Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN NORMAL PREGNANCY

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Profesi Ners

Disusun Oleh :

Windy Sya’bani Kamaru

G3A021225

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2022
A. Tinjauan Teori
a. Antenatal Care (ANC)
a. Pengertuan Antenatal Care
Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan.
Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang
disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan
terdapat mata rantai yang saling berkesinambungan, terdiri dari mulai ovulasi
pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan
pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada rahim, pembentukan
plasenta, tumbuh kembang hasil sampai kehamilan matur atau aterm
(Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2009). Trimester Kehamilan dibagi
menjadi 3 yaitu ( Prawirohardjo,2014) :
1) Trimester I adalah usia kehamilan 0 sampai 12 minggu
2) Trimester II adalah usia kehamilan 13 sampai 27 minggu
3) Trimester III adalah usia kehamilan diatas 28 sampai 40 minggu
Antenatal Care adalah perawatan kesehatan yang diajukan kepada ibu
hamil sebelum dan selama hamil dengan tujuan mendeteksi secara dini
masalah kesehatan ibu dan janin, memberikan penyuluhan atau pendidikan
kesehatan dan perencanaan persalinan (Madriwati, 2013). Antenatal care
adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu hamil selama
masa kehamilan yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal
yang ditetapkan (Kemenkes RI, 2016). Antenatal care merupakan pelayanan
yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu
dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah (Ai Yeyeh,
2009).

b. Tujuan Antenatal Care


Tujuan Asuhan kehamilan pada kunjungan awal yaitu: mengumpulkan
informasi mengenai ibu hamil yang dapat membantu bidan dalam membangun
membina hubungan yang baik saling percaya antara ibu dan bidan, mendeteksi
komplikasi yang mungkin terjadi, menggunakan data untuk menghitung usia
kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan, merencanakan asuhan khusus yang
dibutuhkan ibu (Istri Bartini, 2012). Menurut Rukiah (2013) tujuan
dilakukannya pemeriksaan antenatal yaitu:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial
ibu dan bayi
3) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan
dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.

c. Standar Pelayanan Minimal Antenatal


Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan ibu
hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga
yang dilakukan oleh bidan atau dokter spesialis kebidanan baik yang bekerja
di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki
Surat Tanda Registrasi ( STR ). Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai
dengan standar pelayanan yaitu minimal 6 kali pemeriksaan selama
kehamilan,dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan
III. 2 kali pada trimester pertama ( kehamilan hingga 12 minggu ) , 1 kali pada
trimester kedua ( kehamilan diatas 12 minggu sampai 26 minggu ) , 3 kali
pada trimester ketiga ( kehamilan diatas 24 minggu sampai 40 minggu ) (Buku
KIA Terbaru Revisi tahun 2020).
Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu
hamil dengan memenuhi kriteria 10T yaitu :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Ukur tekanan darah
3) Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas/LILA)
4) Pemeriksaan puncak rahim ( tinggi fundus uteri )
5) Tentukan presentasi janin dan denyut janin ( DJJ )
6) Skrining status imunisasi tetanus dan beikan imunisasi tetanus toksoid (TT
) bila diperlukan.
7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama Kehamilan.
8) Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah ( Hb),
pemeriksaan golongan darah ( bila belum pernah dilakukan sebelumnya ),
pemriksaan protein urin ( bila ada indikasi ) yang pemberian pelayanan
disesuaikn dengan trimester kehamilan.
9) Tatalaksana/penanganan kasus sesuia kewenangan.
10) Temu wicara ( konseling ) ( Permenkes,2016 ).

d. Kunjungan Antenatal
Kunjungan antenatal adalah kontak antara Ibu hamil dan petugas
kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan (Kemenkes R1, 2015).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
termasuk pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pelayanan antenatal sesuai
standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali
selama kehamilan. Minimal 1 kali pada trimester I, minimal 1 kali pada
trimester II dan minimal 2 kali pada trimester III ( Kemenkes,2011 ).
Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar pelayanan
yaitu minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali
pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester pertama
( kehamilan hingga 12 minggu ) , 1 kali pada trimester kedua ( kehamilan
diatas 12 minggu sampai 26 minggu ) , 3 kali pada trimester ketiga kehamilan
diatas 24 minggu sampai 40 minggu ) (Buku KIA Terbaru Revisi tahun 2020).
Ibu hamil wajib melakukan Screening COVID 19 dengan Rapid test yaitu 7
hari sebelum persalinan /hari perkiraan persalinan, jika rapid test menunjukan
hasil reaktif maka ibu hamil dianjurkan untuk SWAB test dan persalinan
dilakukan di Rumah sakit rujukan ( Kemenkes, 2020 ). Untuk lebih rincinya
kunjungan antenatal terbagi menjadi 2 yaitu kunjungan awal (K1) dan
kunjungan ulang (K4).
1) Kunjungan Awal (K1)
Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil yang pertama
kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan (Saifuddin AB, 2012). Tujuan dari kunjungan awal yaitu:
a) Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu.
b) Mendeteksi masalah yang dapat diobati.
c) Mencegah masalah dari praktek tradisional yang merugikan.
d) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi.
e) Mendorong perilaku sehat.(Ika Pantikawati & Saryono, 2010).
2) Kunjungan Ulang (K4)
Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4) adalah kontak ibu yang keempat
atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
antenatal care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat :
a) Minimal 1 kali dalam trimester pertama ( usia kehamilan 0 –12
minggu)
b) Minimal 1 kali dalam trimester kedua ( usia kehamilan 13 minggu -27
minggu)
c) Minimal 2 Kali dalam trimester ketiga ( usia kehamilan 28 minggu –
40 minggu )
d) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu.
(Saifuddin AB, 2012).
Tujuan dari kunjungan ulang ini yaitu:
a) Pendeteksian komplikasi-komplikasi.
b) Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
c) Pemeriksaan fisik terfokus (Ika Pantikawati & Saryono, 2010)

e. Manfaat Antenatal
Asuhan antenatal memberikan manfaat yaitu dengan menemukan berbagai
kelainan yang menyertai ibu hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan
dan dipersiapkan langkah –langkah dalam penolong persalinannya. Diketahui
bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling
mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu dan perkembangan janin berkaitan
( Manuaba,2008 ).

f. Kepatuhan Antenatal Care


Kepatuhan kunjungan Antenatal Care dapat diartikan sebagai ketaatan
dalam berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan oleh ibu hamil sesuai
dengan trimester kehamilan dan sesuai dengan standar Antenatal Care(ANC)
yang ditetapkan . Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan termasuk pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pelayanan antenatal
sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4
kali selama kehamilan. Minimal 1 kali pada trimester I (pada usia kehamilan 0
sampai 12 minggu ) , minimal 1 kali pada trimester II ( usia kehamilan 13
minggu sampai 27 minggu ) dan minimal 2 kali pada trimester III ( usia
kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu ) ( Kemenkes,2011 ). Ibu hamil yang
melakukan ANC tidak sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia maka maka dikatakan ibu tidak patuh atau tidak sesuai dengan
anjuran kementrian kesehatan.

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan Antenatal Care


Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care Menurut
Lawrence Green dalam Notoadmojo ( 2016 ) Kunjungan ANC oleh ibu hamil
dipengaruhi oleh beberapa faktor.Pembagian faktor yang mempengaruhi
perilaku seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan berdasarkan
teori Lawrence Green (1980), yaitu berasal dari faktor perilaku (behavior
cause) dan faktor di luar perilaku (nonbehavior causes). Sedangkan dalam
pembagian menurut konsep dan perilaku sesorang seperti yang dikemukakan
oleh Green meliputi faktor predisposisi (predisposing factor), faktor
pemungkin (enabling factor), dan faktor penguat atau (reinforcing factor).
Faktor predisposisi (predisposing factor) adalah faktor yang
mempermudah terjadinya perubahan perilaku seseorang. Faktor ini mencakup
3 kelompok karakteristik predisposisi yaitu:
1) Ciri-ciri demografi meliputi: umur, jenis kelamin, status perkawinan,
paritas dan jumlah anggota keluarga .
2) Struktur sosial meliputi jenis pekerjaan, pendidikan, ras, agama, dan
kesukuan.
3) Kepercayaan kesehatan meliputi keyakinan, pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, dokter dan penyakitnya.
Faktor pemungkin (enabling factor) adalah faktor yang memfasilitasi perilaku
atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana berupa kelengkapan
alat-alat kesehatan dan prasarana berupa penghasilan keluarga, jarak tempat
tinggal, media informasi, kebijakan pemerintah atau fasilitas kesehatan bagi
masyarakat seperti,rumah sakit, poliklinik, posyandu, dokter atau bidan
praktik swasta.
Sedangkan, faktor penguat (reinforcing factor) adalah faktor yang
mendorong atau memperkuat terwujudnya dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lainnya, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat. Faktor ini mencakup faktor sikap dan perilaku petugas
kesehatan, tokoh agama took masyarakat dan para petugas
kesehatan,dukungan suami dan dukungan keluarga.
Menurut Lawrence Green dalam Notoadmojo ( 2016 ) Kunjungan ANC
oleh ibu hamil dipengaruhi oleh faktor :
1) Umur
Menurut (KBBI, 2008) Umur adalah lama waktu hidup atau sejak
dilahirkan.Umur sangat menentukan sesuatu kesehatan ibu, ibu dikatakan
beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35
tahun. Umur berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan
dan tindakan yang dilakukan.(Walyani, 2017).
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih
dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya, jika
kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola berpikir akan lebih
dewasa, dan lebih di jelaskan bahwa Ibu yang mempunyai usia produktif
atau tidak beresiko akan lebih berpikir secara rasional dan matang tentang
pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan dan memiliki tingkat
motivasi yang lebih tinggi dalam memeriksakan kehamilannya (Walyani,
2017).
Menurut Prawirohardjo (2014) bahwa kematian maternal yang
terjadi pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun
ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi
pada usia 21-35 tahun. Kematian maternal meningkat kembali setelah usia
diatas 35 tahun. Kehamilan diusia muda atau remaja (dibawah usia 20
tahun) akan mengakibatkan rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan,
hal ini dikarenakan pada usia tersebut ibu mungkin belum siap untuk
mempunyai anak dan alat-alat reproduksi ibu belum siap untuk hamil
sedangkan usia tua (diatas 35 tahun) akan menimbulkan kecemasan
terhadap kehamilan dan persalinan serta alat-alat reproduksi ibu terlalu tua
untuk hamil.
2) Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
sangat diperlukan untuk mengembangkan diri, semakin tinggi tingkat
pendidikan semakin mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan
dan teknologi.
Menurut Lawrence Green (2016), tingkat pendidikan merupakan
factor predisposisi seseorang untuk berperilaku sehingga latar belakang
pendidikan merupakan factor yang sangat mendasar untuk memotivasi
seseorang terhadap perilaku kesehatan dan referensi belajar seseorang.
Tingkat pendidikan ibu sangat mempengaruhi frekuensi kunjungan ANC.
Semakin paham ibu mengenai pentingnya ANC, maka ibu tersebut akan
semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan kunjungan ANC.
3) Paritas
Paritas adalah jumlah atau banyaknya persalinan yang pernah dialami ibu
baik lahir hidup maupun mati. Menurut Prwirohardjo 2014 paritas dapat
dibedakan menjadi :
a) Nulipara ( belum pernah melahirkan )
b) Primipara (satu kali melahirkan)
c) Multipara ( 2-4 kali melahirkan)
d) Grandemultipara (melahirkan > 5 orang anak).
Menurut Wiknjosastro (2005) ibu dengan kehamilan pertama kali akan
termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan
karena baginya kehamilan merupakan hal yang baru. Sebaliknya ibu yang
pernah melahirkan lebih dari satu anak mempunyai anggapan bahwa ia
sudah mempunyai pengalaman dari kehamilan sebelumnya sehingga
tidaktermotivasi untuk memeriksakan kehamilannya ke petugas
kesehatan.
4) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakini indera pengelihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Wawan, dkk, 2017).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,
bukan berarti seorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan
rendah pula.
Enam tingkat pengetahuan menurut wawan, dkk (2017), yaitu:
a) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya, mengingat kembali termasuk (recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang
diterima.
b) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara luas.
c) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
yang nyata.
d) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama lain
e) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan
untuk meletakan atau menghubungkan bagianbagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

STUDI KASUS

Nama Klien : Ny. D Nama Mahasiswa : Windy


Alamat : Bangetayu Wetan Tanggal Pengkajian : 19/5/2022
Umur : 23 tahun Status Obstetri : G1P0A0
Pekerjaan : IRT HPHT : 19/03/2022
Agama : Islam HPL : 26/12/2022
Suku : Jawa Usia Kehamilan : 8 minggu
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tidak ada keluhan, datang ingin memeriksakan kehamilan untuk
pertama kali, pasien mengatakan bagaimana proses pemeriksaan kehamilan. Pasien
mengatakan masih bingung dengan apa yang harus dilakukan untuk kehamilannya
karena baru pertama kali memeriksakan kehamilannya.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan saat ini merasa perutnya semakin begah dan susah tidur
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan ini merupakan kehamilan pertamanya
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak memilik riwayat penyakit keturunan keluarga seperti
hipertensi dan DM.
E. Persepsi dan harapan klien sehubungan dengan kehamilan
1. Mengapa ibu datang ke puskesmas
Pasien mengataka ingin mengetahui kondisi kehamilannya
2. Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan terhadap kegiatan sehari-hari
Pasien mengatakan saat ini lebih mudah lelah seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan
3. Harapan apa yang ibu inginkan selama masa hamil
Pasien mengatakan ingin kehamilannya lancar sampai persalinan dan tidak ada
hambatan saat beraktivitas
4. Ibu tinggal dengan siapa
Pasien saat ini tinggal bersama suami dan orang tuanya
5. Siapa orang terpenting bagi ibu
Pasien saat ini mengatakan yang terpenting adalah suami dan calon anaknya
6. Dengan kunjungan ibu ke klinik, dampak apa yang terjadi dalam keluarga
Pasien mengatakan dirinya dan keluarganya lebih percaya diri terhadap kondisi
bayinya dalam keadaan sehat
7. Apakah suami (orang terdekat) mau menemani datang ke klinik?
Pasien datang bersama suami
8. Rencana melahirkan dimana
Pasien mengatakan ingin persalinan di puskesmas saja
F. Kebutuhan dasar khusus
1. Ketidaknyamanan istirahat tidur
a. Ketidaknyamanan
1.) Apakah terjadi gangguan kenyamanan selama hami?
Ya, perut semakin begah dan terasa tidak nyaman
2.) Apakah yang telah ibu lakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan?
Memposisikan diri sesuai dengan kenyamanan saat itu
3.) Apakah hilang dengan pengobatan?
Selama ini tidak mengkonsumsi pengobatan apapun
4.) Apa yang ibu inginkan dari perawat untuk menghilangkan rasa tidak
nyaman tersebut?
Pasien mengatakan hanya ingin diarahkan apa saja yang perlu dilakukan,
karena ini merupakan kehamilan pertama sehingga belum memiliki
pengalaman apapun
b. Istirahat dan tidur
1.) Bagaimana kebiasaan tidur ibu sebelum hamil? Jelaskan waktu, lama,
posisi?
Sebelum hamil pasien tidur pukul 22.00 dan bangun pada pukul 06.00
dengan posisi berubah-rubah.
2.) Adakah gangguan istirahat tidur selama hamil?
Ya, perut terasa begah
Yang telah dilakukan yaitu mencari posisi nyaman yang diperlukan oleh
ibu
3.) Bagaimana cara ibu memenuhi kebutuhan istirahat sata beraktivitas /
bekerja?
Pasien mengatakan istirahat saat merasa kelelahan
c. Hygiene prenatal
1.) Bagaimana kebiasaan ibu dalam memenuhi kebersihan diri: mandi, gososk
gigi, kuku, payudara, vagina? Jelaskan
Pasien mengatakan untuk kebutuhan kebersihan diri dilakukan seperti
biasanya, kecuali untuk memotong kuku saat ini memerlukan bantuan ibu
atau suaminya.
2.) Apakah ada bahan kimia atau sejenisnya yang digunakan untuk perawatan
kebersihan vagina?
Ny. D mengatakan hingga saat ini dirinya tidak menggunakan produk
apapun untuk keperluan vagina
3.) Bagaimana cara ibu membersihkan daerah perineal setelah BAB?
Biasanya hanya menggunakan sabun mandi dan air
2. Keselamatan
a. Pergerakan
1.) Apakah kesulitan rentang pergerakan?
Ya, contohnya dari jongkok untuk berdiri, dari tidur ke duduk
b. Penglihatan
Apakah gangguan penglihatan? Tidak
c. Pendengaran
Apakah gangguan pendengaran? Tidak
d. Cairan
1.) Apakah ada perbedaan jumlah cairan yang diminum selama hamil?
Pasien mengatakan setelah hamil dirinya mudah haus
2.) Minuman apa yang disukai?
Apa saja
3.) Minuma apa yang tidak disukai?
Kurang menyukai minuman asam
4.) Apakah ibu mempunyai kebiasaan minum kopi/soda/minuman keras? Jika
iya berapa banyak?
Pasien mengatakan hanya sesekali minum minuman bersoda
5.) Apakah pengeluaran keringat yang berlebihan? Bila ada, kapan dan
bagaimana cara mengatasinya?
Tidak pernah

3. Nutrisi
a. Adakah keluhan mual, muntah? Bila iya kapan, frekuensi, dan bagaimana cara
mengatasinya?
Sejak kehamilan trimester pertama tidak ada keluhan mual muntah
b. Apakah kehamilan menimbulkan perubahan pada cara makan ibu? Bila iya
jelaskan
Saat ini frekuensi dan porsi makan ibu meningkat, sehari bisa 5x makan
c. Makanan apa yang disukai ibu?
Pasien mengatakan menyukai makanan apa saja
d. Apakah ada makanan pantangan untuk ibu?
Tidak ada
e. Makanan yang bagaimanakah yang penting untuk ibu?
Menurut Ny. D apa saja yang terpenting makanan bergizi
f. Bagaimana cara ibu mendapatkannya?
Ny. D mengatakan biasanya dirinya makan makanan yang dimasak oleh
ibunya dan biasa masak sendiri
g. Apakah ibu melakukan diit khusus?
Ny. D mengatakan dirinya tidak mengikuti program diit apapun
h. Apakah ada masalah dengan diit tersebut?
Tidak ada
i. Apakah ibu mengkonsumsi makanan tambahan (food supllement)?
Tidak mengkonsumsi makanan tambahan
j. Siapa pengambil keputusan dalam pemenuhan kebutuhan makanan sehari-
hari?
Ny. D mengatakan keputusan untuk makanan biasanya oleh ibu kandungnya.
4. Gaya Hidup
a. Apakah ibu mempunyai kebiasaan merokok? Tidak ada
b. Apakah ibu mempunyai kebiasaan makan makanan cepat saji (junk food)?
Tidak ada
c. Apakah ibu mempunyai kebiasaan melakukan exercise (olah raga)? Tidak
pernah
5. Eliminasi
a. BAB
1.) Apakah ada keluhan dalam BAB? Tidak ada
2.) Kebiasaan BAB sebelum dan saat hamil? Biasanya 1/2 hari sekali
3.) Apakah kebiasaan menggunakan pencahar? Tidak
b. BAK
1.) Adakah keluhan dalam BAK? Saat ini lebih sering kencing dibanding
sebelum hamil
6. Oksigenasi
Adakah keluhansesak nafas? Ya, datangnya hilang timbul saat posisi tubuh tidak
nyaman, dan ketika berjalan jauh
7. Seksualitas
Pasien mngatakan tidak ada gangguan terhadap hubungan seksualitas dengan
suami
G. Riwayat Obstetri
Kehamil Gg. Cara Masalah Penolon Masala Masala Keadaa
an ke Kehamil Persalin Persalin g h Nifas h Bayi n Anak
an an an Persalin
an
Kehamil - - - - - - -
an ke- 1

H. Riwayat Menstruasi
1. Menarche usia?
Usia 13 tahun
2. Siklus menstruasi berapa hari? Lama menstruasi?
Siklus haid 28 hari dengan lama menstruasi 6-7 hari
3. Adakah keluhan nyeri haid, jika iya bagaimana cara mengatasiya?
Tidak ada
I. Keluarga Berencana
1. Berapa jumlah anak yang direncanakan?
Pasien mengatakan belum tau keinginan semua akan memiliki anak berapa
2. Jenis kontrasepsi apa yang pernah digunakan?
Pasien mengatakan sampai saat ini belum menggunakan alat kontrasepsi apapun
3. Adakah gangguan/ masalah dengan kontrasepsi tersebut? Bila ada bagaimana cara
mengatasinya?
Belum ada masalah terhadap penggunaan alat kontrasepsi
4. Jenis kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang
Pasien mengatakan belum konsultasi dan bingung terhadap kontrasepsi setelah
persalinan
J. Pemeriksaan Fisik (head to toe)
1. Antropometri
a. TB : 155 cm
b. BB sebelum hamil : 50 kg
c. BB saat ini : 54 kg
d. Lingkar lengan : 26 cm
2. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 118/97 mmHg
b. Nadi : 89 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu badan : 36,80C
3. Keadaan Umum : Baik, tidak ada keluhan
4. Kulit, Kuku : Bersih, simestris, nyeri tekan (-), sianosis (-)
5. Kepala : Bentuk kepala simestris, nyeri tekan (-),
6. Leher : Tidak ada lesi, nyeri tekan (-)
7. Thorax : Bentuk simetris, nyeri tekan (-)
8. Jantung : Suara normal; lup dup
9. Paru : Tidak ada suara nafas tambahan; vasikuler
10. Mammae : Tidak terkaji
11. Abdomen : TFU : 9 cm
12. Perianal : Tidak terkaji
13. Ekstremitas : Bentuk simetris, Gangguan bergerak (-)
K. Pemeriksaan Penunjang:
1. Hasil Laboratorium
a. Hematologi
Hemoglobin : 11,4
Haematokrit : 36,0
Lekosit : 9.100
Trombosit : 281,000
Eritrosit : 3,89
Limfosit : 16,8
Monosit : 5,2
Granulosit : 78,0
MCV : 93
MCH : 29,9
MCHC : 32,2
b. Urinalisa
Protein : Negatif
Reduksi : Negatif
c. Serologi
HbsAg : Non reaktif
HIV : Non reaktif
VDRL : Negatif
Golongan darah : O/+
L. Pengkajian Psikososial
1. Bagaimana penerimaan ibu terhadap kehamilan?
Pasien sangat senang saat tahu dirinya sedang hamil
2. Bagaimana dukungan keluarga terhadap kehamilan?
Keluarga sangat mendukung Ny.D

M. Analisa Data
Data Fokus Etiologi Problem
DS: Pasien mengatakan datang Kurang terpapar Defisit Pengetahuan
ingin memeriksakan kehamilan informasi (D.0111)
untuk pertama kali, pasien
mengatakan bagaimana proses
pemeriksaan kehamilan. Pasien
mengatakan masih bingung
dengan apa yang harus
dilakukan untuk kehamilannya
karena baru pertama kali
memeriksakan kehamilannya.
DO:
Keadaan umum baik,
kesadaran composmentis,
pasien tampak bingung dan
sering bertanya tentang proses
pemeriksaan kehamilan dan
apa yang harus dilakukan
untuk kehamilannya.
Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 118/97
mmHg
b. Nadi : 89 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit
d. Suhu badan : 36,80C

N. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan (D.0019)

O. Intervensi
No. Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
(D.0111) Setelah dilakukan tindakan Edukasi Persalinan (I.12437)
keperawatan selama maka 1. Mengidentifikasi tingkat
diharapkan tingkat pengetahuan pengetahuan
meningkat dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi pemahaman ibu
1. Perilaku sesuai anjuran tentang persalinan
meningkat 3. Berikan kesempatan untuk
2. Perilaku sesuai dengan bertanya
pengetahuan meningkat 4. Menjelaskan metode
3. Persepsi yang keliru terhadap persalinan yang ibu inginkan
masalah yang dihadapi 5. Jelaskan persiapan dan
menurun tempat persalinan
6. Menganjurkan ibu untuk
mengikuti kelas ibu hamil
pada usia kehamilan lebih
dari 36 minggu
7. Anjurkan ibu cukup nutrisi
8. Ajarkan ibu cara mengenali
tanda-tanda persalinan

P. Implementasi
No.
Hari/Tgl Implementasi Respon Paraf
Dx
Kamis, 1 Membina hubungan DS: Pasien mengatakan
19 April saling percaya bersedia untuk di lakukan
2022 wawancara
Melakukan pengkajian DO: Pasien kooperatif dan
menjawab setiap pertanyaan
yang diberikan
Mengidentifikasi DS : Pasien mengatakan
tingkat pemahaman setahu dirinya persalinan
ibu tentang persalinan adalah melahirkan yang
terdapat dua jenis yaitu
normal dan sesar.
DO : Keadaan umum baik,
sedikit lemas, kesadaran
composmentis
Menjelaskan secara DS : Pasien mengatakan
singkat tentang sudah sedikit paham dengan
kehamilan dan yang dijelaskan
persalinan DO : keadaan umum
baik,kesadaran
composmentis, pasien
tampak mulai memahami
apa yang dijelaskan

Q. Evaluasi
No.
Hari/Tgl Catatan Perkembangan Paraf
Dx
Selasa, 1 S: Pasien mengatakan sudah sedikit mengerti dengan
17 April penjelasan yang diberikan
2022 O: Keadaan umum baik kesadaran composmentis
Antropometri
- TB : 155 cm
- BB sebelum hamil : 50 kg
- BB saat ini : 54 kg
- Lingkar lengan : 26 cm
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 118/97 mmHg
- Nadi : 89 x/menit
- Respirasi : 20 x/menit
- Suhu badan : 36,80C
A. Defisit Pengetahuan
P : Edukasi Persalinan
- Menganjurkan ibu untuk mengikuti kelas ibu
hamil pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu
- Menganjurkan ibu untuk sering membaca tanda
bahaya yang ada pada buku KIA
- Mengedukasikan ibu untuk mempersiapkan
persalinan
- Mengedukasikan ibu untuk mempersiapkan kb
yang akan digunakan setelah melahirkan

Anda mungkin juga menyukai