1. Letak Geografis
Desa Gendro sebagai lokasi penelitian merupakan salah satu Desa yang
berada dalam wilayah Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan Propinsi Jawa Timur.
Jarak Desa Gendro dari pusat pemerintahan Kecamatan Tutur sejauh 1,9 Km,
sedangkan jarak dari pusat pemerintahan Kota atau Kabupaten Pasuruan sejauh
44,3 Km. Sementara orbitasi dari Ibu Kota Propinsi adalah 87,2 Km.
mempunyai luas wilayah 442.226 ha, yang terdiri dari perkampungan, perkebunan,
hutan, ladang dan tanah kosong. Kondisi tanah di Desa Gendro sangat subur karena
mendapatkan aliran air dari sumber mata air pegunungan yang tidak pernah kering.
menjadikan daerah ini relatif dingin. Suhu udara minimal mencapai 21o C dan suhu
maksimal 30o C, sedangkan suhu rata- rata adalah 23o C. Banyaknya curah hujan
Secara geografis Desa Gendro mempunyai letak dengan batas- batas Desa
sebagai berikut :
42
TABEL I
2. Keadaan Demografis
a. Jumlah Penduduk
Menurut data yang ada di kantor Kepala Desa Gendro tahun 2021, jumlah
penduduk Desa Gendro berjumlah 5594 jiwa. Dari jumlah tersebut terdiri dari laki-
TABEL II
Dari jumlah penduduk 5594 jiwa tersebut terdiri dari 1546 Kepala Keluarga
(KK) yang tersebar di beberapa dusun di Desa Gendro, diantaranya dusun Sugro,
dusun Krajan, dusun sawah Talun dan arjosari. Berikut klasifikasi penduduk
menurut usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL III
adalah bercocok tanam yakni bertani dan berladang. Hal ini dikarenakan daerah
tempat tinggal mereka mendukung dan sangat subur untuk digunakan sebagai lahan
pertanian. Lebih dari 50% warganya adalah petani. Dengan bertani dan berladang
antara lain padi, jagung, sayur-sayuran dan buah. Namun yang paling menonjol dan
terkenal di Desa Gendro adalah perkebunan apelnya. Sebab tidak semua daerah bisa
44
cocok di tanami buah apel, hanya daerah daerah tertentu saja yang bisa ditanami
Untuk lebih jelasnya tentang mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada
TABEL IV
TABEL V
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa bagi masyarakat Desa Gendro bertani
c. Pendidikan Masyarakat
Adapun sarana pendidikan formal yang ada di Desa Gendro ada delapan
tempat, terdiri dari dua Taman Kanak-kanak (TK), lima Sekolah Dasar (SD) dan
satu SLTP.
TABEL VI
d. Agama
Dalam satu desa, pemeluk agama Islam disini berjumlah 5556 orang
dari berbagai sudut pandang, diantaranya adalah dengan melihat banyaknya tempat
sebagai masyarakat yang agamis. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya langgar atau
mushalla yang ada di Desa Gendro. Jumlah masjid dalam satu desa ada 7 (tujuh)
buah sedangkan mushalla ada 34 buah yang tersebar di enam dusun di Desa Gendro.
Tabel VII
NO Agama Jumlah
1 Islam 5556
2 Kristen 36
3 Hindu 2
jumlah 5594
Sumber data : dokumen kantor Kepala Desa Gendro tahun 2021
47
B. Penyajian Data
yang dikemukakan, untuk itu peneliti ini mengemukakan hasil dari observasi dan
wawancara yang didapatkan. Pelaku dalam pinjam meminjam ini ada dua belah
pihak yaitu pemberi pinjaman dan penerima pinjaman atau yang biasa disebut
ini merupakan pinjam meminjam yang berbunga atau biasanya masyarakat yang
memiliki tambahan atau bunga. yaitu ketika seorang debitur tidak dapat mencicil
Dalam pelaksanaan praktek pinjam meminjam ini ada 2 pihak yang terlibat,
yaitu:
1) Kreditur atau dalam hal ini adalah yang berpiutang, yang memberikan kredit
atau pinjaman, penagih Dalam hal ini yang menjadi kreditur adalah orang
48
orang yang dianggap kaya di daerah tersebut atau dari pihak yang mampu
memberikan pinjaman.
lain. Dalam hal ini adalah masyarakat di Desa Gendro yang membutuhkan
Kedua belah pihak tersebut (kreditur dan debitur) kemudian mengadakan akad
Pinjam meminjam beserta tambahan yang telah disepakati pada awal akad secara
peminjaman serta tambahan atas pinjaman tersebut dan dilakukan dengan adanya
saksi. Catatan tersebut hanya dimiliki oleh pihak kreditur. Sedangkan akadnya
dengan pihak debitur dilakukan secara lisan dan dengan adanya catatan (tulisan)
atau saksi. Pinjam meminjam ini seakan sudah menjadi pilihan masyarakat diDesa
Gendro dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ketika mereka berada dalam
kesulitan. Bahkan ada pula yang melakukan pinjaman untuk sekedar memenuhi
diberlakukan para kreditur di Desa ini adalah sama. Yaitu ketika ada seorang
debitur datang untuk melakukan pinjaman kepada para kreditur, kemudian para
beserta tambahan atau daerah sana lebih mengenalnya dengan istilah anakannya
pinjaman pokok beserta tambahan atau anakanya tersebut. Tapi bila si debitur tidak
bisa pula di cicil enam bulan sekali, bila dalam enam bulan tersebut si debitur belum
Selain itu, para kreditur tidak meminta pada para debitur untuk meninggalkan
barang sebagai jaminan atas pinjamannya tersebut. Karena yang mereka jadikan
dasar transaksi pinjam meminjam tersebut adalah sikap saling percaya, sehingga
adanya barang jaminan tidak diberlakukan dalam transaksi pinjam meminjam ini.
Akan tetapi yang membedakan antara kreditur yang satu dengan yang lain adalah
Seperti yang dituturkan oleh ibu Hj. Nadira selaku salah satu kreditur atau
Dari penuturan kreditur diatas, dapat dilihat bahwa ketika seorang peminjam
belum mampu melunasi hutang pokoknya maka terlebih dahulu harus membayar
uang bunganya. Ibu Naharia juga mengatakan bahwasanya asal mula pinjam
Berbeda halnya dengan Bapak Muhammad Ali yang berasal dari desa
37
Hasil wawancara dengan Ibu H. Nadira selaku salah satu kreditur di desa Gendro tanggal 24
Desember 2021.
38
Muhammad Ali (40 th) pebisnis, Wawancara pada 22 Desember 2021.
51
Selanjutnya penuturan yang dilakukan oleh ibu Naharia sebagai Debitur. Dia
mengatakan bahwa :
Dari 3 hasil wawancara diatas dapat di lihat terkait dengan persamaan dan
pertanyaan dari ibu Hj. Nadira bahwasanya tambahan dalam pembayaran tersebut
adalah 2,5%-3% dan bapak Muhammad Ali mengatakan bahwa pinjaman tambahan
dalam pembayaran tersebut yaitu sebesar 2%. Sedangkan ibu Naharia mengatakan
perbedaanya terletak pada batas pengembaliannya. Kalau di tempat ibu Hj. Nadira
dan ibu Naharia itu bebas atau sesuai dengan kemampuan dari seorang debitur atau
peminjaman yang terjadi di tempat bapak Muhammad Ali, di tempat beliau batasan
Selajutnya hasil wawancara yang diungkapkan oleh bapak Tono. Bapak Tono
selaku seorang debitur yang berada di desa kampong baru mengungkapkan bahwa:
39
Naharia (30 th), Wiraswasta, Wawancara pada 22 Desember 2021
52
Berbeda halnya dengan di tempat ibu Rina yang berada di salah satu desa
40
Tono (39 th), Petani, Wawancara pada 23 Desember 2021
41
Rina (34 th), Ibu Rumah Tangga, Wawancara pada 23 Desember 2021
42
Bapak Hardi (40 th), Petani, Wawancara pada 23 Desember 2021.
53
Selanjutnya ungkapan dari bapak Amir Menurut selaku salah satu debitur di
melakukan pinjaman semacam ini dari pada melakukan pinjaman di bank adalah
karena pinjaman yang ia butuhkan sedikit serta prosesnya lebih mudah dan lebih
cepat. Sedangkan kalau di bank, menurut beliau prosesnya ribet serta akses menuju
Menurut para debitur dan kreditur bahwa transksi pinjam meminjam yang
mereka lakukan tersebut sifatnya hanya untuk menolong sesama serta untuk
43
Amir (30 th), Petani, Wawancara pada 25 Desember 2017.
54
mempermudah mereka untuk mendapatkan pinjaman dan bagi mereka itu juga
merupakan suatu keuntungan bagi kedua belah pihak. Hal tersebut sebagaimana
yang dijelaskan oleh Bapak Muhammad Ali, Ibu Naharia, bapak tono Dan bapak
“Alasan mereka memilih transaksi ini adalah karena transaksi ini prosesnya
lebih mudah dan cepat. Dan ketika ditanyai mengenai tambahan yang
diberikan oleh kreditur cukup meringankan atau memberatkan, mereka
menuturkan bahwa tambahan yang diberikan cukup meringankan. 44
mengetahuinya sama sekali. Akan tetapi menurut Bapak Hardi selaku warga
transaksi tersebut menurut hukum Islam, tidak boleh dilakukan, namun karena
adanya kebutuhan yang mendesak serta tidak adanya paksaan dalam transaksi ini,
jadi beliau tetap saja melakukan pinjaman semacam ini. Selain itu, menurut mereka,
yaitu pinjam meminjam yang ada tambahannya, selain itu juga di dasarkan atas
kerelaan kedua belah pihak serta tanpa adanya paksaan. Berbeda dengan ibu Bunga
mengatakan bahwa :
44
Hasil Wawancara bapak Muhammad Ali, Ibu Naharia, bapak Tono dan bapak Hardi selaku para
debitur pada tanggal 25 Desember 2021.
55
Salah satu ungkapan dari wawancara yang telah kulakukan terhadap bapak
Muhammad Alif selaku warga yang tidak terlibat langsung dengan praktek pinjam
meminjam tersebut yang berada di Desa Gendro tersebut. Bapak Muhammad Alif
mengatakan bahwa :
45
Bunga (27 th), Ibu Rumah Tangga, Wawancara pada 26 Desember 2021.
46
Muhammad Alif (45 th) kepala desa, Wawancara pada 24 Desember 2021.
56
“Saya selaku salah seorang debitur yang melakukan pinjaman pada kreditur
dengan bunga yang telah di tetapkan sebesar 2,5% atau 25 ribu. Baginya
tambahan yang diberikan oleh kreditur cukup memberatkan, apalagi ibu
Rosnawati hanya sebagai penjual sayur keliling. Tetapi karena hal itu sudah
menjadi kebiasaan yang terjadi dikampungnya. Maka ibu Rosnawati
menerima dikarenakan kebutuhannya juga yang mendesak. ketika saya
singgung mengenai transaksi tersebut dalam Hukum Islam. Ibu Rosnawati
menuturkan bahwa : “ Saya tidak mengetahui hukum transaksi tersebut
dalam hukum Islam, sebab beliau hanya mengikuti para debitur yang lain
47
Kadang (38 th), Ibu Rumah Tangga, Wawancara pada 27 Desember 2021
48
Alimuddin (40 th), pedagang, Wawancara pada 27 Desember 2021
57
“Tambahan yang diberikan oleh para kreditur, ada yang memberatkan dan
ada pula yang meringankan, untuk tambahan 2,5%-3%%, cukup
memberatkan, apalagi untuk masyarakat di pedesaan, yang notabennya
sebagian besar masyarakatnya adalah seorang petani. Lanjut beliau
berkomentar terkait dengan masalah tambahan. Menurutnya kalau
tambahan 1%/1,5%, cukup meringankan. Namun itu semua tergantung pada
situasi dan kondisi para debitur Tapi beliau membedakan antara pinjaman
yang bersumber dari individu dan koperasi. Bila dari koperasi menurut
beliau cukup membantu dan tambahannya juga cukup ringan, dikarenakan
tambahannya hanya sekitar 2% sampai dengan 2,5%, yang pada akhirnya
tambahan tersebut akan dibagi antar anggotanya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pada dasarnya, tambahan tersebut akan kembali lagi pada si debitur.
Karena rata-rata yang melakukan pinjaman di kopersi adalah para
anggotanya itu sendiri. 50
masyarakat di desa tersebut, baik muda, tua ataupun anak-anak. Dan di setiap rapat
atau kegiatan di desa tersebut, baik acara keagamaan ataupun acara sosial, beliau
selalu yang menjadi tempat untuk dimintai pendapatnya dan menjadi panutan oleh
Selanjutnya hasil wawancara dari Ibu Eti dan Bapak Paddo, selaku masyarakat
49
Rosnawati (35 th), Wiraswasta, Wawancara pada 27 Desember 2021
50
Wawancara dengan Puang Ridwan (50 th) selaku tokoh masyarakat pada 28 Desember 2021
58
Menurut Ibu Eti dan Bapak Paddo tersebut, transaksi tersebut dalam
hukum Islam pada hakekatnya tidak boleh, namun karena adanya kebutuhan
yang mendesak serta prosesnya yang cepat dan mudah, selain itu tidak
adanya paksaan dalam transaksi ini, sehingga membuat sebagian
masyarakat seakan tidak memperhatikan larangan tersebut ditambah lagi
pemahaman masyarakat di daerah sini tentang larangan transaksi tersebut
dalam hukum Islam sangat minim, hanya sebagian masyarakat yang
mengetahuinya. Selain itu, transaksi ini sudah biasa dilakukan oleh
masyarakat di Desa Gendro ini. Dan ketika disinggung mengenai alasan
mengapa beliau tidak melakukan pinjaman semacam ini? beliau
menuturkan bahwa hal tersebut dikarenakan, beliau belum membutuhkan
pinjaman serta semua kebutuhan keluarganya sudah cukup terpenuhi
dengan hasil usahanya”51
Dari beberapa hasil wawancara yang telah saya lakukan diatas mengenai
utang ruginya dalam melakukan transaksi praktek pinjam meminjam ini, secara
pinjaman tersebut karena memang kebutuhan yang mendesak, tanpa berfikir utang
dan ruginya dikemudian hari. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh para
51
Wawancara dengan Ibu Eti dan Bapak Paddo selaku masyarakat umum (tidak terlibat langsung
dengan transaksi ini ) pada 28 Desember 2021
59
debitur yang lain. Karena selama ini, mereka tidak merasa dirugikan dengan
transaksi ini.
Selain itu, ketika saya menyinggung mengenai alasan mereka (para kreditur)
diberikan, mereka menuturkan bahwa tambahan itu hanyalah sebuah bentuk tanda
terimakasih yang diberikan oleh pihak debitur atas pinjamannya. Dan tambahan
tersebut telah mereka sepakati bersama, tanpa adanya paksaan. Semua itu
didasarkan atas kerelaan kedua belah pihak tanpa adanya unsur paksaan. Alasan
peminjam hanya menerima pinjaman dengan nominal yang kecil, sedangkan untuk
nominal yang besar, di tempat tersebut tidak bisa melayaninya. Hal tersebut
dikarenakan dana yang ada juga terbatas serta rata-rata yang melakukan pinjaman
tersebut adalah warga yang bearada dalam lingkungan Desa tersebut. Sebab dana
yang ada hanya berasal dari para kreditur. Oleh sebab itu, orang yang dianggap kaya
debitur. Baik dalam jumlah yang kecil atau pun yang besar, akan tetapi tetap ada
Apabila dilihat secara lebih dalam lagi, tambahan yang diberikan oleh para
masyarakat yang berada di Desa Gendro tersebut tidak menyadarinya atau bisa
pengembaliannya yang bebas, tanpa adanya batasan yang jelas. Sehingga membuat
mereka tidak pernah berfikir bahwa tambahan yang diberikan oleh para kreditur
cukup memberatkan. Karena yang mereka rasakan bahwa mereka (para debitur)
merasa dibantu dengan adanya transaksi ini. oleh karena itu mereka tidak begitu
desa tersebut adalah pinjaman yang ada tambahannya. Baik perorangan maupun
koperasi. Dan seakan hal tersebut sudah menjadi kebiasaan di desa tersebut. Jika
Selain itu mereka (para debitur) juga merasa dibantu dengan adanya transaksi
dengan tambahan yang ada, karena selain transaksi tersebut sudah biasa mereka
lihat dan jalankan, mereka juga merasa dibantu dengan transaksi ini. Begitu pula,
bahwa mereka tidak mengetahui persis sejak kapan transaksi ini berjalan, yang
mereka ketahui, transaksi ini sudah ada sejak dahulu dan dijalankan sebagian besar
tidak adanya paksaan dalam transaksi ini serta prosesnya yang mudah dan cepat.
Disamping itu para debitur tidak harus meninggalkan barang jaminan pada kreditur
masyarakat saja yang mengetahui tentang hukum transaksi tersebut dalam hukum
Islam, itupun hanya sekedar tahu bahwa hukum transaksi tersebut dilarang dalam
besar penduduknya adalah muslim, akan tetapi tingkat pemahaman mereka tentang
Dari hasil semua wawancara yang saya lakukan kepada masyarakat yang
berada di Desa Gendro mulai dari pemberi pinjaman atau dalam hal ini kreditur itu
semua peminjam atau dalam hal ini seorang kreditur berjumlah 10 orang. Diantara
orang dengan kepercayaan dan 1 lagi dikarenakan peminjaman dengan hadiah. Dan
mendesak. Sehingga bentuk praktek pinjam meminjam yang terjadi mulai dari
tetap menjalankannya.
Desa Gendro
terlebih dahulu penulis akan kemukakan kasus yang pernah terjadi antara petani
Pada akhir tahun 2016, Pak Abbas (petani) meminjam sejumlah sejumlah uang
kepada Pak Seno (pedagang sayur). Untuk mendapatkan pinjaman tersebut Pak
Abbas menjadikan hasil sayurnya sebagai jaminan atas hutangnya, sebab begitulah
tata caranya. Pada saat sayur Pak Abbas sudah bisa dipanen maka Pak Abbas
membawa dan menjual sayurnya kepada Pak Seno. Pada saat itu Pak Abbas menjual
sayurnya kepada Pak Seno dengan harga Rp. 1.700 /ikat, sedangkan pada saat itu
harga sayur di pasaran Rp. 2.000 /ikat. Pada minggu berikutnya Pak Abbas menjual
lagi hasil sayurnya kepada Pak Seno dengan harga Rp. 1.500 /ikat sedangkan harga
di pasaran tetap dan Pak Seno melakukan potongan-potongan yang lainnya. Dengan
selisih harga dan potongan-potongan semacam itulah yang membuat Pak Abbas
63
merasa dirugikan dan kurang senang melihat Pak Seno, akibatnya hubungna antara
keduanya menjadi renggang terutama Pak Abbas, bila berjumpa dengan Pak Seno
jarang menegur.52
Pada awal tahun 2018, sebuah kasus yang terjadi di Kecamatan Tambang
antara Pak Ridwan (petani) dengan Pak Rahman (pedagang). Pak Ridwan yang
ekonominya pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari dan pada waktu itu Pak Ridwan
SLTA. Maka Pak Ridwan datang kepada Pak Rahman untuk meminjam uang. Pak
Rahman mau meminjamkan uang kepada Pak Ridwan asalkan semua hasil panen
sayurnya nanti dijual kepadanya. Pak Ridwan pun menyetujuinya, tetapi ketika
pedagang lain dikarenakan adanya selisih harga antara Pak Rahman dengan
pedagang lain tersebut. Hal itu secara diam-diam diketahui oleh Pak Rahman,
diapun marah dan dipaksa dengan cepat melunasi semua hutangnya. Akhirnya
terjadilah perselisihan di antara mereka dan akhirnya mereka pun tidak saling
bertegur sapa.53
Pada awal tahun 2019, ditemukan juga kasus pinjam meminjam uang antara
Pak Arman sebagai seorang petani dan Pak H. Hamdani seorang pedagang yang
biasa memberi pinjaman kepada petani yang membutuhkan. Pada suatu hari Pak
Arman datang kepada Pak H. Hamdani meminjam sejumlah uang untuk biaya
52
Pak Abbas, (Petani) dan Pak Seno (Pedagang), wawancara, tanggal 9 Januari 2022.
53
Pak Ridwan (petani) dan Pak Rahman (Pedagang), wawancara, tanggal 10 Januari 2010.
64
okulasi sayurnya yang sudah siap untuk diokulasi akan tetapi dia tidak mempunyai
uang untuk biaya okulasi tersebut. Pak H. Hamdani menyetujui pinjaman Pak
Arman dengan syarat semua hasil panen sayurnya harus dijual kepadanya dengan
harga sesuka hatinya. Dan waktu panen pun tiba, Pak Arman pun segera memanen
hasil sayurnya dan menyerahkan sepenuhnya semua sayur yang dihasilkan. Tetapi
Pak H. Hamdani melakukan potongan yang agak besar kepada Pak Arman dan
membeli dengan harga di bawah harga pasaran sehingga menyebabkan Pak Arman
tidak bisa lagi menerima uang hasil sayurnya. Dan akhirnya terjadi perselisihan
antara mereka.
Menurut salah seorang tokoh masyarakat bahwa konflik yang terjadi diantara
petani dan pedagang sayur dalam melaksanakan pinjam meminjam uang tidak
terjadi baku hantam, hanya bersifat hubungan sosial mereka menjadi renggang.
Demikian beberapa kasus yang penulis paparkan, sedangkan masih ada lagi
kasus yang lain namun kejadiannya hampir sama dan penulis menganggap tiga
kasus tersebut diatas sudah dapat mewakili dari semua kasus-kasus yang ada di
Desa Gendro.
54
Pak Arman (Petani) dan Pak H. Hamdani (Pedagang), wawancara, tanggal 3 Februari 2022
65
C. Pembahasan
Pinjam meminjam merupakan salah satu dari sekian banyak jenis kegiatan
tinggi. Selain itu, pinjam meminjam juga mengandung nilai-nilai sosial yang cukup
Islam sebagai agama yang universal dan menyeluruh (kamil dan syamil),
merupakan salah satu kegiatan yang dianjurkan dan memiliki dimensi ibadah dalam
Dengan demikian pinjam meminjam dapat dikatakan sebagai ibadah sosial yang
55
http://bmtazkapatuk.wordpress.com/2017/02/16/ pinjam -meminjam -dalam-hukum-islam/,
diakses pada tgl 10 Februari 2022, h. 4-5
66
dalam pandangan Islam juga mendapatkan porsi tersendiri. Pinjam meminjam juga
memiliki nilai luar biasa terutama guna bantu membantu antar sesama yang
Dari sini maka pinjam meminjam dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk
transaksi yang mengandung unsur tolong menolong. Oleh karena itu, diharamkan
bagi pemberi hutang untuk mensyararatkan tambahan dari utang yang ia berikan
untuk mencari keuntungan dalam bentuk apapun dari akad macam ini. Karena pada
dasarnya akad pinjam meminjam tersebut termasuk salah satu akad yang bertujuan
untuk menolong dan memberikan uluran tangan kepada orang yang membutuhkan
bantuan. 56
bahkan umat Islam pun masih banyak yang melakukan praktek-praktek transaksi
yang batil tersebut. Baik dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan yang urgen atau
pada awal akad yang kemudian disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan begitu
56
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, fiqh Muamalah (Jakarta : kencana, 2012) h. 125-126
67
si kreditur akan menerima manfaat dari debitur berupa tambahan dari pinjamnnya
tersebut.
unsur riba, yaitu riba al qard. Riba qaradl adalah meminjam uang kepada seseorang
dengan syarat ada kelebihan atau keuntungan yang harus diberikan oleh peminjam
kepada pemberi pinjaman. Dengan kata lain merupakan pinjaman berbunga 57 atau
biasa disebut sebagai riba nasiah/riba jahiliyah yaitu riba (tambahan) yang terjadi
akibat pembayaran yang tertunda pada akad tukar menukar dua barang yang
tergolong ke dalam komoditi riba, baik satu jenis atau berlainan jenis dengan
meningkat dan menjadi besar dan tinggi. Kata riba juga digunakan dalam
pengertian bukit yang kecil. Semua penggunaan ini namapaknya memiliki satu
makna yang sama yaitu pertambahan, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Namun yang dimaksud riba dalam ayat Al-Qur‟an yaitu setiap penambahan yang
diambil tanpa adanya transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu transaksi bisnis
57
Mervin K. Lewis, dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syariah: Prinsip, Praktek dan Prospek,
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, h. 57
68
atau komersial yang melegitimasi adanya penambahan tersebut secara adil. Seperti
Sedangkan pengertian riba menurut fiqih adalah: tambahan dari modal yang
59
dipinjam, baik ia sedikit atau banyak. Dengan kata lain, sedikit pun tambahan
yang diambil seseorang dalam transaksi yang komersial yang tidak adanya transaksi
tersebut termasuk transaksi yang bathil. Hal tersebut sebagaimana Firman Allah
Ta'ala sebagai berikut yang merupakan salah satu yang jelas menyatakan
َٰٰۖت ُ ْف ِل ُح ْون
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat
ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan”60
sebagian besar ulama bahwa Riba nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak
berlipat ganda. Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah
pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl
58
http://www.almanhaj.or.id/content/2093/slash/ , diakses tgl 10 Desember 2017, h. 2
59
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, fiqh Muamalah. h. 112
60
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, h. 97
69
ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak
penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang
dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam
Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini berkata: "Allah Ta'ala
melarang hamba-hamba-Nya kaum mukminin dari praktek dan memakan riba yang
Dahulu, di zaman jahiliyyah, bila piutang telah jatuh tempo mereka berkata
kepada yang berutang: engkau melunasi utangmu atau membayar riba, bila ia tidak
melunasinya, maka pemberi utang pun menundanya dan orang yang berutang
piutang yang sedikit menjadi berlipat ganda hingga menjadi besar jumlahnya
A. Kesimpulan
Dari beberapa analisa yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya, maka
atau tambahan. Yaitu ketika seorang debitur atau dala hal ini adalah orang
2. Bahwa semua jenis tambahan atau jumlah pinjaman jumlah tambahan dari
pihak yang berutang itu dikatakan riba dan dikatakan haram. Karena
biaya dank arena adanya kebutuhan yang sangat mendesak. Yang ketika
memberatkannya.
B. Saran-saran
71