RETENSIO PLASENTA
Oleh :
Hazma Wildani Hasibuan. S.Ked
2106111054
Preseptor :
dr. Jeri Indrawan, Sp.OG
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
BAB 2 LAPORAN KASUS...................................................................................2
2.1 Identitas Pasien.................................................................................................2
2.2 Anamnesis.........................................................................................................2
2.2.1 Keluhan Utama......................................................................................2
2.2.2 Keluhan Tambahan...............................................................................2
2.2.3 Riwayat Penyakit Sekarang...................................................................2
2.2.4 Riwayat Persalinan................................................................................2
2.2.5 Riwayat Kontrasepsi.............................................................................3
2.2.6 Riwayat Penyakit Dahulu......................................................................3
2.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga...................................................................3
2.2.6 Riwayat Kebidanan...............................................................................3
2.2.7 Riwayat ANC........................................................................................3
2.2.8 Riwayat Sosial Ekonomi.......................................................................3
2.2.9 Riwayat Penggunaan Obat....................................................................4
2.3 Pemeriksaan Fisik.............................................................................................4
2.4 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................6
2.5 Diagnosis...........................................................................................................6
2.6 Penatalaksanaan................................................................................................6
2.7 Prognosis...........................................................................................................7
2.8 Follow Up Pasien..............................................................................................7
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................8
3.1 Retensio Placenta..............................................................................................8
3.1.1 Definisi..................................................................................................8
3.1.2 Epidemiologi.........................................................................................8
3.1.3 Etiologi..................................................................................................9
3.1.4 Patogenesis..........................................................................................10
3.1.5 Diagnosis..............................................................................................11
3.1.6 Tata Laksana.........................................................................................12
ii
3.1.7 Komplikasi..........................................................................................15
BAB 4 PEMBAHASAN.......................................................................................16
BAB 5 KESIMPULAN........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah 0,8 sampai 1,2%
untuk setiap kelahiran (3,4).
Tingginya angka kematian ibu akibat retensio placenta menunjukkan
pentingnya pengetahuan dan penatalaksanaan yang cepat dan tepat untuk
1
menghindari komplikasi pada ibu. Berdasarkan latar belakang ini lah penulis
membuat laporan kasus Retensio Placenta
BAB 2
LAPORAN KASUS
Nama : Suryani
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Rekam Medis : 01.41.08
Tanggal Masuk : 18 Mei 2022
Tanggal Lahir : 15 Juli 1996
Usia : 25 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah (Istri)
Suku : Aceh
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Ds. Lam Juhang, Kec. Lhong, Aceh Utara
Golongan Darah : AB
2.2 Anamnesis
Ari-ari tertinggal
2
2.2.4 Riwayat Persalinan
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Tidak terdapat anggota keluarga
yang mengalami keluhan dan gejala yang sama dengan pasien.
Menarche : 10 tahun
Haid : Teratur
Siklus : Teratur (28 – 30 hari)
Lama Haid : 3 – 7 Hari
Dismenorrhea : Haid hari pertama
3
2.2.8 Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan tidak memiliki pekerjaan.
Sumber penghasilan keluarga berasal dari suami pasien penghasilan Rp
500.000,00. – Rp 1.000.000,00. per bulan. Biaya pengobatan ditanggung oleh
BPJS.
1. Tanda-tanda fisik :
GCS : E4V5M6
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum : Baik
Heart Rate : 83 kali per menit
Respiratory rate : 20 kali per menit
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Suhu : 36oC
SpO2 :
98%
2. Status gizi :
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 145 cm
Indeks masa tubuh : 23,80 kg/m2
3. Status Generalis
Kulit
1. Warna : Sawo matang
2. Turgor : Normal
3. Sianosis : Tidak ada
4. Ikterus : Tidak ada
4
5. Oedema : Tidak ada
6. Anemia : Tidak ada
Kepala
1. Rambut : Hitam, distribusi merata
2. Wajah : Simetris, tidak dijumpai deformitas dan oedema
3. Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), refleks
cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+).
4. Telinga : Sekret (-/-), darah (-/-)
5. Hidung : Deviasi septum (-/-), sekret (-/-)
6. Mulut : Bibir pucat (-)
Leher
1. Inspeksi : Simetris
2. Palpasi : Pembesaran KGB (-), distensi vena jugularis (-)
Thoraks
1. Paru
a. Inspeksi : Bentuk dada normal, gerak dada simetris kiri-kanan, tidak
ada retraksi
b. Palpasi : Tidak ada benjolan, nyeri tekan (-), massa (-)
c. Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
d. Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
2. Jantung
a. Inspeksi : Bentuk dada normal, gerak simestris, ictus cordis tidak
terlihat
b. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
c. Perkusi : Batas jantung normal
d. Auskultasi : Bunyi jantung I/II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
a. Inspeksi : Bentuk abdomen normal
b. Palpasi : Hepar tidak teraba, lien tidak teraba
c. Perkusi : Timpani
5
d. Auskultasi : Peristaltik usus normal
Ekstremitas : Akral hangat
2.5 Diagnosis
Retensio Placenta
2.6 Penatalaksanaan
6
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Ranitidine 1Amp/12jam
Inj. Ketorolac 1Amp/8jam
2.7 Prognosis
7
SpO2 : 99%
A/ Retensio Placenta
P/ PBJ
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1 Definisi
3.1.2 Epidemiologi
8
setiap harinya. Antara tahun 2000 dan 2017, rasio kematian ibu turun sekitar 38%
diseluruh dunia. Pada tahun 2017 kematian ibu diperkirakan 295.000 wanita
meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Rasio kematian ibu
dinegara berkembang pada tahun 2017 adalah 462/100.000 kelahiran hidup
dibanding 11/100.000 kelahiran hidup dinegara maju. Dilaporkan bahwa 15 - 20%
kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah 0,8 sampai 1,2%
untuk setiap kelahiran (3,6).
3.1.3 Etiologi
9
4. Plasenta Perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding
uterus.
5. Plasenta Inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum
uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.
3.1.4 Patogenesis
10
selaput ketuban dan bekuan darah retroplasenta. Adanyan gangguan pada proses
ini dapat menyebabkan terjadinya retensio plasenta (2).
3.1.5 Diagnosis
11
3.1.6 Tata Laksana
12
tekniknya sehingga tidak menimbulkan komplikasi seperti perforasi dinding
uterus, infeksi dan inversio uteri.
Prosedul Manual Plasenta dengan perdarahan >500cc, maka perlu
langsung melakukan plasenta manual.
a) persiapan
1. Memasang infusan (2)Berikan 20-40 IU oksitosin dalam 1000ml
larutan NaCl 0.9% atau ringer laktat dengan kecepatan 60
tetes/menit dan 10 IU IM.
2. Menjelskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan (4)Melakukan
anastesi verbal/analgesic per rektal
3. Menyiapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi
b) Teknik plasenta manual :
1. Alat kemaluan bagian luar pasien didisinfeksi begitu pula tangan
dan lengan bawah si penolong.
2. Pakai sarung tangan.
3. Lakukan kateterisasi kandung kemih untuk mengosongkan
kandung kemih.
4. Menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva,
tegangkan dengan satu tangan sejajar lantai.
5. Secara obstetrik masukkan satu tangan (punggung tangan ke
bawah) ke dalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagian
bawah.
6. Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten untuk
memegang kocher, kemudian tangan lain penolong menahan
fundus uteri.
7. Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam ke kavum
uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta.
8. Buka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam (ibu jari
merapat ke pangkal jari telunjuk)
c) Melepas plasenta dari dinding uterus
1) Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah.
13
(a) Bila plasenta berimplantasi di korpus belakang, tali pusat tetap di
sebelah atas dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan
dinding uterus dimana punggung tangan menghadap ke bawah
(posterior ibu)
(b) Bila di korpus depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas tali
pusat dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan
dinding uterus dimana punggung tangan menghadap ke atas (anterior
ibu)
2) Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus,
maka perluas pelepasan plasenta dengan jalan menggeser tangan ke kanan
dan kiri sambil digeserkan ke atas (kranial) hingga perlekatan plasenta
terlepas dari dinding uterus.
d) Mengeluarkan plasenta.
(1) Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan eksplorasi
untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang tertinggal
(2) Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simpisis (tahan segmen
bawah uterus) kemudian instruksikan asisten/penolong untuk menarik tali
pusat sambil tangan dalam membawa plasenta keluar (hindari terjadinya
percikan darah)
(3) Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahan supra simpisis)
uterus ke arah dorso kranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan
plasenta di dalam wadah yang telah disediakan.
e). Pencegahan infeksi pasca tindakan
(1) Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan) dan peralatan lain
yang digunakan
(2) Lepaskan dan rendam sarung tangan serta peralatan lainnya di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
(3) Cuci tangan.
14
3.1.7 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada retensio plasenta yaitu (14) :
1. Atonia Uteri, keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka
dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
2. Ruptur Uteri, yaitu robekan dinding rahim akibat dilampauinya
daya regang myometrium
3. Inversio Uteri, keadaan dimana lapisan uterus (endometrium) turun
dan keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat bersifat
inkomplit sampai komplit
15
BAB 4
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil anamnesis diketahui pasien datang dengan keluhan ari-
ari tidak keluar setelah kurang lebih 30 menit pasca melahirkan di praktek bidan
mandiri. Keluhan disertai keluar darah dari vagina dan nyeri perut. Pasien
kemudian dibawa ke RS Cut Meutia ke bagian IGD Ponek. Sesampai di ponek
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan menstabilkan kondisi pasien dengan
pemasangan infus RL 20 gtt/i. selanjutnya dilakukan tindakan manual plasenta
atas indikasi retensio plasenta. Menurut kondisi dan keadaan pada pasien maka
pasien di diagnosiskan mengalami Retensio plasenta. Berdasarkan teori, retensio
plasenta disebabkan oleh his kurang kuat (Penyebab terpenting), plasenta sukar
terlepas karena tempatnya (insersi disudut tuba), bentuknya (Plasenta
membranasea, plasenta anularis), dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil) dan
plasenta yang sukar lepas karena penyebab tersebut disebut sebagai plasenta
adhesiva.
Ditinjau dari umur pasien, dapat dikategorikan dalam umur yang tidak
terlalu beresiko untuk mengalami retensio plasenta. Faktor usia berpengaruh
terhadap faktor power dan passage dalam kaitannya dengan fungsi dan morfologi
sistem reproduksi. Retensio plasenta pada ibu bersalin juga dapat dipengaruhi
oleh usia ibu. Usia kehamilan yang berisiko adalah <20 tahun dan > 35 tahun.
Faktor usia yaitu karena kehamilan di usia <20 tahun secara biologis organ
reproduksinya masih belum matang. Ditinjau dari paritas, pasien sudah menjalani
persalinan sebanyak 3 kali dan termasuk kedalam multipasra. Multipara adalah
seorang wanita yang telah menyelesaikan dua atau lebih kehamilan hingga
viabilitas. Semakin sering ibu melahirkan maka elastisitas uterus akan semakin
terganggu, sehinga risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan akan semakin
tinggi.
16
Retensio plasenta dapat ditegakkan setelah memenuhi kriteria dimana
plasenta tidak lahir. Jika dilihat pada kondisi pasien diketahui bahwa pasien
datang ke rumah sakit dengan keluhan plasenta belum lahir selama kurang lebih
30 menit setelah bayi lahir. Selain itu keluhan disertai dengan perdarahan pada
vagina dan nyeri perut. Adapun tatalaksana yang diberikan kepada pasien yaitu
IVFD RL 20 gtt/I, kemudian diberikan Drip Oksitosin 1 ampul dan Metargin 1
ampul untuk memperbaiki kontraksi uterus ibu. Pasien juga dilakukan manual
plasenta untuk mengeluarkan plasenta dari uterus. Kemudian diberikan Inj.
Cefotaxime 1 gr/12 j, Inj. Rantidin/12 j dan Inj. Ketorolac/8 jam. Kondisi pasien
membaik dan kemudian diperbolehkan pulang setelah kondisinya stabil.
17
BAB 5
KESIMPULAN
Retensio Plasenta adalah kondisi tertahannya atau belum lahirnya plasenta
selama 30 menit setelah bayi lahir. Hal itu disebabkan karena plasenta belum
lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan.
Plasenta yang sukar dilepaskan dengan pertolongan aktif kala tiga bisa disebabkan
oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus. Bila sebagian kecil plasenta
masih tertinggal dalam uterus dan dapat menimbulkan perdarahan post partum
primer atau lebih sering sekunder. Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya
retensio adalah umur, paritas, uterus terlalu besar, jarak kehamilan yang
pendek, dan sosial ekonomi. Selain itu pendidikan, riwayat komplikasi
persalinan, dan status anemia juga menjadi faktor risiko retensio plasenta
Plasenta yang belum lahir dalam 30 menit harus segera dikeluarkan karena
dapat menimbulkan bahaya perdarahan dan dapat menyebabkan infeksi karena
dianggap benda asing. Pengeluaran plasenta dapat dilakukan dengan cara manual
plasenta. Selain itu juga dilakukan beberapa tindakan untuk menstabilkan kondisi
ibu dan obat untuk memperbaiki kontraksi. Penatalaksanaan yang cepat dan tepat
mampu menghasilkan prognosis yang baik pada pasien.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Perlman NC, Carusi DA. Retained placenta after vaginal delivery: risk
factors and management. Int J Womens Health [Internet]. 2019 Oct
7;11:527–34. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31632157
19
9. Misnawati, A. dan R. Analisis Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta
pada Ibu Bersalin di RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone. Indones J Heal
Promot. 2021;2(2):192–9.
10. Coviello EM, Grantz KL, Huang C-C, Kelly TE, Landy HJ. Risk factors
for retained placenta. Am J Obstet Gynecol. 2015 Dec;213(6):864.e1-
864.e11.
13. Cummings K, Doherty DA, Magann EF, Wendel PJ, Morrison JC. Timing
of manual placenta removal to prevent postpartum hemorrhage: is it time to
act? J Matern Neonatal Med [Internet]. 2016 Dec 16;29(24):3930–3.
Available from: https://doi.org/10.3109/14767058.2016.1154941
20