Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ CAPUT SUCCEDANEUM ”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Balita, Dan Anak Pra
Sekolah

DOSEN PENGAMPU : NAIMAH, SKM,M.Kes

DI SUSUN OLEH :
SABRINA MAHARANI ARTAMEVIA
P17310214055 / 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MALANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " CAPUT SUCCEDANEUM " dengan
tepat waktu. Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi Balita, Dan Anak Pra Sekolah.
Kami kelompok 2 mengucapkan terima kasih kepada ibu Naimah, SKM,M.Kes Selaku
dosen pendidik yang telah membimbing saya dan memberikan tugas makalah ini sehingga saya
dapat memahami materi dengan baik dan menambah pengetahuan saya. saya sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari pada sempurna. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Saya mengharap semoga makalah
ini memberikan manfaat bagi kita semua dan khususnya bagi D3 Kebidanan.

Malang , 10 september 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT..................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN CAPUT SUCCEDANEUM........................................................................5
2.2 PENYEBAB CAPUT SUCCEDANEUM.............................................................................7
2.3 GEJALA CAPUT SUCCEDANEUM...................................................................................8
2.4 KOMPLIKASI CAPUT SUCCEDANEUM.......................................................................10
2.5 FRAKTUR HUMERUS.....................................................................................................11
BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................................................13
3.1 ASUHAN KEBIDANAN....................................................................................................13
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................16
4.1 KESIMPULAN....................................................................................................................16
4.2 SARAN................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi
yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang
panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Tetapi tidak semua bayi
lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal
dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak
selanjutnya.

Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kehamilan yang tidak ada
gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui proses persalinan yang normal,
dimana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga mengejan ibu dan kontraksi
kandung rahim tanpa mengalami trauma lahir. Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri
adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada
persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi.

Sebagian besar cidera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larutatau
kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin
abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus yang terjadinya cidera in utero. Caput Succedaneum
adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum
membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.

Caput Succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan
posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat
pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput Succedaneum tidak memerlukan pengobatan
khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Caput Succedaneum?
2. Apa yang meneyebabkan Caput Succedaneum ?
3. Apa gejala klinis dari Caput Succedaneum?
4. Apa komplikasi dari Caput Succedaneum?
5. Bagaimana cara mencegah Caput Succedaneum?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan umum
Untuk menambah pengetahuan mahasiswi bidan tentang Caput Succedaneum
2. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
khususnya kepada mahasiswi kebidanan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai Caput Succedeneum.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN CAPUT SUCCEDANEUM
Caput sucsedaneum adalah pembengkakan pada suatu tempat di kepala karena
adanya timbunan getah bening dibawah lapisan aponerose di luar periostinum (Arief,
2009: 45).
Caput succedaneum adalah benjolan atau pembengkakan karena adanya timbunan
getah bening di kepala (pada presentasi kepala) yang terjadi pada bayi lahir (Dewi, 2011:
124).
Caput succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan
leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu 1-2
hari (Maryanti, 2011: 118).
Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang ekimotik
dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan
selama persalinan vertex. Edema pada caput succedaneum dapat hilang pada hari
pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat
diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin (Rukiyah, 2012: 164).
Caput succedaneum merupakan benjolan yang difus di kepala terletak pada
prosentasi kepala pada waktu bayi lahir. Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras
pada kepala ketika memasuki jalan lahir hingga terjadi pembendungan sirkulasi kapiler
dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstra vasa (Maryunani, 2013:
371).

2.2 PENYEBAB CAPUT SUCCEDANEUM


Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain :

1) Makrosomia.

2) Prematuritas.

3) Disproporsi sefalopelvik.

4) Distosia.

5) Persalinan lama.

6) Persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps).


7) Persalinan dengan sectio caesaria.

8) Kelahiran sungsang.

9) Presentasi bokong.

10) Presentasi muka.

11) Kelainan bayi letak lintang.

2.3 GEJALA CAPUT SUCCEDANEUM

1) Udema di kepala.

2) Terasa lembut dan lunak pada perabaan.

3) Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah.

4) Udema melampaui tulang tengkorak.

5) Batas yang tidak jelas.

6) Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan.

7) Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan.

2.4 KOMPLIKASI CAPUT SUCCEDANEUM

1) Infeksi

Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka.

2) Ikterus

Pada bayi yang terkena Caput Succedaneum dapat menyebabkan ikterus

karena inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan

bayi.
3) Anemia

Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada

benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.

2.5 PENANGANAN CAPUT SUCCEDANEUM

1) Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal.

2) Pengawasan keadaan umum bayi.

3) Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang
cukup.

4) Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik

menyusui dengan benar.

5) Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya

infeksi pada benjolan.

6) Berikan konseling pada orang tua, tentang:

a. Keadaan trauma yang dialami oleh bayi.


b. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya
setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan.
c. Perawatan bayi sehari-hari.
d. Manfaat dan teknik pemberian ASI.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 ASUHAN KEBIDANAN

KASUS BBL TENTANG FRAKTUR HUMERUS


Ibu Mita datang ke PMB Nanda Amd.Keb pada hari minggu 06 agustus 2017 pada jam 15.30 ibu
Mita mengatakan ia baru saja melahirkan bayinya 2 hari yang lalu, ia mengeluh bahwasannya
anaknya menangis terus menerus seperti sedang kesakitan,dan Ibu mengatakan terdapat
pembengkakan di bagian kepala dan demam pada 3 hari yang lalu, ibu mengatakan sangat sedih
melihat anaknya seperti ini. Setelah dilakukan pengkajian oleh bidan, tak ada gerakan yang
menandai bagian tubuh yang sakit,reflek moro asimetris, Perubahan warna seperti kulit memar
pada umumnya pada bagian kulit kepala bayi. Bidan melihat adanya tangisan bayi pada gerakan
sangat aktif

DOKUMENTASI KEBIDANAN ( SOAP )


Tanggal pengkajian : 06 Agustus 2017
Jam : 15.30 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Nanda Amd.Keb
1. DATA SUBJEKTIF (S)
A. Identitas
Nama bayi : By. Ny. M
Umur bayi : 28 hari
Tgl/jam lahir : 10 juli jam 09.00 wib
Jenis kelamin : laki- laki
Berat badan : 3700 gram
Panjang badan : 50 cm

Identitas / Biodata Orang Tua


Nama Ibu : Ny. M Nama Ayah : Tn. B
Umur : 26 th Umur : 27 th
Suku/ Bangsa : Minang Suku/ bangsa : Minang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekejaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : Pondok Daun Alamat rumah : Pondok Daun
B. Alasan datang / kunjungan
ibu mita mengatakan ia baru saja melahirkan bayinya 2 hari yang lalu, ia
mengeluh bahwasannya anaknya menangis terus menerus seperti sedang kesakitan,dan
Ibu mengatakan tangan sebelah kanan anaknya sedikit agak terkulai, ibu mengatakan
sangat sedih melihat anaknya seperti ini.
C. Riwayat persalinan sekarang
 Jenis persalinan : Spontan
 Di tolong oleh : Bidan
 Lama persalinan : Kala I : 3 jam Kala II : 15 menit
 Ketuban :
• Lamanya : 3 jam • Warnanya : Jernih • Bau : Amis • Jumlah : 130 cc
Komplikasi persalinan :
o Ibu : Tidak ada
o Bayi : Tidak ada

2. DATA OBJEKTIF (O)


Keadaan umum : kurang baik
Suhu : 38°c
Pernafasan : 36 x/i
Berat badan sekarang : 3700 gram

1. Pemeriksaan fisik secara sistematis :


 Kepala : tidak ada benjolan , simetris , rambut tumbuh lebat
 Ubun-ubun : Datar
 Muka : Kemerahan
 Mata : Simetris kiri dan kanan
 Telinga : Daun telinga ada, lubang telinga ada
 Mulut : Labio plato skizis (-)
 Hidung : Lubang hidung (+)
 Leher : Tdk ada pembesaran kel. Tiroid
 Dada : Simetris kiri dan kanan
 Tali pusat : Tdk ada perdarahan dan tanda infeksi
 Punggung : Spinabifida (-)
 Ekstremitas : gerakan ekstremitas atas (-)
 Genitalia : testis turun ke scrotum
 Anus : (+)

2. Reflek
Reflek morro : (-)
Reflek rooting : (+)
Reflek walking : (+)
Reflek graph : (-)
Reflek suking : (+)
Reflek tonic neck : (-)

3. Antropometri
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 31 cm
Panjang badan : 50 cm

4. Eliminasi
Miksi : Ada, warna kuning jernih
Meconium : Ada, warna hijau kehitaman

3. ASSESSMENT (A)
1. berkurangnya gerakan tangan yang sakit, reflex moro asimetris, dapat terabanya
deformitas dan krepotasi di daerah fraktus yang disertai dengan rasa sakit, dan
terjadinya tangisan pada bayi saat melakukan gerakan pasif, dan yang etrakhir adalah
letak fraktur pada umumnya terjadi di daerah diafisi. Diagnose yang pasti ditegakkan
dengan pemeriksaan radiologic.
2. fraktus humerus ditandai dengan tidak adanya gerakan tungkai spontan, tidak adanya
reflek moro , graph , tonic neck.
3. Tidak ada gerakan pada tangan yang sakit,reflek moro asimetris, terabanya deformitas
dan krepotasi di daerah fraktur disertai rasa sakit. Adanya tangisan bayi pada gerakan
pasif, bayi kurang baik.

4. PENATALAKSANAAN (P)
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan, dan juga menggunakan
sarung tangan saat pemeriksaan
2. Memberitahu pada orang tua tentang hasil pemeriksaan TTV dan antropometri
3. Memberitahu kondisi anak sesuai pemeriksaan head to toe
4. Menjelaskan dengan rinci hasil pemeriksaannya kepada orangtua bayi.
5. Menjelaskan kepada orangtua bayi mengenai apa saja yang dimaksud dengan Caput
Succedaneum.
6. Bidan memberikan bantalan kapas atau kasa antara lengan yang terkena dan dada dari
ketiak sampai dengan siku. Membalut lengan atas sampai dengan dada dengan kasa
pembalut.
7. Memfleksikan siku sebanyak Sembilan puluh derajat Celsius dan membalut dengan
kasa pembalut lain, balut dengan lengan atas secara menyilang di dinding perut. Perlu
diyakinkan bahwa tali pusat tidak tertutup oleh kasa pembalut.
8. Menasehati ibu agar kembali setelah sepuluh hari kemudian untuk mengganti
pembalut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Fraktur Clavikula adalah Patahnya tulang clavikula pada saat proses persalinan biasanya
kesulitan melahirkan bahu pada letak kepala dan melahirkan lengan pada presentasi bokong,
begitupun humerus.
Fraktur Humerus adalah Fraktur humerus adalah Kelainan yang terjadi pada kesalahan
teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan
lengan membumbung ke atas.
Etiologi fraktur humerus umumnya merupakan akibat trauma. Selain dapat menimbulkan
patah tulang (fraktur), trauma juga dapat mengenai jaringan lunak sekitar tulang tersebut.
Mekanisme trauma sangat penting dalam mengetahui luasdan tingkat kerusakan jaringan tulang
serta jaringan lunak sekitarnya.
Diagnosis fraktur humerus dapat dibuat berdasarkan anamnesis yang baik,pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan radiologis.Penatalaksanaan penderita fraktur humerus harus dilakukan
secara cepatdan tepat untuk mencegah komplikasi segera, dini, dan lambat.
4.2 SARAN
Seorang bidan dalam memberikan asuhan neonatus, persalinan harus sesuai dengan
prosedur, sehingga dapat menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada bayi selama
kelahiran dan persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian NL.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta: Medika Salemba
Markum, A.H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Apley, A. Graham , Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley, Widya Medika, Jakarta,
1995.
Black, J.M, et al, Luckman and Sorensen’s Medikal Nursing : A Nursing Process Approach, 4 th
Reksoprodjo, Soelarto, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI/RSCM, Binarupa Aksara, Jakarta,
1995.

Anda mungkin juga menyukai