Anda di halaman 1dari 71

PROPOSAL

PENGABDIAN MASYARAKAT DI DUSUN PAYAMAN UTARA DAN


PAJIMATAN GIRIREJO IMOGIRI BANTUL
Disusun dalam rangka
Praktik Kebidanan Komunitas

DOSEN PENDAMPING:
1. Istri Bartini, MPH
2. Retno Heru S, MPH
3. Yuni Fitriana M.H.Kes
4. Era Revika M.Kes
5. Cahyaning S. H. M.kes

NAMA MAHASISWA:
1. Wulan Cahya Sari (120191) 13. Sri Rahayuningtyas (120223)
2. Mutia Latifah Lestari (120197) 14. Dwi Saraswati (120271)
3. Agnes Diyani Mulyasari (120207) 15. Anastasia Kathya R (120236)
4. Fitria Rizki Prasanti (120217) 16. Siti Azizah (120239)
5. Nurohmah Dwi Astuti (120218) 17. Ulya Septiana (120241)
6. Winda Tri Utami (120219) 18. Annur Kurnia Putri (120242)
7. Karolina Ndai (120246) 19. Theresia Rambu Leki (120194)
8. Dyah Ayu Fitriani (120251) 20. Dyah Laela Nuraeni (120204)
9. Maria Yosefina Wika K (120193) 21. Rizky Amalia Widayanti (120211)
10. Satimah (120205) 22. Izza Mufida (120224)
11. Mitha Puspita Dewi (120214) 23. Dewa Ayu Putu A. S. P (120234)
12. Novitasari C. K (120221) 24. Pramisti Tiara Maulidina(120248)
25. Indah Widi Astutik (120257)
AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
OKTOBER 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan proposal pengabdian masyarakat ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Henri Soekirdi M. Kes selaku direktur Akademi Kebidanan
Yogyakarta
2. Lurah Desa Girirejo beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk melakukan berbagai kegiatan di wilayah kerjanya.
3. Seluruh perangkat Desa Girirejo
4. Seluruh Pembimbing Akademik Dusun V
5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan doa dalam kelancaran
penyusunan proposal ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa proposal ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran,
dan evaluasi untuk perbaikan proposal selanjutnya.

Yogyakarta, 05 Oktober 2014

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Pendataan
A. Hasil Pendataan
B. Prioritas Masalah
BAB IV Metode Kegiatan
A. Kerangka Pemecahan masalah
B. Rencana Kegiatan
C. Rancangan Evaluasi (proses, hasil)
D. Organisasi Pelaksana
E. Rencana Anggaran
Daftar Pustaka
Lampiran
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengabdian Masyarakat Di Dusun Payaman Utara


dan Pajimatan Girirejo Imogiri Bantul
Dosen Pendamping : 1. Istri Bartini, MPH
2. Retno Heru S, MPH
3. Yuni Fitriana M.H.Kes
4. Era Revika M.Kes
5. Cahyaning S. H. M.Kes
Ketua Pelaksana
a. Nama : Indah Widi Astutik
b. NIM : 120257
c. Perguruan Tinggi : Akademi Kebidanan Yogyakarta
Jumlah pelaksana : 25 Mahasiswa
Nama Anggota pelaksana : 1. Wulan Cahya Sari
2. Mutia Latifah Lestari
3. Agnes Diyani Mulyasari
4. Fitria Rizki Prasanti
5. Nurohmah Dwi Astuti
6. Winda Tri Utami
7. Karolina Ndai
8. Dyah Ayu Fitriani
9. Maria Yosefina Wika K
10. Satimah
11. Mitha Puspita Dewi
12. Novitasari C. K
13. Sri Rahayuningtyas
14. Dwi Saraswati
15. Anastasia Kathya R
16. Siti Azizah
17. Ulya Septiana
18. Annur Kurnia Putri
19. Theresia Rambu Leki
20. Dyah Laela Nuraeni
21. Rizky Amalia Widayanti
22. Izza Mufida
23. Dewa Ayu Putu A. S. P
24. Pramisti Tiara M
25. Indah Widi Astutik
Waktu Kegiatan : 4-18 Oktober 2014
Bentuk kegiatan : 1. Penyuluhan deteksi dini ca cervix dan ca
mammae
2. Penyuluhan tentang KRR
3. Pendampingan untuk little midwife
4. Penyuluhan tentang KB
5. Penyuluhan tentang pengelolaan sampah

Sifat kegiatan : Pengabdian Kepada Masyarakat


Sumber Dana : Dana Institusi : Rp. 1.000.000,00
Total dana : Rp. 1.000.000,00

Ketua Pelaksana Yogyakarta, 7 Oktober 2014


Sekretaris

Indah Widi Astutik Rizky Amalia Widayanti


NIM. 120257 NIM. 120211

DosenPendamping: Tanda Tangan


1. Istri Bartini, MPH 1. ………………………………..
NIDN. 0509047603
2. Retno Heru S, MPH 2. ………………………………..
NIDN. 0528017501
3. Yuni Fitriana M.H.Kes 3..............................................
NIDN. 0529068401
4. Era Revika M.Kes 4. .............................................
NIDN. 1120028601
5. Cahyaning S. H.M.Kes 5. .............................................
NIDN.

Menyetujui,
Kepala BPPKM

Nining Tunggal Sri Sunarti, SKM, MPH


NIDN. 0529057902
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Millenium Development Goals (MDGs) merupakan paradigm
pembangunan global yang mempunyai delapan tujuan dengan delapan belas
sasaran. Delapan tujuan tersebut adalah; 1). Menanggulangi kemiskinan dan
kelaparan, 2). Mencapai pendidikan dasar untuk semua, 3). Mendorong
kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan, 4). Menurunkan angka
kematian anak, 5). Meningkatkan kesehatan ibu, 6). Memerangi HIV/AIDs,
malaria dan penyakit menular lainnya, 7). Memastikan kelestarian lingkungan
hidup dan 8).
Membangun kemitraan global untuk pembangunan. Penyediaan air
bersih dan sanitasi merupakan bentuk dari tujuan yang ketujuh dari MDGs
yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Selain itu, sasaran yang
berkaitan dengan penyediaan air bersih dan sanitasi adalah sasaran ke sepuluh.
Sasaran tersebut membahas tentang penurunan sebesar separuh proporsi
penduduk yang tidak memiliki akses terhadap sumber air minum yang aman
dan berkelanjutan pada tahun 2015 (UNDP, 2004).
Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development
Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia Sehat2010. Sasaran MDGs
memiliki indikator dan waktu pencapaian. Sasaran MDGs ini bisa dijadikan
slogan “Indonesia Sehat di tahun 2015” sebagai pengganti slogan sebelumnya.
Pada visi Indonesia mempunyai delapan sasaran MDGs salah satunya target
untuk 2015 adalah menghentikan pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria
dan penyakit beratlainnya (Kemkes,2010)
Kebidanan Komunitas adalah pelanyanan yang dilakukan bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga
dan masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelanyanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
perencanaan, dan evaluasi pelanyanan kebidanan (Pudiastuti, 2011).
Berbagai peran yang dilakukan oleh bidan dalam pelanyanan
komunitas seperti tenaga kesehatan lainnya bidan dapat berperan sebagai
pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Sebagai pengelola bidan
memimpin masyarakat.Disamping mendidik bidan di komunitas dapat
berperan sebagai penyuluh dan penasehat atau konselor.Upaya tersebut
dilakukan untuk mewujudkan MDG’s yakni tercapainya Indonesia Sehat 2015
dan suatu derajat kesehatan yang optimal yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial maupun ekonomi.
Sasaran dalam kebidanan komunitas sendiri terdiri dari keluarga dan
masyarakat yang di dalamnya ibu, bayi, balita, remaja, dan juga lansia.Di
dalam masyarakat ataupun keluarga terdapat berbagai macam masalah
kesehatan baik itu yang berkaitan dengan kebidanan ataupun masalah
kesehatan lainnya.Masalah yang berkaitan dengan kebidanan tersebut
diantaranya gizi buruk pada balita, ibu hamil, bersalin, nifas, serta
KB.Sedangkan masalah yang berkaitan dengan kesehatan contohnya
kesehatan lingkungan.
Hasil pendataan dan pengkajian di Dusun Payaman Utara dan
Pajimatan didapatkan beberapa masalah kesehatan.Masalah kesehatan yang
paling menonjol yaitu tentang masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat. Dari 278 KK,87% masih dalam kriteria
Sehat 1 dari 15 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kabupaten Bantul.
Sebanyak 50% KK di Dusun Payaman Utara dan Pajimatan masih belum
memisahkan jenis sampah saat akan membuangnya dan 37% KK masih belum
melakukan gosok gigi pada saat setelah sarapan pagi dan sebelum tidur. 30%
masih belum cuci tangan menggunakan sabun dan 28% masih merokok di
dalam rumah. Sedangkan masalah yang lain berupa kurangnya pengetahuan
ibu tentang kanker servik dan kanker payudara. Sebanyak 90% ibu tidak
mengerti tentang kanker payudara ataupun SADARI. Selain masalah tersebut
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi juga masih kurang, dari
jumlah keseluruhan remaja 31% pengetahuan remaja tentang 6 kriteria yaitu
ciri-ciri seks primer, sekunder, pacaran, seks pra nikah, aborsi, serta
seksualitasmasih kurang. Dan 25% dari total keseluruhan remaja pengetahuan
tentang 3 kriteria (rokok, alkohol, dan napza) juga masih kurang.Selain
masalah-masalah tersebut, pengetahuan kader tentang kesehatan perlu
ditingkatkan. Dari data kualitatif didapatkan pengetahuan kader posyandu
tentang kesehatan masih sangat minim.Di dusun Payaman Utara dan
Pajimatan terdapat 3 ibu hamil dan 2 ibu nifas, yang semuanya diperlukan
pendampingan.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, kami menyusun kegiatan-
kegiatan yang diharapkan nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat Dusun
Payaman Utara dan Pajimatan.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan guna
mewujudkan derazjat kesehatan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat
b. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
untuk remaja
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan ibu dan
anak
d. Membina masyarakat yang memiliki masalah yang berkaitan dengan
kesehatan
e. Memberikan solusi dari permasalahan yang ada baik dalam lingkup
individu, keluarga, ataupun masyarakat.
f. Mengevaluasi hasil implementasi.
g. Mencatat dan melaporkan hasil pembinaan masyarakat.

C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Institusi
Untuk menambah referensi bacaan mahasiswa dan evaluasi pembelajaran
pratikum di lapangan
2. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pengetaahuan masyarakat di bidang kesehatan
b. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, serta
masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal
c. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam `menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan kesehatan.
3. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menjadikan ilmu pengetahuan sebagai dasar pengalaman
praktik di lapangan
b. Menambah pengalaman mahasiswa dalam memberikan asuhan kepada
masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PHBS (Perilaku hidup Bersih dan Sehat)


Kebijakan Indonesia Sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu
lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan
merata.Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan untuk mendukung upaya
peningkatan perilaku sehat ditetapkan dalam Visi Nasional Promosi Kesehatan
sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI.No. 1193/MENKES /SK/X/2004 yaitu
“Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010” (PHBS 2010).
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.
PHBS dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pada lingkungan
sekitar, seperti lingkungan rumah tangga, sekolah, dan tempat kerja. PHBS pada
tatanan rumah tangga merupakan bentuk perwujudan paradigma sehat dalam
budaya hidup perorangan dan keluarga, yang bertujuan untuk meningkatkan,
memelihara dan melindungi kesehatannya
PHBS dalam rumah tangga perlu dibiasakan, karena rumah tangga
merupakan suatu bagian masyarakat terkecil di mana perubahan perilaku dapat
membawa dampak besar dalam kehidupan dan tingkat kesehatan anggota
keluarga di dalamnya. Rumah tangga sehat juga merupakan suatu aset dan modal
utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya
Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang dimaksud disini seperti dokter, bidan dan
tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa
masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu
persalinan, seperti dukun bayi.Selain tidak aman dan penanganannya pun
tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar
dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai
usia nol hingga enam bulan.
3. Menimbang Balita setiap bulan
Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini
dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan
hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS
(Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita
tersebut.
4. Menggunakan Air Bersih
Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak,
mandi, hingga untuk kebutuhan air minum.Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit.
5. Mencuci tangan pakai sabun
Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat
menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di
tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman.Cucilah tangan setiap kali
sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti
memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang
makanan maupun sebelum menyusui bayi.
Cara mencuci tangan yaitu:
a. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun. Tidak perlu
harus sabun khusus antibakteri., namun lebih disarankan sabun yang
berbentuk cairan.
b. Gosok setidaknya 15-20 detik.
c. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari,
dan kuku.
d. Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir.
e. Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering.
f. Gunakan tisu / handuk sebagai penghalang ketika mematkan keran air.
6. Gunakan Jamban Sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. 
Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari
sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan
tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi
udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah
tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang
ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan
di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap
minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak
mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat
bagi tubuh.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang
mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik,
mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari
4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon
monoksida (CO).
Memang PHBS, khususnya di skala rumah tangga, memang terasa
mudah dalam teori, namun dalam pelaksanaannya memang butuh banyak
dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar hingga
pemerintah.Jika ada anggota keluarga yang merokok (perokok aktif), terlebih
di dalam rumah, maka asap yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya
berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-orang disekitarnya
(perokok pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi kesehatan.Banyak
tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di lingkungan keluarga.
Masih banyaknya iklan rokok yang ada di media cetak maupun elektronik
menunjukan belum adanya monitoring evaluasi terpadu tentang kegiatan
PHBS ini.

B. Kanker Serviks
1. Pengertian kanker serviks dan penyebabnya
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari
metaplasia epitel di daerah skuamokolumner junction yaitu daerah peralihan
mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis. Kanker serviks merupakan
kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya
antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina. Kanker leher rahim
biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.
Penyebab utama kanker leher rahim adalah infeksi Human Papilloma
Virus (HPV).Saat ini terdapat 138 jenis HPV yang sudah dapat teridentifikasi
yang 40 di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual. Beberapa tipe
HPV virus risiko rendah jarang menimbulkan kanker, sedangkan tipe yang
lain bersifat virus risiko tinggi. Baik tipe risiko tinggi maupun tipe risiko
rendah dapat menyebabkan pertumbuhan abnormal pada sel tetapi pada
umumnya hanya HPV tipe risiko tinggi yang dapat memicu kanker.Beberapa
penelitian mengemukakan bahwa lebih dari 90% kanker leher rahim
disebabkan oleh tipe 16 dan 18.Yang membedakan antara HPV risiko tinggi
dengan HPV risiko rendah adalah satu asam amino saja (Gastout et al, 2005).
2. Faktor resiko kanker leher rahim
Menurut Diananda (2007), faktor yang mempengaruhi kanker serviks
yaitu :
a. Usia> 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim.
Semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya
kanker laher rahim.
b. Usia pertama kali menikah. Menikah pada usia kurang 20 tahun dianggap
terlalu muda untuk melakukan hubungan seksual dan berisiko terkena
kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada mereka yang menikah
pada usia > 20 tahun.
c. Wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi dan sering berganti-ganti
pasangan
d. Penggunaan antiseptik atau cairan vagina
e. Wanita yang merokok
f. Riwayat penyakit kelamin
g. Paritas (jumlah kelahiran).
h. Infeksi virus
i. Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama.
3. Gejala Klinis kanker leher rahim
Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi pra-
kanker ditandai dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang
sering ditemukan getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau
busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian,
pertumbuhan tumor menjadi ulseratif. Perdarahan yang dialami segera setelah
bersenggama (disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala
karsinoma serviks (75-80%).
Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala
khusus. Biasanya timbul gejala berupa ketidak teraturannya siklus haid,
amenorhea, hipermenorhea, danpenyaluran sekret vagina yang sering atau
perdarahan intermenstrual, post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang
khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar berbentuk mukoid.
4. Diagnosis kanker serviks
Keganasan pada mulut rahim merupakan keganasan yang paling
banyak dijumpai. Diagnosisnya tidak sukar, mempunyai waktu fase laten
yang panjang (10-15 tahun), tetapi ironisnya sebagian besar penderita datang
dalam stadium lanjut. Untuk mengetahui adanya keganasan mulut rahim
secara dini dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pengambilan pap smear berkala (usia 35-40th setiap tahun sekali, usia 40-
50th setiap 6 bln)
b. Pengambilan biopsi terarah
c. Melakukan mikro kuretasse itra servikal (kuret kecil pada leher rahim)
d. Pemeriksaan dengan kolposkopi
5. Pencegahan Kanker Serviks
Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat
dan menghindari faktor-faktor penyebab kanker meliputi (Dalimartha,
2004).Selain itu, kanker serviks dapat dicegah dengan pemberian vaksin
pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks.
Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan
menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi dari
penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi
perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil
kelamin.
C. Kanker Payudara
1. Pengertian
Dalam istilah kedokteran, semua benjolan disebut tumor.Benjolan ada
yang jinak dan ada yang ganas, tumor yang ganas itulah yang disebu kanker.
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara.
Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya (Darwito,
2009).
2. Etiologi dan patogenesis
Ada 3 pengaruh penting pada kanker payudara:
a. Faktor genetik
Faktor genetik berpengaruh dalam peningkatan terjadinya kanker
payudara.Ada faktor turunan pada suatu keluarga yang terkena kanker
payudara. Kelainan ini diketahui terletak di lokus kecil di kromosom 17
dan 21 pada kanker payudara yang timbul saat usia muda.
b. Hormon
Kelebihan hormon estrogen endogen atau lebih tepatnya terjadi
ketidakseimbangan hormon terlihat sangat jelas pada kanker payudara,
banyak faktor resiko yang dapat disebutkan seperti masa reproduksi yang
lama, nulipara, dan usia tua saat mempunyai anak pertama, akan
meningkatkan estrogen pada siklus menstruasi.
Wanita pasca menopause dengan tumor ovarium fungsional dapat
terkena kannker payudara karena adanya hormon estrogen
berlebihan.Suatu penelitian menyebutkan bahwa kelebihan jumlah
estrogen di urin, frekuensi ovulasi dan umur saat menstruasi dihubungkan
dengan meningkatnya resiko terkena kanker payudara.
c. Faktor lingkungan dan gaya hidup
Pengaruh lingkungan diduga karena berbagai faktor, antara lain:
alkohol, diet tinggi lemak, dan infeksi virus. Hal tersebut mempengaruhi
onkogen dan gen supresi tumor dari kanker payudara.
3. Jenis kanker payudara
a. Karsinoma in situ
Karsinoma in situ berarti kanker yang masih berada pada
tempatnya.Kanker ini belum menyebar atau menyusuk keluar dari
asalnya.
b. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang
menuju ke puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan
karsinoma duktal.Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa
menopause.Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan
mamografi, kanker tampak sebagai bintik-bintik kecil.Kanker ini
biasanya memiliki batas pada daerah tertentu dipayudara dan bisa
diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.
c. Karsinoma lobular
Karsinoma lobular mulai tumbuh didalam kelenjar susu, biasanya
terjadi setelah menopause. Jenis kanker ini tidak dapat diraba dan tidak
terlihat pada saat pemeriksaan mamografi. Sekitar 25-30% penderita
karsinoma lobuler pada akhirnya akan menderita kanker infasif.
d. Kanker infasis
Kanker infasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak
jaringan lainnya, dapat terlokalisir (terbatas pada bagian payudara saja)
maupun bermetastase (menyebar pada bagian tubuh lainnya).
4. Tanda dan gejala
Gejala kanker payudara pada awal permulaan sering tidak dirasakan
oleh penderita.Kanker payudara pada tahap ini biasanya tidak menimbulkan
keluhan. Tanda yang mungkin dirasakan pada stadium dini ada;lah terabanya
benjolan pada bagian payudara. Gejala dan tanda khas kanker payudara yang
bisa diamati pada stadium lanjut antara lain teraba ada benjolan kecil yang
keras di payudara, benjolan semakin membesar, benjolan yang keras itu tidak
bergerak (terfiksasi) dan pada awalnya tidak terasa sakit.
Perubahan bentuk dan ukuran payudara terjadi karena pembengkakan
menyebabkan rasa panas, nyeri atau sangat gatal di daerah sekitar puting.
Gejala pada puting meliputi perubahan bentuk puting (masuk ke dalam atau
nipple retraction) dan mengeluarkan cairan atau darah.Selain adanya
benjolan dan perubahan puting, perubahan juga terjadi pada bagian kulit
payudara.Perubahan pada kulit payudara diantaranya perubahan warna kulit,
berkerut dan iritasi seperti kulit jeruk (peau d’orange).Hal ini dapat terjadi
jika benjolan pada awal stadium tidak di indahkan oleh penderita.
5. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Payudara bagi wanita adalah simbol kecantikan, feminitas, seksualitas
dan keibuan. Kelainan pada payudara yang dideteksi sejak dini akan
membantu penegakkan diagnosa dan pemberian terapi yang tepat. Cara yang
mudah, murah dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendeteksi
kelainan adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
a. Pengertian SADARI
Pemeriksaan SADARI adalah suatu prosedur untuk mengetahui
kelainan-kelainan pada payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, yang dilakukan setelah menstruasi.Tujuan dilakukannya
SADARI adalah untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada
payudara baik struktur, bentuk ataupun tekstur (Lewis, 2007).
b. Cara melakukan SADARI
The American Cancer Society menganjurkan bahwa wanita
berusia 20 tahun atau lebih untuk memeriksakan sendiri payudara mereka
setiap bulan. Waktu paling baik untuk memeriksa payudara adalah 7-10
hari setelah terjadinya haid, saat pembengkakan dan nyeri payudara telah
mereda (Otto, 2003). Wanita yang telah melewati masa menopause harus
melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI secara teratur
sebulan sekali dengan waktu sesuai keinginannya.
Wanita yang tidak dapat melakukan pemeriksaan SADARI adalah
wanita yang sedang menstruasi, hamil dan menyusui.Pada wanita
menstruasi, hamil dan menyusui terjadi pembesaran kelenjar payudara
yang menyebabkan timbulnya benjolan. Benjolan ini dapat dianggap
sebagai sebuah benjolan yag tidak abnormal oleh pemeriksa. Benjolan
pada wanita hamil maupun menyusui sebenarnya adalah benjolan yang
normal, karena bukan benjolan yang terjadi akibat perubahan sel yang
abnormal.SADARI terdiri atas dua bagian yang meliputi inspeksi dan
palapasi. Adapun tahap dalam melakukan SADARI, yaitu:
1) Inspeksi payudara
Inspeksi payudara dilakukan dengan cara melepaskan pakaian
bagian atas, berdiri didepan cermin dengan posisi kedua lengan lurus
disamping tubuh. Pemeriksaan payudara dilakukan ditempat yang
terang.Inspeksi payudara dengan melihat dan memperhatikan kelainan
berupa perubahan bentuk, ukuran, kesimetrisan, pembengkakan,
warna, luka pada payudara serta ada atau tidaknya kelainan pada
payudara.
Inspeksi payudara juga dilakukan dengan posisi kedua tangan
lurus ke atas, posisi kedua tangan di pinggang serta posisi
duduk.Inspeksi payudara bertujuan mengetahui ada atau tidaknya
tumor pada bagian kulit.Pemeriksaan payudara dapat dilakukan pada
waktu mandi atau sedang bercermin.
2) Palpasi
Palpasi kedua payudara dilakukan dengan menggunakan ujung
tida jari, jari telunjuk, jari tengah dan jari manis. Palpasi dilakukan
dengan gerakan vertikal ke atas dan ke bawah dimulai dari tepi paling
kiri ke bagian paling kanan.Gerakan palapasi payudara lurus dari sisi
luar ke dalam secara sistematis, hingga semua bagian payudara dan
ketiak diperiksa dan ketiak diperiksa tanpa ada yang terlewatkan.
Ada bebrapa teknik penekanan yang dilakukan pada perabaan
payudara. Pertama, tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan
dipermukaan kulit. Kedua, tekanan sedang untuk memeriksa adanya
benjolan di tengah jaringan payudara. Ketiga, tekanan kuat untuk
meraba benjolan di dasar payudara yang melekat pada tulang iga.
Keempat, tekan dengan lembut menggunakan dengan dua jari ke arah
areola, pijat puting payudara secara perlahan. Jika ada cairan atau
darah yang keluar dari puting susu berarti terdapat kelainan. Terakhir
lakukan penekanan puting pada kedua payudara.
D. Keluarga Berencana (KB)
1. Pengertian
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya
itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.Penggunaan
kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas
(Prawirohardjo, 2006).
2. Jenis-Jenis Kontrasepsi
a. Metode Sederhana
1) Tanpa alat
a) KB alamiah
Yaitu : metode kalender (ogino-knaus), metode suhu basal
(termal), metode lendir serviks (billings), metode simpto-termal,
b) Coitus interuptus
2) Dengan alat
a) Mekanis (barrier)
Yaitu : kondom pria, barier intra-vaginal (seperti diafragma, kap
serviks, spon, kondom wanita.
b) Kimiawi
Yaitu : Spermisid (seperti vaginal cream, vaginal busa,vaginal jelly,
vaginal suppositoria, vaginal foam,vaginal soluble film)
b. Metode Modern
1) Kontrasepsi hormonal
a) Per-oral
Yaitu : pil oral kombinasi (POK), mini-pil, morning-after pil.
b) Injeksi atau suntikan (DMPA, NET-ET)
c) Sub-kutis (implant)
d) Intra uterine devices (IUD, AKDR)
e) Kontrasepsi mantap (MOP, MOW)
3. Tujuan kontrasepsi
a) Untuk menunda kehamilan
b) Untuk menjarangkan kehamilan
c) Untuk menghentikan kehamilan / mengakhiri kehamilan / kesuburan 8
(Hartanto, 2004).

4. Syarat
Syarat-syarat yang harus dipenuhi:
a) Efek samping yang merugikan tidak ada
b) Lama kerja dapat diatur menurut keinginan
c) Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
d) Sederhana, sedapat-dapatnya tidak perlu dikerjakan oleh seorang dokter.
e) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.
f) Dapat diterima pasangan suami istri
g) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang terlambat selama
penatalaksanaan.
5. Sasaran
a) Pasangan usia subur
Semua Pasangan Usia Subur yang ingin menunda, menjarangkan
kehamilan dan mengatur jumlah anak
b) Ibu yang mempunyai banyak anak
Dianjurkan memakai kontrasepsi untuk menurunkan angka kematian ibu
dan angka kematian bayi yang disebabkan karena faktor multiparitas
(banyak melahirkan anak).
c) Ibu yang mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilan
Ibu yang mempunyai penyakit yang bisa membahayakan keselamatan
jiwanya jika dia hamil, maka ibu tersebut dianjurkan memakai
kontrasepsi.
E. Perawatan Ibu Hamil
1. Pengertian pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan kehamilan atau ANC adalah kegiatan pemeriksaan yang
diberikan pada ibu hamil.Pemeriksaan kehamilan paling sedikit dilakukan
paling sedikit 4x selama kehamilan.ANC dilakukan 1x pada trimester 1 dan
2, serta 2x pada trimester 3 (Saifuddin, 2009).

2. Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Saifuddinn (2009), yaitu:


a. Memantau kemajuan kehamilan untuk kesehatan ibu dan tumbang bayi,
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik mental ibu dan bayi,
c. Mengenali secara dini komplikasi yang mingkin terjadi selama hamil,
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
e. Mempersiapkan ibu untuk masa nifas yang normal serta ASI Eksklusif,
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
3. Cara pelanyanan Antenatal Care
Cara pelanyanan Antenatal, disesuaika dengan standart pelanyanan Antenatal
menurut Depkes RI yang terdiri dari:
a. Kunjunan pertama
1) Catat identitas ibu hamil
2) Catat kehamilan sekarang
3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4) Catat penggunaan kontrasepsi sebelum kehamilan
5) Pemeriksaan fisik, diagnostik, dan laboratorium
6) Pemeriksaan obstetrik
7) Pemberian imunisasi Toxoid / TT
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, Kalk, multivitamin, dan
mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi
9) Penyuluhan / konseling
b. Jadwal kunjungan ibu hamil
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya 4x
kunjungan selama periode Antenatal:
1) 1x kunjungan selama trimester 1 (<14 minggu)
2) 1x kunjungan selama trimester 2 (antara minggu 14 -28)
3) 2x kunjungan selama trimester 3 (antara minggu 28-36 dan sesudah
minggu ke-36) (Saifuddin, dkk., 2009)
4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dirasakan ada gangguan
atau bila janin tidak bergerak lebh dari 12 jam (Pusdiknakes, 2003)
Pada setiap kunjungan Antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangan
penting:
a. TM 1 sebelum minggu ke-14:
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti Tetanus neonatorum,
anemia / kekurangan zat besi, penggunaan obat tradisional yang
merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikassi
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat, dsb)
b. TM 2 sebelum minggu ke-28
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti Tetanus Neonatorum,
anemia / kekurangan zat besi, penggunaan obat tradisional yang
merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikassi
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat, dsb)
6) Kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsia (tanya ibu tentang
gejala-gejala pre eklamsia. Pantau tekanan darah, evaluasi edema,
periksa apakah ada kehamilan ganda)
c. TM 3 antara minggu 28-36
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti Tetanus neonatorum,
anemia / kekurangan zat besi, penggunaan obat tradisional yang
merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikassi
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat, dsb)
6) Kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsia (tanya ibu tentang
gejala-gejala pre eklamsia. Pantau tekanan darah, evaluasi edema,
periksa apakah ada kehamilan ganda)
7) Palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
d. TM 3 setelah 36 minggu
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti Tetanus neonatorum,
anemia / kekurangan zat besi, penggunaan obat tradisional yang
merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikassi
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat, dsb)
6) Kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsia (tanya ibu tentang
gejala-gejala pre eklamsia. Pantau tekanan darah, evaluasi edema,
periksa apakah ada kehamilan ganda)
7) Palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
8) Deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit (Safuddin, dkk., 2002).
F. Perawatan Ibu Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari lepasnya plasenta sampai
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil (Eny Retna dan Diah
Wulandari, 2010)Masa nifas disebut juga masa post partum adalah waktu sejak
bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai 6 minggu
berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan
dengan kandungan yang mengalami perubahan (Suherni, 2009).
2. Perawatan pada masa nifas
Perawatan postpartum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan
adanya kemungkinan pendarahan postpartum dan infeksi.Pada masa
postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.Oleh karena itu,
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi.Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap
dijaga.Dianjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan, sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara
perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur (Saleha,
2009).
Beberapa halyang perlu diperhatikan dalam perawatan masa nifas:
a. Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Lebih-lebih bila
persalinan berlangsung lama karena ibu harus beristirahat dimana ibu
harus tidur 8 jam dan boleh miring ke kanan ataupun ke kiri untuk
mencegah trombosis dan tromboemboli.
b. Diet / Makanan
Makanan yang diberikan harus bergizi dan cukup kalori yang
mengandung protein, banyak cairan serta buah-buahan.Karena
biasanya ibu mengalami hemokonsentrasi.
c. Buang Air Kecil
BAK harus segera dilakukan sendiri.Kadang-kadang wanita sulit
BAK karena rongga saluran kencing mengalami tekanan, bila
kandung kemih wanita penuh segera dilakukan katererisasi agar tidak
terjadi infeksi.
d. Buang Air Besar
BAB harus sudah dilakukan 3-4 hari postpartum.Bila terjadi obstipasi
dan timbul berak yang keras bisa diberikan obat pencahar per-oral
atau pencahar.Karena bila tidak feses bisa tertimbun di rektum dan
bisa menyebabkan demam.
e. Demam
Sesudah bersalin suhu ibu naik ±0,50C dari keadaan normal (tidak
≥380C) dalam 12 jam akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 0C
maka akan terjadi infeksi.
f. Mules-Mules
Hal ini biasanya terjadi karena kontraksi, biasanya lebih terasa saat
menyusui.Hal ini dialami 2-3 hari setelah persalinan.Bila Ibu
mengeluh bisa diberi analgetik dan sadativa supaya Ibu bisa
beristirahat.
g. Laktasi
8 jam sesudah persalinan si Ibu disuruh mencoba untuk menyusui
bayinya, untuk merangsang timbulnya laktasi, keculi ada kontra
indikasi (Mochtar, 2009).
3. Pemerikasaan Pasca Persalinan
Pada wanita yang bersalin secara normal, sebaiknya dianjurkan untuk
kembali 6 minggu setelah melahirkan.Kecuali untuk persalinan luar biasa
harus segera kembali seminggu kemudian. Pemeriksaan pasca persalinan
meliputi:
a. Pemeriksaan keadaan umum: tensi, nadi, suhu, selera makan, keluhan, dll,
b. Keadaan payudara dan puting susu,
c. Dinding perut, kandung kemih, perinium, dan rektum,
d. Lokhea,
e. Keadaan alat-alat kandungan (servik, uterus)
Pemeriksaan sesudah 40 hari merupakan pemerikasaan terakhir, lebih-
lebih bila ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan. Alangkah baiknya
bila cara ini dipakai sebagai kebiasaan untuk mengetahui apakah wanita
setelah bersalin mengalami kelainan walaupun ringan. Nasihat untuk ibu
postnatal:
1. Fisioterapi postnatal baik diberikan,
2. Berikanlah bayi anda Asi Eksklusif
3. Senam hamil
4. KB
5. Imunisasi untuk bayi (Prawiroharjo, 2010).
BAB III
PANDATAAN

A. Hasil Pendataan
1. Jumlah warga Dusun 5 menurut jenis kelamin
450
411 404
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Laki-laki Perempuan

2. Jumlah warga dusun 5 berdasarkan umur


90
79
80
70 65
62
60 58
55
51 51
50
41
40
30
20 16 17
11 12 13 14 15
7 7 8 9 10
10 4 5 6
1 2 3
0
0-12 bln 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31-35 36-40
80
70 67

60 58
49
50 45
40 35
30 25
24
23
19 17
20 15 16
12 13 14
7 8 9 10 11
10 4 5 6
1 2 3
0
41-45 46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 75-80 >80

3. Jumlah pasangan usia subur di Dusun 5

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di


Dusun 5
80 68
55
60
40
20
2 0
0
n n n n
hu hu hu hu
ta ta ta ta
20 -3
5
-4
9
>5
0
ng 20 36
ra
ku

Dusun 5

4. Metode KB yang digunakan oleh warga Dusun 5


Metode KB yang digunakan oleh warga Dusun 5
Dusun 5
42

33

15
12
8
6
2 2 1
tidak kb alamiah kondom pil suntik implant IUD MOW MOP

5. Pengetahuan tentang KB di Dusun 5

46
50
40
45
40
35
30 23
25
20
15 9
10
5
0
tahu >3 macam tahu <3 macam

PAYAMAN UTARA PAJIMATAN


6. Pengetahuan remaja berdasarkan 6 kriteria (seks primer, seks sekunder,
pacaran, seks pranikah, aborsi, pubertas)

30 28
25 24
21
20
15
10
5
0
kurang cukup baik
Dusun 5

7. Pengetahuan remaja berdasarkan 3 kriteria (rokok, alkohol, NAPZA)


35
31
30
25 24

20 18
15
10
5
0
kurang cukup baik
Dusun 5

8. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun berdasarkan KK


250 233
207
192
200 179
162
152
150

81 86
100 75
58
50

0
Dusun 1 Dusun 2 Dusun 3 Dusun 4 Dusun 5

ya tidak

9. Menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur

250 231

192
200 177 174

142
150 131
118
104
100 83
73

50

0
Dusun 1 Dusun 2 Dusun 3 Dusun 4 Dusun 5

ya tidak

10. Pengelolaah sampah


291
300
244
250 222
193
200
139 139
150

100 72 64
38
50 23

0
Dusun 1 Dusun 2 Dusun 3 Dusun 4 Dusun 5

ya tidak

B. Prioritas Masalah
1. Masalah KIA
a. Masih kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang SADARI, kanker
serviks, IVA dan Papsmear serta belum pernah diadakan pemeriksaan
IVA/Papsmear secara menyeluruh di desa Girirejo
b. Masih ada remaja yang belum paham tentang kesehatan reproduksi
c. Masih terdapat balita yang belum ditimbang setiap bulannya
2. Masalah PHBS
d. Tidak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
e. Tidak mengelola sampah dan limbah cair rumah tangga
f. Tidak gosok gigi minimal 2x sehari setiap habis makan pagi dan
sebelum tidur malam
g. Merokok dalam rumah
h. Tidak makan sayur dan buah setiap hari
BAB IV
METODE KEGIATAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah


Pendataan

Pengumpulan data

Pengolahan data

Analisis masalah

Permasalahan Pelaksanaan Pemecahan Masalah


Kurangnya pengetahuan ibu tentang Penyuluhan deteksi dini ca cervix
kanker servik dan kanker payudara dan ca mammae
Kurangnya pengetahuan remaja tentang Penyuluhan tentang KRR
kesehatan reproduksi Pembinaan kader
Pengetahuan kader tentang kesehatan Penyuluhan tentang KB
perlu ditingkatkan Pendampingan untuk little
Terdapat ibu hamil dan ibu nifas di
midwife
payaman utara dan pajimatan yang
Penyuluhan tentang PHBS
memerlukan pendampingan
Kurangnya kesadaran masyarakat
dalam berperilaku hidup bersih dan
sehat
B. Rencana Kegiatan
Nama Kegiatan Tempat Waktu Sasaran Metode Media
Penyuluhan Dukuh 4 Ibu-ibu Ceramah & Powerpoint
deteksi dini ca Payaman Oktober arisan tanya jawab dan leaflet
cervix dan ca utara dan 2014 (WUS)
mammae Pajimatan pukul
16.00
Penyuluhan Dukuh 7-8 Remaja Ceramah & Powerpoint
tentang KRR Payaman Oktober dusun tanya jawab & leaflet
utara dan 2014. Payaman
Pajimatan pukul Utara dan
19.00 Pajimatan
Pembinaan kader Dukuh 9 & 11 Kader Ceramah dan Powerpoint
Payaman Oktober dusun tanya jawab dan leaflet
Utara dan 2014. Payaman
Pajimatan Pukul Utara dan
09.00 Pajimatan
WIB
Pendampingan Dukuh 6 Remaja Pendampinga Leaflet /
untuk little Payaman Oktober putri usia n poster
midwife utara dan 2014 9-12
Pajimatan tahun
Penyuluhan Dukuh 13 Ibu-ibu Ceramah & Powerpoint
tentang KB Payaman Oktober arisan tanya jawab & leaflet
Utara dan 2014 dusun
Pajimatan pukul payaman
16.00 utara dan
pajimatan
Penyuluhan Dukuh 10 & 11 Anak- Ceramah, Powerpoint
tentang PHBS payaman Oktober anak TK tanya jawab, & leaflet
utara dan 2014 Dusun dan
pajimatan pukul Pajimatan demonstrasi
08.00- dan mengenai cara
09.00 Payaman pengelolaan
WIB Utara sampah

C. Rancangan Evaluasi (proses, hasil)


Kegiatan Evaluasi (proses, hasil)
Penyuluhan deteksi dini ca Ibu-ibu dapat mengetahui pentingnya melakukan
cervix dan ca mammae deteksi dini adanya ca cervix maupaun ca mammae,
dan ibu-ibu mau melakukan IVA minimal sehatun
sekali dan SADARI setiap sebulan sekali
Penyuluhan untuk KRR Remaja mengetahui mengenai kesehatan reproduksi
terutama mengenai seksualitas, NAPZA dan
HIV/AIDS dan tidak terlibat dalam penggunaan
NAPZA
Pembinaan kader Pengetahuan ibu-ibu kader meningkat meliputi
posyandu pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks dan
kanker payudara, imunisasi dasar lengkap, KPSP
balita, gizi seimbang untuk keluarga, posyandu,
kehamilan dan menyusui
Pendampingan untuk little Terbentuknya bidan kecil yang berfungsi sebagai
midwife pendamping untuk ibu hamil
Penyuluhan KB ibu-ibu mengetahui macam-macam alat kontrasepsi
dan efek sampingnya dan mau menggunakan alat
kontrasepsi yang sesuai dengan kondisinya
Penyuluhan tentang PHBS Anak-anak TK dapat mempraktikkan PHBS untuk
(mencuci tangan dengan kehidupan sehari-harinya terutama mencuci tangan
menggunakan sabun) dengan menggunakan sabun sebelum dan setelah
melakukan aktifitas.

D. Organisasi pelaksana
Ketua : Indah Widi Astutik
Sekretaris : Rizky Amalia Widayanti
Mutya Latifah
Bendahara : Izza Mufida
Seksi Ilmiah : Mita Puspita Dewi
Sri Rahayuningtyas
Winda Tri Utami
Carolina Ndai
Annur Kurnia Putri
Dyah Laela Nuraeni
Seksi Perlengkapan : Theresia Rambu Leki
Ulya Septianna
Agnes Diyani M
Maria Yosefina
Wulan Cahya Sari
Seksi Konsumsi : Satimah
Pramisti Tiara M
Dewa Ayu Putu A.S.P
Dyah Ayu F
Siti Azizah
Seksi Dokumentasi : Novitasari Candra Kirana
Nurrohmah D.A
Fitria Riski
Anastasya Kathya
Dwi Saraswati

E. Rencana Anggaran
1. Penyuluhan deteksi dini ca cervix
No Keterangan Jumlah
1 Konsumsi Rp. 75.000
2 ATK Rp. 70.000
3 Doorprize Rp. 75.000
TOTAL Rp.195.000

2. Penyuluhan deteksi dini ca mammae


No Keterangan Jumlah
1 Konsumsi Rp. 75.000
2 Doorprize Rp. 75.000
TOTAL Rp.150.000

3. Penyuluhan tentang KRR


No Keterangan Jumlah
1 Konsumsi Rp. 100.000
2 Doorprize Rp. 100.000
TOTAL Rp. 200.000

4. Pembinaan Kader Posyandu


No Keterangan Jumlah
1 Konsumsi Rp. 140.000
2 Doorprize Rp. 50.000
TOTAL Rp. 190.000

5. Pendampingan little midwife


No Keterangan Uraian Jumlah
1 Konsumsi Rp. 4.000x10 Rp. 40.000
2 ATK Rp. 20.000
3 Doorprize Rp. 20.000
TOTAL Rp. 80.000

6. Penyuluhan tentang KB
No Keterangan Jumlah
1 Konsumsi Rp. 70.000
2 Doorprize Rp. 100.000
TOTAL Rp. 170.000

7. Penyuluhan tentang PHBS


No Keterangan Jumlah
1 Konsumsi Rp. 80.000
2 Doorprize Rp. 100.000
TOTAL Rp. 180.000

TOTAL SELURUH DANA:


Rp. 195.000 + Rp. 150.000 + Rp. 200.000 + Rp. 190.000 + Rp. 80.000 +
Rp.170.000 + Rp. 180.000
=Rp. 1.165.000
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita, 2003,Prinsip Dasar Ilmu Gizi, EGC, Jakarta


Ambarwati, EnyRetna, danWulandariDyah, 2008, Asuhan Kebidanan Nifas, Mitra
Cendikia, Yogykarta
Budiharsana M, Lestari H, Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), 2002, The Ford
Fondation
Cantwell A, dkk, 2008, BomAIDS Ancaman Senjata Biologi yang TidakDisadari,
Yayasan Nurani, Semarang
Dalimartha, 2004, Deteksi Dini Kanker, Penebar Swadaya, Jakarta
Dalimartha, 2004, Deteksi Dini Kanker, Penebar Swadaya, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2006,Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Diananda, Rama, 2007, Mengenal Seluk Beluk Kanker, Kata Hati, Yogyakarta
Diananda, Rama, 2007, Mengenal Seluk Beluk Kanker, Kata Hati, Yogyakarta
Dinkes Jombang, 2007,Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak Ditingkat Pelayanan Dasar, Dinkes Jombang, Jombang
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk
Pendidikan Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta
Huliana, M, 2003, Perawatan Ibu Pasca Melahirkan, Puspa Swara, Jakarta
Manuaba, dkk, 2009, MemahamiKesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2, EGC,
Jakarta
Manuaba, dkk, 2009, MemahamiKesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2, EGC,
Jakarta
Marimbi, Hanum, 2010, Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar
Pada Balita, Nuha Medika, Yogyakarta
Novel S.Sinta dkk, 2010, Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus
(HPV), Javamedia Network, Jakarta
Prawirohardjo, S, 2008, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta
Proverawati, Rahmawati, 2012, PHBS Perilaku Hdup Bersih dan Sehat, Nuha
Medika, Yogyakarta.
Saifuddin, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta
Saifuddin, dkk, 2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2,
Tridara Printer, Jakarta
Samadi Priyanto .H, 2010,Yes, I Know Everything Abaut KANKER SERVIK,Tiga
Kelana, Yogyakarta
Santoso, Sugeng dan Rianti, Anne Lies, 2004, Kesehatan Dan Gizi, Rineka Cipta,
Jakarta
Suherni, dkk, 2009, Perawatan Masa Nifas, Fitramaya, Yogyakarta
Sukaca E. Bertiani, 2009,Cara Cerdas Menghadapi KANKER SERVIK (Leher
Rahim), Genius Printika, Yogyakarta
Wijaya Delia, 2010, Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik, Sinar Kejora,
Yogyakarta
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : Kanker Serviks


Penyuluh : Kelompok 5
Audiens : Ibu-ibu arisan dusun Payaman Utara dan Pajimatan
Hari/Tanggal/Jam : 4 Oktober 2014 pukul 16.00

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilaksanakannya penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui
mengenai kanker serviks serta pentingnya deteksi dini untuk kanker serviks.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Ibu-ibu mengetahui lebih jelas tentang pengertian kanker serviks
2. Ibu-ibu dapat mengetahui penyebab terjadinya kanker serviks
3. Ibu-ibu dapat mengetahui tanda-tanda adanya kelainan/kanker serviks
4. Ibu-ibu mengetahui tujuan dari deteksi dini adanya kanker serviks
5. Ibu-ibu dapat mengetahui cara deteksi dini adanya kanker serviks
C. Materi
1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab dari kanker serviks
3. Tanda-tanda adanya kelainan/kanker serviks
4. Tujuan dilakukannya deteksi dini kanker serviks
5. Deteksi dini adanya kanker serviks
D. Pendekatan
Dengan Pendekatan Penyuluhan Campuran yaitu dalam menyampaikan pesan,
penyuluh bertatap muka langsung dan dengan manggunakan media sebagai
alat pendukung.
E. Metode
Ceramah dan tanya jawab
F. Media
Powerpoint dan leaflet
G. Materi Penyuluhan

Materi Audiens Metode Media Waktu


1. Membuka Menjawab Ceramah dan Powerpoint dan 8 menit
kegiatan dengan salam tanya jawab leaflet
mengucapkan
salam,
2. Memperkenalkan Memperhati
diri, kan
3. Menjelaskan Memperhati
tujuan dari kan
penyuluhan,
4. Menyebutkan Memperhati
materi yang akan kan
disampaikan

Pelaksanaan:
1. Menggali Memperhati Ceramah Powerpoint dan 20 menit
pengetahuan dan kan leaflet
menjelaskan
kepada ibu-ibu
mengenai
pengertian
kanker serviks
2. Menjelaskan Memperhati
kepada ibu-ibu kan
mengenai
penyebab dari
kanker serviks
3. Menjelaskan Memperhati
kepada ibu-ibu kan
mengenai tanda-
tanda adanya
kelainan/kanker
serviks
4. Menjelaskan Memperhati
kepada ibu-ibu kan
mengenai tujuan
dilakukannya
deteksi dini Memperhati
kanker serviks kan
5. Menjelaskan
kepada ibu-ibu
tentang metode
deteksi dini
adanya kanker
serviks
1. Memberikan Bertanya 5 menit
umpan balik
2. Evaluasi Menjawab
pertanyaan
3. Kesimpulan Memperhati
kan
Penutup: Powerpoint 2 menit
1. Mengucapkan Menjawab
terima kasih atas salam
peran peserta
2. Mengucapkan
salam

H. Evaluasi
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan kanker serviks?
Jawaban:
Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher
rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama
atau vagina..
2. Apakah penyebab utama kanker serviks?
Jawaban:
Penyebab utama kanker leher rahim adalah infeksi Human Papilloma
Virus (HPV)

I. Daftar Pustaka
Manuaba, dkk, 2009, MemahamiKesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2, EGC,
Jakarta
Diananda, Rama, 2007, Mengenal Seluk Beluk Kanker, Kata Hati, Yogyakarta
Dalimartha, 2004, Deteksi Dini Kanker, Penebar Swadaya, Jakarta
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : Kanker Payudara


Penyuluh : Kelompok 5
Audiens : Ibu-ibu arisan dusun Payaman Utara dan Pajimatan
Hari/Tanggal/Jam : 4 Oktober 2014 pukul 16.00

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilaksanakannya penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui
mengenai kanker payudara serta pentingnya deteksi dini untuk kanker
payudara (SADARI)
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Ibu-ibu mengetahui lebih jelas tentang pengertian kanker payudara
2. Ibu-ibu dapat mengetahui penyebab terjadinya kanker payudara
3. Ibu-ibu mengetahui tujuan dari deteksi dini adanya kanker payudara
4. Ibu-ibu dapat mengetahui cara deteksi dini adanya kanker payudara
5. Ibu-ibu dapat mengetahui cara mengatasi adanya kelainan/kanker pada
payudara
C. Materi
1. Pengertian kanker payudara
2. Penyebab dari kanker payudara
3. Tujuan dilakukannya deteksi dini kanker payudara
4. Cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
5. Cara mengatasi adanya kanker payudara
D. Pendekatan
Dengan Pendekatan Penyuluhan Campuran yaitu dalam menyampaikan pesan,
penyuluh bertatap muka langsung dan dengan manggunakan media sebagai
alat pendukung.
E. Metode
Ceramah dan tanya jawab
F. Media
Powerpoint dan leaflet
G. Materi Penyuluhan

Materi Audiens Metode Media Waktu


1. Membuka Menjawab Ceramah dan Powerpoint dan 8 menit
kegiatan dengan salam tanya jawab leaflet
mengucapkan
salam,
2. Memperkenalkan Memperhati
diri, kan
3. Menjelaskan Memperhati
tujuan dari kan
penyuluhan,
4. Menyebutkan Memperhati
materi yang akan kan
disampaikan

Pelaksanaan:
1. Menggali Memperhati Ceramah Powerpoint dan 20 menit
pengetahuan dan kan leaflet
menjelaskan
kepada ibu-ibu
mengenai
pengertian kanker
payudara
2. Menjelaskan Memperhati
kepada ibu-ibu kan
mengenai
penyebab dari
kanker payudara
3. Menjelaskan Memperhati
kepada ibu-ibu kan
tentang tujuan
dilakukannya
deteksi dini
kanker payudara
4. Memperagakan Ikut
cara melakukan memperagak
pemeriksaan an
payudara sendiri
(SADARI)
5. Menjelaskan Memperhati
kepada ibu-ibu kan
mengenai cara
mengatasi
adanya kanker
payudara
1. Memberikan Bertanya 5 menit
umpan balik
2. Evaluasi Menjawab
pertanyaan
3. Kesimpulan Memperhati
kan
Penutup: Powerpoint 2 menit
1. Mengucapkan Menjawab
terima kasih atas salam
peran peserta
2. Mengucapkan
salam

H. Evaluasi
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan kanker payudara?
Jawaban:
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara.
Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya
2. Bagaimana cara mendeteksi dini adanya kanker payudara?
Jawaban:
Dengan melakukan sadari setiap bulan sekali terutama dianjurkan setelah
menstruasi untuk wanita usia subur, sedangkan untuk wanita yang telah
mengalami menopause waktu untuk melakukan sadari boleh kapan saja.

I. Daftar Pustaka
Manuaba, dkk, 2009, MemahamiKesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2, EGC,
Jakarta
Diananda, Rama, 2007, Mengenal Seluk Beluk Kanker, Kata Hati, Yogyakarta
Dalimartha, 2004, Deteksi Dini Kanker, Penebar Swadaya, Jakarta
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : Macam-macam alat kontrasepsi dan efek sampingnya


Penyuluh : Kelompok 5
Audiens : Ibu-ibu arisan dusun Payaman Utara dan Pajimatan
Hari/Tanggal/Jam : 13 Oktober 2014 jam 16.00 WIB

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilaksanakannya penyuluhan ini diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui
mengenai macam-macam alat kontrasepsi dan efek sampingnya.
B. Tujuan Intruksional Khusus
1. Ibu-ibu mengetahui lebih jelas tentang macam-macam alat kontrasepsi
2. Ibu-ibu dapat mengetahui efek samping dari alat kontrasepsi dan cara
mengatasinya
C. Materi
1. Mengenal lebih jelas tentang macam-macam alat kontrasepsi
2. Mengetahui mengenai efek samping dari alat kontrasepsi dan cara
mengatasinya
D. Pendekatan
Dengan Pendekatan Penyuluhan Campuran yaitu dalam menyampaikan pesan,
penyuluh bertatap muka langsung dan dengan manggunakan media sebagai alat
pendukung.
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
Powerpoint dan Leaflet
G. Materi Penyuluhan
Materi Audiens Metode Media Waktu
1. Membuka Menjawab Ceramah, Powerpoint 8 menit
kegiatan dengan salam Tanya Jawab dan Leaflet
mengucapkan
salam,
2. Memperkenalkan Memperhati
diri, kan
3. Menjelaskan Memperhati
tujuan dari kan
penyuluhan,
4. Menyebutkan Memperhati
materi yang akan kan
disampaikan
Pelaksanaan: Ceramah Powerpoint 15 Menit
1. Menggali Memperhati dan Leaflet
pengetahuan dan kan
menjelaskan
kepada ibu-ibu
mengenai macam-
macam alat
kontrasepsi Memperhati
2. Menjelaskan kan
mengenai efek
samping dari alat
kontrasepsi dan
cara
mengatasinya
1. Memberikan Bertanya 5 menit
umpan balik
2. Evaluasi Menjawab
3. Kesimpulan pertanyaan
Memperhati
kan
Penutup Menjawab Powerpoint 2 menit
1. Mengucapkan Salam
terima kasih atas
peran peserta
2. Mengucapkan
salam

H. Evaluasi
Pertanyaan
1. Sebutkan 3 macam metode kontrasepsi
Jawaban:
Suntik, pil, dan IUD
2. Bagaimana cara mengatasi efek samping dari KB suntik?
Jawaban:
Olahraga teratur, makan makanan dengan menu seimbang, dll
I. Daftar Pustaka
Saifuddin, dkk, 2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 2,
Tridara Printer, Jakarta
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : Kesehatan Reproduksi Remaja


Penyuluh : Kelompok 5
Audiens : Remaja dusun Payaman Utara dan Pajimatan
Hari/Tanggal/Jam : 7-8 Oktober 2014. pukul 19.00

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilaksanakannya penyuluhan ini diharapkan pengetahuan remaja
mengenai kesehatan reproduksi menjadi meningkat.
B. Tujuan Intruksional Khusus
1. Remaja mengetahui mengenai kesehatan reproduksi seperti seksualitas
2. Remaja mengetahui mengenai macam-macam NAPZA dan bahayanya
3. Remaja mengetahui mengenai HIV/AIDS
C. Materi
1. Mengenal lebih jelas tentang seksualitas
2. Mengetahui bahaya dari NAPZA
3. Mengenal lebih jauh mengenai HIV/AIDS
D. Pendekatan
Dengan Pendekatan Penyuluhan Campuran yaitu dalam menyampaikan pesan,
penyuluh bertatap muka langsung dan dengan manggunakan media sebagai alat
pendukung.
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
Powerpoint dan Leaflet
G. Materi Penyuluhan
Materi Audiens Metode Media Waktu
1. Membuka Menjawab Ceramah, Powerpoint 8 menit
kegiatan dengan salam Tanya Jawab dan Leaflet
mengucapkan
salam, Memperhati
2. Memperkenalkan kan
diri, Memperhati
3. Menjelaskan kan
tujuan dari Memperhati
penyuluhan, kan
4. Menyebutkan
materi yang akan
disampaikan
Pelaksanaan: Ceramah Powerpoint 15 Menit
1. Menggali Memperhati dan Leaflet
pengetahuan dan kan
menjelaskan
kepada remaja
mengenai
seksualitas
2. Menjelaskan Memperhati
mengenai macam- kan
macam dan
bahaya dari Memperhati
NAPZA kan
3. Menjelaskan
mengenai
HIV/AIDS
1. Memberikan Bertanya 30 menit
umpan balik
2. Evaluasi Menjawab
3. Kesimpulan pertanyaan
Memperhati
kan
Penutup Menjawab Powerpoint 2 menit
1. Mengucapkan Salam
terima kasih atas
peran peserta
2. Mengucapkan
salam

H. Evaluasi
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan seksualitas?
Jawaban:
Semua yang berhubungan dengan manusia sebagai makhluk seksual yang
meliputi kepribadian, emosi dan sikap.
2. Apakah kepanjangan dari NAPZA?
Jawaban:
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya
3. Apakah itu HIV?
Jawaban:
Human Immunodeficiency Virus: virus yang menyebabkan AIDS
I. Daftar Pustaka
Budiharsana M, Lestari H, Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), 2002, The
Ford Fondation
Cantwell A, dkk, 2008, BomAIDS Ancaman Senjata Biologi yang TidakDisadari,
Yayasan Nurani, Semarang
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : Komunikasi Interpersonal pada Ibu Hamil dan Nifas


Audiens : Anak putri usia 9-12 tahun
Hari/Tanggal/Jam : 6 Oktober 2014 jam 15.00-17.00 WIB

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendampingan diharapkan anak-anak mampu melakukan
pendampingan pada ibu hamil dan nifas.
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan pendampingan selama 5 hari anak-anak mampu :
1. Melakukan pendampingan pada ibu hamil dan nifas
2. Memotivasi ibu hamil dan nifas
C. Materi
1. Kesehatan pada ibu hamil
2. Kesehatan pada ibu nifas
D. Pendekatan
Dengan melakukan pendampingan pada anak-anak, pendampingan yang
dilakukan dengan pendekatan campuran yaitu dalam melakukan pendampingan,
fasilitator bertatap muka langsung dan dengan menggunakan media sebagai alat
pendukung
E. Metode
Pendampingan Materi Dan Tanya Jawab
F. Media
Video, Leaflet
G. MateriPenyuluhan
Materi Audience Metode Media Waktu
Pembukaan:
Memberikan salam Menjawab salam Tanya jawab 8 Oktober
Apersepsi tentang 2014
Komunikasi pada Ibu Menjawab
Hamil dan Nifas
Penyampaian materi: Pendampingan Leaflet, 9-11
Menjelaskan tentang: Mendengarkan materi video Oktober
1. Kesehatan pada ibu 2014
hamil
2. Kesehatan pada ibu
nifas
Memberi kesempatan Bertanya
untuk bertanya
Penutup:
Merangkum materi Menjawab Tanya jawab 12
yang disampaikan Oktober
Melakukan evaluasi 2014
Memberikan salam

H. Evaluasi
1. Berapa kali ibu hamil melakukan ANC dan kapan?
4x, TM 1 1x, TM 2 1x, TM 2x
2. Apa tujuan pemeriksaan pada ibu hamil ?
Mengetahui kemajuan kehamilan untuk mengetahui kesehatanibu dan janin
3. Berapa hari seorang ibu yang telah melahirkan menalani masa Nifas ?
42 hari (6 minggu)

I. Daftar Pustaka
Ambarwati, EnyRetna, danWulandariDyah, 2008, Asuhan Kebidanan Nifas, Mitra
Cendikia, Yogykarta
Huliana, M, 2003, Perawatan Ibu Pasca Melahirkan, Puspa Swara, Jakarta
Prawirohardjo, S, 2008, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta
Suherni, dkk, 2009, Perawatan Masa Nifas, Fitramaya, Yogyakarta
Saifuddin, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MateriPenyuluhan : Cuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun


Penyuluh : Kelompok 5
Audiens : Anak-anak TK Dusun Pajimatan
Hari/Tanggal/Jam : 10 & 11 Oktober 2014 jam 08.00 WIB

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengetahui cara
serta manfaat dari cuci tangan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari terutama dalam lingkup keluarga.
B. Tujuan Intruksional Khusus
Serelah diberikan penyuluhan selama 45 menit masyarakat mampu :
1. Menjelaskan pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Menjelaskan tentang manfaat dan pentingnya cuci tangan
3. Menjelaskan cara cuci tangan yang baik dan benar
C. Materi
1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2. Manfaat dan pentingnya cuci tangan
3. Cara cuci tangan yang baik dan benar
D. Pendekatan
Dengan Pendekatan Penyuluhan Campuran yaitu dalam menyampaikan pesan,
penyuluh bertatap muka langsung dan dengan manggunakan media sebagai alat
pendukung
E. Metode
Ceramah Dan Tanya Jawab
F. Media
Power Point, Video, Leaflet
G. Materi Penyuluhan
Materi Audience Metode Media Waktu
Pembukaan:
Memberikan salam Menjawab salam Penyuluha 2 menit
Apersepsi tentang PHBS Menjawab n

Penyampaian materi:
Menjelaskan tentang: Mendengarkan Penyuluha Leaflet 25 menit
1. Menjelaskan Bertanya n dan
pengertian Perilaku tanya
Hidup Bersih dan jawab
Sehat
2. Menjelaskan tentang
manfaat dan
pentingnya cuci
tangan
3. Menjelaskan cara
cuci tangan yang baik
dan benar
Memberi kesempatan
untuk bertanya
Penutup:
Merangkum materi yang Menjawab Tanya 3 menit
disampaikan jawab
Melakukan evaluasi
Memberikan salam

H. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan cerminan pola hidup keluarga
yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota
keluaraga.
2. Jelaskan cara mencuci tangan yang benar?
a. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun. Tidak perlu
harus sabun khusus antibakteri., namun lebih disarankan sabun yang
berbentuk cairan.
b. Gosok setidaknya 15-20 detik.
c. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari, dan
kuku.
d. Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir.
e. Keringkan dengan handuk bersih atau alat pengering.
f. Gunakan tisu / handuk sebagai penghalang ketika mematkan keran air.
3. Sebutkan manfaat dari mencuci tangan ?
Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan
berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan
bersih dan bebas kuman.

I. Daftar Pustaka
Proverawati, Rahmawati, 2012, PHBS Perilaku Hdup Bersih dan Sehat, Nuha
Medika, Yogyakarta.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan :Deteksi Dini Kanker Serviks dan Kanker Payudara,


Imunisasi Dasar Lengkap, Balita dan KPSP, Gizi Seimbang
pada keluarga, Posyandu, Ibu Hamil dan Menyusui
Penyuluh : Kelompok V
Audiens : Kader Posyandu Dusun Payaman Utara dan Pajimatan
Tanggal / Jam : 9 dan 11 Oktober 2014 / 09.00 WIB
Lokasi :Posyandu Dusun Payaman Utara dan Pajimata, Girirejo

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilaksanakannya penyuluhan ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan kader di dusun Payaman Utara dan Pajimatan tentang
Kesehatan.
B. Tujuan Intruksional Khusus
1. Kader di Dusun Payaman Utara dan Pajimatan mengetahui tentang deteksi
dini Ca cervix dan Ca Mammae
2. Kader di Dusun Payaman Utara dan Pajimatan mengetahui tentang Imunisasi
Dasar lengkap
3. Kader di Dusun Payaman Utara dan Pajimatan mengetahui tentang tumbuh
kembang balita dengan KPSP dan kesehatan pada balita
4. Kader di Dusun Payaman Utara dan Pajimatan mengetahui tentang gizi
seimbang untuk keluarga
5. Kader di Dusun Payaman Utara dan Pajimatan mengetahui tentang Posyandu
6. Kader di Dusun Payaman Utara dan Pajimatan mengetahui tentang
kesehatan ibu hamil dan menyusui
C. Materi
1. Deteksi Dini Kanker Serviks dan Kanker Payudara
2. Imunisasi Dasar Lengkap
3. Balita dan KPSP
4. Gizi Seimbang pada keluarga
5. Posyandu
6. Ibu Hamil dan Menyusui
D. Pendekatan
Dengan Pendekatan Penyuluhan Campuran dan pendampingan yaitu dalam
menyampaikan pesan, penyuluh bertatap muka langsung dan dengan
manggunakan media sebagai alat pendukung.
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
Power Point, Leaflet, Video
G. Materi Penyuluhan
Materi Audiens Metode Media Waktu
1. Membuka Menjawab salam Ceramah, Leaflet 9 dan 11
kegiatan dengan Tanya Jawab Okt 2014
mengucapkan 5 menit
salam,
2. Memperkenalkan Memperhatikan
diri,
3. Menjelaskan Memperhatikan
tujuan dari
penyuluhan,
4. Menyebutkan Memperhatikan
materi yang akan
disampaikan
1. Deteksi Dini Memperhatikan Ceramah Leaflet 9 dan 11
Kanker Serviks Okt
dan Kanker 201415
Payudara Menit
2. Imunisasi Dasar Memperhatikan
Lengkap
3. Balita dan KPSP Memperhatikan
4. Gizi Seimbang
pada keluarga
5. Posyandu
6. Ibu Hamil dan
Menyusui
Memberikan umpan Bertanya 9 dan 11
balik Okt 2014
Evaluasi Menjawab 20 menit
Kesimpulan pertanyaan
Memperhatikan
Penutup
Mengucapkan terima Menjawab Salam 9 dan 11
kasih atas peran Okt 2014
peserta 5 menit
Mengucapkan salam

H. Evaluasi
1. Bagaimana caranya untuk mendeteksi dini adanya kanker payudara?
Jawaban:
Dengan melakukan SADARI setiap bulan sekali setelah menstruasi, atau
untuk wanita yang telah mengalami menopause dapat dilakukan
kapanpun.
2. Sebutkan 5 imunisasi dasar lengkap
Jawaban:
Imunisasi HB0, BCG, DPT, POLIO, Campak
3. Sebutkan sistem 5 meja dalam posyandu
Jawaban:
Meja I: untuk pendaftaran
Meja II: penimbangan
Meja III: pengisian buku KIA/KMS
Meja IV: penyuluhan
Meja V: pelayanan
I. Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita, 2003,Prinsip Dasar Ilmu Gizi, EGC, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2006,Buku Kader Posyandu Dalam Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Dinkes Jombang, 2007,Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Dasar, Dinkes Jombang,
Jombang
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk
Pendidikan Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta
Marimbi, Hanum, 2010, Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar
Pada Balita, Nuha Medika, Yogyakarta
Novel S.Sinta dkk, 2010, Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus
(HPV), Javamedia Network, Jakarta
Samadi Priyanto .H, 2010,Yes, I Know Everything Abaut KANKER
SERVIK,Tiga Kelana, Yogyakarta
Santoso, Sugeng dan Rianti, Anne Lies, 2004, Kesehatan Dan Gizi, Rineka
Cipta, Jakarta
Sukaca E. Bertiani, 2009,Cara Cerdas Menghadapi KANKER SERVIK (Leher
Rahim), Genius Printika, Yogyakarta
Wijaya Delia, 2010, Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik, Sinar
Kejora, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai