Anda di halaman 1dari 14

NAMA : MINTARIA HALAWA

NIM : 1801011156

1.FEROSOMID

Dosis dan Aturan Pakai Furosemide


Dosis furosemide berbeda-beda pada tiap pasien. Dokter akan memberikan
dosis dan menentukan lama pengobatan sesuai dengan kondisi yang dialami
pasien.
Furosemide bisa diberikan dalam bentuk obat minum atau suntikan. Suntikan
furosemide bisa diberikan secara IM (intramuskular/ke otot) atau IV
(intravena/ke pembuluh darah.  Berikut ini adalah pembagian dosis furosemide
berdasarkan kondisi yang ingin diobati:
Kondisi: edema paru akut

 Dewasa: 40 mg suntikan IV. Dosis bisa ditingkatkan menjadi 80 mg


suntikan IV.

Kondisi: Edema akibat gagal ginjal

 Dewasa: 20–50 mg suntikan IM/IV atau tablet 40 mg per hari.


Dosis maksimal 1.500 mg suntikan IM/IV per hari atau tablet 80 mg per
hari.
 Anak: 0,5–1,5 mg/kgBB suntikan IM/IV per hari.
Dosis maksimal 20 mg suntikan IM/IV per hari.

Kondisi: Tekanan darah tinggi


Dewasa: Tablet 40–80 mg per hari. Bisa dikombinasikan dengan obat anti
ipertensi.

 Lansia: Dosis furosemide tablet untuk lansia selalu diawali dengan dosis


terendah, lalu ditingkatkan secara bertahap sesuai kondisi pasien.

Cara Menggunakan Furosemide dengan Benar


Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat
sebelum menggunakan furosemide. Jangan menambahkan atau mengurangi
dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Furosemide tablet dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Minumlah
furosemide tablet dengan segelas air putih.
Interaksi Furosemide dengan Obat Lain
Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi jika furosemide digunakan
bersama obat-obatan lain, di antaranya:

 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal, jika digunakan


bersama antibiotik golongan sefalosporin dan obat antiinflamasi
nonsteroid
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan telinga, jika digunakan bersama
antibiotik golongan aminiglikosida
 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia, jika digunakan bersama
dengan obat diuretik hemat kalium
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung, jika digunakan bersama
dengan obat glikosida jantung, seperti digoxin atau antihistamin

 Peningkatan risiko terjadinya hiponatremia, jika digunakan


bersama carbamazepine

 Penurunan kadar furosemide di dalam darah, jika digunakan bersama obat


aliskiren
 Penurunan risiko efek samping furosemide, jika digunakan
bersama indometacin

Efek Samping dan Bahaya Furosemide


Penggunaan furosemide berpotensi menyebabkan sejumlah efek samping,
antara lain:

 Pusing
 Vertigo
 Mual dan muntah
 Diare
 Penglihatan buram
 Sembelit

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung membaik.


Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, seperti muncul ruam
yang gatal, bengkak di mulut dan bibir, atau mengalami efek samping yang
serius, seperti:

 Kram perut
 Merasa lelah
 Mulut terasa kering
 Aritmia
 Telinga berdenging
 Kulit menguning
 Mudah mengantuk
 Pingsan

2.ASPILET
Aspilets adalah obat untuk menurunkan  demam, meringankan sakit
kepala, sakit gigi dan nyeri otot yang termasuk golongan antiinflamasi
nonsteroid atau NSAID. Selain itu aspilets juga digunakan untuk mengobati
serta mencegah nyeri dada pada serangan jantung. Obat ini bekerja sebagai
antinyeri, antidemam, antiradang dan pengencer darah. Aspilet dapat
dikonsumsi oleh dewasa dan anak-anak. Efek samping obat yang paling umum
terjadi mual, muntah, dan iritasi lambung.
 Penanganan dan pencegahan terhadap nyeri dada akibat serangan jantung.
 Menurunkan demam, meringankan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri otot.
 Asam asetilsalisilat 80 mg
 Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter
 Penanganan dan pencegahan terhadap nyeri dada: 1 tablet sekali
sehari
 Anak 2-6 tahun: ½-1 tablet
 Anak 6-12 tahun: 1-2 tablet
 Tablet dapat dihancurkan dahulu sebelum dilepaskan dari foilnya,
kemudian dilarutkan dalam sejumlah air. Tablet dapat dikonsumsi
sesudah makan.
 Terkadang dapat terjadi iritasi lambung, mual, muntah, memperpanjang
waktu pembekuan darah, hipotrombinemia, reaksi hipersensitivitas,
pusing, telinga berdenging. Pemakaian jangka panjang dapat terjadi
perdarahan lambung, tukak lambung.
 Penderita hipersensitivitas (termasuk asma), ulkus peptikum, gangguan
perdarahan seperti  perdarahan di bawah kulit, hemofilia,
trombositopenia, dan sedang menerima terapi antikoagulan.
 Hati-hati bagi penderita gangguan fungsi ginjal atau hati dan dehidrasi,
pada anak dengan gejala demam terutama flu dan cacar air. Penderita
sakit maag, porfiria. Ibu hamil dan menyusui.
 Alkohol, antikoagulan, probenesid, sulfonilurea.

3. ISDN

Isosorbide dinitrate (ISDN) adalah obat golongan nitrat yang digunakan untuk
mencegah dan mengobati angina pada penderita penyakit jantung koroner. Obat
ini bekerja dengan melebarkan pembuluh darah agar aliran darah ke otot
jantung lancar. ISDN tersedia dalam beberapa bentuk. Bentuk obat tablet
sublingual dan suntikan merupakan bentuk obat yang digunakan untuk
mengobati angina.

Merek dagang: Cedocard, Farsorbid, Gasorbid, Isoket Retard, Isorbid,


Isosorbide Dinitrate.

Tentang Isosorbide Dinitrate


Golongan Nitrat
Kategori Obat resep

 Untuk mencegah dan mengobati angina pada


penderita penyakit jantung koroner.
 Sebagai obat tambahan untuk gagal jantung, bila obat
yang biasanya digunakan tidak memberikan hasil
Manfaat yang cukup.
 Mencegah atau melebarkan spasme pembuluh darah
koroner saat pemasangan balon di pembuluh darah
koroner (coronary angioplasty)

Digunakan oleh Dewasa


Kategori Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
kehamilan dan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi
menyusui terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan
jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya
risiko terhadap janin.Obat tidak diketahui apakah
diekskresikan atau tidak melalui ASI. Bagi pasien yang
sedang menyusui, dokter juga akan menyarankan
penggunaan obat ini jika manfaatnya jauh lebih besar
dibandingkan risikonya.
Bentuk obat Tablet minum, tablet sublingual, dan suntikan.

Peringatan:

 Bagi penderita hipotensi, anemia, dehidrasi, penyakit jantung, glaukoma,


hipotiroidisme, gangguan fungsi hati atau ginjal, konsultasikan dulu
kepada dokter sebelum menggunakan obat ini.
 Hati-hati juga bagi penderita yang pernah atau sedang mengalami cedera
kepala, kram perut, diare, dan malabsorpsi.
 Tanyakan pada dokter sebelum memberikan obat ini pada orang lanjut
usia dikarenakan berpotensi memicu pusing dan jatuh.
 Sebelum melakukan tindakan operasi atau perawatan gigi, disarankan
untuk memberi tahu dokter agar dosis ISDN dapat disesuaikan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu,
baik obat resep maupun bebas, agar dosis ISDN dapat disesuaikan.
Jangan mengubah atau menghentikan konsumsi obat tanpa berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan ISDN,
segera temui dok

Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi jika menggunakan
isosorbide dinitrate (ISDN) bersamaan dengan obat-obatan tertentu, di
antaranya:

 Berpotensi memicu efek fatal, seperti hipotensi berat, pingsan, atau


serangan jantung, jika digunakan bersama dengan PDE5 inhibitors.
 Meningkatkan efek hipotensi jika digunakan bersama dengan obat
antihipertensi
 Menurunkan efek obat ISDN jika digunakan bersama dengan
disopyramide jenis sublingual.    

4.DIAZEPAM

Diazepam adalah salah satu contoh obat penenang yang digunakan untuk
mengatasi kejang dan gangguan kecemasan. Obat ini tidak disarankan
untuk digunakan dalam jangka panjang.
 Diazepam bekerja dengan cara memengaruhi zat kimia di otak sehingga
memberikan efek menenangkan selama beberapa jam atau bahkan
beberapa hari setelah dikonsumsi.
 Selain untuk mengatasi kejang dan gangguan kecemasan, diazepam juga
digunakan untuk mengatasi gejala putus zat akibat alkohol, otot yang
tegang, serta obat penenang sebelum tindakan medis khusus, misalnya
sebelum operasi.
 Obat ini tidak digunakan untuk jangka panjang, umumnya hanya
digunakan maksimal selama 1 bulan. Penggunaan obat yang terlalu lama
dapat menyebabkan tubuh malah kebal terhadap obat dan kecanduan.
 Merek dagang diazepam: Analsik, Diazepam, Potensik, Prozepam,
Trazep, Stesolid, Valdimex, Valisanbe

Apa Itu Diazepam?

Golongan Antiansietas/antikonvulsan golongan benzodiazepine


Kategori Obat resep
Manfaat Mengatasi kejang dan memberikan efek penenang
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin
Kategori lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi
kehamilan dan yang mengancam jiwa.
menyusui
Diazepam dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa memberi tahu
dokter.
Tablet, sirup, suntik, suppositoria (kapsul yang dimasukkan
Bentuk obat
ke dalam dubur).

Dosis dan Aturan Pakai Diazepam

Dosis diazepam untuk setiap pasien berbeda-beda. Dokter akan menentukan


dosis berdasarkan kondisi yang ditangani, usia pasien, respons terhadap obat,
serta bentuk sediaan obat. Berikut adalah dosis diazepam yang umum diberikan:

Dosis dewasa

 Gangguan kecemasan
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.
 KEJANG
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.

 Gejala putus zat akibat alkohol


5-10 mg setiap 6-8 jam.

Dosis lansia atau pasien dengan kondisi khusus

Dimulai dari 2-2,5 mg, dikonsumsi 1-2 kali. Dosis dapat dinaikan secara
perlahan jika dibutuhkan.

Dosis anak-anak

1-2,5 mg, dikonsumsi 3-4 kali/hari. Dosis dapat dinaikan secara perlahan jika
dibutuhkan.

Untuk diazepam dalam bentuk suntik atau supositoria, dokter akan


menyesuaikannya dengan kondisi pasien di rumah sakit.

Efek Samping Menggunakan Diazepam

Reaksi tiap orang terhadap sebuah obat dapat berbeda-beda. Beberapa efek
samping yang umum terjadi akibat penggunaan diazepam adalah:

 Mengantuk atau pusing


 Lemas
 Penglihatan kabur
 Gangguan keseimbangan
 Kelemahan otot
 Gemetar
 Mudah lupa dan merasa bingung
 Gelisah

Reseptor Benzodiazepin diklasifikasikan menjadi beberapa tipe berdasarkan


efek klinisnya.

 Reseptor BZ1 terdapat pada isoform a1 yang banyak terdapat pada


korteks, thalamus, serebelum. Reseptor ini bertanggung jawab akan efek
sedatif dan amnesia anterograde, dan beberapa reseptor antikonvulsif dari
Benzodiazepam. 60% dari reseptor GABA-A berisi subunit a1. Maka dari
itu efek samping dari Benzodiazepin sangat erat dengan kejadian
amnesia.
 Reseptor BZ2 terdapat pada isoform a2 dimana banyak terdapat pada
sistem limbik, neuron motorik, dan dorsal horn medula spinalis.
Antiansietas dari Benzodiazepin merupakan efek berikatannya
benzodiazepin dengan reseptor di sistem limbik, dan efek relaksan
otot/antikonvulsan dimediasi oleh reseptor yang berada pada neuron
motorik dan medula spinalis.
 Absorbsi
 Benzodiazepin dapat diadministrasi lewat injeksi intravena,
intramuskular, oral, dan rektal.  Penyerapan diazepam lewat rute oral
>90% dan mencapai peak plasma concentration dalam waktu 30-90
menit. Absorbsi menurun dan diperlambat dengan konsumsi makanan
berlemak, penyerapan umumnya terjadi pada 15 menit pada keadaan
puasa sedangkan pada keadaan dikombinasi dengan makanan berlemak
penyerapan tertunda 45 menit. Sehingga peak plasma yang harusnya
dicapai 1.25 jam pada keadaan puasa, pada keadaan dikombinasi dengan
makanan berlemak menjadi 2.5 jam. [9]
 Bioavailabilitas dari Diazepam gel rektal mencapai hingga 90%. Peak
plasma level dicapai dalam waktu 10-45 menit. [9]
 Distribusi
 Volume distribusi diazepam pada laki-laki sehat berkisar antara 0.8-1.0
L/kg. Diazepam berikatan dengan plasma protein hingga 98%.
Konsentrasi diazepam dalam plasma memiliki waktu paruh 1 jam hingga
3 jam. Penurunan konsentrasi dalam plasma membentuk kurva bifasik, di
mana penurunan secara cepat pertama kali menggambarkan distribusi ke
jaringan, dan penurunan kurva kedua kali menggambarkan eliminasi
waktu paruh terminal.[10,11]
 Diazepam memiliki solubilitas lipid yang tinggi sehingga diazepam dapat
dengan cepat masuk ke otak, dan organ lain yang kemudian
diredistribusikan ke otot dan jaringan adiposa. Sirkulasi enterohepatik
minimal. Diazepam bersifat transplasental pada fetus dan disekresikan
dalam ASI (sebesar sepersepuluh yang ada di maternal plasma pada hari
ke-3 – 9 post partum). [7]
 Metabolisme
 Diazepam dimetabolisme oleh enzim hepatik (hepatic cytochrome
enzyme isozyme/CYP450) menjadi bentuk metabolit aktif yaitu
oxazepam, temazepam, dan desmethyldiazepam. Temazepam dan
oxazepam dieliminasi dengan cepat oleh proses glukuronidasi. Eliminasi
waktu paruh pada dewasa 20-50 jam, meningkat pada pasien geriatri (di
atas 40 tahun bertambah 1 jam untuk setiap usianya; misal eliminasi
waktu paruh pada pasien usia 75 tahun adalah 75 jam), neonatal, dan
penyakit hepar (sirosis, hepatitis) dan gangguan renal. Waktu paruh
menurun (lebih cepat dimetabolisme) pada pasien dengan konsumsi
medikasi yang mengandung enzim hepatik. [10,11]
 Ekskresi
 Waktu paruh diazepam inisial (1-3 jam) diikuti oleh waktu paruh terminal
(20-50 jam atau ~48 jam). Untuk eliminasi waktu paruh terminal
metabolit aktif dari desmethyldiazepam membutuhkan waktu hingga 100
jam. Diazepam dan metabolit aktifnya diekskresikan lewat urin dalam
bentuk sulfat dan konjugat glukuronida. Rata-rata kecepatan waktu
pembersihan diazepam dalam tubuh manusia dewasa adalah 20-30
mL/menit. Dengan dosis multipel diazepam akan menumpuk sehingga
mengakibatkan semakin panjangnya waktu eliminasi. [8]

2 mekanisme terjadinya resistensi diazepam: [12]

Penurunan jumlah reseptor benzodiazepin

 Penelitian yang dilakukan pada pasien temporal lobe epilepsy (TLE)


ditemukan bahwa adanya penurunan jumlah reseptor benzodiazepin
secara signfikan di hippokampus karena menurunnya jumlah neuron pada
area sklerotik.[13,14] Penelitian lain menemukan bahwa terjadi perubahan
pada tempat berikatan benzodiazepin di reseptor GABA-A. Hal-hal ini
biasa terjadi pada epilepsi kronik. [15]

Homeostasis Klorida terganggu

 Reseptor GABA-A memiliki peran ganda di neuron, yaitu membuat


neuron hiperpolarisasi atau depolarisasi. Hiperpolarisasi adalah terjadinya
influks ion Cl- ke dalam sel, dan depolarisasi adalah terjadinya efluks ion
Cl- keluar sel neuron. Terjadinya hiperpolarisasi dimediasi oleh aktivitas
dari KCC2 (Potassium Chloride Cotransporter 2), KCC2 adalah bagian
dari kelompok kotransporter kation-klorida. Efek inhibisi dari
hiperpolarisasi sangat dipengaruhi oleh ion klorida Cl- dan fungsi KCC2
tersebut. Apabila aktivitas KCC2 berkurang maka homeostasis ion
klorida juga akan terganggu, sehingga efektivitas dari obat antikonvulsan
juga akan  terganggu. Penelitian pada pasien TLE dan subset neuron di
subikulum pada reseksi otak pasien epilepsi didapatkan respon
depolarisasi dari GABA yang disebabkan oleh penurunan ekspresi
KCC2.  [16,17]
 MEKANISME AKSI / FARMAKOLOGI / CARA KERJA RANITIDIN
(RANITIDINE)
5.RANITIDINE
            Ranitidine adalah obat untuk saluran cerna.  Termasuk sebagai
obat H2 reseptor bloker. Bekerja dengan Mengurangi produksi asam
lambung. Secara umum penggunaan Ranitidine dua kali sehari. Obat
ranitidine diantaranya digunakan untuk mengatasi ulkus lambung,
dyspepsia, pencegahan ulkus, dan GERD (gastrointestinal reflux disease).
            Berikut ini beberapa merek dagang obat yang mengandung
Ranitidine :
 Zantac/Acran
 Aldin
 Anitid
 Chopintac/Chopintac Forte
 Conranin
 Fordin
 Gastridin
 Hexer
 Radin
 Rancus
 Ranin
 Ranitidin Hexpharm
 Ranticid
 Rantin
 Ratinal
 Renatac
 Scanarin 150/Scanarin 300
 Tricker 150
 Ulceranin
 Wiacid
 Xeradin
 Zantadin
 Zumaran

MEKANISME KERJA
 1Menghambat secara kompetitif histamin pada reseptor H2 sel-sel parietal
lambung, yang menghambat sekresi asam lambung; volume lambung dan
konsentrasi ion hidrogen  berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi pepsin,
sekresi faktor intrinsik yang distimulasi oleh penta-gastrin, atau serum
gastrin.
 DEPKES
            2H2 antagonis adalah inhibitor kompetitif histamin pada reseptor H2 sel
parietal. Mereka menekan sekresi asam normal (alami) oleh sel parietal dan
sekresi asam yang dirangsang makan. Mereka melakukannya dengan dua
mekanisme

DRUGBANK
        3Penghambatan kompetitif histamin pada H2-reseptor sel parietal lambung,
yang menghambat sekresi asam lambung, Volume lambung, dan konsentrasi ion
hidrogen berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi pepsin, faktor intrinsik
stimulasi sekresi pentagastrin, atau serum gastrin.

5.ANTASIDA

Antasida adalah salah satu obat over the counter (OTC) alias bebas. Artinya,
Anda bisa dengan mudah mendapatkan obat ini di apotek tanpa harus menebus
resep dokter terlebih dahulu.

Sebelum membelinya, sebaiknya perhatikan dulu bentuk sediaan antasida sesuai


dengan kebutuhan Anda. Berbagai pilihan bentuk sediaan antasida adalah
sebagai berikut:

 Antasida dalam bentuk cair.


 Antasida dalam bentuk tablet kunyah.
 Antasida dalam bentuk tablet larut air.

Sementara contoh merk obat antasida meliputi, Maalox, Rolaids, Tums, Alka-
Seltzer, Mylanta, Gaviscon, Gelusil, Pepto-Bismol, dan Alternagel.

MInteraksi obat mungkin terjadi jika Anda menggunakan atau mengonsumsi


beberapa obat secara bersamaan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan
dokter Anda sebelum menggunakannya. Bila perlu, dokter mungkin akan
mengurangi dosis atau mengganti obat dengan alternatif obat lainnya.

Mengonsumsi antasida dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan


beberapa interaksi yang meliputi:

 Suplemen mengandung fosfat (kalium fosfat, natrium polystyrene


sulfonat)

Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi medis langsung


dengan dokter atau mengarahkan pemakaian obat dengan merk tertentu.
Pemakaian obat harus dengan resep dokter. Ketersediaan obat tergantung pada
indikasi yang disetujui BPOM.

6.BIKARBONAT

Natrium bikarbonat adalah senyawa garam karbonat yang biasa digunakan


untuk menurunkan kadar asam dalam tubuh, seperti kelebihan asam lambung,
pH darah yang rendah (asidosis) dan mengontrol pH urin. Kemampuannya
melepaskan ion bikarbonat membuatnya menjadi salah satu senyawa pengalkali
atau menaikkah pH yang baik.

Senyawa yang juga disebut sebagai sodium bikarbonat ini merupakan bahan
aktif yang terkandung dalam baking soda yang bisa ditemukan sehari-hari di
dapur. Meskipun mudah didapat, penggunaannya untuk obat sebaiknya hanya
jika diresepkan dokter. Kemampuan senyawa ini dalam bereaksi tergolong
cepat, itulah mengapa obat ini umumnya diresepkan untuk pengobatan seketika
atau dalam waktu singkat saja.

Jenis obat Elektrolit

Kategori Obat resep dan obat bebas

Menurunkan asam lambung, penyeimbang pH darah dan urin


Kegunaan
dan sebagai pelarut

Konsumen Dewasa

Sediaan Tablet dan injeksi

Merek Natrium bikarbonat, Meylon 84

Mekanisme Kerja

Natrium bikarbonat bekerja pada tubuh sebagai alkalizer sistemik. Dengan


meningkatkan plasma bikarbonat pada darah, senyawa ini menyangga
konsentrasi ion hidrogen berlebih sehingga meningkatkan pH darah.

Selain itu, senyawa ini juga bertindak sebagai alkalizer pada urin dengan
meningkatkan ekskeresi ion bikarbonat bebas dalam urin sehingga secara efektif
meningkatkan pH urin. Pada kondisi urin yang basa, penghancuran batu asam
urat dapat dilakukan.

Senyawa ini juga bersifat antasida yang mampu menetralkan atau menyangga
kondisi lambung yang asam sehingga meningkatkan pH lambung sehingga
memberikan kelegaan pada gejala penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya
asam lambung.

Indikasi atau Kegunaan Natrium bikarbonat


Natrium bikarbonat digunakan dalam beberapa kondisi berikut:

 Mengatasi asidosis metabolik yang biasanya muncul pada penyakit ginjal


yang parah (renal tubular asidosis), diabetes yang tidak terkontrol
(ketoasidosis).

 Pembasa urin.
 Mengatasi overdosis obat antidepresan trisiklik.
 Resusitasi hiperkalemia.
 Pelarut dan pembersih topikal.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui
memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakannya:

 Memiliki riwayat alergi terhadap kandungan obat ini.


 Alkalosis metabolik maupun respiratorik.
 Hipernatremia atau kelebihan natrium dalam darah.
 Edema pulmonari yang parah.
 Hipokalsemia.
 Hipokloridia.

7.KETOSIT

Ketocid merupakan suplemen tambahan yang mengandung 2-oxo-3-


phenylpropionic acid 68 mg, 3-methyl-2-oxobutyric acid 86 mg, 2-hydroxy-4-
methylthiobutyric acid 59 mg, L-lysine monoacetate 105 mg, L-threonine 53
mg, L-tryptophan 23 mg, L-histidine 38 mg, L-tyrosine 30 mg, dan total Ca 50
mg. Ketocid digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan asam amino.
Ketocid diberikan bersama dengan diet tinggi kalori rendah protein untuk pasien
dengan insufisiensi ginjal kronik.anfaat utama dari antasida adalah
kemampuannya yang dapat membantu menetralkan kadar asam lambung. Obat
ini bekerja secara efektif untuk mengobati berbagai gejala terkait peningkatan
asam lambung, yakni:

 Nyeri pada dada seperti terbakar (heartburn), yang juga bisa mengalir
naik ke kerongkongan.
 Rasa tidak nyaman pada tubuh, terutama saat berbaring.
 Gangguan pencernaan, yang menyebabkan perut terasa sakit atau tidak
nyaman, terasa penuh dan kembung oleh gas, hingga sendawa yang
berlebihan.

Beberapa kemungkinan efek samping dari antasida adalah sebagai berikut:

 Kram perut
 Mual
 Muntah
 Kadar kalisum berlebih
 Kembung

7 cara kerja utama dari obat:

1. Menstimulasi respon tubuh secara langsung melalui reseptor agonis


2. Menekan respon tubuh secara langsung melalui reseptor agonis
3. Mem-block/melawan respon tubuh dengan berikatan dengan reseptor
namun tidak mengaktifkannya
4. Menstabilkan respon tubuh
5. Sebagai pengganti fungsi substansi tubuh
6. Reaksi kimia langsung yang menguntungkan seperti pada antioksidan
7. Reaksi kimia langsung yang merugikan seperti pada keracunan

Anda mungkin juga menyukai