Subkategori: Respirasi
Subkategori: Sirkulasi
Subkategori: Nutrisi/Cairan
0020 Diare
0022 Hipervolemia
0023 Hipovolemia
0030 Obesitas
Subkategori: Eliminasi
0049 Konstipasi
0057 Keletihan
Subkategori: Neurosensori
Kategori: Psikologis
0076 Nausea
0080 Ansietas
0081 Berduka
0088 Keputusasaan
0092 Ketidakberdayaan
0093 Ketidakmampuan Koping Keluarga
Kategori: Perilaku
0113 Ketidakpatuhan
Kategori: Relasional
Kategori: Lingkungan
0129 Hipertermia
0130 Hipotermia
https://gustinerz.com/daftar-diagnosis-keperawatan-berdasarkan-standar-diagnosasis-
keperawatan-indonesia-sdki/
Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI): Panduan dan
Daftar Lengkap Diagnosis
Asuhan KeperawatanDiagnosis Keperawatan
Nah, sebagai seorang perawat, kita diharapkan untuk memiliki rentang perhatian
yang luas terhadap berbagai respon yang dilakukan oleh klien, baik pada saat klien
sakit maupun sehat.
Masalah kesehatan mengacu pada kepada respon klien terhadap kondisi sehat-
sakit, sedangkan proses kehidupan mengacu kepada respon klien terhadap kondisi
yang terjadi selama rentang kehidupannya dimulai dari fase pembuahan hingga
menjelang ajal dan meninggal yang membutuhkan diagnosis keperawatan dan
dapat diatasi atau diubah dengan intervensi keperawatan . (Referensi : Christensen
& Kenney, 2009; McFarland & McFarlane, 1997; Seaback, 2006).
Sistem klasifikasi ini tidak hanya mencakup klasifikasi intervensi dan tujuan
(outcome) keperawatan saja.
Nursing Diagnosis System of the Centre for Nursing Development and Research
(ZEFP)
Omaha System.
(Referensi : Hardiker et al, 2011, Muller-Staub et al, 2007; Wake & Coenen,
1998)
Kategori dan subkategori tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Jenis Diagnosis Keperawatan
1. Diagnosis Negatif
Menunjukan bahwa klien dalam kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit
sehingga penegakan diagnosis ini akan mengarahkan pemberian intervensi
keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan.
2. Diagnosis Positif
Menunjukan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang
lebih sehat atau optimal. Diagnosis ini disebut juga dengan istilah Diagnosis
Promosi Kesehatan (ICNP, 2015; Standar Praktik Keperawatan Indonesia – PPNI,
2005).
A. Diagnosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupan yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan.
Tanda atau gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien
secara langsung.
B. Diagnosis Resiko
Diagnosis ini menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupannya yang dapat menyebabkan klien beresiko mengalami masalah
kesehatan.
Dalam penegakan diagnosis ini, tidak akan ditemukan tanda/gejala mayor ataupun
minor pada klien, namun klien akan memiliki faktor resiko terkait masalah
kesehatan yang mungkin akan dialaminya dikemudian hari.
1. Masalah (Problem)
Label diagnosis ini terdiri dari Deskriptor atau penjelas dan Fokus Diagnostik.
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri dari penyebab, tanda/gejala, dan faktor resiko dengan
uraian sebagai berikut.
a. Penyebab (Etiology)
Maturasional
b. Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom)
Tanda merupakan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan prosedur diagnostik.
Sedangkan gejala merupakan data subjektif yang diperoleh dari hasil anamnesis
atau pengkajian.
Merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan klien dalam
mengalami masalah kesehatan atau proses kehidupannya. Indikator diagnosis ini
akan berbeda-beda pada masing-masing macam jenis diagnosis.
Untuk perawat profesional yang telah berpengalaman, proses ini dapat dilakukan
secara simultan. Namun untuk perawat yang belum memiliki pengalaman yang
memadai, setidaknya diperlukan latihan dan pembiasaan untuk melakukan proses
penegakan diagnosis secara sistematis.
b. Kelompokkan data
1. respirasi,
2. sirkulasi,
3. nutri/cairan,
4. eliminasi,
5. aktivitas/istirahat,
6. neurosensori,
7. reproduksi/seksualitas,
8. nyeri/kenyamanan,
9. integritas ego,
10. pertumbuhan/perkembangan,
12. penyuluhan/pembelajaran
14. keamanan/proteksi.
Proses pengelompokan data ini dapat dilakukan baik secara induktif, dengan
memilah dara sehingga membentuk sebuah pola, atau secara deduktif,
menggunakan kategori pola kemudian mengelompokan data sesuai kategorinya.
2. Identifikasi Masalah
Pernyataan masalah kesehatan ini merujuk pada label diagnosis keperawatan yang
sebelumnya telah dibahas diatas.
Metode penulisan ini terdiri dari Masalah, Penyebab dan Tanda/Gejala dan hanya
dilakukan pada diagnosis aktual saja.
Frase ‘berhubungan dengan’ dapat disingkat b.d dan frase ‘dibuktikan dengan’
dapat disingkat d.d.
Contoh Penulisan:
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas d.d batuk tidak efektif,
sputum berlebih, mengi, dispnea dan gelisah.
Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis resiko dan diagnosis promosi
kesehatan, dengan formulasi sebagai berikut:
Contoh Penulisan:
Contoh Penulisan:
1. Ansietas : Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
2. Berat Badan Lebih : Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai
dengan usia dan jenis kelamin.
3. Berduka : Respon psikososial yang ditunjukan oleh klien sebagai akibat dari
kehilangan, baik kehilangan orang, objek, fungsi, bagian tubuh atau hubungan.
35. Hipervolemia
36. Hipovolemia
37. Hipertermia
38. Hipotermia
49. Keletihan
50. Keputusasaan
52. Ketidakberdayaan
55. Ketidakpatuhan
71. Konstipasi
78. Nausea
82. Obesitas
147. Waham
Referensi: