Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN DETEKSI DINI DAN DIAGNOSIS PASIEN TBC ( Contoh

Akreditasi )

Pendahuluan

Pengendalian TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dalam kerangka


otonomi dengan Kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program, yang meliputi: perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya (dana, tenaga, sarana
dan prasarana). Pengendalian TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS sebagai kerangka
dasar dan memperhatikan strategi global untuk mengendalikan TB (Global Stop TB Strategy).

Penguatan kebijakan ditujukan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program pengendalian
TB. Penguatan pengendalian TB dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan mutu
pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai
penularan dan mencegah terjadinya TB resistan obat.

Penemuan dan pengobatan dalam rangka pengendalian TB dilaksanakan oleh seluruh Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL),
meliputi: Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru (RSP), Balai
Besar/Balai Kesehatan Paru Masyarakat (B/BKPM), Klinik Pengobatan serta Dokter Praktek Mandiri
(DPM).

Pengobatan untuk TB tanpa penyulit dilaksanakan di FKTP. Pengobatan TB dengan tingkat kesulitan
yang tidak dapat ditatalaksana di FKTP akan dilakukan di FKRTL dengan mekanisme rujuk balik
apabila faktor penyulit telah dapat ditangani. Pengendalian TB dilaksanakan melalui penggalangan
kerja sama dan kemitraan diantara sektor pemerintah, non pemerintah, swasta dan masyarakat dalam
wujud Gerakan Terpadu Nasional Pengendalian TB (Gerdunas TB). 8. Peningkatan kemampuan
laboratorium diberbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk peningkatan mutu dan akses layanan. Obat
Anti Tuberkulosis (OAT) untuk pengendalian TB diberikan secara cuma-cuma dan dikelola dengan
manajemen logistk yang efektif demi menjamin ketersediaannya.

Latar belakang

Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis.
Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh
dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi pada negara negara
berkembang. Demikian juga, kematian wanita akibat TB lebih banyak dari pada kematian karena
kehamilan , persalinan dan nifas. Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif
secara ekonomis ( 15 50 ). Diperbkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata rata
waktu kerja 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangganya sekitar 20% 30%. Jika pasien meninggal dunia akibat TB, maka akan kehilangan
pendapatannya sekitar 1lainnya 5 tahun. Selain merugikan secara ekonomis , TB juga memberikan
dampak buruk lainnya secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.

Puskesmas A merupakan Puskesmas satelit dan Puskesmas Rujukan Mikroskopis pemeriksaan


laboratorium.

Tujuan umum dan tujuan khusus


Tujuan umum:

Meningkatkan cakupan temuan dan deteksi dini pasien TBC dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Tujuan khusus:

1. Memberikan pelayanan Pasien suspek TBC

2. Memberikan pelayanan Pemeriksaan Laboratorium TBC

3. Memberikan pelayanan Diagnosis TBC

Kegiatan pokok dan rincian kegiatan

Kegiatan pokok :

Melakukan deteksi dini dan diagnosis Pasien suspek TBC

Rincian kegiatan:

1. Melakukan pemeriksaan pasien suspek TBC berobat ke Puskesmas A

2. Melakukan pemeriksaan laboratorium BTA

3. Melakukan Pemeriksaan dan Diagnosis Pasien suspek TBC sesuai hasil pemeriksaan
laboratorium BTA

4. Melakukan rujukan ke rumah sakit atau Klinik lanjutan bila membutuhkan pemeriksaan dan
penanganan lebih lanjut.

Cara melaksanakan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan diluar gedung maupun di dalam gedung. Kegiatan diluar gedung
dilakukan pada saat kunjungan rumah atau pun penemuan pemeriksaan luar gedung seperti Posyandu
Balita, Pos Yandu Lansia ataupun kegiatan lainnya, misalnya rujukan dari PKD Kegiatan dalam
gedung dilakukan di ruang periksa umum oleh dokter yang dilanjutkan untuk pemeriksaan
laboratorium.

Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah

1. Pasien dengan tanda dan gejala batuk lama lebih dari 2 minggu tidak sembuh sembuh atau
pasien suspek TBC

2. Pasien rujukan puskesmas lain maupun dari Posyandu dan PKD

Jadual pelaksanaan kegiatan

Kegiatan dilaksanakan setiap hari kerja


Bulan
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Pemeriksaan
1
suspek TBC
Pemeriksaan
2
Laboratorium
Pemeriksaan
3
dan Diagnosis
4 Rujukan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan pada Rapat koordinasi Puskesmas membuat
laporannya kepada kepala puskesmas. Evaluasi setiap 3 bulan sekali oleh kordinator TBC Dinas
Kesehatan Kabupaten dan membuat laporannya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten dengan
menggunakan SITT Komputerise. Apabila ada ketidaksesuaian dalam pelaksanaan kegiatan, maka
Kepala Puskesmas bersama dengan kordinator P2 dan pelaksana kegiatan Program P2 TBC harus
mencari penyebab masalahnya dan mencari solusi penyelesaiannya.

Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan

Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :

Kerangka acuan kegiatan

SPO Pemeriksaan dan deteksi dini Pasien suspek TBC

Bukti Pelaksanaan kegiatan berupa format laporan TB 04, TB 05 dan TB 06.

Pelaporan kegiatan ini dilakukan setiap bulan saat rapat koordinasi Bulanan Puskesmas A

Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan laporan 3 bulanan dan evaluasi 3 bulanan dengan
menggunakan program SITT

Disahkan oleh,

Kepala Puskesmas A

..

NIP. .

Anda mungkin juga menyukai