Anda di halaman 1dari 139

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan

kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya

mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan

kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pelayanan kebidanan. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit

atau institusi (Bustami,2017). Asuhan yang tidak bermutu tinggi dan komprehensif

akan menimbulkan suatu masalah. Hal ini dapat dilihat dari data Puskesmas

Sukowono. Hal ini dapat di lihat dari data Puskesmas Sukowono,Berdasarkan dari

data kesehatan kabupaten jember tahun 2020, kecamamtan sukowono menempati

urutan ke 37 dalam asuhan ibu nifas yang mendapatkan Vitamin A. Terdapat juga

data ibu hamil dengan komplikasi kebidanan, puskesmas sukowono menempati

urutan ke 3 dari 50 kecamatan di kabupaten jember yang memiliki ibu hamil dengan

komplikasi terbanyak.Kejadian KEK di Kecamatan Sukowon Kabupaten Jember

telah melebihi prevelensi secara nasional yaitu mencapai 12,26%, kondisi kurang gizi

selama hamil ini, dapat disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu dan kualitas

makanan yang di konsumsi ibu selama kehamilan.Berdasarkan data KEK dari

kecamatan sukowono didapat salah satunya berada di desa sumber wringin.

1
Berdasarkan data jumlah penduduk Desa Sumberwringin adalah 6.536 dan terdapat

1.875 KK dimana hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang dilakukan pada 180 KK

ditemukan 35% KEK, Penyulit kehamilan (preeklmasia dan resiko preeklampsia)

10%, tarak makan 10%, bayi dan balita wasting 20,6%, bayi dan balita stunting

12,8% , bayi dan balita overwight 4,1%.

Masalah yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan dampak atau

komplikasi, seperti kematian ibu dan kematian bayi. Di indonesia angka kematian

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di

Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia.

Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221

kematian (Profil Kesehatan Indonesia, 2020). Pada tahun 2019, Angka Kematian Ibu

Provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per 100.000 kelahiran hidup, Angka ini naik

dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 98,39 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas

Kesehatan Jawa Timur, 2020).

Upaya yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan desa Sukowono terutama

bidan desa adalah dengan melakukan posyandu setiap bulan untuk mendeteksi secara

dini terjadinya masalah pada anggota masyarakat, bidan juga melakukan Pemberian

Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil yang resiko tinggi terutama ibu yang

mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK), bayi dan balita yang mengalami

masalah pemenuhan pada gizi.

2
Dengan latar belakang diatas, maka mahasiswa Akademi Kebidanan Jember

akan melakukan asuhan kebidanan komunitas di desa Sumberwringin Kecamatan

Sukowono.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari praktik kebidanan komunitas adalah mahasiswa mampu

memberikan asuhan kebidanan dengan melibatkan peran masyarakat dalam

pelayanan ibu dan anak, KB, serta kesehatan reproduksi wanita dan mengevaluasi

pelayanan kebidanan komunitas dengan tekhnik problem solving, pendekatan tim,

manajemen kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktek kebidanan komunitas mahasiswa mampu

melaksanakan asuhan kebidanan pada komunitas dengan melibatkan peran serta

masyarakat melalui proses :

a. Melakukan pengumpulan data

b. Mengidentifikasi masalah-masalah kebidanan dikomunitas dengan benar dan

tepat

c. Merumuskan masalah-masalah kebidanan komunitas dengan benar dan tepat

d. Membuat strategi pelayanan yang berkaitan dengan kebidanan komunitas serta

berkesinambungan, benar dan tepat

e. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas

f. Melaksanakan evaluasi pelayanan kebidanan komunitas

3
1.3 Ruang Lingkup Praktek

1.3.1 Tempat

Tempat dilaksanakannya praktik kebidanan komunitas adalah di desa

Sumberwringin Kecamatan Sukowono

1.3.2 Waktu

Waktu pelaksanaan praktik kebidanan komunitas dimulai tanggal 13 Juni

2022 sampai 8 Juli 2022

1.3.3 Sasaran

Sasaran praktik kebidanan komunitas adalah kelurga di Desa Sumberwringin

khususnya yang berkaitan dengan kebidanan

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah didapatkan dari

institusi sehingga meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan

pelayanan kebidanan komunitas.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Masyarakat mendapatkan pengetahuan terkait kewaspadaan serta pencegahan

masalah kesehatan pada Ibu hamil, bayi, balita dan kesehatan reproduksi.

1.4.3 Bagi Petugas Kesehatan

Penulisan laporan kebidanan komunitas diharapkan petugas kesehatan dapat

mengetahui lebih jauh lagi tentang kesehatan masyarakat yang ada di desa tersebut

4
1.4.4 Bagi Institusi

Penulisan laporan kebidanan komunitas dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi institusi untuk penilaian keterampilan mahasiswa dalam memberikan asuhan

kebidanan komunitas.

5
BAB 2

PENGKAJIAN

2.1 Data Umum

Data umum yang menjabarkan tentang profil Desa Sumber wringin seperti

gambaran umum, data geografis, data domografi, dll, meliputi:

a. Gambaran Umum

1) Dusun : Krajan dan duklengkong

2) RW : 001,002,003,004,005,007,008,009,010,011

3) RT : 001,002,003,004,005,

4) Posyandu : Kamboja 17, Kamboja 18, Kamboja 19, Kamboja 20, Kamboja

21 dan Kamboja 22

b. Data Geografis (sertakan Peta Wilayah Desa)

1) Luas wilayah : 522.109 ha

2) Jumlah Penduduk : 6536

3) Jumlah RW : 11

4) Jumlah RT : 32

5) Jumlah KK : 1874

6) Keadaan geografi : Dataran rendah , Perbukitan Ha, Perkebunan...Ha

7) Ketinggian : 0 - 3.000 meter diatas permukaan laut

8) Produktifitas tanah : Daratan tinggi: Tembakau, Coklat, pepaya

Daratan rendah: Padi, Cabai, jagung, kedelai, kacang

tanah, kacang panjang, bawang

6
9) Batas wilayah

Sebelah Utara : Desa sukokerto

Sebelah Selatan : Desa sumber kalong

Sebelah Timur : Desa balet baru

Sebelah Barat : Desa mojogemi

c. Karakteristik Geografi : Perbukitan, dan daratan rendah

d. Letak terhadap Pusat Fasilitas Kota

1) Kota kecamatan : 5 Km, PP ditempuh + :10 Menit

2) Puskesmas terdekat : 4 Km, PP ditempuh + : 10 Menit

3) RSU terdekat : 8 Km, PP ditempuh + : 15 Menit

4) Jenis transportasi : Ambulance desa

5) Jalan utama desa : Aspal

e. Data Sumber Daya

1) Sarana pendidikan formal

a) Jumlah TK :3

b) Jumlah SD :2

c) Jumlah SLTP/Sederajat :2

d) Jumlah SLTA/Sederajat :2

e) Jumlah Madrasah Ibtidaiyah : 15

f) Lain-lain :-

2) Sarana ibadah

a) Jumlah masjid/musholla : 11

3) Sarana olahraga :2

7
f. Data tenaga kesehatan/ yang ada di masyarakat

1) Bidan : 2 orang

2) Perawat : 1 orang

3) Petugas gizi : 1 orang

4) PLKB : 1 orang

g. Data peran serta masyarakat

1) Kader kesehatan : 30 orang

2) Dukun bayi : 1 orang

3) Guru UKS : 2 orang

2.2 Data khusus

Total sampel yang diambil adalah 180 KK yang memiliki ibu hamil, ibu nifas

bayi dan balita. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 14 Juni 2022

sampai dengan 17 Juni 2022.

2.1.1 Pengkajian sampel data umum

a. Pendidikan

PENDIDIKAN
150
JUMLAH

100
50
0
SD SM SM PT
P A
Jumlah 113 23 24 4

Berdasarkan sampel yang diambil didesa Sumber wringin terdapat 180 sampel

yang sudah di survey, dan dari hasil survey untuk pendidikan kepala keluarga dari

180 kepala keluarga terdapat 113 kepala keluarga yang menempuh pendidikan

8
SD, 23 kepalla keluarga menempuh pendidikan sampai SMP, 24 Kepala keluarga

menempuh pendidikan hingga SMA dan 4 kepala keluarga menempuh pendidikan

hingga perguruan tinggi.

b. Agama

JUMLAH AGAMA
200
100
0
Musli Non
m Musli
m
Series1 180 0

Berdasarkan hasil survey yang diambil dari 180 sampel di desa sumber wringin

100% menganut agama islam.

c. Pekerjaan

PEKERJAAN
JUMLAH

100
50
0
PNS Peta Bur Wir Lain
ni uh asw -lain
asta
Series1 3 62 33 74 8

Berdasarkan hasil survey dari 180 sampel di desa sumber wringin terdapat 3

kepala keluarga yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil, 62 kepala keluarga

bekerja sebagai petani, 33 kepala keluarga bekerja sebagai buruh , 75 kepala

keluarga bekerja sebagai wiraswasta dan 8 kepala keluarga bekerja lain lain

seperti, tukang batu, dll.

9
d. Suku

Dari 180 sampel KK terdapat 177 keluarga adalah suku Madura dan terdapat 3

keluarga yang ber suku jawa. Dalam desa sumber wringin yang sudah di survey

belum ada keluarga dari suku lain lain.

e. Status kesehatan dalam 6 bulan terakhir

kesehatan 6 bulan terakhir

6
5
4
3
2
1
0
Menular Tidak Menular
Jumlah 4 6

Berdasarkan survey yang dilakukan dari 180 sampel terdapat 60 orang yang

pernah sakit dalam 6 bulan terakhir dan dalam 60 orang tersebut terdapat 14 orang

yang menderita penyakit menular seperti, flu,batuk, TBC dll, sedangkan terdapat

10
46 orang yang menderita penyakit tidak menular seperti, Diare, demam, dan lain-

lain.

f. Status kesehatan keluarga saat survey terakhir (semua jenis penyakit)

Status kesehatan saat survey


sesuai jenis penyakit
6
4
2
0
Jumlah
Menular 4
Tidak Menular 6

Berdasarkan data survey yang dilakukan di desa sumber wringin, dari 180 KK

terdapat 10 orang yang pada saat survey sedang sakit, 4 dari 10 orang mengalami

penyakit menular seperti TBC, Flu dan batuk, dan 6 dari 10 orang yang sakit

mengalami penyakit tidak menular seperti demam, diare dll.

g. Kematian dalam setahun terakhir

Dalam hasil surveydari 180 KK, tidak ada kematian dalam satu tahun terakhir.

2.2.1 Data sasaran KIA-KB,Kespro, PHBS dan perilaku Covid 19

Klasifikasi Jumlah Jumlah dalam %


Ibu hamil 20 11%
Ibu nifas 6 3%
Akseptor KB 133 95%
Neonatus 3 2%
Bayi 28 16%
Balita 88 49%
Kespro 13 7%
PHBS 180 100%
Covid 19 180 100%
Tabel 2.1 Data sasaran sampel

11
h. Data kesehatan

1) Data kesehatan ibu hamil

Pemeriksaan ANC
20

Jumlah
10
0
IYA TIDA
K
Series1 20 0

Berdasarkan data sampel yang sudah di survey didesa sumber wringin terdapat 20

ibu hamil, yang terbagi menjadi 3 orang di Trimester I, 6 orang di trimester II dan

11 orang di trimester III. Dalam pemeriksaan ANC semua ibu hamil yang di

survey selalu melakukan pemeriksaan Antenatalcare secara rutin.

Tempat ANC
15
Jumlah

10
5
0
PMB Posyan PKM/P RS Altern
du olindes atif
Series1 2 12 6 0 0

Dari 20 ibu hamil yang sudah di survey, ada 2 orang ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya di PMB, 12 ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC

di Posyandu dan 6 ibu hamil melakukan pemeriksaan di puskesmas. Dari data

survey ibu hamil tidak ada yang melakukan pemeriksaan pemeriksaan di rumah

sakit.

12
Imunisasi TT

15

Jumlah
10
5
0
Lengkap Tidak Tidak
Lengkap Imunisasi
Series1 14 6 0

Dari hasil survey yang didapat dari 20 ibu hamil 14 ibu hamil melakukan

imunisasi TT lengkap, dan 6 ibu hamil masih belum lengkap imunisasi TT

dikarenakan masih belum masuk waktu pemberian. Ibu dengan status belum

lengkap didominasi oleh ibu primipara atau kehamilan pertama.

Penyulit Kehamilan

20
Jumlah

10

0
Ada Tidak
Series1 2 18

Berdasarkan hasil survey dari 20 ibu hamil terdapat 2 ibu hamil yang mempunyai

penyulit kehamilan, penyulit kehamilan tersebut berupa ibu dengan resiko

preeklamsia dan sudah masuk dalam diagnose preeklamsia.

13
Berdasarkan hasil survey 2 dari 20 ibu hamil masih mempercayai mitos desa, 2

orang tidak bisa makan makanan yang dipercayai akan menyulitkan persalinan,

dalam status gizi pada saat survey terdapat 7 dari 20 ibu hamil mengalami KEK,

dan terdapat 13 dari 20 ibu hamil dengan status gizi normal atau tidak KEK.

Dalam surevey ibu hamil yang mengalami KEK lebih didominasi oleh ibu yang

hamil anak pertama.

Status Anemia

20

15
Jumlah

10

0
Anemia Tidak
Anemi
Series1 0 20

Berdasarkan hasil survey dai 20 ibu hamil tidak ada yang mengalami anemia gzi

besi. Dari hasil survey, pemenuhan Fe pada ibu hamil di desa sumber wringin

selalu di pantau oleh bidan dan dibantu kader.

2) Data kesehatan ibu nifas

14
KF Tempat
6 5
4
4 3
2
2 1
0
0 PMB PKM/ RS
IYA TIDA POLIN
K DES
Series1 6 0 Jumlah 1 5 0

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh mahasiswa dari 180 sampel KK,

terdapat 6 ibu berstatus ibu nifas. 6 dari 6 ibu nifas semua selalu melakukan

kunjungan nifas. Dari 6 ibu nifas terdapat 1 ibu nifas yang melakukan kunjungan

ulang nifas di PMB, dan 5 dari 6 orang melakukan kunjungan ulang nifas di

puskesmas dengan status kunjungan nifas lengkap.

Jumlah
6
4
2
0
IYA Ben Sala TID Tida Tida
ar h AK k k
tau mau
Jumlah 6 0 0 0

Dari hasil survey ditemui 6 ibu nifas menyusui bayinya, hasil survey yang ditemui

6 ibu nifas tersebut melakukan teknik menyusui dengan benar. perawatan

puerperium yang dilakukan semua ibu nifas yang di survey sudah benar dalam

melakukan perawatan puerperium, Survey yang dilakukan oleh mahasiswa ibu

nifas mempraktekkan dalam melakukan perawatan puerperium seperti cebok dari

depan kebelakang dll.

15
Vitamin A FE
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
Dapat Tidak Minu Tidak Dapat Tidak Tidak
dapat m minu dapat diminu
m m
Jumlah 6 0 6 0 Jumlah 6 0 0

Berdasarkan hasil survey yang ditemukan di 6 ibu nifas, semua sudah diberikan

vitamin A dan Fe, semua ibu nifas sudah meminum vitamin A dan Fe yang

diberikan oleh bidan. Berdasarkan hasil survey ibu nifas selalu dipantau oleh

bidan dan dibantu oleh kader.

3) Data kesehatan Neonatus

Status Kunjungan

2
Jumlah

1
0
Lengkap Tidak Tidak sama
lengkap sekali
Series1 1 2 0

Berdasarkan hasil survey mawas diri yang dilakukan oleh mahasiswa dari 180

sampel KK terdapat 3 neonatus yang ditemui pada saat survey, neonates yang

masuk dalam survey berstatus Neonatus 1, 2 dan 3. Berdasarakan hasil survey

yang didapat, terdapat 1 neonatus berstatus kunjungan lengkap dan 2 dari 3

16
neonatus berstatus kunjungan tidak lengkap dikarenakan masih belum waktu

kembali untuk kunjungan.

4) Data kesehatan bayi

Imunisasi
25
20
15
10
5
0
Leng Tidak
kap lengk
ap
Jumlah 22 6

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh mahasiswa yang terdiri dari 180

sampel dan ditemukan 28 Bayi. Dari 28 bayi 14 berjenis kelamin perempuan dan

14 berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hasil survey dari 28 bayi semua

melakukan penimbangan secara teratur dan selalu di catat di buku KIA. Tempat

melakukan timbangan berat badan dan pengukuran tingi badan dari 28 bayi

dilakukan di posyandu. Berdasarkan survey yang dilakukan, didapatkan 6 dari 28

bayi berstatus imunisasi belum lengkap dikarenakan belum cukup waktu dan pada

saat imunisasi bertepatan bayi sakit. 22 dari 28 bayi berstatus imunisasi lengkap.

17
status gizi

25

20
Axis Title

15

10

0
Wasting Stanting Overweight Normal
Jumlah 4 1 1 24

Berdasarkan data yang didapat dari hasil survey 28 bayi didapatkan, 24 bayi

berstatus gizi normal, 1 bayi berstatus gizi overwight, overwight ialah berat

badan yang lebih besar dari angka yang dianggap normal, 1 bayi mengalami

status gizi stunting dan 4 bayi mengalami status gizi wasting. Pengukuran wasting

dilakukan dengan cara mengukur BB/PB bayi. Hasil survey yang dilakukan oleh

mahasiswa dilakukan penimbangan dan dilakukan pengukuran tinggi badan.

Berdasarkan hasil survey yang ditemui terdapat 28 bayi yang dilakukan survey. 28

bayi tersebut sudah diberikan vitamin A, dari 28 bayi yang sudah di survey,

semuanya mempunyai buku KMS (Kartu Menuju Sehat), hal ini dibuktikan

dengan adanya buku KIA dan semua penimbangan sudah tercatat di KMS. Dari

18
28 Bayi hasil survey, semua bayi tersebut diberikan ASI dari usia 0 bulan dan

tetap diberikan meskipun bayi sudah diberikan MPASI.

5) Data kesehatan balita

Berdasarkan hasil survey dari 180 sampel terdapat 88 balita yang ditemui.

Terdapat 42 balita berjenis kelamin laki-laki dan 46 balita berjenis kelamin

perempuan. Dari 88 bayi yang sudah di survey, 1 orang tidak melakukan

penimbangan secara teratur, dan 87 balita lain melakukan penimbangan secara

teratur. Alasan 1 bayi tidak melakukan timbangan berat badan dikarenakan ibu

sibuk dan susah untuk mengantar bayinya ke tempat penimbangan, alasan lain

karena takut bayi di suntik dan jika disuntik bayi akan sakit. Tempat dilakukan

penimbangan dari 88 balita terdapat 1 balita yang melakukan penimbangan di

puskesmas dan terdapat 87 balita melakukan penimbangan di posyandu.

Berdasarkan hasil survey, terdapat 2 dari 88 balita yang tidak lengkap imunisasi

19
dan 86 balita melakukan imunisasi lengkap. Alasan 2 balita tidak melakukan

imunisasi adalah karena takut balitanya sakit, dan juga pada saat jadwal imunisasi

balita sedang sakit.

Status Gizi

80
60
Jumlah

40
20
0
Wasting Stunting Overweig Normal
ht
Series1 7 9 1 75

Berdasarkan data yang didapat dari hasil survey 88 balita didapatkan, 75 bayi

berstatus gizi normal, 1 bayi berstatus gizi overwight, overwight ialah berat

badan yang lebih besar dari angka yang dianggap normal, 9 bayi mengalami status

gizi stunting dan 7 bayi mengalami status gizi wasting. Pengukuran dilakukan

dengan cara mengukur BB/TB balita. Hasil survey yang dilakukan oleh

mahasiswa dilakukan penimbangan dan dilakukan pengukuran tinggi badan.

Motorik Halus Personal sosial


100 100
Jumlah

50 80
60
0 40
Ses Tid 20
uai ak 0
Ses Sesuai Tidak
uai Sesuai
Series1 85 4 Jumlah 82 6

20
Bahasa

Jumlah
100
0
Sesuai Tidak
Sesuai
Series1 84 4

Berdasarkan hasil survey, dari 180 sampel KK, ditemui 88 balita. Terdapa 42

balita perempuan dan 46 balita laki-laki. 4 dari 88 balita mengalami kurang dalam

stimulasi motoric halus dan terdapat 84 dari 88 balita bagus dalam stimulasi

motoric halus.88 balita yang sudah di survey, terdapat 6 dari 88 balita mengalami

kekurangan dalam stimulasi personal social dan 82 balita normal. Dari hasil

survey terdapat 4 yang kurang dalam stimulasi bahasa dan terdapat 84 balita yang

dalam bahasanya normal.

KMS
Jumlah

100

0
IYA Tidak
Series1 87 1

Balita Suka Jajan


100
Jumlah

50
0
IYA Tidak
Series1 74 14

Berdasarkan hasil survey dari 88 balita sudah diberi Vitamin A.ada 1 dari 88

balita yang tidak memiliki KMS alasannya dikarenakan buku KIA hilang.dari 88

21
balita terdapat 6 balita yang kurang dalam nafsu makan dan 82 balita mempunyai

nafsu makan baik. Dari 88 balita terdapat 14 balita yang kuraang suka jajan dan

terdapat 74 balita yang suka jajan, jajan yang di sukai seperti wafer, biscuit, dll.

6) Kesehatan reproduksi

Keluhan
Jumlah

15
10
5
0
Keput Gatal Masal Keluh Benjo Lain-
ihan ah an lan Lain
Seks… BAK Pay…
Series1 13 6 0 0 0 0

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di 180 KK, terdapat 13 wanita usia

subur yang mengalami masalah kesehatan reproduksi. Diantaranya 13 orang

dengan keputihan dan 6 disertai dengan gatal. Dari hasil survey Permasalahan

kespro di desa sumber wringin hanya 1 orang yang berobat dan 12 orang lainnya

tidak berobat dikarenakan hal tersebut dianggap wajar.

7) KB

22
Jenis Kontrasepsi
100
80

Jumlah
60
40
20
0
Pil Ko Su M IU Im Lai
nd nti O D pl n-
o k W an Lai
m / t n
M…
Series1 10 0 89 0 28 6 0

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan didesa sumber wringin dengan 180

sampel, terdapat 133 wanita usia subur yang menggunakan KB dan 7 dari 140

tidak menggunakan KB. Berdasarkan hasil survey terdapat 10 menggunakan alat

kontrasepsi jenis pil, 89 menggunakan KB suntik, 28 menggunakan KB IUD, dan

6 wanita usia subur menggunakan KB implant.

2.3 Rumusan masalah

Rumusan masalah dari hasil survey yang ditemui didesa sumber wringin

dalam 180 sampel adalah :

1. Terdapat 7 dari 20 ibu hamil mengalami KEK

2. Terdapat 2 dari 20 ibu hamil yang mempunyai penyulit kehammilan yaitu

RPE dan PE

3. Terdapat 2 dari 20 ibu hamil yang memiliki tarak makan/ yang mempercayai

tidak boleh makan karena takut berpengaruuh pada persalinannya.

4. Terdapat 4 dari 28 bayi yang mengalami wasting, 1 dari 28 bayi mengalami

stunting dan 1 dari 28 bayi mengalami overwight.

5. Terdapat 1 dari 88 balita yang tidak mau timbang secara teratur di posyandu.

23
6. Terdapat 7 dari 88 balita mengalami wasting, 9 dari 88 balita mengalami

stunting dan 1 dari 88 balita mengalami overwight.

7. Terdapat 6 dari 88 balita mengalami nafsu makan kurang baik.

8. Terdapat 4 dari 88 balita yang mengalami ketidaksesuaian motoric halus dan

bahasa , 6 dari 88 balita yang mengalami ketidaksesuaian personal social.

9. Dari 30 masalah kesehatan reproduksi terdapat 13 mengalami keputihan 6

beserta keluhan gatal dan hanya 1 yang berobat.

a. Rumusan masalah berdasarkan prioritas


1. Stunting
NO Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3x1 1 Ancaman kesehatan
2 Kemungkinan masalah 2/2x2 2 Sebagian masalah dapat
untuk dirubah diatasi dengan kemauan
keluarga untuk menjaga
kebersihan
3 Potensi masalah untuk 3/3x1 1 Masalah rendah diubah
dirubah karena keluarga sudah
membuat perilaku tidak
bersih tersebut menjadi
kebiasaan
4 Penonjolan masalah 2/2x1 1 Masalah tidak dirasakan
langsung oleh keluarga
Total 5

2. Ibu hamil dengan penyulit RPE dan PE


NO Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3x1 1 Ancaman kesehatan
2 Kemungkinan masalah 2/2x2 2 Sebagian masalah dapat
untuk dirubah diatasi dengan kemauan
keluarga untuk menjaga
kebersihan
3 Potensi masalah untuk 2/3x1 2/3 Masalah rendah diubah
dirubah karena keluarga sudah
membuat perilaku tidak
bersih tersebut menjadi
kebiasaan
4 Penonjolan masalah 2/2x1 1 Masalah tidak dirasakan
langsung oleh keluarga
Total 4 2/3

24
3. Ibu Hamill dengan KEK
NO Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 2/3x1 2/3 Ancaman kesehatan
2 Kemungkinan masalah 2/2x2 2 Sebagian masalah dapat
untuk dirubah diatasi dengan kemauan
keluarga untuk menjaga
kebersihan
3 Potensi masalah untuk 3/3x1 1 Masalah rendah diubah
dirubah karena keluarga sudah
membuat perilaku tidak
bersih tersebut menjadi
kebiasaan
4 Penonjolan masalah 0/2x1 0 Masalah tidak dirasakan
langsung oleh keluarga
Total 3 1/3

4. Kespro
NO Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 123x1 2/3 Ancaman kesehatan
2 Kemungkinan masalah 1/2x2 1 Sebagian masalah dapat
untuk dirubah diatasi dengan kemauan
keluarga untuk menjaga
kebersihan
3 Potensi masalah untuk 2/3x1 2/3 Masalah rendah diubah
dirubah karena keluarga sudah
membuat perilaku tidak
bersih tersebut menjadi
kebiasaan
4 Penonjolan masalah 0x1 0 Masalah tidak dirasakan
langsung oleh keluarga
Total 2 1/3

25
BAB III

PLAN OF ACTION

3.1 Pengertian POA


Perencanaan adalah proses penyusunan rencana yang digunakan untuk

mengatasi masalah kesehatan di suatu wilayah tertentu. Suatu perencanaan

kegiatan perlu dilakukan setelah suatu organisasi melakukan analisis situasi,

menetapkan prioritas masalah, merumuskan masalah, mencari penyebab masalah

dengan salah satunya memakai metode fishbone, baru setelah itu melakukan

penyuunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK). Plan of Action (PoA) atau disebut

juga Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan sebuah proses yang ditempuh

untuk mencapai sasaran kegiatan. Rencana kegiatan dapat memiliki beberapa

bentuk, antara lain:

1. Rangkaian sasaran yang lebih spesifik dengan jangka waktu lebih

pendek

2. Rangkaian kegiatan yang saling terkait akibat dipilihnya alternatif

pemecahan masalah

3. Rencana kegiatan yang memiliki jangka waktu spesifik, kebutuhan

sumber daya yang spesifik, dan akuntabilitas untuk setiap tahapannya.

Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007), Perlu beberapa hal yang

dipertimbangkan sebelum menyusun Plan of Action (PoA), yaitu dengan

memperhatikan kemampuan sumber daya organisasi atau komponen masukan

26
(input), seperti: Informasi, Organisasi atau mekanisme, Teknologi atau Cara, dan

Sumber Daya Manusia (SDM).

3.2 Tujuan POA


Tujuan dari Plan of Action (PoA), antara lain:

1. Mengidentifikasi apa saja yang harus dilakukan

2. Menguji dan membuktikan bahwa:

a. Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan

b. Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran

c. Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh

d. Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran dapat

diperoleh

e. Adanya beberapa alternatif yang harus diperhatikan.

3. Berperan sebagai media komunikasi

a. Hal ini menjadi lebih penting apabila berbagai unit dalam organisasi

memiliki peran yang berbeda dalam pencapaian

b. Dapat memotivasi pihak yang berkepentingan dalam pencapaian

sasaran.

3.3 Kriteria Plan of Action (PoA) yang Baik


Dalam penerapannya, Plan of Acton (PoA) harus baik dan efektif agar

kegiatan program yang direncanakan dapat dijalankan sesuai dengan tujuan.

Berikut ini beberapa kriteria Plan of Acton (PoA) dikatakan baik, antara lain:

1. Spesific (spesifik) : Rencana kegiatan harus spesifik dan berkaitan

dengan keadaan yang ingin dirubah. Rencana kegiatan perlu

27
penjelasan secara pasti berapa Sumber Daya Manusia (SDM) yang

dibutuhkan, siapa saja mereka, bagaimana dan kapan

mengkomunikasikannya.

2. Measurable (terukur) : Rencana kegiatan harus dapat menunjukkan

apa yang sesungguhnya telah dicapai.

3. Attainable/achievable (dapat dicapai) : Rencana kegiatan harus dapat

dicapai dengan biaya yang masuk akal. Ini berarti bahwa rencana

tersebut harus sederhana tetapi efektif, tidak harus membutuhkan

anggaran yang besar. Selain itu teknik dan metode yang digunakan

juga harus yang sesuai untuk bisa dilakukan.

4. Relevant (sesuai) : Rencana kegiatan harus sesuai dan bisa diterapkan

di suatu organisasi atau di suatu wilayah yang ingin di intervensi.

Harus sesuai dengan pegawai atau masyarakat di wilayah tersebut.

5. Timely (sesuai waktu) : Rencana kegiatan harus merupakan sesuatu

yang dibutuhkan sekarang atau sesuatu yang segera dibutuhkan. Jadi

waktu yang sesuai sangat diperlukan dalam rencana kegiatan agar

kegiatan dapat berjalan efektif.

28
PLANNING OF ACTION
1) Planning Of Action
Tabel 3.1 Planning Of Action Desa Sumberwringin Kecamatan Sukowono 2020

Rencana
Masalah Indikator Indikator Waktu/ Penanggung
No. Kegiatan Tujuan Sasaran
(Input) Keberhasilan Penilaian Tempat Jawab
(Proses)

1. Sebagaian 1) Melakukan 1) Peningkatan 1) 80% yang hadir Daftar hadir, Rabu 29 WUS Uswatul Hasanah
WUS (68%) penyuluhan pengetahuan Ibu mengikuti Nilai Pretest- Juni 2022 dengan dan Ayu Dwi H
13 dari 19 tentang tanda tentang keputihan penyuluhan Post test jam 14.30 masalah
WUS bahaya, ciri ciri 2) 70% yang wib, di keputihan
mengalami keputihan yang menjawab benar Balai Desa
keputihan dan personal Sumber
higine Wringin
2 Sebagian ibu 1) Melakukan 1) Peningkatan 1) 85% peserta Daftar Kamis 30 Ibu hamil Meila Putri
hamil (35%) penyuluhan pengetahuan mengikuti hadir, Nilai Juni 2022, KEK dan Puspita dan Putri
7 dari 20 ibu resiko pada ibu hamil penyuluhan. Pretest-Post jam 09.00 PE, RPE Handayaningrum
hamil kehamilan tentang gizi 2) 85% ibu hamil test wib, desa
mengalami dan gizi ibu hamil mampu Di Balai Sumber
KEK seimbang dan resiko melakukan
Desa Wringin
Sebagian Ibu tinggi ibu praktek menu
hamil (14%) hamil gizi seimbang Sumber
3 dari 20 ibu 2) Melakukan 2) Memberikan Wrigin
hamil demonstrasi demonstrasi
mengalami pemenuhan pemenuhan
PE dan RPE gizi ibu gizi ibu
hamil dan hamil dan
pemberian pemberian

29
susu UHT susu UHT

Rencana Kegiatan Indikator Indikator Waktu/ Penanggun


No. Masalah (Input)
(Proses)
Tujuan Sasaran
Keberhasilan Penilaian Tempat Jawab

3 Sebagian balita 1) Melakuan 1) Peningkatan 1) 80% ibu Daftar Jum’at 01 Ibu dan Siti Sofia U
(18,5%) 16 dari Penyuluhan tentang pengetahuan mengikuti hadir, Juli 2022, balita yang dan Violita
88 balita kebutuhan gizi bayi orang tua tentang penyuluhan Nilai jam 09.00 mengalami
mengalami dan balita kebutuhan gizi 2) 80% ibu Pretest- wib di masalah
msalah gizi. bayi dan balita. menjawab
Post test Balai Desa gizi, di
pertanyaan dengan
Sumber desa
benar
Wringin Sumber
2) Demonstrasi cara 2) Ibu dapat 2) 80% Ibu mampu Wringin
pembuatan menu menerapkan membuat contoh
sehari-hari dan menu untuk bayi menu sehari-hari
pemberian susu dan balita sehari- untuk balita dan
hari semua balita
mendapatakan susu

30
Sebagian bayi 1) Melakukan 1) Peningkatkan 1). 80% Daftar Jum’at 01 Ibu dan -Livia
(19%) 5 dari 28 Penyuluhan tentang pengetahuan Ibu pengetahuan hadir, Juli 2022 bayi desa Hidayatul H
bayi mengalami kebutuhan gizi pada bayi tentang ibu bayi dan Nilai di Balai Sumber -Lolita Listi
masalah gizi bayi dan menu gizi kebutuhan gizi balita Pretest- Desa Wringin -Zebri
seimbang pada bayi bayi bertambah Post test, Sumber Amelia
tentang
Ceklist Wringin
kebutuhan gizi
bayi
2) Prakter cara 2) Peningkatan 2). 80% dapat
pengukuran BB dan kemampuan menerapkan
PB yang benar dan kader, dalam pengukuran
Pemberian susu pengukuran BB yang benar dan
dan PB yang semua bayi
benar mendapatkan
susu

31
BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1 Pelaksanaan

4.1.1 Pelaksanaan penyuluhan Gizi Bayi

(a) Persiapan

(1) Menentukan penanggung jawab untuk penyuluhan Gizi Bayi

(2) Menentukan hari dan tanggal pelaksanaan penyuluhan Gizi Bayi dengan

warga diwilayah binaan dan petugas puskesmas

(3) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan dan

pemeriksaan Gizi Bayi

(b) Pelaksanaan

(1) Penanggung jawab dan panitia penyuluhan melakukan persiapan pelaksanaan

(2) Kelompok melakukan penyuluhan pada hari Senin tanggal 4 Juli 2020 pukul

09:00 di balai desa Sumber Wringin

(3) Kelompok melakukan pemeriksaan Gizi Bayi pada hari Selasa di rumah

masing masing bayi balita

(4) Melakukan anamnesa pada ibu dari bayi

(5) Melakukan pendokumentasian yang telah dilakukan

(c) Hasil dan Hambatan

Dari 5 bayi yang diundang ke penyuluhan tentang gizi terdapat 3 bayi yang

hadir, dengan 2 orang tidak hadir dikarenakan ada kepentingan keluarga.

32
(d) Dukungan

Dukungan yang membuat penyuluhan gizi bayi dapat berjalan dengan lancar

yaitu pihak puskesmas , seperti kepala puskesmas, pembimbing klinik, bidan

koordinator, bidan pelaksana yang sangat mendukung, pelaksanaan kegiatan

dengan bimbingan dan fasilitas dengan menyediakan tempat untuk kegiatan

pemeriksaaan Stunting. Begitupula aparat desa seperti ibu kepala desa , kader

posyandu yang juga sangan mendukung dengan memberikan bantuan untuk

mengumpulkan warga, dan memeberikan fasilitas, transportasi untuk peserta

pemeriksaan gizi bayi. Selain itu dukungan yang besar juga diberikan dari

institusi pendidikan yaitu bimbingan untuk Penyuluhan gizi bayi

4.1.2 Pelaksanaan penyuluhan Gizi Balita

(a) Persiapan

(1) Menentukan penanggung jawab untuk penyuluhan Gizi Balita

(2) Menentukan hari dan tanggal pelaksanaan penyuluhan Gizi Balita dengan

warga diwilayah binaan dan petugas puskesmas

(3) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan Gizi Balita

(b)Pelaksanaan

(1) Penanggung jawab dan panitia penyuluhan Gizi Balita melakukan persiapan

pelaksanaan

(2) Kelompok melakukan penyuluhan pada hari Senin tanggal 4 Juli 2020 pukul

09:00 di balai desa Sumber Wringin

(3) Kelompok melakukan pemeriksaan Gizi Balita pada hari Selasa di rumah

masing masing bayi balita

33
(4) Melakukan anamnesa pada ibu dari bayi dan balita

(5) Melakukan pendokumentasian yang telah dilakukan

(e) Hasil dan Hambatan

Dari 16 balita yang diundang ke penyuluhan tentang gizi terdapat 11 balita

dan balita yang hadir, dan 7 prang tidak hadir dikarenakan ada kepentingan

keluarga.

(f) Dukungan

Dukungan yang membuat Penyuluhan Gizi Balita dapat berjalan dengan lancar

yaitu pihak puskesmas , seperti kepala puskesmas, pembimbing klinik, bidan

koordinator, bidan pelaksana yang sangat mendukung, pelaksanaan kegiatan

dengan bimbingan dan fasilitas dengan menyediakan tempat untuk kegiatan

penyuluhan Gizi Balita. Begitupula aparat desa seperti ibu kepala desa ,kader

posyandu yang juga sangan mendukung dengan memberikan bantuan untuk

mengumpulkan warga, dan memeberikan fasilitas, transportasi untuk peserta

penyuluhan Gizi Balita. Selain itu dukungan yang besar juga diberikan dari

institusi pendidikan yaitu bimbingan untuk penyuluhan Gizi Balita.

4.1.3 Pelaksanaan Penyuluhan Preeklampsia & Resiko Preeklampsia

(a) Persiapan

(1) Menentukan penanggung jawab untuk penyuluhan dan pemeriksaan

Preeklampsia & Resiko Preeklampsia

(2) Menentukan hari dan tanggal pelaksanaan penyuluhan Preeklampsia &

Resiko Preeklampsia dengan warga diwilayah binaan dan petugas puskesmas

34
(3) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan Preeklampsia

& Resiko Preeklampsia

(b) Pelaksanaan

(1) Penanggung jawab dan panitia penyuluhan Preeklampsia & Resiko

Preeklampsia melakukan persiapan pelaksanaan.

(2) Kelompok melakukan penyuluhan pada hari kamis, 30 juni 2022 pukul

09:00 di baladi desa Sumber Wringin

(3) Kelompok melakukan penyuluhan Preeklampsia & Resiko Preeklampsia

pada selasa dirumah ibu hamil atau sasaran.

(4) Melakukan anamnesa pada ibu hamil atau sasaran.

(5) Melakukan pendokumentasian yang telah dilakukan

(c) Hambatan

Waktu pelaksanaan penyuluhan Preeklampsia & Resiko Preeklampsia

mundur 10 menit dari jadwal yang sudah di tentukan.

(d) Dukungan

Pelaksanaan penyuluhan tentang Preeklampsia & Resiko Preeklampsia

mendapat dukungan dari berbagai pihak yaitu baik dari pihak puskesmas , seperti

kepala puskesmas, pembimbing klinik, maupun dari pihak aparat desa seperti

kepala desa ,sekretaris desa, para kader, kepala dusun serta masyarakat desa

sumberwringin sehingga pelaksanaan program penyuluhan Preeklampsia &

Resiko Preeklampsia berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.

35
4.1.4 Skrining KEK

(a) Pelaksanaan

Sebelum melakukan skrining, pemeriksa melakukan pengkajian. Hasil

pengkajian menunjukkan terdapat sebanyak 7 ibu hamil yang mengalami

KEK

(b) Hambatan

Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan pemeriksaan kek

(c) Dukungan

Pelaksanaan penyuluhan tentang KEK mendapat dukungan dari berbagai

pihak yaitu baik dari pihak puskesmas , seperti kepala puskesmas,

pembimbing klinik, maupun dari pihak aparat desa seperti kepala desa

,sekretaris desa, para kader, kepala dusun serta masyarakat desa

sumberwringin sehingga pelaksanaan program penyuluhan KEK berjalan

dengan lancar dan sesuai rencana.

4.1.5 Penyuluhan Kespro

a) Persiapan

Pada tahap persiapan, kelompok telah melakukan tahapan :

(1) Menentukan penanggung jawab pelaksanaan kegiatan penyuluhan Kespro

(2) Mementukan hari/tanggal pelaksanaan Kespro

(3) Menentukan materi penyuluhan Kespro

(4) Menyiapkan sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan Kespro

b) Pelaksanaan

(1) Penanggung jawab penyuluhan kasus melakukan persiapan pelaksanaan

36
(2) Kelompok melakukan kegiatan penyuluhan Kespro yang telah direncanakan

(a) Pengisian pretest tentang kespro

(b) Pelaksanaan penyuluhan Kespro

(c) Pembagian leaflet kespro

(d) Diskusi dan tanya jawab tentang kespro

(e) Pengisian posttest tentang kespro

(f) Melakukan pendokumentasian pada setiap kegiatan yang telah dilakukan.

c) Hambatan

Waktu pelaksanaan penyuluhan Kespro mundur 10 menit dari jadwal yang

sudah di tentukan

d) Dukungan

(1) Dukungan yang membuat kegiatan penyuluhan kespro dapat berjalan dengan

lancar yaitu adanya bimbingan dan pendampingan dari pihak puskesmas.

(2) Adanya kerjasama yang baik dengan kader untuk megkoordinasikan dengan

sasaran untuk mengikuti kegiatan kespro.

(3) Disediakannnya tempat dari warga untuk kelancaran kegiatan kespro

4.1.6 Pemberian Susu untuk Bayi dan Balita.

a) Persiapan

(1) Kelompok telah menyiapkan susu yang akan di berikan kepada

peserta

(2) Kelompok telah meletakkan susu sesuai umur yang tetera pada

kemasan.

37
b) Pelaksanaan

Kelompok yang bertugas di bagian absensi mempersilahkan peserta

untuk mengisi nama, nama anak, usia anak dan bertanda tangan di

formulir daftar hadir dan petugas memberikan konsumsi beserta susu

yang telah di siapkan sesuai umur anak.

c) Hambatan

Tidak ada hambatan dalam pemberian susu pada bayi maupun balita.

4.2 Evaluasi

4.2.1 Gizi Bayi

a) Evaluasi Struktur

Proposal kegiatan dan materi sudah disiapkan

b) Evaluasi Proses

(1) Pada waktu penyuluhan berlangsung kira – kira 60 menit, keaktifan peserta

dinilai dengan kategori Aktif dengan semua pertanyaan ditanggapi oleh

sasaran dan sasaran aktif mengajukan pertanyaan.

(2) Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan sfungsinya

dan perannya dengan baik.

c) Evaluasi Hasil

(1) Peserta penyuluhan yang hadir sebanyak 100%

(2) Peserta yang hadir dapat mengisi posttest dengan baik setelah menerima

materi yang disampaikan

38
4.2.2 Gizi Balita

d) Evaluasi Struktur

Proposal kegiatan dan materi sudah disiapkan

e) Evaluasi Proses

(1) Kegiatan penyuluhan dimulai terlambat 10 menit karena peserta masih ada

kegiatan lain di rumah

(2) Peserta yang hadir penyuluhan Gizi Balita sangat aktif dan peserta

penyuluhan antusias dengan materi yang diberikan.

(3) penyuluhan kasus berjalan lancar dan tidak ditemukan hambatan selama acara

f) Evaluasi Hasil

(1) Peserta penyuluhan yang hadir sebanyak 80%

(2) Peserta yang hadir dapat mengisi posttest dengan baik setelah menerima

materi yang disampaikan

4.2.3 PREEKLAMPSIA & RESIKO PREEKLAMPSIA

a) Evaluasi Struktur

Proposal kegiatan dan materi sudah disiapkan

b) Evaluasi Proses

(1)Kegiatan penyuluhan dimulai terlambat 15 menit karena peserta masih ada

kegiatan lain di rumah

(2)Peserta yang hadir penyuluhan preeclampsia dan resiko preeklampsia sangat

aktif dan peserta penyuluhan antusias dengan materi yang diberikan.

(3)penyuluhan kasus berjalan lancar dan tidak ditemukan hambatan selama acara

c) Evaluasi Hasil

39
(1)Peserta penyuluhan yang hadir sebanyak 90%

(2)Peserta yang hadir dapat mengisi posttest dengan baik setelah menerima

materi yang disampaikan.

4.2.4 KEK

a) Evaluasi Struktur

Proposal kegiatan dan materi sudah disiapkan

b) Evaluasi Proses

(1)Kegiatan penyuluhan dimulai terlambat 20 menit karena peserta masih ada

kegiatan lain di rumah

(2)Peserta yang hadir penyuluhan KEK sangat aktif dan peserta penyuluhan

antusias dengan materi yang diberikan.

(3)penyuluhan kasus berjalan lancar dan tidak ditemukan hambatan selama

acara

c) Evaluasi Hasil

(1) Peserta penyuluhan yang hadir sebanyak 90%

(2) Peserta yang hadir dapat mengisi posttest dengan baik setelah menerima

materi yang disampaikan.

4.2.5 KESPRO

a) Evaluasi Struktur

Proposal kegiatan dan materi sudah disiapkan

b) Evaluasi Proses

40
(1) Pada waktu penyuluhan berlangsung kira-kira 30 menit, keaktifan peserta

dinilai dengan kategori Aktif yaitu dengan 80% pertanyaan ditanggapi oleh

sasaran dan sasaran aktif mengajukan pertanyaan

(2) Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan sfungsinya

dan perannya dengan baik.

c) Evaluasi Hasil

(1) Peserta penyuluhan yang hadir sebanyak 95%

(2) Peserta yang hadir dapat mengisi posttest dengan baik setelah menerima

materi yang disampaikan

41
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Setalah mengumpulkan data diperoleh 1875 KK dimana hasil Survey


Mawas Diri (SMD) yang dilakukan pada 180 KK ditemukan 35% KEK,
Penyulit kehamilan (preeklmasia dan resiko preeklampsia) 10%, tarak
makan 10%, bayi dan balita wasting 20,6%, bayi dan balita stunting 12,8%
, bayi dan balita overwight 4,1%.
5.1.2 Masalah-masalah yang terindetifikasi
a. Terdapat 7 dari 20 ibu hamil mengalami KEK
b. Terdapat 2 dari 20 ibu hamil yang mempunyai penyulit kehammilan yaitu
RPE dan PE
c. Terdapat 2 dari 20 ibu hamil yang memiliki tarak makan/ yang
mempercayai tidak boleh makan karena takut berpengaruuh pada
persalinannya.
d. Terdapat 4 dari 28 bayi yang mengalami wasting, 1 dari 28 bayi mengalami
stunting dan 1 dari 28 bayi mengalami overwight.
e. Terdapat 1 dari 88 balita yang tidak mau timbang secara teratur di
posyandu.
f. Terdapat 7 dari 88 balita mengalami wasting, 9 dari 88 balita mengalami
stunting dan 1 dari 88 balita mengalami overwight.
g. Terdapat 6 dari 88 balita mengalami nafsu makan kurang baik.
h. Terdapat 4 dari 88 balita yang mengalami ketidaksesuaian motoric halus dan
bahasa , 6 dari 88 balita yang mengalami ketidaksesuaian personal social.
i. Dari 30 masalah kesehatan reproduksi terdapat 13 mengalami keputihan 6
beserta keluhan gatal dan hanya 1 yang berobat.
5.1.3 Ditemukan rumusan masalah sebagai berikut
a. Terdapat bayi balita dengan stunting
b. Terdapat ibu hamil denga resiko preeklamsi dan eklamsi

42
c. Terdapat ibu hamil dengan KEK
d. Terdapat ibu-ibu dengan kespro
5.1.4 Strategi pelayanan kebidanan komunitas ialah melakukan penyuluhan ibu
hamil hamil KEK, PE dan RPE
5.1.5 Evaluasi yang diperoleh dari keseluruhan yaitu keluarga memahami
materi yang disampaikan, memberikan peran aktif didalam aktivitas
penyuluhan dengan tanya jawab, serta keluarga dapat menjawab
kuesioner dengan benar
5.2 Saran
5.2.1 Mahasiswa
Mahasiswa harus menyadari pentingnya Praktik Pengalaman Lapangan
dan bersungguh-sungguh dalam menyerap semua materi selama perkuliahan.
Harus disadari semua materi semala perkuliahan memiliki andil yang besar dalam
upaya menumbuhkan kompetensi yang memadahi untuk melaksanakan Praktik
Pengalaman Lapangan
5.2.2 Masyarakat
Untuk terus menerus pemenuhan gizi seimbang pada bayi dan balita dan
perilaku hidup bersih dan sehat, serta menjaga kebersihan lingkungan agar
terbebas dari penyakit yang bisa ditimbulkan
5.2.3 Institusi
Diharapkan laporan asuhan kebidanan komunitas ini menjadi referensi
dalam pembelajaran
5.2.4 Petugas kesehatan
Perlu adanya pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan kegiatan yang
telah dilaksanakan dan juga perlu melibatkan masyarakat secara penuh khususnya
dalam aspek ekonomi supaya kegiatan dapat terlaksana dengan baik

43
DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Lusiana El Sinta.dkk.2017.Buku Ajar Kebidanan

Komunitas.Padang:Rumahkayu

Dinas Kesehatan Jawa Timur.2020.Profil Kesehatan Jawa Timur.Jawa

Timur:Dinas Kesehatan Jawa Timur

Kementrian Kesehatan Indonesia.2020.Profil Kesehatan

Indonesia.Jakarta:Kementrian Kesehatan Indonesia

Supriyanto, Stefanus dan Damayanti, Nyoman Anita. 2007. Perencanaan dan Evaluasi.

Surabaya: Airlangga University Press

44
LAMPIRAN

A. Format Pengkajian Data

IDENTITAS KELUARGA

1. Nama Kepala Keluarga : .........................................................


Jenis Kelamin : .........................................................
Umur : .........................................................
Agama : .........................................................
Suku Bangsa : .........................................................
Pendidikan : .........................................................
Pekerjaan : .........................................................
Penghasilan perbulan : .........................................................
Alamat : RT....... RW.........Dusun....... Desa
...............................................................................................
2. Anggota Keluarga(dalam 1 KK)

No Nama Umur Sex Hubungan Status Pendidikan Pekerjaan

Keluarga
Ket

3. Status Kesehatan Keluarga 6 Bulan Terakhir (Semua Jenis Penyakit)

Tempat
Jenis Berobat
No Nama Umur JK
Penyakit

45
4. Status Kesehatan Keluarga Saat Survey Terakhir (Semua Jenis Penyakit)

Tempat

Jenis Berobat
No Nama umur JK
Penyakit

5. Pengambilan Keputusan Keluarga

Suami Istri Suami & Istri Lain-laki

6. Kematian Dalam Setahun Terakhir :

Bulan dan tahun Ket

No Nama kematian Sex Sebab kematian

DATA KESEHATAN IBU

1. Ibu Hamil :

a. Riwayat Kehamilan : HPHT ..........................................


Umur kehamilan : ......................
Tafsiran Partus : .......................................

( ) Triwulan I ( )Triwulan II ( ) Triwulan III

(0-14 minggu) (15-28 minggu) (29 minggu - lahir)

Diagnosa : Ibu : G .............. P ............. A


.................
Janin :
............................................

b. ANC : ( ) ya, ( ) tidak.Bila iya apakah

46
:
( ) Lengkap (minimal 4x/ sesuai usia kehamilan)
( ) Tidak lengkap (kurang dari 4x / lewat jadwal waktu yang telah
ditentukan)

Dimana kebiasaan periksa hamil :


( ) RS/ PUSKESMAS ( )
Dokter/Bidan Praktek( )
POLINDES ( )
POSYANDU
Bila tidak ANC alasannya :
( ) Tidak tahu ( ) Tidak mau ( )
Jarak pelayanan kesehatanjauh
( ) Lain-lain (sebutkan)
...........................................................................................

c. Imunisasi TT

( ) Lengkap (minimal
2x/sesuai usia kehamilan
( ) Tidak lengkap (kurang
dari 2x)
( ) Tidak imunisasi Alasan tidak imunisasi :
( ) Tidak tahu ( ) Tahu tapi tidak mau
( ) Yan-Kes jauh ( ) Lain-lain (sebutkan)
................................................
d. Faktor-faktor penyulit kehamilan

( ) Ada, sebutkan ................................................................


( ) Tidak ada
e. Keadaan gizi ibu hamil

1. Makanan yang
dipantang selama
hamil : (sebutkan)
2. LILA ............................................... cm
3. Status gizi ibu ....................................................................
Anemia ibu hamil : ( ) Ya ( ) Tidak Hb terakhir ......gr%

47
f. Rencana persalinan

( ) Nakes ( ) Non NakesAlasan :

2. Neonatus

a. Status Kunjungan Neonatus :( ) Lengkap


( ) Tidak Lengkap
( ) Tidak sama sekali
Alasan tidak periksa sama sekali :
( ) Tidak tahu ( ) Tahu tapi tidak mau
( ) Yan-Kes jauh

3. Ibu Nifas

a. Ibu nifas hari ke .......................... hari/minggu


b. Apakah ibu sudah memeriksakan diri selama nifas? ( ) ya ( ) Tidak
c. Bila ya, berapa kali? ................. kali
d. Tempat pemeriksaan :
() RS () PUSKESMAS
() Bidan Praktek ()POLINDES
Bila tidak periksa alasan :
( ) Tidak tahu ( ) Yan-Kes jauh ( ) Tahu tapi
tidak mau
e. Apakah ibu menyusui : ( ) Ya, ( ) Tidak
Bila tidak, apa alasannya (sebutkan) .................................
f. Obat-obatan
yang diminum
saat ini :( ) Vit. A ( ) Fe
( ) Lain-lain,
sebutkan............................................................................................
g. Apakah ibu melakukan perawatan puerperium : ( ) ya
( ) tidakBila ya, bagaimana cara melakukannya :
( ) benar ( ) salah
Jika tidak, alasan ( ) tidak tahu ( ) tahu
tapi tidak mau
4. Sistem Reproduksi

a. Infeksi Menular Seksual


Apakah ada keluhan ( ) Keputihan ( )
Rasa gatal pada kemaluan( ) Masalah hubungan seksual
( ) Keluhan buang air kecil
Apakah sudah berobat? ( ) ya ( ) tidak
Jika tidak alasannya apa? ..................................
Jika sudah berobat kemana ..........................
b. Menopause : ( ) ya ( ) tidak

48
Bila ya, sudah berapa lama ...........................................
Adakah keluhan sebelum menopause : ( ) ya ( ) tidak
Bila ya apa keluhannya ............................

5. Keluarga Berencana
a. Akseptor KB: Ya/tidak, bila tidak apa
alasannya .................................................
b. Bila ya, jenis alat kontrasepsi yang digunakan :
( ) Pil ( ) Suntik ( ) IUD ( ) Susu
( ) Kondom ( ) MOW/MOP ( ) Lain-lain, sebutkan .........................
c. Berapa lama memakai alat kontrasepsi :………….
d. Tempat pelayanan KB di : ( ) Bidan, dokter ( ) RB ( ) RS
( ) Puskesmas ( ) Lain-lain, sebutkan .............................................
e. Jenis gangguan/ masalah yang muncul:..............
f. Cara mengatasi masalah:..................................

DATA KESEHATAN BAYI


1. Status Gizi
a. BB : ................ Kg, PB Cm (waktu lahir)
b. BB : ................ Kg, PB Cm (saat pendataan)
c. Status gizi bayi: ................
d. Apakah bayi sering ditimbang : ( ) ya ( ) tidakBila ya, apakah : ( ) teratur
( ) 12x/sesuai usia ( ) tidak teratur
e. Tempat penimbangan : ( ) Posyandu( ) Puskesmas/Fasilitas
kesehatan lain
Bila tidak, alasan :
( ) tidak tahu ( ) Yankes jauh ( ) tahu, tapi ibu sibuk( ) tahu tapi tidak mau
2. Status Imunisasi :
Beri tanda (√) pada kolom

Bayi BCG HB DPT/Pentabio Polio Campak

1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

Bila tidak lengkap atau tidak imunisasi, alasan :


( ) Tidak tahu ( ) Yankes jauh ( ) Tahu, tapi ibu sibuk( )
Tahu tapi tidak mau
3. Makanan Yang Diberikan Kepada Bayi
a. Status pemberian ASI : ( ) masih diberikan ( ) tidak diberikan Jika tidak,
alasan : ( ) tidak tahu ( ) tahu, tapi ibu sibuk ( ) tahu tapi tidak mau ( ) ASI
sedikit/terhenti ( ) Ibu menderita suatu penyakit
b. Kesesuaian jenis makanan bayi (MPASI) dengan usia saat diberikan :
( ) sesuai ( ) tidak sesuai Jika tidak sesuai, alasan : ( ) tidak tahu
( ) kebiasaan/tradisi setempat ( ) Lain-lain,

49
(sebutkan)..........................................................................................

4. Apakah Bayi Disusui? ( ) Ya ( ) Tidak


Bila ya, berapa lama akan disusui ( ) < 2 tahun ( ) 2 tahun ( ) > 2tahun
Bila tidak alasannya ........................................................................................................

5. Pemberian Pasi :
( ) Sebelum 4 bulan, alasan .........................................................................................
( ) Setelah 4 bulan

DATA KESEHATAN BALITA

1. Tumbuh Kembang

No Nam Umur BB / BB/ TB Mx Mx Mx Mx H


a PB saat ini / Motorik Motorik Perso Bah a
Lahir stat kasar halus nal asa s
us sosial i
gizi
l

K
P
S
P
1. -

Apakah bayi sering ditimbang : ( ) Ya ( ) Tidak


Bila ya, apakah : ( ) teratur (12x/sesuai usia) () tidak teratur
Tempat penimbangan : ( ) Posyandu ( ) Puskesmas/Fasilitas
kesehatan lain
Bila tidak, alasan : ( ) Tidak tahu ( ) Yan-Kes jauh
( ) Tahu, tapi ibu sibuk ( ) Tahu tapi tidak mau
2. Status Imunisasi :

Imunisasi (umur pemberian V KMS /


imunisasi dalam bulan) i Bu
No ket
t ku
KI
A A
BC D POLIO H (pny/tdk
G P B CAMP Ya/td brp )
T AK k byk
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Y 2 punya -
a kali
Bila tidak lengkap atau tidak imunisasi, alasan :

50
( ) Tidak tahu ( ) Yankes jauh ( ) Tahu, tapi ibu sibuk( ) Tahu tapi tidak mau

Frekuen makanan makana nafs statu yang


No siASI/ tambahan n u s masala penangana menanga
PASI Jeni frek pantang mka gizi h n ni
s an n
2-3x nafsu pemberi bersa
1 Eksklusi Nasi sehari tdk ada kuran Kurus maka an ma
. f g n susu bida
kura n
ng

3. Pola makan

Frekue makanan makan nafs stat yang


No nsiASI/ tambahan an u us Masala penangana menanga
PASI jenis frek pantang mka giz h n ni
an n i
2-3x nafs pemberi bersa
1 Eksklusi nasi sehari tdk ada kuran Kuru u an ma
. f g s mak susu bida
an n
kurang

4. Buku KIA

a. Apakah mempunyai buku KIA? ( ) ya ( ) tidak

b. Bila ya, buku KIA terisi ( ) ya( ) tidak

c. Apakah bayi sering ditimbang ( ) ya ( ) tidakBila ya, apakah ( ) teratur

(12x/sesuai usia) ( ) tidak teratur

Dimana tempat penimbangan ( ) Posyandu ( )

Puskesmas/Fasilitaskesehatan lain

Bila tidak, alasannya ( ) tidak tahu ( ) Yan-Kes jauh ( ) tahu, tapi ibu sibu

( ) tahu tapi tidak mau

d. Kesan terhadap balita pada saat pendataan ................................

Status Gizi ( ) baik ( ) cukup ( ) kurang

51
e. Apakah balita suka jajan : ( ) ya ( ) tidak

Bila ya, berapa kali dalam sehari ( ) 1-2 kali ( ) 3-4 kali ( ) > 4 kali

Jenis jajanan yang paling digemari .....................................

DATA PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN COVID-19

No Perilaku Selalu Jaran


g/
Tidak
Pernah
1 Saya mencuci tangan dengan sabun atau
menggunakan hand sanitizer setelah
memegangbenda- benda di tempat umum
2 Saya mandi dan mengganti pakaian setelah
pulang dari bepergian
3 Saya memakai masker bila berada di
tempat
umum (pasar, tempat ibadah, dll)
4 Saya menjaga jarak minimal 1 meter dari
orang lain saat berada diluar rumah
5 Say menjaga jarak dari orang berusia lanjut
6 Saya menghadiri acara yang
mengumpulkan banyak orang
7 Saya tetap menggunakan transportasi
umum dalam beraktifitas
8 Saya menutup hidung dan mulut saat bersin
atau Batuk
9 Saya berjabat tangan ketika bertemu
dengan teman/ saudara
10 Saya bekerja/ belajar/ beribadah di rumah

Ket:
• Baik: Jawaban selalu (≥8)
• Cukup: Jawaban selalu = 7
• Kurang : Jawaban selalu < 7

52
DATA PERILAKU IBU DALAM PHBS

No Perilaku Iya tidak


1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2 Memberi bayi ASI eksklusif
3 Menimbang bayi dan anak sampai dengan usia 6
tahun
secara rutin setiap bulan
4 Menggunakan air bersih
5 Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan benar
6 Gunakan jamban sehat
7 Memebrantas jentik nyamuk
8 Makan-makanan yang sehat
9 Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10 Tidak merokok

Ket:
• Baik: Jawaban iya (≥8)
• Cukup: Jawaban iya sebanyak 6-7
• Kurang : Jawaban

53
B. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

1. Satuan Acara Penyuluhan wanita usia subur dengan kespro

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Kesehatan Preproduksi

Sub pokok bahasan : Keputihan

Hari/Tanggal : Rabu, 29 juni 2022

Waktu : 30 menit

Tempat : Balai Desa Sumberwringin

Sasaran : Wanita usia subur

A. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan, diharapkan peserta

mampu memahami bahaya dari keputihan sehingga dapat mencegah sejak

dini penyakit keputihan.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:

a. Pengertian Keputihan

b. Jenis-jenis keputihan

c. Penyebab keputihan

d. Tanda dan gejala keputihan

e. Cara mengatasi keputihan

54
B. Materi

Terlampir

C. Metode

Ceramah Tanya jawab

D. Media

Power point teks (PPT)

Lefleat

E. Kegiatan Penyuluhan

No Uraian Kegiatan Waktu


Kegiatan
Penyuluh Peserta
1. 1 Pembukaan a. Memberi salam a. Membalas salam 5 menit
pembuka b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri c. Memberi respon
c. Menyampaikan d. Mengerjakan pre
tujuan test
d. Kontrak waktu
e. Memberikan pre test
2. Penyajian ( a. Pengertian keputihan a. Mendengarkan 10 menit
inti penjelasan b. Jenis-jenis keputihan dengan penuh
) c. Penyebab keputihan perhatian
d. Tanda b.Menanyakan hal
gejalakeputihan yang belum jelas
e. Cara mengatasi
3. Penutup a. Memberikan post test a. Menjawab 5 menit
/ evaluasi pertanyaan
b. Memberi b. Menerima
reward/pujian reward/pujian
c. Memberikan salam c. Membalas salam
penutup

F. Evaluasi

1. Evaluasi Struktural

a) Semua peserta hadir dalam kegiatan

Kehadiran peserta dikategorikan

55
1) Baik : hadir 95%

b) Penyelengaraan penyuluhan dilaukan oleh mahasiswa Akademi

Kebidanan Jember

c) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum

penyuluhan selesai

2. Evaluasi Proses

a) Pada waktu penyuluhan berlangsung kira-kira 30 menit, keaktifan

peserta dimulai dengan kategori:

1) Aktif : 80% pertanyaan ditanggapi oleh sasaran dan sasaran aktif

mengajukan pertanyaan

b) Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan

sfungsinya dan perannya dengan baik.

3. Evaluasi Hasil

Dari hasil postes 85% sudah memahami penjelsan dari pemateri

56
DAFTAR PUSTAKA

Sallika,NS. 2010. Serba-serbi Kesehatan Perempuan cetakan ke-2. EGC : Jakarta

Kurnia W. 2018. Identifikasi factor penyebab keputihan pada remaja putri. Jambi;

Universitas Adi wangsa jambi

57
LAMPIRAN

A. MATERI

1. Pengertian keputihan

Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari vagina yang berwarna

putih kekuningan atau putih keabu-abuan baik encer maupun kental, yang

beraroma tidak sedap dan bisa men menyebabkan rasa gatal yang cukup

hebat.

2. Jenis-jenis keputihan

a) Keputihan Fisiologis

Cairan yang keluar dari vagina yang encer, tidak berbau busuk dan

berwarna jernih atau putih. Keputihan fisiologis tidak disertai dengan

keluhan seperti rasa nyeri, gatal dan perih.

b) Keputihan Patologis

Keputihan patologis dikatakan tidak normal jika terjadi peningkatan

volume (khususnya membasahi pakaian), cairan yang keluar sangat

kental dan berubah warna, bau yang menyengat, jumlahnya yang

berlebih dan menyebabkan rasa gatal, nyeri serta rasa sakit dan panas

saat berkemih. Keputihan yang abnormal bisa disebabkan oleh infeksi /

peradangan yang terjadi karena mencuci vagina dengan air kotor,

pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian pembilas vagina yang

berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda asing

dalam vagina.

58
3. Penyebab keputihan

1. Jamur Candidas atau Monilia

Warnanya putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa gatal

pada kemaluan. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan

meradang. Biasanya, penyakit kencing manis dan rendahnya daya

tahan tubuh menjadi pemicu.

2. Parasit Trichomonas Vaginalis

Ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, atau bibir

kloset. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau

kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit tidak

menyebabkan gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan.

3. Bakteri Gardnella

Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu. Warna cairan

kebauan, berair, berbuih, dan berbau amis. Dapat memicu munculnya

penyakit kelamin seperti sifilis dan gonorrhoe.

4. Faktor kebersihan yang kurang baik

Kebersihan yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal

ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri

patogen penyebab infeksi mudah menyebar.

5. Pemakaian obat-obatan (antibiotik) dalam waktu lama.

Pemakaian obat- obatan khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat

menimbulkan sistem imunitas dalam tubuh. wanita yang

mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.

59
6. Stres

Otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika reseptor otak

mengalami stress maka hormonal di dalam tubuh mengalami

perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan timbulnya

keputihan. wanita bisa mengalami gangguan siklus menstruasi /

keputihan yang disebabkan oleh stres.

7. Penyakit organ kandungan

Keputihan juga dapat timbul jika ada penyakit di organ kandungan,

misalnya peradangan, tumor (misalnya papiloma, sering menyebabkan

keluarnya cairan encer, jernih, dan tidak berbau), kanker rahim atau

kanker serviks (leher rahim) cairan yang keluar bisa banyak disertai

bau busuk dan kadang disertai darah.

4. Tanda dan gejala keputihan

1. Keputihan normal (fisiologis)

a) Keluarnya cairan berwarna bening, tidak lengket dan encer

b) Tidak mengeluarkan bau yang menyengat

c) Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga

sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh

hormon yang dihasilkan oleh plasenta

d) Remaja awal kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat

sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan

sendirinya

60
e) Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal.

Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau

yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut

berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina

yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.

2. Keputihan abnormal (patologis)

a) Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih

kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat

encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa

b) Cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat (bau tidak sedap)

c) Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta

dapat mengakibatkan iritasi pada vagina

d) Nyeri atau rasa terbakar disekitar vagina.

e) Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang

berbahaya seperti HIV, Herpes, Candyloma.

f) Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan pada

saluran kencing

(Sallika,2010).

5. Cara mengatasi keputihan

Mengatasi keputihan biasanya dilakukan dengan cara menjaga kebersihan

diri dan lingkungan, diantaranya:

a) Menjaga vagina agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri

dan jamur.

61
b) Ganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab.

c) Hindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan yang mengandung

bahan kimia terlalu berlebihan, karena hal itu dapat mengganggu pH

cairan kewanitaan dan dapat merangsang munculnya jamur atau

bakteri.

d) Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah

depan ke belakang untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke

vagina.

e) Gunakan celana dalam minimal 2 kali sehari dan sebaiknya yang

berbahan dasar katun karena katun menyerap kelembaban dan menjaga

agar sirkulasi udara tetap terjaga

f) Hindari seks bebas atau berganti–ganti pasangan tanpa menggunakan

alat pelindung seperti kondom.

g) Sebisa mungkin kendalikan stress

Apabila mengalami keputihan dan mendapatkan pengobatan antibiotik

oral (yang diminum) sebaiknya mengkonsumsi antibiotik tersebut

sampai habis sesuai dengan yang diresepkan agar bakteri tidak kebal

dan keputihan tidak datang lagi

62
B. PRETES DAN POSTES

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari vagina
yang berwarna putih kekuningan atau putih keabu-abuan
baik encer maupun kental.
2. Keputihan fisiolgis cairan yang keluar dari vagina yang
encer, tidak berbau busuk dan berwarna jernih atau putih.
3. Jenis keputihan ada 2, normal dan tidak normal
4. Tanda Keputihan yang tidak normal yaitu jumlah keputihan
berlebih , sangat kental, berbau, terasa gatal serta nyeri saat
berkemih.
5. Penyebab keputihan salah satunya factor kebersihan yang
kurang baik.
6. Tanda keputihan yang normal berupa cairan berwarna
bening, tida berbau menyengat serta tidak lengket dan encer,
7. Keputihan berwarna kehijauan termasuk keputihan yang
normal.
8. Cara Mengatasi Keputihan yaitu dengan menjaga vagina
agar tetap kering dan bersih.
9. Pemakaian obat-obatan (antibiotik) dalam waktu lama adalah
penyebab keputihan.
10. Stres merupakan salah satu penyebab keputihan.

63
C. MEDIA

1. LEAFLET

64
65
D. DAFTAR HADIR

66
E. DOKUMENTASI

67
2. Gizi bayi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Gizi Bayi

Sub Pokok Bahasan : Kebutuhan Gizi Pada Bayi

Sasaran : Bayi umur 01-12 bulan

Waktu : 60 Menit

Tempat : Balai Desa Sumberwringin

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang kebutuhan gizi pada bayi selama 60

menit, diharapkan keluarga dan ibu bayi mengerti dan memahami tentang

kebutuhan gizi pada bayi yaitu ASI Eksklusif dan MPASI.

B. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang Kebutuhan gizi pada bayi, ibu mampu:

1. Meningkatkan kemampuan ibu terhadap gizi pada bayi

2. Menjelaskan tentang ASI Eksklusif

3. Menjelaskan dan memberikan contoh menu MPASI

C. Materi

1. Gizi Pada Bayi

Pengertian Status gizi pada bayi merupakan keadaan keseimbangan antara

asupan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh

68
kembang bayi, Status gizi yang baik akan turut berperan dalam

pencegahan terjadinya berbagai penyakit (Shobah, 2021)

2. ASI

a. Pengertian ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang paling

sempurna bagi bayi selamn bulan-bulan pertama kehidupannya dan

merupakan . ASI dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan

pertama. makanan bayi paling utamaAir Susu Ibu (ASI) merupakan satu

satunya makanan terbaik bagi bayi karena mengandung komposisi gizi

yang paling lengkap dan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan

bay. ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan

hidup pada 6 bulan pertama, meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan

sampai antioksidan(Siregar dan Sukhri, 2020).

b. Manfaat

Menurut Siregar dan Sukhri (2020) manfaat pemberian ASI eksklusif

sebagai berikut:

1). Untuk Bayi

a). ASI eksklusif merupakan makanan terlengkap yang

mengandung zat gizi yang diperlukan untuk bayi.

b). Mengandung antibody yang melindungi bayi dari penyakit,

terutama diare dan gangguan pernafasan

c). Mudah dicerna dan gizi mudah diserap.

69
d). Dengan memberikan ASI minimal sampai enam bulan maka

dapat menyebabkan perkembangan psikomotrik bayi lebih

cepat.

e). Dengan memberikan ASI maka akan memperkuat ikatan batin

ibu dan bayi.

2). Bagi Ibu

a). Isapan bayi dapat membuat rahim ibu lebih cepat kembali

seperti sebelum hamil dan mengurangi resiko perdarahan.

b). Menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu

menyiapkan dan mensterilkan botol susu.

c). ASI lebih praktis karena ibu bisa berjalan-jalan keluar rumah

tanpa harus membawa banyak perlengkapan, seperti botol,

kaleng susu formula dan air panas.

d). ASI lebih murah karena ibu tidak perlu membeli susu formula

e). Dampak bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif akan lebih

rentan untuk terkena penyakit kronis, seperti jantung,

hipertensi, dan diabetes setelah ia dewasa serta dapat

menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas. Sementara

untuk ibu sendiri akan beresiko mengalami kanker payudara,

mengeluarkan biaya lebih mahal apabila bayi maupun ibu

terkena penyakit , karena memang beresiko rentan terhadap

penyakit. Selain itu untuk biaya susu formula menggantikan

ASI pada bayi.

70
3. MPASI

a. Pengertian MPASI

Adalah makanan dan minuman yang diberikan kepada anak usia 6-24

bulan untuk pemenuhan kebutuhan gizi. MPASI disebut sebagai makanan

pergantian dari ASI ke makanan keluarga yang dilakukan secara bertahap

baik dari jenis, frekuensi pemberian,jumlah porsi dan bentuk makanan

yang disesuaikan dengan umur dan kemampuan bayi untuk mencerna

makanan (Shobah, 2021).

b. Tujuan MPASI

Tujuan dari pemberian MPASI adalah sebagai pelengkap zat gizi pada

ASI yang kurang dibandingkan dengan usia anak yang semakin

bertambah. MPASI juga mengembangkan kemampuan anak untuk

menerima berbagai variasi makanan dengan bermacam–macam rasa dan

bentuk sehingga dapat meningkatkan kemampuan bayi untuk mengunyah,

menelan, dan beradaptasi terhadap makanan baru (Shobah, 2021).

c. Dampak Pemberian MP ASI yang Tidak Tepat

1). Pemberian MPASI dini

a). Dampak secara langsung :

( 1) Gangguan pencernaan seperti diare, sulit BAB (Buang Air

Besar), muntah

( 2) Gangguan menyusui seperti mengurangi keinginan bayi

untuk menyusu sehingga frekuensi dan kekuatan bayi

71
menyusu berkurang yang berakibat produksi ASI juga

berkurang

( 3) Meningkatkan resiko terkena infeksi (penyakit menular)

b). Dampak jangka panjang :

( 1) Peningkatan berat badan (obesitas) dan alergi makanan.

Obesitas ini bisa berlanjut hingga usia dewasa nanti

( 2) Gangguan pertumbuhan. Bila makanan yang diberikan

kurang bergizi dapat mengakibatkan anak menderita KEP

(Kurang Energi Protein)

2). Pemberian MPASI yang terlambat

a). Menyebabkan bayi sulit untuk menerima makanan

pendamping

b). Menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi. Energi

dan zat-zat gizi yang dihasilkan ASI tidak mencukupi lagi

kebutuhan bayi setelah berusia 6 bulan.

d. Pemberian MPASI menurut usia

Menurut Kemenkes RI (2020) pemberian MPASI sesuai usia yaitu:

1). Usia 6-8 bulan (Disaring)

Makanan dibuat dengan disaring. Tekstur makanan lumat dan

kental

2). Usia 9-11 bulan (Dicincang)

72
Bahan makanan sama dengan untuk orng dewasa. Tekstur

makanan dicincang/ dicacah dipotong kecil, dan selanjutya

makanan yang diiris iris.

3). 12-23 bulan (Makanan Biasa)

Bahan makanan sama dengan untuk orang dewasa. Tekstur

makanan yang diiris iris

D. Proses Belajar Mengajar

1. Metode:

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Diskusi

d. Demontrasi

2. Media: PPT & leaflet

E. Pengorganisasian

1. Pembimbing Institusi : Istifadatul Ilmiyah M.Keb

2. Pembimbing Lahan : Rini Anggraini Amd. Keb

3. Pembicara : Livia Hidayatul H

4. Fasilitator : Lolita Alfiah Listi N

F. Setting Tempat

LAYAR

PENYAJI MODERATOR

AUDIEN

73
G. Sumber

Kemenkes RI (2020) Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementrian

Kesehatan RI.

Shobah (2021) ‘Hubungan Pemberian Mp-Asi Dengan Status Gizi Bayi 6- 24

Bulan’, Indonesian Journal of Health Development, 3(1).

Siregar dan Sukhri (2020) ‘Hubungan pemberian asi eksklusif dengan

pertumbuhan berat badan bayi 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas

padangmatinggi kota padangsidimpuan tahun 2018’, Jurnal Kesehatan

Ilmiah Indonesia, 5(1).

H. Kegiatan Penyuluhan

No TAHAP KEGIATAN PESERTA WAKTU


KEGIATAN
1. Pembukaan a. Membuka kegiatan dengan a. Menjawab salam 10 menit
memberi salam pembuka b. Menjawab
b. Menggali pengetahuan pertanyaan.
peserta tentang materi
penyuluhan (Pre test)
2. Isi Menjelaskan materi Memperhatikan, 10 menit
penyuluhan tentang : mendengarkan
a. ASI eksklusif penjelasan materi yang
b. Pemberian MPASI di sampaikan.
3. Demonstrasi a.Demonstrasi contoh menu a. Memperhatikan 15 menit
untuk MPASI
4. Penutup a. Mengevaluasi materi yang a. Menjawab 15 menit
telah diberikan (Postest). pertanyaan.
b. Mengucapkan terimakasih b. Menjawab salam.
atas perhatian peserta.
c. Mengucapkan salam
penutup.
I. Evaluasi

1. Evaluasi Struktural

a. Semua peserta hadir dalam kegiatan

Kehadiran peserta dikategorikan

74
1) Baik : Hadir 80%

b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa Akademi

Kebidanan Jember.

c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum

penyuluhan selesai.

2. Evaluasi proses

a. Pada waktu penyuluhan berlangsung kira – kira 60 menit,

keaktifan peserta dimulai dengan kategori:

1) Aktif : semua pertanyaan ditanggapi oleh sasaran dan sasaran

aktif mengajukan pertanyaan.

b. Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan

sfungsinya dan perannya dengan baik.

3. Evaluasi hasil

Ibu dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan dapat melakukan

tindakan sesuai materi penyuluhan dengan baik

Lampiran:

1. Materi penyuluhan : Terlampir diatas

2. Daftar pretest dan posttest

3. Daftar hadir peserta penyuluhan

75
Lampiran

KUISIONER

PRETEST dan POSTEST

NO URAIAN BENAR TIDAK


BENAR
1 ASI merupakan makan dan minum yang paling
sempurna bagi bayi pada bulan bulan pertama
kehidupan
2. ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi
untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama
3. MPASI adalah makan dan minumyang diberikan
kepada anak usia 6-24 bulan
4. Pemberian MPASI kurang dari 6 bulan
5. Dampak pemberian MPASI yang tidak tepat dapat
menyebabkan diare, sulit BAB, muntah
6. Kebutuhan gizi balita terdiri dari energi, karbo,
protein, lemak, serat dan vitamin
7. Gizi kurang merupakan berat badan yang tidak sesuai
dengan umur
8. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menyebabkan
kekurangan gizi lainnya
9. Asupan gizi yang kurang dapat berakibat
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan
10. Stunting adalah tinggi badan anak sesuai dengan
umur (PB/U)

76
Lampiran 3

77
LAMPIRAN 4

LEAFLET

78
LAMPIRAN 5

DOKUMENTASI

79
3. Pemenuha Gizi Balita

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pemenuhan Gizi Balita

Sub topik :

a. Kebutuhan gizi balita

b. Indikator gizi balita

c. Faktor yang mempengaruhi gizi balita

d. Dampak asupan gizi yang tidak adekuat

Sasaran : Ibu Balita, Balita dan Kader

Tempat : Balai Desa Sumber Wringin

Hari/tanggal : Jumat, 1 Juli 2022

Waktu : 09.00-selesai

a. Tujuan Instruksional Umum

b. Tujuan Intruksional Khusus

c. Materi

d. Metode

CTJ (Ceramah Tanya Jawab)

e. Media

PPT, Video, lembar pretest dan post test, proyektor

f. Kriteria Evaluasi

1) Evaluasi struktur

80
2) Evaluasi proses

3) Evaluasi hasil

g. Kegiatan Penyuluhan

No URAIAN KEGIATAN WAKTU


KEGIATAN PENYULUH PESERTA
1 Pembukaan f. Memberi salam e. Membalas salam 5 Menit
pembuka f. Mendengarkan
g. Memperkenalkan g. Memberi respon
diri h. Mengerjakan pre test
h. Menyampaikan
tujuan
i. Kontrak waktu
j. Memberikan pre
test
2 Acara inti 1. Penyajian materi a. Mendengarkan 15 Menit
a. Kebutuhan dengan penuh
gizi balita perhatian
b. Indikator b. Menanyakan hal
penilaian gizi yang belum jelas
c. Faktor yang
mempengaruh
i gizi balita
d. Dampak
asupan gizi
yang tidak
Penutup d. Memberikan post d. Menjawab pertanyaan 5 menit
test / evaluasi e. Menerima
e. Memberi reward/pujian
reward/pujian f. Membalas salam
f. Memberikan
salam penutup

h. Pengorganisasian

1) Pembicara : Siti Sovia Iva Udiana

2) Fasilitator : Balaidesa Sumberwringin

3) Penanggung jawab : Siti Sovia Iva Udiana dan Violita Elsha Salshabillah

4) Anggota : Ayu Dwi Hamidah, Livia Hidayatul Husniah, Lolita

Alfiah Listi Nauntika, Meila Putri Puspita, Putri Handayaningrum,

Uswatul Hasanah, Zebri Amelia Dewi

81
82
Lampiran

a. Materi

1) Kebutuhan Gizi Balita

a) Energi

Kebutuhan energi anak secara perorangan didasarkan pada

kebutuhan energi untuk metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan,

dan aktivitas. Energi untuk metabolisme basa bervariasi sesuai jumlah

dan komposisi jaringan tubuh yang aktif secara metabolik bervariasi

sesuai umur dan gender. Aktifitas fisik memerlukan energi di luar

kebutuhan untuk metabolisme basal. Aktifitas fisik adalah gerakan

yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama

aktifitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk

bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan

energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh

dan untuk mengeluarkan sisa dari tubuh.

Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan

sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan

bijibijian. Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat, seperti

padipadian, umbi-umbian, dan gula murni. Semua makanan yang

dibuat dari dan dengan bahan makanan tersebut merupakan sumber

energi. Energi merupakan kemampuan atau tenaga untuk melakukan

kerja yang diperoleh dari zat-zat gizi penghasil energi. Berdasarkan

hasil Angka Kecukupan Gizi (2019), angka kecukupan energi untuk

83
anak usia 6-11 bulan adalah sebesar 800kkal/orang/hari, anak berusia

1-3 tahun adalah sebesar 1350 kkal/orang/hari, sedangkan untuk anak

berusia 4-6 tahun adalah sebesar 1400 kkal/orang/hari.

b) Karbohidrat

Karbohidrat-zat tepung / pati-gula adalah makanan yang dapat

memenuhi kebutuhan energi, energi yang terbentuk dapat digunakan

untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh baik yang disadari maupun

yang tidak disadari misal, gerakan jantung, pernapasan, usus, dan

organ-organ lain dalam tubuh. Pangan sumber karbohidrat misalnya

serealia, biji-bijian, gula, buah-buahan, umumnya menyumbang paling

sedikit 50% atau separuh kebutuhan energi keseluruhan. Anjuran

konsumsi karbohidrat menurut Angka Kecukupan Gizi (2019) sehari

bagi anak usia 6-11 bulan sebesar 105gram, anak usia 1-3 tahun

sebesar 215 gram, dan untuk usia anak 4-6 tahun sebesar 220 gram.

c) Protein

Kebutuhan protein anak termasuk untuk pemeliharaan jaringan.

Perubahan komposisi tubuh, dan pembentukan jaringan baru. Selama

pertumbuhan, kadar protein tubuh meningkat dari 14,6% pada umur

satu tahun menjadi 18-19% pada umur empat tahun, yang sama

dengan kadar protein orang dewasa. Kebutuhan protein untuk

pertumbuhan diperkirakan berkisar antara 1-4 g/kg penambahan

jaringan tubuh. Protein diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan,

84
dan perbaikan jaringan tubuh, serta membuat enzim pencernaan dari

zat kekebalan yang bekerja untuk melindungi tubuh balita.

Protein bermanfaat sebagai presekutor untuk meurotransmitter

demi perkembangan otak yang baik nantinya. Kebutuhan protein

menurut Angka Kecukupan Gizi (2019), untuk anak usia 6-11 bulan

sebesar 15 gram, anak usia 1-3 tahun sebesar 20 gram, dan anak usia

4-6 bulan sebesar 25 gram.

Penilaian terhadap asupan protein anak harus didasarkan pada: (1)

kecukupan untuk pertumbuhan, (2) mutu protein yang dimakan, (3)

kombinasi makanan dengan kandungan asam amino esensial yang

saling melengkapi bila dimakan bersama, (4) kecukupan asupan

vitamin, mineral, dan energi.

d) Lemak

Lemak merupakan sumber energi dengan konsentrasi yang cukup

tinggi. Balita membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang

dewasa karena tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara

proporsional selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Angka kecukupan lemak untuk anak usia 6-11 bulan sebesar 35 gram,

usia 1-3 tahun sebesar 45 gram, dan anak usia 4-6 tahun sebesar 50

gram.

e) Serat

Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak

dipecah dalam usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit, serta

85
gangguan usus lainnya. Serat dapat membuat perut anak menjadi cept

penuh dan terasa kenyang, menyisakan ruang untuk makanan lainnya

sehingga sebaiknya tidak diberikan secara berlebih. Kecukupan serat

untuk anak usia 6-11 bulan sebesar 11 gram/hari, anak usia 1-3 tahun

adalah 19 gram/hari, sedangkan anak 4-6 tahun adalah 20 g/hari.

f) Vitamin dan Mineral

Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam

jumlah yang sangat kecil untuk beberapa proses penting yang

dilakukan di dalam tubuh. Fungsi vitamin adalah untuk membantu

proses metabolisme, yang berarti kebutuhannya ditentukan oleh

asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak. Mineral adalah zat

anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi. Mineral

penting untuk proses tumbuh kembang secara normal. Kekurangan

konsumsi terlihat pada laju pertumbuhan yang lambat, mineralisasi

tulang yang tidak cukup, cadangan besi yang kurang, dan anemia.

2) Indikator Gizi Balita

Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan

tinggi badan (TB). Untuk memperoleh data berat badan dapat digunakan

timbangan dacin ataupun timbangan injak yang memiliki presisi 0,1 kg.

Timbangan dacin atau timbangan anak digunakan untuk menimbang anak

sampai umur 2 tahun atau selama anak masih bisa dibaringkan/duduk

tenang. Panjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 0,1 cm

dan tinggi badan diukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi

86
0,1 cm. Variabel BBdan TB anak ini dapat disajikan dalam bentuk tiga

indikator antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi

badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan

(BB/TB). Dalam menilai status gizi anak, angka berat badan dan tinggi

badan setiap anak dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-

score) dengan menggunakan baku antropometri WHO 2005. Selanjutnya

berdasarkan nilai Z-Score masing-masing indikator tersebut ditentukan

status gizi balita dengan batasan sebagai berikut :

a) Indikator berdasarkan BB/U

Berat badan merupakan parameter yang memberikan gambaran

massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan

perubahan yang mendadak, seperti adanya penyakit infeksi,

menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang

dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat

labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan

keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka

berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya

dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan

perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih

lambat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara

pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang

labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang

87
saat ini. Berikut ini merupakan klasifikasi status gizi berdasarkan

indikator BB/U:

- Gizi Buruk : Z-score< -3,0

- Gizi kurang : Z-score ≥ -3,0 s/d Z-score< -2,0

- Gizi baik : Z-score ≥ -2,0 s/d Z-score ≤ 2,0

- Gizi lebih : Z-score> 2,0

Pemantauan pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks

antropometri berat badan menurut umur dapat dilakukan dengan

menggunakan kurva pertumbuhan pada kartu menuju sehat (KMS).

Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kekurangan dan

kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan

tindakan pencegahansecara lebih cepat sebelum masalah lebih besar.

Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan dua cara yaitu

dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung

kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan kenaikan berat badan

minimum. Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan dikatakan

naik jika grafik BB mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan BB

sama dengan KBM (kenaikan BB minimal) atau lebih. Tidak naik jika

grafik BB mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan di

bawahnya atau kenaikan BB kurang dari KBM. Berat badan balita di

bawah garis merah menunjukan adanya gangguan pertumbuhan pada

balita yang membutuhkan konfirmasi status gizi lebih lanjut.

88
b) Indikator berdasarkan TB/U

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan

keadaan pertumbuhan skeletal. Dalam keadaan normal, pertumbuhan

tinggi badan sejalan dengan pertambahan umur. Tidak seperti berat

badan, pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap

masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Sehingga

pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam

waktu yang relatif lama. Dengan demikian maka indikator TB/U lebih

tepat untuk menggambarkan pemenuhan gizi pada masa lampau.

indikator TB/U sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu

terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan

kurang gizi pada masa balita. Selain itu indikator TB/U juga

berhubungan erat dengan status sosial ekonomi dimana indikator

tersebut dapat memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak

baik, kemiskinan serta akibat perilaku tidak sehat yang bersifat

menahun. Berikut ini merupakan klasifikasi status gizi berdasarkan

indikator TB/U:

- Sangat Pendek : Z-score < -3,0

- Pendek : Z-score ≥ -3,0 s/d Z-score< -2,0

- Normal : Z-score ≥ -2,0

- Tinggi : Z-score > 2,0

89
c) Indikator Berdasarkan BB/TB

BB/TB merupakan indikator pengukuran antropometri yang

paling baik, karena dapat menggambarkan status gizi saat ini dengan

lebih sensitif dan spesifik. Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi

badan, artinya perkembangan berat badan akan diikuti oleh

pertambahan tinggi badan. Oleh karena itu, berat badan yang normal

akan proporsional dengan tinggi badannya. Berikut ini merupakan

klasifikasi status gizi berdasarkan indikator BB/TB :

- Sangat kurus : Z-score< -3,0

- Kurus : Z-score ≥ -3,0 s/d Z-score< -2,0

- Normal : Z-score ≥ -2,0 s/d Z-score ≤ 2,0

- Gemuk : Z-score > 2,0

Berdasarakan indikator-indikator tersebut, terdapat beberapa istilah

terkait status gizi balita yang sering digunakan, yaitu :

(1) Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan

pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan

padanan istilah underweight (gizi kurang) dan severely

underweight (gizi buruk).

(2) Pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan

pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi

badan menurut umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah

stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek).

90
(3) Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada

indeks berat badan menurut panjang badan (BB/PB) atau berat

badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang merupakan padanan

istilah wasted (kurus) dan severely wasted (sangat kurus).

3) Faktor yang Mempengaruhi Gizi Balita

Menurut UNICEF ada tiga penyebab gizi buruk pada anak yaitu

penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar.

Terdapat dua penyebab langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang

kurang dan penyakit infeksi. Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan

karena terbatasnya jumlah asupan makanan yang dikonsumsi atau

makanan yang tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan. Sedangkan

infeksi menyebabkan rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga

tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik.

Penyebab tidak langsung gizi buruk yaitu tidak cukup pangan,

pola asuh yang tidak memadai, dan sanitasi, air bersih/ pelayanan

kesehatan dasar yang tidak memadai. Penyebab mendasar atau akar

masalah gizi buruk adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial

termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketersediaan pangan, pola

asuh dalam keluarga dan pelayanan kesehatan serta sanitasi yang

memadai, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita.

4) Dampak Asupan Gizi yang Tidak Adekuat

Asupan zat gizi pada anak yang tidak adekuat dapat berakibat

pada terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak, bahkan

91
apabila kondisi tersebut tidak ditangani dengan baik maka risiko

kesakitan dan kematian anak akan meningkat. Tidak terpenuhinya zat

gizi dalam tubuh anak dapat berpengaruh terhadap sistem kekebalan

tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang lemah menyebabkan anak lebih

rentan terkena penyakit menular dari lingkungan sekitarnya terutama

pada lingkungan dengan sanitasi yang buruk maupun dari anak lain atau

orang dewasa yang sedang sakit. Karena daya tahan tubuhnya yang

lemah, anak dengan asupan gizi tidak adekuat seringkali mengalami

infeksi saluran cerna berulang. Infeksi saluran cerna inilah yang

meningkatkan risiko kekurangan gizi semakin berat karena tubuh anak

tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik. Status gizi yang buruk

dikombinasikan dengan infeksi dapat menyebabkan keterlambatan

pertumbuhan.

Kekurangan salah satu zat gizi juga dapat menyebabkan

kekurangan zat gizi lainnya. sebagai contoh kekurangan zat besi,

magnesium dan zinc dapat menyebabkan anoreksia yang berakibat tidak

terpenuhinya zat gizi yang lain seperti protein. Kekurangan protein dapat

mengganggu tumbuh kembang anak sehingga dapat menimbulkan

komplikasi jangka panjang. Tidak terpenuhinya zat gizi juga berdampak

pada perkembangan otak dan kapasitas intelektual di masa kritis

pertumbuhannya yang menyebabkan penurunan kecerdasan. Apabila

asupan zat gizi yang tidak adekuat terus berlanjut dan semakin buruk

maka dapat menyebabkan kematian pada anak. Menurut WHO 54%

92
kematian pada anak usia dibawah lima tahun pada 2002 disebabkan oleh

gizi buruk.

DAFTAR PUSTAKA

Nooragni,Anggita.2020. KAJIAN KUALITAS DAN KUANTITAS KONSUMSI

MAKAN PADA BALITA DI DESA TERONG DLINGO KABUPATEN BANTUL

YOGYAKARTA. Yogyakarta. Repositorypoltekesjogja.

93
b. Media .

94
Lampiran 3

95
96
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Bahaya Resiko Preeklamsi pada Ibu Hamil

Sub topik :

a. Pengertian Preeklamsi

b. Tanda Gejala Preeklamsi

c. Komplikasi yang dapat timbul

d. Cara Mencegah Preeklamsi

e. Upaya ibu hamil mencegah Preeklamsi

Sasaran : Ibu Hamil

Tempat : Balai Desa Sumber Wringin

Hari/tanggal : Kamis, 30 Juni 2022

Waktu : 09.00-selesai

A. Tujuan Instruksional Umum

B. Tujuan Intruksional Khusus

C. Materi (Terlampir)

D. Metode

CTJ (Ceramah Tanya Jawab)

E. Media

PPT, lembar pretest dan post test, proyektor

F. Kriteria Evaluasi

1) Evaluasi struktur

97
2) Evaluasi proses

3) Evaluasi hasil

G. Kegiatan Penyuluhan

No URAIAN KEGIATAN WAKTU


KEGIATAN PENYULUH PESERTA
1 Pembukaan a. Memberi salam 1. Membalas salam 5 Menit
pembuka 2. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri 3. Memberi respon
c. Menyampaikan 4. Mengerjakan pre
tujuan test
d. Kontrak waktu
e. Memberikan pre test
2 Acara inti 2. Penyajian materi 1. Mendengarkan 15 Menit
a. Pengertian dengan penuh
Preeklamsi perhatian
b. Tanda Gejala 2. Menanyakan hal
Preeklamsi yang belum jelas
c. Komplikasi yang
dapat timbul
d. Cara Mencegah
Preeklamsi
e. Upaya ibu hamil
mencegah
Preeklamsi
3 Penutup a. Memberikan post 1. Menjawab
test / evaluasi pertanyaan
g. Memberi 2. Menerima
reward/pujian reward/pujian
h. Memberikan salam 3. Membalas salam
penutup

H. Pengorganisasia

1) Penangung jawab :

a. Putri Handayaningrum

b. Meila Putri Puspita

2) Pembicara : Putri Handayaningrum

3) Fasilitator : Balaidesa Sumberwringin

4) Anggota :

a. Ayu Dwi Hamidah

98
b. Livia Hidayatul Husnia

c. Lolita Alfiah Listi Nautika

d. Siti Sovia Iva Udiana

e. Uswatul Hasanah

f. Violita Elsa Shalsabilah

g. Zebri Amelia Dewi

99
Lampiran

A. Materi

1. Pengertian preeklamsia

Preeklamsia (Toksemia Gravidarum) adalah sekumpulan gejala yang timbul

pada wanita hamil, yang terdiri dari hipertensi, oedema dan proteinuria yang

muncul pada kehamilan setelah 20 minggu sampai akhir minggu pertama setalah

persalinan.

Preeklamsia atau keracunan kehamilan adalah kondisi dimana terjadinya

peningkatan tekanan darah (> 140 /90) pada masa kehamilan disertai dengan

pemeriksaan protein urin (pemeriksaan laboratorium pada urin) yang positif.

Preeklamsia jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan terjadi eklamsia.

Sehingga dapat mengancam nyawa ibu dan janin.Eklamsia adalah kondisi

keracuanan kehamilan sehingga menyebabkan kejang.

Etiologi atau penyebab preeklamsia belum diketahui dengan pasti karena

melibatkan beberapa faktor namun faktor ginetik, lingkungan dan gizi mungkin

berperan aktif dalam etiologi atau penyebab terjadinya preeklamsia. Data kejadian

preeklamsia dan eklamsia di Indonesia menduduki peringkat pertama penyebab

kematian pada ibu. Hal ini dijadikan sebagai kewaspadaan kita semua untuk

mengurangi terjadinya preeklamsia. Pada sebagian kasus ibu hamil merasa dirinya

sehat-sehat saja namun preeklamsi itu dapat timbul pada kehamilan di trimetser

III dan dapat pula timbul pada trimester II. Preeklamsi ringan dan berat secara

klinis dan sesuai literatur terbaru tidak ada istilah preeklamsi ringan dengan tujuan

tidak meringankan kasus preeklamsi.

100
Faktor resiko terjadinya preeklamsi adalah :

1) Memiliki riwayat preeklamsia sebelumnya

2) Obesitas : pada obesitas ini terjadi karena peningkatan kerja jantung

cepat sehingga meningkatkan tekanan darah.

3) Wanita hamil pertama (primigravida) dengan umur terlalu tua > 35 tahun

4) Memiliki keluarga dengan penyakit hipertensi atau saudari yang pernah

memiliki riwayat Preeklamsi dan eklamsia.

5) Ibu dengan kehamilan gemeli (kembar).

6) Ibu hamil dengan riwayat penyakit medis : hipertensi kronis, penyakit

ginjal, diabeters melitus.

2. Tanda gejala terjadi preeklamsi

1) Tekanan darah lebih dari normal (> 140/90 mmHg) dan menetap pada

beberapa kali pemeriksaan. Minimal pemantauan 4 jam sekali.

2) Terdapat odema / pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, wajah dan

tangan.

3) Nyeri epigastrium (nyeri uluhati).

4) Gangguan visual atau Ibu merasa pandangan kabur.

5) Sering merasa pusing atau sakit kepala hebat.

6) Mual dan muntah.

3. Komplikasi yang dapat timbul

1) Kejang

2) Kerusakan hati

3) Penyakit pada sistem peredaran darah

101
4) Janin lahir premature

5) Berat bayi lahir rendah (BBLR <2500 gr)

6) Gagal nafas.

4. Cara mencegah

Untuk kesejahteraan ibu :

1) Skrining preeklamsia pada usia kehamilan <20 minggu (ada di buku KIA

hal 9).

2) Selama kehamilan wajib dilakukan pemantauan tekanan darah dengan

adanya pemeriksaan kehamilan rutin 6 kali selama hamil.

Untuk kesejahteraan janin :

1) Pemeriksaan detak jantung janin secara rutin di setiap pemeriksaan

kehamilan.

2) Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertumbuhan janin sehat.

5. Upaya menangani preeklamsi pada ibu hamil

Upaya penanganan bertujuan untuk menghindari kelanjutan terjadinya

eklamsia serta dapat melahirkan janin dalam keadaan optimal salah satu upaya

yaitu dengan mengatur konsumsi makan pada ibu hamil :

Trimester I: Biasanya nafsu makan menurun, rasa mual muntah sebaiknya

diberikan makanan kering dan tinggi karbohidrat.

Trimester II: Kebutuhan kalori mulai meningkat, berat badan mulai bertambah,

pada masa ini sebaiknya diberikan makanan seimbang, banyak

buah dan sayur.

102
Trimester III: Nafsu makan membaik sehingga makanan yang diberikan porsi

sedikit tetapi sering dan banyak memakan buah dan sayur.

Adapun gizi yang disarankan yaitu:

1) Mengonsumsi makanan dengan garam / natrium yang sedikit. Asupan

natrium berlebih tidak diperbolehkan selama kehamilan karena dapat

berperan dalam terjadinya hipertensi atau mengakibatkan preeklamsia pada

orang yang sensitif garam. Asupan yang direkomendasikan pada wanita

hamil, menyusui ataupun wanita tidak hamil diperkirakan 1,5 gr/ hari atau

jangan melebihi 2.3 gr/ hari. 2.3 gr setara dengan 1 sendok teh.

2) Banyak mengkosumsi makanan tinggi kalsium disertai dengan vitamin D

karena vitamin D dapat membantu penyerapan kalsium. Kekurangan

kalsium dapat mengakibatkan peningkatkan tekanan darah. kebutuhan

kalsium yang disarankan untuk ibu hamil dimualai usia kehamilan 20

minggu disarankan kebutuhan 600 mg / hari atau setara dengan 2 cagkir

susu atau dengan tambahan suplemen vitamin kalsium 500 mg/ hari dan ini

sudah diberikan kepada ibu setiap pemeriksaan di fasyankes atau posyandu..

Buah yang disarankan : alpukat, pisang, buah delima, air kelapa, bayam.

3) Vitamin A,C dan E didapatkan dengan mengonsusmsi buah dan sayur

secara teratur dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Konsusmsi buah dan

sayur dianjurkan minimal 2 porsi sehari kurang lebih 200 gr bagian yang

dapat dimakan kandungan terbesar buah dan sayur adalah vitamin a,c dan e

yang dikenal dengan vitamian antioksidan yang mampu meningkatkan

kesehatan.

103
4) Mengonsumsi coklat hitam dapat membantumencegah terjadinya preklamsi

karena kandungan dalam coklat hitam ini memiliki fungsi endotel dan

penurunan tekanan sistolik dan diastolik.

5) Banyak minum air putih minimal 8 gelas per hari.

6) Perbanyak istirahat dan cara berbaring yang benar seperti tidur miring kiri

7) Memposisikan kaki lebih tinggi ketiga tidur untuk mengurangi bengkak

pada kaki.

104
d. Media
1) Leaflet

105
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Bahaya Resiko Preeklamsi pada Ibu Hamil


Sub topik :
a. Pengertian Preeklamsi
b. Tanda Gejala Preeklamsi
c. Komplikasi yang dapat timbul
d. Cara Mencegah Preeklamsi
e. Upaya ibu hamil mencegah Preeklamsi
Sasaran : Ibu Hamil
Tempat : Balai Desa Sumber Wringin
Hari/tanggal : Kamis, 30 Juni 2022
Waktu : 08.00-selesai

A. Tujuan Instruksional Umum


Penyuluhan pada ibu hamil tentang resiko preeklamsi yang dilakukan selama
60 menit dapat memberikan pengetahuan pada ibu dapat mengidentifikasi
dan mencegah terjadinya preeklamsi pada ibu hamil serta menghindari
terjadinya resiko eklamsi.
B. Tujuan Intruksional Khusus
1. Meningkatkan kemampuan ibu hamil dalam mewaspadai terjadi
preeklamsia selama kehamilan.
2. Meningkatkan ibu sehingga dapat mengetahui tanda gejala preeklamsia.
3. Memberikan rekomendso makanan dengan gizi yang baik bagi ibu hamil
dengan preeklamsi.
C. Materi
1. Pengertian Preeklamsi
2. Tanda Gejala Preeklamsi
3. Komplikasi yang dapat timbul
4. Cara Mencegah Preeklamsi
5. Upaya ibu hamil mencegah Preeklamsi

106
D. Proses Belajar Mengajar
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Diskusi
d. Dokumentasi
2. Media : PPT & Lefleat
E. Pengorganisasian
1. Pembimbing Institusi : Istifadatul Ilmiyah M.Keb
2. Pembimbing Lahan : Rini Anggraini Amd. Keb
3. Pembicara : Putri Handayaningrum
4. Fasilitator : Meila Putri Puspita
5. Anggota :
a. Ayu Dwi Hamidah
b. Livia Hidayatul Husnia
c. Lolita Alfiah Listi Nautika
d. Siti Sovia Iva Udiana
e. Uswatul Hasanah
f. Violita Elsa Shalsabilah
g. Zebri Amelia Dewi
F. Setting Tempat

LAYAR

PENYAJI
MODERATOR

AUDIEN

107
G. Sumber
Carolia Novita. 2016. Coklat Hitam untuk mrncegah preeklamsia pada

kehamilan.Online. Diaskses pada tanggal 21 April 2021.

Erni, Hermawati dan Mina, Arianti. 2019. Analisa Kejadian Preeklamsia pada

Kehamilan.Online. Diakses pada tanggal 22 April 2021.

Fransiska, Ari.2010. Menu sehat untuk ibu hamil.Jakarta:Demedia.

Prawirohardjo,S.2017.Pre-eklamsia dan Elamsia dalam Ilmu

Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Tutik,E & Mega,S. 2019. Deteksi Dini Preeklamsia dengan Antenatal Care.

Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.

H. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi struktur
2) Evaluasi proses
3) Evaluasi hasil
I. Kegiatan Penyuluhan
No URAIAN KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN PENYULUH PESERTA
1 Pembukaan k. Memberi salam i. Membalas salam 5 Menit
pembuka j. Mendengarkan
l. Memperkenalkan diri k. Memberi respon
m. Menyampaikan l. Mengerjakan pre
tujuan test
n. Kontrak waktu
o. Memberikan pre test
2 Acara inti 3. Penyajian materi c. Mendengarkan 15 Menit
f. Pengertian dengan penuh
Preeklamsi perhatian
g. Tanda Gejala d. Menanyakan hal
Preeklamsi yang belum jelas
h. Komplikasi yang
dapat timbul
i. Cara Mencegah
Preeklamsi
j. Upaya ibu hamil
mencegah
Preeklamsi
3 Penutup i. Memberikan post test g. Menjawab 5 menit
/ evaluasi pertanyaan

108
j. Memberi h. Menerima
reward/pujian reward/pujian
k. Memberikan salam i. Membalas salam
penutup

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural

d. Semua peserta hadir dalam kegiatan

Kehadiran peserta dikategorikan

Baik dari 13 undangan yang hadir 11 peserta: Presentasi Hadir 75%

e. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa Akademi

Kebidanan Jember.

f. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum

penyuluhan selesai.

2. Evaluasi Proses

c. Pada waktu penyuluhan berlangsung kira – kira 60 menit, keaktifan

peserta dimulai dengan kategori:

Aktif : semua pertanyaan ditanggapi oleh sasaran dan sasaran aktif

mengajukan pertanyaan.

d. Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan

fungsinya dan perannya dengan baik.

3. Evaluasi Hasil

1. Ibu dapat menjawab pertanyaan tentang preeklamsia dengan baik dan

benar.

2. Hasil pretest dilakukan penyuluhan tentang resiko preeklamsi peserta

ibu hamil memiliki didapatkan 50% dari ibu hamil belum mengetahui

109
dengan baik tentang preeklamsi dan setelah dilakukan penyuluhan

pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsia meningkat menjadi 80%.

110
LAMPIRAN 1

MATERI

1. Pengertian Preeklamsia

Preeklamsia (Toksemia Gravidarum) adalah sekumpulan gejala yang timbul

pada wanita hamil, yang terdiri dari hipertensi, oedema dan proteinuria yang

muncul pada kehamilan setelah 20 minggu sampai akhir minggu pertama setalah

persalinan (Prawiraharjo,2017).

Preeklamsia atau keracunan kehamilan adalah kondisi dimana terjadinya

peningkatan tekanan darah (> 140 /90) pada masa kehamilan disertai dengan

pemeriksaan protein urin (pemeriksaan laboratorium pada urin) yang positif.

Preeklamsia jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan terjadi eklamsia.

Sehingga dapat mengancam nyawa ibu dan janin.Eklamsia adalah kondisi

keracuanan kehamilan sehingga menyebabkan kejang (Tatik, & Mega, S, 2019)

Etiologi atau penyebab preeklamsia belum diketahui dengan pasti karena

melibatkan beberapa faktor namun faktor ginetik, lingkungan dan gizi mungkin

berperan aktif dalam etiologi atau penyebab terjadinya preeklamsia. Data kejadian

preeklamsia dan eklamsia di Indonesia menduduki peringkat pertama penyebab

kematian pada ibu (Erni, 2019). Hal ini dijadikan sebagai kewaspadaan kita semua

untuk mengurangi terjadinya preeklamsia. Pada sebagian kasus ibu hamil merasa

dirinya sehat-sehat saja namun preeklamsi itu dapat timbul pada kehamilan di

trimetser III dan dapat pula timbul pada trimester II. Preeklamsi ringan dan berat

111
secara klinis dan sesuai literatur terbaru tidak ada istilah preeklamsi ringan dengan

tujuan tidak meringankan kasus preeklamsi.

Faktor resiko terjadinya preeklamsi adalah :

1) Memiliki riwayat preeklamsia sebelumnya

2) Obesitas : pada obesitas ini terjadi karena peningkatan kerja jantung cepat

sehingga meningkatkan tekanan darah.

3) Wanita hamil pertama (primigravida) dengan umur terlalu tua > 35 tahun

4) Memiliki keluarga dengan penyakit hipertensi atau saudari yang pernah

memiliki riwayat Preeklamsi dan eklamsia.

5) Ibu dengan kehamilan gemeli (kembar).

6) Ibu hamil dengan riwayat penyakit medis : hipertensi kronis, penyakit

ginjal, diabeters melitus.

2. Tanda gejala terjadi preeklamsi

Berikut tanda gejala terjadinya preeklamsia menurut Tutik Ekasari & Mega

Silvia (2019), yaitu:

1) Tekanan darah lebih dari normal (> 140/90 mmHg) dan menetap pada

beberapa kali pemeriksaan. Minimal pemantauan 4 jam sekali.

2) Terdapat odema / pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, wajah dan

tangan.

3) Nyeri epigastrium (nyeri uluhati).

4) Gangguan visual atau Ibu merasa pandangan kabur.

5) Sering merasa pusing atau sakit kepala hebat.

6) Mual dan muntah.

112
3. Komplikasi yang dapat timbul

1) Berikut komplikasi yang dapat timbul jika terjadi preeklamsi pada ibu

yaitu:

2) Kejang

3) Kerusakan hati

4) Penyakit pada sistem peredaran darah

5) Jani n lahir premature

6) Berat bayi lahir rendah (BBLR <2500 gr)

7) Gagal nafas (Ekasari, T &Natalia,S, 2019).

4. Cara mencegah

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan utnuk melindungi ibu dan janin

diantaranya yang dapat dilakukan menurut Tutik & Mega Silvia (2019), yaitu:

Untuk kesejahteraan ibu :

1) Skrining preeklamsia pada usia kehamilan <20 minggu (ada di buku KIA

hal 9).

2) Selama kehamilan wajib dilakukan pemantauan tekanan darah dengan

adanya pemeriksaan kehamilan rutin 6 kali selama hamil.

Untuk kesejahteraan janin :

1) Pemeriksaan detak jantung janin secara rutin di setiap pemeriksaan

kehamilan.

2) Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertumbuhan janin sehat.

113
5. Upaya menangani preeklamsi pada ibu hamil

Upaya penanganan bertujuan untuk menghindari kelanjutan terjadinya

eklamsia serta dapat melahirkan janin dalam keadaan optimal salah satu upaya

yaitu dengan mengatur konsumsi makan pada ibu hamil. Menurut Fransiska,

(2010) berikut pengaturan makanan pada ibu hamil:

Trimester I: Biasanya nafsu makan menurun, rasa mual muntah sebaiknya

diberikan makanan kering dan tinggi karbohidrat.

Trimester II: Kebutuhan kalori mulai meningkat, berat badan mulai bertambah,

pada masa ini sebaiknya diberikan makanan seimbang, banyak

buah dan sayur.

Trimester III: Nafsu makan membaik sehingga makanan yang diberikan porsi

sedikit tetapi sering dan banyak memakan buah dan sayur.

Adapun gizi yang disarankan yaitu:

8) Mengonsumsi makanan dengan garam / natrium yang sedikit. Asupan

natrium berlebih tidak diperbolehkan selama kehamilan karena dapat

berperan dalam terjadinya hipertensi atau mengakibatkan preeklamsia pada

orang yang sensitif garam. Asupan yang direkomendasikan pada wanita

hamil, menyusui ataupun wanita tidak hamil diperkirakan 1,5 gr/ hari atau

jangan melebihi 2.3 gr/ hari. 2.3 gr setara dengan 1 sendok teh (Fransiska,

2010).

9) Banyak mengkosumsi makanan tinggi kalsium disertai dengan vitamin D

karena vitamin D dapat membantu penyerapan kalsium. Kekurangan

114
kalsium dapat mengakibatkan peningkatkan tekanan darah. kebutuhan

kalsium yang disarankan untuk ibu hamil dimualai usia kehamilan 20

minggu disarankan kebutuhan 600 mg / hari atau setara dengan 2 cagkir

susu atau dengan tambahan suplemen vitamin kalsium 500 mg/ hari dan ini

sudah diberikan kepada ibu setiap pemeriksaan di fasyankes atau posyandu..

Buah yang disarankan : alpukat, pisang, buah delima, air kelapa, bayam

(Fransiska, 2010).

10) Vitamin A,C dan E didapatkan dengan mengonsusmsi buah dan sayur

secara teratur dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Konsusmsi buah dan

sayur dianjurkan minimal 2 porsi sehari kurang lebih 200 gr bagian yang

dapat dimakan kandungan terbesar buah dan sayur adalah vitamin a,c dan e

yang dikenal dengan vitamian antioksidan yang mampu meningkatkan

kesehatan (Fransiska, 2010).

11) Mengonsumsi coklat hitam dapat membantumencegah terjadinya

preklamsi karena kandungan dalam coklat hitam ini memiliki fungsi endotel

dan penurunan tekanan sistolik dan diastolik (Carolia, 2016).

12) Banyak minum air putih minimal 8 gelas per hari.

13) Perbanyak istirahat dan cara berbaring yang benar seperti tidur miring

kiri

14) Memposisikan kaki lebih tinggi ketiga tidur untuk mengurangi bengkak

pada kaki.

115
LAMPIRAN 2

KUISIONER
TIDAK
NO URAIAN BENAR
BENAR
1 Preeklamsia jika diberikan akan mengancam nyawa
ibu dan janin
2 Menkonsumsi buah dan sayur minimal 2 porsi/ hari
secara teratur dapat menurunkan tekanan darah
tinggi
3 Tekanan darah tinggi dan obesitas adalah factor
resiko ibu hamil mengalami preeklamsia.
4 Riwayat tekanan darah tinggi dan obesitas adalah
faktor resiko ibu mengalami preeklamsia.
5 Ibu preeklamsia boleh mengkonsumsi garam
berlebih.

116
LAMPIRAN 3
LEAFLET

117
LAMPIRAN 4
DAFTAR HADIR

118
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI

119
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)


Sub topik :
a. Pengertian KEK
b. Ciri-ciri KEK
c. Bahaya Ibu Hamil dengan KEK
d. Penyebab Ibu Hamil dengan KEK
e. Upaya mengatasi Ibu Hamil dengan KEK
Sasaran : Ibu Hamil
Tempat : Balai Desa Sumber Wringin
Hari/tanggal : Kamis, 30 Juni 2022
Waktu : 08.00-selesai

A. Tujuan Instruksional Umum


Penyuluhan pada ibu hamil dengan KEK yang dilakukan selama 60 menit
diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada ibu hamil dengan KEK.

B. Tujuan Intruksional Khusus


1) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang KEK
2) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang tanda gejala serta bahaya ibu
hamil dengan KEK.
3) Memberikan rekomendsi makanan dengan gizi yang baik bagi ibu hamil
dengan KEK.
C. Materi
1. Pengertian KEK
2. Ciri-ciri KEK
3. Bahaya Ibu Hamil dengan KEK
4. Penyebab Ibu Hamil dengan KEK
5. Upaya mengatasi Ibu Hamil dengan KEK

120
D. Proses Belajar Mengajar
1. Metode
a) Ceramah
b) Tanya Jawab
c) Diskusi
d) Dokumentasi
2. Media : PPT & Lefleat
E. Pengorganisasian
1. Pembimbing Institusi : Istifadatul Ilmiyah M.Keb
2. Pembimbing Lahan : Rini Anggraini Amd. Keb
3. Pembicara : Putri Handayaningrum
4. Fasilitator : Meila Putri Puspita
5. Anggota : Ayu Dwi Hamidah
Livia Hidayatul Husnia
Lolita Alfiah Listi Nautika
Siti Sovia Iva Udiana
Uswatul Hasanah
Violita Elsa Shalsabilah
Zebri Amelia Dewi
F. Setting Tempat

LAYAR

PENYAJI MODERATOR

AUDIEN

121
G. Sumber
Febriyeni, 2017.Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian
Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil. Jurnal Human Care Vol
2.No 3.
Handayani,S.Bakri.2021.Upaya Peningkatan Kesehatan dan Gizi Ibu
Hamil.Bandung:CV.Media Sains Indonesia.

H. Kegiatan Penyuluhan
No URAIAN KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN PENYULUH PESERTA
1 Pembukaan p. Memberi salam m. Membalas salam 5 Menit
pembuka n. Mendengarkan
q. Memperkenalkan diri o. Memberi respon
r. Menyampaikan p. Mengerjakan pre
tujuan test
s. Kontrak waktu
t. Memberikan pre test
2 Acara inti 4. Penyajian materi e. Mendengarkan 15 Menit
k. Pengertian dengan penuh
Preeklamsi perhatian
l. Tanda Gejala f. Menanyakan hal
Preeklamsi yang belum jelas
m. Komplikasi yang
dapat timbul
n. Cara Mencegah
Preeklamsi
o. Upaya ibu hamil
mencegah
Preeklamsi
3 Penutup l. Memberikan post test j. Menjawab 5 menit
/ evaluasi pertanyaan
m. Memberi k. Menerima
reward/pujian reward/pujian
n. Memberikan salam l. Membalas salam
penutup

I. Evaluasi
1) Evaluasi Struktural
a) Semua peserta hadir dalam kegiatan
b) Kehadiran peserta dikategorikan
c) Baik dari 13 undangan yang hadir 11 peserta: Presentasi Hadir 75%
d) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa Akademi
Kebidanan Jember.
e) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
penyuluhan selesai.

122
2) Evaluasi Proses
a) Pada waktu penyuluhan berlangsung kira – kira 60 menit, keaktifan
peserta dimulai dengan kategori:
Aktif : semua pertanyaan ditanggapi oleh sasaran dan sasaran aktif
mengajukan pertanyaan.
b) Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan
fungsinya dan perannya dengan baik.
3) Evaluasi Hasil
a) Ibu dapat menjawab pertanyaan tentang preeklamsia dengan baik dan
benar.
b) Hasil pretest dilakukan penyuluhan tentang ibu hamil dengan KEK
didapatkan 60% dari ibu hamil mengetahui tentang KEK dan setelah
dilakukan penyuluhan pengetahuan ibu hamil tentang preeklamsia
meningkat menjadi 90%.

123
LAMPIRAN 1
MATERI

1. Pengertian Kek

Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu menderita

kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan

timbulnya gangguan kesehatan pada ibu sehingga kebutuhan ibu hamil akan zat

gizi yang semakin meningkat tidak terpenuhi (Handayani, 2019).

2. Ciri Ciri Ibu Dengan Kek

Menurut Handayani (2019), Berikut Ciri-ciri ibu hamil dengan KEK yaitu :

a) merasa kelelahan terus-menerus,

b) merasa kesemutan,

c) wajah pucat dan tidak bugar,

d) sangat kurus (indeks massa tubuh kurang dari 18,5),

e) lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,

f) mengalami penurunan berat badan dan kekurangan lemak,

g) menurunnya kalori yang terbakar saat istirahat, serta

h) menurunnya kemampuan beraktivitas fisik.

3. Bahaya Bumil Dengan Kek

a) Bahaya bagi ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada

ibu antara lain anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara

124
normal, dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan meningkatkan angka

kematian ibu

b) Bahaya pada persalinan

Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,

persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan.

c) Bahaya pada janin

Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin

dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan dan lahir dengan BBLR

4. Penyebab Ibu Hamil Dengan Kek

Menurut Handayani (2019), faktor menyebab KEK adalah sebagai berikut :

a) Faktor individu

1) Usia

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua

mengakibatkan kualitas janin atau anak yang rendah dan juga akan

merugikan kesehatan ibu. Pada ibu yang terlalu muda (umur kurang dari

20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya

sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan dan adanya perubahan

hormonal yang terjadi selama kehamilan. Usia yang paling baik untuk

melahirkan adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun,

sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik .

125
2) Paritas (jumlah kehamilan)

Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran bayi

atau bayi telah mencapai titik mampu bertahan hidup maupun mati.

Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Primipara adalah perempuan yang telah pernah melahirkan sebanyak

nol hingga satu kali.

b. Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan dua hingga

empat kali.

c. Grandemultipara Grandemultipara adalah perempuan yang telah

melahirkan.

d. orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam

kehamilan dan persalinan.

Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan sebelumnya kurang

dari 2 tahun atau kehamilan yang terlalu sering dapat menyebabkan gizi

kurang karena dapat menguras cadangan zat gizi tubuh serta organ

reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum masa kehamilan

(Febriyeni,2017). Pada ibu hamil dengan KEK mayoritas paritas ibu

hamil yang sudah pernah melahirkan 2-4 kali. Hal ini terjadi karena ibu

kurang peduli akan nutrisi yang dikonsumsi ibu yang sudah beberapa

126
kali hamil dan melahirkan, maka kemungkinan banyak akan ditemui

keadaan kesehatan terganggu (anemia, kurang gizi).

3) Faktor lingkungan

a. Dukungan keluarga

Dari semua dukungan bagi ibu hamil dukungan sang suami adalah

dukungan yang paling berati bagi ibu. Suami dapat berperan aktif

pada konsumsi ibu hamil dalam keberhasilan dalam melahirkan

dengan cara memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-

bantuan yang praktis.

b. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu yang

dilakukan untuk mencari nafkah guna untuk kehidupan. Ibu yang

sedang hamil harus mengurangi beban kerja yang terlalu berat

karena akan memberikan dampak kurang baik terhadap

kehamilannya.

1. Berdiri lebih dari 3 jam sehari.

2. Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran

atau membutuhkan upaya yang besar untuk

mengoperasikannya.

3. Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat,

mendorong dan membersihkan.

127
4. Jam kerja yang panjang

c. Pola konsumsi

Pola konsumsi aalah susunan jenis dan jumlah makanan yang

dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu.

Pola konsumsi masyarakat ini dapat menunjukkan tingkat

keberagaman pangan masyarakat

Sedangkan menurut pola konsumsi aalah berbagai informasi

yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan

makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan

ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu yang

diperngaruhi oleh kebiasaan, kesenangan, budaya, agama,

ekonomi, lingkungan alam, dsd. Pola konsumsi dapat dibedakan

menjadi tiga kelompok yaitu pangan pokok, lauk pauk, sayur dan

buah-buahan.

d. Penyakit infeksi

Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh biologi

(seperti virus, bakteria, atau parasite), bukan disebabkan faktor

fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracuman). Penyakit

infeksi merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dan

keselamatan ibu. Status gizi kurang akan meningkatkan kepekaan

ibu terhadap risiko terjadinya penyakit infeksi, dan sebaliknya

infeksi dapat meningkatkan risiko kurang gizi

128
5. Upaya Mengatasi Ibu Hamil Kek

Meningkatkan konsumsi makanan bergizi menurut Febriyeni (2017), yaitu:

a) Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan makanan hewani

(daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayur berwarna

hijau tua, kacang-kacangan, tempe).

b) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C

(seperti daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas)

sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.

c) Menambah pemasukan zat besi dalam tubuh dengan minum tablet penambah

darah.

d) Guna mencegah terjadinya resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan

(WUS) sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidak

kurang dari 23.5 cm. Beberapa kriteria ibu KEK adalah berat badan ibu

sebelum hamil < 17,00 dan ibu menderita anemia.

129
LAMPIRAN 2

KUISIONER

TIDAK
NO URAIAN BENAR
BENAR
6 Kekurangan Energi Kronik (KEK) tidak
membahayakan nyawa ibu dan janin.
7 Kekurangan Energi Kronis (KEK) berbahaya
8 Kekurangan E nergi Kronis (KEK) dapat membuat
ibu melahirkan bayi prematur/ BBLR (berat bayi
lahir rendah) dan itu tidak masalah.
9 Ciri-ciri ibu hamil dengan KEK adalah lingkar
lengan atas kurang dari 23.5 cm , postur tubuhnya
terlalu kurus, wajah pucat, merasa kelelahan terus
menerus.
10 ibu hamil KEK butuh dukungan dari keluarga

130
LAMPIRAN 3
LEAFLET

131
LAMPIRAN 4
DAFTAR HADIR PESERTA

132
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI

133
C. JADWAL KEGIATAN KELOMPOK

Minggu Hari Kegiatan Kelompok

I 13 Juni Pertemuan dengan bidan, orientasi lapangan dan


2022 preconference
14-17 Juni Melakukan pengkajian data sesuai dengan jumlah
2022 sampel KK KIA-KB
18-19 Juni Memasukan data pada tabel yang telah dibuat dan
2022 menyetor pada sekertaris & pengelolaan data yang
telah terkumpul
II 20-26 Juni Konsultasi Bab I, II, dan revisi Musyawaroh
2022 Masyarakat Desa, Konsultasi bab 3 dan revisi
konsultasi SAP, materi penyuluhan, kuesioner
pretest dan posttes
III 27 Juni Implementasi dan Penyajian data
2022 – 03
Juli 2022
IV 4-9 Juli Evaluasi, Presentasi dan Penutupan
2022

D. DAFTAR PERORGANISASIAN MAHASISWA

No. Uraian Nama


1. Ketua Komunitas Livia Hidayatul Husnia
2. Sekertaris Meila Putri Puspita
3. Bendahara Lolita Alfiah Listi N
4. Sie Humas Uswatul Hasanah dan Violita Elsha S
5. Sie Dokumentasi Putri Handayaningrum dan Siti Sovia Iva
6. Sie konsumsi Zebri Amelia Dewi
7. Sie Perlengkapan Ayu Dwi Hamidah

134
E. DOKUMENTASI FOTO

135
136
Lampiran SMD dan dokumentasi lain

137
138
139

Anda mungkin juga menyukai