Anda di halaman 1dari 10

Pengertian

Akne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea (polikel rambut) yang
rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Akne ditandai dengan komedo
tertutup (white head), komedo terbuka (black head), papula, pustul, nodus, dan kista.

2. Assesment Keperawatan

 Gejala lokal termasuk nyeri (pain) atau nyeri jika disentuh (tenderness).
 Biasanya tidak ada gejala sistemik pada acne vulgaris.

 Acne dapat muncul pada pasien apapun sebagai dampak psikologis, tanpa melihat tingkat
keparahan penyakitnya.

 Komedo tertutup (whitehead) merupakan lesi obstruktif yang terbentuk dari lipid atau minyak terjepit
dan keratin yang menyumbat folikel yang melebar.

 Papula serta kista yang ringan akan kempis dan sembuh sendiri. Papula dan kista yang lebih parah
akan menimbulkan jaringan parut.

3. Diagnosis Keperawatan ( SDKI 2016 )

 Gangguan integritas kulit (D. 0129)


 Gangguan citra tubuh (D. 0083)

 Risiko infeksi (D. 0142)

 Defisiensi pengetahuan (D. 0111)

4. Kriteria Evaluasi (Nursing Outcome (NOC))

 Suhu kulit normal


 Jaringan parut tidak ada

 Integritas kulit normal

 Lesi kulit tidak ada

 Mampu beradaptasi dengan keterbatasan fungsional

 Puas dengan penampilan tubuh

 Mampu menyesuaikan dengan perubahan fungsi tubuh

 Mengetahui faktor resiko

 Memonitor faktor resiko dari lingkungan

 Memonitor faktor resiko dari kebiasaan

 Mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan
kembali bila ditanya.

5. Intervensi Keperawatan (Nursing Intervention (NIC))

 Monitor kulit akan adanya kemerahan (3590)


 Bersihkan dengan sabun antibakteria (3584)

 Berikan pembersih topikal pada daerah yang terkena dengan tepat (3584)
 Gunakan alat pengkajian untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko mengalami keusakan kulit
(3590)

 Monitor sumber tekanan dan gesekan (3590)

 Monitor kulit untuk adanya kekeringan yang berlebihan dan kelembaban (3590)

 Ajarkan anggota keluarga mengenai tanda-tanda kerusakan kulit yang tept (3590)

 Bantu klien dalam dalam mengembangkan penilaian terkait dengan kejadian yang lebih obyektif
(5230)

 Sediakan informasi actual mengenai diagnosis, penanganan dan prognosis (5230)

 Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan (5230)

6. Informasi dan Edukasi


 Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
 Meningkatkan waktu istirahat

 Menyarankan pasien untuk mencuci muka dengan sabun dan memberikan kompres hangat untuk
mengurangi keusakan pada kulit

7. Evaluasi

Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC
serta analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan

8. Kepustakaan
 Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta.
 Bulecheck, Gloria M, et all. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). UK : Elsevier

 Mc Closkey, C.J., et all. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). New Jersey: Upper Saddle
River

 PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI

CARA SINGKAT MENGGUNAKAN BUKU


STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN
INDONESIA (SIKI)
Januari 16, 2019 Ners

CARASINGKAT MENGGUNAKAN BUKU STANDAR INTERVENSI


KEPERAWATAN INDONESIA (SIKI)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia merupakan acuan bagi perawat di


Indonesia yang telah disusun oleh Persatuan Perawat Indonesia (PPNI) buku ini
memberikan acuan serta standar dalam menetapkan rencana keperawatan sesuai
dengan masalah keperawatan/ kesehatan berdasarkan diagnosis yang telah
ditegakkan sebelumya. Jadi buku tersebut sangatlah penting bagi perawat yang
telah bekerja khususnya di pelayanan kesehatan di Rumah sakit maupun di
Puskesmas ataupun praktisi keperawatan. Selain itu, buku tersebut sangat cocok
bagi mahasisiwa yang sementara praktik atau yang sedang menjalani tahapan
profesi.

Sebelum masuk pada langkah pertama menyusun intervensi, Sebelum masuk


ke penyusunan rencana keperawatan pastikan anda telah menegakkan diagnosis
keperawatan sebelumnya kemudian menentukan rencana keperawatan. Saya
memberikan contoh : ketika anda mendapatkan pasien mengalami peningkatan
suhu tubuh kemudian anda menegakkan diagnosis keperawatan Hipertermia.
Kemudian muncullah pertanyaan bagimana menyusun intervensi/ rencana
keperawatan berdasarkan acuan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) ini ?. Pada kesempatan ini, penulis mencoba berbagi cara penggunaan buku
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).

Langkah Pertama (Penentuan Intervensi dari Diagnosis yang


Telah Ditegakkan )

Dalam penggunaan buku SIKI, anda bisa membuka pada bagian belakang
tapi bukan bagian akhir halamannya ya, nah tepatnya pada BAB V Tautan SDKI-
SIKI. Seperti gambar dibawah ini.

Setelah teman-teman membuka bagian BAB V tersebut, anda akan


menjumpai diagnosis keperawatan serta intervensi utama dan intervensi pendukung
pada gambar dibawah tersebut.
Gambar diatas terdapat diagnosis pada tulisan (Ansietas, Berat
Badan Lebih dan Berduka) serta Intervensi yang terdiri intervensi
utama dan intervensi pendukung. Intervensi utama yang dimaksud
disini adalah intervensi prioritas yang mana bersifat resolutif serta memiliki banyak
tindakan (aktifitas) yang dapat mengatasi masalah. Selain itu, intervensi utama
dapat diterapkan dengan berbagai kondisi serta efektifitasnya banyak diungkapkan
dalam penelitian atau referensi. Adapun intervensi pendukung tidak bersifat
resolutif namun dapat menunjang intervensi utama karena intervensi ini hanya dapat
digunakan pada berbagai kondisi tertentu serta efektifitas intervensi tersebut belum
banyak diungkapkan dalam penelitian atau refensi.

Bagimana ketika anda ingin mencari intervensi dari diagnosis lain contoh :
Bersihan jalan napas tidak efektif. Anda hanya membuka pada bagian huruf B
karena pada BAB V ini intervensi disusun berdasarkan abjad dari diagnosis tersebut.
Contoh lain anda ingin melihat intervensi dari diagnosis Hipertermia, tinggal anda
membuka huruf awalannya H. Jadi simpel kan.

Langkah kedua (Penentuan Intervensi Utama atau Pendukung)

Langkah kedua penentuan Intervensi baik itu utama maupun pendukung.


Pada kesempatan ini saya menjadikan contoh pada diagnosis Hipertermia.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa disarankan pada intervensi utama,
langsung saja saya mengambil intervensi utama Manjemen Hipertermia pada
diagnosis Hipertermia
Setelah menentukan intervensi utamanya pada gambar diatas, maka
selanjutnya anda buka pada BAB IV tentang Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia seperti gambar dibawah tersebut.
. Setelah mendapatkan BAB IV ini, anda akan menemukan kumpulan
intervensi yang disarankan, disini penulis telah memilih Intervensi Utama
sebelumnya yakni Manajemen Hipertermia jadi anda cukup mencari pada
BAB IV dengan huruf awal M dan akan mendapat manajemen hipertermia pada
gambar dibawah ini.
Gambar diatas terlihat intervensi Manajemen Hipertermia dan terdapat
defenisi, tindakan dan referensinya. Hal yang menarik dalam buku SIKI ini semua
tindakan tersusun mulai Observasi. Terapeutik, Edukasi dan Kolaborasi . Jadi tinggal
anda mengambil sebagian dari tindakan tersebut yang sesuai dengan kondisi
pasien, lingkungan dan perawat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai