebroto (2010) keluhan
yang dialami oleh pasien ini termasuk dalam anemia.
Dari data obyektif sendiri didapatkan hasil yaitu muka pucat, konjungtiva
anemis, bibir pucat, serta tekanan darah masih dalam batas normal. Ini
merupkan tanda dari anemia. Hal ini didukung oleh pendapat Price (2005) yang

33

mengemukakan bahwa tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia
adalah pucat. Keadaan ini umumnya diakibatkan dari berkurangnya volume
darah, berkurangnya hemoglobin, dan vasokonstriksi untuk memaksimalkan
pengiriman O
2
ke organ-organ vital. Bantalan kuku, telapak tangan dan
membrane mukosa mulut serta konjungtiva merupakan indikator yang lebih
baik untuk menilai pucat.
Pada pemeriksaan penunjang diperoleh kadar Hb Ny. R 8,4gr%.
Pemeriksaan kadar Hb sangat membantu dalam penegakan diagnosa anemia.
Pemeriksaan kadar Hb ini dilakukan pada saat trimester III. Hal ini sesuai
pendapat Saifuddin (2002) bahwa pemeriksaan darah dilakukan minimal 2 kali
selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan melihat
hasil anamnese dan pemeriksaan fisik maka diagnosa dapat dipastikan
dengan pemeriksaan kadar Hb (Safiuddin, 2002).
Ny. R termasuk dalam kategori anemia ringan, ini didasarkan pada
pendapat Soebroto (2010) yaitu jika kadar Hb dalam darah antara 10 gr%
sampai 8 gr% maka disebaut dengan anemia ringan
Patofisiologi dari anemia ini akan menyebabkan hemodilusi
(pengenceran darah), kemungkinan hemodilusi ini terjadi sampai pada
Trimester III. Seperti yang dijelaskan oleh Sarwono (2009) yaitu hemodilusi
(pengenceran darah) terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil
berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan
anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%.
Selain pada saat kehamilan, anemia sendiri akan mempengaruhi pada
saat persalinan, nifas, dan berpengaruh pada janin. Pada saat kehamilan akan
menyebabkan terjadinya infeksi, persalinan prematurus. Saat persalinan,
anemia juga akan mempengaruhi kekuatan ataupun menyebabkan atonia uteri.
Pengaruh anemia dalam nifas yaitu perdarahan post partum, infeksi dan
pengeluaran ASI berkurang. Dan pada janin akan menyebabkan BBLR, cacat
bawaan, serta menghambat pertumbuhan janin (Manuaba, 2009).

34

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan tersebut, Puskesmas
Samigaluh 1 melakukan beberapa tindakan pada Ny. R. Menjelaskan KIE
tentang nutrisi untuk ibu hamil terutama pada ibu hamil dengan anemia ibu
harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat,
protein dan tambahan vitamin dan mineral. Untuk ibu hamil dengan anemia,
ibu harus mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti
kacang-kacangan, hati ayam, sayuran hijau seperti kangkung, daun pepaya, dan
bayam, setra menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi
aktifitasnya. Seperti yang dijelaskan oleh Waryana (2010) bahwa Makan-
makanan yang bergizi dan banyak mengandung Fe, misalnya daun pepaya,
kangkung, daging sapi, hati ayam, dan susu.
Perencanaan lain yaitu menganjurkan ibu untuk rutin melakukan cek Hb
untuk mengetahui kondisinya. Pendapat Saifuddin (2002) pemeriksaan kadar
Hb dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan
trimester III. Di puskesmas Samigaluh, pemeriksaan Hb dilakukan pada
Trimester I dan III, namun pada ibu hamil dengan anemia pemeriksaan ini
dilakukan secara rutin agar antisipasi bisa dilakukan segara.
Selain itu, Ny. R juga diberikan terapi obat yaitu Fe 60 mg (XIV) 1x1
tablet diminum dengan air putih, Vit.C 100 mg (XIV) 1x1 tablet diminum
dengan air putih, Kalk 500 mg (XIV) 1x1 tablet diminum dengan air putih. Fe
dan Vit. C diminum pada pagi hari dan malam hari, sedangkan Kalk diminum
pada pagi hari.
. Menurut analisis kami, Fe digunakan untuk menambah kadar
hemoglobin dalam tubuh ibu sedangkan Vit. C berguna untuk membantu
penyerapan Fe dalam makanan yang dimakan ibu hamil, sehingga diharapkan
kadar anemia dalam darah dapat segera naik. Sedangkan kalk berguna untuk
pertumbuhan tulang dan gigi janin. Jika tubuh ibu hamil tidak memiliki
persediaan yang cukup untuk kalsium, maka untuk janin akan mengambil
kalsium dari tulang ataupun gigi ibu. Untuk menghindari hal tersebut, maka
Ny. R diberikan terapi Kalk. Seperti pendapat dari Arisman (2004) bahwa pada
kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga

35

diperlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat per oral sekali
sehari. Di dalam kemasan SF yang ada di puskesmas sudah ada kandungan
asam folatnya senilai 0,25 mg. Jadi, terapi yang diberikan di Puskesmas
Samigaluh 1 kombinasi dari 60 mg Fe dan asam folat 0,25 mg, Kalk 500 mg,
dan Vit. C 100 mg. Asam folat juga diberikan pada saat Trimester I untuk
pertumbuhan otak janin. Selain itu Waryana (2010) juga berpendapat bahwa
pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali
selama hamil untuk mendapatkan Tablet Besi (Fe) dan vitamin yang lainnya
pada petugas kesehatan.
Selanjutnya menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang satu minggu lagi
untuk mengetahui kondisi ibu. Dan yang tidak kalah penting adalah
dokumentasi untuk setiap tindakan dan hasil tindakan yang telah diberikan
berfungsi untuk memantau keadaan dan perkembangan pasien dan sebagai
sarana evaluasi bagi tenaga kesehatan untuk menentukan tindakan medis
selanjutnya.

















36

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan teori dan kasus pada Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Patologi Ny. R Umur 26 Tahun G
1
P
0
A
0
UK
33
+5
Minggu Dengan Anemia Ringan Di Puskesmas Samigaluh 1, dapat
kami simpulkan bahwa:
1. Manajemen kebidanan yang diberikan di Puskesmas Samigaluh 1
telah dilakukan dengan baik, walaupun ada kesenjangan dengan teori,
namun kesenjangan tersebut membuat asuhan yabg diberikan menjadi
lebih baik lagi.
2. Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. R sudah sesuai dengan
kebutuhan.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan bisa lebih aktif mempelajari dan
meningkatkan pengetahuan tentang ibu hamil dengan anemia serta
menambah ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan.
2. Bagi Instansi
Diharapkan bisa menambah referensi yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan .
3. Bagi Puskesmas
Bagi Puskesmas Samigaluh 1, pelanyanannya akan semakin
meningkan dan menjadi lebih baik lagi dalam memberikan asuhan
kebidanan.





37

DAFTAR PUSTAKA

Arisman MB, 2004, Gizi Daur Kehidupan Penerbit Buku Kedokteran EGG,
Jakarta
Marmi, dkk, 2011, Asuhan Kebidanan Patologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Prawirohardjo, Sarwono, 2004, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirahardjo, Jakarta
Saifuddin, Abdula Bari, dkk, 2001, Buku Acuan Pelayanan, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirahardjo, Jakarta
Saifudin, A.B, 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo, Jakarta
Varney, S, 2000, Buku Saku Bidan Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta
Waryana, 2010, Gizi Reproduksi, Pustaka Rihama, Yogyakarta
Wiknjosastro Hanifa, 2000, llmu Kebidanan Edisi 3, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirahardjo, Jakarta
Wiknjosastro Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan Edisi 3, Yayasan Bina Putaka
Sarwono Prawirahardjo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai