Anda di halaman 1dari 15

Perawatan Lansia di Acute

Care Setting
SRI SETIASIH, S.SIT., M.KES
Pendahuluan

 Proses Penuaan pada lansia mengakibatkan penurunan system tubuh pada lansia
ditambah dengan penyakut penyerta lainnya mengakibatkan lansia sangat berkaitan
dengan masalah kesehatan dan hosipitalisasi
 Sedangkan, hospitalisasi merupakan hazard bagi lansia karena dapat mengakibatkan :
 Functional decline / penurunan fungsional pada lansia
 Berkurangnya kemandirian / indeendency dari lansia yang berkaitan dengan lamanya waktu
rawat di RS
 Meningkatnya angka re-admisi (dirawat kembali setelah sebelumnya dirawat)
 Meningkatnya angka kematian lansia
 dan risiko lainnya.
Acute Care Elder Unit / ACE UNIT

Oleh karena hal di atas, RS perlu didesain khusus untuk meminimalkan faktor risiko ancaman hazard
tersebut terjadi. Model layanan keperawatan akut untuk lansia  ACE Unit (layanan yang mencegah
lansia kehilangan kemandirian, mulai dari awal perawatan sampai discharge). Bentuk pelayanannya :
 Pengkajian Komprehensif pada lansa atau comprehensive geriatric assessment
 Tim Medis Terpadu yang multi disiplin
 Pertemuan rutin Tenaga medis membahas masalah kesehatan pasien
 Perawatan yang terfokus pada pasien (patient-centered focus)
 Review progress pasien secara teratur
 Discharge Planning
Acute Care Elder Unit / ACE UNIT

Tim Medis Terpadu, terdiri dari :


 dokter spesialis geriatri,  ditisien (ahli gizi),
 dokter spesialis penyakit dalam,  perawat spesialis gerontic,
 dokter spesialis rehab medik,  Psikolog dan psikiater,
 dokter spesialis lainnya yang  fisioterapis,
sesuai dengan kondisi pasien,  pekerja sosial
 farmasis,
Tingkat Pendidikan Perawat

 Sudah mengikuti pelatihan keperawatan gerontic baik dasar maupun advance (ahli)
 Perawat yang sudah lulus kredensial untuk bekerja di ruang rawat geriatric minimal di
tingkat PK 3
Karakteristik Lansia yang tergolong Pasien
Geriatric

 Lansia yang berusia 60 tahun ke atas dan memiliki lebih dari 1 penyakit akut psikis dan
atau fisik dan paling tidak memiliki lebih dari 1 atau lebih syndrome geriatric, yaitu
penurunan masalah fungsional masalah kognitif, masalah status psikososial dan masalah
ekonomi
 Berusia lebih dai 70 tahun dan memiliki penyakit akut psikis dan atau fisik
Status Fungsional

 Pengkajian
Status
Fungsional
salah satu alat
pengukuran :
Indeks
Kemandirian
Katz.
Status Fungsional

 Analisis Hasil :
 Pengkajian
Status  Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ), berpindah, kekamar kecil, mandi
Fungsional dan berpakaian.
salah satu alat  Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
pengukuran :  Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Indeks
Kemandirian  Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan
Katz.  Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi
tambahan.
 Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan
satu fungsi tambahan
 Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Dampak Hospitalisasi pada Lansia

Iatrogenesis
 Adalah kondisi sakit kesehatan atau efek buruk yang disebabkan oleh perawatan medis. Risiko iatrogenesis pada individu
di atas usia 65 adalah dua kali lebih tinggi dari yang lebih muda orang dan komplikasi iatrogenik mungkin lebih parah
pada lansia (Merck Manual, 2013).
 Ada beberapa etiologi dari Iatrogenesis di antaranya (Lafont, et al 2011):
1. Kesalahan medis penulisan resep obat yang tidak terbaca
2. Prosedur, teknik informasi dan metode yang tidak tepat
3. Interaksi obat akibat salah peresepandan polifarmasi
4. Efek samping obat Penggunaan obat yang berlebihan dan ketidakpatuhan sehingga menyebabkan resistensi obat
5. Infeksi nosokomial
6. Tranfunsi darah
7. Distress emosi yang membahayakan
Dampak Hospitalisasi pada Lansia

 Dari sekian banyak kemungkinan yang paling sering di temukan adalah yang berhubungan dengan obat atau efek
samping obat (adverse drug reaction ADR) yangd dalam beberapa kasus dapat menimbulkan beberapa kelainan :
 Komplikasi berat
 Dehidrasi, gangguan endokrin,
 Gangguan gastrointestinal dan hepar
 Gangguan kardiovaskuler,
 Kejaia neuropskiatri
 Gangguan hematologi dan
 Komplikasi ineksi dan perdarahan.
 "Peran dibalik dengan keputusan perawatan akhir-hidup orang tua bergeser, kadang-kadang secara akut, ke dalam peran pembuat
keputusan utama“  otonomi pasien (pengambilan keputusan pengganti)
Dampak Hospitalisasi pada Lansia

Reaksi Emosional
 Setiap lansia masing – masing memiliki reaksi yang berbeda, antara lain :
 Tidak nyaman dan putus asa
 Mematuhi tim medis karena ingin segera pulih
 Cemas dan takut akan kemungkinan re-admisi / meninggal
 Depresi
 Dukungan keluarga dan dukungan sosial sangat dibutuhkan di saat – saat seperti ini
untuk meminimalisir dampak emosional pada lansia
Discharge Planning dan Perawatan Lanjut

 Discharge planning  suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang
dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan
sesudah pulang.
 Proses yang bertujuan untuk membantu pasien (lansia) dan keluarga dalam meningkatkan atau mempertahankan
derajat kesehatannya
 Proses ini memberikan efek berarti dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.
 Biasanya berupa : catatan resume, jadwal kontrol selanjutnya, obat – obatan yang harus diminum, dan diet yang
harus dipenuhi / dihindari. Namun, discharge planning yang efektif (agar tida re-admisi) adalah selain yang
beberapa poin di atas, tim medis harus membant u pasien dan keluarga untuk menetapkan kebutuh, implementasi
rencana perawatan dengan disiplin.
Masaalah dan Kesulitan yang sering
ditemukan

 Gangguan tidur  tidur tidak nyenyak dan mudah terbangun, atau sering terbangun
saat tidur dan sulit untuk tidur kembali – lesu – mengurangi kualitas hidup –
mempengaruhi kesehatan
 Gangguan Psikologis  Demensia (pikun) atau Delirium (bingung, gelisah, cemas
berlebihan)
 Gangguan Keseimbangan dan terjatuh  karena penglihatan menurun / penerangan
kurang memadai, sehingga mudah terjatuh/terluka – patah tulang.
 Osteoporosis  pengeroposan tulang
 Inkontinesia urine/tinja  tidak bisa menahan BAK / BAB
Kerjasama dengan Komunitas

 Pendidikan atau penyuluhan kesehatan untuk Lansia dan Keluarga, biasanya oleh Puskesmas / Rumah
Sakit / Komunitas tertentu (Kampus, Pemerintah, CSR perusahaan, dll)
 Pelatihan senam lansia (gathering untuk menjaga lansia tetap aktif, ceria dan Bahagia)
 Tindakan / Pemeriksaan massal  vaksin massal khusus lansia atau medical check-up free
 Pemerintah menyediakan kota ramah lansia
 Pelatihan kegiatan produktif bagi lansia (misalnya, menyulam, ternak, dsb)
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai