Anda di halaman 1dari 4

Isoniazid

Isoniazid adalah obat yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis (TB).


Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri yang menyerang paru dan terkadang bagian
tubuh lainnya. Isoniazid yang dikombinasikan dengan obat lain juga digunakan untuk
mencegah infeksi TB pada orang yang berisiko tinggi terinfeksi bakteri, yaitu:

 Orang yang memiliki hubungan dekat dengan orang yang memiliki TB aktif.
 Orang dengan hasil uji kulit tuberkulin positif.
 Penderita HIV.
 Penderita fibrosis paru

soniazid bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab


tuberkulosis. Pengobatan umumnya berlangsung selama 6 bulan. Dokter mungkin akan
memberikan resep obat TB lainnya selama proses pengobatan tuberkulosis.
Isoniazid dikenal sangat efektif dalam mengobati TB. Namun terkadang, obat ini
dapat mengakibatkan rusaknya saraf perifer (neuropati perifer) yang menimbulkan
gejala seperti kesemutan. Untuk mencegah hal itu, dokter biasanya akan meresepkan
suplemen piridoksin (vitamin B6) pada penderita yang berisiko tinggi mengalami efek
samping tersebut.
Merek dagang: Isoniazid, Pulna Forte, Erabutol Plus, Pro TB, Metham, TB Vit 6,
Inha, Pyravit, Rifanh, Rimcure Paed, Suprazid, Kapexodin, Rifastar, Bacbutinh,
Meditam-6, Inadoxin Forte, Pehadoxin Forte, INH CIBA, Rimstar 4-FDC, Inoxin,
Rimactazid 450/300

Tentang Isoniazid
Golongan Antituberkulosis

Kategori Obat resep

Manfaat Mengobati dan mencegah tuberkulosis

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek


Kategori samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita
kehamilan dan hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
menyusui diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Isoniazid diserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan


menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Bentuk obat Tablet dan sirop

Peringatan:

 Jangan mengonsumsi isoniazid jika memiliki alergi terhadap obat ini.


 Beri tahu dokter apabila saat ini Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat-
obatan lainnya, terutama paracetamol, obat maag antasida, carbamazepine,
escitalopram, fluoxetine, ketoconazole, phenytoin, dan asam valproat.
 Isoniazid dapat menyebabkan kerusakan hati yang bersifat fatal. Beri tahu dokter jika
pernah atau sedang menderita penyakit hati atau memiliki riwayat ketergantungan
alkohol.
 Harap berhati-hati dan beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita gangguan
kesehatan lainnya, seperti penyakit ginjal, diabetes, HIV, atau neuropati perifer yang
ditandai dengan kesemutan, serta rasa nyeri dan terbakar di jari tangan atau kaki.
 Hindari minum minuman beralkohol selama mengonsumsi isoniazid karena dapat
meningkatkan risiko penyakit liver.
 Hindari imunisasi atau vaksinasi ketika mengonsumsi isoniazid. Obat ini dapat
menyebabkan bakteri hidup dalam vaksin tidak bekerja secara efektif.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi isoniazid, segera temui
dokter.

Dosis Isoniazid
Kondisi Usia Dosis

5 mg/kgBB hingga 300 mg per hari, sekali sehari.Bisa


Dewasa juga diberikan 15 mg/kgBB hingga 900 mg per hari, 2-3
kali per minggu.
Tuberkulosis
10-15 mg/kgBB hingga 300 mg per hari, sekali
Anak-anak sehari.Bisa juga diberikan 20-40 mg, hingga 900 mg
per hari, 2-3 kali per minggu.

Mengonsumsi Isoniazid dengan Benar


Ikutilah anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan
obat sebelum mengonsumsi isoniazid.
Isoniazid sebaiknya dikonsumsi ketika perut dalam keadaan kosong, yaitu 1 jam
sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.
Jika isoniazid dikonsumsi secara harian, usahakan untuk selalu mengonsumsi isoniazid
pada jam yang sama setiap harinya. Jika isoniazid dikonsumsi secara mingguan,
usahakan untuk mengonsumsi isoniazid pada hari yang sama.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi isoniazid, disarankan untuk segera
melakukannya begitu ingat, apabila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak
terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Pengobatan tuberkulosis merupakan pengobatan jangka panjang, jadi habiskan
obat yang telah diberikan dokter dan kontrol kembali. Jangan berhenti menggunakan
isoniazid sebelum diminta oleh dokter untuk berhenti, meski gejala yang dirasakan
sudah mereda. Tindakan ini menyebabkan infeksi muncul kembali dan menjadi sulit
untuk diobati.
Lakukan pemeriksaan fungsi hati secara rutin selama menggunakan isoniazid,
sehingga dokter bisa mengetahui secara dini bila terjadi gangguan fungsi hati.
Mengobati tuberkulosis tidak cukup dengan 1 jenis obat. Anda akan diberikan
beberapa kombinasi obat yang bisa tersedia secara terpisah atau sudah tercampur
dalam 1 tablet. Dokter juga mungkin akan memberikan tambahan vitamin B6 selama
menggunakan isoniazid. Hal ini dilakukan untuk mencegah efek samping gangguan
saraf perifer. Simpanlah isoniazid pada suhu ruangan dan di dalam wadah tertutup
untuk menghindari paparan sinar matahari, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Obat
Berikut ini adalah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan isoniazid bersama
dengan obat-obatan lainnya:

 Menghambat metabolisme obat antikonvulsan, misalnya carmabazepine, phenytoin, dan


diazepam, serta teofilin, sehingga menimbulkan efek racun dari obat tersebut.
 Meningkatkan risiko perdarahan, jika dikonsumsi dengan warfarin.
 Mengurangi penyerapan isoniazid, jika digunakan dengan antasida yang
mengandung aluminium hidroksida.
 Meningkatkan risiko neuropati perifer, jika digunakan dengan stavudine.

Efek Samping Isoniazid


Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan isoniazid adalah:

 Gangguan fungsi hati


 Neuropati perifer
 Mual
 Muntah
 Sakit maag
 Nafsu makan hilang
 Pusing
 Bicara cadel
 Refleks berlebih
 Kejang
 Anemia
 Trombositopenia
 Agranulositosis
 Memicu timbulnya lupus

Jika Anda mengalami gejala efek samping yang berkepanjangan atau alergi, segera
hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan.

Anda mungkin juga menyukai