12 INDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT (KEMENKES)
RUMAH SAKIT UMUM “MEDICAL MANDIRI” PACITAN
1. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Nama Indikator Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway.
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway adalah kepatuhan para staf medis/DPJP dalam menggunakan Clinical Pathway Definisi untuk memberikan asuhan klinis pasien secara operasional terstandarisasi dan terintegrasi sehingga dapat meminimalkan adanya variasi proses asuhan klinis. Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan Pasien Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis, mengurangi risiko proses asuhan klinis, mengurangi adanya variasi asuhan klinis, dan memberikan asuhan klinis yang Tujuan tepat waktu serta menggunakan sumber daya yang efisien dan konsisten sehingga menghasilkan mutu pelayanan yang tinggi dengan menggunakan praktik klinik yang berbasis bukti. Dasar pemikiran/ SNARS edisi 1 literature Numerator - Denumerator - Evaluasi atau cara penilaian penerapan Clinical Pathway adalah : 1. Dilakukan audit Clinical Pathway berupa kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan pelaksanaan asuhan klinis (indikator proses) dan Formula terhadap lama hari perawatan/LOS (indikator output). Kepatuhan diukur dengan ketepatan LOS sesuai CP pada kasus tanpa varian tambahan. 2. Dokumen Clinical Pathway diintegrasikan pada berkas Rekam Medis. Metodologi Sensus harian pengumpulan data Cakupan data Data rekam medis Frekuensi 1 bulan sekali pengumpulan data Periode analisa 3 bulan sekali Metodologi analisa Analisis prosentasi data Sumber data Rekam Medis Wilayah Rekam Medis dan Rawat Inap pengamatan Penanggung jawab Kepala bidang pelayanan medis pengumpul data Rapat koordinasi bulanan direktur dengan semua kabid, Publikasi data ka.ins, ka.komite dan kanit Ada 5 CP KSM bedah sudah terimplementasikan terintegrasi dalam berkas Rekam Medis serta sudah dievaluasi, da nada 5 Standar CP KSM non bedah sudah terimplementasikan terintegrasi dalam berkas Rekam Medis serta sudah dievaluasi. 2. Kepatuhan Cuci Tangan SKP 5. Kepatuhan cuci tangan (hand hygiene) 6 langkah dan 5 moment dokter Spesialis Saat visite di ruang ranap
Kepatuhan cuci tangan (hand hygiene) 6 langkah dan 5
Nama Indikator moment dokter Spesialis saat visite di ruang ranap Definisi operasional Kebersihan tangan / hand hygine adalah segala usaha yang dilakukan untuk membersihan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan pengangkatan mikroorganisme transien dari tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir/ hand wash dan atau dengan cairan berbasis alcohol / handcrub dengan menggunakan 6 langkah (WHO, 2009). Audit kebersihan tangan adalah kepatuhan petugas melakukan kebersihan tangan sesuai indikasi dari WHO, yaitu sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan invasive dan aseptic, setelah kontak dengan cairan tubuh dan setelah kontak dengan lingkungan dan 6 tahap teknik melakukan kebersihan tangan. 5 indikasi kebersihan tangan : 1. Sebelum kontak dengan pasien meliputi sebelum masuk ruangan. 2. Kontak dengan pasien meliputi : menyentuh tubuh/pakaian pasien 3. Prosedur asptik, contoh : tindakan transfuse, perawatan luka, kateter urine, suctioning, perawatan daerah pemasangan dan tindakan invasive contohnya pemasangan kateter intravena (vena pusat / vena perifer) dan kateter arteri. 4. Cairan tubuh pasien seperti : muntah, darah, nanah, urine, feces, produksi drain dll. 5. Menyentuh lingkungan meliputi: menyentuh tempat tidur pasien atau linen yang terpasang ditempat tidur, alat-alat disekitar pasien atau peralatan lain yang digunakan pasien, kertas / lembar untuk menulis yang ada disekitar pasien. Catatan : Sebelum dan setelah melepaskan sarung tangan 6 langkah tekhnik mencuci tangan sesuai dengan WHO 1. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua telapak tangan 2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya. 3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari 4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci 5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya. 6. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya Program Peningkatan Mutu Rumah Sakit dan Pengendalian Pencegahan Infeksi di instalasi rawat inap. Dimensi mutu Keselamatan, ketepatan, kewaspadaan Tujuan Menghasilkan angka kepatuhan cuci tangan, menurunkan biaya perawatan, mencegah kerugian RS dan pasien Dasar SNARS Edisi 1 pemikiran/literature WHO Guidelines for hand hygiene 2008, buku pedoman dan pengendalian infeksi RS tahun 2011, buku pedoman kemenkes 2011 mengenai Surveilans infeksi Rumah Sakit, Center for Healthcare Related Infection surveilans and prevention Numenator Kebersihan tangan dokter Spesialis saat visite yang dilakukan sesuai dengan 5 indikasi denominator Total kesempatan melakukan kebersihan tangan dokter spesialis saat visit sesuai dengan 5 indikasi Formula Kebersihan tangan dokter Spesialis saat visite yang dilakukan sesuai dengan 5 indikasi + total kesempatan melakukan kebersihan tangan sesuai dengan 5 indikator x 100% Metode Sensus harian pengumpulan data Cakupan data Data ruang rawat inap Frekuensi 1 bulan sekali pengumpulan data Frekuensi analisis 3 bulan sekali data Metodologi analisis Analisis prosentase dan trend kejadian data Sumber data Catatan data observasi (Formulir Audit Kebersihan Tangan) instalasi rawat inap Wilayah Tim PPI, ka.unit rawat inap, PIC dan mutu rawat inap pengamatan Publikasi data Rapat koordinasi direktur dengan kabid, kains, kanit Standard 100% 3. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional IAM 1. Ketersediaan Obat Untuk Pasien Rawat Inap
Nama Indikator Ketersediaan Obat Untuk Pasien Rawat Inap
Definisi Obat yang dapat dilayani oleh farmasi rawat inap
operasional Tujuan Agar pasien mendapatkan pelayanan yang maksimal Dasar pemikiran Review sistem pengadaan di rumah sakit Numerator Semua resep rawat inap yang dapat terlayani dalam 1 bulan Denominator Jumlah resep rawat inap yang dapat terlayani oleh farmasi dalam 1 bulan Formula Jumlah resep rawat inap yang dapat terlayani dalam 1 pengukuran bulan/ jumlah total resep rawat inap dalam 1 bulan X 100% Metodologi Studi Dokumen pengumpulan data Cakupan data Jenis obat yang dicopy Frekuensi Tiap bulan pengumpulan data Frekuensi analisa Per 3 bulan Data Metodologi analisa Perpaduan antara analisa kualitatif dan kuantitatif data Sumber data Jumlah obat yang dicopy Penanggung jawab Apoteker penanggung jawab unit dan asisten Apoteker pengumpul data
Publikasi data Internal
Standar 100% 4. Penundaan Operasi Elektif Waktu Tunggu Operasi Elektif
Nama Indikator Waktu Tunggu Operasi Elektif < 2 hari
Definisi Waktu Tunggu Operasi Elektif adalah tenggang waktu mulai
operasional dokter memutuskan untuk operasi yang terencana sampai dengan operasi mulai dilaksanakan Program PMKP di instalasi Kamar Bedah Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan antrian pelayanan bedah Dasar pemikiran / SPM RS tahun 2008 dan SNARS edisi 1 literature Numerator Jumlah waktu tunggu operasi yang terencana < 2 hari dari seluruh pasien yang dioperasi efektif dalam satu bulan Denumerator Jumlah seluruh pasien yang dioperasi terencana dalam satu bulan Formula Jumlah waktu tunggu operasi yang terencana < 2 hari dalam satu bulan dibagi jumlah seluruh pasien yang dioperasi terencana dalam satu bulan dikali 100% Metodologi Sensus harian pengumpulan data Cakupan data Kamar operasi Frekuensi 1 bulan sekali pengumpulan data Periode analisa 3 bulan sekali Metodologi analisa Analisis prosentasi data Sumber data Rekam Medis Wilayah Instalasi kamar bedah pengamatan Penanggung jawab Kepala Instalasi kamar bedah pengumpul data Publikasi data Rapat koordinasi Standar 100 % 5. Waktu Tunggu Rawat Jalan Waktu Tunggu Rawat Jalan
Nama Indikator Waktu Tunggu di Rawat Jalan
Definisi Waktu Tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien
operasional mendaftar sampai dilayani oleh dokter spesialis Program Peningkatan mutu di unit rawat jalan Dimensi mutu Akses Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja sesuai jadwal di rumah sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien Dasar pemikiran/ SPM RS tahun 2008 dan SNARS edisi 1 literature Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey (setiap pasien no urut 1) Denumerator Jumlah seluruh pasien yang disurvey Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey (setiap pasien no urut 1) dibagi jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey Metodologi Sensus harian pengumpulan data Cakupan data Data rawat jalan Frekuensi 1 bulan sekali pengumpulan data Periode analisa 3 bulan sekali Metodologi analisa Analisis prosentasi dan trend kejadian data Sumber data Sensus rawat jalan Wilayah Unit Rawat Jalan pengamatan Penanggung jawab Kepala Unit Rawat Jalan / PIC data unit rawat jalan pengumpul data Publikasi data Rapat koordinasi bulanan direktur dengan kabid, kains, kanit Standar < 60 menit 6. Ketepatan Jam Visite Dokter Spesialis Visite Dokter Spesialis antara pukul 08.00-18.00 WIB
Nama Indikator Visite Dokter Spesialis antara pukul 08.00-18.00 WIB
Definisi Visite Dokter Spesialis yang dilakukan antara pukul 08.00-
operasional 18.00 WIB diruang rawat inap Program Peningkatan mutu RS di Instalasi Rawat Inap Dimensi mutu Kenyamanan Tujuan Mengetahui jam visite dokter spesialis Dasar pemikiran/ SPM RS tahun 2008 dan SNARS edisi 1 literature Numerator Jumlah hari dokter spesialis visite pasien rawat inap antara pukul 08.00-18.00 WIB Denumerator Total hari dokter spesialis visite dalam satu bulan Formula Jumlah hari dokter spesialis visite pasien rawat inap antara pukul 08.00-18.00 WIB + Total hari dokter spesialis visite dalam satu bulan X 100% Metodologi Sensus harian pengumpulan data Cakupan data Data ruang rawat inap Frekuensi 1 bulan sekali pengumpulan data Periode analisa 3 bulan sekali Metodologi analisa Analisis prosentasi data Sumber data Rekam Medis Wilayah Instalasi rawat inap pengamatan Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap dan PJ pengumpul data Rawat pengumpul data inap Publikasi data Rapat koordinasi direktur dengan kabid, kains, kanit Standar 100 % 7. Kepuasan Pasien dan Keluarga (IAM 5) Tingkat Kepuasan Pasien diruang Rawat Inap
Nama Indikator Tingkat kepuasan pasien diruang rawat inap
Definisi Tingkat kepuasan pasien adalah pernyataan puas oleh pasien
operasional yang dirawat inap minimal 3 hari melalui form survey terhadap pelayanan rawat inap terkait SDM, sarana prasarana, kecepatan dan empati. Pasien yang dimaksud adalah pasien yang telah dirawat inap minimal 3 hari, tanpa diet khusus dan pulang hidup Program Peningkatan mutu RS Dimensi mutu 1. REALIBITY (KEHANDALAN) : kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan dengan tepat. 2. ASSURANCE (JAMINAN) : Kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan sehingga dipercaya. 3. TANGIBLE (BUKTI LANGSUNG) : Ketersediaan sarana dan fasilitas fisik yang dirasakan fisik langsung. 4. EMPATHY (EMPATI) : membina hubungan perhatian, memahami kebutuhan konsumen. 5. RESPONSIVENESS (TANGGAP) : petugas memberikan pelayanan dengan cepat Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan ruang rawat inap Dasar pemikiran/ SNARS edisi 1 literature Standard Pelayanan Minimal Rumah Sakit Tahun 2008 Numerator Jumlah pasien survey yang member nilai puas dan dirawat inap > 3 hari dalam 1 bulan Denumerator Jumlah pasien survey yang dirawat inap > 3 hari dalam 1 bulan (n=50) Formula Jumlah pasien survey yang member nilai puas dan dirawat inap > 3 hari dalam 1 bulan dibagi Jumlah pasien survey yang dirawat inap > 3 hari dalam 1 bulan (n=50) X 100% Metodologi Sensus harian pengumpulan data Cakupan data Data rawat inap Frekuensi Harian pengumpulan data Periode waktu 1 bulan laporan Frekuensi analisa 3 bulan data Metodologi analisa Analisis prosentasi data Sumber data Survey kepuasan pasien Wilayah Instalasi rawat inap pengamatan Penanggung jawab Kepala unit rawat inap/PIC data unit rawat inap pengumpul data Publikasi data Rapat koordinasi bulanan direktur kengan kabid, kains, kanit Standar 80% 8. Emergency Respon Time Kecepatan pelayanan dokter di Instalasi gawat darurat (IGD)
Nama Indikator Kecepatan pelayanan dokter di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Definisi Kecepatan pelayanan dokter di gawat darurat adalah operasional kecepatan pasien dilayani sejak pasien dating sampai mendapatkan pelayanan dokter Program Peningkatan mutu dan keselamatan pasien di unit IGD Dimensi mutu Peningkatan mutu dan keselamatan pasien Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsive dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat Dasar pemikiran/ SMPM RS 2008 dan SNARS EDISI 1 literature Numerator Jumlah pasien yang disampling secara acak dilayani dokter < 5 menit Denumerator Jumlahseluruh pasien yang disampling (minimal n=50) Formula Jumlah pasien yang disampling secara acak dilayani dokter < 5 menit dibagi Jumlahseluruh pasien yang disampling (minimal n=50) dikali 100% Metodologi Sensus harian pengumpulan data Cakupan data Data pasien IGD Frekuensi 1 Bulan sekali pengumpulan data Periode analisa 3 Bulan sekali Metodologi analisa Analisis prosentasi data Sumber data Sampel, Rekam Medis Wilayah IGD pengamatan Penanggung jawab Kepala unit IGD dan PIC data mutu IGD pengumpul data Publikasi data Rapat koordinasi bulanan direktur kengan kabid, kains, kanit Standar 100 % 9. Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
Nama Indikator Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium < 30 menit
Definisi Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium adalah waktu
operasional pelapor hasil pemeriksaan laboratorium yang memerlukan penanganan segera dan harus segera dilaporkan kepada DPJP/Dokter bangsal/perawat (untuk segara disampaikan ke DPJP/Dokter bangsal). < 30 menit Program Peningkatan mutu dan keselamatan pasien di laboratorium Dimensi mutu Safety Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium Dasar pemikiran/ Standar Pelayanan Minimal RS 2008, SNARS EDISI 1, literature permenkes NO 43 Tahun 2013 tentang penyelenggara laboratorium yang baik Numerator Jumlah seluruh hasil tes laboratorium yang dilaporkan < 30 menit dalam 1 bulan Denumerator Jumlah seluruh hasil tes laboratorium dalam 1 bulan Formula Jumlah seluruh hasil tes laboratorium yang dilaporkan < 30 menit dalam 1 bulan dibagi Jumlah seluruh hasil tes laboratorium dalam 1 bulan X 100% Metodologi Sensus harian pengumpulan data Cakupan data Data laboratorium Frekuensi 1 Bulan sekali pengumpulan data Periode analisa 3 Bulan sekali Metodologi analisa Analisis prosentase dan trend kejadian data Sumber data Sensus harian/ lembar pantau. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat setiap hasil tes kritis laboratorium Wilayah Laboratorium pengamatan Penanggung jawab Kepala unit laboratorium pengumpul data Publikasi data Rapat koordinasi bulanan direktur kengan kabid, kains, kanit Standar 100 % 10. Pencegahan Cedera Akibat Pasien Jatuh Pelaksanaan reasesment risiko jatuh grading sedang dan tinggi di instalasi Rawat Inap
Nama Indikator Pelaksanaan reasesment risiko jatuh grading sedang dan
tinggi di instalasi Rawat Inap Definisi Reasesment risiko jatuh adalah penilaian ulang risiko jatuh operasional pada pasien rawat inap untuk pasien assessment awal risiko jatuh kategori sedang dan tinggi. Pelaksanaan reasesment risiko jatuh ini dipantau untuk petugas kesehatan yang berada diruang rawat inap Program Peningkatan mutu RS Dimensi mutu Safety Tujuan Untuk mengurangi jumlah pasien jatuh Dasar pemikiran/ SNARS EDISI 1 literature Numerator Jumlah pasien rawat inap yang dilakukan reasesment risiko jatuh untuk pasien assessment awal risiko jatuh kategori sedang dan tinggi dalam 1 bulan Denumerator Jumlah seluruh pasien rawat inap assessment awal risiko jatuh kategori sedang dan tinggi dalam 1 bulan Formula Jumlah pasien rawat inap yang dilakukan reasesment risiko jatuh untuk pasien assessment awal risiko jatuh kategori sedang dan tinggi dalam 1 bulan + Jumlah seluruh pasien rawat inap assessment awal risiko jatuh kategori sedang dan tinggi dalam 1 bulan X 100% Metodologi Sensus harian pengumpulan data Cakupan data Data Rawat Inap tentang IKP Frekuensi 1 Bulan sekali pengumpulan data Periode analisa 3 Bulan sekali Metodologi analisa Analisis prosentase dan trend kejadian data Sumber data Sensus harian mutu rawat inap Wilayah Instalasi Rawat Inap pengamatan Penanggung jawab Kepala unit rawat inap/PIC data mutu rawat inap pengumpul data Publikasi data Rapat koordinasi bulanan direktur kengan kabid, kains, kanit Standar 100 % 11. Kepatuhan Identifikasi Pasien SKP 1. Specimen diberi label dengan dua tanda pengenal
Nama Indikator Specimen diberi label dengan dua tanda pengenal
Definisi Pemeriksaan di laboratorium baik itu berupa darah, faeces,
operasional air ludah, pus, organ tubuh dll harus diberi label dengan 2 tanda pengenal (Nama dan No. Rekam Medis) Specimen diberi label specimen adalah semua bahan atau materi yang akan dilakukan dengan 2 tanda pengenal ini dipantau untuk petugas kesehatan yang berada diruang perawatan 1 Program Keselamatan pasien Dimensi mutu Responsive (daya tanggap) yaitu kesediaan para staf untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat Tujuan Untuk memperoleh angka kepatuhan petugas dalam menerapkan identifikasi pasien pada specimen yang akan dilakukan pemeriksaan Dasar pemikiran/ SNARS EDISI 1 literature Numerator Jumlah specimen yang dikirim menggunakan minimal 2 identitas pasien Denumerator Jumlah semua specimen yang diperiksa Formula Jumlah specimen yang dikirim menggunakan minimal 2 identitas pasien + Jumlah semua specimen yang diperiksa X 100% Metodologi Sensus harian pengumpulan data Cakupan data Specimen laboratorium Frekuensi 1 Bulan sekali pengumpulan data Periode analisa 3 Bulan sekali Metodologi analisa Analisis prosentase dan trend kejadian data Sumber data Data survey inklusi : semua specimen untuk pemeriksaan laboratorium Eksklusi : Wilayah laboratorium pengamatan Penanggung jawab Kepala unit laboratorium pengumpul data Publikasi data Rapat koordinasi bulanan direktur kengan kabid, kains, kanit Standar 100 % 12. Kecepatan respon terhadap complain
Nama Indikator Kecepatan respon terhadap komplain
Definisi Kecepatan respon terhadap complain adalah kecepatan RS
operasional dalam menanggapi complain baik tertulis, lisan, atau melalui masa media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko dengan penetapan grading/dampak risiko berupa ekstrim (merah), tinggi (kuning), rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut atas respon time complain tersebut sesuai dengan kategori/grading/dampak risiko. 1. Warna merah : Cenderung dengan polisi, pengadilan, kematian, mengancam system/kelangsungan organisasi, potensi kerugian materiil, dll. 2. Warna kuning : Cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian materi, dll. 3. Warna hijau : Tidak menimbulkan kerugian berarti baik materi maupun inmateri. Kriteria penilaian : a. Melihat data rekapitulasi complain yang dikategorikan merah, kuning, hijau. b. Melihat data tindak lanjut complain setiap kategori yang dilakukan dalam kurun waktu sesuai standard. c. Membuah presentase jumlah complain yang ditindaklanjuti terhadap seluruh complain disetiap kategori : 1) Komplain kategori merah (KKM) ditanggapi dan ditindak lanjuti maksimal 1 x 24 jam 2) Komplain kategori kuning KKK) ditanggapi dan ditindak lanjuti maksimal 3 hari 3) Komplain kategori hijau (KKH) ditanggapi dan ditindak lanjuti maksimal 7 hari Program Peningkatan mutu RS Dimensi mutu Efektifitas dan mutu pelayanan Tujuan Terwujudnya kepuasan pelanggan Dasar pemikiran/ SNARS Edisi 1, kamus indikator kinerja RS dan balai dirjen literature BUK Kemenkes Numerator KKM + KKK + KKH (%) Denumerator 3 Formula (KKM + KKK + KKH) (%) : 3 Metodologi Survey, sensus pengumpulan data Cakupan data Data komplain Frekuensi 1 Bulan sekali pengumpulan data Periode analisa 3 Bulan sekali Metodologi analisa Analisis prosentase dan trend kejadian data Sumber data Sensus harian mutu rawat inap Wilayah Instalasi Rawat Inap pengamatan Penanggung jawab Kepala unit rawat inap/PIC data mutu rawat inap pengumpul data Publikasi data Rapat koordinasi bulanan direktur kengan kabid, kains, kanit Standar 100 %