Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ASUHAN NEONATAL DAN MATERNAL

TENTANG CAPUT SUCCEDANEUM

Disusun Oleh
kelompok I :

1. Welan Pratama Sukma (1710070130012)


2. Nia Jasmianda (1710070130017)
3. Ema Novera Mozalesa (1710070130020)
4. Windy Suryanita (1710070130021)
5. Yulia Afrita (1710070130030)
6. Emil Efraini (1710070130042)
7. Wulan Vanesha (1810070130059)

Dosen pembimbing : Nirmala Sari S.ST M.Keb

PRORAM STUDI DIII JURUSAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan kasihnya serta
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Caput Succedaneum ”
dapat terselesaikan dengan lancar. Semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami serta mengetahui asuhan-
asuhan yang tepat yang diberikan untuk kasus caput succedaneum.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
lebih baik. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, 14 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................


1.1 Latar belakang ........................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................................................
1.3 Tujuan ...................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................


2.1 Pengertian Caput Succedaneum .............................................................................................
2.2 Penyebab Caput Succedaneum ..............................................................................................
2.3 Patofisologi ............................................................................................................................
2.4 Gejala ....................................................................................................................................
2.5 penatalaksanaan .....................................................................................................................

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................


3.1 Penutup ..................................................................................................................................
3.2 Kesimpulan ............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama
bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses
yang panjang, dengan tidak mengesampingkan factor lingkungan keluarga. Tetapi, tidak
semua bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan ini
akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak selanjuntnya.Proses kelahiran
sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kehamilan yang tidak ada gangguan,
diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui proses persalinan yang normal, dimana
bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga mengejan ibu dan kontraksi
kandung rahim tanpa mengalami trauma lahir. Kejadian caput succedaneum pada bayi
sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan
juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstrasi.
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan
leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu
dua hari. Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai
dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai
akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan
pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan caput succedaneum ?
2. Apa penyebab terjadinya caput succedaneum ?
3. Bagaimana patofisologi terjadinya caput succedaneum ?
4. Apa saja gejala terjadinya caput succedaneum ?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari caput succedaneum ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari caput succedaneum.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya caput succedaneum.
3. Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya caput succedaneum.
4. Untuk mengetahui gejala terjadinya caput succedaneum.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan caput succedaneum.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Caput Succedaneum


Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan
posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat
pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan
pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi
akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan
vakum ekstraksi.
Caput suksedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau
dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada
kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan
tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan.
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan
leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu
dua hari.
Perbedaan caput succedaneum dan cephalhematoma

Caput succedaneum Cephalhematoma


Muncul waktu lahir, mengecil Muncul waktu lahir atau setelah lahir, dapat
setelah lahir. membesar sesudah lahir.
Lunak, tidak berfluktuasi. Teraba fluktuasi.
Melewati batas sutura, teraba Batas tidak melampaui sutura.
moulase.
Bisa hilang dalam beberapa jam Hilang lama (beberapa minggu atau bulan).
atau 2-4 hari
Berisi cairan getah bening Berisi darah
Sumber : Kosim, 2003
2.2 Penyebab

Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat
memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai
dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada
partus lama atau persalinan dengan Vacum ektrasi.
Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah.
Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura
pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran
kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura
sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada
bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.
Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain :
1. Makrosomia
2. Prematuritas
3. disproporsi sefalopelvik
4. distosia
5. persalinan lama
6. persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)
7. persalinan dengan sectio caesaria
8. kelahiran sungsang
9. presentasi bokong
10. presentasi muka
11. kelainan bayi letak lintang

2.3 Patofisologi
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan
lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan
tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur
dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang
kepala di daerah sutura pada suatu proses persalinan sebagai salah satu upaya bayi untuk
mengecilkan lingkaran keplanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya, moulage ini
jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang dalam satu sampai dua hari.

2.4 Gejala
Ada beberapa gejala yang terlihat, anatara lain :
1. Udema di kepala
2. Terasa lembut dan lunak pada perabaan
3. Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah
4. Udema melampaui tulang tengkorak
5. Batas yang tidak jelas
6. Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan
7. Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan
2.5 Penatalaksanaan
Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam penanganan caput succedaneum, yaitu :
1. Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal.
2. Pengawasan keadaan umum bayi.
3. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
4. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui
dengan benar.
5. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan.
6. Berikan konseling pada orang tua, tentang:
a. Keadaan trauma yang dialami oleh bayi;
b. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3
minggu tanpa pengobatan.
c. Perawatan bayi sehari-hari.
d. Manfaat dan teknik pemberian ASI.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang
ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah
dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput suksadenum dapat hilang pada
hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas,
dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang
caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi
tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.
3.2 Saran
1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar selalu memantau keadaan
pada bayi.
2. Diharapkan kepada bidan untuk benar-benar mengerti tentang penatalaksanaan pada
setiap kelainan kepala yang mungkin terjadi pada neonatus.
3. Diharapkan kepada setiap orang tua untuk melakukan perawatan bayinya secara rutin
dirumah guna mencegah kemungkinan terjadinya infeksi dan iritasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Hassan, Rusepno. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI
Markum, A. H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Oxorn H. 1990. Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Esentia
Medica
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai