Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

DETEKSI DINI DAN DIAGNOSIS PASIEN


TBC ( Contoh Akreditasi )
Juni 28, 2016 admin Tinggalkan komentar

Pendahuluan
Pengendalian TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dalam kerangka
otonomi dengan Kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen program, yang meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya
(dana, tenaga, sarana dan prasarana). Pengendalian TB dilaksanakan dengan menggunakan
strategi DOTS sebagai kerangka dasar dan memperhatikan strategi global untuk mengendalikan
TB (Global Stop TB Strategy).
Penguatan kebijakan ditujukan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program
pengendalian TB. Penguatan pengendalian TB dan pengembangannya ditujukan terhadap
peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga
mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya TB resistan obat.
Penemuan dan pengobatan dalam rangka pengendalian TB dilaksanakan oleh seluruh Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL),
meliputi: Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru (RSP), Balai
Besar/Balai Kesehatan Paru Masyarakat (B/BKPM), Klinik Pengobatan serta Dokter Praktek
Mandiri (DPM).

Pengobatan untuk TB tanpa penyulit dilaksanakan di FKTP. Pengobatan TB dengan tingkat


kesulitan yang tidak dapat ditatalaksana di FKTP akan dilakukan di FKRTL dengan mekanisme
rujuk balik apabila faktor penyulit telah dapat ditangani. Pengendalian TB dilaksanakan melalui
penggalangan kerja sama dan kemitraan diantara sektor pemerintah, non pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Pengendalian TB (Gerdunas TB). 8.
Peningkatan kemampuan laboratorium diberbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk peningkatan
mutu dan akses layanan. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) untuk pengendalian TB diberikan secara
cuma-cuma dan dikelola dengan manajemen logistk yang efektif demi menjamin
ketersediaannya.
Latar belakang
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis.
Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh
dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi pada negara
negara berkembang. Demikian juga, kematian wanita akibat TB lebih banyak dari pada kematian
karena kehamilan , persalinan dan nifas. Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang
paling produktif secara ekonomis ( 15 50 ). Diperbkirakan seorang pasien TB dewasa, akan
kehilangan rata rata waktu kerja 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan
pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20% 30%. Jika pasien meninggal dunia akibat
TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 1lainnya 5 tahun. Selain merugikan secara
ekonomis , TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial stigma bahkan dikucilkan
oleh masyarakat.
Puskesmas A merupakan Puskesmas satelit dan Puskesmas Rujukan Mikroskopis pemeriksaan
laboratorium.
Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan umum:
Meningkatkan cakupan temuan dan deteksi dini pasien TBC dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tujuan khusus:
1. Memberikan pelayanan Pasien suspek TBC
2. Memberikan pelayanan Pemeriksaan Laboratorium TBC
3. Memberikan pelayanan Diagnosis TBC
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok :

Melakukan deteksi dini dan diagnosis Pasien suspek TBC

Rincian kegiatan:
1. Melakukan pemeriksaan pasien suspek TBC berobat ke Puskesmas Tagulandang
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium BTA
3. Melakukan Pemeriksaan dan Diagnosis Pasien suspek TBC sesuai hasil pemeriksaan
laboratorium BTA
4. Melakukan rujukan ke rumah sakit atau Klinik lanjutan bila membutuhkan pemeriksaan
dan penanganan lebih lanjut.
Cara melaksanakan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan diluar gedung maupun di dalam gedung. Kegiatan diluar gedung
dilakukan pada saat kunjungan rumah atau pun penemuan pemeriksaan luar gedung seperti
Posyandu Balita, Pos Yandu Lansia ataupun kegiatan lainnya, misalnya rujukan dari PKD
Kegiatan dalam gedung dilakukan di ruang periksa umum oleh dokter yang dilanjutkan untuk
pemeriksaan laboratorium.
Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah
1. Pasien dengan tanda dan gejala batuk lama lebih dari 2 minggu tidak sembuh sembuh
atau pasien suspek TBC
2. Pasien rujukan puskesmas lain maupun dari Posyandu dan PKD
Jadual pelaksanaan kegiatan
Kegiatan dilaksanakan setiap hari kerja

No Kegiatan
Pemeriksaan
1
suspek TBC
Pemeriksaan
2
Laboratorium
Pemeriksaan
3
dan Diagnosis
4 Rujukan

Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan pada Rapat koordinasi Puskesmas
membuat laporannya kepada kepala puskesmas. Evaluasi setiap 3 bulan sekali oleh kordinator
TBC Dinas Kesehatan Kabupaten dan membuat laporannya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
dengan menggunakan SITT Komputerise. Apabila ada ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
kegiatan, maka Kepala Puskesmas bersama dengan kordinator P2 dan pelaksana kegiatan
Program P2 TBC harus mencari penyebab masalahnya dan mencari solusi penyelesaiannya.
Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :

Kerangka acuan kegiatan

SPO Pemeriksaan dan deteksi dini Pasien suspek TBC

Bukti Pelaksanaan kegiatan berupa format laporan TB 04, TB 05 dan TB 06.

Pelaporan kegiatan ini


Puskesmas Tagulandang

dilakukan

setiap

bulan

saat

rapat

koordinasi

Bulanan

Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan laporan 3 bulanan dan evaluasi 3 bulanan dengan
menggunakan program SITT
Disahkan oleh,
Kepala Puskesmas A

..
NIP. .

Anda mungkin juga menyukai